PROGRAM SAFETY RIDING SEBAGAI
KEGIATAN CSR UNTUK
MEMPERTAHANKAN CITRA PT XYZ
Syifa Hana Dewi
Universitas Bina Nusantara, Jl. K. H. Syahdan No. 9 Kemanggisan/Palmerah Jakarta Barat 11480, 021-5345830, 0215350660, [email protected]
Syifa Hana Dewi, Maria Anggia W., S.,Sos., M.M
ABSTRACT
Safety Riding is a form of safe driving behavior patterns and comfortable for themselves and for other road users (motorists or pedestrians). The purpose of this study is to investigate the implementation of safety riding program and the constraints faced by the company XYZ in implementing safety riding program in CSR activities. The method used is qualitative, ie with melkaukan interviews, observation, and documentation. The result is increasing the company's image as teaching about safety riding is considered suitable and reliable where XYZ is a company that stands in the manufacture of motorcycle manufacturing. So the conclusion is obtained, the better the image of the company for the community and the company is able to expand good relations with the community. In addition, from any obstacles encountered can be resolved all safety riding program can run smoothly because of the solidarity of the employees who are members of the riding safety program.
Keywords : Safety riding, CSR, Citra Perusahaan, PT XYZ
ABSTRAK
Safety Riding adalah suatu bentuk pola prilaku berkendara yang aman dan nyaman
bagi diri sendiri maupun bagi pengguna jalan lain (pengendara atau pejalan kaki).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi dari program safety riding serta kendala yang dihadapi oleh PT XYZ dalam melaksanakan program safety riding dalam kegiatan CSR. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif, yaitu dengan melkaukan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil yang didapat adalah meningkatnya citra perusahaan karena pengajaran tentang safety riding dianggap cocok dan terpercaya dimana PT XYZ merupakan perusahaan yang berdiri dalam bidang manufaktur pembuatan sepeda motor. Sehingga simpulan yang didapat adalah, semakin baik citra perusahaan bagi masyarakat serta perusahaan mampu memperluas hubungan baik dengan masyarakat. Selain itu, dari setiap kendala yang dihadapi semua dapat terselesaikan program safety riding dapat berjalan dengan lancar karena adanya solidaritas para karyawan yang tergabung dalam program safety riding tersebut.
PENDAHULUAN
Keselamatan berkendara (safety riding) adalah suatu bentuk pola prilaku berkendara yang aman dan nyaman bagi diri sendiri maupun bagi pengguna jalan lain (pengendara atau pejalan kaki). Sesuai dengan UU No. 22 tahun 2009 yang menjelaskan tentang segala peraturan dan tata tertib yang harus dipatuhi dalam berkendara. Dalam mengimplementasikan rasa tanggung jawab untuk memberi pemahaman tentang pentingnya memgetahui dan memahami safety riding dalam berkendara khususnya bagi para pengguna kendaraan bermotor, PT XYZ mengadakan suatu program safety riding yang merupakan salah satu kegiatan Corporate Social Responsibility unggulan PT XYZ, yang diharapkan dapat membantu masyarakat dalam menjaga keselamatan dalam berkendara sekaligus memelihara citra perusahaan. Program Safety Riding dengan stakeholder eksternal, diberikan kepada beberapa organisasi dalam kegiatan training baik teori maupun praktek. Beberapa organisasi tersebut adalah kepolisian Indonesia, para mahasiswa, pelajar SLTA, SLTP, dan bahka dikalangan anak-anak yang masih duduk dibangku SD, para tukang ojek yang berada disekitar PT XYZ, serta para pemuda karang tarua. Dengan adanya pengajaran safety riding oleh PT XYZ sangat diharapkan citra PT XYZ menjadi semakin positif dan menjadi perusahaan terpercaya dimata masyarakat sebagaimana seperti yang dikatakan oleh Huddleston dalam (Buchari Alma, 2008:55) memberikan definisi atau pengertian citra dengan mengatakan sebagai berikut : ”Image is a set beliefs the personal associate with an Image as acquired trough experience”. Artinya: citra adalah serangkaian kepercayaan yang dihubungkan dengan sebuah gambaran yang dimiliki atau didapat dari pengalaman. Mengacu pada definisi citra menurut huddleston, dapat diambil kesimpulan bahwa citra perusahaan bisa semakin baik dimata masyarakat apabila masyarakat telah memiliki kepercayaan dan rasa puas dari hal-hal yang dilakukan oleh perusahaan dan tentunya sangat berguna dan bermanfaat bagi masyarakat sendiri. Hal tersebut mengakibatkan citra perusahaan semakin baik dimata masyarakat. Pencitraan adalah suatu upaya atau cara yang dilakukan setiap orang atau perusahaan untuk mendapatkan respon baik dari pihak internal (karyawan) dan pihak eksternal (masyarakat, customer, dll). Banyak hal yang dapat dilakukan untuk membangun suatu citra positif dalam suatu perusahaan. Citra baik perusahaan juga tentu tidak terlepas dari peran penting adanya Public Relations (PR) yang berperan sebagai jembatan yang menghubungkan antara organisasi atau perusahaan dengan publik dan menanggapi setiap opini publik tentang suatu perusahaan secara efektif. Seorang PR juga harus mampu membangun, menjaga, dan mengembangkan citra perusahaan agar memiliki nilai positif bagi publik. PT XYZ memiliki prestasi sebagai merek kendaraan motor terbaik yang diminati oleh masyarakat khususnya di kalangan anak muda. Terbukti dari penghargaan ”Indonesia Most Favorite Youth Brand 2012” yang dinilai melalui survey multi-stage random sampling terhadap 2.150 responden anak muda usia 14-35 tahun dari kelas sosial A, B, dan C, merek XYZ dipilih oleh 54,1% dari total responden dalam survey yang dilakukan di 10 kota besar di Indonesia (Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, Semarang, Makassar, Denpasar, Palembang, Pekanbaru, dan Banjarmasin) pada bulan maret 2012.
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur statistik atau dengan cara-cara kuantifikasi (M. Djuyandi & Fauzan Almansur, 2012: 25) Bogdan dan Taylor 1992: 21-22 dalam Dr. Basrowi, M.Pd. & Dr. Suwandi. M.Si, 2008: 1 menyatakan bahwa Penelitian kualitatif juga diartikan sebagai salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati. Dari pernyataan-pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang memperlihatkan dan membuktikan tentang adanya suatu fenomena soaial dalam kehidupan masyarakat, sejarah tingkah laku, fungsionalisasi organisasi, pergerakan sosial, dan hubungan kekerabatan yang dapat diukur dengan adanya teori-teori yang digunakan didalamnya. Penelitian kualitatif dieksplorasi dan diperdalam dari fenomena sosial atau lingkungan sosial yang terdiri atas pelaku, kejadian, tempat, dan waktu. Latar sosial tersebut digambarkan dengan sedemikian rupa sehingga dalam melakukan penelitian kualitatif dan melakukan pengembangan pertanyaan dasar: apa dan bagaimana kejadian itu terjadi; siapa yang terlibat dalam kejadian tersebut; kapan terjadinya; dimana tempat kejadiannya.
Dalam pengumpulan data penelitian ini, penulis menggunakan beberapa cara/sumber sebagai langkah untuk mendapatkan data dari penelitian yang dilakukan sebagai berikut:
1. Wawancara, Pada dasarnya wawancara memiliki tujuan untuk membangun konfidensi periset pada informannya. Pewawancara harus bisa membuat informan terbujuk dan memberikan informasi kepada peneliti. Dalam penelitian ini penulis menggunakan wawancara mendalam sebagai salah satu langkah pengumpulan data. Metode wawancara mendalam adalah metode riset dimana periset melakukan kegiatan wawancara tatap dengan informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam. Wawancraa ini juga harus dilakukan berulang (lebih dari satu kali) secara intensive untuk menggali informasi dari responden. Karena itu, responden disebut juga sebagai informan. Dalam pelaksanaannya metode wawancara mendalam ini membutuhkan waktu yang cukup lama agar diperoleh hasil wawancara yang mendalam. Penelitian ini menggunakan teknik wawancara purposeful sampling. Purposeful sampling adalah peneliti memiliki subjek penelitian dan lokasi penelitian untuk mempelajari dam memahami permasalahan pokok yang akan diteliti. Subjek penelitian dan lokasi penelitian yang dipilih dengan teknik ini biasanya disesuaikan dengan tujuan penelitian (Herdiansyah, 2012: 106). 2. Observasi, Pembahasan tentang metode observasi secara detail disampaikan saat membahas metode pengumpulan data. Metode observasi adalah metode dimana periset mengamati langsung objek yang diteliti. Dalam penelitian ini penulis lebih menggunakan observasi nonpartisipan dimana penulis tidak memposisikan diri sebagai anggota kelompok yang turut serta dalam kegiatan yang sedang diteliti. 3. Dokumentasi, Studi dokumen atau teks merupakan kajian yang menitik beratkan pada analisis atau interpretasi bahan tertulis berdasarkan konteksnya. Bahan bisa berupa catatan yang terpublikasikan, buku teks, surat kabar, majalah, surat-surat, film, catatan harian, naskah, artikel, foto dan sejenisnya. Untuk memperoleh kredibilitas yang tinggi peneliti dokumen harus yakin bahwa naskah-naskah itu otentik. Penelitian jenis ini bisa juga untuk menggali pikiran seseorang yang tertuang di dalam buku, naskah-naskah, gambar yang terpublikasikan. Dalam penelitian ini penulis mencantumkan dokumentasi foto-foto dari kegiatan yang sedang diteliti.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik analisis data model interaktif menurut Miles & Huberman dalam Herdiansyah (2012) terdiri atas empat tahapan yang harus dilakukan. Tahap pertama adalah tahap pengumpulan data, tahap kedua adalah tahap reduksi data, tahap ketiga adalah tahap display data, dan tahap keempat adalah tahap penarikan kesimpulan dan/atau tahap verifikasi. Berikut tahapan yang harus dilakukan:
1. Pengumpulan data
Proses pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dilakukan sebelum penelitian, pada saat penelitian, dan bahkan di akhir penelitian. Idealnya proses pengumpulan data sudah dilakukan ketika penelitian masih berupa konsep atau draft. intinya adalah proses pengumpulan data pada penelitian kualitatif tidak memiliki segmen atau waktu tersendiri, melainkan sepanjang penelitian yang dilakukan proses pengumpulan data dapat dilakukan. Pada awal penelitian kualitatif, umumnya peneliti melakukan studi pre-eliminitary yang berfungsi untuk verifikasi dan pembuktian awal bahwa fenomena yang diteliti itu benar-benar ada. Studi pre-eliminiary tersebut adalah termasuk dalam proses pengumpulan data. Pada study pre-elimentary, peneliti melakukan wawancara, observasi, dan dokumentasi dari penelitian yang lakukan sebagai kelengkapan data dari penelitian yang dilakukan untuk kemudian dilakukan pengolahan data. 2. Reduksi Data
Inti dari reduksi data adalah proses penggabungan dan penyeragaman segala bentuk data yang diperoleh menjadi satu bentuk tulisan (script) yang akan dianalisis.
3. Display Data
Display data adalah mengolah data setengah jadi yang sudah seragam dalam bentuk tulisan dan sudah memiliki alur tema yang jelas ke dalam suatu matriks kategorisasi sudah dikelompokan dan dikategorikan.
4. Kesimpulan/ verifikasi
Kesimpulan/ verifikasi merupakan tahapan terakhir dalam rangkaian analisis data kualitatif menurut model interaktif yang dikemukakan oleh Miles & Huberman.
Dalam pemeriksaan keabsahan data, penulis menggunakan teknik uji kredibilitas, pengujian transferability, pengujian dependability, dan pengujian confirmability. Uji kredibilitas data atau
kepercayaan terhadap data hasil suatu penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan, triangulasi, analisis kasus negatif, menggunakan bahan referensi, dan mengadakan membercheck. Berikut pemaparan dari setiap cara tersebut:
1. Perpanjangan Pengamatan
Yang dimaksud perpanjangan pengamatan adalah peneliti kembali lagi ke lapangan penelitian, melakukan pengamatan lebih, dan wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui sebelumnya maupun yang baru. Sama juga halnya dengan peneliti mengecek kembali apakah data yang selama ini diperoleh sudah benar atau tidak, atau mungkin masih perlu ada tambahan lebih lanjut lagi atau tidak.
2. Peningkatan Ketekunan
Peneliti melakukan pengamatan secara lebih cermat, teliti, dan berkesinambungan, sehingga kepastian data yang diperoleh akan lebih akurat dan sistematis. Selain itu, peneliti juga dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati.
3. Menggunakan Bahan Referensi
Bahan referensi merupakan bahan/alat pendukung yang dapat membuktikan data yang telah ditemukan di lapangan, contohnya saat wawancara menggunakan alat perekam dan gambar-gambar/foto-foto di lapangan agar dapat dipercaya.
4. Triagulasi Data Sumber
Keabsahan data dapat dicapai dengan cara (1) membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara. (2) membandingkan apa yang dikatakan oleh orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi. (3) membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu. (4) membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pendangan orang seperti rakyat biasa, orang-orang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan. (5) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Nilai transfer ini berkaitan dengan pertanyaan apakah hasil penelitian dapat diterapkan dan digunakan dalam situasi lain, maka peneliti dalam membuat laporan harus memberikan uraian yang rinci, jelas, akurat, sistematis, dan dapat dipercaya. Hal ini juga membuat pembaca menjadi jelas atas hasil penelitian yang dibuat.
HASIL DAN BAHASAN
Dari penelitian yang dilakukan pada program safety riding peneliti memilih dan mendapatkan mendapatkan informan yang sesuai dan kredibel untuk memberikan informasi seputar program safety riding sendiri di PT XYZ. Berikut adalah uraian dari para informan:
1. Informan yang pertama adalah Bapak NC dimana Bapak NC adalah karyawan golongan 4 yang menjabat sebagai kepala seksi pada divisi Industry Relation pada PT XYZ. Beliau bergabung dengan PT XYZ sejak tahun 2002 silam hingga saat ini ditahun 2013. Peneliti memilih Bapak NC sebagai informan yang pertama dikarenakan divisi Industry Relation dimana baak NC bergabung didalamnya bisa dikatakan sebagai event organizer (EO) internal PT XYZ, dimana seluruh kegiatan yang akan dilakukan olh perusahaan harus mendapatkan persetujuan dari divisi IR. Selain itu menjabat sebagai kepala seksi pada divisi IR, Bapak NC juga ikut berpartisipasi dalam beberapa program kegiatan sebagai panitia maupun pengajar pada program safety riding tersebut.
2. Informan yang kedua adalah Bapak SA yang tergabung dalam divisi Learning Centre pada PT XYZ. Bapak SA merupakan karyawan golongan 2 PT XYZ yang menjabat sebagai analis yang mana tugasnya adalah menjadi salah satu trainer pada beberapa program dan kegiatan perusahaan didalam maupun luar perusahaan. Bapak SA bergabung sejak tahun 2004 hingga sekarang genap berusia 9 tahun masa kerjanya di PT XYZ. Peneliti memilih Bapak SA sebagai informan kedua dalam penelitian karena sudah dijelaskan diatas bahwa Bapak SA adalah salah satu trainer pada PT XYZ dan safety riding adalah salah satu materi training yang rutin disampaikan oleh Bapak SA kepada karyawan PT XYZ sendiri maupun kepada publik atau masyarakat.
PT XYZ memilih kegiatan Corporate Social Responsibility ( CSR) sebagai salah satu kegiatan yang dikembangkan untuk memelihara citra perusahaan karena kegiatan seperti ini dianggap tepat untuk meningkatkan awarness, interest, desire, dan action dikalangan masyarakat tentang eksistensi suatu
perusahaan dan produk atau jasa turunannya seperti yang telah diungkapkan oleh Bapak SA. Selain itu dengan kegiatan seperti ini diharapkan mampu untuk membangun kepercayaan khalayak terhadap perusahaan dan produk turunannya yang pada akhirnya diharapkan tercipta suatu loyalitas terhadap suatu brand dikalangan masyarakat. Hal ini menyatakan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh PT XYZ sesuai dengan makna arti dari CSR yang dinyatakan oleh Petkoski dan Twose dalam Kadar Nurjaman dan Khaerul Umam (2012) bahwa CSR adalah komitmen bisnis untuk berperan sebagai pendukung pembangunan ekonomi, bekerja sama dengan karyawan dan keluarganya, masyarakat lokal dan masyarakat luas, untuk meningkatkakn mutu hidup mereka dengan dengan berbagai cara yang menguntungkan bagi bisnis dan pembangunan. Hal ini juga yang membuat mengapa penulis memilih CSR sebagai penelitian karena kegiatan CSR bagi PT XYZ merupakan suatu investasi yang dapat digunakan untuk mendapatkan citra positif dari masyarakat. Selain itu, kegiatan CSR pada PT XYZ juga merupakan salah satu kegiatan yang tidak hanya memperhatikan masyarakat diluar perusahaan saja tetapi juga mendahulukan kesejahteraan para karyawan. Safety riding dipilih dalam penelitian ini sebagai salah satu kegiatan CSR yang dilakukan oleh PT XYZ karena program tersebut sudah disesuaikan dengan situasi yang memang dibutuhkan oleh seluruh masyarakat baik internal maupun eksternal perusahaan berdasarkan adanya hasil pengumpulan data tentang tingginya tingkat kecelakaan yang terjadi pada masyarakat. Dan PT XYZ mengumpulkan data dan akhirnya berasumsikan bahwa kejadian tersebut dikarenakan masyarakat masih memandang sebelah mata tentang pentingnya memahami tata tertib berkendara tersebut. dan faktor itulah yang menjadikan penulis tertarik untuk menjadikan safety riding sebagai penelitian dengan harapan dapat membantu memberikan pemahaman pada masyarakat tentang safety riding tersebut,
Ada 4 kategori pembelajaran yang diberikan oleh PT XYZ kepada para masyarakat seperti yang disampaikan oleh Bapak NC dan SA, yaitu:
1. Safety Riding Awareness: Memberi informasi kepada masyarakat bahwa, kita harus mengerti dan sadar akan keselamatan dalam berkendara itu sangat penting di terpakan.
2. Safety Riding Attitude: Mengenalkan klasifikasi pengendara pada saat di jalan raya,
3. Safety Riding Basic Skill: Mengenalkan teknik dasar berkendara yang tepat, mulai dari posisi berkendara sesuai type motor, teknik pengeraman yang tepat dan benar sesuai type motor, memeriksa part-part yang ada di kendaraan untuk di periksa sebelum kendaraan di gunakan ( safety check point ), menggunakan perlengkapan berkendara yang tepat ( safety riding gear : helm, sepatu, celana panjang, jacket lengan panjang yang memiliki pelindung bahu, dan siku tangan ).
4. Safety Riding Danger Prediction ; Menjelaskan ke peserta agar dapat menganalisa potensi- potensi kecelakaan di jalan raya, dan tindakan yang tepat untuk mengurangi dan mencegah kecelakaan di jalan raya.
Program Safety Riding merupakan kegiatan Corporate Social Responsibility unggulan PT XYZ, yang diharapkan dapat memelihara citra perusahaan. Kegiatan Safety Riding telah dilaksanakan baik secara internal maupun eksternal. Secara internal kegiatan ini ditujukan bagi seluruh karyawan PT XYZ, yang diwujudkan dengan diselenggarakannya training Safety Riding yang berikan kepada seluruh karyawan baik secara teori maupun prakteknya. Kegiatan Safety Riding dengan stakeholder eksternal, diberikan kepada beberapa organisasi dalam kegiatan training baik teori maupun praktek. Beberapa organisasi tersebut adalah kepolisian Indonesia, para mahasiswa, pelajar SLTA, SLTP, dan bahkan yang terbaru adalah anak-anak yang masih duduk dibangku SD, para tukang ojek yang berada disekitar PT XYZ, Karang taruna, dan juga sudah menjadi salah satu kurikulum wajib di sekolah-sekolah binaan PT XYZ dan juga sekolah-sekolah yang bekerja sama dengan PT XYZ. Dengan adanya program safety riding tersebut diharapkan masyarakat semakin mentaati peraturan lalu lintas untuk menjaga keselamatan bersama. Selain itu, program ini juga diharapkan dapat meningkatkan citra PT XYZ yaitu sebagai industri sepeda motor XYZ di Indonesia yang bermanfaat bagi masyarakat luas dalam menyediakan alat transportasi yang berkualitas tinggi sesuai kebutuhan konsumen dengan harga yang terjangkau, serta didukung oleh fasilitas manufaktur yang berteknologi canggih. Keberhasilan yang didapatkan dari setiap kegiatan pastilah tidak terlepas dari kendala-kendala yang ada. Tidak terkecuali dalam pelaksanaan program safety riding yang juga memiliki beberapa kendala yang disampaikan oleh Bapak NC dan Bapak SA yaitu sulitnynya membangun kesadaran masyarakat untuk menerapkan safety riding dalam kehidupan sehari-hari dan menghadapi para peserta yang seringkali merasa bosan dan mengantuk saat menerima materi safety riding. Dengan strategi yang dilakukan oleh penitia dan pengajar akhirnya program bisa
terlaksana dengan baik dan mencapai tujuan. Penanggulangan yang dilakukan menurut yang dinyatakan oleh kedua informan Bapak NC dan Bapak SA adalah dengan melakukan pelatihan yang asik dan tidak bersifat menggurui, menggunakan alat atau media untuk memperjelas pengajaran, serta bekerja sama dengan sekolah atau karang taruna lingkungan setempat untuk melakukan pelatihan rutin dan penerapan kepada masyarakat sebagai cara meningkatkan kesadaran masyarakat serta melakukan ice breaking atau games saat pelaksanaan agar peserta tidak merasa bosan dan mengantuk saat kegiatan berlangsung. Dalam hal penanggulangan tersebut panitia juga sudah melakukan komunikasi efektif dimana didalam komunikasi efektif terdapat 5 options yaitu:
a. Kejelasan : Dalam menyampaikan materi dan pesan para pengajar menggunakan bahasa yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-sehari sehingga mudah dipahami dan dimengerti. b. Ketepatan : Materi yang diberikan dalam program safety riding tersebut didapatkan dari
kepolisian dan sesuai dengan UU yang berlaku.
c. Konteks : Bahasa dan informasi yang diberikan disesuaikan dengan siapa peserta yang ditargetkan.
d. alur (flow) : Alur bahasa yang digunakan tidak hanya bersifat 1 arah tetapi dua arah dan mendapatkan feedback dari positif dari peserta. Dengan komunikasi yang efektif pula bisa dijadikan solusi untuk menyelesaikan kendala yang didapatkan dalam pelaksanaan program berlangsumg.
e. Budaya (culture) : Dalam memberikan informasi tidak hanya gaya bahasa yang diperhatikan tetapi juga udaya yang dianut oleh para peserta seingga tidak tetap megikuti etika yang berlaku dalam kebiasaan yang dilakukan oleh peserta.
Selain sebagai penanggulangan dari setiap kendala yang dihadapi dalam melaksanakan kegiatan CSR pada program safety riding, komunikasi efektif juga digunakan untuk menyampaikan materi dan berkomunikasi langsung dengan para audience yang memiliki latar belakang dan kebudayaan yang berbeda-beda. Keberhasilan PT XYZ dalam menanggulangi kendala juga melalui komunikasi yang efektif terhadap peserta dalam pelaksanaan safety riding campaign. Dimana komunikasi efektif menurut Kadar Nurjaman dan Khaerul Umam adalah komunikasi dua arah antara komunikator dan komunikan yang dengan harapan keduanya dapat merespon informasi yang diberikan dan diterima secara bersamaan. Dalam memelihara citra perusahaan seharusnya diperhatikan pula enam titik utama pembangkit citra (Memetakan persepsi, Menyesuaikan dengan visi manajemen, Pahami audiens, fokus, Kreativitas, dan konsistensi) sehingga citra yang hendak ditanamkan dibenak masyarakat telah terprogram dan terstruktur, yang diharapkan citra yang terbentuk dimata masyarakat sejalan dengan visi dan misi manajemen sehingga keduanya dapat berjalan secara serasi. Tetapi walau ada sedikit kekurang sempurnaan dalam melaksanakan kegiatan sesuai konsep dan tata cara yang ada program safety riding sebagai kegiatan CSR dari PT XYZ tetap berjalan lancar dan baik serta mampu diingat selalu dibenak para peserta dari pelaksanaan kegiatan tersebut. Dan keberhasilan dari kegiatan yang bisa dikatakan sebagai kegiatan CSR dari PT XYZ ini dimana melalui program safety riding tersebut tentulah tidak lepas dari hasil kerjasama seluruh karyawan PT XYZ yang selau kompak dan bersama-sama bahu-membahu berupaya untuk mewujudkan tujuan yang yang sudah ditentukan. Dapat disebukan salah satu pencapaian dari program safety riding ini adalah dengan adanya kerjasama perusahaan dengan beberapa sekolah SMK binaan yang sudah menjadikan safety riding sebaga kurikulum dalam pendidikan. Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti selama tiga bulan di PT XYZ, peneliti berasumsi bahwa PT XYZ mampu bersaing dengan perusahaan competitor lainnya dalam bidang manufaktur dan mampu menjadi perusahaan terbaik. Hal tersebut dapat diungkapkan karena PT XYZ sudah cukup banyak menerima penghargaan sebagai brand atau merek sepeda motor terbaik dan paling banyak diminati oleh masyarakat dari segala kalangan, terbukti dari hasil penjualan produk motor XYZ lebih besar dibanding competitor sepeda motor merek lainnya.
Adapun hubungan antara program safety riding dengan pencitraan adalah PT XYZ merupakan perusahaan yang berasal dari Jepang dan merupakan salah satu perusahaan prioritas nasional yang masih prospektif untuk dikembangkan karena dapat dilihat dari banyaknya jumlah masyarakat yang menggunakan kendaraan bermotor merek XYZ sehingga diharapkan informasi yang diberikan kepada masyarakat tentang safety riding tentunya akan lebih mudah diingat dan mempengaruhi masyarakat mengingat PT XYZ. Keselamatan berkendara (safety riding) adalah suatu bentuk pola prilaku berkendara yang aman dan nyaman bagi diri sendiri maupun bagi pengguna jalan lain (pengendara atau pejalan kaki).
Sesuai dengan UU No. 22 tahun 2009 yang menjelaskan tentang segala peraturan dan tata tertib yang harus dipatuhi dalam berkendara.
Dalam mengimplementasikan rasa tanggung jawab untuk memberi pemahaman tentang pentingnya memgetahui dan memahami safety riding dalam berkendara khususnya bagi para pengguna kendaraan bermotor, PT XYZ mengadakan suatu program safety riding yang merupakan salah satu kegiatan Corporate Social Responsibility unggulan PT XYZ, yang diharapkan dapat membantu masyarakat dalam menjaga keselamatan dalam berkendara sekaligus memelihara citra perusahaan. Kegiatan Safety Riding telah dilaksanakan baik secara internal maupun eksternal. Secara internal kegiatan ini ditujukan bagi karyawan PT XYZ itu sendiri, wujud kegiatannya adalah dengan diselenggarakannya training Safety Riding yang berikan kepada seluruh karyawan baik secara teori maupun prakteknya. Kegiatan Safety Riding dengan stakeholder eksternal, diberikan kepada beberapa organisasi dalam kegiatan training baik teori maupun praktek. Beberapa organisasi tersebut adalah kepolisian Indonesia, para mahasiswa, pelajar SLTA, SLTP, dan bahkan yang terbaru adalah anak-anak yang masih duduk dibangku SD, para tukang ojek yang berada disekitar PT XYZ, Karang taruna, dan untuk kedepannya program Safety Riding ini akan masuk dalam kurikulum Pendidikan Nasional.
Selain itu, PT XYZ juga melakukan kerja sama dengan banyak sekolah SMK khususnya pada jurusan teknik. Kerja sama antara perusahaan dan sekolah-sekolahpun menjadi salah satu jembatan bagi perusahaan untuk bisa menerapkan dan memberikan informasi lebih tentang company profile dan safety riding yang dilakukan sebagai salah satu tanggung jawab perusahaan bagi para konsumen pengguna kendaraan motor khususnya agar lebih berhati-hati dan mentaati peraturan. Tidak hanya sampai disitu saja, PT XYZ juga memiliki sekolah-sekolah binaan yang tersebar di pulau jawa yang mana kini safety riding sudah menjadi kurikulum wajib yang diajakrkan dalams ekolah binaan tersebut. Ada juga kerja sama dengan para pemuda karang taruna di tiap wilyah-wilayah tertentu yang diharapkan dapat meningkatkan citra perusahaan melalui program safety riding tersebut.
Dengan program safety riding ini sangat diharapkan masyarakat dapat mengetahui dan semakin sadar untuk berkendara dengan aman dan sesuai dengan tata tertib yang berlaku sehingga suasana berkendara dijalan rayapun menjadi semakin nyaman dan angka kecelakaan juga kematian yang disebabkan khususnya oleh sepeda motor semakin berkurang. Dengan begitu citra sebagai perusahaan produksi sepeda motor merk XYZ (produk PT XYZ) akan semakin dikenal dan positif dimata masyarakat serta sesuai juga dengan citra yang diharapkan oleh PT XYZ yaitu “ Merupakan perusahaan perakit Sepeda motor yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat luas, menyediakan alat transportasi yang berkualitas tinggi, sesuai kebutuhan konsumen, harga yang terjangkau masyarakat, teknologi mutakhir, jaringan pemeliharaan, suku cadang dan manajemen kelas dunia”.
SIMPULAN DAN SARAN
Dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis pada PT XYZ maka penulis dalat member kesimpulan dan saran terhadap hasil riset yang telah dilakukan sebagai berikut:
Simpulan
1. PT XYZ merupakan perusahaan manufaktur yang menghasilkan dan memproduksi sepeda motor. Tingginya tingkat kecelakaan terutama pada sepeda motor menjadikan PT XYZ merasa memiliki rasa tanggung jawab akan keselamatan setiap customer-nya, maka dari itu PT XYZ membuat sebuah program safety riding sebagai salah satu kepedulian perusahaan terhadap masyarakat Indonesia. Program safety riding sendiri dilakukan di wilayah sekitar perusahaan yang mana audience-nya adalah para karyawan PT XYZ, komunitas motor, karang taruna di lingkungan, serta anak sekolah tingkat TK sampai dengan SLTA. Program ini termasuk dalam kategori berhasil, dapat dilihat dari beberapa sekolah binaan PT XYZ sudah menjadikan safety riding sebagai kurikulum wajib di sekolah. Selain itu, dengan adanya program safety riding tersebut juga menjadikan hubungan masyarakat dengan perusahaan terjalin semakin baik dan perusahaan pun mendapatkan citra yang semakin positif bagi masyarakat.
2. Dalam melakukan setiap kegiatan tidaklah mungkin selalu berjalan dengan mulus, sama halnya dengan program safety riding yang memiliki beberapa kendala dalam pelaksanannya. Tetapi walaupun menemui beberapa kendala dalam pelaksanaan progam tersebut PT XYZ tetap mampu mencapai tujuan yang diharapkan. Tujuan dan kendala tersebut tidak akan tercapai apabila tidak ada kerjasama antar karyawan PT XYZ untuk bersama-sama memecahkan masalah yang ada.
Saran
Saran Akademis
Pencitraan merupakan salah satu kegiatan public relations yang berfungsi untuk menjaga eksistensi sebuah perusahaan juga melalui kegiatan CSR yang dilakukan setiap perusahaan maka, pemblajaran mengenai pencitraan sangatlah penting untuk dipelajari oleh para mahasiswa khususnya jurusan komunikasi. Dalam penelitian ini penulis meneliti tentang program safety riding yang diharapkan bukan hanya para para audience yang dapat menerapkan dan memiliki kesadaran tentang safety riding tersebut. dengan adanya penelitian tentang safety riding ini diharapkan semua masyarakat khususnya para mahasiswa komunikasi mau bergabung dalam mengkampanyekan pentingnya safety riding kepada semua orang atau masyarakat.
Saran Praktis
1. Dalam menjalankan kegiatan Corporate Social Responsibility sudah seharusnya dilakukan secara berkesinambungan di seluruh wilayah yang menjadi pangsa pasar PT XYZ sehingga citra yang terbangun dapat merata di seluruh wilayah atau tidak hanya fokus pada area-area tertentu saja ( contohnya Jawa, Sumatra, Bali ).
2. Dalam melaksanakan kegiatan Corporate Social Responsibility sudah selayaknya harus lebih sensitif terhadap isu-isu maupun fenomena yang terjadi di kalangan masyarakat dengan melakukan pengumpulan data dan survey kepada berbagai masyarakat dari latar belakang yang berbeda-beda.
3. Dalam memelihara citra perusahaan sudah semestinya jika PT XYZ memerhatikan enam faktor titik pembangkit citra, yaitu Memetakan persepsi, Menyesuaikan dengan visi manajemen, Pahami audiens, fokus, Kreativitas, dan konsistensi. karena enam faktor titik pembangkit citra merupakan kerangka untuk mencapai citra yang sesuai dan menjadi harapan manajemen.
REFERENSI
Ardianto, E. (2010). Metode Penelitian untuk Public Relations Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Basrowi & Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta
Cutlip, S. M. Center, A. H. Broom, G. M. (2006). Effectivitas Public Relations. 9th edition. Alih bahasa oleh Wibowo, T. (2007). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Dr. Sukarmi, S.H.,M.H. (2008). Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate social Responsibility) dan Iklim Penanaman Modal. Jurnal Legalisasi Indonesia Vol.5 No.2
Ghony, M. D. & Almanshur, F. (2012). Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Herdiansyah, H. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif ubtuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: Salemba
Humanika
Maksum. (2009). Perpustakaan Dalam Perspektif Public Relations Jurnal Perpustakaan Pertanian. 18(2): 31-36
Marken, G A (2009). Will Public Relations be a Profession by 2010?. United States: Public Relations Quarterly
Morissan, M. A. (2008). Manajemen Public Relations: Strategi Menjadi Humas Profesional. Jakarta: Kencana
Nurjaman, K. & Umam, K. (2012). Komunikasi & Public Relations. Bandung: Pustaka Setia Ruslan, R. (2007). Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations. Jakarta: Raja Grafindo Persada Ruslan, R. (2007). Manajemen Public Relations & Media komunikasi. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Saputra, W. & Nasrullah, R. (2011). Public Relations 2.0. Depok: Gramata Publishing Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta Wasesa, Agung. (2006). Strategi Public Relations, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
RIWAYAT PENULIS
Syifa Hana Dewi lahir di kota Jakarta pada 04 November 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Komunikasi Pemasaran Public Relations pada tahun 2013.