• Tidak ada hasil yang ditemukan

RESOLUSI KONFLIK OLEH PARTAI SINN FEIN DI IRLANDIA UTARA PADA TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RESOLUSI KONFLIK OLEH PARTAI SINN FEIN DI IRLANDIA UTARA PADA TAHUN"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

RESOLUSI KONFLIK OLEH PARTAI SINN FEIN DI

IRLANDIA UTARA PADA TAHUN 1998-2011

Bramantyo Indirawan dan Firman Noor

Program Sarjana Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia

E-mail: ramaindirawan@gmail.com

Abstrak

Skripsi ini membahas peran resolusi konflik yang dilaksanakan oleh partai Sinn Fein di Irlandia Utara dari tahun 1998 hingga 2011. Resolusi konflik dilaksanakan sebagai reaksi atas konflik berkepanjangan yang terjadi antara kaum Nasionalis dan Unionis pada tahun 1969 dengan nama The Troubles. Konflik tersebut diakhiri pada tahun 1998 oleh Perjanjian Jumat Agung dan disempurnakan oleh berbagai upaya beserta perjanjian perdamaian lainnya. Sinn Fein mewakili kaum Nasionalis sebagai partai politik yang memperjuangkan berbagai kepentingan kaumnya termasuk proses perdamaian. Penulis menggunakan teori resolusi konflik Johan Galtung yang melakukan analisa peacekeeping, peacemaking, dan peacebuilding. Melalui teori tersebut kita dapat melihat peran Sinn Fein sebagai satu partai politik yang memiliki keterlibatan signifikan dalam proses perdamaian. Kata Kunci: Sinn Fein, partai politik, Nasionalis, resolusi konflik, proses

perdamaian, Irlandia Utara

CONFLICT RESOLUTION BY SINN FEIN PARTY IN

NORTHERN IRELAND BETWEEN 1998 T0 2011

Abstract

This thesis describes Sinn Fein role in Northern Ireland conflict resolution from 1998 to 2011. The conflict resolution was done as a respond to the long conflict that involves the Nationalist and Unionist people in 1969 by the name of The Troubles. The conflict ended in 1998 because of the The Good Friday Agreement and was perfected by other peace efforts and agreements. Sinn Fein represent the Nationalist as a political party that struggle for their interests including the peace process. The writer uses a qualitative method by the description of history as a conflict resolution approach. The writer uses Johan Galtung conflict resolution theory that uses peacemaking, peacekeeping, and peacebuilding for the analysis. We can see Sinn Fein role in the conflict resolution by using those theory as a political party that has a significant involvement in the peace process.

Keywords: Sinn Fein, political party, Nationalist, conflict resolution, peace process, Northern Ireland

(2)

Pendahuluan

Irlandia Utara telah mengalami konflik berkepanjangan sejak tahun 1969 yang dinamakan sebagai The Troubles. Konflik tersebut diawali oleh pemisahan Irlandia menjadi dua bagian di tahun 1921 yang dilanjutkan dengan penggabungan Irlandia bagian utara dengan Inggris Raya. Pertentangan terjadi antara dua kelompok masyarakat, dengan mayoritas Protestan (53%) yang mempertahankan kelanjutan dalam penggabungan wilayah mendefinisikan diri sebagai Unionis. Sedangkan minoritas Katolik (44%) yang menginginkan persatuan pulau Irlandia mendefiniskan diri sebagai Nasionalis.1

Sebagai kaum minoritas di Irlandia Utara, para Katolik/Nasionalis mengalami diskriminasi di berbagai sektor seperti hak pilih dalam politik, pemisahan perumahan, dan juga pekerjaan sebagai diskriminasi di sektor ekonomi.2 Sedangkan kaum mayoritas Protestan/Unionis lebih diuntungkan dalam isu tersebut. Pada dasarnya Protestan memiliki keuntungan yang berakar dari pemindahan paksa kaum Protestan oleh Inggris di abad ke-17 dan pemberlakuan Penal Law di abad ke 18.3 Hal tersebut berkembang dan menghasilkan berbagai pertentangan di antara kedua masyarakat, sehingga berujung pada konflik berkepanjangan yang disebut sebagai The Troubles.

The Troubles disebabkan oleh gerakan hak sipil masyarakat Katolik pada akhir tahun 1968 yang mendapat gangguan fisik dari kaum Protestan ekstrim dan pihak kepolisian. Hadirnya kelompok paramiliter seperti Irish Republican Army (IRA) dari masyarakat Katolik dan Ulster Voluntary Force (UVF) dari masyarakat Protestan menjadi sebuah ancaman utama dalam wilayah konflik.4 Sedangkan kritik bias atas masyarakat Protestan muncul pada pihak kepolisian Irlandia Utara, yakni Royal Ulster Constabulary (RUC). Meningkatnya kekerasan menyebabkan Inggris untuk mengirimkan tentara di jalanan Irlandia Utara pada tahun 1969 dan memberlakukan pemerintahan langsung dari London di tahun

1

Kristin Archick, “Northern Ireland: The Peace Process”, Congressional Research Service (6 Maret 2012), hlm. 1.

2 Alan O’Day, Political Violence in Northern Ireland: Conflict and Conflict Resolution

(Connecticut: Greenwood Publishing Group, Inc, 1997), hlm. 8.

3

Douglas Woodwell, “The Troubles” dalam Paul Collier dan Nicholas Sambanis, Understanding Civil War: Evidence and Analysis (Washington DC: World Bank, 2005), hlm. 162

4 Andy Felix Soureka, Proses Penyelesaian Konflik Irlandia Utara : Analisis Kegagalan Conflict

(3)

1972.

The Troubles dimulai pada tahun 1969 dan terus berlanjut hingga berbagai proses perdamaian dilakukan. Seperti gencatan senjata di tahun 1994, pembentukan dokumen kerangka atas perjanjian perdamaian di tahun 1995, dan pada akhirnya Perjanjian Jumat Agung atau Perjanjian Belfast yang mengakhiri The Troubles pada tahun 1998. Perjanjian Jumat Agung berhasil mempertemukan pihak Republik Irlandia, Inggris Raya, dan beberapa partai di Irlandia Utara untuk berdialog dan menyetujui sebuah keputusan bersama.5

Perjanjian tersebut memberi penjelasan dalam situasi perdamaian, seperti pelucutan senjata kedua belah pihak yang berkonflik, pengamanan kepolisian, penegakan hak asasi manusia, dan demiliterisasi. Selain itu, pembentukan sebuah pemerintahan devolusi telah memindahkan kekuasaan langsung dari London ke Belfast dalam bentuk Northern Ireland Assembly atau Majelis Irlandia Utara dan Executive Committee atau Komite Eksekutif yang saling membagi kekuasaan di Irlandia Utara.

Perjanjian Jumat Agung telah mengakhiri The Troubles melalui berbagai kesepakatan yang tertulis dan disetujui oleh berbagai pihak di Irlandia Utara. Akan tetapi, berbagai permasalahan yang menganggu proses perdamaian tetap hadir setelah ditandatanganinya perjanjian tersebut pada tahun 1998. Permasalahan utama pasca 1998 dapat dilihat dalam implementasi Perjanjian Jumat Agung yang belum sepenuhnya tercapai.

Dalam situasi perdamaian, konflik seperti peledakan bom di daerah Omagh pada 15 Agustus memberikan tanda bahwa konflik bersenjata belum sepenuhnya hilang.6 Kemudian, pelucutan senjata juga belum dilaksanakan sepenuhnya oleh kelompok paramiliter seperti IRA dari kaum Nasionalis dan UVF dari kaum Unionis. Selain itu dalam sektor keamanan, Royal Ulster Constabulary (RUC) sebagai pihak kepolisian masih memiliki bias Protestan yang direfleksikan dalam keanggotaannya dan tentara Inggris yang juga memiliki bias

5 Good Friday Agreement (Belfast: Northern Ireland Office, 1998) 6

Who Bombed Omagh?, Panorama, British Broadcasting Corporation (9 Oktober 2000) diakses dari http://www.youtube.com/watch?v=c0KPuQrYBYk pada tanggal 6 Desember 2013 pukul 06:07.

(4)

masih menempati wilayah Irlandia Utara layaknya sebuah zona perang.7

Pada awalnya pemerintahan devolusi sendiri mengalami kegagalan karena pertentangan antara partai lokal terjadi melalui argumen dan negosiasi. Hingga pada akhirnya mereka dapat bekerjasama untuk masa depan Irlandia Utara dalam pemerintahan devolusi yang stabil sejak 2007. Perjanjian St. Andrews (2006) dan Perjanjian Kastil Hillsborough (2010) berfungsi sebagai perjanjian yang melengkapi berbagai substansi Perjanjian Jumat Agung. dan dalam prosesnya, partai lokal ikut bekerjasama dengan Inggris dan Republik Irlandia dalam menciptakan perdamaian yang abadi8

Dalam sebuah konflik, resolusi diperlukan untuk mencapai sebuah penyelesaian di antara pihak yang bertentangan. Melihat kasus Irlandia Utara, Perjanjian Jumat Agung dapat dikatakan sebagai sebuah langkah besar dalam resolusi konflik. Hal tersebut dapat dilihat dari upaya pihak internal dan eksternal yang saling bekerjasama untuk mencapai sebuah perdamaian abadi. Dalam kasus ini, kaum Nasionalis dan Unionis sebagai sisi internal yang berkonflik, harus melakukan sebuah upaya untuk menyelesaikan perbedaan hingga mencapai sebuah perdamaian. Hal tersebut harus dicapai karena kelompok-kelompok internal menjadi penentu utama atas masa depan Irlandia Utara.

Partai politik dapat menjadi sebuah pilihan dalam penyelesaian konflik karena merupakan institusi yang dapat berdialog secara damai dengan berbagai pihak. Sehingga keputusan dapat tercapai dan kebijakan yang tepat muncul dalam rangka untuk menjaga perdamaian. Irlandia Utara sendiri berisi dengan partai-partai yang merepresentasikan masing-masing kelompok, dengan Partai Sinn Fein sebagai partai terbesar yang mewakili masyarakat Katolik/Nasionalis dan Democratic Unionist Party (DUP) sebagai partai terbesar yang mewakili Protestan/Unionis.9

Dalam konflik beserta resolusi yang terjadi, kaum Nasionalis dapat diwakili oleh Sinn Fein sebagai partai Nasionalis terbesar di Irlandia Utara. Mengingat diskriminasi yang dilakukan terhadap golongan Nasionalis berujung

7

Data dari RUC diakses dari http://cain.ulst.ac.uk/ni/security.htm pada tanggal 6 Desember 2013 pada pukul 10:01

8 Kristin Archick, Op. Cit. hlm. 4.

9 Penjelasan partai politik di Irlandia Utara diakses dari

(5)

pada kekerasan dua belah pihak, mereka berpartisipasi dalam resolusi konflik melalui langkah-langkah damai seperti dialog dan negosiasi. Apabila IRA menggunakan kekerasan bersenjata, Sinn Fein berusaha menyelesaikan konflik secara damai walaupun mereka telah mengalami sejarah panjang ketidakadilan. Hal tersebut menjadi alasan penulis dalam fokus penelitian yang dilaksanakan.

Sinn Fein atau “Diri Kami Sendiri” merupakan salah satu gerakan politik tertua di Irlandia yang terbentuk di tahun 1905 oleh Arthur McGriffith. Mereka terus berkembang hingga menjadi partai politik berideologi Nasionalis terbesar di Irlandia Utara.10 Dimulai dari sebuah gerakan sosialis, partai tersebut telah mengalami berbagai perubahan pandangan politik dalam perkembangan sejarahnya. Seperti perubahan sikap abstensionisme yang menolak keterlibatan dalam parlemen bawahan Inggris menjadi sikap elektoralis yang melibatkan diri dalam lembaga berbagai pemilihan legislatif.11

Sinn Fein mengalami perpecahan yang terjadi di tahun 1969 dan kembali lagi terjadi pada tahun 1986. Keduanya dipicu oleh perbedaan sikap terhadap

abstensionisme. Pemisahan yang signifikan terjadi pada tahun 1986, dengan pihak

pertama tetap menolak untuk berpartisipasi dalam parlemen hingga membentuk Republikan Sinn Fein yang tetap konsisten pada sikap abstensionisme. Sedangkan pihak kedua telah mengubah cara politiknya melalui sikap elektoralis yang melaksanakan partisipasi politik praktis di parlemen Republik Irlandia, parlemen lokal Irlandia Utara, dan Westminster Inggris.12 Pihak kedua dipimpin oleh Gerry Adams dan menjadi partai Sinn Fein yang berperan penting dalam komunitas Nasionalis di Irlandia Utara melalui representasi. Partai tersebut hingga kini disebut sebagai “Sinn Fein” yang digunakan penulis dalam penelitian ini

Penelitian ini melihat peran partai Sinn Fein dalam upaya resolusi konflik yang dimulai dari berakhirnya The Troubles oleh Perjanjian Jumat Agung di tahun 1998. Melihat permasalahan yang ingin dibahas, penulis membentuk pertanyaan penelitian dan merumuskannya menjadi sebuah pertanyaan, yaitu: “Bagaimana

10 Sinn Fein diakses dari http://www.sinnfein.org/index.html pada tanggal 14 September 2013

pukul 18:57.

11 Agnes Maillot, New Sinn Fein : Irish Republicanism in the Twenty-First Century (New York:

Routledge, 2005), hlm. 8.

12 Sejarah terpecahnya IRA diakses dari http://cain.ulst.ac.uk/issues/abstentionism/chron.htm pada

(6)

peran partai Sinn Fein dalam resolusi konflik di Irlandia Utara pada tahun 1998-2011?”. Asumsi awal dari penelitian ini adalah kehadiran nyata Sinn Fein sebagai partai yang berpartisipasi dalam proses perdamaian yang dijalankan oleh berbagai pihak di Irlandia Utara. Partai tersebut telah menandatangani ketiga perjanjian perdamaian yang menunjukkan persetujuan mereka kepada seluruh substansinya. Hal tersebut memberikan asumsi dasar bahwa partai Sinn berperan dalam resolusi konflik melalui jalur perdamaian.

Resolusi konflik merupakan sebuah pendekatan yang berkembang dari berbagai penelitian perdamaian kontemporer. Pendekatan yang dilakukan, mengambil kesimpulan dari pembelajaran sebab dan akibat perang, isu dari gencatan senjata, dan pengaturan senjata atau dinamika konflik. Hal tersebut dilakukan melalui kajian kuantitatif dan kualitatif dengan konteks kualitatif pada metode yang digunakan dalam penelitian ini. Seperti penelitian sosial lainnya, penelitian perdamaian diwarnai oleh perubahan sejarah dan kejadian yang signifikan. Memahami sebab kekerasan dan menemukan cara untuk mengurangi atau melenyapkan kekerasan adalah sebuah ambisi bagi kajian perdamaian.13

Dalam teori resolusi konflik, konflik dapat dipahami sebagai pertentangan atau perbedaan antara dua pihak sehingga resolusi konflik hadir sebagai usaha untuk menyelesaikan atau menghilangkan sebuah konflik.14 Resolusi konflik menurut Theodore W. Kheel adalah penyelesaian konflik dengan cara sukarela seperti mediasi, negosiasi, dan arbitrase.15 Sedangkan Wallensteen mengatakan bahwa resolusi konflik adalah sebuah situasi dimana para kelompok yang bertentangan mengikuti sebuah perjanjian yang dapat menyelesaikan ketidakcocokan utama, menerima satu sama lain dalam keberlangsungan kelompok, serta mengakhiri segala aksi kekerasan.16

Partai politik adalah kelompok terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai, dan cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini ialah untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik melalui cara

13 Peter Wallensteen, Understanding Conflict Resolution: War, Peace, and Global System

(London: Sage Publications, Inc, 2002), hlm. 5.

14

Maswadi Rauf, Konsensus Politik: Sebuah Penjajagan Teoritis (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan, 2000), hlm. 2.

15Theodore W. Kheel, The Key to Conflict Resolution: Proven Methods for Resolving Disputes Voluntarily (New York: Four Walls Eight Windows, 1999), hlm. 8.

16

(7)

konstitusional (biasanya) untuk melaksanakan kebijakan mereka.17 Dalam negara demokratis, partai politik memiliki berbagai fungsi, yakni: komunikasi politik, sosialisasi politik, rekruitmen politik, dan sarana pengatur konflik. 18 Dalam fungsi terakhir kita bisa melihat bahwa partai dapat menjadi sebuah sarana pengatur konflik melalui usaha mereka dalam mengatasi permasalahan tersebut.

Dalam berbagai konsep yang dijelaskan, penulis dapat menggunakannya sebagai dasar analisa untuk melihat kasus di Irlandia Utara. Sebuah partai yang mewakili suatu golongan dapat berfungsi sebagai pengatur konflik, dan dalam prakteknya partai tersebut akan mencoba untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat sehingga dapat merebut kekuasaan secara konstitusional. Dari tiga definisi yang digunakan, persamaan menunjukkan bahwa resolusi konflik berusaha mempertemukan kedua pihak dan menyelesaikan permasalahan melalui berbagai cara damai.

Dalam teori utama, penulis akan menggunakan model yang diberikan oleh Johan Galtung yang mencakup peacekeeping, peacebuilding, dan peacemaking sebagai model perdamaian. Pada dasarnya, Johan Galtung memiliki tiga macam model segitiga yang dapat menjelaskan masing-masing fenomena, yaitu model konflik, kekerasan, dan perdamaian.19 Melihat perdamaian sebagai sebuah tujuan resolusi konflik, pembatasan dilakukan penulis pada model teori perdamaian yang dibentuk oleh Johan Galtung.

17

Miriam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik (Jakarta: Gramedia, 2003), hlm. 161.

18 Ibid., hlm. 164.

19 Johan Galtung, “Three Approaches to Peace: Peacekeeping, Peacemaking, and Peacebuilding”

dalam Peace, War, and Defence, dikutip dari Oliver Ramsbotham, Tom Woodhouse, dan Hugh Miall, Contemporary Conflict Resolution (Cambridge: PolityPress, 2011), hlm. 187.

(8)

Gambar 1.1 Model Perdamaian Johan Galtung

Gambar di atas menunjukkan sebuah model segitiga yang menunjukkan tiga cara dalam mencapai perdamaian. Peacemaking merupakan proses yang tujuannya mempertemukan atau merekonsiliasi sikap politik dan stategi dari pihak yang bertikai melalui mediasi (intervensi pihak ketiga), negosiasi (resolusi atau penyelesaian konflik oleh pihak yang berkonflik), dan arbitrase (pihak ketiga yang menentukan) terutama pada level elit atau pimpinan. Proses tersebut digunakan untuk mencapai penyelesaian konflik bersenjata melalui perjanjian yang disetujui oleh kedua belah pihak secara sukarela.

Peacekeeping secara tradisional merupakan proses menghentikan atau mengurangi aksi kekerasan melalui intervensi militer yang menjalankan peran sebagai penjaga perdamaian yang netral. Proses tersebut berkembang menjadi sebuah tugas sipil seperti pengawasan, pengamanan, dan dukungan atas intervensi kemanusiaan.

Peacebuilding merupakan proses implementasi perubahan atau rekonstruksi sosial, politik, dan ekonomi demi terciptanya perdamaian yang langgeng. Melalui proses peacebuilding diharapkan negative peace (atau the

absence of violence) berubah menjadi positive peace dimana masyarakat

merasakan adanya keadilan sosial, kesejahteraan ekonomi dan keterwakilan politik yang efektif. Peacebuilding memberikan fondasi pada kedua langkah tersebut melalui pembahasan isu struktural dan hubungan jangka panjang antara pihak yang berkonflik.20 Ketiganya akan menjadi model analisa penulis dalam melihat fenomena di Irlandia Utara.

(9)

Pembahasan

Konflik menjadi gejala sosial yang dijumpai dalam masyarakat Irlandia Utara bahkan sebelum wilayah tersebut dibentuk. Pertentangan terjadi antara kedua golongan masyarakat yang memiliki pandangan berbeda dengan kaum Katolik sebagai pihak yang mengalami diskriminasi. Sejak abad ke-18 kaum Protestan mendapatkan keuntungan melalui pekerjaan yang didatangkan oleh revolusi industri yang mendorong kemajuan pesat industri dan komersial di abad 19. Selain dalam sektor pekerjaan, pemukiman di wilayah utara juga dibagi berdasarkan golongan yang memberikan segregasi antara kedua masyarakat.21 Melalui akar sejarah tersebut, pertentangan terjadi antara keduanya yang berlanjut pada pemisahan Irlandia yang menghasilkan definisi “Nasionalis dan “Unionis”.

Dalam kasus ini konflik dipicu melalui diskriminasi Nasionalis yang telah mencapai puncaknya, sehingga muncul sebuah perlawanan terhadap para Unionis. Periode konflik yang dinamakan The Troubles (1969-1998) merupakan sebuah konflik fisik yang melibatkan kedua belah pihak dalam kekerasan bersenjata. Konflik tersebut dimulai dari kampanye NICRA yang dibubarkan melalui kekerasan oleh RUC dan kaum Unionis sipil lainnya.22 Hal tersebut berlanjut dengan kekerasan kedua belah pihak dalam Pertarungan Bogside yang menyebar sebagai kerusuhan di berbagai wilayah lain.

Pada akhirnya pertarungan antara kedua pihak yang direpresentasikan melalui kelompok paramiliter terjadi. Dengan IRA mewakili Nasionalis dan UVF mewakili Unionis. Dari seluruh konflik yang terjadi pada tahun 1969 hingga 1998, tahun 1972 menjadi terparah karena banyaknya jumlah korban jiwa akibat benda fisik. Dengan 10.628 penembakan yang diakibatkan oleh senapan dan 1.900 peledakan dan penanaman bom yang merenggut 480 korban jiwa.23

21

Douglas Woodwell, “The Troubles” dalam Paul Collier dan Nicholas Sambanis, Op. Cit. hlm. 163

22 Ibid., hlm. 167. 23

Data korban dan daftar kejadian yang digunakan penulis mengambil referensi dari

http://cain.ulst.ac.uk/sutton/tables/index.html yang diakses pada 6 Desember 2013 pada pukul 01:26.

(10)

Konflik dapat diselesaikan apabila terjadi persetujuan atau konsensus antara pihak-pihak yang bertikai.24 Pihak tersebut dapat menyelesaikan konflik mereka melalui kesepakatan yang dapat menyelesaikan perbedaan pendapat antara keduanya. Kesepakatan tersebut dianggap berhasil apabila dapat menemukan titik temu dari pendapat atau pandangan yang tadinya bertentangan antara kedua pihak. Hal tersebut menunjukkan bahwa kunci untuk menyelesaikan konflik dapat tercapai apabila pihak yang terlibat, yakni Nasionalis dan Unionis dapat menemukan titik temu dari pendapat yang bertentangan. Kesepakatan yang signifikan dapat dilihat dari Perjanjian Jumat Agung yang melibatkan partai politik sebagai perwakilan kedua golongan. Dengan Nasionalis diwakilkan oleh Sinn Fein, Social Democratic Labour Party (SDLP), dan partai lainnya, sedangkan Unionis diwakilkan oleh Unionist Ulster Party (UUP).

Proses perdamaian dapat berkembang melalui kemunculan partai-partai yang berfungsi sebagai perwakilan sebuah golongan. Perdamaian sulit untuk dicapai melalui pertempuran yang melibatkan kelompok paramiliter dari kedua belah pihak. Selain itu konflik terjadi sekian lama dan sulit untuk dihentikan karena kedua pihak tidak dapat mengalahkan satu sama lain dalam medan perperangan. Dalam kasus ini, kelompok paramiliter tidak dapat menyetujui satu sama lain sehingga pilihan untuk perlawanan bersenjata dilakukan.

Dialog yang dilakukan oleh Inggris Raya dan Republik Irlandia memberikan contoh dalam proses perdamaian yang dapat ditiru oleh masyarakat Irlandia Utara. Akan tetapi proses tersebut tidak dapat dilaksanakan melalui kelompok paramiliter, melainkan perwakilan lain. Dalam kasus ini, partai politik menjadi sebuah jawaban.

Partai Sinn Fein hadir sebagai salah satu partai di Irlandia Utara yang merepresentasikan kaum Nasionalis. Dalam prosesnya, mereka mendapat dukungan melalui kesamaan orientasi, nilai, dan cita-cita yang terdapat pada kaum Nasionalis beserta langkah-langkah politik yang dilakukan di wilayah tersebut. Bersama kebijakan lainnya cita-cita utama partai tersebut adalah persatuan Irlandia, sebuah konsep yang mempersatukan Utara dan Selatan. 25 Untuk

24 Maswadi Rauf, Op. Cit. hlm. 2.

25http://www.sinnfein.ie/what-sinn-fein-stands-for diakses pada tanggal 18 Februari 2014 pukul

(11)

mencapai persamaan dan konsep persatuan tersebut, mereka melakukan langkah-langkah politik di pemerintahan maupun luar pemerintahan.

Sejak tahun 1998 partai Nasionalis diwakilkan oleh Sinn Fein dan SDLP, Unionis diwakilkan oleh DUP dan UUP, kemudian Partai Aliansi mewakili seluruh golongan.26 Dalam kekuasaan Perdana Menteri, Peter Robinson dari DUP memegang jabatan sebagai Perdana Menteri, sedangkan Martin McGuiness memegang jabatan sebagai Deputi Perdana Menteri sejak tahun 1998 hingga kini.27 Keduanya memiliki kekuasaan yang setingkat dalam Majelis walaupun terdapat perbedaan nama. Keseimbangan antara kedua golongan tersebut harus tercipta untuk menghindari permasalahan yang telah terjadi di masa lalu seperti konflik. Pemerintahan harus bisa mewakilkan seluruh suara tanpa mengurangi hak golongan lain maupun memberikan perlakuan khusus dalam sebuah keadilan.

Partai politik dapat berfungsi menjadi sarana pengatur konflik sehingga mereka dapat berperan dalam sebuah proses perdamaian. Dalam kasus ini Sinn Fein menjadi salah satu partai yang berperan penting dalam upaya resolusi konflik di Irlandia Utara. Hal tersebut dapat dilihat melalui sejarah proses perdamaian yang menunjukkan peran mereka yang dimulai dari asumsi penulis.

Konflik telah terjadi sekian lama sejak tahun 1969, dalam prosesenya Sinn Fein menjadi partai yang melihat fenomena tersebut sebagai sebuah partai politik. Mereka mewakili kaum Nasionalis yang telah mengalami diskriminasi dalam proses konflik. Sebagai salah satu perwakilan Nasionalis, IRA juga melaksanakan kampanye bersenjata untuk menjalankan kepentingan kelompok tersebut.

Melihat cara kekerasan tidak berujung kepada sebuah penyelesaian, Sinn Fein menjadi partai yang mencoba menyelesaikan konflik melalui cara damai. Cara tersebut dilakukan agar partai tersebut dapat menciptakan stabilitas wilayah dalam sektor sosial, ekonomi, dan politik. Mengingat bahwa kaum Nasionalis menginginkan persamaan dan keadilan di seluruh masyarakat.

Dalam pembahasan ini, penulis akan menjabarkan analisa yang menempatkan Sinn Fein sebagai partai yang berperan dalam resolusi konflik.

26

Pemilihan tahun 2003, 2007, dan 2011 menunjukkan partai yang menjabat di pemerintahan diakses dari http://www.ark.ac.uk/elections/ sedangkan pemilhan tahun 1998 diakses dari

http://cain.ulst.ac.uk/issues/politics/election/ra1998.htm pada tanggal 23 Maret 2014 pukul 02:10.

27

Pemberitaan eksekutif Irlandia Utara diakses dari http://www.bbc.co.uk/news/uk-northern-ireland-13328910 pada 11 Desember 2013 pukul 06:00.

(12)

Peran tersebut telah diklasifikasi penulis menjadi tiga, yakni peacemaking, peacekeeping, dan peacebuilding. Berikut adalah tabel beserta penjabarannya.

Tabel 1.1

Resolusi Konflik Partai Sinn Fein Tahun Peacemaking Peacekeeping Peacebuilding 1998 Partisipasi Perjanjian Jumat Agung. Mendukung reformasi keamanan dan keadilan.

Upaya rekonstruksi sosial, ekonomi, dan politik melalui perjanjian damai.

2000 Meloloskan lima kebijakan.

2001 Negosiasi dengan pihak Inggris, Republik Irlandia dan IRA. Bergabung dengan Dewan Kepolisian dan mengamankan pelucutan senjata IRA. Meloloskan 17 kebijakan. 2002 Meloloskan 14 kebijakan. 2003 Negosiasi dalam pembentukan pemerintahan. Dukungan pelucutan senjata IRA.

Bergabung dengan Majelis Irlandia Utara. 2004 Negosiasi dalam kerjasama pemerintahan. 2005 Dialog/negosiasi dengan IRA. Mengamankan pembubaran IRA. 2006 Dialog/negosiasi dengan PSNI. Mendukung dan mengawasi PSNI. 2007 Partisipasi Perjanjian St. Andrews beserta dialog dengan DUP Dukungan dari pelaksanaan demiliterisasi dan Pengawasan PSNI

Kerjasama dengan DUP dan pembentukan Piagam Unionis.

2008 Pengamanan devolusi kepolisian Melolosan 13 kebijakan 2009 Membentuk RUU keamanan dan keadilan

Membentuk RUU keamanan dan keadilan beserta sembilan kebijakan lainnya. 2010 Pembentukan Perjanjian Kastil Hillsborough beserta Negosiasi dengan DUP. Meloloskan UU keamanan dan keadilan

Meloloskan UU keamanan dan keadilan beserta 16 kebijakan lainnya.

(13)

2011 Kerjasama dalam meloloskan 29 kebijakan.

Sumber: Tabel diolah oleh penulis melalui analisa teori Peacemaking

Peacemaking menjadi salah satu poin penting dalam mencapai resolusi konflik yang diikuti oleh Sinn Fein melalui perannya sebagai salah satu partai di Irlandia Utara. Dapat dilihat bahwa definisi peacemaking merupakan sebuah proses yang mempertemukan atau merekonsiliasi sikap politik dan strategi dari pihak yang bertikai melalui mediasi, negosiasi, dan arbitrase. Ketiga hal tersebut memiliki kesinambungan dengan teori Kheel yang mengatakan bahwa resolusi konflik merupakan penyelesaian konflik dengan cara sukarela melalui tiga poin tersebut.28 Dalam ketiga strategi tersebut, Sinn Fein ikut serta berperan sebagai keseluruhan proses perdamaian yang dijalankan.

Mediasi menjadi salah satu strategi peacemaking dengan Inggris Raya dan Republik Irlandia sebagai pelaksana utama. Keduanya melaksanakan intervensi pihak ketiga melalui dialog yang menghasilkan Perjanjian Sunningdale di tahun 1973, Perjanjian Anglo Irish di tahun 1985, dan Deklarasi Jalan Downing di tahun 1993. Ketiga proses tersebut memiliki tujuan untuk menyelesaikan konflik yang terjadi di wilayah tersebut. Pada awalnya muncul kegagalan layaknya Perjanjian Sunningdale yang ditolak oleh kaum Unionis melalui demonstrasi penolakan kompromi. Keberhasilan akhirnya dicapai di Perjanjian Anglo-Irish tahun 1985 dalam membangun jaringan partai lokal di Irlandia Utara yang dilanjutkan oleh Deklarasi Jalan Downing di tahun 1993.29

Sinn Fein menjadi pihak yang mengalami mediasi dari Inggris maupun Republik Irlandia sebagai pihak ketiga. Dalam prosesnya, Sinn Fein tidak bisa melakukan mediasi atas konflik karena memiliki kepentingan di salah satu golongan masyarakat yaitu Nasionalis. Dalam hal bias tersebut Inggris juga menjadi sorotan akibat kedekatannya dengan kaum Unionis. Dengan tindakan seperti pemberlakuan pemerintahan langsung di tahun 1972, kritik muncul pada

28Theodore W. Kheel, Op. Cit. hlm. 8

29 Bew dan Gillespie, “Northern Ireland: A Chronology of The Troubles 1968-1993” dalam http://cain.ulst.ac.uk/events/hstrike/summary.htm pada tanggal 2 Desember pukul 15:30.

(14)

mediasi awal yang mereka lakukan. Akan tetapi setelah dialog dilaksanakan dengan Republik Irlandia, mereka telah melaksanakan mediasi yang sekaligus memberikan contoh dalam melaksanakan dialog antar golongan.

Peran utama yang dijalankan Sinn Fein dalam peacemaking berupa negosiasi. Hal tersebut dapat dilihat dari keterlibatan mereka dalam perjanjian yang dianggap penting untuk mencapai resolusi konflik. Perjanjian yang mereka ikuti menempatkan mereka sebagai salah satu pihak penting yang mewakili Nasionalis melalui sikap politik dan strategi yang damai. Perjanjian dapat menyelesaikan konflik bersenjata karena kedua pihak menyetujui untuk menghentikan pertarungannya melalui kompromi yang menghasilkan sebuah konsensus. Dalam kasus Irlandia Utara, muncul tiga perjanjian utama yang berlangsung dari tahun 1998 hingga 2011, yaitu: Perjanjian Jumat Agung (1998), Perjanjian St. Andrews (2007), dan Perjanjian Kastil Hillsborough (2010).

Perjanjian Jumat Agung disahkan pada tanggal 10 April 1998 di kota Belfast yang ditandatangani oleh pihak Inggris, Republik Irlandia, dan partai-partai lokal di Irlandia utara yang mewakili golongannya masing-masing. Perjanjian tersebut menjadi penentu signifikan yang mengakhiri The Troubles dan menyempurnakan proses perdamaian yang telah dibangun sejak awal oleh berbagai pihak, baik internal maupun eksternal.30

Kaum Unionis dan Nasionalis menyetujui perjanjian tersebut melalui partai yang dapat mewakili mereka secara golongan. Dengan Nasionalis diwakilkan Sinn Fein dan SDLP dan Unionis diwakilkan oleh UUP. Dalam prosesnya, DUP menjadi salah satu partai penting dalam mewakili Unionis yang menolak perjanjian tersebut. Muncul dua poin penting yang dibahas oleh perjanjian tersebut, yakni perdamaian antara pihak yang bertikai dan pembentukan pemerintahan devolusi.31 Sinn Fein turut berperan dalam membentuk perjanjian tersebut hingga implementasi dari perjanjian tersebut telah mereka setujui dan harus dijalankan.

30 Good Friday Agreement (Belfast: Northern Ireland Office, 1998)

31 Devolusi adalah pemindahan kekuasaan yang besar dari pemerintahan pusat Inggris kepada

Majelis di Irlandia Utara. Informasi tersebut diakses dari

http://www.nidirect.gov.uk/index/information-and-services/government-citizens-and- rights/government-1/government-in-northern-ireland/levels-of-government-in-northern-ireland.htm pada tanggal 15 November 2013 pukul 11:46.

(15)

Dalam isu perdamaian perjanjian tersebut membahas beberapa agenda seperti pelucutan senjata yang ditujukan pada paramiliter layaknya IRA. Pengamanan polisi yang efektif menjadi poin penting lainnya untuk menghilangkan bias kaum Protestan/Unionis yang merupakan mayoritas anggota kepolisian RUC 92,22%.32 Kemudian sistem keadilan yang merujuk pada keberpihakan hukum yang dapat dilihat dari pihak pengaman polisi beserta institusi layaknya Penjara Maze yang lebih merugikan kaum Nasionalis.33 Demiliterisasi tentara Inggris juga menjadi hal signifikan dalam mencapai perdamaian melalui sebuah perjanjian. Kedatangan militer merupakan kerugian bagi kaum Nasionalis dengan contoh signifikan dapat dilihat dari penembakan warga sipil pada Bloody Sunday maupun Bloody Friday di tahun 1972.34

Pembentukan pemerintahan devolusi menjadi hal penting lainnya yang disampaikan di perjanjian tersebut. Devolusi di Irlandia Utara telah memindahkan kekuasaan politik dari pusat di Inggris menuju wilayah tersebut melalui dua lembaga, yakni Majelis Irlandia Utara dan Komite Eksekutif. Dengan Majelis berisi anggota legislatif yang dipilih berdasarkan daerah pemilihan dan Komite Eksekutif dipimpin oleh Menteri Pertama dan Deputi Menteri Pertama yang memimpin menteri-menteri lainnya. Partai Sinn Fein menyetujui hal tersebut melalui keadilan yang dapat dicapai melalui pemerintahan yang dibagi berdasarkan golongan secara rata.

Pemerintahan devolusi di Irlandia Utara mengalami hambatan dalam prakteknya, karena hal tersebut sebuah perjanjian yang dipimpin oleh pemerintahan Inggris dan Republik Irlandia dibentuk untuk mengatasi berbagai permasalahan. Perjanjian yang dinamakan sebagai Perjanjian St. Andrew dibentuk pada tanggal 13 Oktober 2006 dan memiliki agenda untuk membentuk pemerintahan permanen di Irlandia Utara. 35 Perjanjian tersebut mengatur perubahan di lembaga-lembaga Irlandia Utara, yaitu pemerintahan, kepolisian

32

Data dari RUC diakses dari http://cain.ulst.ac.uk/ni/security.htm pada tanggal 6 Desember 2013 pada pukul 10:01.

33 Hunger Strike diakses dari http://cain.ulst.ac.uk/events/hstrike/summary.htm pada tanggal 2

Desember pukul 15:30.

34 Tim Pat Coogan, The Troubles: Ireland’s Ordeal and The Search for Peace (New York:

PALGRAVE, 2002), hlm. 179. Sedangkan Penjelasan kronologis dari Bloody Sunday diakses dari

http://cain.ulst.ac.uk/events/bsunday/sum.htm pada tanggal 2 Desember 2013 pukul 00:18

35 The Northern Ireland (St Andrews Agreement 2006) Bill 2006-7, House of Commons Library

(16)

yang merubah RUC menjadi Police Service of Northern Ireland (PSNI), dan keamanan rakyat secara keseluruhan. Perjanjian tersebut juga berfungsi sebagai penyempurnaan Perjanjian Jumat Agung melalui poin-poin yang disampaikan.

Sebagai implementasi penuh dalam devolusi kepolisian dan keadilan, sebuah perjanjian dibentuk untuk mengakomodasi kepentingan tersebut di Irlandia Utara. Perjanjian tersebut dinamakan Perjanjian Kastil Hillsborough yang ditandatangani pada tanggal 4 Februari 2010 oleh partai-partai yang mewakili golongan mereka masing-masing.36 Perjanjian tersebut dibentuk di Skotlandia setelah terjadi negosiasi 10 hari yang melibatkan Sinn Fein dan DUP. Perjanjian tersebut menghasilkan Departemen Keadilan yang mengikat pada peran PSNI dalam menjalankan tugasnya. Kepolisian akan menjalankan tugasnya dalam kebijakan yang dibentuk oleh Departemen Keadilan dengan Dewan Kepolisian bekerja sebagai pengawas.

Dalam perspektif peacemaking kita dapat melihat peran Sinn Fein sebagai salah satu pihak penting yang berpartisipasi di ketiga perjanjian tersebut dengan konsisten. Mereka menyetujui dan menjalankan implementasinya dalam proses perdamaian yang diselenggarakan di Irlandia Utara. Selain itu mereka juga melakukan negosiasi dan dialog sebagai aktor perdamaian yang signifikan dengan berbagai pihak, baik internal maupun eksternal.

Pada tanggal 21 September 2001, Sinn Fein melakukan negosiasi dengan Inggris beserta Republik Irlandia yang membahas implementasi penuh dalam gencatan senjata. Negosiasi selanjutnya berupa dialog pembentukan pemerintahan devolusi yang mengalami kegagalan di tahun 2003 dan 2004 akibat pelucutan senjata IRA yang belum tuntas. Kemudian negosiasi dengan IRA dilaksanakan pada tanggal 6 April 2005 untuk membahas pelucutan senjata. Dalam prosesnya Gerry Adams memimpin dialog tersebut dari kubu Sinn Fein yang meminta IRA untuk meninggalkan kekerasan bersenjata mereka.37

Negosiasi kembali dilaksanakan Sinn Fein sebagai salah satu perannya dalam proses perdamaian. Seperti dialog dengan ketua PSNI yang mempertemukan Gerry Adams dan Hugh Orde dalam pembahasan peran dan

36Hillsborough Agreement (London: The Stationery Office, 2010). 37 Kristin Archick, Op. Cit. hlm. 4-6.

(17)

rekruitmen kepolisian. 38 Kepercayaan Sinn Fein pada PSNI beserta pelucutan senjata yang dilaksanakan telah menghasilkan kepercayaan kaum Unionis yang diwakili oleh Ian Paisley dari partai DUP. Hal tersebut menyebabkan negosiasi dengan DUP yang membahas kerjasama di pemerintahan devolusi pada tanggal 8 Mei 2007. Kedua partai tersebut kembali melaksanakan negosiasi 10 hari pada bulan Januari yang menghasilkan Perjanjian Kastil Hillsborough di tanggal 4 Februari 2010. Negosiasi tersebut membahas devolusi kepolisian dan keamanan yang akhrinya tercapai melalui sebuah perjanjian perdamaian.

Peacekeeping

Apabila menggunakan definisi tradisional, Sinn Fein tidak memiliki peran dalam peacekeeping karena status partai politik yang tidak memiliki kekuatan militer. Tugas tersebut lebih tertuju kepada pihak pengaman layaknya kepolisian RUC dan tentara Inggris yang berasal dari pemerintahan pusat. Pada kenyataanya kedua lembaga tersebut berpihak pada sebuah golongan, yaitu Unionis karena permasalahan keanggotaan dan kedekatannya dengan Inggris yang menganut agama Protestan. Hal tersebut menunjukan bahwa peran penjaga perdamaian mengalami kecacatan dalam fungsi yang seharusnya dijalankan.

Definisi kedua melihat peran tugas sipil layaknya pengawasan, pengamanan, dan dukungan atas intervensi kemanusiaan yang dapat dilaksanakan Sinn Fein untuk menciptakan perdamaian. Partai tersebut mencoba untuk membantu peacekeeping dengan pembenahan lembaga yang seharusnya menjaga perdamaian yaitu tentara dan kepolisian. Selain itu mereka membantu proses pembubaran IRA melalui kesamaan yang merujuk pada perwakilan kaum Nasionalis. Singkatnya implementasi tersebut dapat dilihat dari peran mereka dalam demiliterisasi, pembubaran IRA, dan reformasi keamanan dan keadilan. Demiliterisasi menjadi salah satu peran utama yang dilaksanakan melalui pengawasan dan tuntutan untuk mencabut tentara Inggris dari Irlandia Utara. Peran penting pertama yang mereka lakukan dalam rangka demiliterisasi adalah penandatanganan Perjanjian Jumat Agung yang berisi poin penting dalam demiliterisasi. Partai tersebut sejak tahun 2003 telah menjadi perwakilan

(18)

Nasionalis terbesar menggantikan SDLP.39 Dalam proses pemilihannya, mereka selalu mengeluarkan manifesto yang digunakan sebagai garis besar kebijakan partai. Melalui manifesto layaknya di pemilu tahun 2007, kita dapat melihat usaha penanganan masalah di Irlandia Utara termasuk isu demiliterisasi sebagai prioritas utama.40 Pada akhirnya pemerintahan inggris menarik tentaranya di bulan Juli 2007 dengan pengawasan dari berbagai pihak termasuk partai Sinn Fein.41

Pembubaran paramiliter IRA menjadi peran selanjutnya yang dijalankan oleh Sinn Fein melalui dialog. Pertama mereka melakukan negosiasi dengan pihak eksternal yaitu Inggris dan Republik Irlandia pada tanggal 21 September 2001 yang dilanjutkan dengan dialog bersama.42 Kemudian sebuah dialog antara IRA dan Sinn Fein yang dipimpin oleh Gerry Adams kembali dilaksanakan pada tanggal 6 April 2005. Adams meminta IRA untuk meninggalkan perjuangan bersenjata yang mereka tempuh dan menggantinya dengan cara politik yang relatif damai. Pihak IRA melakukan pertimbangan panjang yang berujung pada pengumuman penting atas keputusan mereka pada tanggal 28 Juli 2005.43

Mereka juga memiliki peran dalam pengawasan beserta pengamanan yang diberikan pada kepolisian. Perjanjian Jumat Agung memberikan poin penting dalam isu perdamaian dengan pengamanan kepolisian yang efektif menjadi salah satunya. Perombakan RUC dilaksanakan pada bulan Maret 2001 dengan penggantian nama menjadi PSNI, penurunan anggota dari 11.400 menjadi 7.500. dan keanggotaan yang memiliki keseimbangan golongan. 44 Selain itu mereka bergabung dengan Dewan Kepolisian yang memiliki fungsi pengawasan.

Sinn Fein telah menyetujui untuk mendukung PSNI pada penandatangan Perjanjian St. Andrews di tahun 2006.45 Dalam manifesto pemilu tahun 2007 mereka kembali ingin menciptakan keamanan dan keadilan pada seluruh

39 Pemilihan tahun 2003, 2007, dan 2011 diakses dari http://www.ark.ac.uk/elections/ sedangkan

pemilhan tahun 1998 diakses dari http://cain.ulst.ac.uk/issues/politics/election/ra1998.htm pada tanggal 23 Maret 2014 pukul 02:10.

40 Sinn Fein, Assembly Election Manifesto 2007: Delivering for Ireland’s Future, Belfast: 2007. 41 Kristin Archick, Op. Cit. hlm. 11.

42

Ibid., hlm. 4.

43

Sean Walsh, Pernyataan Gencatan Senjata IRA (28 Juli 2005) diakses dari:

http://www.youtube.com/watch?v=_dncrIHxMB8 pada tanggal 25 Juni 2014 pukul 12:56.

44

Laporan kepolisian diakses dari http://cain.ulst.ac.uk/issues/police/patten/patten99.pdf pada tanggal 11 Desember 2013 pukul 05:55.

(19)

masyarakat. Selain itu mereka melaksanakan pengawasan kepolisian di tahun yang sama. Pada bulan November 2008 mereka melakukan pengamanan devolusi kepolisian dan reformasi keamanan dan keadilan dilaksanakan pada tahun 2010 yang menghasilkan Departemen Keadilan beserta peran kepolisian yang jelas.

Peacebuilding

Sinn Fein melaksanakan perubahan tersebut melalui peran legislatif maupun eksekutif yang dijalankan di Majelis Irlandia Utara. Dalam pemerintahan mereka dapat bekerjasama dengan pihak lain dalam segala sektor termasuk sosial, politik, dan ekonomi. Pada prakteknya, kerjasama tersebut akan membawa mereka kepada pembentukan kebijakan maupun hasil lainnya yang dapat terlaksana sejalan dengan proses perdamaian.

Proses peacebuilding dapat mengubah negative peace menjadi positive

peace seperti yang disebutkan dalam penjabaran teori. Negative peace menjadi

sebuah tujuan yang ingin dicapai oleh berbagai pihak di Irlandia Utara. Mengingat bahwa konflik harus diselesaikan, kelompok paramiliter seperti IRA ingin mencapai hal tersebut melalui kekerasan yang dapat memusnahkan lawannya. Hal tersebut juga berlaku pada kepolisian RUC bahkan tentara. Permasalahan muncul saat keduanya memiliki keseimbangan kekuatan dalam pertempuran bersenjata. Andaikan salah satu dari mereka menang, definisi perdamaian yang didapat hanya terbatas pada aksi koersif tanpa memikirkan nilai sosial, ekonomi, dan politik.

Dalam peran peacebuilding yang dilaksanakan Sinn Fein melihat ketiga nilai tersebut dalam berbagai prosesnya. Mereka melaksanakan partisipasi dan tuntutan politik dalam Majelis Irlandia Utara sejak tahun 1998 kemudian berhasil menjadi partai Nasionalis/Katolik terbesar sejak tahun 2003 yang dilanjutkan pada pemilu tahun 2007 dan 2011. Dalam setiap pemilu mereka memaparkan tujuan utama beserta kebijakan lainnya. kebijakannya melalui manifesto pemilihan yang juga bisa dilihat di situs resmi partai.46

Salah satun kebijakannya adalah persatuan dan demokrasi yang ingin mereka capai melalui pemberdayaan Majelis, Eksekutif, dan Dewan Kementerian Irlandia. Selain itu mereka menanamkan konsep Persatuan Irlandia yang dapat

46

(20)

dicapai melalui referendum. Hal tersebut menunjukkan agenda mereka dalam pemisahan diri dari Irlandia Utara untuk menggabung utara dan selatan menjadi sebuah Republik. Mereka menyelenggarakan referendum yang mendapatkan respon negatif oleh kedua golongan masyarakat.47

Pembangunan ekonomi moderen yang kuat dan adil juga disinggung dalam manifesto partai. Penekanan digunakan pada kata kuat sebagai kesatuan yang terdiri dari kerjasama berbagai golongan. Untuk mencapai hal tersebut keadilan juga harus tercipta di masyarakat sehingga diskriminasi yang terjadi di masa lalu tidak terulang kembali. Selain itu mereka menjanjikan perlindungan pada pelayanan publik yang didukung oleh pemerintahan dengan basis persamaan hak beserta keragaman dan persamaan yang harus dihargai.

Dalam hal politik mereka ikut serta memperjuangkan devolusi yang dapat memindahkan kekuasaan penuh dari pusat hingga tingkatan lokal. Selain mengikuti proses pemindahan kekuasaan, mereka ikut berpartisipasi dalam pemerintahan melalui pemilihan dan menempati posisi tinggi sejak tahun 2003. Karena hal tersebut mereka memiliki kekuasaan lebih dalam pelaksanaan proses perdamaian beserta pembuatan kebijakan tepat bagi masyarakat.

Sinn Fein juga mementingkan kebijakan ekonomi yang disampaikan di manifesto dan juga diimplementasikan dalam Majelis Irlandia Utara. Mereka mementingkan keadilan dalam pertumbuhan ekonomi agar diskriminasi golongan pada masa lalu tidak terulang kembali. Kemajuan ekonomi menjadi prioritas melalui dorongan kesejahteraan rakyat yang didasari oleh pemberdayaan masyarakat. Sedangkan kesejahteraan ekonomi dapat dicapai melalui strategi yang mementingkan keadilan dalam aspek seperti persamaan kesempatan kerja.48

Kerjasama pemerintahan menjadi salah satu peran Sinn Fein yang dapat dikategorikan sebagai peacebuilding. Dengan DUP mereka telah berhasil

menghasilkan berbagai kebijakan termasuk UU keamanan dan keadilan beserta kebijakan lain yang memiliki nilai keadilan dan kesejahteraan ekonomi. Piagam Unionis menjadi hal signifikan yang dilaksanakan melalui poin agenda utama dalam persatuan Irlandia beserta hubungan baik antara kedua komunitas. Untuk

47

http://www.ark.ac.uk/elections/fref70s.htm diakses pada tanggal 18 Februari 2014 pukul 00:26

48 Northern Ireland Statistics and Research Agency, The 2010 Labour Force Survey Religion

(21)

mencapai hal tersebut mereka memulai dengan pengakuan keterlibatan Nasionalis dalam konflik di masa lalu. Hal tersebut dilanjutkan dengan menjalin hubungan baik antar golongan hingga konsep Irlandia baru dapat tercapai. 49

Kesimpulan

Sebagai asumsi dasar kita dapat melihat bahwa partai Sinn Fein memiliki peran dalam proses perdamaian di Irlandia Utara melalui resolusi konflik yang mereka jalankan. Dimulai dari hal tersebut kita sampai pada pertanyaan awal penulis dalam penelitian ini yang mencoba melihat bentuk peran partai Sinn Fein dalam resolusi konflik di Irlandia Utara pada tahun 1998 hingga 2011.

Melalui penjelasan sejarah dan analisa teori yang difokuskan pada perspektif Sinn Fein, kita menemukan fakta-fakta yang menunjukkan bahwa mereka ikut berpartisipasi dalam berbagai proses perdamaian. Partai tersebut mendorong terciptanya perdamaian abadi melalui berbagai langkah politik baik di dalam pemerintahan maupun partisipasi diluar. Tanpa melupakan tanggung jawab yang mereka wakili dari kaum Nasionalis, partai tersebut melaksanakan resolusi konflik dengan agenda utama persatuan Irlandia. Seiring dengan proses perdamaian, mereka menanamkan konsep tersebut sebagai kepentingan utama partai beserta konstituennya

Melalui teori Galtung kita dapat melihat peran mereka secara komprehensif yang dapat dilihat dari tiga sudut pandang yaitu peacemaking, peacekeeping, dan peacebuilding. Dalam prakteknya, partai tersebut menjalankan peran tersebut untuk mencapai perdamaian sebagai perwakilan kaum Nasionalis tanpa meninggalkan agenda utama mereka yang berupa persatuan Irlandia.

Untuk peacemaking mereka berpartispasi dalam perjanjian perdamaian dan melaksanakan negosiasi dengan berbagai pihak seperti DUP, IRA, bahkan pihak eksternal layaknya Inggris dan Republik Irlandia. Kemudian dalam peacekeeping mereka memiliki peran pengawasan pada kepolisian dan militer beserta pengamanan pada IRA sebagai kelompok paramiliter. Sedangkan dalam peacebuilding mereka melaksanakan kerjasama dengan DUP dalam rangka rekonstruksi sosial, politik, ekonomi melalui pembentukan kebijakan, pengajuan

49 Unionist Charter, Mei 2007 diakses dari http://www.sinnfein.ie/contents/16516 tanggal 20

(22)

Piagam Unionis dan peran lainnya di pemerintahan.

Temuan penulis terletak pada fungsi partai politik yang berhasil menjadi aktor resolusi konflik sekaligus mewakilkan sebuah golongan. Dalam kasus ini Sinn Fein menjadi partai politik yang mewakili kaum Nasionalis dengan melaksanakan resolusi konflik di Irlandia Utara.

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Budiarjo, Miriam. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia, 2003.

Collier, Paul dan Nicholas Sambanis. Understanding Civil War: Evidence and Analysis. Washington DC: World Bank, 2005.

Eliott, Marianne. The Long Road to Peace in Northern Ireland. Liverpool: Liverpool University Press, 2002.

Kheel, Theodore W. The Key to Conflict Resolution: Proven Methods for

Resolving Disputes Voluntarily. New York: Four Walls Eight Windows, 1999. Maillot, Agnes. New Sinn Fein : Irish Republicanism in the Twenty-First Century.

New York: Routledge, 2005.

Ramsbotham, Oliver, Tom Woodhouse, dan Hugh Miall. Contemporary Conflict Resolution. Cambridge: PolityPress, 2011.

Rauf, Maswadi. Konsensus Politik: Sebuah Penjajagan Teoritis. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan, 2000.

Wallensteen, Peter. Understanding Conflict Resolution: War, Peace, and Global System. London: Sage Publications, Inc, 2002.

Sumber Jurnal:

Archick, Kristin. Northern Ireland: The Peace Process. Congressional Research Service. Maret 6, 2012. Sumber Internet: http://www.ark.ac.uk/ http://www.bbc.co.uk/news/uk-northern-ireland-13328910 http://cain.ulst.ac.uk/ http://www.nidirect.gov.uk http://www.psni.police.uk/history_of_policing http://www.sinnfein.ie/

(23)

http://www.sinnfein.org/index.html Sumber Dokumen:

Good Friday Agreement, Belfast: Northern Ireland Office, 1998.

Hillsborough Agreement, London: The Stationery Office, 2010.

Sinn Fein, Assembly Election Manifesto 2007: Delivering for Ireland’s Future, Belfast: 2007.

Sinn Fein, Assembly Election Manifesto 2011: Leadership Across Ireland, Belfast: 2011.

The Northern Ireland. St Andrews Agreement 2006. Bill 2006-7, House of Commons Library, November, 17, 2006.

Sumber Tesis:

Soureka, Andy, F. Proses Penyelesaian Konflik Irlandia Utara : Analisis Kegagalan Conflict Resolution di Irlandia Utara (1968 -1998). Tesis Hubungan Internasional UI. Depok: 2003.

Sumber Video:

Pernyataan Gencatan Senjata IRA, Sean Walsh: Perwakilan IRA (28 Juli 2005) diakses dari: http://www.youtube.com/watch?v=_dncrIHxMB8

Who Bombed Omagh?, Panorama, British Broadcasting Corporation (9 Oktober 2000) diakses dari: http//www.youtube.com/watch?v=c0KPuQrYBYk

Gambar

Gambar 1.1 Model Perdamaian Johan Galtung

Referensi

Dokumen terkait

Pada perlakuan tunggal manitol perlakuan konsentrasi manitol 100 g.L-1 dan 120 g.L-1 tidak terjadi peningkatan terhadap tinggi planlet karena manitol merupakan zat

Pendidikan multikultural merupakan strategi yang memanfaatkan keragaman latar belakang kebudayaan dari para peserta didik sebagai salah satu kekuatan untuk

Parameter penelitian yang digunakan untuk mengukur keberhasilan komunikasi antara orang tua dan remaja adalah meningkatnya kedekatan dan keterbukaan dalam

Peran Komite Sekolah sebagai badan pemberi dukungan (supporting agency) dalam peningkatan kualitas sarana dan prsarana sekolah yaitu komite sekolah ikut terlibat

Selanjutnya, hasil analisis laboratorium pada bulan Maret 2006 (musim hujan) terhadap parameter-parameter kualitas air di Pulau Paliat dan Pulau Sapeken pada sumur-sumur kunci

Satir adalah suatu gaya/aliran dalam penulisan (yang juga ditemukan di bidang lain seperti musik, film, politik, dan lain-lain) yang menertawakan, mengolok-olok,

Kemajuan badan usaha dengan menggunakan Budaya Organisasi Cina memiliki nilai positif dimata karyawan karena dari hasil olahan data didapatkan nilai yang cukup besar

CATATAN: Untuk memasang kedua kartu jika dimasukkan 6 Ikuti prosedur dalam Setelah mengerjakan bagian dalam