ESSAY PANCASILA ESSAY PANCASILA
DIBALIK PENERAPAN PANCASILA DIBALIK PENERAPAN PANCASILA
DALAM KEHIDUPAN DALAM KEHIDUPAN
Dosen Pembimbing: Alia Azmi, S.ip., M.si.
Dosen Pembimbing: Alia Azmi, S.ip., M.si.
oleh: oleh: Yolanda Vitri Yolanda Vitri 16035043 16035043 Pendidikan Kimia Pendidikan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan alam Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan alam
MATA KULIAH UMUM MATA KULIAH UMUM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2017 2017
DIBALIK PENERAPAN PANCASILA
DALAM KEHIDUPAN
Pancasila adalah sebuah dasar ideologi bagi bangsa Indonesia. Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara merupakan kesepakatan politik yang telah dirumuskan saat menjelang kemerdekaan Indonesia. Nilai-nilai dan isi di dalam Pancasila merupakan cerminan kehidupan rakyat Indonesia itu sendiri. Semua adat istiadat, kebiasaan dan moral bangsa semua tertuang didalam Pancasila.
Didalam Pancasila terdapat nilai-nilai universal (umum) yang berkembang dan di kembangkan didalam jati diri bangsa Indonesia itu sendiri. Sebagai suatu sistem, nilai Pancasila memiliki keunikan tersendiri karena didalam Pancasila terdapat nilai yang tetap dan saling berhubungan antar setiap silanya.
Berbagai macam makna nilai dari Pancasila tersebut seharusnya sudah dapat direalisasikan didalam masyarakat, karna setiap nilai didalam Pancasila tersebut didasarkan kepada kepribadian dan jati diri bangsa Indonesia sendiri.
Makna nilai yang tedapat pada setiap sila Pancasila, yaitu: 1. Sila yang pertama, yaitu “Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Didalam sila pertama ini, terkandung makna bahwa rakyat Indonesia memiliki suatu kepercayaan, yaitu kepercayaan kepada Tuhan. Didalam sila ini juga menggambarkan bagaimana interaksi antar agama yang ada diakui oleh bangsa Indonesia. Dengan adanya sila ini, membuktikan bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang religious.
Pengamalan sila ini sudah banyak kita lihat pada kehidupan sekarang ini, diantaranya yaitu :
b. Bangsa Indonesia dapat melakukan perintah dan larangan yang ada di dalam aturan agama yang dianutnya
c. Bangsa Indonesia saling menghormati dan menghargai kepercayaan yang dianut oleh agama lain.
d. Terciptanya hidup yang saling toleransi antar agama.
2. Sila kedua “Kemanusiaan yang adil dan beradab”
Sila ini terdapat makna bahwa setiap manusia yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa itu sama. Oleh karna itu setiap manusia dituntut untuk memiliki kesadaran terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan moral antar manusia yang sesuai dengan hati nurani manusia itu sendiri.
Walaupun masih banyaknya penyimpangan terhadap sila ini, tetapi bangsa Indonesia sudah banyak mengamalkan sila kedua ini. Diantaranya adalah :
a. Sudah banyaknya tempat penggalangan dana bagi orang yang tidak mampu dan tertimpa bencana
b. Berkembangnya sikap tenggang rasa sesama manusia
c. Saling menghormati dan menghargai kehidupan masing-masing
3. Sila ketiga “Persatuan Indonesia”
Di dalam sila ketiga ini terkandung makna bahwa semua bangsa Indonesia harus menjunjung tinggi rasa persatuan dan kesatuan. Indonesia yang memiliki barbagai macam adat, suku, bahasa dan keanekaragaman lainnya dituntut untuk memiliki rasa persatuan ini agar terciptanya perdamaian. Selain dituntut untuk menjaga persatuan, di dalam sila ini juga berhubungan dengan bagaimana bangsa Indonesia membangun negri dan mencintai tanah air.
Pengamalan yang telah tampak di dalam masyarakat mengenai sila ketiga di antaranya adalah :
a. Memiliki rasa cinta tanah air b. Menjaga persatuan antar bangsa
d. Menjalin hubungan pergaulan yang sehat
4. Sila keempat “Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan”.
Di dalam sila ini memiliki makna bahwa perlunya musyawarah untuk mendapatkan kesepakatan bersama. Dengan adanya musyawarah ini diharapkan terjalinnya perdamaian dan tidak adanya perpecahan karna perbedaan pendapat. Selain itu dijelaskan juga bahwa pemimpin berasal dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat yang memiliki kebijakan dalam kepemimpinannya.
Pengamalan yang telah terlihat dalam kehidupan masyarakat saat ini mengenai sila keempat ini sebagai berikut :
a. Telah dilakukannya pemilu untuk pemilihan pemimpin
b. Mengutamakan musywarah dan mufakat untuk mendapatkan suatu kesepakatan c. Saling menghormati dan menghargai pendapat orang lain
d. Menjalankan hasil keputusan musyawrah dengan bijak
5. Sila kelima “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”
Sila ini berhubungan dengan perilaku kita dalam bersikap adil terhadap semua orang. Secara lebih rinci, mengandung makna sebagai dasar sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia yang adil dan makmur secara lahiriah ataupun batiniah. (Putri, 2015: Pengamalan Pancasila )
Berikut beberapa sikap yang dapat dilakukan untuk menerapkan sila Pancasila yang kelima :
a. Menjunjung tinggi semangat kekeluargaan dan gotong royong.
b. Menghormati hak-hak orang lain, agar semua orang mendapatkan keadilan dalam hidupnya.
c. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban, agar kita setidaknya dapat bersifat adil terhadap diri sendiri.
Pancasila merupakan pandangan hidup dan kepribadian bangsa Indonesia. Oleh karna itu penerapan isi Pancasila ditumbuhkan tanpa paksaan melainkan atas kesadaran sendiri. Pada kenyataannya kita tidak dengan sendirinya melaksanakan Pancasila, maka untuk itu perlunya pendorong yang berasal dari lahir dan bathin itu sendiri.
Menurut Notonogoro dalam bukunya berjudul Pancasila secara ilmiah modern (1995:188) menjelaskan bahwa hal-hal yang dapat mendorong lahir dan bathin manusia untuk malaksanakan Pancasila adalah :
1. Bahwa revolusi Negara kita, kita mulai dengan jiwa, hasrat sedalam-dalamnya mendirikan negara Indonesia yang kekal dan abadi, yang menurut kenyataan hidup di seluruh dunia dapatnya menjadi realita hanya dengan perjuangan. Perjuangan ini harus terus berjalan, tetapi dengan bentuk bersama-sama dan bersatu padu menyelenggarakan cita-cita didalam Pancasila sebagai ideologi
nasional
2. Bahwa Pancasila adalah landasan idiil untuk merealisasikan dasar dan tujuan revolusi kita, yaitu membebaskan Indonesia dari imperealisme dan menegakkan Negara kita memebentuk satu masyarakat adil dan makmur, serta membentuk persahabatan dunia.
3. Bahwa penyelenggaraan kehidupan berdasarkan hukum dasar Negara yang mengandung suasana kebatinan dan cita-cita hukum.
4. Bahwa setiap rakyat Indonesia diharapkan menjadi manusia sosialis-Indonesia yang mendasarkan cipta, rasa, karsa dan karya kita atas Pancasila.
Selain menumbuhkan kesadaran lahir dan bathin pada diri untuk merealisasikan nilai Pancasila. Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai macam upaya agar nilai-nilai Pancasila dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat. Contohnya saja dalam dunia pendidikan, pemerintah telah berupaya untuk mengajarkan dari dini dasar Negara kita yaitu Pancasila melalui pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Hal ini dimaksudkan agar semua lapisan masyarakat
baik itu anak-anak hingga dewasa dapat mengenal apa itu Pancasila dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pemerintah juga mewajibkan kepada setiap Perguruan Tinggi agar memasukkan mata kuliah Pancasila kedalam kurikulum Pendidikan Tinggi. Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang PT No. 12 tahun 2012 Pasal 35 ayat (3). Mata kuliah Pancasila dimasukkan untuk mendidik warga Negara untuk memehami,mengetahui dan merealisasikan nilai-nilai Pancasila. Oleh karna itu perkuliahan Pancasila dilakukan untuk membentuk karakter bangsa dengan
menanamkan nilai-nilai kabengsaan, serta kecintaan terhadap tanah air.
Pendidikan pancasila bertujuan untuk menghasilkan peserta didik yang berperilaku:
1. Memiliki kemampuan untuk mengambilkan sikap yang bertanggung jawab sesuai hati nurani.
2. Memiliki kemampuan untuk mengenal masalah hidup dan kesejahteraan serta dapat memecahkan masalah tersebut.
3. Mengenal perubahan-perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
4. Memiliki kemampuan untuk memaknai peristiwa sejarah dan nilai-nilai bangsa untuk menggalang persatuan Indonesia. (Kaelan, 2014:6)
Berbagai upaya telah dilakukan agar diterapkannya nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan. Tetapi hingga saat ini Pancasila masih susah untuk diterapkan dalam kehidupan masyarakat. Hal ini ditandai dengan perilaku masyarakat yang jauh dari kandungan isi yang dimaksud oleh Pancasila.
Ada banyak penyebab mengapa Pancasila masih susah untuk diterapkan dalam kehidupan masyarakat. Salah satunya yaitu pola pikir masyarakat Indonesia itu sendiri. Menurut Prof. Widjaja dalam bukunya berjudul Penerapan Nilai-nilai Pancasila (2004: 25) menjelaskan ada beberapa macam pola pikir bangsa Indonesia, yaitu:
1. Pemikiran magis,
Tingkat pemikiran terendah yaitu pemikiran yang menyangkut hal-hal yang tidak dapat dijelaskan oleh sains. Pemikiran ini menganggap semua yang telah terjadi adalah bentuk nasib atau takdir seseorang.
2. Pemikiran naif
Pemikiran yang menyalahkan manusia sebagai sumber penyebab suatu kejadian. Tingkat pemikiran ini menganggap semua yang terjadi terhadap bangsa Indonesia adalah karna kurangnya kesadaran bangsa Indonesia terhadap nilai Pancasila tersebut.
3. Pemikiran kritis
Tingkat pemikiran tertinggi yaitu pemikiran yang tidak hanya sekedar menyalahkan faktor magis dan manusia, tetapi sudah sampai tahap menganalisis mengapa suatu kejadian tersebut terjadi.
Dibalik penerapan isi Pancasila yang diamalkan oleh sebagian bangsa Indonesia. Tetapi dibalik itu semua masih banyaknya oknum yang tidak bertanggung jawab dan belum memiliki kesadaran tentang betapa pentingnya pengamalan Pancasila untuk
terciptanya kehidupan yang baik bagi rakya Indonesia.
Berbagai macam contoh penyimpangan tersebut, antara lain :
a. Masih adanya sebagian bangsa Indonesia yang berada pada daerah pedalaman yang tidak memiliki agama
b. Adanya perselisihan yang terjadi yang mengatas namakan agama, ras dan suku bangsa.
c. Bom Bali tahun 2002
d. Aksi anarkis saat berlangsungnya demo
e. Terjadinya tawuran baik pelajar, mahasiswa atau antar mas yarakat f. Penyalahgunaan kekuasaan oleh pejabat
g. Masih banyaknya bangsa Indonesia yang tidak mau ikut dalam Pemilu h. Yang paling membuat bangsa Indonesia yaitu banyaknya oknum yang
i. Masih adanya masyarakat yang tidak peduli terhadap sesama
Masih banyak lagi contoh penyimpangan nilai Pancasila yang terjadi di Indonesia. Penyimpangan ini dilakukan oleh masyarakat yang tidak mempunyai kesadaran tentang pentingnya penerapan Pancasila bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat yang sadar atas pentingnya Pancasila dirasa sudah cukup untuk menerapkan pancasila sebagaimana mestinya. Mempunyai pengetahuan saja tidak cukup dalam pengamalan Pancasila tetapi perlu sekali peresapan didalam hati sanubari setiap rakyat Indonesia agar pengetahuan itu dapat menumbuhkan suatu kesadaran. Dengan kesadaran itulah
nantinya menimbulkan pendorong lahir dan bathin untuk melaksanakan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari agar Negara kita dapat lebih maju dan menciptakan karakter bangsa yang sesuai dengan isi Pancasila.
DAFTAR PUSTAKA
Kaelan. 2014. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma.
Notonegoro. 1995. Pancasila Secara Ilmiah Populer . Jakarta: Bumi Aksara.
Putri, veninda. 2015. “Pengamalan Pancasila” (online),
(http://venindaap.blogspot.co.id/2015/12/perilaku-mengamalkan-dan.html, diakses 8 Januari 2017).