• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengadaan & Competitive Advantage

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengadaan & Competitive Advantage"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

Manajemen Pengadaan

Manajemen Pengadaan

(2)

Pengadaan & Competitive

Advantage

O

Tugas dari manajemen pengadaan adalah menyediakan input, berupa

O

Tugas dari manajemen pengadaan adalah menyediakan input, berupa

barang maupun jasa, yang dibutuhkan dalam kegiatan produksi maupun

kegiatan lain dalam perusahaan.

O

Pada perusahaan manufaktur, barang yang harus dibeli oleh

bagian

pengadaan bisa diklasifikasikan secara umum menjadi (i). bahan baku dan

komponen untuk kebutuhan produksi, (ii). capital equipment seperti mesin

dan peralatan jangka panjang lainnya, dan (iii). suku cadang mesin, alat

tulis kantor, dan sebagainya

yang biasanya dinamakan maintenance,

repair, and operating (MRO) supplies.

repair, and operating (MRO) supplies.

O

Selain itu bagian pengadaan biasanya bertugas menyediakan jasa seperti

jasa transportasi dan pergudangan, jasa konsultasi, dan sebagainya.

O

Pada

perusahaan

ritel,

tugas

utama

bagian

pengadaan

adalah

mendapatkan barang-barang (merchandise) yang akan mereka

jual

(resale).

(3)

Pengadaan & Competitive

Advantage

O Tahun 1970-an , perusahaan cenderung menilai bahwa bagian O Tahun 1970-an , perusahaan cenderung menilai bahwa bagian

pengadaan memiliki peran pasif dalam organisasi bisnis, dan pada dasarnya adalah kegiatan administratif dan tidak memiliki banyak muatan strategis.

O Tahun 1980-an pandangan tersebut mulai berubah.

O Hal ini didorong oleh persaingan yang semakin ketat sehingga

pelaku bisnis mulai sadar bahwa efisiensi dan value creation tidak hanya perlu dilakukan di bagian produksi, namun juga di bagian-bagian lain termasuk salah satunya bagian-bagian pengadaan.

O Bagian pengadaan sangat relevan terutama di berbagai O Bagian pengadaan sangat relevan terutama di berbagai

perusahaan manufaktur dimana persentasi ongkos-ongkos material bisa mencapai antara 40% - 70% dari ongkos sebuah produk akhir.

O Menunjukkan bahwa efisiensi di bagian pengadaan bisa

memberikan kontribusi yang cukup berarti bagi peningkatan keuntungan (profit) sebuah perusahaan.

(4)

Pengadaan & Competitive

Advantage

O Bagian pengadaan berperan secara strategis dalam menciptakan O Bagian pengadaan berperan secara strategis dalam menciptakan

keunggulan dari segi ongkos (dengan mendapatkan sumber-sumber bahan baku, komponen, dll dengan harga yang murah).

O Bagian pengadaan juga berperan mendapatkan sumber-sumber

bahan baku dan komponen yang berkualitas dan/atau menjadi jembatan dalam membina supplier-supplier yang ada dengan berbagai program peningkatan kualitas.

O Bagian pengadaan juga dituntut untuk bisa menciptakan

keunggulan dari segi waktu.

O Untuk mendukung keunggulan dari segi waktu, bagian pengadaan O Untuk mendukung keunggulan dari segi waktu, bagian pengadaan

tentunya bisa memilih supplier yang memiliki kemampuan untuk mengirim barang dalam waktu yang lebih pendek tanpa harus mengorbankan kualitas dan meningkatkan harga.

(5)

Pengadaan & Competitive

Advantage

O Kecepatan dan ketepatan waktu pengiriman dari supplier bukan O Kecepatan dan ketepatan waktu pengiriman dari supplier bukan

hanya memungkinkan perusahaan untuk memproduksi dan mengirim produk ke pelanggan secara tepat waktu, namun juga bisa mengurangi tingkat persediaan bahan baku atau komponen yang harus disimpan sehingga juga akan berakibat pada

penghematan biaya.

O Banyak perusahaan yang juga melibatkan supplier-supplier kunci

mereka dalam kegiatan pengembangan produk.

O Keterlibatan mereka sejak awal dalam proses pengembangan

produk akan sangat membantu keseluruhan rantai dalam supply produk akan sangat membantu keseluruhan rantai dalam supply chain dalam mempercepat time-to-market.

(6)

Tugas Bagian Pengadaan

Tujuan Bagian Pengadaan yaitu menyediakan barang maupunjasa dengan harga yang murah, berkualitas, dan terkirim tepat waktu, tugas-tugas bagian pengadaan tidak terbatas hanya berkualitas, dan terkirim tepat waktu, tugas-tugas bagian pengadaan tidak terbatas hanya pada kegiatan rutin pembelian.

Secara umum, tugas-tugas yang dilakukan mencakup: 1. Merancang hubungan yang tepat dengan supplier.

Hubungan dengan supplier bisa bersifat kemitraan jangka panjang maupun hubungan transaksional jangka pendek.

Baik berupa model hubungan, relationship, berapa jumlah supplier. 2. Memilih supplier.

- Kegiatan memilih supplier bisa memakan waktu dan sumber daya yang tidak sedikit

apabila supplier yang dimaksud adalah supplier kunci. apabila supplier yang dimaksud adalah supplier kunci.

- Kesulitan akan lebih tinggi kalau supplier-supplier yang akan dipilih berada di mancanegara (global suppliers).

- Supplier-supplier kunci yang berpotensi untuk menjalin hubungan jangka panjang, proses pemilihan ini bisa melibatkan evaluasi awal, mengundang mereka untuk presentasi, kunjungan lapangan (site visit) dan sebagainya.

(7)

Tugas Bagian Pengadaan

3. Memilih dan mengimplentasikan teknologi yang cocok.

O Kegiatan pengadaan selalu membutuhkan bantuan teknologi.

O Teknologi yang lebih tradisional dan lumrah digunakan adalah telepon dan fax.

O Saat ini banyak perusahaan yang menggunakan electronic procurement (e-procurement) yakni aplikasi internet untuk kegiatan pengadaan.

4. Memelihara data item yang dibutuhkan dan data supplier.

O Bagian pengadaan harus memiliki data lengkap tentang item-item yang dibutuhkan O Bagian pengadaan harus memiliki data lengkap tentang item-item yang dibutuhkan

maupun data tentang supplier-supplier mereka.

O Beberapa data supplier yang penting untuk dimiliki adalah nama dan alamat masing-masing supplier, item apa yang mereka pasok, harga per unit, lead time pengiriman, kinerja masa lalu, serta kualifikasi supplier termasuk juga kualifikasi seperti ISO.

(8)

Tugas Bagian Pengadaan

5. Melakukan proses pembelian.

O Proses pembelian bisa dilakukan dengan beberapa cara, misalnya pembelian rutin O Proses pembelian bisa dilakukan dengan beberapa cara, misalnya pembelian rutin

dan pembelian dengan melalui tender atau lelang, (auction).

O Pembelian rutin dan pembelian dengan tender melewati proses- proses yang berbeda.

6. Mengevaluasi kinerja supplier.

O Hasil penilaian ini digunakan sebagai masukan bagi supplier untuk meningkatkan kinerja mereka.

O Kriteria yang digunakan untuk menilai supplier seharusnya mencerminkan strategi supply chain dan jenis barang yang dibeli.

(9)

Proses Pembelian

O Proses pembelian rutin biasanya berlaku untuk item-item yang suppliernya sudah

jelas karena ada kesepakatan jangka panjang antara supplier dengan perusahaan. jelas karena ada kesepakatan jangka panjang antara supplier dengan perusahaan.

O Sedangkan proses tender (dan juga lelang) dilakukan untuk item- item yang

suppliernya masih harus dipilih.

O Berikut akan dijelaskan selintas proses pembelian untuk kedua model tersebut.

Pembelian Rutin

O Pembelian rutin dilakukan untuk item-item yang kebutuhannya berulang O Pembelian rutin dilakukan untuk item-item yang kebutuhannya berulang

(repetitive).

O Biasanya item-item yang seperti ini relatif standar sehingga proses pembelian tidak

lagi melibatkan perancangan spesifikasi.

O Baik perusahaan maupun supplier sama-sama memiliki data yang lengkap tentang

item-item tersebut (meliputi nama, nomor kode, spesifikasi, delivery lead time, harga per unit, dan sebagainya).

(10)

Pembelian Rutin

1. Bagian yang membutuhkan mengirimkan perinintaan pembelian ke bagian 1. Bagian yang membutuhkan mengirimkan perinintaan pembelian ke bagian

pengadaan.

Dokumen permintaan pembelian ini dinamakan purchase requisition (PR) atau material requisition (MR).

2. Bagian pengadaan akan mengevaluasi MR / PR yang diterima.

O Kecuali ada kendala yang menghambat, PR / MR ini kemudian akan ditindaklanjuti

oleh bagian pengadaan dengan mengirimkan purchase order (PO) ke supplier yang

dianggap tepat.

O Pada proses pembelian rutin, supplier biasanya sudah terindentifikasi.

O Pada kasus di mana ada banyak supplier yang bisa memasok, bagian pengadaan harus bisa memutuskan ke supplier mana PO harus dikirim.

(11)

Pembelian Rutin

3. Begitu supplier sepakat untuk memenuhi PO tersebut, bagian pengadaan harus secara proaktif 3. Begitu supplier sepakat untuk memenuhi PO tersebut, bagian pengadaan harus secara proaktif

memonitor perkembangan pengirimannya agar tidak terjadi keterlambatan.

Apabila ada perubahan waktu kebutuhan, perusahaan mungkin harus melakukan percepatan (expedite) atau memundurkan pengiriman.

4. Pada saat pesanan datang, bagian gudang berkewajiban untuk mengecek benar tidaknva item yang dikirim serta jumlah dan kualitasnya.

Apabila prosedur formal diperlukan untuk pengecekan kualitas (incoming inspection), bagian kualitas yang biasanva akan melakukannva sebelum barang disimpan di gudang.

5. Bagian akuntansi kemudian akan menyelesaikan proses pembayaran sesuai dengan terms pembayaran yang berlaku.

pembayaran yang berlaku.

O Kebanyakan supplier memberikan sejenis credit terms atau payment delay.

O Artinya, barang yang dikirim saat ini tidak perlu langsung dibayar, tetapi ada penundaan beberapa lama.

O Banyak supplier yang memberikan kesempatan penundaan pembayaran selama 30 hari setelah barang dikirim.

(12)

Pembelian Rutin

Pemasok Bag.

Pengadaan

Gudang Pengguna Keuangan

Pengadaan Kirim konfirmasi bisa tidaknya pesanan dipenuhi • Buat PO dan kirim ke pemasok • Kirim copy ke gudang, user & Keuangan Lakukan monitoring Buat PR/MR (Purchase Requisition/Mate rial Requsition) dan kirim ke bag. Pembelian

pesanan dipenuhi Kalau bisa kirim sesuai persetujuan

Terima barang & inspeksi bersama bag.kualitas

Lakukan pembayaran

(13)

Pembelian dengan tender

Pembelian dengan metode tender atau lelang dilakukan apabila tidak memungkinkan untuk langsung mengirim PO ke supplier setelah ada PR atau MR dari bagian yang untuk langsung mengirim PO ke supplier setelah ada PR atau MR dari bagian yang membutuhkan barang atau jasa.

Hal ini bisa disebabkan karena beberapa hal.

O Pertama, aturan yang ada mengharuskan pembelian dilakukan dengan proses

tender atau lelang. Banyak perusahaan di Indonesia, terutama yang merupakan perusahaan milik pemerintah, mengharuskan proses pembelian dengan sistem tender.

O Kedua, barang atau jasa yang akan dibeli bukan merupakan barang atau jasa yang

standar sehingga perusahaan belum memiliki supplier yang tetap.

O Ketiga, barang atau jasa tersebut memiliki spesifikasi teknis yang cukup kompleks dan O Ketiga, barang atau jasa tersebut memiliki spesifikasi teknis yang cukup kompleks dan

(14)

Pembelian dengan tender

O Tender sedikit berbeda dengan lelang. Pada proses tender, tidak ada

O Tender sedikit berbeda dengan lelang. Pada proses tender, tidak ada kesempatan bagi para peserta (supplier) untuk merevisi harga yang telah ditawarkan.

O Harga penawaran biasanya bersifat rahasia dan tidak

diperlihatkan ke peserta yang lain.

O Sedangkan pada proses lelang, peserta diundang untuk datang (secara fisik atau lewat Internet) untuk mengikuti proses lelang.

fisik atau lewat Internet) untuk mengikuti proses lelang.

O Pada saat lelang berlangsung, peserta bisa melihat harga yang

ditawarkan oleh peserta yang lain dan mereka boleh merevisi (menurunkan) harga sampai pada batas waktu lelang yang ditetapkan.

(15)

Pembelian dengan tender

Secara umum proses tender mengikuti langkah-langkah berikut:

1. Bagian yang membutuhkan barang atau jasa (biasanya juga disebut user) mendefinisikan kebutuhan secara umum.

Mungkin kebutuhan ini masih merupakan konsep umum (karena barang atau jasa yang dimaksud belum jelas) atau sudah cukup detail (kalau barang / jasa tersebut sudah cukup jelas).

2. Bagian yang bersangkutan (user) mengirimkan sejenis Purchase Requisition (PR) ke bagian pengadaan. Sebelum proses pengajuan PR, ada kemungkinan bagian yang membutuhkan sudah berkonsultasi dengan bagian pengadaan.

O Pada waktu PR diajukan, definisi barang atau jasa sedapat mungkin sudah relatif jelas,

baik spesifikasi, waktu kebutuhan (due date), maupun jumlahnya, juga sudah memutuskan kapan proposal / penawaran harus diterima dan kapan keputusan pemenang harus sudah dibuat.

(16)

Pembelian dengan tender

3. Bagian pengadaan akan mengirimkan request for quotation (RFQ) atau request for proposal (RFP) ke supplier yang potensial.

proposal (RFP) ke supplier yang potensial.

Bagi yang memiliki sejumlah supplier yang dianggap layak, undangan untuk memasukkan RFQ atau RFP mungkin bisa langsung dialamatkan secara terbatas kepada supplier-supplier tersebut.

Namun untuk banyak kasus, perusahaan harus menjaring supplier dari arena yang lebih luas dan terbuka.

Ada perbedaan antara RFQ dan RFP. Ada perbedaan antara RFQ dan RFP.

O Untuk barang atau jasa yang sudah cukup jelas spesifikasinya biasanya

perusahaan meminta penawaran harga (RFQ).

O Sedangkan untuk barang / jasa yang spesifikasinya belum jelas, RFP yang dikirim oleh perusahaan, jadi dalam hal ini supplier akan diminta membuat proposal dan salah satu yang dinilai nantinya adalah spesifikasi yang diajukan oleh supplier.

(17)

Pembelian dengan tender

O 4. Secara paralel dengan langkah di atas, bagian pengadaan dan O 4. Secara paralel dengan langkah di atas, bagian pengadaan dan

yang membutuhkan barang / jasa tadi membuat kriteria penilaian penawaran (quotation) atau proposal yang masuk.

O 5. Untuk kasus-kasus tertentu, perusahaan terkadang harus

mengundang calon-calon supplier untuk menjelaskan secara rinci tentang barang / jasa yang dibutuhkan sehingga bisa membuat proposal yang berkualitas dan obyektif.

O 6. Setelah penawaran / proposal terkumpul, perusahaan akan

melakukan proses seleksi yang mana juga bervariasi.

O Ada yg menggunakan satu tahap (menilai penawaran / proposal O Ada yg menggunakan satu tahap (menilai penawaran / proposal

dari berbagai segi untuk langsung mengambil keputusan).

O Ada yg menggunakan dua tahap dimana pada tahap pertama

hanya aspek teknis yang dilihat yg kmd membuat penawaran.

O Pada tahap kedua seleksi didasarkan atas harga yang

(18)

Pembelian dengan tender

O 7. Setelah pemenang ditentukan, bagian pengadaan akan O 7. Setelah pemenang ditentukan, bagian pengadaan akan

menindaklanjutinya dengan membuat kontrak dengan supplier.

O Pada tahap ini kemungkinan harus terjadi negosiasi

klausal-klausal kontrak.

O 8. Bagian pengadaan selanjutnya akan mengirimkan PO untuk

secara formal meminta pasokan barang atau jasa sejumlah tertentu dengan harga dan waktu yang disepakati.

O 9. Proses selanjutnya berupa pemantauan pengiriman atau

penyampaian jasa, pembayaran, dan lain-lain tidak jauh berbeda dengan pembelian rutin.

dengan pembelian rutin.

O Hanya saja, kalau supplier mengerjakannya dengan sistem

proyek, ada kemungkinan tata cara pembayarannya berbeda.

O Misalnya, untuk proyek-proyek jasa konsultasi, sebagian biaya

biasanya dibavarkan di awal dan sebagian lagi di tengah dan di akhir proyek.

(19)
(20)

Pemilihan Supplier

O Memilih supplier merupakan kegiatan strategis, terutama apahila O Memilih supplier merupakan kegiatan strategis, terutama apahila

supplier tersebut akan memasok item yang kritis dan/atau akan digunakan dalam jangka panjang sebagai supplier penting.

Kriteria pemilihan adalah salah satu hal penting dalarn pemilihan supplier yang mana harus mencerminkan strategi supply chain maupun karakteristik dari item yang akan dipasok.

O Secara umum banyak perusahaan yang menggunakan

kriteria-kriteria dasar seperti kualitas barang yang ditawarkan, harga, dan ketepatan waktu pengiriman.

O Namun sering kali pernilihan supplier membutuhkan berbagai O Namun sering kali pernilihan supplier membutuhkan berbagai

kriteria lain yang yang dianggap penting oleh perusahaan.

O Tabel di bawah menunjukkan bahwa kriteria pemilihan supplier

(21)
(22)

Pemilihan Supplier

O Setelah kriteria ditetapkan dan beberapa kandidat supplier O Setelah kriteria ditetapkan dan beberapa kandidat supplier

diperoleh maka perusahaan harus melakukan pemilihan.

O Perusahaan mungkin akan memilih satu atau beberapa dari

alternatif yang ada.

O Perusahaan melakukan perangkingan untuk menentukan mana

supplier yang akan dipilih atau mana yang akan dijadikan supplier utama dan mana yang akan dijadikan supplier cadangan.

O Pada pemilihan supplier, prosesnya bisa diringkas sbb: O 1. Tentukan kriteria-kriteria pemilihan

O 2. Tentukan bobot masing-masing kriteria

O 3. Identifikasi alternatif (supplier) yang akan dievaluasi

O 4. Evaluasi masing-masing alternatif dengan kriteria di atas O 5. Hitung nilai berbobot masing-masing supplier

(23)

Pemilihan Supplier

O Perusahaan WHS adalah perakit sepeda motor jenis HS. O Perusahaan WHS adalah perakit sepeda motor jenis HS.

Perusahaan sedang melakukan ekspansi pabriknya di sebuah propinsi di Jawa.

O Perusahaan sedang mengevaluasi beberapa supplier baru O Saat ini sudah teridentifikasi 3 calon supplier

O Setelah melalui beberapa pertemuan internal antara bagian

produksi, pembelian, teknik, pemasaran, dan keuangan, beberapa kriteria yang akan digunakan dalam mengevaluasi calon-calon supplier yang ada adalah sebagai berikut :

(24)

Pemilihan Supplier

O 1. Inovasi. Kemampuan supplier untuk mengembangkan O 1. Inovasi. Kemampuan supplier untuk mengembangkan

rancangan lampu yang baru. Yang akan dinilai adalah teknologi yang ada saat ini dan kemampuan tim R & D.

O 2. Ketepatan waktu kirim. Kemampuan supplier mengirim tepat

waktu dengan lot pengiriman kecil. Ini akan dinilai dari jarak antara supplier dengan perusahaan, kapasitas produksi dan kemampuan historis mereka dalam mengirimn tepat waktu.

O 3. Kualitas. Kemampuan menciptakan komponen yang

berkualitas. Penilaian akan berdasarkan pada sertifikasi kualitas yang dimiliki, praktek manajemen kualitas di lapangan, dan kesan yang dimiliki, praktek manajemen kualitas di lapangan, dan kesan dari perusahaan pembeli (pelanggan mereka) yang lain.

O 4. Kemampuan berkomunikasi. Ini akan dilihat dari infrastruktur

IS/IT yang dimiliki serta kemampuan para manajer mereka dalam berkomunikasi secara umum.

O 5. Aspek finansial. Akan dievaluasi berdasarkan harga penawaran

(25)
(26)

Pemberian Bobot

O Masing-masing kriteria dan sub-kriteria memiliki tingkat O Masing-masing kriteria dan sub-kriteria memiliki tingkat

kepentingan yang berbeda.

O Proses pemberian bobot untuk masing-masing kriteria dan

sub-kriteria ini akan dilakukan oleh para manajer fungsional (produksi, pengadaan, teknik yang meliputi kegiatan R & D, pemasaran, dan keuangan).

O Bobot bisa diberikan secara terpisah kemudian digabungkan, atau

(27)
(28)

Pemberian Bobot

O Pada tabel di atas tersebut semua perbandingan di diagonal O Pada tabel di atas tersebut semua perbandingan di diagonal

diberi angka 1 karena membandingkan hal yang sama.

O Hanya bagian di atas diagonal yang biasanya diisi karena bagian

bawah nilainya berkebalikan dari yang bagian atas. Misalnya inovasi Vs waktu kirim adalah 1/3, maka waktu kirim Vs inovasi adalah 3.

O Selanjutnya dengan melengkapi bagian bawah tabel, jumlah

tiap-tiap kolom bisa dihitung.

O Tabel di bawah menunjukkan hasil perbandingan lengkap beserta

jumlah untuk masing-masing koloni. jumlah untuk masing-masing koloni.

(29)

Pemberian Bobot

O Pada tahap selanjutnya, setiap nilai perbandingan tadi dibagi O Pada tahap selanjutnya, setiap nilai perbandingan tadi dibagi

dengan jumlah kolom yang bersesuaian.

O Misalnva. pada baris 1 kolom 1 nilainva adalah 0.1333 yang

diperoleh dari 1 dibagi 7.53.

O Bobot akhir masing-masing kriteria diperoleh dengan mencari

rata-rata 5 nilai ke samping.

O Jadi, bobot untuk inovasi adalah 0.163 yang merupakan rata-rata

dari 0.133, 0.071, 0.161, 0.238, dan 0.209.

O Bobot dari 5 kriteria yaitu (berdasarkan urutan tingkat

kepentingannya): 3. Inovasi 4. Finansial 0.163 0.079 kepentingannya): O 1. Kualitas 0.422 O 2. Waktu kirim 0.291 O O O 5. Komunikasi 0.045

(30)
(31)

Pemberian Bobot

O Tabel Perbandingan berpasangan sub-kriteria untuk kriteria waktu O Tabel Perbandingan berpasangan sub-kriteria untuk kriteria waktu

kirim. Jarak 1 Kapasitas 2 1 Histori 5 3 1 O O O Jarak O Kapasitas O Histori O

O Masing-masing sub-kriteria juga harus diberikan bobot. O Masing-masing sub-kriteria juga harus diberikan bobot.

O Hasil untuk bobot masing-masing sub-kriteria ini nantinya harus

dikalikan dengan bobot induknya untuk mendapatkan bobot yang sebenarnya.

O Misalkan untuk kriteria waktu kirim diperoleh matrik perbandingan

(32)

Pemberian Bobot

O Dengan perhitungan lebih lanjut diperoleh bobot berikut:

Jarak Kapasitas Histori 0.603 0.255 0.143

O Dengan perhitungan lebih lanjut diperoleh bobot berikut: O

O O O O

O Sehingga bobot sebenarnya (sering dinamakan global weight)

untuk ketiga sub-kriteria tersebut masing-masing adalah 0.175, 0.074, dan 0.042.

0.074, dan 0.042.

O Semua sub-kriteria harus diberikan bobot dengan cara yang

sama. Misalkan kita sudah menyelesaikan tahap pembobotan dan hasilnya disajikan pada tabel di bawah.

(33)

Pemberian Bobot

O Tahap selanjutnya adalah mengevaluasi supplier dari setiap O Tahap selanjutnya adalah mengevaluasi supplier dari setiap

aspek di atas.

O Pada dasarnya penilaian dilakukan pada tingkat sub-kriteria. O Nilai tiap kriteria akan diperoleh nantinya dengan melakukan

agregasi nilai berbobot dari masing-masing sub-kriteria yang bersangkutan.

O Ambil contoh untuk sub-kriteria teknologi, yakni kemampuan

teknologi supplier untuk mendukung inovasi produk-produk baru.

O Penilaian bisa didasarkan pada ada tidaknya perangkat computer

untuk merancang produk baru, ada tidaknya system yang bisa untuk merancang produk baru, ada tidaknya system yang bisa digunakan untuk mengkomunikasikan ide-ide atau rancangan awal dengan perusahaan, dan sebagainya.

O Misalkan setelah dilakukan evaluasi lapangan, team penilai

(34)
(35)

Pemberian Bobot

O Tabel 7.8 Penilaian sub-kriteria teknologi O Tabel 7.8 Penilaian sub-kriteria teknologi O ier 3 O O Supplier 1 Supplier 1 1 Supplier 2 5 Suppl 7 O Supplier 2 1 3 O Supplier 3 1 O

O Tabel tersebut kurang lebih bisa diinterpretasikan sebagai berikut.

Dari segi teknologi pengembangan produk baru, supplier I secara Dari segi teknologi pengembangan produk baru, supplier I secara signifikan lebih baik dibandingkan supplier 2 dan supplier 2 sedikit lebih baik dari supplier 3. Selanjutnya perbandingan antara

supplier 1 Vs supplier 3 bernilai 7 yang berarti supplier 1 jauh lebih canggih teknologinya dibandingkan supplier 3.

(36)

Pemberian Bobot

O Dari matrik tersebut bisa diperoleh nilai masing-masing supplier O Dari matrik tersebut bisa diperoleh nilai masing-masing supplier

pada aspek teknologi pengembangan produk baru.

O Caranya sama persis dengan langkah-langkah untuk

mendapatkan bobot di atas, yaitu: melengkapi matrik di bawah diagonal dengan kebalikan yang di atasnya, mencari jumlah tiap kolom, membagi nilai-nilai tersebut dengan jumlah kolom, dan merata-ratakan ke samping.

O Untuk matrik di atas akan diperoleh nilai untuk aspek teknologi

sebagai berikut: O Supplier 1 0.723 O Supplier 1 O Supplier 2 O Supplier 3 0.723 0.193 0.083

(37)

Pemberian Bobot

O Dengan cara yang sama, nilai ketiga calon supplier untuk masing-O Dengan cara yang sama, nilai ketiga calon supplier untuk

masing-masing sub-kriteria bisa diperoleh. Misalkan penilaian sudah selesai dilakukan dan hasilnya ditampilkan pada tabel 7.9.

O Langkah terakhir adalah menghitung nilai agregat masing-masing

supplier. Nilai agregat diperoleh dengan mengalikan bobot masing-masing sub-kriteria dengan nilai supplier pada sub-kriteria yang bersangkutan. Jadi untuk supplier 1, 2, dan 3 diperoleh:

O S1=(0.082x0.723+0.082x0.143+0.175x0.275+...+0.040x0.320)=0.418

S2=(0.082x0.193+0.082x0.429+0.175x0.657+…+0.040x0.280)=0.327 S3=(0.082x0.083+0.082x0.429+0.175x0.068+ ... +0.040x0.400)=0.248 S3=(0.082x0.083+0.082x0.429+0.175x0.068+ ... +0.040x0.400)=0.248

O Dengan demikian maka urutan supplier berdasarkan hasil penilaian

keseluruhan adalah supplier 1, supplier 2, dan supplier 3. Jadi kalau satu supplier yang dipilih maka supplier 1 yang jadi pemenangnya.

(38)
(39)

Menilai Kerja Supplier

O Kinerja supplier perlu dimonitor secara kontinyu. O Kinerja supplier perlu dimonitor secara kontinyu.

O Penilaian / monitoring kinerja ini penting dilakukan sebagai bahan

evaluasi yang nantinya bisa digunakan untuk meningkatkan

kinerja mereka atau sebagai bahan pertimbangan perlu tidaknya mencari supplier alternatif.

O Pada situasi dimana perusahaan memiliki lebih dari satu supplier

untuk suatu item tertentu, hasil evaluasi juga bisa dijadikan dasar dalam mengalokasikan order di masa depan.

O Dengan sistem yang seperti ini supplier akan terpacu untuk

meningkatkan kinerja mereka. meningkatkan kinerja mereka.

(40)

Menilai Kerja Supplier

O Kriteria yang digunakan untuk memilih supplier seperti yang O Kriteria yang digunakan untuk memilih supplier seperti yang

diuraikan pada bagian sebelumnya juga bisa digunakan untuk menilai kinerja supplier.

O Hanya saja perlu dibedakan antara mengevaluasi calon supplier

dengan menilai kinerja supplier.

O Yang pertama lebih pada penilaian prospek atau potensi,

sedangkan yang kedua lebih pada kinerja yang telah ditunjukkan selama suatu periode tertentu.

O Jadi pada saat mengevaluasi calon supplier, kriteria seperti

kesehatan keuangan perusahaan, kemampuan teknologi, dan kesehatan keuangan perusahaan, kemampuan teknologi, dan reputasi mereka penting dinilai karena hal tersebut dianggap bisa mendukung mereka untuk menjadi supplier yang handal.

O Namun penilaian kinerja lebih pada hal-hal seperti kualitas,

(41)

Portfolio Hubungan dengan

Supplier

O Salah satu yang menjadi tugas penting bagian pengadaan adalah O Salah satu yang menjadi tugas penting bagian pengadaan adalah

menciptakan hubungan yang proporsional dengan supplier.

O Hubungan yang proporsional yang dimaksud di sini adalah

hubungan yang secara tepat mencerminkan kepentingan strategis tiap-tiap supplier.

O Untuk menciptakan model hubungan yang sesuai, perusahaan

perlu membuat klasifikasi supplier berdasarkan berbagai kriteria yang relevan.

(42)

Portfolio Hubungan dengan

Supplier

O Ada dua faktor yang bisa digunakan dalam merancang hubungan O Ada dua faktor yang bisa digunakan dalam merancang hubungan

dengan supplier.

O Yang pertama adalah tingkat kepentingan strategis item yang

dibeli bagi perusahaan / supply chain.

O Logikanya, semakin strategis posisi suatu item dalam

perusahaan, makin perlu untuk menciptakan hubungan yang dekat dan berorientasi jangka panjang dengan supplier dari item tersebut.

O Strategis tidaknya suatu item dipengaruhi oleh beberapa hal

seperti: seperti:

O 1.Kontribusi item tersebut terhadap kegiatan / kompetensi inti

perusahaan

O 2. Nilai pembelian dalam setahun O 3. Image / brand name dari supplier

(43)

Portfolio Hubungan dengan

Supplier

O Faktor yang kedua adalah tingkat kesulitan mengelola pembelian O Faktor yang kedua adalah tingkat kesulitan mengelola pembelian

item tersebut.

O Semakin tinggi tingkat kesulitannya, semakin banyak diperlukan

intervensi dari manajemen.

O Secara umum tingkat kesulitan pembelian suatu item ditentukan

oleh beberapa hal seperti:

O 1. Kompleksitas dan keunikan item

O 2. Kemampuan supplier dalam memenuhi permintaan O 3. Ketidakpastian (ketersediaan, kualitas, harga, waktu O 3. Ketidakpastian (ketersediaan, kualitas, harga, waktu

(44)

Portfolio Hubungan dengan

Supplier

O Dengan menggunakan dua factor tersebut, bisa mendapatkan O Dengan menggunakan dua factor tersebut, bisa mendapatkan

empat klasifikasi supplier seperti ditunjukkan oleh gb di bawah

O Supplier yang tingkat kepentingannya rendah dan relatif mudah

untuk ditangani diklasifikasikan sebagaf non-critical suppliers.

O Sebaliknya, critical strategic suppliers adalah mereka yang

memasok barang atau jasa dengan nilai yang besar dan barang atau jasa tersebut kritis bagi perusahaan.

O Pada bagian kiri atas adalah bottleneck supplier. Mereka adalah

pemasok item-item yang sebenarnya tidak terlalu penting bagi perusahaan dan nilai transaksinya juga relatif rendah, namun perusahaan dan nilai transaksinya juga relatif rendah, namun barang atau jasa tersebut tidak mudah diperoleh.

O Klasifikasi terakhir, yang berkebalikan dengan bottleneck

suppliers, adalah leverage suppliers. Yang masuk dalam

kelompok ini adalah supplier-supplier yang memasok item yang tingkat kepentingannya tinggi bagi perusahaan.

(45)

Portfolio Hubungan dengan

Supplier

(46)

Portfolio Hubungan dengan

Supplier

O Bagaimanakah perusahaan harus membedakan perlakuan atau O Bagaimanakah perusahaan harus membedakan perlakuan atau

model hubungan terhadap masing-masing klasifikasi supplier yang berbeda tersebut?

O Model hubungan yang bersifat kemitraan dengan orientasi jangka

panjang tidak akan cocok untuk semua jenis supplier tersebut.

O Hubungan yang bersifat jangka panjang yang membutuhkan

investasi bersama dari pihak perusahaan maupun supplier hanya rasional dilakukan untuk critical strategic suppliers.

O Investasi perusahaan untuk mengembangkan kemampuan

supplier yang masuk golongan critical strategic suppliers perlu supplier yang masuk golongan critical strategic suppliers perlu dilakukan sehingga mereka bisa memasok barang atau jasa dengan kualitas yang lebih baik dengan pengiriman yang lebih tepat waktu.

(47)

Portfolio Hubungan dengan

Supplier

O Untuk supplier yang termasuk dalam kategori non-critical, focus O Untuk supplier yang termasuk dalam kategori non-critical, focus

pada penyederhanaan proses pembelian dengan memberikan otoritas bagi tingkat manajemen yang lebih rendah untuk

mengambil keputusan pembelian dan mengurangi proses-proses yang memakan waktu dan biaya.

O Karena item-item yang dipasok biasanya relative standar dan

tidak bernilai strategis, kriteria utama dalam keputusan pembelian adalah harga per unit.

O Perusahaan perlu menaruh perhatian yang signifikan terhadap

bottleneck suppliers, karena kalau tidak, ketidaktersediaan bottleneck suppliers, karena kalau tidak, ketidaktersediaan item-item yang mereka dipasok sering menjadi penghambat.

(48)

Portfolio Hubungan dengan

Supplier

O Supplier yang masuk kategori leverage adalah yang relatit mudah O Supplier yang masuk kategori leverage adalah yang relatit mudah

untuk dikelola karena banyak pemasok yang berkompeten, item-item yang dipasok bisa disubstitusi, dan ketersediaanya cukup.

O Biasanya perusahaan memiliki posisi tawar yang bagus.

O Fokus manajemen mestinya adalah mempertahankan posisi

tawar tersebut.

O Pada kasus-kasus tertentu mungkin perusahaan bisa mengubah

model hubungan ke kemitraan jangka panjang, namun hal itu hanya perlu dilakukan kalau ada potensi perbaikan yang cukup signifikan.

(49)

Portfolio Hubungan dengan

Supplier

(50)

Langkah2 dalam

Pengembangan Supplier

O Setelah melakukan klasifikasi supplier menggunakan portfolio di O Setelah melakukan klasifikasi supplier menggunakan portfolio di

atas, langkah yang berikutnya adalah melakukan pembinaan atau pengembangan untuk supplier pada kelompok kanan atas (critical strategic).

O Berikut adalah tujuh langkah yang diformulasikan oleh Handfield

et al. (2000) untuk pengembangan supplier:

O 1.Identifikasi komoditi yang kritis. Langkah ini sebenarnya sudah

termasuk dalam pembuatan portfolio di atas. Jadi pada prinsipnya di sini diidentifikasikan item-item mana saja yang masuk

kelompok kanan atas pada gambar di atas. kelompok kanan atas pada gambar di atas.

O 2. Identifikasi supplier yang kritis. Sebagian dari mereka yang

memasok item-item strategis mungkin sudah termasuk world class suppliers. Tetapi sebagian mungkin masih rendah

kinerjanya. Oleh karena itu perlu diidentifikasi dari

supplier-supplier yang termasuk kritis dan strategis, mana yang kinerjanya sudah bagus dan mana yang rnasih di bawah standar.

(51)

Langkah2 dalam

Pengembangan Supplier

O 3. Bentuk tim lintas fungsi. Sebelum melakukan pendekatan ke O 3. Bentuk tim lintas fungsi. Sebelum melakukan pendekatan ke

supplier, perusahaan harus terlebih dahulu memiliki tim dengan visi yang seragam.

O 4. Lakukan pertemuan dengan pimpinan puncak dari supplier. Tim

lintas fungsi harus melakukan pendekatan pada pimpinan puncak supplier. Program pengembangan tidak akan berhasil tanpa

komitmen dari pimpinan puncak mereka. Langkah ini harus dilakukan dengan hati-hati untuk menciptakan kepercayaan

(trust), menciptakan komitmen, dan membangkitkan komunikasi yang profesional. Pada tahap ini perusahaan harus bisa

yang profesional. Pada tahap ini perusahaan harus bisa

meyakinkan pimpinan puncak supplier untuk mendedikasikan sumber daya mereka pada proyek-proyek perbaikan jangka panjang yang akan dilakukan.

(52)

Langkah2 dalam

Pengembangan Supplier

O 5. Identifikasi proyek perbaikan. Pada tahap ini diperlukan O 5. Identifikasi proyek perbaikan. Pada tahap ini diperlukan

pembicaraan mengenai proyek apa yang akan dilakukan untuk meningkatkan kinerja supplier di masa yang akan datang. Setiap proyek yang dilakukan harus dievaluasi kelayakannya.

O 6. Definisikan alat ukur, target, milestone, dan deadline. Setiap

proyek harus jelas siapa yang terlibat, siapa yang memimpin, apa targetnya, berapa lama waktu yang dicanangkan, apa alat ukur keberhasilannya, dan apa tanggung jawab dari kedua belah pihak.

O 7. Monitor perkembangan dan lakukan perubahan strategi. O 7. Monitor perkembangan dan lakukan perubahan strategi.

Pimpinan proyek bersama-sama dengan pimpinan puncak kedua perusahaan harus memonitor perkembangan setiap proyek yang dilakukan.

(53)

Keterlibatan Supplier dalam

Pengembangan Produk Baru

Ide awal Pengembangan Perancangan Prototipe

Ide awal Pengembangankonsep Perancanganawal Prototipe

Lebih awal Lebih akhir

•Supplier untuk item-item yang kompleks

•Supplier untuk system atau subsystem

•Supplier untuk item-item yang lebih simpel

•Supplier untuk komponen tunggal

subsystem

•Supplier item-item atau teknologi yang kritis

•Supplier yang merupakan aliansi strategis

tunggal

•Supplier item-item atau

teknologi yang tidak terlalu kritis

•Supplier yang tidak termasuk aliansi strategis

(54)

E-Procurement

O Kata electronic procurement secara umum didefinisikan sebagai O Kata electronic procurement secara umum didefinisikan sebagai

aplikasi Internet untuk keperluan proses pengadaan.

O Dengan Internet perusahaan bisa mengirim RFQ dan PO ke

supplier, melakukan lelang secara elecktronik (online) membagi informasi-informasi yang kritis, dan sebagainva.

O Dalam kenyataannya, aplikasi e-procurement bisa

bermacam-macam dan masing-masing punya fitur yang berbeda. Jenis

aktivitas yang didukung oleh Internet juga berbeda-beda. Secara umum ada beberapa jenis aplikasi e-procurement yaitu:

(55)

E-Procurement

O 1. e-catalogue. Secara tradisional katalog biasanya tercetak O 1. e-catalogue. Secara tradisional katalog biasanya tercetak

dalam bentuk buku atau brosur. Dengan adanya Internet,

perusahaan bisa memiliki katalog elektronik. Di sini perusahaan mengumpulkan informasi supplier atau calon supplier dengan segala produk atau jasa yang mereka bisa pasok. E-catalogue biasanya dilengkapi dengan fasilitas pencarian (search) sehingga perusahaan akan dengan mudah mendapatkan informasi tentang produk atau jasa yang diinginkan.

O 2. e-auction. Ini adalah aplikasi untuk membantu proses lelang.

Pada proses pembelian, lelang dilakukan oleh pembeli dengan Pada proses pembelian, lelang dilakukan oleh pembeli dengan mengumpulkan calon-calon supplier. Mereka sebelumnya sudah diberitahu oleh pembeli tentang jumlah, spesifikasi, dan waktu kebutuhan suatu barang atau jasa. Mereka akan mengajukan penawaran (secara elektronik) dan selama proses lelang mereka bisa merevisi (menurunkan) harga penawarannya.

(56)

E-Procurement

O 3. B2B market exchange. Aplikasi ini memungkinkan banyak O 3. B2B market exchange. Aplikasi ini memungkinkan banyak

pembeli dan banyak penjual bertemu secara virtual. Pada kebanyakan kasus, aplikasi ini dimiliki dan dikelola oleh pihak ketiga.

O 4. B2B Private Exchange. Aplikasi ini bisa digunakan untuk

membantu proses transaksi rutin dengan supplier. Perusahaan bisa mengirim PO secara elektronik, mengecek status

pengiriman, melakukan transaksi pembayaran, dan sebagainya. Di samping itu perusahaan mungkin bisa menggunakan aplikasi ini untuk berbagi informasi tentang rencana produksi dan

ini untuk berbagi informasi tentang rencana produksi dan

informasi lainnya dengan supplier. Supplier juga bisa membagi informasi ketersediaan stok dan kapasitas produksi mereka.

(57)

E-Procurement

O Beberapa keuntungan E-Procurement antara lain: O Beberapa keuntungan E-Procurement antara lain:

O 1. Proses-proses administratif bisa dilangsungkan lebih cepat,

akurat, dan murah. Mengundang supplier untuk memasukkan proposal atau penawaran tidak lagi dilakukan lewat surat atau fax, tetapi bisa dilakukan dengan fasilitas web. Calon-calon supplier bisa mendapatkan pesan tersebut dengan cepat dan akurat dimanapun mereka berada asalkan tersambung dengan jaringan Internet.

O 2. Perusahaan yang menggunakan sistem lelang bisa

mendapatkan keuntungan berupa harga yang jauh lebih murah mendapatkan keuntungan berupa harga yang jauh lebih murah karena supplier akan sedapat mungkin menurunkan harga

(58)

E-Procurement

O 3. Perusahaan bisa mendapatkan calon-calon supplier yang lebih O 3. Perusahaan bisa mendapatkan calon-calon supplier yang lebih

banyak dari berbagai tempat sehinggan berpeluang untuk melakukan transaksi dengan supplier yang lebih berkompeten

O 4. Perusahaan maupun supplier bisa melacak transaksi maupun

proses-proses fisik (pengiriman, dll.) sehingga kedua belah pihak cepat mengetahui kalau ada masalah yang membutuhkan

penanganan lebih lanjut.

O 5. Pihak perusahaan maupun supplier bisa melakukan

proses-proses tersebut dari mana saja asalkan terhubung dengan jaringan Internet.

(59)

E-Procurement

O Ada berbagai kritik terhadap penggunaan e-procurement dalam O Ada berbagai kritik terhadap penggunaan e-procurement dalam

proses pengadaan.

O Kritik ini terutama untuk aplikasi lelang dimana supplier

dihadapkan satu sama lain untuk berupaya menurunkan harga penawaran mereka.

O Beberapa kritik antara lain:

O 1. e-auction memiliki implikasi bahwa hubungan antara

pembeli dan supplier hanya bersifat jangka pendek. Setiap ada kebutuhan, pembeli akan mengundang supplier untuk

menawarkan harga. Dengan demikian tidak ada supplier yang menawarkan harga. Dengan demikian tidak ada supplier yang bisa memasok secara terus menerus. Hal ini tentu saja tidak sesuai dengan semangat supply chain management yang

menghendaki hubungan jangka panjang sehingga kedua belah pihak bisa sama-sama melakukan perbaikan dan investasi jangka panjang. Jadi lelang sebenarnya bisa cocok untuk item-item

(60)

E-Procurement

O 2. e-auction juga memungkinkan munculnya pemenang yang O 2. e-auction juga memungkinkan munculnya pemenang yang

sebenarnya kurang berkompeten. Supplier yang ingin menang bisa sengaja menawarkan harga yang rendah yang sebenarnya tidak layak (di bawah harga normal). Dalam proses lelang, tentu mereka bisa menang. Namun pada saat sudah waktunya

mengirim barang atau jasa, mereka bisa terlambat dan kondisi barang atau jasa yang dikirim tidak memenuhi standar. Oleh karena itu proses lelang juga harus didahului dengan proses

seleksi awal. Hanya supplier-supplier yang sudah punya reputasi bagus yang bisa ikut dalam proses lelang.

Referensi

Dokumen terkait

MatriksP adalah matriks peluang transisi yang berisi berukuran n berisi peluang-peluang transisi seorang pelanggan yang berpindah dari satu status ke status lainnya

Variable(s) entered on step 1: LnAset, LNROE, LNDER, LNPBV. Tabel 4.9 Hasil Uji Statistik t

kepadamu beberapa latihan sadar penuh hadir utuh ( mindfulness ) yang selama ini saya lakukan, meskipun saya masih berusaha melatihnya dengan tekun dan sabar sampai

Sebelum Islam datang, di masing-masing wilayah Nusantara telah berkembang budaya- budaya lokal dengan beragam coraknya, dan setelah Islam datang, ajaran Islam

kumulatif, sedangkan secara empiris ilmu memisahkan antara pengetahuan yang sesuai dengan fakta dengan yang tidak, sederhana maka hal ini berarti bahwa semua teori

xiv Universitas Kristen Maranatha Tabel 4.14 Tabulasi Silang Expected Service Dengan Word Of Mouth .... 56 Tabel 4.15 Tabulasi Silang Expected Service Dengan

Kemahiran menulis merujuk kepada keupayaan murid mengeluarkan idea melalui pelbagai jenis penulisan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan pengalaman peribadi yang telah

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah mengaruniakan berkat dan kasih-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan hukum (skripsi) dengan judul : ”