• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGAWASAN KOPERASI. Pengawas Koperasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGAWASAN KOPERASI. Pengawas Koperasi"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENGAWASAN KOPERASI

Salah satu penyebab kemunculan banyak koperasi koperasi gadungan/ palsu (koperasi pseudo), bahkan koperasi gelap adalah masih lemahnya fungsi pengawasan, baik internal maupun eksternal. Banyak koperasi belum memiliki badan pemeriksa independen (internal). Kalaupun ada, fungsi itu belum optimal. Terlebih pengawasan eksternal dari Kemenkop dan UKM sangat lemah. Mereka lebih bertindak reaktif, bukan proaktif. Intinya, koperasi di Indonesia belum optimal terawasi. Padahal fungsi pengawasan sangatlah penting. Pengawasan adalah merupakan tindakan atas proses kegiatan untuk mengetahui hasil pelaksanaan, kesalahan, kegagalan, kemudian dilakukan perbaikan dan mencegah terulangnya kembali kesalahan tersebut.Pengawas adalah perangkat organisasi yang mendapat kuasa dari Rapat Anggota untuk mengawasi pelaksanaan keputusan Rapat Anggota yang khususnya menyangkut organisasi, kelembagaan, pendidikan, serta penyuluhan. Pengawas dipilth dari, oleh dan untuk anggota. Sebenarnya, tugas pengawas bukan untuk mencari-cari kesalahan, melainkan untuk menjaga agar kegiatan yang dilaksanakan oleh koperasi sesuai dengan keputusan Rapat Anggota. Apabila menemukan kesalahan, maka pengawas perlu mendiskusikanya bersama pengurus untuk kemudian diambil tindakan dan jika salah satu bagian dalam organisasi menuju arah yang salah, para manajer berusaha untuk mencari sebabnya dan kemudian mengarahkan kembali ke jalur tujuan yang benar “.Setelah itu, hasil pengawasan dilaporkan kepada Rapat Anggota.

Pengawas Koperasi

Pengawas dipilh oleh dalam Rapat Anggota untuk mengawasi pelaksanaan keputusan Rapat Anggota Tahunan dan juga idiologi. Tugas pengawas tidak untuk mencari kesalahan tetapi untuk menjaga agar kegiatan yang dilakukan oleh koperasi sesuai dengan idiologi, AD/ART koperasi dan keputusan Rapat Anggota.

Pengawas koperasi dalam hal ini dipilih dengan criteria sebagai berikut: 1. Dipilih dari dan oleh anggota dalam rapat anggota.

(2)

3. Merahasiakan hasil pengawasannya terhadap pihak ketiga. 4. Tidak merangkap sebagai pengurus atau pelaksana usaha.

5. Persyaratan untuk dipilih dan diangkat menjadi pengawas ditetapkan dalam anggaran dasar.

Tugas, kewajiban dan wewenang pengawas koperasi sebagai berikut :

a. Pengawas koperasi berwenang dan bertugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan organisasi.

b. Pengawas wajib membuat laporan tentang hasil kepengawasannya dan merahasiakan hasil laporannya kepada pihak ketiga.

c. Pengawas koperasi meneliti catatan dan fisik yang ada dikoperasi dan mendapatkan keterangan yang diperlukan.

Dewan pengawas atau pemeriksa menjadi ujung tombak mendeteksi ketidakwajaran operasional koperasi. Bahkan, mampu mendeteksi dini berbagai bentuk penyimpangan keuangan dan kenakalan pengurus (fraud). Mereka ibarat polisi internal sehingga bisa meminimalisasi praktik petualangan yang hanya ingin meraih keuntungan di balik aktivitas koperasi. Kehadiran dewan pemeriksa atau pengawas dapat membatasi ruang gerak petualang koperasi. Dalam dataran teknis kepengawasan, dijelaskan beberapa hal prinsip yang harus dilakukan sebagaimana dijelaskan berikut ini :

a. Dasar Hukum Kepengawasan. Pengawas menjalankan tugas dan tanggung jawabnya berlandaskan:

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Perkoperasian 2. Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) 3. Keputusan-keputusan Rapat Anggota

4. Perturan-peraturan khusus yang disepakati internal koperasi. Kelembagaan Pengawas. Kelembagaan pengawas terdiri dari personal yang ditetapkan berdasarkan keputusan RAT. 5. Adanya perencanaan tertentu dalam Pengawasan;

6. Adanya pemberian instruksi/perintah dan wewenang;

(3)

8. Pengawasan harus bersifat fleksibel; 9. Dapat merefleksikan pola organisasi

Adapun fungsi dari pengawasan koperasi yaitu : Mencegah terjadinya berbagai penyimpangan atau kesalahan, memperbaiki berbagai penyimpangan atau kesalahan yang terjadi, untuk mendinamisir organisasi/koperasi serta segenap kegiatan manajemen dan untuk mempertebal rasa tanggung jawab. Sedangkan sifat dari pengawasan koperasi itu antara lain : 1. Inspektif, yaitu melakukan pemeriksaan setempat (on the spot), untuk mengetahui sendiri

keadaan yang sebenarnya.

2. Komporatif, yaitu membandingkan antara hasil dengan rencana yang ada.

3. Verifikatif, yaitu pemeriksaan yang dilakukan oleh staf, terutama pada bidang keuangan dan atau material.

4. Investigatif, yaitu melakukan penyelidikan untuk mengetahui terjadinya penyelewengan yang tersembunyi.

Pengawasan dapat dibedakan dari berbagai sudut pandang, antara lain: 1. Dari subyek yang mengawasi : Pengawasan internal dan eksternal, pengawasan langsung dan tidak langsung, pengawasan formal dan informal dan pengawasan manajerial dan staf; 2. Dari sudut obyek yang diawasi dapat dibedakan menjadi 4 macam : Pertama, dari sisi material dan produk jadi yang diolah oleh koperasi yang harus diawasi adalah : kualitas produk/material dengan standar kualitas, kuanantitas produk/material dengan standar kuantitas. Kedua, dari sisi keuangan dan biaya koperasi, yang sasaran pengawasannya terdiri dari : Anggaran dan pelaksanaannya, biaya-biaya yang dikeluarkannya dan pendapatan/penerimaan dalam bentuk uang. Ketiga, dari sisi waktu/time pelaksanaan tugas-tugas dalam koperasi, maka sasaran dari pengawasan koperasi : penggunaan waktu, pemberian waktu/timing, kecepatan atau speed. Terakhir, dari sisi personalian dari para anggota, sasaran dari pengawasan koperasi adalah : Tingkat kejujuran anggota, kesetiaan/loyalitas, kerajinan dengan absensi dan tingkah laku dan kesetiakawanan

Dalam melaksanakan tugas pengawasan terhadap pelaksanaan dari operasional koperasi harus mempertimbangkan waktu yang tepat, maka dilihat dari waktu pelaksanaan pengawasan dapat dibedakan menjadi :

(4)

2. Pengawasan represif, dilakukan setelah terjadinya penyimpangan

Dilihat dari sifat pengawasan terhadap koperasi, maka terdapat berbagai macam yang terdiri dari ;

1. Inspektif, yaitu melakukan pemeriksaan setempat (on the spot), untuk mengetahui sendiri keadaan yang sebenarnya.

2. Komporatif, yaitu membandingkan antara hasil dengan rencana yang ada.

3. Verifikatif, yaitu pemeriksaan yang dilakukan oleh staf, terutama pada bidang keuangan dan atau material.

4. Investigatif, yaitu melakukan penyelidikan untuk mengetahui terjadinya penyelewengan yang tersembunyi.

Metodelogi sangat diperlukan dalam melaksanan berbagai kegiatan untuk memperoleh keberhasilan dari suatu kegiatan, adapun metodologi (langkah-langkah) dari pengawasan koperasi yaitu : menetapkan rencana pengawasan, melaksanakan pengawasan dan melakukan penilaian/evaluasi. Untuk memperoleh pengawasan menjadi efektif dan efisiensi maka perlu teknik-teknik pengawasan sebagai berikut :

1. Pengawasan yang menitik beratkan pada hal-hal yang menyolok (control by exeption). 2. Pengawasan yang menitik beratkan pada pengeluaran.

3. Pengawasan yang menitik beratkan pada orang-orang yang dipercaya (control through key person).

4. Pengawasan dengan menjalankan suatu rangkaian pemeriksa / verifikasi / secara sistematis (control through audist).

Pola Kepengawasan

Untuk mendapatkan informasi obyektif, akurat dan bisa diandalkan, pengawas bisa menerapkan 2 (dua) pola pengawasan, yaitu;

(i) pengawasan reguler

Pengawasan regular merupakan pengawasan yang sifatnya terjadual secara periodik. (ii) pengawasan irregular.

(5)

Pengawasan ir-regular merupakan pola pengawasan sewaktu-waktu (mendadak) yang diselenggarakan untuk tujuan-tujuan khusus atau sebagai bagian dari cara menguji validitas data dan informasi.

Aplikasi kedua pola ini bias dikombinasi guna mendapatkan informasi valid dan layak berkesimpulan tentang detail operasional organisasi dan usaha koperasi.

Lingkup Kepengawasan

Lingkup kepengawasan dari terdiri dari pengurus dan anggota. Secara umum pengawasan terhadap pengurus mengarah pada pengawasan kinerja dalam konteks menyeluruh, yang antara lain meliputi :

1. Organisasi. Dalam bidang organisasi, pengawas melakukan pemantauan tentang

tahapan-tahapan yang dilakukan pengurus dalam hal : (i) membangun iklim organisasi yang sehat dan kuat dengan me-referensi pada nilai-nilai perjuangan (ideologi) koperasi dan segala hukum yang berlaku di lingkungan koperasi; (ii) membangun eksistensi kelembagaan kaitannya dengan pembangunan dan penjagaan citra organisasi.

2. Usaha. Inti dari usaha adalah produktivitas yang dalam prosesnya bisa meliputi tentang

langkah intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi. Intensifikasi merupakan langkah-langkah memperbaiki yang sudah ada. ekstensifikasi adalah langkah-langkah-langkah-langkah memperluas yang sudah ada. Diversifikasi merupakan langkah-langkah menambah yang baru diluar yang sudah ada. Disamping itu pengawasan juga menyangkut komitmen pengurus dalam menjaga efisiensi dan efektivitas dari setiap kebijakan dan langkah yang diambil. Secara detail, diwilayah usaha ini meliputi pengawasan manajemen keuangan, Manajemen personalia. Manajemen pemasaran dan manajemen operasional, yang secara ringkas dijelaskan berikut ini :

 Manajemen Keuangan. Manajemen keuangan meliputi tentang sumber, pemanfaatan, pencatatan dan pengamanan.

 Manajemen Personalia. Manajemen persoalian meliputi tentang pengadaan, rekruitmen, penempatan, pembinaan, reward dan punishment.

(6)

 Manajemen Pemasaran. Manajemen pemasaran berkaitan dengan upaya-upaya mengkomunikasikan unit-unit layanan yang ada kepada anggota dan juga non-anggota (dalam hal unit layanan tersebut juga melayani pangsa pasar non-anggota).

 Manajemen Operasional. Manajemen operasional berkaitan dengan kualitasan pola dan tata cara penyajian layanan.

Sementara itu, pengawasan terhadap anggota berkaitan dengan : 1. Tingkat disiplin anggota dalam mengikuti segala aturan organisasi.

2.Tingkat partisipasi anggota dalam mendukung dan ikut mengambil tanggungjawab membesarkan koperasi.

Hal ini penting dilakukan pengawas mengingat anggota adalah subyek dan obyek pembangunan koperasi itu sendiri. Artinya, dikarenakan tingkat urgent peran atau partisipasi atau keterlibatan aktif anggota dalam kaitannya dengan kemajuan koperasi, maka anggota merupakan obyek pengawasan yang penting.

(7)

Daftar Pustaka 1. http://diskumdagdki.jakarta.go.id/bidangpengawasanpengendaliankiri 2. https://www.google.com/search?q=pengawasan+koperasi&ie=utf8&oe=utf8&aq=t&rls=org. mozilla:eUS:official&client=firefoxa&channel=sb#rls=org.mozilla:enUS:official&channel=s b&q=pengawasan+koperasi+simpan+pinjam&revid=731469021 3. http://tugaspertamasaya.blogspot.com/2012/01/pengawas-koperasi.html 4. http://ekasyahrial.blogspot.com/2012/05/makalah-manajemen-koperasi.html

Referensi

Dokumen terkait

Melakukan tindakan pengawasan, menyampaikan rekomendasi dan mencegah maladministrasi dalam pelaksanaan pelayanan publik Melakukan tindakan pengawasan, menyampaikan

Bagi suatu organisasi baik dalam suatu instansi pemerintah maupun swasta pelaksanaan pengawasan memiliki peranan penting guna mengetahui kesalahan-kesalahan dan

Pengawasan adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan untuk memantau, mengukur dan bila perlu melakukan perbaikan atas pelaksanaan pekerjaan sehingga apa yang

Upaya untuk pemulihan atau perbaikan-perbaikan terhadap suatu kegagalan atau kesalahan yang telah terjadi sehingga menimbulkan citra negatif organisasi, dan tindakan

didapatkan serta mencegah terulangnya penelitian terhadap masalah yang sama.8 Pertama, tesis yang ditulis oleh Asmiati Amsal, mahasiswa Universitas Hassanudin Makassar yang

Dalam Kerangka Konseptual Pengawasan Intern Pemerintah Indonesia, APIP berkewajiban melaksanakan pengawasan intern, yaitu seluruh proses kegiatan audit, review, pemantauan, evaluasi

Adapun tujuan penulisan ini untuk mengetahui prosedur pemerintah dalam pengendalian dan pengawasan atas ketentuan dalam pelaksanaan kegiatan penanaman modal di

Pengawasan 2.2.1 Definisi Pengawasan Pengawasan merupakan pengawasan merupakan suatu proses pengamatan dan pelaksanaan seluruh kegiatan manajemen untuk menjamin agar semua