• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MP-ASI SESUDAH DIBERI PENYULUHAN DENGAN MEDIA BOOKLET

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MP-ASI SESUDAH DIBERI PENYULUHAN DENGAN MEDIA BOOKLET"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

*Mahasiswa S-1 Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta P a g e 1 Jurnal Publikasi

PENINGKATAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MP-ASI SESUDAH DIBERI PENYULUHAN DENGAN MEDIA BOOKLET DI KELURAHAN

LUWANG KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO

Disusun Oleh : ROSANNA KURNIA SARI

J310060015

PROGRAM STUDI S1 GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

(2)

*Mahasiswa S-1 Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta P a g e 1 IMPROVEMENT OF MOTHERS’ KNOWLEDGE OF BREASTFEEDING

SUPPLEMENT AFTER RECEIVING INFORMATION BY BOOKLET IN KELURAHAN LUWANG KECAMATAN GATAK KABUPATEN

SUKOHARJO. Rosanna Kurnia Sari

Inadequate food intake, during mothers’ knowledge of breastfeeding supplement and disease weaning period may cause child growth impairment. Mothers’ knowledge and behavior have a great important role on children food intake because a good knowledge of breastfeeding supplement may result in providing good menu for children. Effort to improve knowledge can be conducted through information giving. Giving information once a month during posyandu may improve mothers’ knowledge on about breastfeeding supplement and breastfeeding supplement.

The aim of this study to determine the improvement their skil on making of mothers’ knowledge about breastfeeding supplement after receiving information uby booklet.

This is a quasi experiment study with one group pretest post test design. Analysis include 31 participants taken by simple random sampling. Kolmogorof smirnov test was undertaken to determine the normality of the data, and paired sample T-Test was used to acces the difference.

This study showed that before receiving information by booklet 71% of the participants had poor knowledge of breastfeeding supplement. After receiving information by booklet, 93% of the participants had a good knowledge of breastfeeding supplement (p = 0.000)

This study showed that there was difference of mothers’ by knowledge about breastfeeding after supplements receiving information by booklet in Kelurahan Luwang Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo.

Keywords : Breastfeeding supplement knowledge, mother, booklet Reference : 40 (1995-2011)

PENDAHULUAN

Tumbuh kembang anak dapat dicapai secara optimal melalui empat hal penting yaitu memberikan air susu ibu kepada bayi segera dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir, memberikan hanya air susu ibu (ASI) saja atau pemberian ASI secara eksklusif sejak lahir sampai bayi

berusia 6 bulan, memberikan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) sejak bayi berusia 6 bulan sampai 24 bulan, dan meneruskan pemberian ASI sampai anak berusia 24 bulan atau lebih (WHO/UNICEF, 2009). Berkaitan dengan hal tersebut, Undang-undang tentang Kesehatan No. 23/1992 pasal 17 ayat (2) yang mengatur PENELITIAN

(3)

*Mahasiswa S-1 Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta P a g e 3 penyelenggaraan kesehatan anak,

menyebutkan peningkatan kesehatan anak dilakukan sejak dalam kandungan, masa bayi, masa balita, usia prasekolah dan usia sekolah (UU Kesehatan RI No. 23 Tahun 1992, pasal 17 (Soetjiningsih, 1995).

Tumbuh kembang anak membutuhkan makanan sebagai kebutuhan terpenting. Kebutuhan anak berbeda dengan kebutuhan orang dewasa, karena makanan dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan (Soetjiningsih, 1995). Anak di masa balita sedang mengalami proses pertumbuhan yang sangat pesat sehingga memerlukan zat- zat makanan yang relatif lebih banyak dengan kualitas yang lebih tinggi. Hasil pertumbuhan menjadi dewasa, sangat tergantung dari kondisi gizi dan kesehatan sewaktu masa balita. Gizi kurang atau gizi buruk pada bayi dan anak- anak terutama pada umur kurang dari 5 tahun dapat berakibat terganggunya pertumbuhan jasmani dan kecerdasan otak (Sediaoetama, 1996).

Pada masa bayi, ASI merupakan makanan terbaik dan utama karena mempunyai kandungan zat kekebalan yang sangat diperlukan untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit terutama penyakit infeksi. Seiring pertumbuhan bayi, maka bertambah pula kebutuhan gizinya, oleh karena itu sejak usia 6 bulan, bayi mulai diberi MP- ASI (Santoso, 2005). Pemberian makanan yang terlalu dini, terlalu sering dan terlalu banyak dapat menyebabkan anak akan lama kenyang, sehingga frekuensi menyusui berkurang, akibatnya produksi ASI berkurang, padahal makanan sapihan

yang diberikan tidak sebaik ASI (Susanto, 2003). Makanan dan pengetahuan pemberian MP-ASI yang tidak cukup serta penyakit pada masa penyapihan menyebabkan anak tidak dapat tumbuh dengan baik. Hal ini terlihat pada Kartu Menuju Sehat (KMS) dimana kenaikan berat badan yang tidak memuaskan bahkan penurunan berat badan (Muis, 2002).

Periode pemberian MP ASI tergantung sepenuhnya pada perawatan dan pemberian makanan oleh ibunya. Pengetahuan dan sikap ibu sangat berperan dalam asupan makan bayi dan anak, sebab pengetahuan tentang MP- ASI dan sikap yang baik terhadap pemberian MP- ASI akan menyebabkan seseorang mampu menyusun menu yang baik untuk dikonsumsi oleh anak. Semakin baik pengetahuan gizi seseorang maka akan semakin memperhitungkan jenis dan jumlah makanan yang diperolehnya untuk dikonsumsi. Ibu dengan pengetahuan tentang MP ASI yang rendah seringkali memberikan makanan seadanya untuk anak yang tidak memenuhi kebutuhan gizi anak. Ketidaktahuan juga dapat menyebabkan kesalahan pemilihan dan pengolahan makanan, meskipun bahan makanan tersedia (Sediaoetama, 2000).

Upaya peningkatan status kesehatan dan gizi bayi atau anak melalui perbaikan pengetahuan dan perilaku masyarakat dalam pemberian MP-ASI merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari upaya perbaikan gizi secara menyeluruh. Upaya perbaikan pengetahuan ini dapat dilakukan melalui

(4)

*Mahasiswa S-1 Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta P a g e 4 penyuluhan. Pemberian penyuluhan

sebulan sekali pada waktu pelaksanaan posyandu sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang MP-ASI sekaligus sebagai pembelajaran pembuatan MP-ASI (Depkes, 2000).

Penyuluhan MP-ASI di Posyandu membutuhkan media agar penyampaian informasi mudah diterima oleh para ibu. Pemilihan ibu sebagai subyek dalam penyuluhan MP-ASI karena ibu sangat berperan dalam pengaturan menu di dalam rumah tangga. Media dibutuhkan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam penyuluhan atau pelatihan yaitu efektivitas penyampaian informasi. Media dibutuhkan untuk mengembangkan informasi dalam upaya mendukung program penyuluhan, pelatihan dan pemahaman di masyarakat. Proses pengembangan media, baik untuk kepentingan penyuluh, atau alat bantu pembelajaran, dimulai dari beberapa tahap yang sistematis, sebelum akhirnya diproduksi (Notoatmodjo, 2003)

Media dalam penyuluhan kesehatan dapat diartikan sebagai alat bantu untuk promosi kesehatan untuk memperlancar komunikasi dan penyebarluasan informasi. Media Booklet dipilih sebagai media penyuluhan karena mampu menyebarkan informasi dalam waktu relatif singkat. Bentuk fisiknya menyerupai buku yang tipis dan lengkap informasinya, yang memudahkan media tersebut untuk dibawa. Apabila dibandingkan dengan Leflat yang berupa lembaran yang dilipat yang berisi informasi kesehatan memungkinkan mudah rusak dan hilang karena bentuknya yang

hanya lembaran kertas yang dilipat. Kelemahan media booklet adalah tidak bisa dipahami langsung oleh peserta karena membutuhkan bantuan penyuluh untuk interpretasi yang lebih lengkap (Satmoko dan Astuti, 2006).

Hasil observasi di Kelurahan Luwang Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2010 menunjukkan bahwa di Kelurahan Luwang tidak pernah memperoleh penyuluhan tentang makanan pendamping ASI satu tahun trakhir ini oleh petugas kesehatan maupun oleh kader-kader posyandu.

Berdasarkan uraian diatas, maka judul yang telah ditentukan oleh penulis adalah “Peningkatan Pengetahuan ibu tentang MP-ASI Sesudah Diberi Penyuluhan Dengan Media Booklet Di Kelurahan Luwang Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo”.

Tujuan penelitian ini adalah utuk mengetahui peningkatan pengetahuan ibu tentang MP-ASI sesudah diberi penyuluhan dengan media booklet di Kelurahan Luwang Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah Eksperimen dengan menggunakan desain pre and post test one group design dengan membandingkan antara sebelum dan sesudah perlakuan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Ibu rumah tangga yang memiliki anak usia 6-24 bulan yang tinggal di Kelurahan Luwang Gatak Kabupaten Sukoharjo berjumlah 105 orang ibu.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan simple random sampling, yaitu pengambilan sampel secara acak dengan

(5)

*Mahasiswa S-1 Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta P a g e 5 cara membuat undian dari seluruh populasi

sebanyak 105 oran, kemudian diambil secara acak sebanyak 31 undian. Analisa data pada penelitian ini dengan menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov.

HASIL DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM PENELITIAN

Penyuluhan MP-ASI di Posyandu membutuhkan media agar penyampaian informasi mudah diterima oleh para ibu. Pemilihan ibu sebagai subyek dalam penyuluhan MP-ASI karena ibu sangat berperan dalam pengaturan menu di dalam rumah tangga. Media dibutuhkan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam penyuluhan atau pelatihan yaitu efektivitas penyampaian informasi. Media dibutuhkan untuk mengembangkan informasi dalam upaya mendukung program penyuluhan, pelatihan dan pemahaman di masyarakat. Proses pengembangan media, baik untuk kepentingan penyuluh, atau alat bantu pembelajaran, dimulai dari beberapa tahap yang sistematis, sebelum akhirnya diproduksi (Notoatmodjo, 2003)

Media dalam penyuluhan kesehatan dapat diartikan sebagai alat bantu untuk promosi kesehatan untuk memperlancar komunikasi dan penyebarluasan informasi. Media Booklet dipilih sebagai media penyuluhan karena mampu menyebarkan informasi dalam waktu relatif singkat. Bentuk fisiknya menyerupai buku yang tipis dan lengkap informasinya, yang memudahkan media tersebut untuk dibawa. Apabila dibandingkan dengan Leflat yang berupa lembaran yang dilipat yang berisi

informasi kesehatan memungkinkan mudah rusak dan hilang karena bentuknya yang hanya lembaran kertas yang dilipat. Kelemahan media booklet adalah tidak bisa dipahami langsung oleh peserta karena membutuhkan bantuan penyuluh untuk interpretasi yang lebih lengkap (Satmoko dan Astuti, 2006).

Makanan pendamping ASI merupakan makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga. Pengenalan dan pemberian makanan pendamping ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlahnya, sesuai dengan kemampuan pencernaan bagi bayi/anak. Pemberian MP- ASI yang cukup kualitas dan kuantitasnya penting untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan anak yang sangat pesat (Depkes RI, 2000).

MP-ASI untuk bayi dapat pula berupa makanan yang setengah jadi yang dijual di toko-toko, yang merupakan produk hasil teknologi. Komposisi zat-zat gizi di dalamnya disesuaikan dengan kebutuhan bayi terhadap pertumbuhan dan kesehatan yang optimal. Selain untuk memenuhi kebutuhan bayi terhadap zat-zat gizi, MP-ASI merupakan suatu proses pendidikan. Bayi belajar untuk mengunyah dan menelan makanan padat, dan membiasakannya kepada selera baru. Jika makanan padat tidak diberikan pada saat kepandaian mengunyah sedang muncul, maka mengajar kepandaian ini di masa berikutnya akan lebih sukar. Sebaiknya disarankan agar pengenalan pemberian makanan dengan sendok mungkin lebih mudah sebelum gigi keluar. Selain itu pemberian MP-ASI mempengaruhi perkembangan kebiasaan

(6)

*Mahasiswa S-1 Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta P a g e 6 makan pada masa-masa berikutnya (Suhardjo,

1999).

Tujuan pemberian makanan tambahan adalah sebagai komplemen terhadap ASI agar anak memperoleh cukup energi, protein dan zat-zat gizi lainnya (vitamin dan mineral) untuk tumbuh dan berkembang. Penting untuk diperhatikan agar pemberian ASI dilanjutkan terus selama mungkin, karena ASI memberikan sejumlah energi dan protein yang bermutu tinggi, untuk mengajarkan anak mengunyah dan terbiasa dengan makanan baru. Pertama-tama berikan satu atau dua sendok teh makanan tambahan (Depkes, 2006).

Menurut Sunardi (2001), tujuan pemberian makanan tambahan pada bayi yaitu :

1) Melengkapi zat gizi yang sudah ada.

2) Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima bermacam-macam makanan dengan berbagai rasa dan bentuk.

3) Mengembangkan kemampuan bayi

mengunyah dan menelan.

4) Mencoba adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar energi tinggi.

Keuntungan Memberikan Makanan Tambahan Setelah Usia 6 Bulan

Menurut Sunardi (2001) keuntungan pemberian makanan tambahan adalah:

1) Pemberian makanan tambahan setelah bayi berumur 6 bulan memberikan perlindungan ekstra atau besar dari berbagai penyakit. Hal ini disebabkan sistem imun bayi usia kurang dari 6 bulan belum sempurna.

2) Saat bayi berumur 6 bulan keatas sistem pencernaan sudah relatif sempurna dan siap menerima makanan tambahan.

3) Mengurangi resiko terkena alergi akibat pada makanan saat bayi berumur kurang dari 6 bulan, sel-sel sekitar usus belum siap untuk kandungan makanan tertentu.

4) Menunda pemberian makanan

tambahan hingga 6 bulan melindungi bayi dari obesitas dikemudian hari.

Akibat Memberikan MP-ASI terlalu cepat (sebelum usia 6 bulan) antara lain:

1) Gangguan menyusui

Frekuensi bayi menyusu berkurang, karena bayi sudah diberikan MP-ASI.

2) Beban ginjal yang berlebihan dan

hiperosmolitas

Makanan padat, baik yang dibuat sendiri atau buatan pabrik, cenderung mengandung kadar Natrium Khlorida (NaCl) tinggi yang akan menambah beban ginjal. 3) Alergi terhadap makanan

Belum matangnya sistem kekebalan dari usus pada umur yang dini, dapat menyebabkan banyak terjadinya alergi terhadap makanan.

4) Gangguan pengaturan selera makan

Bayi yang diberi susu formula memiliki berat badan yang lebih daripada bayi yang mendapat ASI.

Pola Pemberian MP - ASI untuk Bayi Umur 6-12 bulan

Menurut Krisnatun (2008) pola pemberian makanan tambahan adalah:

1) ASI diberikan setiap kali anak

menginginkan.

2) Mulai memberikan makanan pendamping ASI seperti bubur susu, pisang dan pepaya lumat halus, air jeruk, air tomat saring.

3) Memberikan bubur tim saring secara

(7)

*Mahasiswa S-1 Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta P a g e 7 telur/ayam/ikan/tempe/tahu/dagingsapi/wort

el/bayam/kacang/hijau/ santan/minyak. 4) Makanan tambahan diberikan 2 kali sehari 5) Jumlah pemberian MP-ASI yang dianjurkan,

misalnya bayi umur 7 bulan sebaiknya diberikan sebanyak 7 sendok makan dan bayi umur 8 bulan sebaiknya diberikan 8 sendok makan.

Menurut Sunardi (2001) Cara pemberian makanan tambahan adalah:

1) Memberikan makanan tambahan secara hati-hati, sedikit demi sedikit dari bentuk encer kemudian lebih kental secara berangsur-angsur.

2) Makanan diperkenalkan satu persatu sampai bayi benar-benar dapat menerimanya.

3) Makanan yang dapat menimbulkan alergi diberikan paling akhir dan harus dicoba sedikit demi sedikit.

4) Pada pemberian makanan, sebaiknya diberikan pada waktu lapar.

B. HASIL PENELITIAN PENDAHULUAN

Berbagai penelitian terdahulu tentang penyuluhan dan MP-ASI yaitu Zulkarnaeni (2003) meneliti tentang Pengaruh Pendidikan Gizi Terhadap Peningkatan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Keluarga Mandiri Sadar Gizi di Kabupaten Wonogiri. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh pendidikan gizi terhadap peningkatan pengetahuan, sikap

dan perilaku ibu keluarga mandiri sadar gizi. Penelitian serupa dilakukan oleh Saragih (2010) mengenai pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan dan sikap ibu tentang makanan sehat dan seimbang. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan ibu dan perubahan sikap ibu tentang makanan sehat dan gizi seimbang dengan metode ceramah dan pembagian leaflet. Penelitian lainnya oleh Mintarsih (2007) mengenai pendidikan kesehatan menggunakan booklet dan poster dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja tentang kesehatan reproduksi di Kabupaten Tasikmalaya. Hasil penelitian tersebut menunjukkan pendidikan kesehatan menggunakan booklet dan poster dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja terhadap kesehatan reproduksi.

HASIL PENELITIAN UTAMA Tabel 6 Karakteristik Ibu Berdasarkan Pendidikan Pendidikan Frekuensi (n) Persen (%) Dasar 4 12,9 Lanjut 27 87,1 Total 31 100 Pada tabel 6 dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan ibu sebagian besar adalah tingkat lanjutyaitu sebanyak 27 orang (87,1%). Tingkat pendidikan yang tinggi belum tentu berpengaruh terhadap penyerapan informasi tentang kesehatan khususnya tentang pengetahuan MP-ASI serta mengaplikasikan perilaku kesehatan bila tidak diimbangi dengan

(8)

*Mahasiswa S-1 Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta P a g e 8 pengarahan secara rutin dalam peningkatan

pengetahuan ibu (Notoatmodjo, 2007).

Karakteristik Sampel Berdasarkan Umur Berdasarkan hasil penelitian umur ibu minimal 21 tahun dan umur maksimal ibu 42 tahun. Sedangkan umur rata-rata ibu 28 tahun.

Tabel 7 Distribusi sampel Berdasarkan Pengetahuan sebelum

penyuluhan Pengetahuan Sebelum Frekuensi (n) Persentase (%) Baik 9 29 Tidak baik 22 71 Total 31 100

Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui bahwa sebagian besar sampel memiliki tingkat pengetahuan yang tidak baik, yaitu sebesar 71%.

Tabel 8 Distribusi sampel berdasarkan tingkat pengetahuan sesudah penyuluhan Pengetahuan Sesudah Frekuensi (n) Persentase (%) Baik 29 93,5 Tidak baik 2 6,5 Total 31 100

Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui bahwa sebagian besar sampel sesudah diberi penyuluhan memiliki tingkat pengetahuan yang baik, yaitu sebesar 93,5%.

Tabel 9 Distribusi Pengetahuan sampel sebelum dan sesudah diberi penyuluhan

Pengetahuan Nilai Min Nilai mak Rata-rata SD nilai Sebelum penyuluhan 50 82 65,19 8,867 Sesudah penyuluhan 68 100 85,87 7,575

Pengetahuan sampel tentang MP-ASI sebelum diberikan penyuluhan nilai rata-ratanyan adalah 65,19 dengan nilai pengetahuan minimal 50 dan nilai maksimal 82. Sedangkan nilai rata-rata sampel sesudah penyuluhan adalah 85,87 dengan nilai minimum 68 dan nilai maksimum 100.

Uji Paired- Sampel T test

Tabel 11

Hasil Uji Paired Sample T Tes Pengetahuan Sampel Sebelum dan Sesudah Diberi

Penyuluhan Variabel Rata-rata t hitung SD p Sblm Sdh Pengeta huan 65,19 85,87 -23,3 6 4,9 0,000

Hasil uji Paired-Sample T test diperoleh hasil nilai t hitung yaitu -23,358 dengan nilai p sebesar 0,000. Nilai p menunjukkan <0,05 maka Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan tentang MP-ASI pada ibu sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan dengan media booklet di Kelurahan Luwang Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo.

Pengetahuan sampel mengenai MP-ASI, mengalami peningkatan sesudah diberikan penyuluhan. Hal ini dikarenakan penyuluhan yang disampaikan dapat menambah informasi

(9)

*Mahasiswa S-1 Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta P a g e 9 sampel mengenai MP-ASI, sehingga sampel

dapat lebih memahami dan dapat menjawab pertanyaan pada kuesioner dengan baik. Selama materi penyuluhan disampaikan, sampel mengikuti dengan baik dan antusias. Hal ini ditunjukkan dengan adanya beberapa pertanyaan yang diajukan oleh sampel. Peneliti juga memberikan reward bagi sampel yang berperan aktif selama penyuluhan berlangsung serta mampu menjawab pertanyaan yang diberikan peneliti dengan benar, hal ini bertujuan agar sampel lebih bersemangat dan mengurangi kejenuhan sampel selama mengikuti penyuluhan. Penyuluhan yang diberikan dapat memudahkan sampel untuk menyerap informasi, sehingga pengetahuan mengenai MP-ASI dapat meningkat dan diharapkan dapat mengimplementasikan nya dalam pemberian MP-ASI pada anak (Notoatmodjo, 2004).

Ibu lebih aktif dan tertarik pada penyuluhan dengan media booklet. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana dan Rivai (2001), yang menyatakan manfaat media dalam penyuluhan antara lain, penyuluhan akan lebih menarik perhatian ibu sehingga dapat menumbuhkan motivasi dan minat responden, materi penyuluhan akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh ibu dan memungkinkan ibu menguasai tujuan penyuluhan yang lebih baik, metode penyuluhan akan lebih bervariasi tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh penyuluh sehingga ibu tidak bosan, ibu akan lebih banyak melakukan kegiatan sebab tidak hanya mendengarkan materi penyuluh, tetapi juga melakukan aktivitas lain seperti mengamati

Penyuluhan yang diberikan dapat memudahkan sampel untuk menyerap informasi, sehingga pengetahuan mengenai MP-ASI dapat meningkat dan diharapkan dapat mengimplementasikan nya dalam pemberian MP-ASI pada anak (Notoatmodjo, 2004).

Hasil penelitian Zulkarnaeni (2003) menunjukkan ada pengaruh pendidikan gizi terhadap peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku ibu keluarga mandiri sadar gizi. Penelitian oleh Saragih (2010) menunjukkan bahwa ada pengaruh penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan ibu dan perubahan sikap ibu tentang makanan sehat dan gizi seimbang dengan metode ceramah dan pembagian leaflet. Penelitian lainnya oleh Mintarsih (2007) hasil penelitian menunjukkan pendidikan kesehatan menggunakan booklet dan poster dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja terhadap kesehatan reproduksi. Penelitian lain oleh Mintarti (2001) menunjukkan bahwa booklet terbukti efektif meningkatkan pengetahuan dan sikap mental pedagang makanan jajanan tentang aspek-aspek penanganan makanan jajanan yang bersih dan sehat.

Notoatmodjo (2003), menyatakan bahwa penyuluhan kesehatan masyarakat bertujuan untuk Kemandirian keluarga, kelompok dan masyarakat dalam bidang pemeliharaan kesehatan meliputi promotif dan preventif, pengembangan potensi swadaya masyarakat, pelembagaan fungsi dan peningkatan kemampuan petugas penyuluhan. Sasaran hasil penyuluhan: membudayakan perilaku hidup sehat, meningkatnya pengertian terhadap berbagai penyakit, meningkatnya

(10)

*Mahasiswa S-1 Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta P a g e 10 peran wanita dalam mengatasi masalah

kesehatan, dan meningkatnya kreatifitas, produktifitas dan peran generasi muda.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Sebagian besar sampel 71% memiliki pengetahuan yang tidak baik tentang MP-ASI sebelum diberikan penyuluhan dengan media booklet.

2. Sesudah diberikan penyuluhan dengan media booklet sebagian besar sampel 93,5% mempunyai pengetahuan yang baik mengenai MP-ASI.

3. Ada perbedaan pengetahuan tentang MP-ASI pada ibu sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan dengan media booklet di Kelurahan Luwang Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo (p= 0,000). Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diberikan beberapa masukan sebagai perbaikan dan pemanfaatan penelitian mengenai manfaat penyuluhan dengan media booklet dalam upaya meningkatkan pengetahuan ibu tentang MP-ASI. Penyuluhan mengenai MP-ASI dapat disampaikan melalui materi pada saat posyandu dan sebaiknya disertai dengan alat bantu penyuluhan yang bermacam-macam seperti, lefleat, booklet, poster, flipcart.

(11)

*Mahasiswa S-1 Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta P a g e 11 DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Cetakan ke-VI.

Aryani, Irma. 2009. Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Makanan Tambahan Pada Bayi Umur 6 - 12 Bulan Di Desa Wringinpitu Kecamatan Tegaldlimo Banyuwangi. Karya Tulis Ilmiah. Akademi Kebidanan Universitas Bakti Indonesia Banyuwangi.

Amir, Aswita. 2008. Pengaruh Penyuluhan Model Pendampingan Terhadap Perubahan Status Gizi Anak Usia 6-24 Bulan. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Diponegoro. Semarang

Anwar, Saifuddin. 2010. Metode Penelitian. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI. 1995. Memilih Makanan Seimbang Bagi Bayi. Jakarta: Departemen Kesehatan RI

Departemen Kesehatan RI. 2004. Pusat Promosi Kesehatan, Pengembangan Media Promosi Kesehatan, Jakarta. Depkes RI.

Sediaoetama, Ahmad Djaeni. 1996. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi di Indonesia Jilid I. Jakarta: Dian Ratna

Depkes RI. 2005. Petunjuk teknis dan Modul Pelatihan Penyuluhan Kesehatan masyarakat dan Rumah Sakit, Jakarta: Depkes RI

Depkes RI. 2006. Pedoman Umum Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) Lokal. Jakarta: Depkes RI

Depkes RI. 2010. Riset Kesehatan Dasar Tahun 2009. Jakarta: Depkes RI

Ghozali, I. 2009. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang.

Ghozali, Imam. 2008. Desain Penelitian Eksperimental, Teori, Konsep dan Analisis Data dengan SPSS 16.0. Badan Penerbit Undip. Semarang

Hamalik, Oemar. 2000. Media Pendidikan. Bandung: Tarsito.

Husaini, Yayah; Mahdin, Husaini. 1999. Makanan Bayi Bergizi. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Madanijah. 2004. Pendidikan Gizi. Dalam Baliwati,YF. Khomsan, A. CM. Pengantar Pangan Dan Gizi. Penebar Swadaya: Jakarta.

Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. CV Alfabeta : Bandung .

Moehji, Sjahmien. 2003. Ilmu Gizi 2: Penganggulangan Gizi Buruk. Jakarta: Papas Sinar Sinanti

Mintarsih p, wiwin. 2007. Pendidikan Kesehatan Menggunakan Booklet dan Poster Dalam Meningkatkan Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang Kesehatan Reproduksi di Kabupaten Tasikmalaya. Yogyakarta. Gadjah Mada University. Thesis.

Mintarti. 2001. Penyuluhan Kesehatan Menggunakan Media Booklet Dalam Meningkatkan Pengetahuan dan Sikap Mental Pedagang Makanan Jajanan Tentang Aspek-Aspek Penanganan Makanan Jajanan yang Bersih dan Sehat di Kabupaten Bantul. Yogyakarta. Gadjah Mada University Thesis.

Muis SF, 2002. Masa Penyapihan dari Air Susu Ibu menuju Makanan Keluarga. Petunjuk untuk Petugas Kesehatan dan Petugas Masyarakat. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang

Murti, B. 2003. Prisip dan Metode Riset Epidemiologi. Gajah Mada Universitas Press: Yogyakarta

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta

Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan Jilid 2. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. 2003. Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta : CV Sagung Seto.

Pujiadi, Solihin. 2003, Ilmu Gizi Klinis Pada Anak, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Jakarta.

Sajogya, Goenardi, Roeslie, S. Dan dkk. 1994. Gizi Baik DiPedesaan dan di Kota.Jogyakarta: Gajah Mada University Press:132

Saragih, FS. 2010. Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan dan Sikap ibu tentang Makanan Sehat dan Gizi Seimbang di Desa Merek Jaya Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun.Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sumatra Utara:Medan

Sastroasmoro, S.S. 2002. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edsisi 2. Jakarta: CV Agung Seto.

(12)

*Mahasiswa S-1 Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta P a g e 12 Satmoko, Sriroso dan Harini Tri Astuti. 2006.

Pengaruh Bahasa Booklet Pada Peningkatan Pengetahuan Peternak Sapi Perah Tentang Inseminasi Buatan Di Kelurahan Nongkosawit, Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Jurnal Penyuluhan ISSN: 1858-2664 September 2006, Vol. 2, No. 2

Soejtiningsih. 2008. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC

Soraya. 2005. Resiko Pemberian MP-ASI Terlalu Dini, (online) (http://www.bayi kita.wordpress.com, diakses 7 Januari 2011

Suhardjo, 1999.Pemberian Makanan Pada Bayi dan Anak. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2001. Media Pengajaran. Sinar Baru Algensindo: Bandung

Muaris, Hindah. 2006. Bubur Buah Makanan Pendamping ASI untuk Bayi Mulai Usia 7 Bulan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Remaja Rosda Karya

Sukarni,M.2002 Kesehatan Keluarga dan Lingkungan. Jogyakarta: Kanesius: 131

Supariasa, Nyoman; Bakri, Bachyar; Fajar, Ibnu. 2010. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC

Susanto JC, 2003. Memahami kebutuhan gizi anak sesuai perkembangan keterampilan makan. Dalam: Seminar Ayahbunda-Nestle. Semarang.

Zulkarnaeni. 2003. Pengaruh Pendidikan Gizi pada Murid SD Terhadap Peningkatan Pengetahuan, Sikap dan PErilaku Ibu Keluarga Mandiri Sadar Gizi di KAbupaten Wonogiri Hilir. Jurnal Penelitian Kesehatan. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Zulaekah, siti. 2012. Efektivitas Pendidikan Gizi dengan Media Booklet terhadap Pengetahuan gizi anak SD. http// Journal .Unnes. ac.id

* Rosanna Kurnia Sari Mahasiswa Gizi S-1 Fakultas Ilmu Kesehatan, UMS.

**Siti Zulaekah A, M.Si.: Dosen Gizi FIK UMS. Jl. A. Yani Tromol Post 1 Kartasura

*** Endang Nur, SST., M. Si,: Dosen Gizi FIK UMS. Jl. A. Yani Tromol Post 1 Kartasura.

Referensi

Dokumen terkait

Berkaitan dengan persoalan pelayanan yang masih kurang maksimal dibeberapa instansi pemerintah, peneliti tertarik untuk meneliti tentang pelayanan pembuatan kate

Apabila ada jawaban yang Anda anggal salah, maka hapuslah jawaban yang salah tersebut sampai bersih, kemudian hitamkan kotak pada huruf jawaban lain yang Anda anggap benar.6. Jumlah

This study is aimed to designing and implementing of cryptography algorithm symmetric with the use of Permutation Box (P-Box) pattern making the Lumpia on Block Cipher

Security of a data is a thing to be observed in keeping the votes information especially that contains information that may only be known its contents by who is entitled

Kesadaran diri dalam mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi. Individu dengan kesadaran diri yang baik akan mampu mengenali emosi mana. yang sedang mereka

4.2 Perbandingan Ketentuan Real dengan Keuntungan yang diperoleh dengan Kombinasi Produk Linear Programming Metode Simplek Pada Toko Kaca Yeek ....

Dampak yang nantinya akan terjadi pada saat permasalahan belum bisa ditangani adalah debit air dalam sistem irigasi yang ada saat ini akan berkurang dan mempengaruhi

Pengaruh Due Professional Care Terhadap Kualitas Audit Pada Kantor Akuntan Publik Di Kota Bandung.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |