• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI POTENSI PENERAPAN SISTEM DRAINASE BERWAWASAN LINGKUNGAN PADA KECAMATAN RUNGKUT KOTA SURABAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STUDI POTENSI PENERAPAN SISTEM DRAINASE BERWAWASAN LINGKUNGAN PADA KECAMATAN RUNGKUT KOTA SURABAYA"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh : DIAN ARIESTA PRAYITNO 3311 202 806

STUDI POTENSI PENERAPAN SISTEM DRAINASE BERWAWASAN LINGKUNGAN

PADA KECAMATAN RUNGKUT KOTA SURABAYA

Dosen Pembimbing :

ALIA DAMAYANTI, ST., MT., PhD.

Program Magister Teknik Sanitasi Lingkungan

Jurusan Teknik Lingkungan - Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

(2)
(3)

 Kota Surabaya merupakan dataran rendah yang berbatasan langsung

dengan laut sehingga saluran pada daerah ini dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Pengelolaan sistem drainase yang kurang baik menyebabkan masalah genangan air yang apabila waktu genangan itu relatif lama maka dapat menimbulkan berbagai kerugian materi serta terganggunya masalah kesehatan masyarakat.

 Kecamatan Rungkut memiliki luas 21,08 km2 dengan jumlah kepadatan

penduduk 5279 jiwa/km2. Pertambahan jumlah penduduk yang

semakin pesat dan pertambahan pembangunan perumahan serta fasilitas penunjang lainnya tidak diimbangi dengan perkembangan sistem drainase. Pertambahan jumlah debit yang keluar akibat pertambahan jumlah perumahan serta bangunan lainnya seringkali sudah tidak memenuhi kapasitas tampungnya pada saluran dainase yang sudah ada.

(4)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi sistem drainase di Kecamatan Rungkut ditinjau dari aspek teknis, aspek kelembagaan, aspek finansial Wilayah Kecamatan Rungkut mempunyai masalah genangan air khususnya pada saat musim hujan, untuk itu perlu dilakukan evaluasi untuk mencari penyebab terjadinya genangan pada setiap musim hujan ditinjau dari aspek teknis, aspek finansial, aspek kelembagaan dan aspek peran serta masyarakat.

(5)

 Ruang lingkup wilayah penelitian dibatasi pada daerah yang mengalami

banjir di Kecamatan Rungkut

 Lingkup materi penelitian antara lain :

Perhitungan debit banjir menggunakan Periode Ulang Hujan 5 tahun

untuk saluran sekunder dan Periode Ulang Hujan 10 tahun untuk saluran primer.

Pengamatan dilakukan pada saluran primer dan saluran sekunder

yang ada di wilayah penelitian.

Perhitungan analisis aspek finansial meliputi perhitungan kerugian

finansial yang dialami masyarakat akibat banjir yang terjadi.

Analisis aspek kelembagaan mengevaluasi lembaga pengelola saluran

drainase di kawasan tersebut yaitu Dinas Bina Marga dan Pematusan Kota Surabaya.

(6)

Evaluasi ini diharapkan dapat dijadikan salah satu acuan untuk

pengelolaan sistem drainase setempat guna mengurangi permasalahan banjir tahunan perkotaan yang merugikan masyarakat.

(7)
(8)

Pengertian Drainase Berwawasan Lingkungan adalah pengelolaan drainase yang tidak menimbulkan dampak yang merugikan bagi lingkungan. Saat ini drainase, tidak hanya berfungsi untuk membebaskan daerah perkotaan dari serangan banjir, tetapi juga bertugas mengatasi pencemaran air tanah. Terdapat 2 (dua) pola yang umum dipakai untuk mengelola drainase yang berwawasan lingkungan:

• Pola detensi (menampung air sementara), misalnya dengan membuat kolam penampungan/kolam detensi.

• Pola retensi (meresapkan), antara lain dengan membuat sumur resapan, saluran resapan,bidang resapan atau kolam resapan/kolam retensi.

DRAINASE BERWAWASAN

LINGKUNGAN

(9)

•Analisis Hidrologi 1. Uji Konsistensi 2. Uji Homogenitas 3. Analisa Curah Hujan

4. Perhitungan Curah Hujan Maksimum Rencana 5. Uji Kesesuaian Distribusi

6. Perhitungan Intensitas Hujan

7. Perhitungan Analisa Lengkung Intensitas Hujan 8. Perhitungan Debit Banjir Rencana

9. Perhitungan Debit Air Buangan •Analisis Hidrolika

(10)

Analisis aspek finansial dilakukan terhadap perhitungan dampak kerugian akibat banjir, termasuk kerugian tidak langsung atau kerugian tidak nyata yang semuanya dinominalkan dalam nilai rupiah.

Analisis aspek kelembagaan dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan tugas kewenangan serta kemampuan institusi untuk mengatasi permasalahan banjir dengan fasilitas sarana prasarana dan sumber daya manusia yang dimiliki.

(11)
(12)

LOKASI PENELITIAN

LOKASI KECAMATAN

(13)

Gambar Peta Genangan Kecamatan Rungkut

(14)
(15)

PENGUMPULAN DATA

- Data Primer : arah aliran, kondisi saluran, wawancara dengan aparat pengelola banjir - Data Sekunder : peta lokasi,

topografi, curah hujan, tata guna lahan, kependudukan, daerah genangan, dimensi saluran, pasang surut air laut, kelembaga-an, dana pengendalian banjir, harga satuan upah dan bahan

PERMASALAHAN

Genangan di Kecamatan Rungkut

ASPEK KELEMBAGAAN TUJUAN

- Evaluasi aspek teknis sistem jaringan drainase yang ada - Evaluasi aspek finansial dan kelembagaan

- Menyusun strategi pengendalian banjir dari aspek teknis, finansial dan kelembagaan

TINJAUAN PUSTAKA

- Analisis hidologi dan hidrolika drainase

- Aspek kelembagaan dan finan-sial pengelolaan drainase. - Penelitian/ studi tentang banjir

yang pernah dilakukan oleh Kota Surabaya

PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA Identifikasi Penyebab Banjir :

- Kondisi topografi

- Sistem jaringan drainase , survei kondisi eksisting saluran

Aspek Teknis

- Analisis hidrologi : Intensitas hujan (5 dan 10 tahunan) - Analisis hidrolika : Dimensi saluran

Aspek Finansial

- Analisis dampak kerugian akibat banjir

Aspek Kelembagaan

- Analisis lembaga pengelola drainase yang ada

PERUMUSAN STRATEGI PENGENDALIAN BANJIR

ASPEK FINANSIAL ASPEK TEKNIS

RENCANA STRATEGI IDENTIFIKASI MASALAH

(16)
(17)

ANALISIS HIDROLOGI

PUH (tahun) HHM (mm/24 jam)

Gumbel Log Person

2 99,34 105,25 5 140,63 124,97 10 167,97 149,40 25 202,52 185,57 50 228,14 216,67 100 253,58 251,67

(18)

2 5 10 25 50 5 139,52 179,86 210,38 250,71 281,23 10 104,42 134,61 157,45 187,64 210,48 20 72,82 93,88 109,80 130,86 146,78 40 48,67 62,74 73,38 87,45 98,09 60 37,92 48,89 57,18 68,14 76,44 80 31,62 40,76 47,68 56,82 63,73 120 24,34 31,37 36,70 43,73 49,06 240 15,37 19,81 23,17 27,61 30,97 2 5 10 25 50 5 134,11 173,45 195,26 234,34 245,11 10 121,34 147,67 173,85 203,10 215,60 20 108,57 133,60 154,95 175,76 184,80 40 80,89 101,96 120,94 136,70 146,30 60 64,93 85,55 102,04 118,47 128,33 80 55,35 73,83 89,44 104,15 111,65 120 38,32 52,74 64,25 75,51 80,85 240 22,35 31,64 37,79 45,57 51,33 2 5 10 25 50 5 182,16 198,51 206,23 213,80 218,30 10 133,67 150,50 159,06 167,92 173,43 20 95,66 110,75 118,96 127,90 133,73 40 66,11 78,05 84,87 92,60 97,83 60 52,20 62,11 67,87 74,53 79,10 80 43,48 51,73 56,54 62,08 65,89 120 33,11 39,39 43,05 47,27 50,18 240 19,85 23,62 25,82 28,35 30,09 Durasi (menit)

Intensitas hujan (mm/jam) untuk PUH (tahun)

Metode Bell

Metode Hasper-Der Weduwen Metode Van Breen

(19)

0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 140.00 160.00 180.00 200.00 0 50 100 150 200 250 300 In ten sitas Hu ja n ( m m /j am ) Waktu (menit)

DISTRIBUSI INTENSITAS HUJAN PUH 2 TAHUN

Metode Bell

Metode Van Breen

Metode Hasper-Der Weduwen

(20)

0.00 50.00 100.00 150.00 200.00 250.00 0 50 100 150 200 250 300 Int ensi tas Huj an (m m /j am) Waktu (menit)

DISTRIBUSI INTENSITAS HUJAN PUH 5 TAHUN

Metode Bell

Metode Van Breen

Metode Hasper-Der Weduwen

(21)

0.00 50.00 100.00 150.00 200.00 250.00 0 50 100 150 200 250 300 In ten sitas Hu ja n ( m m /j am ) Waktu (menit)

DISTRIBUSI INTENSITAS HUJAN PUH 10 TAHUN

Metode Bell

Metode Van Breen

Metode Hasper-Der Weduwen

(22)

I data I I I 1 5 134,11 138,32 4,21 171,53 37,41 174,55 40,44 2 10 121,34 124,94 3,60 125,40 4,06 129,40 8,06 3 20 108,57 104,69 3,88 91,68 16,89 94,74 13,83 4 40 80,89 79,06 1,83 67,03 13,87 68,71 12,18 5 60 64,93 63,51 1,41 55,81 9,12 56,75 8,18 6 80 55,35 53,08 2,27 49,00 6,35 49,49 5,86 7 120 38,32 39,95 1,63 40,80 2,48 40,74 2,42 8 240 22,35 22,93 0,58 29,83 7,48 29,12 6,77 19,41 97,65 97,74 2,43 12,21 12,22 Rata-rata Jumlah

(23)

I data I I I 1 5 173,45 169,35 4,10 209,33 35,88 205,80 32,35 2 10 147,67 155,05 7,38 156,49 8,83 159,49 11,82 3 20 133,60 132,65 0,95 116,99 16,61 120,98 12,62 4 40 101,96 102,91 0,95 87,46 14,50 90,19 11,77 5 60 85,55 84,07 1,49 73,78 11,77 75,46 10,10 6 80 73,83 71,06 2,78 65,39 8,45 66,32 7,51 7 120 52,74 54,26 1,52 55,16 2,42 55,13 2,39 8 240 31,64 31,75 0,10 41,23 9,59 39,92 8,27 19,28 108,04 96,82 2,41 13,51 12,10 Rata-rata

No. t Talbot Sherman Ishiguro

(24)

I data I I I 1 5 195,26 194,32 0,95 239,42 44,15 235,82 40,55 2 10 173,85 179,01 5,16 181,03 7,18 185,36 11,51 3 20 154,95 154,64 0,31 136,88 18,07 142,30 12,66 4 40 120,94 121,55 0,62 103,50 17,44 107,11 13,83 5 60 102,04 100,13 1,91 87,88 14,16 90,02 12,02 6 80 89,44 85,12 4,32 78,26 11,19 79,35 10,09 7 120 64,25 65,50 1,25 66,45 2,20 66,19 1,95 8 240 37,79 38,71 0,92 50,24 12,45 48,16 10,37 15,43 126,85 112,97 1,93 15,86 14,12 Rata-rata

No. t Talbot Sherman Ishiguro

(25)

•Rumus terpilih untuk perhitungan intensitas hujan dengan menggunakan Rumus Talbot karena memiliki selisih intensitas hujan terkecil

(26)

ANALISIS HIDROLIKA

Perhitungan Kapasitas Saluran Eksisting

No Nama Saluran L Tipe S m n A P R V Q

(m) Konstruksi B1 (m) B2 (m) B (m) H (m) (m) (m) (m) m/dt m3/dt

Saluran Sekunder

1 Saluran Kedungasem 1218,0 pas bt kali 1,45 2,45 1,45 0,00084 0,345 0,020 2,828 4,518 0,626 1,059 2,993 2 Saluran Pondok Nirwana 732,0 pas bt kali 2,00 1,10 0,00048 - 0,020 2,200 4,200 0,524 0,710 1,563 3 Saluran Penjaringan Sari 1145,0 pas bt kali 1,20 2,20 1,45 0,00080 0,345 0,020 2,465 4,268 0,578 0,983 2,423 4 Saluran Nirwana Eksekutif 338,0 pas bt kali 2,00 0,95 0,00115 - 0,020 1,900 3,900 0,487 1,051 1,997 5 Saluran Wonorejo Rungkut 171,0 pas bt kali 1,45 2,45 1,60 0,00225 0,313 0,020 3,120 4,803 0,650 1,777 5,544 6 Saluran Wonorejo Tambak 721,0 pas bt kali 2,00 1,00 0,00145 - 0,020 2,000 4,000 0,500 1,201 2,402

Saluran Primer

7 Saluran Wonorejo Section 2 5500,0 pas bt kali 11,00 15,00 1,70 0,00030 1,176 0,020 22,100 16,250 1,360 1,062 23,461 8 Saluran Wonorejo Section 3 4400,0 beton plesteran 11,00 15,00 1,90 0,00022 1,053 0,013 24,700 16,517 1,495 1,488 36,762

Sumber : hasil perhitungan

Keterangan :

L : panjang saluran m : kemiringan talud R B : lebar dasar saluran n : koefisien Manning v H : kedalaman air di saluran A : luas penampang basah Q

S : kemiringan dasar saluran (slope) P : keliling basah saluran

Dimensi Saluran

: jari-jari hidrolis : kecepatan aliran : kapasitas saluran

(27)

 Perhitungan Intensitas Hujan Rencana

L V To Ts Tc Tc Rc I

(m) (m/dt) (menit) (menit) (menit) (jam) (mm) (mm/jam)

Saluran Sekunder

1 Saluran Kedungasem 0,00084 1218,0 1,059 70,900 19,177 90,077 1,501 140,635 181,033 2 Saluran Pondok Nirwana 0,00048 732,0 0,710 59,440 17,176 76,616 1,277 140,635 181,837 3 Saluran Penjaringan Sari 0,00080 1145,0 0,983 68,690 19,417 88,107 1,468 140,635 181,150 4 Saluran Nirwana Eksekutif 0,00115 338,0 1,051 23,355 5,358 28,713 0,479 140,635 184,758 5 Saluran Wonorejo Rungkut 0,00225 171,0 1,777 10,695 1,604 12,299 0,205 140,635 185,781 6 Saluran Wonorejo Tambak 0,00145 721,0 1,201 38,278 10,004 48,282 0,805 140,635 183,554

Saluran Primer

7 Saluran Wonorejo Section 2 0,00030 5500,0 1,062 336,457 86,351 422,808 7,047 167,970 187,747 8 Saluran Wonorejo Section 3 0,00022 4400,0 1,488 319,541 49,271 368,812 6,147 167,970 190,581

Sumber : hasil perhitungan ,2013

Keterangan :

S : data kemiringan saluran Ts : perhitungan waktu aliran di saluran L : data panjang saluran Tc : perhitungan waktu konsentrasi dalam jam

v : data kecepatan aliran Rc To : perhitungan waktu aliran permukaan

I : perhitungan intensitas hujan

: data curah hujan rancangan Metode Gumbel

(28)

 Perhitungan Debit Rencana Saluran

A I Ts Tc Q1 Q2

Qranc per

saluran Qranc total

(km2) (mm/jam) (menit) (menit) (m3/dt) (m3/dt) (m3/dt) (m3/dt)

Saluran Sekunder

1 Saluran Kedungasem 0,454 181,033 0,80 19,177 90,077 0,904 16,502 0,0033 16,505 16,505

2 Saluran Pondok Nirwana 0,328 181,837 0,80 17,176 76,616 0,899 11,905 0,0024 11,907 28,412

3 Saluran Penjaringan Sari 0,684 181,150 0,80 19,417 88,107 0,901 24,808 0,0050 24,813 24,813

4 Saluran Nirwana Eksekutif 0,230 184,758 0,80 5,358 28,713 0,915 8,632 0,0017 8,634 8,634

5 Saluran Wonorejo Rungkut 0,189 185,781 0,80 1,604 12,299 0,939 7,323 0,0014 7,325 7,325

6 Saluran Wonorejo Tambak 0,461 183,554 0,80 10,004 48,282 0,906 17,032 0,0034 17,036 17,036

Saluran Primer

7 Saluran Wonorejo Section 2 1,884 187,747 0,80 86,351 422,808 0,907 71,339 0,0137 71,353 71,353

8 Saluran Wonorejo Section 3 2,413 190,581 0,80 49,271 368,812 0,937 95,782 0,0176 95,800 95,800

Sumber : hasil perhitungan, 2013

Keterangan :

A : luas tata guna lahan Ts : perhitungan waktu aliran di saluran Q ranc : debit banjir rancangan

I : intensitas hujan Cs : perhitungan koefisien penampungan

C : koefisien limpasan Q1 : debit air hujan

Tc: perhitungan waktu konsentrasi Q2 : debit air kotor

Cs C

(29)

Perbandingan Debit Rencana Saluran dengan Debit Eksisting

Q hujan (m3/dt) Q limbah (m3/dt) Q Total (m3/dt) Saluran Sekunder

1 Saluran Kedungasem 16,502 0,003 16,505 2,993 luber 2 Saluran Pondok Nirwana 11,905 0,002 11,907 1,563 luber 3 Saluran Penjaringan Sari 24,808 0,005 24,813 2,423 luber 4 Saluran Nirwana Eksekutif 8,632 0,002 8,634 1,997 luber 5 Saluran Wonorejo Rungkut 7,323 0,001 7,325 5,544 luber 6 Saluran Wonorejo Tambak 17,032 0,003 17,036 2,402 luber

Saluran Primer

7 Saluran Wonorejo Section 2 71,339 0,014 71,353 23,461 luber 8 Saluran Wonorejo Section 3 95,782 0,018 95,800 36,762 luber

No Nama Saluran

Debit Rencana (m3/dt) Q Saluran Eksisting

(m3/dt)

Kondisi Saluran

(30)

Berdasarkan hasil analisis aspek teknis diatas , rekomendasi yang

diusulkan untuk menangani genangan akibat kapasitas tampung

sungai yang tidak mencukupi adalah dengan pembuatan kolam

resapan.

Menurut Suripin (2004), kolam resapan dapat diterapkan pada lahan

yang cukup luas dan muka airnya dangkal (<5 m). Kolam resapan ini

juga sebaiknya diletakkan pada lahan terendah dari daerah yang akan

dilayani untuk memastikan air dapat mengalir dengan lancar. Kolam

ini dibuat dengan model terbuka untuk menampung air hujan

maupun debit dari saluran dan meresapkannya ke dalam tanah dan

sisanya dapat dialirkan perlahan-lahan ke sungai. Dari segi estetika,

kolam resapan ini juga dapat dipadukan dengan konsep pertamanan

sehingga dapat dijadikan sebagai tempat rekreasi.

(31)

Analisis Kolam Resapan

Direncanakan luas kolam resapan 5ha = 50.000 m2

Kedalaman kolam = 2 m

Free board = 10 cm

Kedalaman air maksimal = 2,0 m – 0,10 = 1,90 m

Volume kolam resapan = 50.000 m2 x 2,90 m

= 95.000 m3

Pada saat tidak terjadi hujan, dianggap ketinggian air pada kolam resapan 0,50 m, sehingga volume efektif kolam menampung air limpasan adalah:

Luas kolam resapan = 5ha = 50.000 m2

Kedalaman kolam = 2 m

Tinggi muka air dalam kolam = 50 cm

Kedalaman efektif = 2,0 m – 0,50 = 1,50 m

Volume efektif kolam resapan = 50.000 m2 x 1,50 m

= 75.000 m3

Debit yang diharapkan masuk ke kolam resapan:

Debit air limpasan = 1,781 m3/dt

Lama kolam penuh ik = 11,7 jam

Q efektif Vol pasan det 17 , 111 . 42 781 , 1 000 . 75 . lim   dt m Q Qrencanaeksisting 7,3255,5441,781 3 /

(32)

b t a I  

KEPALA DINAS BINA MARGA DAN PEMATUSAN KOTA SURABAYA

SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN &

HUKUM

SUB BAGIAN UMUM

UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS

BIDANG JALAN DAN

JEMBATAN BIDANG PEMATUSAN BIDANG PENGUJIAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN BIDANG PERANCANGAN DAN PEMANFAATAN SEKSI PEMBANGUNAN SARANA PRASARANA PEMATUSAN SEKSI PEMELIHARAAN SARANA PRASARANA PEMATUSAN SEKSI PEMBANGUNAN

JALAN DAN JEMBATAN

SEKSI PENGUJIAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN JALAN &

JEMBATAN SEKSI PENGUJIAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PEMATUSAN SEKSI PERANCANGAN DAN PEMANFAATAN PEMATUSAN SEKSI PERANCANGAN DAN PEMANFAATAN JALAN & JEMBATAN

SEKSI PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN

BAGIAN TATA USAHA

(33)

b t a I  

Analisis Faktor Internal

Identifikasi Faktor Kekuatan (Strength)

Kondisi internal pada institusi pengelola yang merupakan faktor penilaian indikator kekuatan antara lain :

o Struktur Kelembagaan dan Peraturan Pengelola Drainase

o Master Plan Drainase

Kebijakan pengelolaan drainase Kota Surabaya telah tertuang dalam

Surabaya Drainage Master Plan (SDMP) sebagai acuannya.

o Sarana Prasarana yang dimiliki oleh Dinas Bina Marga dan Pematusan.

Identifikasi Faktor kelemahan (Weakness)

Kelemahan yang mempengaruhi kegiatan pelaksanaan kegiatan penangan banjir di Surabaya antara lain :

Jumlah SDM yang kurang memadai

 Belum adanya Perda yang mengatur tentang pengelolaan drainase.

Keterbatasan alokasi dana untuk menangani kegiatan pengendalian

(34)

Hasil Analisis Nilai Faktor Kekuatan dan

Kelemahan

URAIAN Bobot Kepen-tingan Rating ( r ) Skor Bobot x r Kekuatan (Strength):

a. Struktur Kelembagaan dan Peraturan Pengelola Drainase.

b. Surabaya Drainage Master Plan (SDMP)

c. Sarana dan Prasarana Drainase.

0.15 0.20 0.15 3 4 3 0.45 0.80 0.45 Jumlah 0.50 1.70 Kelemahan (Weakness): a. Jumlah SDM

b. Tanggung jawab dan wewenang c. Keterbatasan alokasi dana

0.17 0.17 0.17 -3 -3 -3 - 0.50 - 0.50 - 0.50 Jumlah 0.50 - 1.50 Total 1.00 0.20

(35)

b t a I  

Analisis Faktor Eksternal

• Identifikasi Faktor Peluang (Opportunity)

Faktor peluang dari luar yang memberikan pengaruh poritif untuk mendukung kinerja institusi antara lain :

Program peningkatan kualitas SDM, antara lain dengan ketersediaan beasiswa kepada pegawai baik dari pemerintah maupun bantuan dari luar negeri, selain itu juga dengan memberikan pelatihan teknis secara berkala.

Potensi peran serta masyarakat dalam pengelolaan drainase.

Potensi sumber dana alternatif selain dari APBD, APBN serta dana bantuan luar negeri untuk penanganan drainase kota.

• Identifikasi Faktor Ancaman (Threat)

Faktor ancaman dari luar yang menyebabkan terganggunya kinerja institusi dalam mengatasi masalah banjir di Kota Surabaya antara lain :

 Kendala Pembebasan Lahan  Perilaku Masyarakat

 Pelanggaran Tata Guna Lahan

Pengawasan pemerintah yang lemah terhadap perijinan pembangunan lahan mengakibatkan banyak sekali terjadi penyalah gunaan serta pelanggaran pendirian bangunan yang tidak sesuai dengan IMB. Akibatnya control terhadap lahan peresapan air semakin berkurang dan hal ini menyebabkan air yang melimpas di permukaan semakin besar sehingga mengakibatkan genangan.

(36)

Hasil Analisis Nilai Faktor Peluang dan Ancaman

URAIAN Bobot Kepen-tingan Rating ( r ) Skor Bobot x r Peluang (Opportunity):

1. Program peningkatan kualitas SDM 2. Potensi peran serta masyarakat 3. Potensi sumber dana alternatif

0.13 0.19 0.19 2 3 3 0.60 0.80 0.20 Jumlah 0.50 1.60 Ancaman (Threat):

a. Kendala pembebasan lahan b. Perilaku masyarakat

c. Pelanggaran tata guna lahan

0.20 0.15 0.15 -4 -3 -3 -0.80 -0.45 -0.45 Jumlah 0.50 -1.70 Total 1.00 -0,33

(37)

Hasil Analisis SWOT

PELUANG (O)

3. Mendukung

Strategi Turn Around

1. Mendukung Strategi Agresif (0,20 ; 0,10) KELEMAHAN (W) KEKUATAN (S) 4. Mendukung Strategi Defensif 2. Mendukung Strategi Disverifikasi ANCAMAN (T)

(38)

ANALISIS STRATEGI KELEMBAGAAN

KEKUATAN (STRENGTH - S)

1. Struktur Kelembagaan dan Peraturan Pengelola Drainase. 2. Surabaya Drainage Master Plan (SDMP)

3. Sarana dan Prasarana Drainase.

PELUANG (OPORTUNITIES - O) STRATEGI (SO) 1. Program peningkatan kualitas SDM

2. Potensi peran serta masyarakat

3. Potensi sumber dana alternatif .

1. Pengoptimalan struktur organisasi dengan meningkatakan kualitas SDM dengan cara pemberian beasiswa maupun pelatihan teknik secara rutin melalui pemanfaatan sumber dana APBN, APBD maupun sumber dana lainnya (S1-O1,O3)

2. Menggunakan SDMP sebagai pedoman pengelolaan sistem drainase untuk menentukan usulan program kegiatan serta mencari sumber pembiayaan untuk penanganan drainase. (S2-O3)

3. Mengoptimalkan sarana dan prasarana drainase yang ada dengan cara meningkatkan peran serta masyarakat dalam penanganan masalah drainase. (S3-O2)

(39)

Analisis aspek finansial dilakukan terhadap perhitungan dampak kerugian akibat banjir serta besarnya biaya yang dibutuhkan untuk mencegah terjadinya banjir tersebut. Salah satu dampak terjadinya banjir adalah kerugin secara fisik maupun sosial di kawasan tersebut. Kerugian tersebut termasuk kerugian tidak langsung atau kerugian tidak nyata yang semuanya dinominalkan dalam nilai rupiah.

Dalam studi ini nilai kerugian akibat dampak banjir berdasarkan SDMP 2018 dinilai dari segi :

Kerugian harta benda

Kerugian akibat biaya pengobatan

Berkurangnya penghasilan akibat sakit (Opportunity Cost) Biaya perjalanan tambahan

(40)

Kerugian Harta Benda

Nilai kerugian harta benda rata-rata yang dialami oleh

penduduk akibat banjir menurut data dari Surabaya Drainage

Master Plan 2018 sebesar Rp. 597.000,00. Luas wilayah

genangan di Kecamatan Rungkut sekitar 0,00429 km

2

dengan kepadatan penduduk 5.279 jiwa/km

2

(Badan Pusat

Statistik, 2012).

Jumlah penduduk yang terkena dampak banjir/

genangan:

Luas wilayah genangan x kepadatan penduduk

jiwa jiwa km jiwa x km 5.279 22,65 23 00429 , 0 2 2  

(41)

Menurut data Surabaya Dalam Angka 2012, asumsi jumlah

anggota keluarga setiap KK berjumlah 3 orang, maka

perhitungan jumlah keluarga yang terkena dampak

genangan adalah:

Berdasarkan perhitungan diatas, potensi kerugian harta

benda yang diderita oleh masyarakat per tahun sebesar:

KK KK 8 67 , 7 3 23  

00

,

000

.

776

.

4

00

,

000

.

597

.

8

KK

x

Rp

Rp

(42)

Kerugian Akibat Biaya Pengobatan

Menurut Surabaya Drainage Master Plan 2018 frekuensi

rata-rata penduduk menderita sakit akibat terjadi genangan

adalah sebanyak 1,17 kali setiap tahunnya. Diasumsikan

biaya untuk sekali berobat sebesar Rp. 40.000,00, maka

jumlah biaya yang harus dikeluarkan oleh penduduk adalah:

Jumlah penduduk terkena dampak genangan x frekuensi

sakit x biaya 1 kali berobat =

00

,

400

.

076

.

1

.

00

,

000

.

40

.

17

,

1

23

jiwa

x

x

Rp

Rp

(43)

Berkurangnya Penghasilan Akibat Sakit

(Opportunity Cost)

Berdasarkan hasil perhitungan diatas diketahui jumlah

penduduk yang terkena dampak genangan sejumlah 23

jiwa, frekuensi sakit rata-rata 1,17 kali/tahun dan asumsi 2

hari tidak bekerja. Pendapatan per kapita penduduk Kota

Surabaya sebesar Rp. 33.969.600,00 per tahunnya,

sehingga pendapatan per kapita per hari adalah:

Total kerugian yang dialami penduduk akibat hilangnya

kesempatan tidak mendapatkan penghasilan sebesar:

hari Rp hari Rp / 00 , 067 . 93 . 365 00 , 600 . 969 . 33 .  27 , 100 . 281 . 4 . 2 40 , 067 . 93 . 17 , 1 23 jiwa x x Rp x hariRp

(44)

Biaya perjalanan tambahan

Jika diasumsikan keterlambatan waktu perjalanan menuju

tempat kerja selama 2 jam dengan frekuensi genangan terjadi

setiap 2 kali setahun, maka perhitungan kerugian akibat

keterlambatan adalah sebagai berikut:

Diketahui:

 Jumlah penduduk terkena genangan = 23 jiwa

 Pendapatan per kapita/ tahun = Rp. 33.969.600,00

=

Rp. 93.067,40 / hari

= Rp. 3.878,81 / jam

Jadi total tambahan biaya tambahan yang harus dikeluarkan oleh

penduduk sebesar :

perkapita pendapa x keterlamba lama x banjir frekuensi x banjir terkena penduduk jumlah tan tan 36 , 758 . 356 . 82 , 878 . 3 . 2 2 23 x x x RpRp

(45)

 Dari hasil perhitungan diperoleh total kerugian yang harus

ditanggung oleh masyarakat akibat banjir setiap tahunnya adalah sebesar Rp. 10.490.258,63

No. Jenis Kerugian Penduduk Nilai Kerugian (Rp.)

1. Kerugian Harta Benda 4.776.000,00 2. Biaya Pengobatan 1.076.400,00 3. Berkurangnya Penghasilan Karena

Sakit 4.281.100,27

4. Biaya Perjalanan Tambahan 356.758,36

TOTAL KERUGIAN 10.490.258,63

(46)
(47)

Berdasarkan analisis aspek teknis didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Saluran sekunder dan primer di Kecamatan Rungkut sudah tidak dapat lagi menampung debit air hujan rencana ditambah dengan debit air buangan. Hal ini menyebabkan terjadinya genangan di wilayah tersebut.

2. Salah satu cara untuk mengatasi masalah genangan di Kecamatan Rungkut adalah dengan pembuatan kolam resapan seluas 50.000 m2

yang disebar di beberapa lokasi tergantung pada kesediaan lahan. Alasan dipilih metode ini karena kolam resapan dapat diterapkan pada lahan yang cukup luas dan muka airnya dangkal. Dari segi estetika, kolam resapan ini juga dapat dipadukan dengan konsep pertamanan sehingga dapat dijadikan sebagai tempat rekreasi.

(48)

Hasil analisis aspek kelembagaan menggunakan metode SWOT diperoleh nilai koordinat (0,20 ; 0,10) dan posisinya berada di kuadran I. Strategi yang dikembangkan adalah menggunakan strategi SO yaitu mendukung strategi agresif antara lain:

1. Pengoptimalan struktur organisasi dengan meningkatkan kualitas SDM dengan cara pemberian beasiswa maupun pelatihan teknik secara rutin melalui pemanfaatan dana APBN, APBD maupun sumber dana lainnya.

2. Menggunakan SDMP sebagai pedoman pengelolaan sistem drainase untuk menentukan usulan program kegiatan serta mencari sumber pembiayaan untuk penanganan drainase.

3. Mengoptimalkan sarana dan prasarana yang ada dengan cara meningkatkan peran serta masyarakat dalam penanganan drainase.

(49)

Hasil analisis aspek finansial perhitungan kerugian tidak langsung yang ditanggung masyarakat antara lain kerugian harta benda, biaya pengobatan akibat sakit yang ditimbulkan banjir, berkurangnya penghasilan karena sakit dan biaya perjalanan tambahan yang dibutuhkan akibat keterlambatan ke tempat kerja tiap tahun akibat banjir sebesar Rp. 10.490.258,63.

(50)

Referensi

Dokumen terkait

Tahap untuk merencanakan pekerjaan infrastruktur gas mulai dari pengkajian kelayakan pekerjaan secara teknis, finansial, lingkungan, penyelidikan geologi

Retribusi Pasar selanjutnya dapat disebut Retribusi adalah pembayaran atas penyediaan fasilitas pasar tradisional/sederhana yang berupa halaman/pelaratan, los, kaki 5 (lima) dan

model.Sedangkan nilai f-statistik sebesar 12.07370 dan nilai probabilitasnya sebesar 0.000001 &lt; α 5 persen, yang berarti bahwa variabel – variabel PE, TPT, EDUC, dan JP

mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap kinerja pegawai di puskesmas mlarak kabupaten ponorogo, uji F yang dilakukan juga menunjukan bahwa semua variable

White berkata, “Apabila jiwa menyerah kepada Kristus, suatu kuasa yang baru melingkupi hati yang baru....Jiwa yang telah berserah kepada Yesus menjadi benteng-Nya sendiri,

Pengabdian masyarakat dilakukan diawali dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit DM, kemudian dilanjutkan dengan mengajarkan gerakan relaksasi

Metode ini penulis lakukan dengan meninjau langsung ke Dinas Perhubungan Kota Jakarta pada bidang angkutan, guna mengetahui kondisi dan lokasi trayek angkutan

Karena pengungkapan kinerja ekonomi dalam sustainability report akan meningkatkan kepercayaan stakeholder dan investor yang akan meningkatkan image perusahaan dan