• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Regulasi dan Impementasi Indone

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis Regulasi dan Impementasi Indone"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA TULIS ILMIAH

Kesiapan Regulasi Nasional Menjelang

Asean Economic

Community

2015

“Analisis Regulasi dan Impementasi Indonesia National

Single Window (INSW) Terkait Ekspor Impor di

Indonesia”

Disusun Oleh :

Nama

: Ellen Vembrey

NIM

: 205120038

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS TARUMANAGARA

JAKARTA

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Karya tulis ilmiah ini dengan judul “Analisis Regulasi dan Impementasi Indonesia National Single Window (INSW) Terkait Ekspor Impor di Indonesia” ini telah disetujui dan diperiksa oleh Dekan dan Dosen Mata kuliah Hukum Ekonomi Internasional sebagai dosen pembimbing Fakultas Hukum Universitas Tarumanagara.

Oleh:

Nama : Ellen Vembrey

NIM : 205120038

Jakarta, 13 Oktober 2014

Disetujui oleh:

Dekan Fakultas Hukum :

( Dr. Amad Sudiro, S.H., M.H., M.M.)

Dosen Pembimbing I :

( Dr. Ariawan Gunadi, S.H., M.H )

Dosen Pembimbing II :

(3)

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ellen Vembrey

Program Studi : Ilmu Hukum

NIM : 205120038

Judul Karya Tulis : Analisis Regulasi dan Impementasi Indonesia National Single Window (INSW) Terkait Ekspor Impor di Indonesia

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini berdasarkan penelitian, analisa dan pemaparan asli saya sendiri. Jika terdapat karya orang lain, saya akan mencantukan sumber yang jelas dan yang sebenarnya.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku di lingkungan Universitas Tarumanagara, khususnya Fakultas Hukum.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tanpa paksaan dari pihak manapun.

Jakarta, 13 Oktober 2014

Yang menyatakan,

(4)

ABSTRAK

Nama : Ellen Vembrey

Program Studi : Ilmu Hukum

Judul : Analisis Regulasi dan Impementasi Indonesia National Single Window (INSW) Terkait Ekspor Impor di Indonesia

Karya tulis ini membahas tentang Indonesia National Single Window (INSW) yang merupakan suatu sistem nasional Indonesia yang memungkinkan dilakukannya suatu penyampaian data dan informasi secara tunggal (single submission of data and information), pemrosesan data dan informasi secara tunggal dan sinkron

(single and synchronous processing of data and information), dan pembuatan keputusan secara tunggal untuk pemberian izin kepabeanan dan pengeluaran barang (single decision-making for custom release and Clearance of cargoes);

INSW menjadi elemen penting terkait keberadaannya sebagai implementasi dari pelaksanaan ASW (Asean Single Window), dan juga dilatarbelakangi oleh beberapa kepentingan nasional terkait ekspor-impor yang mempengaruhi perekonomian nasional dan persaingan di lingkup Internasional pada umumnya, lingkup regional pada khususnya.

Dalam fasilitasi perdagangan yang dioperasikan berdasarkan strandarisasi informasi, prosedur, dan praktek pergerakan barang-barang lintas pabean dalam perdagangan Internasional.

Pada keadaan sekarang ini dimana proses dalam melayani kegiatan ekspor- impor masih cukup lama, dan masih tingginya biaya dalam lalu lintas barang ini, mengakibatkan tingkat ekonomi yang tinggi, dan tingkat keakuratan data atas kegiatan ekspor-impor yang masih belum terintegrasi dengan baik

(5)

ABSTRACT

Name : Ellen Vembrey

Study Program : Law

Title : Regulation and Indonesian National Single Window (INSW) Implementation Analysis Regarding Export Import in Indonesia.

This paper discusses about the Indonesian National Single Window (INSW) which is an Indonesian national system that allows single submission of data and information, single and synchronous processing of data and information, single decision-making for custom release and Clearance of cargoes;

INSW has become an important element regarding its existence as an implementation of ASW (Asean Single Window) execution, and also motivated by some national interest regarding export-import that affects national economy and its competition in International scope generally, regional scope especially.

In trading facilities which operated based on standardization of information, procedure, and the practice of movement of of goods across the customs in International Trade.

In the present circumstances where process in serving activities in export-import still long enough, and the high cost of the goods traffic, resulting in a high level of economic, and the accuracy of the data on export-import activities that are still not well integrated.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmatnya sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya dalam mengikuti lomba karya tulis ilmiah yang diselenggarakan LKTI mahasiswa tingkat Fakultas Hukum Universitas Tarumanagara dan sebagai tugas wajib dalam mata kuliah Hukum Ekonomi Internasional.

Di latar belakangi setelah terjadinya krisis ekonomi yang melanda khususnya pada kawasan Asia Tenggara beberapa waktu silam, para kepala Negara ASEAN (Association of South East Asia Nations) pada KTT ASEAN ke-9 di Bali, Indonesia tahun 2003, menyepakati pembentukan komunitas ASEAN dalam bidang Keamanan Politik (ASEAN Political-Security Community), Ekonomi

(ASEAN Economic Community), dan Sosial Budaya (ASEAN Socio-Culture Community) yang di kenal dengan Bali Concord II.

Pada kesempatan kali ini penulis akan memusatkan Karya Tulis Ilmiah ini pada kesepakatan AEC (ASEAN Economic Community) 2015. AEC merupakan suatu realisasi dari tujuan akhir integrasi ekonomi seperti Visi ASEAN 2020. Dengan adanya AEC tersebut maka ASEAN akan menjadi pasar tunggal dimana terjadi arus barang, jasa, investasi, dan tenaga terampil yang bebas, serta arus modal yang lebih bebas diantara Negara ASEAN. Dengan terbentuknya pasar tunggal yang bebas tersebut maka akan terbuka peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan pangsa pasarnya dikawasan ASEAN.

Karya Tulis Ilmiah ini bertujuan untuk menggali beberapa Point penting dalam pelaksanaan AEC 2015 sebagaimana yang dimaksudkan pada AEC Blueprint. Dalam rangka untuk memberikan pandangan dan juga wawasan terkait dengan

(7)

Karya Tulis Ilmiah ini tidak akan tersusun dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih Kepada Dosen Pembimbing Hukum Ekonomi Internasional Bpk. Dr. Ariawan Gunadi, S.H., M.H dan Ibu Vera W Soemarwi, S.H., LL.M karena berkat bantuan dan jasa beliau penulis memperoleh pemahaman serta informasi dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini.

Layaknya agent of change penulis mencoba berperan aktif dan memberikan kontribusi melalui pemahaman yang penulis sajikan dalam Karya Tulis Ilmiah ini secara maksimal, namun penulis menyadari Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Jakarta, 13 Oktober 2014

(8)

DAFTAR ISI

2. 1 Kerangka Teoritis ... 6

2. 2 Kerangka konsepsional... 8

BAB III DATA HASIL PENELITIAN... 10

3. 1National Single Window...10 3. 2Regulasi/landasan hukum terkait penerapan dan pelaksanaan

National Single Window di Indonesia... 10

3. 3Cara kerja sistem INSW terhadap barang ekspor... 11

3. 4 Kegiatan Impor melalui cara kerja INSW... 12

(9)

BAB IV PEMBAHASAN ... 13

4. 1 Analisis Regulasi/landasan hukum terkait penerapan dan pelaksanaan National Single Window di Indonesia... 13

4. 2 Analisis mengenai perlindungan hukum bagi para pelaku perdagangan ekspor impor... 20

BAB V PENUTUP... 22

5. 1 Simpulan... 22

5. 2 Saran... 24

DAFTAR PUSTAKA... 25

(10)

DAFTAR GAMBAR

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perdagangan Internasional merupakan faktor penting dalam menggerakkan dan mendorong pertumbuhan perekonomian suatu negara dan menjadi inti kegiatan bisnis yang meliputi investasi, produksi, pemasaran, dan lain-lain. Dengan perdagangan internasional, perekonomian akan saling terjalin dan tercipta suatu hubungan ekonomi yang saling mempengaruhi suatu negara dengan negara lain serta lalu lintas barang dan jasa akan membentuk perdagangan antar bangsa.

Perdagangan internasional sangat mempengaruhi pertumbuhan perekonomian suatu negara, karena dalam perdagangan internasional semua negara bersaing di pasar internasional. Salah satu keuntungan perdagangan internasional adalah memungkinkan suatu negara untuk berspesialisasi dalam menghasilkan barang dan jasa secara murah, baik dari segi bahan maupun cara berproduksi. Akan tetapi manfaat nyata dari perdagangan internasional dapat berupa kenaikan pendapatan, cadangan devisa, transfer modal dan luasnya kesempatan kerja.

Perdagangan Internasional sebagai elemen penting pada perekonomian suatu bangsa tersebut juga tertuang dalam Kesepakan antara anggota ASEAN dalam KTT ASEAN ke-9 di Bali, Indonesia tahun 2003 (Bali Concord II), yang salah satunya menyepakati pembentukan Asean Economic Community (AEC) 2015.

Dalam Kesepakatan AEC tsb salah satu yang menjadi point penting adalah yang menyatakan bahwa Indonesia harus menyiapkan dan menerapkan sistem Indonesia National Single Window (INSW) sebagai bentuk Implementasi dari Asean Single Window (ASW) di akhir tahun 2008.1

(12)

Penerapan sistem INSW tidak lain untuk meningkatkan kondisi kinerja teknologi pelayanan ekspor-impor saat ini sebagai Komitmen Indonesia terhadap Asean Economic Community 2015 tersebut.

INSW merupakan suatu sistem layanan publik yang terintegrasi, yang menyediakan fasilitas pengajuan, pertukaran dan pemrosesan informasi standar secara elektronik. Tujuan umum penerapannya adalah untuk meningkatkan kecepatan penyelesaian proses ekspor-impor melalui peningkatan efektifitas dan kinerja sistem layanan yang ter-integrasi antar seluruh entitas yang terkait, meminimalisasi waktu dan biaya yang diperlukan dalam penanganan lalulintas barang ekspor-impor, terutama terkait dengan proses customs release and clearance of cargoes,

meningkatkan validitas dan akurasi data dan informasi yang terkait dengan kegiatan ekspor dan impor, serta meningkatkan daya saing perekonomian nasional dan mendorong masuknya investasi.

Penerapan INSW di Indonesia dilatarbelakangi oleh kondisi ekspor-impor dan kepabeanan di Indonesia yang masih tertinggal terutama jika dilihat dari kinerja layanan seperti indikator lead-time pelayanan impor, tingginya biaya yang dikeluarkan dan ketidakpastian dalam proses pelayanan ekspor-impor.

Pelaksanaan INSW juga membawa tantangan baru seperti harmonisasi data antarinstansi kemudian bagaimana teknis metode pertukaran data sehingga importir dan eksportir mendapatkan data yang valid.

(13)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan, yaitu:

1. Bagaimana Kesiapan Regulasi Indonesia terkait dengan penerapan dan pelaksanaa INSW?

2. Bagaimana perlindungan hukum bagi para pelaku perdagangan ekspor impor?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan pokok dari penelitian ini adalah

1. Mengetahui sejauh mana Pemerintah telah mempersiapkan regulasi terkait penerapan dan pelaksanaan INSW terhadap ASW.

2. Mengetahui bagaimanakah perlindungan hukum bagi para pelaku perdagangan ekspor impor.

1.4 Metode Penelitian

Bentuk penulisan yang digunakan adalah yuridis normatif. yuridis normatif artinya karya tulis ini mengacu pada norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan.Penelitian yuridis normatif adalah penelitian hukum kepustakaan2 sehingga dalam karya tulis ini penulis melakukan studi pustaka terhadap bahan pustaka atau data sekunder yang bersifat hukum.

1.5 Hipotesis

1. Jika regulasi yang ada belum memadai, akan sangat berpengaruh pada proses pelaksanaan sistem INSW, karena kita belum mengetahui sejauh mana sistem ini akan menjadi peluang atau ancaman bagi Indonesia terkait isu terorisme, narkotika, dsb. 2. Kesiapan regulasi dibutuhkan untuk menjaga stabilitas nasional

(14)

tertarik bertransaksi dengan Indonesia yang menyebabkan lambatnya pertumbuhan ekonomi dari tinjauan perdagangan internasional.

1.6 Sistematika Penulisan

Agar karya tulis ini dapat diuraikan secara sistematis maka penulis memberi gambaran secara garis besar dalam bab-bab berikut ini:

BAB 1 PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang pemilihan masalah dalam karya tulis ini. Bagian ini di bagi menjadi enam sub-bab yang menguraikan latar belakang, rumusan permasalahan, tujuan penulisan, metode penelitian, hipotesis, dan sistematika penulisan.

BAB 2 KERANGKA TEORITIS

Dalam bab ini penulis menerangkan tentang teori apa yang penulis gunakan dalam penelitian ini dan kemudian membatasi beberapa definisi yang akan penulis pakai dalam karya tulis ini dalam suatu sub bab kerangka konsepsional

BAB 3 DATA HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini penulis memasukan data penelitian terkait dengan masalah/ topik yang penulis pilih, yaitu terbagi menjadi 5 (lima) sub-bab yaitu tentang National Single Window, Regulasi/landasan hukum terkait penerapan dan pelaksanaan National Single Window di Indonesia, Cara kerja sistem INSW terhadap barang ekspor, Kegiatan Impor melalui cara kerja INSW, Program kerja pemerintah.

BAB 4 PEMBAHASANDalam bab ini penulis menganalisis masalah yang menjadi topi pada karya tulis ini dengan membagi menjadi 2 (dua) sub bab yaitu Analisis Regulasi/landasan hukum terkait penerapan dan pelaksanaan National Single Window di Indonesia dan Analisis mengenai perlindungan hukum bagi para pelaku perdagangan ekspor impor

BAB 5 PENUTUP

(15)

BAB II

KERANGKA TEORITIS

2. 1 Kerangka Teoritis

Sebagai landasan kerja, penulis mencoba menganalisis dan mengkaitkan teori sistem hukum yang di kemukakan oleh sosiolog hukum Lawrence Meir Friedman yaitu sebagai berikut.Lawrence M. Friedman mengemukakan bahwa efektif dan berhasil tidaknya penegakan hukum tergantung tiga unsur sistem hukum, yakni struktur hukum (struktur of law), substansi hukum (substance of the law) dan budaya hukum (legal culture). Struktur hukum menyangkut aparat penegak hukum, substansi hukum meliputi perangkat perundang-undangan dan budaya hukum merupakan hukum yang hidup (living law) yang dianut dalam suatu masyarakat.3

Tentang struktur hukum

(16)

“To begin with, the legal sytem has the structure of a legal system consist of elements of this kind: the number and size of courts; their jurisdiction … Strukture also means how the legislature is organized …what procedures the police department follow, and so on. Strukture, in way, is a kind of crosss section of the legal system…a kind of still photograph, with freezes the action.”

Struktur adalah Pola yang menunjukkan tentang bagaimana hukum dijalankan menurut ketentuan-ketentuan formalnya. Struktur ini menunjukkan bagaimana pengadilan, pembuat hukum dan badan serta proses hukum itu berjalan dan dijalankan.

Keseluruhan institusi-institusi hukum yang ada beserta aparatnya, mencakupi antara lain Kepolisian dengan para Polisinya, Kejaksaan dengan para Jaksanya, Pengadilan dengan para Hakimnya; Kelembagaan yang diciptakan sistem hukum yang memungkinkan pelayanan dan penegakan hukum

Di Indonesia misalnya jika kita berbicara tentang struktur sistem hukum Indonesia, maka termasuk di dalamnya struktur institusi-institusi penegakan hukum seperti kepolisian, kejaksaan dan pengadilan (Achmad Ali, 2002 : 8).

Substansi hukum

“Another aspect of the legal system is its substance. By this is meant the actual rules, norm, and behavioral patterns of people inside the system …the stress here is on living law, not just rules in law books”.

Aspek lain dari sistem hukum adalah substansinya. Yang dimaksud dengan substansinya adalah aturan, norma, dan pola perilaku nyata manusia yang berada dalam system itu. Jadi substansi hukum menyangkut peraturan perundang-undangan yang berlaku yang memiliki kekuatan yang mengikat dan menjadi pedoman bagi aparat penegak hukum.

Keseluruhan aturan hukum, norma hukum dan asas hukum, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis, termasuk putusan pengadilan.

(17)

“The third component of legal system, of legal culture. By this we mean people’s attitudes toward law and legal system their belief …in other word, is the climinate of social thought and social force wicch determines how law is used, avoided, or abused”.

Kultur hukum menyangkut budaya hukum yang merupakan sikap manusia (termasuk budaya hukum aparat penegak hukumnya) terhadap hukum dan sistem hukum. Sebaik apapun penataan struktur hukum untuk menjalankan aturan hukum yang ditetapkan dan sebaik apapun kualitas substansi hukum yang dibuat tanpa didukung budaya hukum oleh orang-orang yang terlibat dalam sistem dan masyarakat maka penegakan hukum tidak akan berjalan secara efektif.

Sikap manusia terhadap hukum dan sistem hukum-kepercayaan, nilai, pemikiran, serta harapannya. Kultur hukum adalah suasana pemikiran sosial dan kekuatan sosial yang menentukan bagaimana hukum digunakan, dihindari, atau disalahgunakan. Budaya hukum erat kaitannya dengan kesadaran hukum masyarakat. Semakin tinggi kesadaran hukum masyarakat maka akan tercipta budaya hukum yang baik dan dapat merubah pola pikir masyarakat mengenai hukum selama ini.

Dengan teori yang dikemukakan oleh Lawrence M. Friedman tersebut akan dapat ditarik beberapa pengertian, analisa, dan kesimpulan terkait regulasi National Single Window (NSW) sebagai suatu sistem elektronik yang terintegrasi dan merupakan hal baru di Indonesia.

2. 2 Kerangka konsepsional

Untuk membatasi kesimpangsiuran definisi dalam penelitian ini, maka penulis juga membatasi permasalahan pada definisi operasional yang berkaitan dengan tema penelitian, yaitu mencakup:

(18)

(single submission of data and information), pemrosesan data dan informasi secara tunggal dan sinkron (single and synchronous processing of data and information), dan pembuatan keputusan secara tunggal untuk pemberian izin kepabeanan dan pengeluaran barang (single decision-making for custom release and clearance of cargoes).4

2. Portal INSW adalah sistem yang akan melakukan integrasi informasi berkaitan dengan proses penanganan dokumen kepabeanan dan pengeluaran barang, yang menjamin keamanan data dan informasi serta memadukan alur dan proses informasi antar sistem internal secara otomatis, yang meliputi sistem kepabeanan, perizinan, kepelabuhanan/kebandarudaraan, dan sistem lain yang terkait dengan proses penanganan dokumen kepabeanan dan pengeluaran barang.5

3. Kepabeanan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pengawasan atas lalu lintas barang yang masuk atau keluar daerah pabean Berta pemungutan bea masuk dan bea keluar.6

4. Impor adalah kegiatan memasukkan barang ke dalam daerah pabean.7

5. Ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean.8

4 Republik Indonesia, Peraturan Presiden No 10 tahun 2008 tentang Penggunaan Sistem Elektronik Dalam Kerangka Indonesia National Single Window, Pasal 1 angka 2

5 Republik Indonesia, Peraturan Presiden No 10 tahun 2008 tentang Penggunaan Sistem Elektronik Dalam Kerangka Indonesia National Single Window, Pasal 1 angka 3

6 Republik Indonesia, Undang-undang No.17 tahun 2006 tentang Kepabeanan, Pasal 1 angka 1

7 Republik Indonesia, Undang-undang No.17 tahun 2006 tentang Kepabeanan, Pasal 1 angka 13

(19)

BAB III

DATA HASIL PENELITIAN

3. 1 National Single Window

Adalah Suatu sistem elektronik yang akan melakukan integrasi informasi berkaitan dengan proses penanganan dokumen kepabeaan dan pengeluaran barang yang menjamin keamanan data dan informasi serta memadukan alur dan proses informasi antar sistem internal secara otomatis, yang meliputi sistem kepabeaan, perizinan, kepelabuhan/kebandarudaraan, dan sistem lain yang terkait dengan proses penanganan dokumen kepabeanan dan pengeluaran barang9

National Single Window juga merupakan sistem yang memungkinkan untuk:

1. Penyampaian tunggal data dan informasi;

Untuk sekali layanan transaksi ekspor/impor. User hanya perlu melakukan satu kali mengirimkan data, maka sistem akan menyelesaikan semua proses yang terkait (di semua instansi). 2. Sinkronisasi tunggal proses data dan informasi;

Atas data yang dikirimkan oleh user ke Portal National Single Window akan dilakukan satu proses yang terintegrasi dan tersinkronisasi ke semua instansi terkait.

3. Pembuatan keputusan tunggal untuk izin kepabeanan dan bongkar/muat barang.

(20)

3. 2 Regulasi/landasan hukum terkait penerapan dan pelaksanaan

National Single Window di Indonesia

1. Keputusan Presiden No. 54 Tahun 2002 jo. Keppres No. 24 Tahun 2005 tentang Tim Koordinasi Peningkatan Kelancaran Arus Barang Ekspor dan Impor;

2. Instruksi Presiden No.3 Tahun 2006 dilanjutkan Inpres No. 6 Tahun 2007 dan Inpres No. 5 Tahun 2008 berkaitan dengan Peningkatan Investasi & Fokus Program Ekonomi;

3. Peraturan Presiden No. 10 Tahun 2008 tanggal 26 Pebruari 2008 (Perpres No. 10/2008): Penggunaan Sistem Elektronik dalam rangka INSW; 4. Keputusan Menteri Koordinator Perekonomian Nomor

22/M.Ekon/03/2006 jo. KEP-19/M.EKON/04/2008 tentang Pembentukan Tim Persiapan NSW, yang ditindak-lanjuti dengan

5. Keputusan Menteri Keuangan selaku Ketua Tim Persiapan NSW. Selain itu undang-undang yang mendasarinya, yaitu

 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata),

 UU Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE),

 UU Kepabeanan, UU tentang Pengesahan Persetujuan Pendirian WTO,

 UU tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan,

 UU tentang Pangan, dan UU tentang Keuangan.

3. 3 Cara kerja sistem INSW terhadap barang ekspor

1. Pengiriman data ekspor yang dikirim oleh Eksportir atau PPJK berupa Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) secara elektronik melalui sistem

Electronic Data Interchange (EDI) PEB dengan database LARTAS Ekspor berdasarkan parameter Harmonized System Code (HS CODE).

2. Apabila HS CODE pada barang eksport tersebut membutuhkan perijinan khusus, maka sistem INSW akan mengecek kelengkapan perijinan berdasarkan parameter Nomor Aju PEB, NPWP, nomor dan tanggal perijinan, kode ijin dan masa berlakunya perijinantersebut.

(21)

4. Apabila semua perijinan sesuai, maka INSW memberikan respon dengan meneruskan data PEB ke sistem Komputer Kantor Bea dan Cukai untuk diproses lebih lanjut. Langkah terakhir adalah penerbitan Nota Pelayanan Ekspor (NPE), disertai dengan pemberian nomor PEB dan tanggalnya, dengan penerbitan NPE ini maka barang tersebut diperlakukan sebagai barang ekspor dan dapat di ekspor dengan segera.10

3. 4 Kegiatan Impor melalui cara kerja INSW

Gambar 3.1 Sistem INSW dalam kegiatan impor

Sumber: Susiwijono, disampaikan dalam kuliah umum Universitas Indonesia, Balai sidang UI,13 November 2008

Dahulu sebelum sistem INSW ini ada, importir harus mendatangi instansi-instansi yang ijinnya diperlukan untuk pengeluaran barang. Secara garis besar, alur perubahan sistem dalam proses impor barang dengan menggunakan sistem INSW adalah seperti gambar diatas.

3. 5 Program kerja pemerintah terkait dengan INSW

a. Membentuk Tim Persiapan INSW b. Membentuk Portal INSW

c. Menyusun Blueprint INSW

(22)

d. Menyusun Strategi pentahapan implementasi INSW e. Sosialisasi terhadap semua pengguna portal INSW

BAB IV

PEMBAHASAN

4. 1 Analisis Regulasi/landasan hukum terkait penerapan dan pelaksanaan National Single Window di Indonesia

Dalam pertimbangan Perpres No. 10/2008 secara garis besar menyebutkan bahwa dasar dari pembentukannya adalah:

1. Untuk meningkatkan daya saing nasional dan memfasilitasi perdagangan dalam rangka menghadapi persaingan global, diperlukan upaya untuk mendorong kelancaran dan kecepatan arus barang ekspor dan/atau impor serta mengurangi biaya transaksi melalui peningkatan efisiensi waktu dan biaya dalam proses penanganan dokumen kepabeanan dan pengeluaran barang (customs release and clearance of cargoes);

2. Untuk melaksanakan komitmen Indonesia dalam Agreement to Establish and Implement the ASEAN Single Window11 perlu dibangun sistem Nasional Single Window yang efektif, efisien, dan berkelanjutan.

Dengan diundangkannya Perpres No. 10/2008 tersebut dapat diketahui bahwa pemerintah (dalam hal ini Presiden selaku memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar12 telah menyadari arti penting INSW bagi perdagangan (ekspor dan/atau impor) terutama dalam proses kepabeanan dan perizinan (menggunakan sistem elektronik (INSW) dalam penanganan dokumen kepabeanan dan perizinan yang berkaitan dengan kegiatan ekspor dan/atau impor). Tak lama diundangkanlah UU ITE yang merupakan dasar hukum bagi sahnya transaksi elektronik yang mana Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah (Pasal 5 ayat (1) UU ITE).

11 Article 2 Agreement to Established and Implement The ASEAN Single Window

(23)

Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang INSW menekankan bahwa perdagangan dan perekonomian nasional adalah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Contohnya adalah UU tentang Pengesahan Persetujuan Pendirian WTO menyebutkan dalam konsiderannya bahwa dalam pelaksanaan pembangunan nasional, khususnya di bidang ekonomi, diperlukan upaya-upaya untuk antara lain terus meningkatkan, memperluas, memantapkan dan mengamankan pasar bagi segala produk baik barang maupun jasa, termasuk aspek investasi dan hak atas kekayaan intelektual yang berkaitan dengan perdagangan, serta meningkatkan kemampuan daya saing terutama dalam perdagangan internasional.

Jika diamati pengertian atau definisi INSW maka terlihat bahwa sistem tersebut melibatkan bukan hanya satu instansi pemerintah tapi beberapa instansi pemerintah yang berkepentingan mengurus penanganan dokumen kepabeanan dan perizinan yang berkaitan dengan kegiatan ekspor dan/atau impor. Dalam portal INSW disebutkan bahwa beberapa instansi pemerintah yang tergabung dalam INSW adalah :

1. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian; 2. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;

3. Departemen Perdagangan;

4. Badan Pengawas Obat dan Makanan;

5. Departemen Kelautan dan Perikanan c.q. Pusat Karantina Ikan; 6. Departemen Pertanian c.q. Badan Karantina Pertanian;

7. Departemen Perhubungan; 8. Departemen Kehutanan; 9. Departemen Kesehatan;

10. Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi; 11. Departemen Perindustrian;

12. Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral; 13. Kementerian Negara Lingkungan Hidup; 14. Kepolisian Negara Republik Indonesia; 15. Badan Pengawas tenaga Nuklir;

16. Departemen Pertanian c.q. Pusat Perizinan dan Investasi.

(24)

Lebih jauh lagi, perlu dicermati dasaran hukum dari pelaksanaan INSW13 yaitu:

 Pasal 5A Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 tentang Kepabeanan: 1) Pemberitahuan pabean sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2)

dapat disampaikan dalam bentuk tulisan di atas formulir atau dalam bentuk data elektronik.

2) Penetapan kantor pabean tempat penyampaian pemberitahuan pabean dalam bentuk data elektronik dilakukan oleh Menteri.

3) Data elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan alat bukti yang sah menurut Undang-Undang ini.

4) Ketentuan mengenai tata cara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan peraturan menteri.

 Pasal 1 angka 1 dan angka 2 UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE):

1) Informasi Elektronik adalah satu atau sekumpulan data elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto, electronic data interchange (EDI), surat elektronik (electronic mail), telegram, teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol, atau perforasi yang telah diolah yang memiliki arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.

2) Transaksi Elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan Komputer, jaringan Komputer, dan/atau media elektronik lainnya.

 Pasal 2 UU Nomor 11 Tahun 2008 :

Undang-undang ini berlaku untuk setiap Orang yang melakukan perbuatan hukum sebagaimana diatur dalam Undang-undang ini, baik yang berada di wilayah hukum Indonesia maupun di luar wilayah hukum Indonesia, yang memiliki akibat hukum di wilayah hukum Indonesia dan/atau di luar wilayah hukum Indonesia dan merugikan kepentingan Indonesia.

 Pasal 5 UU Nomor 11 Tahun 2008 :

1) Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah.

(25)

2) Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan perluasan dari alat bukti yang sah sesuai dengan Hukum Acara yang berlaku di Indonesia. 3) Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dinyatakan sah apabila menggunakan Sistem Elektronik sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang ini.

4) Ketentuan mengenai Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku untuk:

a.surat yang menurut Undang-undang harus dibuat dalam bentuk tertulis;

b.surat beserta dokumennya yang menurut Undang-undang harus dibuat dalam bentuk akta notaril atau akta yang dibuat oleh pejabat pembuat akta.

 Pasal 2 Perpres Nomor 10 Tahun 200871 tentang Penggunaan Sistem Elektronik dalam Kerangka INSW:

1) Peraturan Presiden ini dimaksudkan untuk mengatur penggunaan sistem elektronik dalam penanganan dokumen kepabeanan dan perizinan yang berkaitan dengan kegiatan ekspor dan/atau impor dalam kerangka INSW. 2) Tujuan pengaturan:

a.Memberikan kepastian hukum dalam rangka penanganan dokumen kepabeanan dan perizinan yang dilaksanakan melalui sistem elektronik berkaitan dengan kegiatan ekspor dan/atau impor.

b.Melindungi penanganan dokumen kepabeanan dan perizinan yang berkaitan dengan kegiatan ekspor dan/atau impor dari penyalahgunaan sistem.

c.Memberikan pedoman bagi pembangunan dan penerapan sistem INSW.

(26)

Kewenangan Tim Persiapan NSW ini berdasarkan Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor KEP-19/M.EKON/04/2008 tentang Tim Persiapan NSW14, yaitu:

1. Menetapkan kebijakan dan memberikan arahan yang diperlukan untuk kelancaran pelaksanaan pembangunan, pengembangan dan penerapan sistem NSW dan integrasi ke dalam sistem ASW;

2. Memantau, mengevaluasi dan mengendalikan perkembangan pelaksanaan pembangunan, pengembangan dan penerapan sistem NSW dan integrasi ke dalam ASW;

3. Melaporkan pelaksanaan tugas dalam rangka pembangunan, pengembangan dan penerapan sistem NSW dan integrasi ke dalam sistem ASW, kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku Pengarah Tim Persiapan NSW;

4. Melaksanakan kegiatan lain yang diperlukan dalam rangka pembangunan, pengembangan dan penerapan sistem NSW dan integrasi ke dalam sistem ASW.

Dengan kewenangan yang diberikan oleh keputusan menteri koordinator perekonomian tersebut maka Tim Persiapan NSW mengeluarkan informasi dan data yang menjadi acuan bagi para pihak yang terkait dengan INSW (pengguna portal INSW). Salah satu contohnya adalah pada 15 September 2008 Tim Persiapan NSW memberikan informasi dalam rangka mempermudah pengguna (selain instansi-instansi pemerintah (GA)) dan GA mengunakan sistem NSW berupa file-file petunjuk operasi dan user manual penggunaan sistem aplikasi dalam portal INSW.

Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor KEP-19/M.EKON/04/2008 memberi kewenangan kepada Tim Persiapan NSW untuk mengeluarkan pengaturan terhadap pelaksanaan INSW. Dengan demikian, informasi yang bersifat mengatur yang dikeluarkan oleh Tim Persiapan NSW merupakan hal-hal yang harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh para pihak yang

(27)

terkait dengan INSW demi terciptanya suatu pelaksanaan sistem INSW yang berlandaskan hukum dan sesuai dengan peraturan yang ada di dalamnya..

Pelaksanaan INSW bagi DJBC diatur dalam UU Kepabeanan (UU No. 10/1995) dan Amandemennya (UU No. 17/2006). Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, terdapat hal baru yang terdapat di UU No. 17/2006, dimana hal-hal yang baru tersebut menjadi suatu perlindungan hukum terhadap para pelaku perdagangan ekspor-impor, sedangkan terhadap pihak kepabeanan ini menjadi suatu kemajuan dari segi sistem kerja Bea dan Cukai yang lebih baik. Beberapa hal-hal baru yang terdapat di UU No. 17/200615 yaitu:

1. Pengawasan bea keluar atas ekspor barang dengan kriteria tertentu;

2. Pengawasan pengangkutan barang tertentu yang diangkut melalui laut di dalam daerah pabean;

3. Registrasi kepabeanan;

4. Perubahan data dalam pemberitahuan pabean akibat kekhilafan yang nyata;

5. Pengaturan mengenai data elektronik sebagai alat bukti yag sah; 6. Jangka waktu impor sementara;

7. Bea masuk tindak pengamanan (safeguard tariff);

8. Penindakan oleh pejabat bea dan cukai atas barang yang diduga terkait dengan tindakan terorisme dan/atau kejahatan lintas negara;

9. Pemeriksaan jabatan;

10. Pembetulan atau penghapusan sanksi administrasi oleh direktur jenderal; 11. Keberatan selain tarif dan nilai pabean;

12. Kode etik;

13. Sanksi kepada pejabat bea dan cukai apabila pejabat salah menghitung atau menetapkan bea masuk atau bea tidak keluar sesuai dengan UU ini sehingga mengakibatkan belum terpenuhinya pungutan negara;

14. Kewenangan Dirjen Bea Cukai untuk mengawasi barang dalam free trade zone.

Selain itu, terdapat kewenangan Dirjen Bea Cukai yang ditambahkan16 yaitu: 1. Kewenangan untuk melakukan pemeriksaan terhadap pengangkutan

barang tertentu di dalam daerah pabean;

2. Kewenangan Direktur Jenderal untuk membuat keputusan keberatan selain tarif dan/atau nilai pabean;

3. Kewenangan pejabat bea cukai untuk mencegah barang yang diduga terkait dengan terorisme dan kejahatan lintas negara;

15 Ibid

(28)

4. Kewenangan khusus Direktur Jenderal untuk melakukan pembetulan, pengurangan atau penghapusan denda administrasi dan surat tagihan bea masuk;

5. Kewenangan untuk melakukan penyegelan oleh pejabat dalam rangka audit di bidang kepabeanan;

6. Pemeriksaan jabatan (ex officio) berdasarkan dugaan bahwa telah atau akan terjadi suatu pelanggaran kepabeanan.

Pelaksanaan transaksi elektronik bagi pada pihak dalam pelaksanaan INSW dapat dilihat pada Rancangan UU ITE Bab V (Pasal 17- Pasal 22). Pasal 17 ayat (3) menyebutkan :

“Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan Transaksi Elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.”

Dengan demikian, diperlukan Peraturan Pemerintah untuk mengatur mengenai INSW (saat ini yang berlaku untuk mendukung UU ITE dalam pelaksanaan INSW adalah Perpres No. 10/2008).

4. 2 Analisis mengenai perlindungan hukum bagi para pelaku perdagangan ekspor impor

Dalam pengimplementasiannya, INSW dilakukan melalui portal INSW. Dan berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh keputusan menteri koordinator perekonomian Nomor KEP-19/M.EKON/04/2008 Tentang Tim Persiapan NSW, maka Tim Persiapan NSW mengeluarkan informasi dan data yang menjadi acuan bagi para pihak yang terkait dengan INSW (pengguna portal INSW).

(29)

Bentuk perlindungan hukum yang sudah dilakukan oleh Tim Persiapan NSW terkait dengan regulasi yang ada sejauh ini hanya sebatas pemberian informasi sesuai tugas Tim Persiapan NSW, untuk meminimalisir terjadinya sebuah masalah, sehingga pengguna portal pada umumnya, eksportir dan importir pada khususnya dapat melakukan kegiatan ekspor-impor dengan lancar sesuai dengan asas kepastian hukum bagi para pihak.

Beberapa contoh informasi yang diberikan oleh Tim Persiapan NSW sebagai bentuk perlindungan hukum bagi pihak importir dan eksportir adalah pada 15 September 2008 Tim Persiapan NSW memberikan informasi dalam rangka mempermudah pengguna (selain instansi-instansi pemerintah (GA)) dan GA mengunakan sistem NSW berupa file-file petunjuk operasi dan user manual penggunaan sistem aplikasi dalam portal INSW.17

Untuk pengguna (selain instansi pemerintah / Goverment Agencies) ada 3 (tiga) file yaitu:

1.Petunjuk/tata cara registrasi user pada portal NSW 2.Petunjuk operasi administrator perusahaan;

3.Petunjuk operasi user perusahaan;

Dan untuk Goverment Agencies (GA) ada 2 (dua) file yaitu: 1.Petunjuk operasi portal NSW untuk GA;

2.Petunjuk penggunaan Web Form untuk GA;, sedangkan

3.Petunjuk operasi pengunaan portal NSW untuk petugas Analizing Point (petugas bea cukai).

(30)
(31)

BAB V

PENUTUP

5. 3 Simpulan

Indonesia Single Window menggunakan sistem elektronik yang dapat mengumpulkan, mempersiapkan, menyimpan, memproses, menganalisis, dan menyebarkan informasi elektronik. Sistem elektronik ini merupakan sistem nasional Indonesia yang memungkinkan dilakukannya suatu penyampaian data dan informasi secara tunggal (single submission of data and information), pemrosesan data dan informasi secara tunggal dan sinkron (single and synchronous processing of data and information), dan pembuatan keputusan secara tunggal untuk pemberian izin kepabeanan dan pengeluaran barang (single decision-making for custom release and clearance of cargoes). Pengguna INSW adalah para pihak yang melakukan akses dengan portal INSW yang meliputi antara lain lain instansi penerbit perizinan, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), Importir, Eksportir, Agen pelayaran, dan Pengusaha pengurusan jasa kepabeanan.

Berdasarkan kajian terhadap teori Lawrence M. Friedman yaitu:

1. Tentang struktur hukum;

Pemerintah melakukan berbagai harmonisasi juga terhadap institusi-institusi terkait dan juga harmonisasi dengan pengguna portal INSW. Hal ini tidak mudah karena harmonisasi dalam hal ini adalah menyamakan kebijakan bukan mengubah kebijakan, belum lagi setiap instansi yang telah memiliki inhouse sistemnya sendiri-sendiri

2. Substansi hukum;

(32)

3. Budaya hukum

Dipandang dari sudut budaya hukum, masih banyak kecenderungan masing-masing instansi yang “malas”dalam menerapkan sistem INSW sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2008. Karena sistem INSW adalah elektronik, maka untuk merubah prosedur dari yang sebelumnya adalah manual akan sulit karena adanya tuntutan perubahan kultur perilaku negatif masing-masing pejabat instansi karena biasanya pada proses pemberian izin terdapat “permainan” sehingga pengguna jasa dipersulit, akan tetapi dengan adanya sistem INSW pengguna jasa akan langsung mendapatkan izin jika syarat nya sudah terpenuhi semua. Bagi masyarakat sendiri juga ini adalah merupakan hal baru sehingga sosialisasi nya harus benar dan jelas.

Meskipun masih banyak kendala-kendala yang dihadapi Indonesia dalam penerapan sistem INSW sebelum memasuki ASW seperti, harmonisasi dan penyesuasian sistem di masing-masing instansi terkait, banyaknya instansi yang terlibat dengan tingkat kesiapan yang berbeda, serta sulitnya merubah budaya dari prosedur manual menjadi elektronik, sumber daya yang kurang terlatih dalam bidang elektronik.

Namun point penting yang harus kita cermati adalah tujuan dari sistem INSW adalah baik dan harus didukung tentunya oleh semua lapisan masyarakat dan pengguna portal INSW khususnya. Seperti yang dikatakan oleh Ekonom EC Think, Telisa Fallianty, saat ini konsep INSW terhadap ASW akan membuat perdagangan dan investasi dengan negara-negara ASEAN lebih terintegrasi. Menurutnya, selain memberikan integrasi data di negara-negara ASEAN, dampak positif dari sistem ini adalah meminimalisir terjadinya korupsi di bea cukai.18

18 Indrastiti N, Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia,

(33)

5. 4 Saran

Karena INSW merupakan sistem yang kompleks dan berkaitan dengan banyak instansi, maka perlu adanya peningkatan suatu regulasi yang terstruktur dan khusus sebagai Undang-undang dan peraturan pelaksananya. Hal ini sangat diperlukan untuk mengintegrasi tugas setiap instansi terkait dan memberikan kepastian hukum.

Secara teknis pemerintah dan Goverment Agencies juga harus memastikan dengan memantau serta mengevaluasi terus sistem INSW ini agar kualitas dan akses jaringan telekomunikasi/konektifitas internal INSW berjalan dengan baik dan lancar di lapangan sebelum meningkat ke konektifitas tingkat Asean (ASW)

Secara non-teknis Pemerintah dan Goverment Agencies juga harus melakukan pengawasan berkala terkait liberalisasi perdagangan di dalam ekspor-impor agar tidak terjadi berbagai transaksi illegal yang dimanfaatkan beberapa “oknum” melalui sistem ini.

Staf Khusus Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Dedi M. Masykur Riyadi mengatakan bahwa Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia dapat menjadi solusi dengan memberi referensi fokus wilayah perdagangan yang strategis dengan infrastruktur yang memadai mengingat Indonesia adalah negara yang luas dan besar sehingga terdapat kendala pada fokus wilayah perdagangan”.19

"Have you ever wonder why other countries called us “The Sleeping Giant”? They see the potential in us, they see what wonders that we can do" –Faradila D. Putri (Akademisi)

(34)

DAFTAR PUSTAKA

The asean charter and economic community blueprint

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tinjauan Singkat, cet 9,(Jakarta:Rajawali Press, 2006), hlm. 23.

zen hadianto, Hukum Pidana”, http://zenhadianto.blogspot.com/2014/01/teori-sistem-hukum-lawrence-m-friedman.html, di akses pada tanggal 2 Oktober 2014

Republik Indonesia, Undang-Undang Dasar Tahun 1945

Republik Indonesia, Peraturan Presiden No 10 tahun 2008 tentang Penggunaan Sistem Elektronik Dalam Kerangka Indonesia National Single Window,

Republik Indonesia, Undang-undang No.17 tahun 2006 tentang Kepabeanan

Keputusan Menteri Koordinator Perekonomian Nomor KEP-19/M.EKON/04/2008,

Widayati, M. 2014. IMPLEMENTASI KEBIJAKAN INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW (INSW) TERHADAP KEPUASAN EKSPORTIR MEBEL DI PELABUHAN TANJUNG EMAS. Jurnal Ilmu Pemerintahan, hlm.5

Article 2 Agreement to Established and Implement The ASEAN Single Window

“Presentasi Umum INSW”, http : //www.insw.go.id, diunduh pada 17 Oktober tahun 2010.

http://www.insw.go.id/

Indrastiti N, Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia, http://www.lppi.or.id/index.php/module/Blog/sub/9/id/pemerintah-sapkan-diri-untuk-penerapan-asean-single-window

Lavinda, Finansial Bisnis.com,

(35)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Ellen Vembrey

Tempat/Tgl. Lahir : Jakarta, 30 November 1994

NIM : 205120038

Jenis Kelamin : Perempuan

Anak ke : 4 dari 4 bersaudara Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Khatolik

Alamat : Tytyan Kencana C4/22 Bekasi Utara- 17142 Email : ellenvembrey@gmail.com

Blog : http://ellenvembrey.blogspot.com/

PENDIDIKAN FORMAL

1. 1998 – 2000 : TK Tytyan Kencana, Bekasi

2. 2000 – 2006 : SD Mutiara Tujuh Belas Agustus , Bekasi 3. 2006 – 2009 : SMP Stella Maris, Bekasi

4. 2009 – 2012 : SMK Strada Budi Luhur , Bekasi 5. 2012 – : S1 Ilmu Hukum

Gambar

Gambar 3.1 Sistem INSW dalam kegiatan impor

Referensi

Dokumen terkait

siswa baru yang diterima ke calon siswa baru, yang didalamnya terdapat nomor untuk pendaftaran ulang. • Calon siswa baru kemudian melakukan proses pendaftaran

Keterampilan mororik halus dalam penelitian ini adalah derajat nilai atau skor yang diperoleh subjek dari instrumen observasi yang berbentuk skala untuk mengetahui

Bab III berisi tentang eksistensi metode dakwah di kalangan remaja perkotaan yaitu forum komunikasi remaja “ROMANSA” bab ini terbagi dalam empat sub bab, yaitu sub bab

Jaksa mengatakan, Andhika terlibat pencucian uang yang diduga dari hasil kejahatan Malinda dengan menjebol dana sejumlah nasabah Citibank..

NUR HIDAYAT, MM KEPALA BAGIAN UMUM SEKRETARIAT DAERAH III.A 2 RAHMAT HERIANSYAH, S.Sos, M.Si KEPALA BAGIAN ORGANISASI

Kepada staf dan seluruh dosen Fakultas Ilmu Kesehatan terkhusus Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang yang telah mengajarkan dan membimbing saya

The HEINEKEN company carbon footprint calculation methodology covers all beverages produced by HEINEKEN operating companies: beer, cider and other beverages, bottled, canned and

Dalam Gujarati, 2008 dijelaskan bahwa penggunaan model logit seringkali digunakan dalam data klasifikasi, dalam penelitian ini kategori yang digunakan adalah kategori