• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJADAN KOMUNIKASI DENGAN KINERJA PEGAWAI DI PUSKESMAS WENANG KOTA MANADO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJADAN KOMUNIKASI DENGAN KINERJA PEGAWAI DI PUSKESMAS WENANG KOTA MANADO"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJADAN KOMUNIKASI DENGAN KINERJA PEGAWAI DI PUSKESMAS WENANG KOTA MANADO

Mega E. Lintong*, Ardiansa A. T. Tucunan*, Sulaemana. Engkeng* *Fakultas Kesehatan Mayarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRAK

Latar Belakang: Kinerja merupakan salah satu cara untuk mengukur kontribusi individu terhadap organisasinya, dapat diukur melalui penyelesaian tugasnya secara efektif dan efesien serta melakukan peran dan fungsinya. Motivasi Kerja merupakan dorongan bagi pegawai untuk bekerja semaksimal mungkin agar mencapai tujuan atau sasaran organisasi. Komunikasi diperlukan dalam upaya mewujudkan hubungan dan keinginan yang sinergi antara atasan dan bawahan dalam upaya mencapai tujuan. Tujuan penelitian ini adalah Mengetahui Hubungan antara motivasi kerja dan komunikasi di Puskesmas Wenang Kota Manado. Jenis Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan metode observasional deskriptif/ survei analitik, dengan menggunakan pendekatan cross sectional study yang dilaksanakan pada bulan Maret-April 2017 di Puskesmas Wenang Kota Manado dengan total responden 38 orang yang menjadi responden adalah seluruh pegawai yang bekerja di Puskesmas. Penelitian ini menggunakan kuesioner tentang Motivasi Kerja, Komunikasi dan Kinerja Pegawai dan alat tulis-menulis, sebagai instrumen penelitian. Hasil penelitian menunjukan terdapat hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja pegawai (OR= 0,095, p= 0,003), dan terdapat hubungan antara komunikasi dengan kinerja pegawai (OR= 0,122, p= 0,009). Terdapat hubungan antara motivasi kerja dan komunikasi dengan kinerja pegawai. Sebaiknya semua pegawai lebih memperhatikan faktor-faktor yang dapat meningkatkan kinerja pegawai, sehingga kinerja pegawai di dalam Puskesmas Wenang Kota Manado menjadi lebih baik.

Kata Kunci: Motivasi Kerja, Komunikasi, Kinerja Pegawai.

ABSTRACT

Background: Performance is one way to measure the contribution of individuals to their organizations, can be measured through the completion of their duties effectively and efficiently and perform their roles and functions. Work motivation is an incentive for employees to work as closely as possible in order to achieve the goals or objectives of the organization. Communication is needed in an effort to realize the correlation and desire that synergy between superiors and subordinates in an effort to achieve goals. Purpose of this study is to know the correlation between Work Motivation and Communication with Employee's Performance at Wenang Community Health Clinic Manado City. Methods : This research are uses Type of quantitative research with descriptive observational method / analytic survey, using cross sectional study conducted in March-April 2017 at Community Health Clinic Manado City with 38 total respondents and the respondents are all employees who work at the Community Health Clinic. Result : Result of this research showed that there is correlation between work motivation and employee's performance (OR = 0,095, p= 0,003) and there is correlation between communication and employee's performance (OR=0,122, p= 0,009). Conclusion : there is correlation between work motivation and communication with employee's performance. Contrary all employees pay more attention to factors that can improve employee performance, so the performance of employees at Wenang Community Health Clinic Manado City become better.

(2)

2 PENDAHULUAN

Pembangunan kesehatan menurut

kemenkes 2009 adalah untuk

meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya,

sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonimis.Organisasi sumber daya manusia merupakan salah satu unsur yang paling vital,terdapat dua alasan dalam hal ini.Pertama, sumber daya manusia mempengaruhi efisiensi dan efektivitas organisasi, sumber daya manusia merancang dan memproduksi barang dan jasa, mengawasi kualitas, memasarkan produk, mengalokasikan sumber daya finansial, serta menentukan

seluruh tujuan dan strategi

organisasi.Kedua, sumber daya manusia

merupakan pengeluaran utama

organisasi dalam menjalankan bisnis (Rachmawati, 2008).

Chung dan meggison mengemukakan bahwa salah satu cara untuk mengukur

kontribusi individu terhadap

organisasinya adalah kinerja (Bagia, 2015). Kinerja karyawan juga dapat diukur melalui penyelesaiantugasnya

secara efektif dan efsien serta

melakukan peran dan fungsinya dan itu

semuaberhubungan positifbagi

keberhasilan suatu perusahaan, faktor negatif yang dapat menurunkan kinerja

karyawan, diantaranya adalah

menurunnya keinginan karyawan untuk mencapai prestasi kerja, kurangnya ketepatan waktu dalam penyelesaian pekerjaan sehingga kurang menaati peraturan, dikarenakan pengaruh yang berasal dari lingkungannya, dan teman sekerja yang menurun semangatnya, adapun faktor positif yang dapat

meningkatkan kinerja karyawan

diantaranya adanya dorongan dan

perhatian pimpinan terhadap

bawahannya (Reza, 2010).

Stott, dkk dalam bagia 2015

mengemukakan dalam teorinya bahwa Kinerja dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya ialah faktor Motivasi Kerja dan Komunikasi. Motivasi akan mendorong pegawai untuk bekerja semaksimal mungkin agar mencapai tujuan atau sasaran organisasi karena mereka meyakini dengan tercapainya sasaran organisasi, maka kepentingan pribadi pegawai juga akan terpenuhi (Siagian,2012).Pekerjaan motivasi kerja

pada dasarnya adalah melakukan

penyesuaian kebutuhan organisasi

dengan kebutuhan karyawan,

penyesuaian kegiatan yang dimiliki oleh organisasi dengan kegiatan karyawan serta penyesuaian tujuan yang dimiliki oleh organisasi dengan tujuan karyawan (Azwar 2010).

Kemudian elemen yang bernilai penting dalam organisasi selain motivasi kerja

(3)

3

adalah komunikasi, komunikasi

diperlukan dalam upaya mewujudkan hubungan dan keinginan yang sinergi antara atasan dan bawahan dalam upaya mencapai tujuan (Fahmi, 2012).Selain

itukelancaran informasi di dalam

organisasi sangat diperlukan dalam

berbagai upaya-upaya peningkatan

produktivitas organisasi (Sopia, 2008). Bentuk cara berkomunikasi mampu mempengaruhi sampainya sebuah pesan secara cepat atau lambat termasuk pesan yang ditangkap salah dimengerti, dua bentuk komunikasi yang sering terjadi yaitu, komunikasi verbal dianggap sebagai bentuk komunikasi yang jelas dan tegas dan komuniksi nonverbal yang berlangsung secara samar-samar namun

bisa ditangkap sebagai bentuk

komunikasi (Fahmi, 2012), dengan

demikian komunikasi merupakan

variabel penting, dimana komunikasi perlu mendapat perhatian besar bagi organisasi dalam peningkatan kinerja pegawainya.

Suatu penelitian tentangpengaruh

motivasi kerja, disiplin kerja dan budaya organisasi terhadap kinerja pegawai kesehatan pada rumah sakit panti secanti gisting, menunjukan pengaruh yang signifikan antara motivasi kerja dengan kinerja karyawan (Widiati, 2012). Ada

juga penelitian tentang pengaruh

motivasi kerja dan kompetensi tenaga

kesehatanterhadap kinerja pusat

kesehatan masyarakat, dalam penelitian tersebut menunjukan pengaruh motivasi kerja positif dan kuat dari tenaga

kesehatan terhadap kinerja pusat

kesehatan masyarakat (Nanawi, 2012). Ada pun penelitian tentang hubungan motivasi dan disiplin kerja dengan kinerja pegawai di puskesmas sangurara kecamatan palu barat kota paru yang menunjukan terdapat hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja, setiap pekerja mampu menciptakan kinerja

yang tinggi secara bersemangat,

bergairah dan berdedikasi (Rau dkk, 2016).

Dalam penelitian yang berjudul

Pengaruh komunikasi interpersonal

antara pegawai terhadap kinerja pegawai di puskesmas, menunjukan ada pengaruh yang signifikan antara komunikasi interpersonal dengan kinerja pegawai puskesmas (Saputra, 2013).Ada juga penelitian tentang pengaruh faktor-faktor kepuasan komunikasi terhadap kinerja karyawan yang menunjukan bahwa variabel komunikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan (Arifin, 2005).

Pusat Kesehatan Masyarakat sebagai salah satu jenis fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama memiliki peranan penting dalam sistem kesehatan nasional, khususnya subsistem upaya kesehatan dan penyelenggaraan Pusat Kesehatan Masyarakat perlu ditata ulang

(4)

4

untuk meningkatkan aksesibilitas,

keterjangkauan, dan kualitas pelayanan dalam rangka meningkatkan derajat

masyarakat serta menyukseskan

program jaminan sosial nasional

(Permenkes, 2014). Puskesmas Wenang Kecamatan Wenang Kota Manado kelurahan teling Bawah mempunyai Visi

kecamatan wenang sehat menuju

Manado sebagai kota model Ekowisata dunia, Misi mewujudkan masyarakat serta lingkungan kecamatan Wenang

yang bersih, sehat melalui

pemberdayaan masyarakat dan

pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau. Pegawai di Puskesmas Wenang berjumlah 35 orang, didalamnya terdiri dari Dokter5, Perawat

dan Bidan20, Farmasi3, Gizi2,

Sanitasi2, Perawat Gigi3 dan

mempunyai tujuh puskesmas pembantu (Profil, 2015).

Berdasarkan masalah yang ditemukan dilapangan, sistem puskesmas yang masih menggunakan cara yang manual serta kurangnya sarana teknologi yang menyebabkan pegawai merasa terbebani dengan banyaknya pekerjaan yang harus dikerjakan secara manual sehingga

kurangnya semangat pegawai

menyelesaikan pekerjaan dengan tepat

waktu, juga kurangnya pemberian

reward terhadap prestasi kerja

pegawaisehingga menurunnya keinginan pegawai untuk menyelesaikan tugas

dengan cepat dan mengakibatkan

lambatnya pencapaian target kerja, karena menurunnya semangat teman sekerjadalam bekerja dan masih adanya pegawai yang kurang menaati tata tertib seperti ketidak tepatan waktu dalam bertugas mengakibatkan tidak adanya contoh yang harus dijadikan acuan

dalam pencapaian prestasi kerja.

Kurangnya kenyamanan dalam

lingkungan kerja dikarenakan cara berkomunikasi dengan pimpinan yang kurang baik dan cara komunikasi antar

pegawai yang kurang baik atau

berkelompok-kelompok yang membuat kinerja pegawai menurun, juga karena

kurangnya SDM membuat proses

pelayanan kesehatan di Puskesmas yang sedikit lama apabila terjadi banyaknya kunjungan pasien, dan juga cara berkomunikasi pegawai yang kurang senyum kepada pasien yang membuat pasien merasa tidak terlayani dengan baik.

Oleh karena itu timbul pemikiran bagaimana keseluruhan faktor tersebut

saling berkesinambungan sehingga

mempengaruhi kinerja Pegawai.

Berdasarkan uraian diatas maka

penelitian tertarik melakukan penelitian

dengan judul: “Hubungan antara

Motivasi Kerja dan Komunikasidengan

Kinerja Pegawai Puskesmas di

(5)

5 Manajemen kinerja merupakan proses yang bertujuan meningkatkan kinerja individu pegawai, kinerja tim kerja, dan

kemudian meningkatkan kinerja

organisasi. Proses manajemen kinerja dilakukan bersama antara manajer dan pegawai menurut Armstrong (1995) dalam Abdullah (2014), kemudian menurut Moeheriono (2012), kinerja

atau performance merupakan gambaran

mengenai tingkat pencapaian

pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Kuantitatif dengan metode observasional/ survei analitik, dengan

menggunakan pendekatan cross

sectional study (Studi potong lintang).

Penelitian dilaksanakan di Puskesmas Wenang Kota Manado pada bulan Maret - April 2017. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pegawai yang bekerja di Puskesmas Wenang Kota Manado yang berjumlah 38 Pegawai dan Sampel dalam penelitian ini yaitu seluruh Pegawai yang bekerja di Puskesmas Wenang Kota Manado

yang berjumlah 38 Pegawai.

Pengumpulan data dengan menyebarkan kuisioner yang telah disusun mencakup

pernyataan yang berhubungan dengan variabel bebas yaitu motivasi kerja dan komunikasi, dan variabel terikat yaitu

kinerja perawat. Analisis yang

digunakan adalah uji statistik chi square dengan Cl 95% dan nilai α = 0,005.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik responden pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut :

Tabel 1. Distribusi Karakteristik

Responden Karakteristik Responden N % Umur < 40 tahun ≥ 40 tahun Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Pendidikan Terakhir SMA Diploma Sarjana 18 20 8 30 4 9 25 47,4 52,6 21,1 78,9 10,5 23,7 65,8

Tabel 1. Diatas menyatakan bahwa kelompok umur lebih banyak berumur < 40 tahun yaitu 47,4%, dibandingkan dengan umur dari ≥ 40 tahun yaitu 52,6%, umur responden dibagi dua kelompok berdasarkan nilai median

kelompok umur. Jenis kelamin

perempuan lebih banyak dalam

(6)

6 laki-laki yaitu 21,1%. Berdasarkan pendidikan terakhir kelompok Sarjana merupakan tingkat paling banyak yaitu 65,8%, kemudian kelompok Diploma yaitu 23,7% dan paling sedikit yaitu kelompok SMA dengan hasil 10,5%.

Tabel 2. Distribusi Responden

Berdasarkan Variabel Penelitian Distribusi Responden n % Motivasi Kerja Baik Cukup Baik Komunikasi Baik Cukup Baik Kinerja Baik Cukup Baik 19 19 20 18 20 18 50,0 50,0 52,6 47,4 52,6 47,4

Berdasarkan Tabel 2 diatas

menunjukkan bahwa mengenai motivasi kerja pegawai baik dengan motivasi

kerja pegawai yang cukup baik

sebanding yaitu 50,0%. Distribusi

komunikasi pegawai baik sebanyak 52,6% dan cukup baik yaitu 47,4%. Dari hasil penelitian didapatkan juga bahwa kinerja pegawai yang baik sebanyak 52,6% dibandingkan dengan kinerja pegwai yang cukup baik yaitu 47,4%.

Tabel 3. Hubungan Antara Motivasi Kerja dan Komunikasi dengan Kinerja Pegawai Kinerja Pegawai Hubungan Antara Variabel Baik % Cukup Baik % Total % p value OR CI Motivasi Kerja Baik Cukup Baik Total Komunikasi Baik Cukup Baik Total 5 15 20 6 14 20 13,1 39,5 52,6 15,8 36,8 52,7 14 4 18 14 4 18 36,9 10,5 47,5 36,8 10,5 47,3 19 19 38 20 18 38 50,0 50,0 100 52,7 47,3 100 0,003 0,009 0,095 0,122

Dalam tabel 3 dapat dilihat bahwa perhitungan dengan menggunakan uji

chi square terhadap variabel motivasi

(7)

7

Puskesmas Wenang Kota Manado

dilakukan dengan menggunakan uji Chi Square dengan menggunakan batas signifikan 0,05, nilai signifikan yang didapatkan yaitu 0,003 lebih kecil dari 0,05, hal ini berarti H1 diterima H0 ditolak atau terdapat hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja pegawai di Puskesmas Wenang KotaManado. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai peluang OR = 0,095, artinya pegawai yang berpendapat motivasi kerja baik mempunyai peluang 0,09 kali lebih besar untuk mempunyai kinerja baik dibandingkan dengan pegawai yang berpendapat motivasi kerja cukup baik. Pengujian Hubungan antara Komunikasi dengan kinerja pegawai di Puskesmas Wenang Kota Manado dilakukan dengan menggunakan uji Chi Square dengan menggunakan batas signifikan 0,05, nilai signifikan yang didapatkan yaitu 0,009 lebih kecil dari 0,05, hal ini berarti H1 diterima H0 ditolak atau terdapat hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja pegawai di Puskesmas Wenang Kota Manado. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 0,112, artinya pegawai yang berpendapat komunikasi baik mempunyai nilai peluang 0,1 kali lebih besar untuk mempunyai kinerja baik dibandingkan dengan pegawai yang berpendapat komunikasi cukup baik.

Motivasi menurut Azwar (2010)

adalah upaya untuk menimbulkan

rangsangan, dorongan ataupun

pembangkint tenaga pada seseorang dan

ataupun sekelompok masyarakat

tersebut mau bberbuat dan bekerja sama secara optimal melaksanakan sesuatu yang direnacanakan untuk mencapai

tujuan yang telah di tetapkan.

Pernyataan mengenai Motivasi Kerja

bermaksud untuk melihat apakah

kebutuhan pegawai terpenuhi dan

apakah motivasi pegawai dari dalam maupun dari luar sudah baik dan mempunyai pengaruh terhadap kinerja pegawai juga peningkatan kerja di Puskesmas Wenang Kota Manado.

Hasil penelitian ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh Rukaya dkk, (2016) tentang hubungan motivasi kerja dan disiplin kerja dengan kinerja pegawai di puskesmas sungurara kecamatan palu barat kota palu yang

mendapatkan motivasi berpengaruh

terhadap kinerja, setiap pekerjaan

memerlukan motivasi yang kuat agar bersedia melaksanakan pekerjaan dan mampu menciptakan kinerja yang tinggi secara bersemangat, bergairah dan berdedikasi dengan menggunakan uji chi square. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Nawawi (2003) bahwa setiap pekerjaan memerlukan motivasi yang kuat agar bersedia melaksanakan pekerjaan dan mampu menciptakan kinerja yang tinggi secara bersemangat, bergairah dan

(8)

8 berdedikasi.Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ijah (2013) studi tentang pengaruh eksterinsik motivasi dari pada kinerja

karyawanyang menunjukan bahwa

adanya hubungan antara motivasi

eksterinsik dan kinerja karyawan, studi ini mengungkapkan motivasi eksterinsik diberikan kepada pekerja di sebuah organisasi dan cukup penting dalam mempengaruhi proses performa pekerja. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan yang telah dikemukakan Rivai (2008) bahwa motivasi berpengaruh terhadap kinerja. Hasil penelitian juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Reza (2010) dengan pengujian

membuktikan bahwa motivasi memiliki

pengaruh positif terhadap kinerja

pegawai, hipotesis dalam penelitian ini menerima Ha dan menolak Ho.

Komunikasi dalam sebuah

organisasi atau lembaga adalah

pertukaran informasi dan penyampaian makna yang membuat setiap orang, kelompok, organisasi dapat melakukan

interaksi sosial dan memberikan

pengaruh kerjasama dalam upaya

mencapai tujuan organisasi atau

lembaga (Hardjana, 2016). Menurut Mohammed dan Bungin (2016) dalam Makahengkeng (2016), upaya-upaya di

dalam meningkatkan produktivitas

organisasi tidak terlepas dari

meningkatkan kelancaran informasi di

dalam organisasi, melalui komunikasi, oleh karena itu komunikasi menjadi

aspek generik di dalam sebuah

organisasi, selain itu aktivitas

komunikasi dalam organisasi dilakukan untuk tujuan menggerakan ke arah pencapaian tujuan organisasi.

Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurega (2016), tentang Hubungan iklim komunikasi organisasi terhadap kinerja pegawai di puskesmas depok II condong catur, sleman, Yogyakarta menyatakan terdapat signifikan hubungan yang rendah namun positif antara kedua

variabel di puskesmas depok II.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Saputra (2013),

tentang pengaruh komunikasi

interpersonal antar pegawai terhadap kinerja pegawai puskesmas perawatan beringin raya kota bengkulu yang menunjukan adanya pengaruh yang

signifikan antara komunikasi

interpersonal dengan kinerja pegawai puskesmas. Hasil penelitian ini juga

sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Femi (2014) yang menyatakan komunikasi adalah hal penting dari komponen suatu organisasi dan hasil studi ini yang cukup signifikan adanya hubungan antara komunikasi dan kinerja pekerja di beberapa organisasi yang di pilih di Negara lagos. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang

(9)

9 dilakukan oleh Setiari (2013), tentang pengaruh kepemimpinan, komunikasi dan lingkungan kerja tetrhadap kinerja pegawai di puskesmas mlarak kabupaten ponorogo yang menunjukan bahwa

masing-masing variable yaitu

komunikasi dan lingkungan kerja

mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap kinerja pegawai di puskesmas mlarak kabupaten ponorogo, uji F yang dilakukan juga menunjukan bahwa semua variable berpengaruh signifikan positif secara bersama-sama terhadap kinerja pegawai di puskesmas mlarak kabupaten ponorogo dan variabel yang paling dominan pengaruhnya adalah variabel komunikasi. Melalui penelitian ini dapat dilihat bahwa komunikasi sangat berkaitan erat denga kinerja perawat dan komunikasi dengan cara pengarahan, dan evaluasi perlu untuk dilakukan sehingga dapat menghasilkan kinerja yang baik

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Puskesmas Wenang Kota Manado maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan antara Motivasi

Kerja Kinerja Pegawai di

Puskesmas Wenang Kota Manado Manado

2. Terdapat hubungan antara

Komunikasi dengan Kinerja

Pegawai di Puskesmas Wenang Kota Manado Manado.

]SARAN

1. Bagi pegawai

Perlu mempertahankan dan lebih memperhatikan Motivasi Kerja agar antar pegawai merasa nyaman pada saat bekerja dan merasa puas dengan pekerjaan yang dilakukan, saling memberi dorongan antar sesama rekan kerja agar lebih semangat dalam bekerja. Dan

kepada pimpinan agar lebih

memperhatikan reward untuk

pegawainya, agar pegawai merasa

lebih terdorong untuk

melaksanakan tugasnya dengan

cepat dan tepat sesuai dengan target.

Berperan aktif dalam proses

komunikasi terutama yang

berkaitan dengan tugas dan tetap menjaga juga saling berkomunikasi

dengan baik agar dapat

meningkatkan kinerja dalam

Puskesmas. Menjaga komunikasi antar pimpinan dengan pegawai dan juga antar sesama pegawai, dengan pemimpin lebih dekat lagi dengan

pegawai dan melakukan

komunikasi diluar jam kerja agar komunikasi lebih baik.

2. Bagi Fakultas meningkatkan

(10)

10 kerja, komunikasi dan kinerja pegawai pada mahasiswa.

3. Bagi peneliti selanjutnya kiranya

untuk menambah variabel-variabel

penelitian yang berhubungan

terhadap kinerja pegawai karena peneliti mempunyai keterbatasan. Memperluas cakupan penelitian menambah variabel seperti sikap,

pemberian reward dan motivasi

yang berpengaruh terhadap kinerja pegawai.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. M, 2014. Manajemen dan

Evaluasi Kinerja Karyawan.

Aswaja Pressindo, Sleman

Yogyakarta.

Anonim. Kemenkes, 2009. Tentang

Pembangunan Kesehatan. (Online). (http//:binfar.kemkes.go.id/2009/0 2/undang-undang-nomor-36-tahun-2009-tentang-kesehatan/ diakses 11 Agustus 2016)

Anonim. Permenkes, 2014. Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Anonim. Profil, 2015. Profil Puskesmas

Wenang Kecamatan Wenang

Kota Manado.

Arifin. B, 2005. Pengaruh Faktor-faktor kepuasan Komunikasi terhadap Kinerja Karyawan. (Online)Vol 2, No 1. (http://eprints.undip.ac.id diakses 5 Agustus 2016)

Azwar. A, 2010. Pengantar

Administrasi Kesehatan. Binarupa Aksara, Tanggerang Selatan.

Bagia. W, 2015. Perilaku Organisasi.

Graha Ilmu, Yogyakarta.

Dewi. I, Anugrah, Amir. M, Balqis,

2013. Hubungan Motivasi Kerja

dengan Kinerja Petugas di

Puskesmas Batua Kecamatan

Manggala Kota Makasar.

(Online).

(http://www.reposity.unhas.ac.id 29 juni 2017).

Fahmi. I, 2014. Manajemen

Kepemimpinan ; Teori dan

Aplikasi. Alfabeta, Bandung.

Hardjana. A, 2016. Komunikasi

Organisasi. PT Kompas Media Nusantara, Jakarta.

Ijah, 2013. The Influence Of Motivation

On Employees Performance).

Vol.2. ISSN 2227-5452 (Online). (http://www.ajol.info/index.php diakses 15 April 2017).

Makahengkeng M, 2016. Hubungan

Motivasi dan Komunikasi dengan Kinerja pegawai di perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Utara. Skripsi.

Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sam Ratulangi

Manado.

Moeheriono, 2012. Pengukuran Kinerja

Berbasisi Kompetensi. Grafindo Persada, Jakarta.

(11)

11

Mohammed. R , Bungin. B, 2015. Audit

Komunikasi ; Pendekatan dan

Metode Assesmen Sistem

Informasi Kesehatan dalam

organisasi. Prenadamedia Group, Jakarta.

Nawawi. H, 2003. Manajemen Sumber

Daya Manusia untuk bisnis yang

kompetitif. Gajah Mada

University Press, Yogyakarta Nawawi. M, 2012. Pengaruh Motivasi

dan Kompetensi Tenaga

Kesehatan terhadap Kinerja Pusat Kesehatan Masyarakat. (Online). MIMBAR, Vol. XXVIII, No. 1. (http://ejournal.unisba.ac.id diakses 5 Agustus 2016).

Nurega. R, 2016. Hubungan iklim komunikasi organisasi terhadap kinerja pegawai di Puskesmas Depok II Condong Catur, Sleman,

Yogyakarta. (Online).

(http://www.eprints.upnyk.ac.id diakses 6 April 2017).

Rachmawati I. K, 2008. Manajemen

Sumber Daya Manusia. Andi Offset, Yogyakarta.

Rau, Napirah, Rukaya, 2016. Hubungan Motivasi dan Disiplin Kerja

dengan Kinerja Pegawai di

Puskesmas Sangurara Kecamatan Palu Barat Kota Palu. (Online). (http://jurnal.untada.ac.id diakses 12 Agustus 2016).

Reza, Regina, 2010. Pengaruh gaya

kepemimpinan, motivasi dan

disiplin kerja terhadap kinerja

karyawan PT Sinar Sentosa

Perkasa, Semarang. (Online).

(http://eprints.undip.ac.id diakses 5 April 2017).

Rivai. V, 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk perusahaan

dari teori ke praktik. PT

Rajagrafindo Persada, Jakarta. Saputra. H, 2013. Pengaruh komunikasi

interpersonal antar pegawai

terhadap kinerja pegawai

Puskesmas Perawatan Beringin Raya Kota Bengkulu. (Online). (http://www.lubmazal.com

diakses 5 April 2017).

Sopia, 2008. Perilaku Organisasi. C.V

ANDI OFFSET, Yogyakarta. Widiati. E, 2012. Pengaruh Motivasi

Kerja, Disiplin Kerja Dan Budaya

Organisasi Terhadap Kinerja

Pegawai Kesehatan Pada Rumah

Sakit Panti Secanti Gisting.

(Online). Vol. 1 No. 1.

(http://ejurnal.asmi.ac.id diakses 5 Agustus 2016).

Gambar

Tabel  1.  Distribusi  Karakteristik  Responden  Karakteristik  Responden  N  %  Umur  &lt; 40  tahun  ≥ 40  tahun  Jenis Kelamin  Laki-laki  Perempuan   Pendidikan Terakhir  SMA  Diploma  Sarjana  18 20 8 30 4 9 25  47,4 52,6 21,1 78,9 10,5 23,7 65,8
Tabel  2.  Distribusi  Responden  Berdasarkan Variabel Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Untuk membatasi jejari amplop berkas pada hasil simulasi energi rendah digunakan program fitting dengan empat buah lensa einzel, dua buah magnet pembelok dan sebuah

Pembinaan mental dan sikap kemandirian yang dilakukan oleh pembina dalam hal ini bertujuan untuk memberikan latihan latihan sikap kemandirian secara bertahap dan kontinu

KAB. POLEWALI MAMASA Menjadi wil. Prov Sulbar UU No. MAJENE Menjadi wil. Prov Sulbar UU No. MAMUJU Menjadi wil. Prov Sulbar UU No. Tana Lili, Perda No. Tana Lili, Perda No..

K ecamatan Limo Kota Depok siap mensukseskan visi misi Pemerintah Kota Depok untuk mewujudkan Depok sebagai kota yang unggul, nyaman dan relegius dengan berbagai program. Salah

Terkadang orang tua bahkan guru atau pendidik bisa melakukan kesalahan ketika mengajarkan kepada peserta didik sehingga dapat membentuk karakter mereka yang tidak sesuai

Dari beberapa pendapat di atas dapat dipahami bahwa minat adalah keterkaitan, kegairahan, kesenangan terhadap sesuatu, tanpa ada yang menyuruh atau berdasarkan dorongan

3.8 Untuk ruang yang dilengkapi dengan sarana pengelompokan ke dalam ruang yang lebih kecil ( misalnya dengan sekat bergerak), sinyal visual harus efektif di masing-masing

Diperoleh produk terpilih pada penelitian utama menurut respon kimia kadar air, kadar protein dan respon organoleptik berdasarkan atribut warna, aroma, rasa dan