DAFTAR ISI DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL HALAMAN SAMPUL KATA
KATA PENGANTAR PENGANTAR ...i...i DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ...1...1 BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1
1.1 Latar Latar Belakang Belakang ...2...2 1.2
1.2 Rumusan Rumusan Masalah Masalah ...2...2 1.3
1.3 Tujuan Tujuan ...3...3 BAB II PEMBAHASAN
BAB II PEMBAHASAN 2.1
2.1 Proyek Proyek Konstruksi Konstruksi ...4...4 2.2
2.2 Jenis-Jenis Jenis-Jenis Proyek Konstruksi Proyek Konstruksi ...5...5 2.3
2.3 Organisasi Organisasi Proyek Konstruksi Proyek Konstruksi ...7...7 2.4
2.4 Tahap-Tahap Dalam Tahap-Tahap Dalam Proyek Konstruksi Proyek Konstruksi ...13.13 2.5
2.5 Manajemen Manajemen Proyek Proyek Konstruksi Konstruksi ...16...16 2.6
2.6 Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam ProPihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Proyek Konstruksi ...17yek Konstruksi ...17 2.7
2.7 Elemen-Elemen Utama Elemen-Elemen Utama Suatu Proyek Suatu Proyek ...20...20 2.8
2.8 Keterlambatan Keterlambatan Proyek Konstruksi Proyek Konstruksi ...25...25 BAB III PENUTUP
BAB III PENUTUP 3.1
3.1 Kesimpulan ...28Kesimpulan ...28 3.2
3.2 Saran ...28Saran ...28 DAFTAR
BAB 1 BAB 1
PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1
1.1 Latar BelakangLatar Belakang
Proyek konstruksi merupakan suatu kegiatan yang berlangsung dalam waktu Proyek konstruksi merupakan suatu kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang terbatas dengan sumber daya tertentu untuk mendapatkan hasil konstruksi yang terbatas dengan sumber daya tertentu untuk mendapatkan hasil konstruksi dengan standar kualitas yang baik. Dalam usaha pencapaian hasil pekerjaan dengan standar kualitas yang baik. Dalam usaha pencapaian hasil pekerjaan konstruksi yang baik di butuhkan berbagai macam elemen pendukung dalam konstruksi yang baik di butuhkan berbagai macam elemen pendukung dalam pelaksanaan pekerjaan.
pelaksanaan pekerjaan.
Dalam pekerjaannya perkembangan konstruksi untuk saat ini menjadi semakin Dalam pekerjaannya perkembangan konstruksi untuk saat ini menjadi semakin komplek dan semakin canggih . pelaksanaan proyek konstruksi sekarang banyak komplek dan semakin canggih . pelaksanaan proyek konstruksi sekarang banyak memanfaatkan teknologi baru.sumber daya manusia maupun material yang memanfaatkan teknologi baru.sumber daya manusia maupun material yang semakin banyak dan dana yang besar. Oleh karena itu pelaksanaan proyek semakin banyak dan dana yang besar. Oleh karena itu pelaksanaan proyek konstruksi membutuhkan metode
konstruksi membutuhkan metode – – metode yang dapat mengangkomodasimetode yang dapat mengangkomodasi pengaturan
pengaturan berbagai berbagai elemen elemen yang yang ada ada dalam dalam proyek proyek konstruksi konstruksi salah salah satunyasatunya adalah metode penjadwalan pekerjaan.
adalah metode penjadwalan pekerjaan.
Telah banyak metode penjadwalan pekerjaan konstruksi sampai saat ini.Mulai Telah banyak metode penjadwalan pekerjaan konstruksi sampai saat ini.Mulai dari yang sederhana sampai dengan yang menggunakan bantuan computer.Pada dari yang sederhana sampai dengan yang menggunakan bantuan computer.Pada dasarnya setiap metode penjadwal pekerjaan konstruksi melakukan pengelolaan dasarnya setiap metode penjadwal pekerjaan konstruksi melakukan pengelolaan terhadap elemen-elemen pekerjaan yang ada dalam pekerjaan konstruksi terhadap elemen-elemen pekerjaan yang ada dalam pekerjaan konstruksi melakukan pengelolaan terhadap elemen-elemen pekerjaan yang ada dalam melakukan pengelolaan terhadap elemen-elemen pekerjaan yang ada dalam pekerjaan konstruksi, dengan cara yang berbe
pekerjaan konstruksi, dengan cara yang berbeda.da.
Metode yang telah banyak dipakai pada pelaksanaan proyek konstruksi Metode yang telah banyak dipakai pada pelaksanaan proyek konstruksi sampai saat ini adalah barchart, CPM (Critical Path Method), PERT (Project sampai saat ini adalah barchart, CPM (Critical Path Method), PERT (Project Evaluation and Review Technique) dan PDM (Presedence Diagram Method). Evaluation and Review Technique) dan PDM (Presedence Diagram Method).
1.2
1.2 Rumusan MasalahRumusan Masalah 1.
1. Apa yang dimaksud dengan proyek konstruksi?Apa yang dimaksud dengan proyek konstruksi? 2.
1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian proyek konstruksi.
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Proyek Konstruksi
Proyek adalah suatu kegiatan sementara yang memiliki tujuan dan sasaran yang jelas, berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu. (Manajemen Konstruksi,1998). Menurut D.I Cleland dan W.R. King (1987), proyek adalah gabungan dari berbagai sumber daya, yang dihimpun dalam suatu wadah organisasi sementara untuk mencapai suatu sasaran tertentu.Kegiatan atau tugas yang dilaksanakan pada proyek berupa pembangunan/perbaikan sarana fasilitas atau bisa juga berupa kegiatan penelitian, pengembangan.Pro yek ad al ah kegiatan sekali lewat, dengan waktu dan sumber daya terbatas untuk mencapai hasil akhi r yang tela h ditentukan, mi salnya produ k at au fa si li ta s produksi (Imam Soeharto).Dipohusodo (1995) menyatakan bahwa suatu proyek merupakan upaya yang mengerahkan sumber daya yang tersedia, yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan, sasaran dan harapan penting tertentu serta harus diselesaikan dalam jangka waktu terbatas sesuai dengan kesepakatan.Berdasarkan kajian di atas dapat dijelaskan bahwa proyek adalah suatu upaya yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan, sasaran dan harapan-harapan penting dengan menggunakan anggaran dan sumber daya yang tersedia, yang disesuaikan dengan jangka waktu tertentu.
Adapun ciri-ciri proyek :
• Memiliki tujuan yang khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir.
• Bersifat sementara, dimulai dari awal proyek dan diakhiri dengan akhir proyek, sertamempunyai jangka waktu terbatas.
• Jumlah biaya, sasaran jadwal serta kriteria mutu dalam proses menc apai tuju an tel ah ditentukan.
• Non rutin, tidak berulang – ulang. Jenis dan intensitas kegiatan berubah sepanjang proyek berlangsung. Jadi tidak ada dua atau lebih proyek yang identik, tetapi proyek yang sejenis.
Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana. Dalam sebuah bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi juga dikenal sebagai bangunan atau satuan infrastruktur pada sebuah area atau pada beberapa area.( Wikipedia ).
Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang salingberkaitan untuk mencapai tujuan tertentu (bangunan/konstruksi) dalam batasanwaktu, biaya dan mutu tertentu.
Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Suatu proses yang mengolah sumber daya proyek (manpower, material, machines, method, money) menjadi suatu fisik bangunan. Karateristik proyek konstruksi dapat dipandang dalam tiga dimensi, yaitu unik, membutuhkan sumber daya, dan membutuhkan organisasi (Ervianto, 2005)
2.2. Jenis-Jenis Proyek Konstruksi
Menurut Ervianto (2005) Proyek konstruksi dapat dibedakan menjadi dua jenis kelompok bangunan, yaitu :
1. Bangunan Gedung meliputi rumah, kantor dan lain-lain. Ciri-ciri dan kelompok bangunan ini adalah :
 Proyek konstruksi menghasilkan tempat orang bekerja atau tinggal.
 Pekerjaan dilaksanakan pada lokasi yang relatif sempit dan kondisi
pondasi umumnya sudah diketahui.
 Manajemen dibutuhkan, terutama untuk progressing pekerjaan
2. Bangunan Sipil meliputi jalan, jembatan, bendungan, dan infrastruktur lainnya.
Ciri-ciri dari kelompok ini adalah :
 Proyek konstruksi dilaksanakan untuk mengendalikan alam agar berguna
 Pekerjaan dilaksanakan pada lokasi yang luas atau panjang kondisi
pondasi
 sangat berbeda satu sama lain dalam suatu proyek.
 Manajemen dibutuhkan untuk memecahkan permasalahan.
Selain itu, proyek konstruksidapat dibagi jika ditinjau dari beberapa aspek • Ditinjau dari jangka waktu penyelesaian.
• Ditinjau dari bentuk hasil yang ingin dicapai. • Ditinjau dari untuk siapa proyek dikerjakan. • Ditinjau dari pengguna langsung hasil proyek.
Jenis proyek konstruksiditinjau dari jangka waktu penyelesaian:
 P r o y e k j a n g k a p e n d e k , y a i t u p r o y e k y a n g h a r u s s e l e s a i
d al am ja ng ka wa kt u s at u t a h u n a t a u k u r a n g . M i s a l n y a p r o y e k p e n a m b a h a n r u a n g a n – r u a n g a n k a n t o r perusahaan, rehabilitasi bangunan gedung kampus, proyek pemasnagan jaringantelepon dan sebagainya.
 Proyek jangka panjang, yaitu proyek yang jangka waktu
pe nye lesaian nya leb ih da ri s a t u t a h u n . M i s a l n y a p r o y e k p e m b a n g u n a n b e n d u n g a n , p r o y e k p e m b a n g u n a n jembatan jalan raya, proyek pembangunan mal, dan
sebagainya
Jenis proyek konstruksiditinjau dari bentuk hasil yang ingin dicapai:
• P r o y e k f i s i k , y a i t u p r o y e k y a n g m e n g h a s i l k a n s e s u a t u w u j u d b a r a n g . M i s a l n ya proyek pembngunan masjid, proyek pembangunan gedung sekolah, dan lain – lain.
• P r o y e k n o n f i s i k , y a i t u p r o y e k y a n g m e n g h a s i l k a n s e s u a t u y a n g t i d a k b e r w u j u d ( j a s a ) , d a p a t b e r u p a p r o y e k p e n e l i t i a n , d e s i g n . M i s a l n y a p e n e l i t i a n p a s a r d a n konsumen
suatu perusahaan, proyek penelitian kekayaan hasil laut, dan sebagainya Jenis proyek konstruksiditinjau dari untuk siapa proyek dikerjakan:
• Proyek sendiri, yaitu proyek yang dijalankan untuk memenuhi k e b u t u h a n s e n d i r i . M i s a l n y a s u a t u i n s t a n s i y a n g m e l a k u k a n s e n d i r i p r o y e k r e h a b i l i t a s i b a n g u n a n kantornya.
• Proyek pesanan, yaitu proyek yang dijalankan untuk kepentingan pihak lain dalam halini pihak pemesan. Misalnya sebuah kontraktor yang melaksanakan pekerjaan proyek pembangunan jembatan atas permintaan Dinas Bina Marga.
Jenis proyek konstruksiditinjau dari pengguna langsung hasil proyek:
• P r o y e k p r i b a d i ( m i k r o ) , y a i t u p r o y e k y a n g s e c a r a l a n g s u n g hanya akan dinikmatihasilnya oleh satu pihak saja. Proyek semacam ini misalnya proyek – proye k unt uk kep ent inga n sua tu pe rus aha an de nga n con toh per ga nt ian me si n, pe na mba han
me si n, pembangunan gedung, dan sebagainya.
• P r o y e k s o s i a l k e m a s y a r a k a t a n ( m a k r o ) , y a i t u p r o y e k y a n g s e c a r a l a n g s u n g a k a n d i n i k m a t i h a s i l n y a o l e h b a n ya k p i h a k a t a u k e p e n t i n g a n m a s ya r a k a t l u a s . P r o ye k semacam ini misalnya pengadaan jaringan dan saluran irigasi, penyediaan air bersih,dan sebagainya.
2.3. Organisasi Proyek Konstruksi
Untuk mengoptimalkan proses mengorganisir proyek maka dilakukan diferensiasi pekerjaan, yang terdiri dari langkah – langkah sebagai berikut: (Swam,2012)
1. Melakukan identifikasi dan klasifikasi pekerjaan 2. Mengelompokan pekerjaan
3. Menyiapkan pihak yang akan menangani pekerjaan
4. Mengetahui wewenang dan tanggung jawab,serta melakukanpekerjaan 5. Menyusun mekanisme kerja
Berdasarkan proses pengembangan organisasi, bentuk struktur organisasi yang umum adalah :
Gambar 1. Struktur Organisasi Proyek
1. Project manager ( manager proyek )
Manajer proyek adalah orang yang di beri wewenang dantanggung jawaboleh kontraktor untuk memimpin,mengatur,mengawasi serta membuat
keputusan yang terbaik dalam pelaksanaan proyek secara keseluruhan Manajer proyek pemegang kekuasaan tertinggi pada organisasi di lapangan ,adapun
tugasnya – tugasnya adalah :
a. Menguasai detail kontrak dan spesifikasi teknis kontrak
b. Menyusun rencana mutu proyek termasuk jadwal serta metode kerja bersama-sama dengan site manager pada awal proyek.
c. Menyusun rencana anggaran pelaksanaan (RAP) berdasarkan RAP awal dariestimasi manageryang mempresentasikan pada direksi sehingga di peroleh persetujuan.
d. Mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang timbul selama proses kegiatan konstruksi di proyek.
Tugas – tugas dari manager lapangan yang dalammelaksanakan tugasnya selalu bertanggung jawab kepada manager proyek untuk membantu kelancaran pekerjaan di lapangan adalah:
a. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan metode konstruksi untuk memenuhi persyaratan mutu,waktu dan biaya yang telah di sepakati
b. Memberikan pengarahan dan bimbingan staf yang ada di bawahnya
c. Membuat keputusan dalam batasan yang telah di gariskan oleh manager proyek.
d. Mengarahkan,mengkoordinasi dan mengawasi tenaga kerja agar efisien terhadap pemakaian tenaga, alat dan material serta target kemajuan proyek agar tercapai sesuai dengan time schedule yang telah di tetapkan.
e. Memeriksa bobot pekerjaan setiap akhir bulan dan jika terjadi kemunduran dari time schedule maka site manager memutuskan untuk melaksanakan pekerjaan lembur.
f. Mempelajari kemungkinan – kemungkinan perubahan metode konstruksi yang menguntungkan.
g. Memeriksa laporan pemakaian alat dan membuat surat permohonan pemindahan alat dan bahan bila di perlukan.
h. Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab atas segala sesuatu yang bersangkutan dengan masalah teknis atau pengelola proyek.
i. Bertanggung jawab atas surat masuk dan surat keluar dari proyek ters ebut j. Menjamin:
a) Tersedianya tenaga kerja,material dan alat yang memadai
b) Tersedianya gambar kerja untuk dilaksanakan oleh mandor/sub kontraktor
c) Tersedianya dan pembayaran upah/ opname mandor 3. Administrasi proyek
Tugas administrasi proyek antara lain :
a. Menjalankan atau melaksanakan aplikasi program-program computeryang ada untuk memenuhi kebutuhan pelaporan sebagai operator computer merangkap administrasi
b. Meng-input data yang diterima dari project engineer dan sumber
lainnya,proyek,dan menyiapkan dalam bentuk laporan untukmanajemen tepat pada waktu yang di tentukan
c. Meng-administrasikan kegiatan keluar /masuknya surat dan barang
untuk proyek, menyimpannya dengan teliti dan rapi, serta menjaminketersedian bila di perlukan
d. Menyiapakn bahan laporan, presentase dan rapat proyek
4. Pelaksana struktur (site engineering) Tugas pelaksana struktur yaitu:
a. Membuat rencana dan perhitungan mengenai bahan-bahan danalat yang digunakan dalam suatu proyek bersama denganmanager lapangan.
b. Membuat rencana dan perhitungan mengenai volume pekerjaanyang akan atau yang telah di kerjakan dalam suatu proyek bersama dengan manager lapangan
c. Bertanggung jawab kepadaproject manager.
5. Pelaksana arsitek ( Drafter ) Tugas pelaksana arsitek yaitu:
a. Memeriksa gambar agar sesuai dengan bill off quantity b. Mempelajari gambar terutama gambar detail
c. Menyiapakan perubahan – perubahan pada gambar rencana yangakan di akibatkan oleh lingkungan namun tetap berdasarkan gambardari konsultan perencana sebagai persetujuan.
d. Melakukan pengecekan gambar 5. Quantity surveyor
Tugas QS antara lain :
1. Menghitung luas pekerjaan bangunan
3. Bekerja sama dengan logistik atau pengadaan barang untuk memberikan informasai kebutuhan material yang harus di datangkan kelokasi proyek
4. Menghitung pekerjaan bangunan yang sudah di laksanakan dan sisa pekerjaan untuk keperluan pembuatan opname mandor /pemborong dan untuk keperluan engineering dalam membuat schedule pekerjaan pelaksanaan pembangunan
5. Menghitung kebutuhan material yang di butuhkan dalam setiap item pekerjaan bangunan
6. Mengecek penggunaan material apakah sudah sesuai dengan apa yang di hitung estimator.
7. Mengecek setiap gambar shop drawing baru apakah terjadi perubahan dari apa yang sudah dihitung sebelumnya, jika terjadi perubahan maka tugas quantity surveyor adalah menghitung ulang volume pekerjaan tersebut atau meghitung pada pada penambahan atau pengurangan item pekerjaan
6. Surveyor
Tugas surveyor yaitu :
a. Membuat rencana dan mgusulkan kepada site manager mengenai kebutuhan alat – alat ukur (theodolit, auto level, dan aksesorisnya ) sesuai dengan besarnya areal dan schedule master kerja
b. Memastikan pengadaan alat – alat ukur yang telah di setujui site manager perihal jumlah, jenis dan kelayakan pakai
c. Memastikan bahwa hasil survey di lapangan sesuai dengan persyaratan teknis yang di tentukan
d. Melaporkan dan berkomunikasi langsung dengan site manager bila terjadi ketidak sesuaian gambar dengan keadaan di lapangan.
7. Mekanik
a. Mengatur dan mengontrol semua peralatan yang mendukung pelaksanaan pekerjaan
b. Mengkoordinasikan dengan site manager dan supervisor untuk pembangunan peralatan dilapangan
c. Memastikan semua peralatan yang di gunakan untuk mendukung pelaksanaan di lapangan siap pakai.
8. Logistik
Tugas logistik antara lain:
a. Bertanggung jawab kepada project manager
b. Bertanggung jawab terhadap pengadaan jumlah dan mutu material yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek tepat pada waktunya
c. Menjaga keamanan material dan alat-alat yang di simpan di dalam gudang panyimpanan
d. Mengurus dan bertanggung jawab terhadap semua surat-surat transaksi peralatan maupun material sebagai arsip
e. Membuat laporan keuangan, absensi pegawai dan tenaga kerja
f. Menawasi pengadaan, pemakaian dan penempatan material di gudang
g. Mengadakan pengecekan atas kebenaran barang yang dating dari rekanan harus sesuai dengan yang diminta
h. Memerima dan mengeluarkan barang
Organisasi suatu proyek sangat diperlukan untuk terlaksananya suatu proyek kontruksi yang sesuai dengan rencana dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, dalam hal ini manajer proyek sangat berperan penting dalam pelaksanaan proyek kontruksi dimana manajer proyek merupakan kendali dari suatu organisasi proyek kontruksi
2.4 Tahap-Tahap Dalam Proyek Konstruksi
Kegiatan konstruksi adalah kegiatan yang harus melalui suatu proses yang panjang yangdidalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan.
Gambar 2. Tahapan-tahapan proyek konstruksi
Adapun tahapan-tahapan proyek konstruksi : a . A d a n y a k e b u t u h a n ( n e e d )
S e m u a p r o y e k k o n s r u k s i b i a s a n y a d i m u l a i d a r i g a g a s a n di ba ng un be rd a s ar ka n kebutuhan (Need ).
b. Studi Kelayakan (feasibility study)
Pada tahap ini adalah untuk meyakinkan pemilik proyek bahwa pr oye k ko ns tru ksi yang diusulkan layak untuk dilaksanakan.
Kegiatan yang dilaksanakan berupa:
 Menyusun rancangan proyek secara kasar dan membuat estimasi biaya
 Meramalkan manfaat yang akan diperoleh
 Menyusun analisis kelayakan proyek.
 Menganalisis dampak lingkungan yang akan terjadi.
Pada tahap ini pemilik proyek menjelaskan fungsi proyek dan bi aya ya ng di ijin kan s e h i n g g a k o n s u l t a n p e r e n c a n a d a p a t d e n g a n t e p a t m e n a f s i r k a n k e i n g i n a n p e m i l i k . K e g i a t a n y a n g dilaksanakan berupa :
• Menyusun rencana kerja dan menunjuk para perencana dan tenagaahli • Mempertimbangkan kebutuhan pemakai, keadaan lokasi danlapangan,
merencanakan rancangan, taksiran biaya, persyaratanmutu.
• Menyiapkan ruang lingkup kerja, jadwal, serta rencana pelaksanaan. • Membuat sketsa dengan skala tertentu sehingga dapatmenggambarkan
denah dan batas-batas proyek.
d. Membuat rancangan awal (preleminary design)
Pada tahap ini adalah melakukan perancangan (design) yang lebih mendetail sesuaidengan keinginan dari pemilik. Seperti membuat G am ba r r en ca na , s pe si fi ka si , r en ca na a n g g a r a n b i a y a ( R A B ) , m e t o d a p e l a k s a n a a n , d a n s e b a g a i n y a .
K e g i a t a n y a n g dilaksanakan berupa :
• Mengembangkan ikthisiar proyek menjadi penyelesaian akhir. • Memeriksa masalah teknis.
• Meminta persetujuan akhir dari pemilik proyek
e. Membuat rancangan yang lebih rinci (design development dan detail design)
Hal-hal yang dipersiapkan dalam tahap perancangan ini adalah: • Rancangan terinci
• Gambar kerja, spesifikasi dan jadwal • Daftar kuantitas
• Taksiran biaya akhir
f . M e l a k u k a n P e n g a d a a n ( p r o c u r e m e n t / t e n d e r )
P a d a t a h a p i n i b e r t u j u a n u n t u k m e n d a p a t k a n k o n t r a k t o r ya n g a k a n m e n g e r j a k a n proyek konstruksi tersebut, atau bahkan mencari sub kontraktornya.
• Prakulaifikasi • Dokumen Kontrak
g. P e l a k s a n a a n ( c o n s t r u c t i o n )
Tujuan pada tahap ini adalah mewujudkan bangunan yang dibutuhkan oleh pemilik proyek yang sudah dirancang oleh konsultan perencana dalam batasan biaya, waktu yangsudah disepakati, serta dengan
mutu yang telah disyaratkan. Kegiatan yang dilaksanakanadalah merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan semua oprasional di lapangan.
Kegiatan perencanaan dan pengendalian terdiri dari:
• Perencanaan dan pengendalian jadwal waktu pelaksanaan • Perencanaan dan pengendalian organisasi lapangan
• Perencanaan dan pengendalian tenaga kerja
• Perencanaan dan pengendalian peralatan dan material Kegiatan koordinasi terdiri dari
• Mengkoordinasikan seruh kegiatan pembangunan. • Mengkoordinasi para sub kontraktor
h. Pemeliharaan dan persiapan penggunaan (maintenance & start up)
T u j u a n p a d a t a h a p i n i a d a l a h u n t u k m e n j a m i n a g a r b a n g u n a n y a n g t e l a h s e s u a i de ng an do kume n kon tr ak da n sem ua
fasilitas bekerja sebagaimana mestinya. Ke giat an yang dilakukan berupa :
• Mempersiapkan data-data pelaksanaan, baik berupa data-data se la ma pe la ks an aa nmaupun gambar pelaksanaan (as build drawing) • Meneliti bangunan secara cermat dan memperbaiki kerusakan-kerusakan • Mempersiapkan petunjuk oprasional/pelaksanaan serta pedoman
pemeliharaan.
2.5 Manajemen Proyek Konstruksi
Sedangkan Manajemen proyek konstruksi adalah proses penerapan f u n g s i - f u n g s i m a n a j e m e n ( p e r e n c a n a a n , p e l a k s a n a a n d a n p e n e r a p a n ) s e c a r a s i s t i m a t i s p a d a s u a t u proyek dengan menggunakan
sumber daya yang ada secara efektif dan efisien agar tercapai tujuan proyek secara optimal.
Manajemen Konstruksi meliputi mutu fisik konstruksi, biaya dan waktu. Manajemen maerial dan manajemen tenaga kerja yang lebih ditekankan. Hal itu dikarenakan manajemen perencanaan berperan hanya 20 % dan sisanya manajemen pelaksanaan termasuk didalammya pengendalian biaya dan waktu proyek.
Manajemen konstruksi memiliki beberapa fungsi antara lain :
• S e b a g a i Q u a l i t y C o n t r o l u n t u k m e n j a g a k e s e s u a i a n a n t a r a p e r e n c a n a a n d a n pelaksanaan
• Mengantisipasi terjadinya perubahan kondisi lapangan yang tidak pasti dan mengatasikendala terbatasnya waktupelaksanaan
• Memantau prestasi dan kemajuan proyek yang telah dicapai, hal it u di la kuk an de ngan opname (laporan) harian, mingguan dan bulanan • H a s i l e v a l u a s i d a p a t d i j a d i k a n t i n d a k a n p e n g a m b i l a n
k e p u t u s a n t e r h a d a p m a s a l a h - masalah yang terjadi di lapangan • F u n g s i m a n a j e r i a l d a r i m a n a j e m e n m e r u p a k a n
s i s t e m i n f o r m a s i y a n g b a i k u n t u k menganalisis performa dilapangan.
Adapun beberapa hal yang mempengaruhi manajemen proyek konstruksi yaitu:
• R u a n g L i n g k u p – M e n c a k u p s e m u a p e k e r j a a n y a n g p e r l u d i s e l e s a i k a n u n t u k m e n y u k s e s k a n p r o ye k .
S e j u m l a h p e r a n g k a t d a n t e k n i k s e p e r t i d e f i n i s i k e b u t u h a n proyek, identifikasi stakeholder utama, identifikasi pendorong proyek,pengembangan konsep operasional, dan identifikasi
• Waktu – a d a l a h d u r a s i p r o y e k d a n w a k t u p e r k i r a a n p e n y e l e s a i a n p e k e r j a a n . P e r a n g k a t u n t u k m e m b a n t u p e n g a t u r a n w a k t u d i a n t a r a n y a a d a l a h Ga nt t cha rt s schedulers. • Biaya – adalah dana yang dialokasikan dan yang akan di ke lu ar ka n untu k kegiatan, pekerjaan, dan layanan proyek. Manajer proyek harus mengatur dana dengan baik.
• I n t e g r a s i – a d a l a h k o o r d i n a s i r e n c a n a p r o y e k u n t u k menyusun dokumen yangkonsisten dan koheren. Juga m en ca ku p id en ti fi ka si t r ad e- of f di an ta ra t uj ua n da n a l t e r n a t i f y a n g a d a u n t u k m e m e n u h i a t a u m e l e b i h i k e b u t u h a n d a n h a r a p a n s t a k e h o l d e r
• K u a l i t a s – a d a l a h s t a n d a r , b e n t u k , f o k u s p e n g g u n a d a n kehandalan dari kinerja proyek yang direncanakan.
• Sumber Daya Manusia – adalah orang (individu, tim, profesional ya ng di kont ra k) yang akan terlibat dalam proyek.
• Komunikasi – adalah pesan yang perlu disampaikan untuk meng atur peru baha n dan harapan.
Tujuan Manajemen Konstruksi adalah mengelola fungsi manajemen at au me ng at ur pelaksanaan pembangunan sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil optimal sesuaid e n g a n p e r s y a r a t a n ( s p e s i f i c a t i o n ) u n t u k k e p e r l u a n p e n c a p a i a n t u j u a n i n i , p e r l u d i p e r h a t i k a n p u l a m e n g e n a i m u t u b a n g u n a n , b i a y a y a n g d i g u n a k a n d a n w a k t u pelaksanaan Dalam rangka pencapaian hasil ini selalu diusahakan pelaksanaan pengawasan mutu ( Quality Control ), pengawasan biaya ( Cost
Control ) dan pengawasan waktu pelaksanaan ( Time Control ).
2.6 Pihak-Pihak yang Terlibat dalam Proyek Konstruksi
Dalam kegiatan proyek konstruksi, terdapat suatu proses yang mengolah sumber daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan berupa bangunan. Proses yang terjadi dalam rangkaiankegiatan tersebut tentunya melibatkan
pihak- p i h a k ya n g t e r k a i t , b a i k s e c a r a l a n g s u n g ma up un tidak lang sung. Secara skematik, pihak-pihak yang terlibat dalam suatu pr oye k konstruksi dapat dilukiskan seperti bagan dibawah ini :
Gambar 3. Bagan piha k-pi hak yang ter lib at dal am suat u pr oye k konstruksi
Pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan proyek (unsur-unsur pe nye len gg ara pr oye k)antara lain:
1. Pemberi tugas/pemilik (owner),
Yaitu orang atau badan yang memerintahkan/memberikan pekerjaan (proyek) kepada pihak lain (konsultan/kontraktor) untuk dilaksanakan danmembayar serta menerima hasili pekerjaan tersebut.
2. Pemimpin proyek/pemimpin bagian proyek,
Yaitu orang yang ditunjuk oleh pemilik untuk memimpin dan bertindak sebagai pemilik di dalam pengelolaan/penyelenggaraan proyek.
3. Konsultan
a. Konsultan MK, yaitu badan yang mempunyai sertifikasi MK dan diberi tugas oleh pemilik sebagai wakilnya dalam pengelolaan proyek, mewujudkan kebutuhan pemilik, sejak awal proyek (tahap perencanaan) sampai terwujudnya bangunan/proyek (tahap pelaksanaan)
b. Konsultan perencana, yaitu badan usaha / orang yang ditunjuk oleh pemilik/pemberitugas untuk membuat perencanaan/perancangan lengkap
tentang proyek yang diinginkan, sehingga siap dilelangkan dan dilaksanakan.
c. Konsultan pengawas (supervisi), yaitu badan usaha/orang yang diberi tugas/ditunjuk oleh pemilik/pemberi tugas untuk melaksanakan pengawasan/pengendalian pelaksanaan proyek (tahap construction), agar
sesuai dengan perencanaannya. 4. Kontraktor
Yaitu badan usaha/orang yang disetujui/ditunjuk pemilik untuk melaksanakan pekerjaanfisik proyek sesuai dengan perancangan yang telah ditentukan perencana yang tertuang pada gambar-gambar rencana dan spesifikasi (syarat-syarat) yang telah ditentukan didalamkontrak kemudian menyerahkannya pada pemilik.
5. Pihak-pihak yang terlibat secara tidak langsung pada proyek
Seperti: suplier (pemasok), badan/lembaga yang memberi izin (PLN, Depnaker, DPU,dsb.), lembaga keuangan, dsb. Secara umum pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proyek konstruksi dapat terlihat pada gambar.
Gambar 4. Hubungan keterkaitan antara pihak yang terlibat dalam proyek dan tahapan proyek
2.7 Elemen-Elemen Proyek Konstruksi
Dalam mencapai sasaran dan tujuan dari proyek yang telah ditentukan terdapat batasan-batasan dalam suatu proyek yaitu Triple Constrain atau tiga kendala yang
terdiri dari :
Gambar 5. Triple Constrain a. Biaya / Anggaran (Cost ).
b. Waktu / Jadwal (Time). c. Mutu (Quality).
Pada umumnya, mutu konstruksi merupakan elemen dasar yang harus dijaga untuk senantiasa sesuai dengan perencanaan.Namun demikian, pada kenyataannya sering terjadi pembengkakan biaya sekaligus keterlambatan waktu pelaksanaan (Proboyo, 1999; Tjaturono, 2004).Dengan demikian, seringkali efisiensi dan efektivitas kerja yang diharapkan tidak tercapai. Hal itu mengakibatkan pengembang akan kehilangan nilai kompetitif dan peluang pasar (Mora dan Li, 2001).
Dari segi teknis, ukuran keberhasilan proyek dikaitkan sejauh mana ketiga sasaran tersebut dapat dipenuhi.Untuk itu diperlukan suatu pengaturan yang baik, sehingga perpaduan antara ketiganya sesuai dengan yang diinginkan,
yaitu dengan manajemen proyek (Soeharto, 1997). 2.7.1 Biaya
Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses produksi, yang dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar yang berlaku, baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi.
Biaya adalah kewajiban pelaksana proyek, yang harus dibayarkan kepada pihak-pihak terkait dalam rangka proses pelaksanaan pekerjaan. Dalam hal ini juga belum berarti bahwa kewajiban tersebut sudah dibayarkan seluruhnya, tetapi bisa saja baru dibayarkan sebagian atau bahkan seluruhnya, namun telah menjadi suatu kewajiban dimana suatu saat sesuai perjanjian harus dibayar. Untuk istilah umum sering digunakan Cost atau pembelian (Ir. Asiyanto, MBA, IPM : 2010).
Dalam mengerjakan suatu proyek diperlukan berbagai jenis sumber daya bahan, tenaga kerja, peralatan dan sebagainya. Hal tersebut akhirnya akan menyangkut masalah keuangan, yaitu masalah biaya dan pendapatan proyek serta masalah penerimaan dan pengeluaran keuangan.
1. Biaya Langsung ( Direct Cost )
Biaya langsung adalah biaya yang timbul dan berhubungan langsung dengan aktivitas proyek yang sedang berjalan. Biaya langsung meliputi:
a. Biaya Bahan dan Material
Bahan atau material yang akan dipakai harus dihitung secara cermat kuantitasnya dengan telah memperhitungkan material hilang. Biaya material untuk satu tempat dengan tempat lain mungkin berbeda hal ini dipengaruhi oleh kelangkaan material, biaya transportasi dan stock material.
b. Biaya Upah
Biaya upah tenaga kerja bervariasi dan tergantung terhadap keahlian dan standart gaji dimana proyek tersebut berada. Upah pekerja ini termasuk biaya tanggungan kesehatan dan asuransi kecelakaan kerja. Lokasi proyek dimana biaya hidup tinggi maka standart gajinya juga tinggi. Untuk daerah yang cukup sulit mendapatkan tenaga kerja yang memiliki keahlian yang diharapkan, maka sangatlah mungkin untuk mendatangkan tenaga kerja dari daerah lain yang mana akan menambah biaya mobilitas pekerja dan biaya penginapan pekerja yang cukup besar.
c. Biaya Alat
Untuk peralatan umum yang biasa digunakan perlu untuk dipertimbangkan untuk menyewa atau membeli alat tersebut. Karena dengan suatu analisa dan pertimbangan yang tepat dapat menekan biaya peralatan.
d. Biaya Sub-Kontrakor
Biaya ini diperlukan bila ada bagian pekerjaan diserahkan/dikerjakan oleh sub-kontraktor. Sub-kontraktor ini bertanggung jawab dan dibayar oleh kontraktor utama.
2. Biaya Tidak Langsung ( Indirect Cost )
Biaya tidak langsung adalah biaya yang diperlukan untuk setiap kegiatan proyek, tetapi tidak berhubungan langsung dengan kegiatan yang bersangkutan dan dihitung pada awal proyek sampai akhir proyek. Bila pelaksanaan akhir proyek mundur dari waktu yang sudah direncanakan maka biaya tidak langsung ini akan menjadi besar, sedangkan jumlah pekerjaan dan nilai kontrak tetap, sehingga keuntungan kontraktor akan berkurang bahkan untuk kondisi tertentu akan mengalami kerugian. Biaya tidak langsung tersebut meliputi :
a. Biaya Overhead
Biaya Overhead adalah biaya-biaya operasional yang menunjang pelaksanaan pekerjaan selama proyek berlangsung, yang meliputi :
1. Fasilitas sementara
2. Operasional petugas satpam
3. Biaya untuk K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) a. Gaji Pegawai
Termasuk dalam unsur biaya ini adalah gaji maupun honor pegawai / karyawan tetap dan tidak tetap yang terlibat maupun tidak terlibat dalam proyek yang dibebankan dalam pembiayaan proyek tersebut.
b. Biaya Tak Terduga
Biaya tak terduga adalah biaya untuk kejadian-kejadian yang mungkin bisa terjadi, mungkin tidak.
c. Keuntungan
Keuntungan kontraktor yang direkomendasikan dalam kontrak kerja pada umumnya 10% selain itu juga tergantung besarnya resiko pekerjaan tersebut, semakin besar resikonya maka akan semakin besar pula propit yang ditetapkan. Bagi kontraktor propit sangat dipengaruhi oleh seberapa besar efesiensi yang dapat dilakukan kontraktor yang bersangkutan dengan baik mengurangi kualitas, spesifikasi dan waktu pelaksanaan proyek ( Yurry Widyatmoko, 2008 ).
2.7.2 Metode Penjadwalan
Penjadwalan ( scheduling ), dapat didefinisikan sebagai waktu yang tersedia kepada pelaksanaan masing-masing bagian dalam rangka penyelesaian suatu proyek sedemikian rupa sehingga tercapai hasil yang optimal, dengan
mempertimbangkan keterbatasan-keterbatasan yang ada. Faktor-faktor dalam penyusunan jadwal yaitu :
1. Sasaran proyek 2. Sasaran perusahaan
3. Keterkaitan dalam proyek lain 4. Dana yang diperlukan
5. Dana yang tersedia 6. Waktu yang diperlukan 7. Waktu yang tersedia
8. Perkiraan waktu yang hilang 9. Hari-hari libur
10. Kerja lembur
11. Sumber daya yang diperlukan 12. Sumber daya yang tersedia 13. Keahlian tenaga kerja
14. Kecepatan penyelesain tugas 15. Urutan kerja
Kriteria untuk menghasilkan jadwal proyek yang implmentable (diterapkan dengan baik) :
1. Secara teknis dapat dipertanggungjawabkan 2. Berdasarkan perkiraan yang akurat
3. Sesuai dengan sumber daya yang tersedia
4. Koordinasi dengan pelaksanaan proyek lainnya 5. Fleksibel terhadap perubahan-perubahan
6. Cukup mendetail untuk dipakai sebagai alat pengukur hasil yang dicapai dan alat pengendali kemajuan proyek
7. Dapat menonjolkan pekerjaan yang kritis\ 8. Kondisi lingkunagn kerja
9. Kondisi organisasi proyek (Budiono, 2006)
Secara garis besar teknik-teknik dalam penjadwalan dapat dikelompokan menjadi:
a) Metoda Bar Chart ( Gant Chart ) & Kurva S
Bar Chart diperkenalkan oleh Hendry I. Gantt dan Frederick W. Taylor pada awal 1900. Bar chart adalah sekumpulan daftar kegiatan yang disusun dalam kolom arah vertikal. Kolom arah horizontal menunjukkan skala waktu. Saat mulai dan akhir dari sebuah kegiatan dapat terlihat dengan jelas, sedangkan durasi kegiatan digambarkan oleh panjangnya diagram batang.
b) Metoda CPM ( Critical Path Method )
Pada metoda ini pekerjaan (kegiatan) dilambangkan dengan dua anak panah, sedangkan simpul sebagai penanda dimulai dan berakhirnya suatu pekerjaan. Hubungan antar kegiatan dimungkinkan hanya berupa hubungan finish to start . Didalam metoda ini dikenal adanya “dummy” yang merupakan fasilitas yang dapat dianggap sebagai suatu kegiatan yang tidak ada durasinya.
c) Metode PDM ( Precedence Diagram Method )
Metode Precedence Diagram Method (PDM) merupakan penyempurnaan dari CPM, karena pada prinsipnya CPM hanya menggunakan satu jenis hubungan aktifitas yaitu hubungan akhir awal dan sebuah kegiatan dapat dimulai apabila kegiatan yang mendahuluinya selesai.
2.7.3 Mutu (Quality)
Dalam pelaksanaan suatu proyek,dibutuhkan suatu pengendalian, agar proyek yang sedang di kerjakan dapat berjalan dengan baik, sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat pada tahap persiapan.dalam pengendalian suatu proyek harus memenuhi persyaratan mutu, yang merupakan sasaran pengelolaan proyek disamping jadwal dan biaya.
Mutu adalah sifat dan karakteristik produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau pemakai (customers). Definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasikan dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini disamping memiliki arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersedianya produk, keandalan, dan masalah pemeliharaan.
2.8 Keterlambatan Proyek
Pengertian keterlambatan (delay) adalah sebagian waktu pelaksanaan yang tidak dapat dimanfaatkan sesuai dengan rencana, sehingga menyebabkan beberapa kegiatan yang mengikuti menjadi tertunda atau tidak dapat diselesaikan tepat sesuai jadwal yang direncanakan (Ervianto, 2005).Keterlambatan proyek dapat disebabkan oleh pihak kontraktor, pemilik, atau disebabkan oleh keadaan alam dan lingkungan diluar kemampuan manusia atau disebut dengan force
majeure.Peran aktif manajemen merupakan salah satu kunci utama keberhasilan pengelolaan proyek. Pengkajian jadwal proyek diperlukan untuk menentukan langkah perubahan mendasar agar keterlambatan penyelesaian proyek dapat dihindari atau dikurangi.
Keterlambatan proyek konstruksi berarti bertambahnya waktu pelaksanaan penyelesaian proyek yang telah direncanakan dan tercantum dalam dokumen kontrak. Penyelesaian pekerjaan tidak sesuai dengan jadwal atau tepat waktu adalah merupakan kekurangan dari tingkat produktifitas dan sudah barang tentu kesemuanya ini akan mengakibatkan pemborosan dalam pembiayaan proyek, baik berupa pembiayaan langsung atau tidak langsung yang dibelanjakan untuk proyek-proyek Pemerintah, maupun berwujud pembengkakan investasi dan kerugian-kerugian pada proyek-proyek swasta (R. Amperawan Kusjadmikahadi, 1999).
Berdasarkan pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa keterlambatan (delay) adalah apabila suatu aktifitas atau kegiatan proyek konstruksi mengalami penambahan waktu, atau tidak diselenggarakan sesuai dengan rencana yang
diharapkan.Keterlambatan proyek dapat diidentifikasi dengan jelas melalui schedule. Dengan melihat schedule, akibat keterlambatan suatu kegiatan terhadap kegiatan lain dapat terlihat dan diharapkan dapat segera diantisipasi.
2.8.1 Jenis Keterlambatan Proyek
Jervis (1998), mengklasifikasikan keterlambatan menjadi 4 tipe :
 Excusable delay, yaitu keterlambatan kinerja kontraktor yang terjadi
karena faktor yang berada diluar kendali kontraktor dan owner. Kontraktor berhak mendapat perpanjangan waktu yang setara dengan keterlambatan
tersebut dan tidak berhak atas kompensasinya.
 Non Excusable delay, yaitu keterlambatan dalam kinerja kontraktor yang
terjadi karena kesalahan kontraktor tidak secara tepat melaksanakan kewajiban dalam kontrak. Kontraktor tidak berhak menerima penggantian biaya maupun perpanjangan waktu.
 Compensable delay, keterlambatan dalam kinerja kontraktor yang terjadi
karena kesalahan pihak owner untuk memenuhi dan melaksanakan kewajiban dalam kontrak secara tepat. Dalam hal ini kontraktor berhak atas kompensasi biaya dan perpanjangan waktu.
 Concurrent delay, yaitu keterlambatan yang terjadi karena dua sebab yang
berbeda. Jika excusable delay dan compensable delayterjadi berbarengan dengan non excusable delay maka keterlambatan akan menjadi non excusable delay. Jika compensable delay terjadi berbarengan dengan excusable delay maka keterlambatan akan diberlakukan sebagai excusable delay.
2.8.2 Dampak Keterlambatan Proyek
Keterlambatan penyelesaian proyek umumnya selalu menimbulkan akibat yang merugikan baik bagi pemilik maupun kontraktor, karena dampak keterlambatan adalah konflik dan perdebatan tentang apa dan siapa yang menjadi penyebab, juga tuntutan waktu, dan biaya tambahan (Praboyo, 1999).
Keterlambatan dalam menyelesaikan pekerjaan atau proyek akan menimbulkan kerugian pada pihak Kontraktor, Konsultan, dan Owner, yaitu :
1. Pihak Kontraktor
Keterlambatan penyelesaian proyek berakibat naiknya overhead karena bertambah panjangnya waktu pelaksanaan.Biaya overhead meliputi biaya untuk perusahaan secara keseluruhan, terlepas ada tidaknya kontrak yang sedang ditangani.
2. Pihak Konsultan
Konsultan Pengawas akan mengalami kerugian waktu, serta akan
terlambat dalam mengerjakan proyek yang lainnya, jika pelaksanan proyek mengalami keterlambatan penyelesaian.
3. Owner
Keterlambatan proyek pada pihak pemilik/ owner, berarti kehilangan penghasilan dari bangunan yang seharusnya sudah dapat digunakan atau
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan untuk mendirikan suatu bangunan atau konstruksi.
2. Sistem kerja atau metode pelaksanaan pekerjaan yang profesional akan memudahkan pelaksanan di lapangan sehingga schedule pekerjaan diharapkan tidak mengalami keterlambatan.
3. Keberhasilan suatu proyek sangat ditentukan oleh perencanaan yang matang serta kerja sama dan manajemen yang baik dari semua pihak.
4. Biaya, mutu dan waktu merupakan komponen penting untuk menjadwal dan mengendalikan pelaksanaan proyek agar berjalan sesuai dengan schedule.
5. Pengawasan yang intensif selama pelaksanaan proyek sangat diperlukan dalam upaya menghindari penyimpangan anggaran .
6. Pengendalian mutu, waktu dan biaya secara teratur dan kontinue dapat mengurangi kendala – kendala yang mungkin terjadi selama pelaksanaan proyek.
7. Fasilitas dan peralatan proyek yang memadai serta tenaga kerja yang terampil ,berpengalaman dan disiplin sangat menentukan keberhasilan proyek.
8. Bahan - bahan yang akan digunakan untuk pelaksanaan proyek harus masuk dalam spesifikasi bahan standard dan disesuaikan dengan rencana beban yang akan diterima.
3.2 Saran
1. Pihak perencana proyek harus mempertimbangkan dan memperhitungkan segala kemungkinan dan resiko yang bisa terjadi, sehingga tidak mengakibatkan kerugian dan kegagalan dalam pelaksanaan.
2. Pengawas lapangan hendaknya selalu berada di lokasi proyek untuk mengontrol semua hasil pekerjaan sesuai dengan syarat – syarat yang telah ditentukan.
3. Kerja sama antar struktur organisasi juga akan berpengaruh dengan pelaksanaan proyek, jadi komunikasi antar personal harus berjalan dengan baik
DAFTAR PUSTAKA https://www.scribd.com/doc/121605720/Paper-Manajemen-Proyek-Konstruksi http://e-journal.uajy.ac.id/9167/4/2TS13984.pdf eprints.undip.ac.id/33831/4/1627_chapter_I.pdf www.academia.edu/11347235/BAB_I_PENDAHULUAN_1.1_LATAR_BELAKANG etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79970/.../S2-2015-353379-chapter1.pdf http://erepo.unud.ac.id/10298/3/13636117b18fdff6621a288cf9d1dc4a.pdf https://www.slideshare.net/renolabadi/makalah-menejemen-konstruksi-proyek http://linaazhari.blog.st3telkom.ac.id/wp- content/uploads/sites/287/2016/01/MAKALAH-MANAJEMEN-PROYEK-LINA-AZHARI_14101017_S1-TT-A1.pdf http://digilib.mercubuana.ac.id/manager/n!@file_skripsi/Isi3967879271772.pdf