• Tidak ada hasil yang ditemukan

INDUKSI PEMBUNGAAN SECARA IN VIRO PADA TANAMAN ANGGREK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INDUKSI PEMBUNGAAN SECARA IN VIRO PADA TANAMAN ANGGREK"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah Seminar Program Studi Hortikultura Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor

INDUKSI PEMBUNGAAN SECARA IN VIRO PADA TANAMAN ANGGREK Cymbidium VARIETAS LOVELY ANGEL ( In Vitro Flower Induction of Orchid Cymbidium Var. Lovely Angel)

Ardhanariswari Trenggono1, dan Ni Made Armini Wiendi2

1Mahasiswa Program Studi Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor 2Staf Pengajar Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

ABSTRACT

Cymbidium take 4-7 years to flower. However, their long juvenile period prolongs breeding programs. In vitro tissue culture techniques for flowering can be an important tool to achieve these goals. The system involves the culture of isolated, aseptic plant sections (explants) or

organs in sterile containers with a defined medium under controlled environmental conditions. This research was held from

February-September 2008 at Plant Biotechnology Laboratory, Agronomy and Horticulture Department, Agricultural Faculty, Bogor Agricultural University. The experiment used two factor Randomized Block Design with three replication.The factors are nitrogen concentrations (1x, 1/5x, 1/10x, and 1/20x) and fosfor concentration (1x and 5x). Cymbidium Lovely Angel did not induce flower within 20 weeks on modified Murashige and Skoog (MS) medium supplemented with 5 mgl-1 BAP and 5 mgl-1 GA3. Nitrogen and phospor treatment did not give significant

different on the growth of shoot, leaf and root number. The highest shoot and leaf number are produced by media with nitrogen 1/5 concentration and phospor five fold concentration. The highest root number produced by media with nitrogen 1/20 concentration and phospor five fold concentration.

Keyword : Cymbidium Lovely Angel, in vitro flowering, nitrogen, phospor. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Anggrek termasuk ke dalam famili Orchidaceae dan terdiri dari 20 000 – 35 000 yang tersebar ke dalam 800 genus (Rimando, 2001). Anggrek paling banyak ditemukan di New Guinea, Indonesia, Filipina, Thailand, Malaysia, beberapa daerah di Asia, Meksiko, Afrika dan Amerika Tengah termasuk Costa Rica, Guatemala, Panama dan Honduras. Daerah pesisir barat Amerika Selatan seperti Chili, Peru, Ekuador dan Kolombia memiliki anggrek spesies sedangkan Hawaii yang merupakan pusat produksi anggrek hanya memiliki sedikit anggrek spesies. Anggrek termasuk tanaman Monocotyledonae, yaitu tanaman yang berkeping tunggal (Hew dan Yong, 1996).

Cymbidium merupakan salah satu marga anggrek tertua dalam sejarah kehidupan manusia. Marga ini sudah dikenal orang sejak ribuan tahun yang lalu. Di dunia terdapat 44 jenis Cymbidium yang tersebar mulai dari Barat Daya India, Jepang, Asia Tenggara hingga Australia. Nama Cymbidium diambil dari bahasa Yunani “Kymbes” yang berarti perahu. Kata ini mengacu pada bibir bunga anggrek yang mirip perahu (Puspitaningtyas dan Mursidawati, 1999).

Cymbidium pada umumnya terdapat di dataran tinggi (1000 mdpl.), kecuali jenis-jenis yang tergabung dalam subgenus Cymbidium yang memang menyukai dataran rendah seperti Cymbidium aloifolium dan Cymbidium finlaysonianum. Di Indonesia, Cymbidium belum sepopuler anggrek bulan (Phalaenopsis spp.), tetapi melihat potensinya yang sangat besar, peluang untuk mengembangkan jenis ini masih terbuka lebar, terlebih lagi Indonesia adalah salah satu pusat keragaman jenis-jenis Cymbidium (Puspitaningtyas dan Mursidawati, 1999).

Pembungaan merupakan proses perubahan morfologi dan fisiologi yang kompleks yang dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal. Kondisi kultur seperti cahaya, suhu dan kelembaban merupakan faktor yang penting. Induksi pembungaan dipengaruhi pertumbuhan organ, status nutrisi, rasio C dengan N, genotip, tipe jaringan, subkultur dan pemotongan akar pada spesies tanaman yang berbeda (Alex, 2008).

Hee, Loh dan Yeoh (2007) melaporkan bahwa meningkatnya popularitas anggrek di Asia, Eropa dan Amerika memegang peranan penting dalam peningkatan produksi anggrek dunia. Perbanyakan anggrek secara konvensional membutuhkan waktu yang lama. Famili Orchidaceae biasanya memiliki periode juvenil yang lama yaitu mencapai 13 tahun dan pada anggrek Cymbidium sp. memerlukan waktu 4-7 tahun untuk berbunga secara in vivo (Kostenyuk, 1999). Sim, Loh dan Goh (2007) melaporkan bahwa periode juvenil tanaman anggrek yang cukup lama menjadi permasalahan bagi pemulia tanaman karena para pemulia tanaman harus menunggu beberapa tahun untuk menumbuhkan ribuan bibit sebelum mengevaluasi kualitas bunga

.

Masa juvenil yang lama dapat diperpendek secara signifikan dengan teknik kultur jaringan (Ziv dan Naor, 2006) sehingga

tanaman anggrek dapat berbunga dalam waktu singkat. Teknik yang digunakan adalah induksi pembungaan secara in vitro, yaitu teknik yang diawali dengan penanaman eksplan dari jaringan yang bebas hama dan penyakit serta membungakan pada media pertumbuhan dalam lingkungan yang asptik (Hew dan Yong, 1996). Induksi pembungaan pada anggrek kurang dipahami meskipun beberapa usaha untuk menginduksi pembungaan secara in vitro telah dilaporkan (Kostenyuk, 1999). Berdasarkan penelitian Kostenyuk (1999), anggrek Cymbidium niveo-marginatum dapat berbunga dalam waktu 90 hari menggunakan teknik induksi pembungaan secara in vitro dengan pemberian nitrogen rendah dan fosfor tinggi.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh konsentrasi nitrogen dan fosfor terhadap pembungaan tanaman anggrek Cymbidium varietas Lovely Angel secara in vitro. Diharapkan diperolah komposisi media yang optimum untuk menginduksi pembungaan tanaman anggrek Cymbidium varietas Lovely Angel secara in vitro.

Hipotesis

1. Diduga terdapat interaksi antara nitrogen dan fosfor dalam mempengaruhi pembungaan tanaman anggrek Cymbidium varietas Lovely Angel secara in vitro.

2. Diduga terdapat pengaruh nitrogen dalam induksi pembungaan tanaman anggrek Cymbidium varietas Lovely Angel secara in vitro

3. Diduga terdapat pengaruh fosfor dalam induksi pembungaan tanaman anggrek Cymbidium varietas Lovely Angel secara in vitro

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari 2008 sampai dengan September 2008 di Laboratorium Bioteknologi Tanaman, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Bahan dan Alat

Bahan tanaman yang digunakan adalah planlet Cymbidium varietas Lovely Angel yang berumur + 2 tahun sejak berkecambah dari biji. Bahan untuk pembuatan media meliputi larutan stok Murashige and Skoog (MS), Zat Pengatur Tumbuh (Giberelin dan BAP), agar-agar, gula pasir, KOH, HCl dan aquades. Alat yang digunakan dalam pembuatan media antara lain botol kultur berukuran 300 ml, timbangan analitik, labu takar, gelas ukur, pH meter, dan autoclave. Alat yang digunakan untuk penanaman adalah Laminar Air Flow Cabinet (LAFC), gunting, pinset, scalpel, cawan petri, dan bunsen. Bahan sterilisasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah alkohol 70 % dan sodium hipoklorit.

(2)

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) dua faktor, yaitu {N1 (konsentrasi nitrogen normal dari komposisi MS), N2 (1/5 konsentrasi nitrogen dari komposisi MS), N3 (1/10 konsentrasi nitrogen dari komposisi MS), N4 (1/20 konsentrasi nitrogen dari komposisi MS)} dan faktor kedua adalah fosfor yang konsentrasinya terdiri dari 2 taraf {P1 (konsentrasi fosfor normal dari komposisi MS), P2 (5 kali konsentrasi fosfor dari komposisi MS)}. Sumber nitrogen yang digunakan adalah NH4NO3 dan KNO3 dari komposisi media MS sedangkan sumber fosfor yang digunakan adalah KH2PO4 dari komposisi media MS

.

Penelitian ini terdiri dari 8 kombinasi perlakuan, setiap perlakuan dibuat menjadi 3 kelompok sehingga terdapat 24 satuan percobaan. Setiap satuan percobaan terdiri dari 6 planlet Cymbidium Lovely Angel sehingga total terdapat 144 tanaman yang digunakan sebagai satuan amatan. Satu botol berisi 1 planlet Cymbidium.

Model statistika yang digunakan sebagai berikut : Yijk = µ + τi + βj + (τβ)ij + ρk + εijk

Keterangan :

Yijk = nilai pengamatan pengaruh faktor konsentrasi nitrogen ke-i, faktor konsentrasi fosfor ke-j dan kelompok ke-k

µ = rataan umum

τi = pengaruh konsentrasi nitrogen ke-i βj = pengaruh konsentrasi fosfor ke-j

(τβ))ij = pengaruh interaksi konsentrasi nitrogen ke-i dengan konsentrasi fosfor ke-j

ρk = pengaruh kelompok ke-k εijk = galat percobaan

Pengolahan data untuk setiap peubah yang diamati dilakukan dengan menggunakan uji F pada sistem SAS (Statistical Analysis System). Perlakuan yang berpengaruh nyata pada uji F dilakukan uji lanjut pada nilai tengah menggunakan Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%.

Pelaksanaan Persiapan Alat, Media dan Bahan Tanaman

Media dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah media Murashige and Skoog (MS) modifikasi. Cymbidium varietas Lovely Angel ditanam dalam media pra perlakuan selama 2 bulan kemudian ditanam dalam media perlakuan selama 3 bulan. Sebelum ditanam ke media pra perlakuan, planlet disterilisasi dengan direndam sodium hipoklorit 20% selama 10 menit dan sodium hipoklorit 5% selama 5 menit untuk mencegah kontaminasi.

Semua peralatan yang akan digunakan dalam pembuatan media dicuci hingga bersih kemudian disterilkan ke dalam autoclave pada temperatur 1210 C dengan tekanan 0.1 bar selama satu jam. Alat-alat yang perlu disterilkan yaitu pinset, cawan petri, gagang scalpel, pengaduk, erlenmeyer, botol kultur dan gelas piala.

Penanaman

Penanaman planlet dilakukan dalam Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) yang telah disterilkan dengan menyemprot dinding LAFC menggunakan alkohol 70%. Setelah planlet ditanam dalam media perlakuan, planlet disimpan dalam rak kultur dalam ruangan yang bersuhu 250 C dengan pemberian cahaya 16 jam/hari.

Pengamatan

Pengamatan saat planlet ditanam dalam media perbanyakan dilakukan sebulan sekali. Peubah yang diamati antara lain : 1. Jumlah daun

2. Jumlah akar 3. Jumlah anakan

4. Ada tidaknya kalus yang terbentuk 5. Persentase kontaminasi

Pengamatan saat planlet ditanam dalam media perlakuan dilakukan setiap minggu. Peubah yang diamati antara lain : 1. Jumlah daun

2. Jumlah akar

3. Jumlah anakan

4. Ada tidaknya kalus yang terbentuk 5. Saat mulai induksi bunga

6. Jumlah tangkai bunga 7. Jumlah bunga per tangkai 8. Waktu bunga mekar pertama kali 9. Persentase kontaminasi

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

Perlakuan nitrogen dan fosfor memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap jumlah daun, jumlah akar dan jumlah anakan. Hal ini tercantum pada Tabel 1. Perlakuan tersebut belum menginduksi bunga sampai dengan planlet berumur 20 minggu setelah ditanam di media perlakuan.

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Uji F Pengaruh Nitrogen (N), Fosfor (P) dan Kombinasi Nitrogen dan Fosfor (NxP) terhadap Jumlah Daun, Jumlah Akar dan Jumlah Tunas Anggrek Cymbidium Varietas Lovely Angel secara in vitro Parameter

Pengamatan Umur Planlet ( MST) Perlakuan KK (%) N P NxP Jumlah Daun 4 tn tn tn 14,14 8 tn tn tn 12,77 12 tn tn tn 15,58 16 tn tn tn 15,26 20 tn tn tn 14,9 Jumlah Akar 4 tn tn tn 12,18 8 tn tn tn 11,61 12 tn tn tn 11,94 16 tn tn tn 12,25 20 tn tn tn 11,75 Jumlah Tunas 4 tn tn tn 20,65 6 tn tn tn 23,99 8 tn tn tn 22,59 10 tn tn tn 25,43 12 tn tn tn 26,14 16 tn tn tn 27,9 20 tn tn tn 28,88

Keterangan : tn : Tidak berbeda nyata pada uji F pada taraf 5% Data yang diuji merupakan hasil transformasi

dengan rumus

x

+

o

.

5

Planlet dipindahkan dari media pra perlakuan ke media perlakuan tanpa mengalami pencucian dengan air steril. Persentase kultur terkontaminasi di media pra perlakuan cukup rendah, seperti tercantum pada Tabel 2.

Tabel 2. Persentase Kontaminasi Kultur Cymbidium Varietas Lovely Angel di Media Pra Perlakuan pada Awal Penanaman sampai dengan Bulan ke-2 setelah Tanam Umur Planlet Bulan ke- (BST) Persentase Kontaminasi (%) 0 0 1 0 2 1,38

Persentase kultur yang terkontaminasi di media perlakuan cukup rendah. Persentase kontaminasi tertinggi ditemukan pada media N1P1 (nitrogen dan fosfor dengan konsentrasi normal) sedangkan persentase kontaminasi paling rendah ditemukan pada media N4P2. Media N4P2 (nitrogen 1/20 konsentrasi dan fosfor 5 kali konsentrasi) tidak ada yang terkontaminasi sejak minggu ke-2 MST sampai dengan minggu ke-20 MST. Hal ini tercantum pada Tabel 3.

(3)

Tabel 3. Persentase Kontaminasi Kultur Cymbidium Varietas Lovely Angel Selama Pengamatan di Media Perlakuan Nitrogen (N) dengan Fosfor (P) sampai dengan Minggu ke-20 MST

Perlakuan Persentase (%) kontaminasi pada minggu ke- MST

4 8 12 16 20 N1P1 11,11 33,33 33,33 33,33 33,33 N2P1 0,00 5,55 5,55 16,67 22,22 N3P1 16,67 22,22 33,33 33,33 33,33 N4P1 0 5,55 5,55 16,67 16,67 N1P2 11,11 11,11 11,11 11,11 11,11 N2P2 11,11 16,67 22,22 27,78 27,78 N3P2 11,11 11,11 11,11 11,11 11,11 N4P2 0 0 0 0 0

Kontaminasi disebabkan oleh cendawan yang ditunjukkan dengan adanya benang hifa. Cendawan paling banyak menyerang media, tetapi pada beberapa kultur cendawan menyerang planlet.

Pertumbuhan Tanaman Anggrek Cymbidium Varietas Lovely Angel pada Media Pra Perlakuan

Cymbidium varietas Lovely Angel ditanam di media pra perlakuan terlebih dahulu sebelum ditanam di media perlakuan yang merupakan media induksi pembungaan. Penambahan sukrosa tinggi dalam media pra perlakuan berfungsi untuk menyediakan sumber karbohidrat bagi planlet dalam menginduksi pembungaan. Selain menyediakan sumber karbohidrat, penanaman planlet di media pra perlakuan juga berfungsi untuk mengadaptasikan planlet sebelum dipindahkan ke dalam media induksi pembungaan agar pertumbuhan dan perkembangan planlet lebih optimal

Jumlah Tunas

Pada awal penanaman, planlet belum ada yang memiliki tunas. Setelah ditanam selama 1 bulan di media pra perlakuan, tunas mulai muncul dan jumlahnya semakin meningkat setelah 2 bulan penanaman (Tabel 4).

Tabel 4. Rata-rata Jumlah Total/Kultur Tunas pada Cymbidium Varietas Lovely Angel di Media Pra Perlakuan sampai dengan Bulan ke-2 setelah Tanam

Umur Planlet Bulan ke- (BST) Jumlah Total Tunas/Kultur

0 0,00

1 0,38

2 1,54

Jumlah Daun

Jumlah daun Cymbidium varietas Lovely Angel mengalami peningkatan selama 2 bulan penanaman di media pra perlakuan. Jumlah daun meningkat seiring dengan peningkatan jumlah tunas, seperti yang tercantum pada Tabel 5.

Tabel 5. Rata-rata Jumlah Total Daun/Kultur pada Cymbidium Varietas Lovely Angel di Media Pra Perlakuan sampai dengan Bulan Ke-2 setelah Tanam

Umur Planlet Bulan ke- (BST) Jumlah Total Daun/Kultur

0 5,14

1 6,21

2 7,62

Jumlah Akar

Sebelum ditanam pada media pra perlakuan, akar planlet dipotong sedikit untuk merangsang pembungaan, namun pemotongan akar menyebabkan keluarnya senyawa phenol berwarna merah yang memenuhi media pada sebagian besar

planlet. Jumlah akar planlet Cymbidium mengalami peningkatan selama 2 bulan penanaman di media pra perlakuan (Tabel 6).

Tabel 6. Rata-rata Jumlah Total Akar/Kultur pada Cymbidium Varietas Lovely Angel di Media Pra Perlakuan sampai dengan Bulan Ke-2 setelah Tanam

Umur Planlet Bulan ke- (BST) Jumlah Total Akar/Kultur

0 3,93

1 4,12

2 4,89

Pembentukan Kalus

Tidak ada planlet Cymbidium Lovely Angel yang membentuk kalus di media pra perlakuan. Zat pengatur tumbuh (ZPT) yang ditambahkan dalam media pra perlakuan adalah BAP 1,5 mg/l dan NAA 0,5 mg/l. Tidak terbentuknya kalus pada media pra perlakuan diduga karena ZPT yang diberikan dalam media pra perlakuan kurang optimal untuk menginduksi kalus pada anggrek Cymbidium varietas Lovely Angel.

Pertumbuhan Tanaman Anggrek Cymbidium Varietas Lovely Angel pada Media Perlakuan

Media perlakuan merupakan media untuk menginduksi pembungaan planlet Cymbidium varietas Lovely Angel yang berupa kombinasi beberapa konsentrasi nitrogen dan fosfor. Kostenyuk (1999) melaporkan bahwa tanaman anggrek Cymbidium niveo-marginatum Mak dapat berbunga dalam waktu 3 bulan di media dengan kandungan nitrogen rendah dan fosfor tinggi. Dalam penelitian ini, bunga belum terbentuk sampai dengan planlet berumur 20 minggu.

Jumlah Tunas

Berdasarkan pengamatan visual, pada beberapa kombinasi perlakuan terdapat tunas yang abnormal dan terdapat tunas yang bentuknya menyerupai protocorm like bodies (plb). Jumlah tunas yang abnormal mencapai 4,17 %. Tunas abnormal sebagian besar dihasilkan oleh perlakuan nitrogen 1/10 konsentrasi (N3) dan nitrogen 1/20 konsentrasi (N4).Tunas yang menyerupai plb banyak dihasilkan oleh perlakuan N1. Jumlah tunas yang menyerupai plb mencapai 9,03 % dari seluruh planlet yang ditanam pada media perlakuan. Pada tunas yang menyerupai plb, tunas yang muncul berupa tunas majemuk yang dapat mencapai 15-20 tunas yang muncul dalam waktu bersamaan dengan kuncup daun yang sebagian besar tidak terbuka.

Perlakuan nitrogen tidak berbeda nyata terhadap jumlah tunas Cymbidium. Pada 4 MST, jumlah tunas tertinggi dihasilkan oleh perlakuan N1, tetapi pada minggu ke-8 MST sampai dengan minggu ke-20 MST jumlah tunas tertinggi dihasilkan oleh perlakuan N2 (Tabel 7).

Tabel 7. Pengaruh Nitrogen terhadap Rata-rata Jumlah Total Tunas/Kultur Cymbidium Varietas Lovely Angel di Media Perlakuan sampai dengan Minggu ke-20 MST Perlakuan

Nitrogen

Umur Planlet pada Minggu ke- (MST)

4 8 12 16 20 N1 2,25 3,56 4,50 6,58 8,72 N2 2,11 4,03 6,56 8,20 10,0 N3 2,06 3,53 4,92 6,53 7,80 N4 1,64 2,50 3,22 4,00 4,53 Uji F tn tn tn tn tn KK (%) 20,65 22,59 26,14 27,9 28,88 Keterangan : tn : Tidak berbeda nyata pada uji F pada taraf 5% Data yang diuji F merupakan hasil transformasi

dengan rumus x+0,5

Perlakuan fosfor tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah tunas Cymbidium. Jumlah tunas tertinggi dihasilkan oleh perlakuan P2 (Tabel 8).

(4)

Tabel 8. Pengaruh Fosfor terhadap Rata-rata Jumlah Total Tunas/Kultur pada Cymbidium Varietas Lovely Angel di Media Perlakuan sampai dengan Minggu ke-20 MST Perlakuan

Fosfor 4 8 Umur Planlet (MST) 12 16 20

P1 1,85 3,34 4,64 6,03 7,48

P2 2,18 3,47 4,96 6,63 8,18

Uji F tn tn tn tn tn

KK (%) 20,65 22,59 26,14 27,9 28,88 Keterangan : tn : Tidak berbeda nyata pada uji F pada taraf 5% Data yang diuji F merupakan hasil transformasi

dengan rumus x+0,5

Interaksi nitrogen dan fosfor tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah tunas Cymbidium varietas Lovely Angel. Hal ini tercantum pada Tabel 9, Jumlah daun meningkat sejak minggu ke-2 MST sampai dengan minggu ke-20 MST. Jumlah tunas tertinggi dihasilkan oleh kombinasi perlakuan nitrogen 1/5 konsentrasi dan fosfor 5 kali konsentrasi (N2P2) sejak minggu ke-2 MST sampai dengan minggu ke-20 MST. Jumlah daun paling rendah dihasilkan oleh kombinasi perlakuan nitrogen 1/5 konsentrasi dan fosfor konsentrasi normal (N2P1).

Tabel 9. Pengaruh Interaksi Nitrogen dan Fosfor terhadap Rata-rata Jumlah Total Tunas/Kultur pada Cymbidium Varietas Lovely Angel di Media Perlakuan sampai dengan Minggu ke-20 MST

Perlakuan Nitrogen dan Fosfor Umur Planlet (MST) 4 8 12 16 20 N1P1 2,33 3,61 5,11 7,11 8,89 N2P1 1,16 2,39 3,05 3,78 4,22 N3P1 2,17 3,56 4,94 7,06 8,67 N4P1 1,67 3,50 3,89 5,94 7,11 N1P2 2,39 3,61 6,39 7,83 9,32 N2P2 3,06 4,44 6,72 8,56 11,50 N3P2 1,72 3,50 4,89 6,11 8,11 N4P2 1,61 2,61 3,39 4,22 4,83 Uji F tn tn tn tn tn KK (%) 20,65 22,59 26,14 27,9 28,88 Keterangan : tn : Tidak berbeda nyata pada uji F pada taraf 5% Data yang diuji F merupakan hasil transformasi

dengan rumus x+0,5

Jumlah Daun

Interaksi nitrogen dan fosfor tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah daun anggrek Cymbidium varietas Lovely Angel. Jumlah daun mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan jumlah tunas. Pada minggu ke-2 MST perlakuan N3 menghasilkan jumlah daun tertinggi, tetapi pada minggu ke-4 sampai dengan minggu ke-20 MST. Jumlah daun tertinggi dihasilkan oleh perlakuan N2 (Tabel 10).

Tabel 10. Pengaruh Nitrogen terhadap Rata-rata Jumlah Total Daun/Kultur pada Cymbidium Varietas Lovely Angel di Media Perlakuan sampai dengan Minggu ke-20 MST

Perlakuan

Nitrogen 4 8 12 16 Umur Planlet (MST) 20

N1 8,42 13,22 16,20 19,65 24,04 N2 9,14 13,64 18,19 22,00 26,97 N3 8,84 13,20 17,33 21,42 26,69 N4 7,33 12,61 16,44 20,97 25,20 Uji F tn tn tn tn tn KK (%) 14,14 12,77 15,58 15,26 14,9 Keterangan : tn : Tidak berbeda nyata pada uji F pada taraf 5% Data yang diuji F merupakan hasil transformasi

dengan rumus x+0,5

Perlakuan fosfor tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah daun Cymbidium. Jumlah daun tertinggi dihasilkan oleh perlakuan P2 (Tabel 11).

Tabel 11. Pengaruh Fosfor terhadap Rata-rata Jumlah Total Daun/Kultur pada Cymbidium Varietas Lovely Angel di Media sampai dengan Minggu ke-20 MST

Perlakuan

Fosfor 4 8 12 16 20 Umur Planlet (MST)

P1 7,86 12,31 16,21 20,34 24,64

P2 9,00 14,03 17,87 21,68 26,81

Uji F tn tn tn tn tn

KK (%) 14,14 12,77 15,58 15,26 14,9 Keterangan : tn : Tidak berbeda nyata pada uji F pada taraf 5% Data yang diuji F merupakan hasil transformasi

dengan rumus x+0,5

Interaksi perlakuan nitrogen dan fosfor tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah daun Cymbidium varietas lovely Angel (Tabel 12). Jumlah daun mengalami peningkatan sejak minggu ke-2 MST sampai dengan minggu ke-20 MST. Jumlah daun tertinggi dihasilkan oleh kombinasi perlakuan nitrogen 1/5 konsentrasi dengan fosfor 5 kali konsentrasi (N2P2) sedangkan jumlah daun terendah dihasilkan oleh kombinasi perlakuan nitrogen dan fosfor dalam konsentrasi normal (N1P1). Tabel 12. Pengaruh Interaksi Nitrogen dan Fosfor terhadap

Rata-rata Jumlah Total Daun/Kultur pada Cymbidium Varietas Lovely Angel di Media Perlakuan sampai dengan Minggu ke-20 MST

Perlakuan Nitrogen dan Fosfor Umur Planlet (MST) 4 8 12 16 20 N1P1 8,50 13,33 15,67 19,23 23,63 N2P1 8,22 11,28 16,83 20,39 23,83 N3P1 7,89 12,06 16,83 21,56 26,78 N4P1 6,83 12,56 15,50 20,12 24,33 N1P2 8,33 13,11 16,72 20,06 24,45 N2P2 10,06 16,00 19,55 23,61 30,11 N3P2 9,78 14,33 17,83 21,28 26,61 N4P2 7,83 12,67 17,39 21,78 26,06 Uji F tn tn tn tn tn KK (%) 14,14 12,77 15,58 15,26 14,9 Keterangan : tn : Tidak berbeda nyata pada uji F pada taraf 5% Data yang diuji F merupakan hasil transformasi

dengan rumus x+0,5

Jumlah Akar

Pertumbuhan akar sangat lambat di media perlakuan. Perlakuan nitrogen tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah akar Jumlah akar tertinggi dihasilkan pada perlakuan N4 dan jumlah akar terkecil dihasilkan pada nitrogen N3. Pada minggu ke-18 MST, jumlah akar menurun pada perlakuan N3. (Tabel 13).

Tabel 13. Pengaruh Nitrogen terhadap Rata-rata Jumlah Total Akar/Kultur pada Cymbidium Varietas Lovely Angel di Media Perlakuan Nitrogen (N) sampai dengan Minggu ke-20 MST Perlakuan Nitrogen Umur Planlet (MST) 4 8 12 16 20 N1 5,06 5,11 4,75 4,81 5,42 N2 5,03 5,17 5,17 5,19 5,28 N3 4,75 4,84 4,95 4,95 5,22 N4 5,53 5,75 5,92 5,92 6,28 Uji F tn tn tn tn tn KK (%) 12,18 11,61 11,94 12,25 11,75 Keterangan : tn : Tidak berbeda nyata pada uji F pada taraf 5% Data yang diuji F merupakan hasil transformasi

(5)

Perlakuan fosfor tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah akar Cymbidium varietas Lovely Angel

.

Jumlah akar tertinggi dihasilkan oleh perlakuan P2 (Tabel 14).

Tabel 14. Pengaruh Fosfor terhadap Rata-rata Jumlah Total Akar/Kultur pada Cymbidium Varietas Lovely Angel di Media Perlakuan sampai dengan Minggu ke-20 MST

Perlakuan

Fosfor Umur Planlet (MST)

4 8 12 16 20

P1 4,99 5,11 4,95 4,99 5,35

P2 5,20 5,32 5,44 5,44 5,75

Uji F tn tn tn tn tn

KK (%) 12,18 11,61 11,94 12,25 11,75 Keterangan : tn : Tidak berbeda nyata pada uji F pada taraf 5% Data yang diuji F merupakan hasil transformasi

dengan rumus x+0,5

Interaksi nitrogen dan fosfor tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah akar. Jumlah akar tertinggi dihasilkan oleh perlakuan N4P2 (Tabel 15).

Tabel 15. Pengaruh Interaksi Nitrogen dan Fosfor terhadap Rata-rata Jumlah Total Akar/Kultur pada Cymbidium Varietas Lovely Angel di Media Perlakuan sampai dengan Minggu ke-20 MST

Perlakuan Nitrogen dan Fosfor Umur Planlet (MST) 4 8 12 16 20 N1P1 5,05 5,11 4,17 4,28 5,72 N2P1 4,83 4,94 5,17 5,22 6,00 N3P1 4,72 4,72 4,72 4,72 5,22 N4P1 5,34 5,66 5,72 5,72 6,05 N1P2 5,06 5,11 5,33 5,33 5,11 N2P2 5,22 5,39 5,17 5,17 4,56 N3P2 4,78 4,95 5,17 5,17 5,22 N4P2 5,72 5,83 6,11 6,11 6,50 Uji F tn tn tn tn tn KK (%) 12,18 11,61 11,94 12,25 11,75 Keterangan : tn : Tidak berbeda nyata pada uji F pada taraf 5% Data yang diuji F merupakan hasil transformasi

dengan rumus x+0,5

Pembentukan Kalus

Tingkat keberhasilan kultur kalus pada tanaman anggrek sangat rendah dan apabila kalus sudah terbentuk, kalus cenderung mengalami nekrosis (Chang dan Chang, 1998). Perlakuan nitrogen dan fosfor tidak menginduksi pertumbuhan kalus pada planlet Cymbidium varietas Lovely Angel. Hal ini diduga zat pengatur tumbuh yang tersedia dalam media, yaitu BAP dan GA3 juga tidak dapat mendukung tanaman untuk membentuk kalus. Chang dan Chang (1998) melaporkan bahwa kalus pada Cymbidium ensifolium dapat diinduksi dalam waktu 12-18 bulan menggunakan media MS setengah konsentrasi dengan penambahan ZPT 2,4-D 10 mg/l dan TDZ 0,1 mg/l.

Fase Generatif

Fase generatif atau proses pembungaan sangat penting dalam perkembangan tanaman untuk melengkapi fase hidup tanaman dan menghasilkan biji (Ziv and Naor, 2006). Menurut Taylor dan Marnie (2007), pembungaan secara in vitro tergantung beberapa faktor, yaitu sifat dan umur eksplan, komposisi dari media (ketersediaan nutrisi, sumber karbohidrat, zat pengatur tumbuh dan pH) serta kondisi lingkungan yang mendukung (suhu, penyinaran dan fotoperioditas).

Media perlakuan yang berupa kombinasi antara konsentrasi nitrogen dan konsentrasi fosfor tidak menginduksi bunga pada Cymbidium varietas Lovely Angel sampai dengan planlet

berumur 20 minggu. Fase pertumbuhan generatif belum terlihat karena pertumbuhan tunas dan daun Cymbidium masih tinggi

.

Hal ini diduga disebabkan beberapa faktor, antara lain planlet masih juvenil, pemberian konsentrasi ZPT yang kurang tepat, pemberian sumber karbohidrat yang kurang tepat, berkurangnya konsentrasi kalium dalam media serta tidak stabilnya suhu di ruang kultur.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Interaksi nitrogen dan fosfor tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah daun, jumlah tunas dan jumlah akar pada Cymbidium varietas Lovely Angel. Media kombinasi nitrogen 1/5 konsentrasi dengan fosfor 5 kali konsentrasi menghasilkan jumlah tunas tertinggi yaitu 11.5 tunas dan daun tertinggi yaitu 30.11 helai per kultur. Jumlah akar tertinggi dihasilkan dari media dengan penambahan nitrogen 1/20 konsentrasi dengan fosfor 5 kali konsentrasi, yaitu 6.5 akar per kultur, namun pertumbuhan akar sangat lambat.

Bunga Cymbidium belum muncul sampai dengan planlet berumur 20 minggu di media perlakuan. Kombinasi perlakuan nitrogen dan fosfor pada berbagai konsentrasi belum dapat menginduksi pembungaan Cymbidium varietas Lovely Angel secara in vitro.

Bunga Cymbidium belum muncul sampai dengan planlet berumur 20 minggu di media perlakuan. Kombinasi perlakuan nitrogen dan fosfor pada berbagai konsentrasi belum menginduksi pembungaan Cymbidium varietas Lovely Angel secara in vitro.

Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan penambahan modifikasi media dan modifikasi pengaturan suhu serta pencahayaan untuk menginduksi pembungaan Cymbidium varietas Lovely Angel secara in vitro.

Daftar Pustaka

Alex, S., K. Rajmohan, M.S.G John and K. B. Soni. 2008. In vitro flowering of orchids: A tool for early testing of novel varieties. Curr Biotica 2 : 104-109.

Chang, C. and W. C. Chang. 1998. Plant regeneration from callus culture of Cymbidium ensifolium var. misericors. Plant Cell Rep 17 : 251-255.

Hee, K. H., C. S. Loh and H. H. Yeoh. 2007. Early in vitro flowering and seed production in culture Dendrobium Chao Praya Smile (Orchidaceae). Plant Cell Republic 26: 2055-2062.

Hew, C. S and J. W. H. Yong. 1996. Physiologi of Tropical Orchids in Relation To the Industry. World Scientific Publishing Co. Singapore. 331p.586.

Kostenyuk, B. J. 1999. Induction of early flowering in Cymbidium niveo-marginatum Mak. Hortsci 19: 1-5. Puspitaningtyas, D. M dan S. Mursidawati. 1999. Koleksi

Anggrek Kebun Raya Bogor. UPT Balai Pengembangan Kebun Raya. Lembaga Ilmu pengetahuan Indonesia. 72 hal.

Rimando, T. J. 2001. Orchid, p.99-123. In: Nova A. R (Ed.) Ornamental Horticulture A Little Giant in The Tropics. SEAMEO SEARCA and UPLB. Filipina.

Sim, G. E., C. S. Loh and C. J. Goh. 2007. High frequency early in vitro flowering of Dendrobium Madame Thong-In (Orchidaceae). Plant Cell Rep (2007) 26:383–393.

Taylor, N. J and Marnie, E. L. 2007. Monosaccharides promote flowering in Kniphofia leucocephala in vitro. Plant Growth Regulator 52:73-79.

Ziv, M. and V. Naor. 2006. Flowering of geophytes in vitro. Propagation of ornamental plants 6: 3-16.

Gambar

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Uji F Pengaruh Nitrogen (N), Fosfor  (P) dan Kombinasi Nitrogen dan Fosfor (NxP) terhadap  Jumlah Daun, Jumlah Akar dan Jumlah Tunas Anggrek  Cymbidium Varietas Lovely Angel secara in vitro  Parameter  Pengamatan  Umur  Planlet
Tabel 4. Rata-rata Jumlah Total/Kultur Tunas pada Cymbidium  Varietas Lovely Angel di Media Pra Perlakuan sampai  dengan Bulan ke-2 setelah Tanam
Tabel 10. Pengaruh Nitrogen terhadap Rata-rata Jumlah Total  Daun/Kultur pada Cymbidium Varietas Lovely Angel  di  Media  Perlakuan  sampai  dengan  Minggu               ke-20 MST
Tabel 15.  Pengaruh Interaksi Nitrogen dan Fosfor terhadap Rata- Rata-rata Jumlah Total Akar/Kultur pada Cymbidium  Varietas Lovely Angel di Media Perlakuan sampai  dengan Minggu ke-20 MST

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 1-2 juni 2016 terhadap 10 orang penderita Diabetes Melitus di RSUD Pasaman Barat, 4 dari 10 penderita mengatakan

Masalah yang sering muncul pada masa nifas adalah Nyeri berhubungan dengan involusi uterus, nyeri setelah melahirkan, Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan

Hasil uji specific gravity pada tanah asli didapat nilai sebesar 2,749, dengan persentase penambahan kapur dan bubuk arang tempurung kelapa yang semakin besar dihasilkan

Maka dari itu, diperlukan pengembangan model-model pembelajaran yang dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif dan terlibat dalam proses

Tahapan awal penelitian diawali dengan mendata siswa dan mengamati cara belajarnya, serta membagi siswa ke dalam beberapa kelompok yaitu kelompok kontrol dan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pembelajaran metode praktikum berbasis keterampilan proses lebih baik dibandingkan dengan metode praktikum biasa

menghadapi tantangan atau memanfaatkan kesempatan yang diciptakan perubahan-perubahan yang terjadi. Peningkatan kompleksitas Organisasi. Semakin besar organisasi semakin

llTAHYU