• Tidak ada hasil yang ditemukan

dita.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "dita.pdf"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

ADSORBSI H

ADSORBSI H

22

S PADA GAS ALAM

S PADA GAS ALAM MENGGUNAK

MENGGUNAKAN

AN

MEMBRAN KERAMIK DENGAN METODE

MEMBRAN KERAMIK DENGAN METODE

TITRASI IODOMETRI

TITRASI IODOMETRI

Faisol Asip*, Thomas Okta

Faisol Asip*, Thomas Okta

*Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya *Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya Jln. Raya Palembang Prabumulih Km. 32 Inderalaya Ogan Ilir (OI) 30662 Jln. Raya Palembang Prabumulih Km. 32 Inderalaya Ogan Ilir (OI) 30662

Abstrak Abstrak

Gas alam adalah bahan bakar fosil berbentuk gas yang mempunyai komponen utama berupa Gas alam adalah bahan bakar fosil berbentuk gas yang mempunyai komponen utama berupa CHCH44

yang banyak digunakan sebagai bahan bakar maupun bahan baku dalam suatu industri, oleh karena itu yang banyak digunakan sebagai bahan bakar maupun bahan baku dalam suatu industri, oleh karena itu distribusi gas alam merupakan bagian yang penting dalam menunjang kegiatan industri saat ini. Pada gas distribusi gas alam merupakan bagian yang penting dalam menunjang kegiatan industri saat ini. Pada gas alam terdapat senyawa H

alam terdapat senyawa H22S yang merupakan salah satu zat pengotor utama yang harus dipisahkan.S yang merupakan salah satu zat pengotor utama yang harus dipisahkan.

Membran adalah salah satu

Membran adalah salah satu alat pemisah berupa penghalang yang bersifat selektif yang dapat alat pemisah berupa penghalang yang bersifat selektif yang dapat digunakandigunakan sebagai adsorbsi H

sebagai adsorbsi H22S pada gas alam. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh komposisiS pada gas alam. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh komposisi

membran keramik terhadap daya adsorbsi H

membran keramik terhadap daya adsorbsi H22S dengan S dengan aditif aditif berupa zeolit berupa zeolit dan ZnO. dan ZnO. Metode titrasiMetode titrasi

iodometri adalah metode yang digunakan untuk mengetahui kandungan H

iodometri adalah metode yang digunakan untuk mengetahui kandungan H22S pada gas alam. Dari hasilS pada gas alam. Dari hasil

 penelitian, membran keramik yang m

 penelitian, membran keramik yang mengadung 25% ZnO dapat mengurangi kengadung 25% ZnO dapat mengurangi kadar Hadar H22S sebesar 87,57%.S sebesar 87,57%.

Kata Kunci

Kata Kunci: Adsorbsi, Gas alam, Membran Keramik, Titrasi Iodometri: Adsorbsi, Gas alam, Membran Keramik, Titrasi Iodometri

Abstract Abstract

 Natural gas is fossil fuels shaped gas that has the main component of CH

 Natural gas is fossil fuels shaped gas that has the main component of CH44, much used as fuel and, much used as fuel and

raw materials in an industry, hence the distribution natural gas is an important part in supporting raw materials in an industry, hence the distribution natural gas is an important part in supporting industrial activity now days. In natural gas there are compounds H

industrial activity now days. In natural gas there are compounds H22S that is one substance impuritiesS that is one substance impurities

major separated. Membrane is one of separation instrument of a selective barrier that is usable as major separated. Membrane is one of separation instrument of a selective barrier that is usable as adsorption H

adsorption H22S in natural gas. The research is done to know the influence of composition ceramicS in natural gas. The research is done to know the influence of composition ceramic

membrane

membrane to to the the adsorption adsorption HH22S with additive form of a zeolite and ZnO. Method iodometric titration isS with additive form of a zeolite and ZnO. Method iodometric titration is

a method used to know the contain H

a method used to know the contain H22S in natural gas. From the research, ceramic membrane contain 25S in natural gas. From the research, ceramic membrane contain 25

% ZnO can lower the measure of h2s to 87,57%. % ZnO can lower the measure of h2s to 87,57%.

Key words

Key words: Adsorption natural gas, ceramic membrane, iodometric titration: Adsorption natural gas, ceramic membrane, iodometric titration

1. PENDAHULUAN 1. PENDAHULUAN

Gas alam telah banyak digunakan Gas alam telah banyak digunakan sebagai bahan bakar maupun bahan baku sebagai bahan bakar maupun bahan baku industri, oleh karena itu distribusi gas alam industri, oleh karena itu distribusi gas alam merupakan bagian yang penting dalam merupakan bagian yang penting dalam menunjang kegiatan industri saat ini. Dengan menunjang kegiatan industri saat ini. Dengan kemajuan teknologi yang ada, maka beberapa kemajuan teknologi yang ada, maka beberapa metoda rekayasa telah dikembangkan dalam metoda rekayasa telah dikembangkan dalam  perancangan

 perancangan fasilitas fasilitas untuk untuk memproduksi memproduksi gasgas alam dari perut bumi, untuk memisahkan alam dari perut bumi, untuk memisahkan kondesat yang terikut, proses pemurnian, kondesat yang terikut, proses pemurnian, transportasinya dan lain sebagainya.

transportasinya dan lain sebagainya.

Salah satu bahan baku yang digunakan Salah satu bahan baku yang digunakan  pada

 pada proses proses pembuatan pembuatan amoniak amoniak di di Pabrik Pabrik PTPT Pupuk Sriwijaya adalah gas alam yang Pupuk Sriwijaya adalah gas alam yang diperoleh dari PT Pertamina. Gas alam terlebih diperoleh dari PT Pertamina. Gas alam terlebih

dahulu diolah karena bahan baku berupa gas dahulu diolah karena bahan baku berupa gas alam yang diterima dari pertamina masih sulfur alam yang diterima dari pertamina masih sulfur anorganik, H

anorganik, H22O,O, heavy hydrocarbonheavy hydrocarbon, , COCO22, dan, dan

sulfur organik yang tidak diinginkan. Semua sulfur organik yang tidak diinginkan. Semua unsur tersebut dipisahkan di area

unsur tersebut dipisahkan di area  feed  feed treating,treating, sehingga gas alam dapat digunakan dalam sehingga gas alam dapat digunakan dalam  proses pembuatan gas sintesa.

 proses pembuatan gas sintesa. Proses pemisahan

Proses pemisahan  feed  feed treating treating  didi Pabrik PT Pupuk Sriwijaya menggunakan Pabrik PT Pupuk Sriwijaya menggunakan  beberapa

 beberapa bahan bahan kimia kimia yang yang digunakan digunakan sebagaisebagai katalis yang berfungsi untuk menghilangkan zat katalis yang berfungsi untuk menghilangkan zat  pengotor

 pengotor dari dari gas gas alam alam seperti,seperti,  sponge  sponge ironiron yaitu katalis yang digunakan untuk menghilakan yaitu katalis yang digunakan untuk menghilakan kadar sulfur, lautan

kadar sulfur, lautan benfieldbenfield yaitu larutan yangyaitu larutan yang mengandung K 

mengandung K 22COCO33,, Di-Ethanol  Di-Ethanol AmineAmine (DEA), (DEA),

dan V

(2)

Gas H2S yang terkandung pada gas

alam yang terdapat di Gas Metering Station (GMS) PT Pupuk Sriwidjaja Palembang yang digunakan sebagai bahan baku produk amoniak adalah sekitar 8,00  –   9,00 ppm, dengan kandungan H2S yang masih besar maka masih

 perlu membutuhkan proses pemurnian untuk menhilangkan kadar sulfur. Senyawa H2S pada

gas alam harus dihilangkan karena:

1. Merupakan salah satu zat pengotor yang sangat tidak diinginkan.

2. Merupakan racun katalis pada proses  pembuatan amoniak.

3. Dapat merusak alat kompresor.

Tabel 1. Persentase Komposisi Gas Alam PT PUSRI Palembang (Sumber : Hasil analisa di Laborratorium Pusat PT Pupuk Sriwidjaja Palembang)

 No Komposisi Persentase

1 CH4 83,03 %

2 N2 0,52 %

3 HHC 11,48%

4 CO2 4,97 %

5 H2S 8,69 ppm

Dengan perkembangan ilmu  pengetahuan dan teknologi membran keramik merupakan salah satu alat yang bisa dimanfaatkan untuk pemisahan gas. Membran keramik mempunyai keunggulan yaitu memiliki ketahanan pada suhu tinggi sehingga tidak  berpengaruh pada kualitas membran tersebut. Proses pemisahan dengan menggunakan membran juga tidak menimbulkan dampak  pencemaran lingkungan.

Setiap proses pemisahan membran ditandai dengan penggunaan membran untuk mencapai pemisahan tertentu. Membran memiliki kemampuan untuk mengangkut salah satu komponen atau lebih mudah dipisahkan dari komponen yang lain berdasarkan perbedaan sifat fisik atau kimia antara membran dan komponen menyerap.

Teknologi Membran

Membran merupakan suatu studi yang telah lama dilakukan sejak abad 18 oleh  berbagai saintis. Pada awalnya membran tidak digunakan dalam proses komersil, tetapi sering digunakan dalam laboratorium untuk observasi dan penelitian yang berhubungan dengan teori kimia dan fisika. Misalnya dalam teori kinetik gas yang dilakukan oleh Maxwell, digunakan membran untuk sifat permeaselekitivitas yang  baik.

Tahun 1960, teknologi membran mulai digunakan dalam berbagai industri. Timbul  permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan membran dalam penggunaannya di dunia industri yaitu : unreliable, terlalu lama  proses produksinya, terlalu selektif, dan terlalu mahal. Setelah sekitar 30 tahun kemudian  permasalahan-permasalahan itu bisa terpecahkan dan teknologi membran mulai  banyak digunakan dalam industri.

Membran merupakan alat pemisah  berupa penghalang yang bersifat selektif yang dapat memisahkan dua fase dari berbagai campuran. Campuran tersebut dapat bersifat homogen atau heterogen dan dapat berupa  padatan, cairan maupun gas. Proses pemisahan dengan membran terjadi karena adanya driving  force yang mengakibatkan adanya perpindahan

suatu zat melalui membran. (Mulder, 1996) Ditinjau dari bahannya membran terdiri dari bahan alami dan bahan sintetis. Bahan alami adalah bahan yang berasal dari alam misalnya pulp dan kapas, sedangkan bahan sintetis dibuat dari bahan kimia, misalnya  polimer. Membran berfungsi memisahkan material berdasarkan ukuran dan bentuk molekul, menahan komponen dari umpan yang mempunyai ukuran lebih besar dari pori-pori membran dan melewatkan komponen yang mempunyai ukuran yang lebih kecil. Larutan yang mengandung komponen yang tertahan disebut konsentrat dan larutan yang mengalir disebut permeat .

Berdasarkan materialnya (Mulder, 1996). Membran dibagi menjadi tiga, yaitu :

1. Organik (Polimer)

Contoh material :  polycarbonate,  polyamide, polysulfone, dan lain-lain. Jenis  polimer yang dapat dijadikan sebagai material

membran yaitu :

a. Membran berpori ( Porous Membrane) Digunakan untuk aplikasi mikrofiltrasi dan

ultrafiltrasi.

 b. Membran tidak berpori ( Non-Porous  Membrane)

Digunakan untuk aplikasi permeasi gas, uap dan pervaporasi.

2. Anorganik

Tipe material anorganik membran ada empat, yaitu :

a. Membran gelas / kaca. Berupa silikon oksida / silika (SiO2)

 b. Membran logam (termasuk karbon) c. Membran zeolit

d. Membran keramik

Merupakan kombinasi dari logam (alumunium, titanium,  silicium  atau  zirconium) dan non-logam (oxide, nitride atau carbide).

(3)

3. Biologi

Merupakan material membran yang  berasal dari mahkluk hidup misalnya lipida ( phospholipid ). Struktur membran dari material ini sangat kompleks. Tiap molekul lipid terdapat  bagian yang hidrofilik dan hidrofobik.

Membran Keramik

Membran keramik adalah membran yang terbentuk dari kombinasi logam (aluminium, titanium, zirkonium) dengan non logam dalam bentuk oksida, nitrida atau karbida. Contohnya adalah pada membran alumina atau zirkonia. Pada membran keramik susunan, bentuk, dan ukuran pori menjadi kunci karakterisasi membran, karena bentuk dan ukuran partikel bahan mentah sangat menentukan susunan, ukuran, dan bentuk dari  pori membran. Beberapa tahun terakhir ini,  perkembangan membran keramik semakin pesat untuk berbagai proses pemisahan dan  pemekatan. Sebab, membran keramik memiliki keunggulan yaitu kestabilan termal,kimia ,dan mekanik yang cukup tinggi. Sehingga membran keramik tersebut memiliki waktu pemakaian (life-time) yang lama dan mudah dilakukan  pencucian ( Bave, 1991).

Membran keramik banyak digunakan untuk proses mikrofiltrasi dan ultrafiltrasi,  bahkan untuk pemisahan gas yang memerlukan suhu tinggi. Ketahanan membran keramik terhadap temperatur yang tinggi membuat material ini sangat disukai untuk pemisahan gas  pada suhu tinggi, khususnya dalam kombinasi dengan reaksi kimia dimana membran digunakan sebagai katalis maupun pembawa selektif yang akan memisahkan komponen yang sudah dibentuk.

 Fluks membran keramik secara langsung  berhubungan dengan porositas, dimana membran keramik yang bagus adalah membran dengan porositas tinggi, tetapi tidak menurunkan kekuatan mekanik membran tersebut. Porositas membran keramik dapat ditingkatkan dengan aglomerisasi partikel- partikel bahan keramik pada tahap awal  pemprosessan, yaitu pada saat pembentukan

adonan (suspensi) dan proses pencetakan.

Dalam proses pembuatannya membrane keramik dapat menghasilkan ukuran pori-pori yang sama. Membran keramik mempunyai aplikasi yang sangat luas, baik dilaboratorium maupun industri. Membran keramik banyak digunakan dalam industri karena memiliki  banyak kelebihan dipandingkan dengan membrane polimer, yaitu mempunyai ketahan kimiawi, ketahan mekanik, dan juga ketahanan termal yang lebih baik.

Membran keramik banyak diaplikasikan  pada proses pemisahan gas pada industri gas dan minyak bumi, pemurnian air, pemurnian oksigen, klarifikasi dan sterilisasi produk minuman, material pendukung katalis, sensor,  penyekat termal, dan sebagainya (Anonim,

2012).

Adsorbsi

Adsorbsi adalah peristiwa penyerapan  pada permukaan suatu adsorben, misalnya adsorpsi zat padat terhadap gas atau zat cair. Zat yang teradsorpsi disebut sebagai adsorbat dan zat pengadsorpsi disebut adsorben (Kasmadi, 2002). Adsorpsi adalah salah satu proses  penyerapan dimana suatu cairan atau gas akan terikat pada suatu padatan atau cairan (absorben) dan membentuk lapisan film (adsorbat) pada permuakaannya.

Peristiwa adsorbsi dapat terjadi pada adsorben yang pada umumnya beberapa zat  padat. Adsorpsi oleh zat padat dibedakan menjadi dua, yaitu adsorpsi fisis (fisisorpsi) dan adsorpsi khemis  (chemisorpsi).  Adsorpsi fisik disebabkan oleh gaya van der Waals.  Pada adsorpsi fisik, molekul-molekul teradsorpsi  pada permukaan dengan ikatan yang lemah. Pada adsorpsi khemis, molekul-molekul yang teradsorpsi pada permukaan bereaksi secara kimia, sehingga terjadi pemutusan dan  pembentukan ikatan (Adamson, 1990).

a.

Physisorption

 (adsorpsi fisika)

Terjadi karena gaya Van der Walls dimana ketika gaya tarik molekul antara larutan dan permukaan media lebih besar daripada gaya tarik substansi terlarut dan larutan, maka substansi terlarut akan diadsorpsi oleh  permukaan media.  Physisorption  ini memiliki gaya tarik Van der Walls yang kekuatannya relatif kecil.

Contoh :

Adsorpsi oleh zeolit, silika gel, dan karbon aktif. Aktivasi karbon aktif pada temperatur yang tinggi akan menghasilkan struktur berpori dan luas permukaan adsorpsi yang besar. Semakin besar luas permukaan, maka semakin banyak substansi terlarut yang melekat pada permukaan media adsorpsi.

b.

Chemisorption

(adsorpsi kimia)

Chemisorption  terjadi ketika terbentuknya ikatan kimia antara substansi terlarut dalam larutan dengan molekul dalam media. Contoh :  Metal hydride, calcium  sholide,dan Ion exchange.

Titrasi Iodometri

Titrasi iodometri adalah salah satu  jenis titrasi redoks yang melibatkan iodium.

(4)

Titrasi iodometri termasuk jenis titrasi tidak langsung yang dapat digunakan untuk menetapkan senyawa-senyawa yang mempunyai  potensial oksidasi yang lebih besar daripada sistem iodium iodide atau senyawa-senyawa yang bersifat oksidator seperti CuSO4.5H2O.

Bebeda dengan titrasi iodometri yang mereaksikan sampel dengan iodium, maka pada  proses iodometri ini, sampel yang bersifat oksidator direduksi dengan KI berlebih dan akan menghasilkan I2  yang selanjutnya ditirasi

dengan larutan baku natrium tiosulfat (Na2S2O3). Banyaknya volume Na2S2O3 yang

digunakan sebagai tiran setara dengan  banyaknya sampel.

2. METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian bersifat eksperimen dilakukan di Laboratorium Pusat PT Pupuk Sriwijdaja Palembang untuk menganalisa kandungan H2S pada gas alam dengan

menggunakan metode titrasi iodometri.

Prosedur Pembuatan Membran Keramik

1. Siapkan bahan-bahan yang akan digunakan  berupa tanah lait, zeolit,  zink oxide, dan

semen putih.

2. Haluskan setiap bahan dengan menggunakan mortar.

3. Saring bahan-bahan yang telah dihaluskan agar tidak terdapat partikel-partikel padat yang masih kasar.

4. Lakukan pencetakan dengan perbandingan komposisi Membran keramik A (75% tanah liat, 10% ZnO, 10% Zeolit, 5% semen  putih), membran keramik B (75% tanah liat, 15% ZnO, 5 % Zeolit, 5% semen putih), membran keramik C (70% tanah liat, 20% ZnO, 5% Zeolit, 5% semen putih), dan membran keramik D (75% tanah liat, 25% ZnO, 5% semen putih).

5. Keringkan campuran yang telah dicetak selama 3-5 hari.

6. Lakukan pembakaran dengan mengunakan furnace pada suhu 700oC s.d. 900oC.

Analisa H2S dengan Metode Titrasi

Iodometri

Langkah-langkah analisa H2S adalah

sebagai berikut :

1. Masukkan Cd asetat 1% (Cd (CH3COOH)2.2H2O) ke dalam Erlenmeyer

500 ml sebanyak 150 ml.

2. Tambahkan NaOH sebanyak 5 ml.

3. Masukkan penyebar gas alam sampai ke  permukaan penyebar gas alam terendam ke

dalam larutan.

4. Alirkan gas alam dengan kecepatan 3 liter/menit menggunakan Wet Test Meter  (WTM) sampai 40 liter.

5. Tambahkan larutan iodin 0,01 N sebanyak 20 ml dengan menggunakan pipet ukur. 6. Tambahkan larutan HCl sebanyak 10 ml

dengan menggunakan pipet ukur.

7. Titrasi dengan menggunakan larutan  Na2S2O3  0,01 N sampai larutan berwarna

kuning gading.

8. Tambahkan indikator starch.

9. Lakukan titrasi kembali dengan larutan  Na2S2O3  0,01 N sampai larutan tidak

 berwarna.

Gambar 1.Diagram Alir Penelitian.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisa H2S dengan menggunakan

metode titrasi iodometri terdapat pada tabel 2.

Tabel 2. Hasil Titrasi H2S Menggunakan

Metode Titrasi Iodometri

 No Sampel Volume

Titrasi (ml) 1 Tanpa Membrankeramik 6,4  No Sampel Titrasi (ml)Volume

2 Membrankeramik A 7,8 3 Membrankeramik B 8,1 4 Membrankeramik C 8,2 5 MembranKeramik D 8,4 Standarisasi Larutan Na2S2O3 Adsorbsi dengan Media membran Keramik Pengambilan sampel gas

Uji adsorpsi

(5)

Tabel 3.Hasil Perhitungan Kandungan H2S

 No Sampel KandunganH2S (ppm) 1 Tanpa Membrankeramik N 8,6848 2 Membrankeramik A 3,6127 3 Membrankeramik B 2,5331 4 Membrankeramik C 2,1709 5 MembranKeramik D 1,0855

Pada penelitian ini membran keramik adalah media yang akan digunakan untuk mengetahui daya adsorbsi gas H2S yang

terdapat pada gas alam, dengan menggunakan adsorber yang berbentuk vessel, gas alam masuk melalui bagian bawah adsorber melewati membran keramik yang terdapat didalamnya, keluaran dari atas vessal diharapkan akan menghasilkan kadar H2S yang lebih rendah.

Membran keramik dengan komposisi yang berbeda-beda diharapkan dapat mengadsorbsi gas H2S, terdapat 4 kompisisi

membran keramik yang terbagi menjadi membran keramik A (75% tanah liat, 10% ZnO, 10% Zeolit, 5% semen putih), membran keramik B (75% tanah liat, 15% ZnO, 5 % Zeolit, 5% semen putih), membran keramik C (70% tanah liat, 20% ZnO, 5% Zeolit, 5% semen putih), membran keramik D (75% tanah liat, 25% ZnO, 5% semen putih).

Pengukuran kualitas kadar H2S

sebelum dan sesudah adsorbsi yaitu dengan menggunakan metode titrasi oksidasi dan reduksi melibatkan I2 yang lebih sering dikenal

yang titrasi iodometri. Proses titrasi iodometri merupakan titrasi dari I2 yang dibebaskan dalam

reaksi kimia. Titrasi langsung dengan iod digunakan larutan iod dalam kalium iodida.

Sebelum melakukan proses titrasi untuk mengukur kandungan H2S pada gas alam,

dilakukan terlebih dahulu standarisasi normalitas larutan Na2S2O3. standarisasi larutan

 Na2S2O3 menggunakan larutan K 2Cr 2O7 dan KI

yang berfungsi sebagai standar primer  penetapan normalitas Na2S2O3. Pada saat titrasi

 berlangsung K 2Cr 2O7  dan KI akan bereaksi

membentuk sehingga membentuk I2  pada

suasana asam dengan membebaskan iod, maka dari itu ditambahkan HCl yang berfungsi untuk mengatur tingkat keasaman dalam larutan. Persamaan terhadap KI :

IO3- + 5I- + 6H+ 3H2O + 3I2

Persamaan terhadap K 2Cr 2O7 :

Cr 2O72- + 6I- + 14H+ 2Cr 3+ + 7H2O + 3I2

Iod mengoksidasi tiosulfatmenjadi ion tetrationat :

I2 + 2S2O3

2-2I- + S4O6

2-Titrasi Na2S2O3  dilakukan sebanyak 2

kali, volume titrasi Na2S2O3  yang dihasilkan

digunakan untuk menghitung normalitas  Na2S2O3dengan rumus sebagai berikut :

 N Na2S2O3=

       

Kandungan H2S pada gas alam dapat

diketahui dengan menggunakan proses titrasi iodometri, sebelum dilakukan titrasi campurkan larutan Cd(CH3COO)2 . 2H2O dengan larutan

 NaOH, campuran ini akan menghasilkan Cd(OH)2  yang berfungsi untuk mengikat

kandungan sulfur yang terdapat pada gas alam, sehingga pada saat gas H2S dialirkan ke dalam

campuran tersebut diharapkan sulfur yg terdapat  pada gas alam berkurang hingga 1 ppm. Reaksi

yang terjadi adalah :

Cd(CH3COO)2(l)+ 2NaOH Cd(OH)2(s) +

2CH3COONa(l)

Cd(OH)2(s) + H2S(g) CdS(s) + 2H2O(l)

Volume yang dihasilkan pada proses titrasi iodometri digunakan untuk menghitung kadar H2S yang terdapat pada gas alam. Untuk

menghitung kandungan H2S yaitu dengan

menggunakan rumus baku sebagai berikut : H2S,ppm =

     ⁄       ⁄ 

 x1000

Gambar 1. Grafik Kandungan H2S

Pada grafik diatas terlihat bagaimana  pengaruh kualitas membran keramik terhadap daya adsorbsi H2S. Kandungan H2S pada gas

alam yang terdapat di PT pupuk sriwijdaja Palembang yang digunakan sebagi bahan baku  proses pembuatan amoniak adalah sebesar

0 2 4 6 8 10 N A B C D    H    2    S     (   p   p    m     ) Jenis Membran Grafik Kandungan H2S (ppm)

(6)

8,6848 ppm. Gas alam yang memiliki kandungan H2S dengan jumlah sebesar 8,6848

 ppm tidak dapat digunakan langsung sebagai  bahan baku proses suatu pabrik terutama pabrik amoniak yang terdapat PT Pupuk sriwidjaja Palembang.

Membran keramik dengan komposisi  berupa tanah liat, zeolit, ZnO, dan semen putih, dapat menurunkan kandungan H2S yang

terdapat pada gas alam. Hal ini dapat dilihat  pada gambar 4.1. membran keramik A dengan komposisi (75% tamah liat, 10% ZnO, 10% zeolit, dan 5% semen putih) dapat menghasilkan kualitas gas alam yang lebih baik dengan kandungan H2S yang cukup rendah yaitu 3,6127

 ppm atau sekitar 58,46% dari kandungan H2S

sebelum menggunakan adsorber.

Membran keramik B dengan komposisi (75% tanah liat, 15% ZnO, 5% zeolit, dan 5% semen putih) dapat menurunkan kandungan H2S

hingga 70,89%, dapat dilihat pada gambar 4.1.  penurunan kandungan H2S pada kondisi ini

mengasilkan kadar H2S sebesar 2,5331 ppm.

Pada kasus lain, untuk komposisis (70% tanah liat, 20% ZnO, 5% zeolit, dan 5% semen putih) dapat menghasilkan kadar H2S yang lebih

rendah yaitu dapat mengadsorbsi gas sulfur sebanyak 75,03% dengan kandungan H2S

sebesar 2,1709 ppm, ini terjadi pada membran keramik C.

Kualitas gas alam dengan kandungan H2S yang paling rendah terdapat pada

komposisi membran keramik D yang mengandung (70% tanah liat, 25% ZnO, dan 5% semen putih) yaitu dapat menyerap sulfur sebanyak 87,57% dari kandungan sulfur sebelum menggunakan adsorben membran keramik, H2S yang tersisa pada kondisi adalah

sebanyak 1,0855 ppm.

Dengan hasil yang telah didapatkan maka dapat diketahui bahwa adsorber dengan isian membran keramik sebagai media adsorben dapat menyerap sulfur dalam bentuk senyawa H2S dengan komposisi berupa tanah liat, ZnO,

zeolit, dan semen putih.

ZnO + H2S ZnS + H2O

Seperti terlihat pada tabel 4.2. hasil titrasi H2S dengan menggunakan metode titrasi

iodometri dan tabel 4.3. hasil perhitungan kandungan H2S memperlihatkan bahwa semakin

 besar hasil volume titrasi iodometri maka kandungan H2S pada gas alam akan semakin

 berkurang. Selain itu juga, kualitas membran keramik sangat mempengaruhi daya adsorbsi sulfur yaitu dilihat dari segi komposisi kandungan media filternya.

Membran keramik dapat menjadi alternatif yang dapat digunakan pada suatu  perusahaan sebagai media penyerap sulfur untuk mengurangi kadar H2S yang terdapat pada gas

alam, seperti yang telah diketahui bahwa H2S

merupakan zat pengotor yang sangat tidak diinginkan pada gas alam. Dengan komposisi media filter sebanyak 25% membran keramik dapat mengenyerap sulfur sebanyak 87,57%.

4. KESIMPULAN

1. Semakin banyak komposisi media filter yang ditambahkan maka daya adsorbsi membran keramik akan semakin besar. 2. Membran keramik A (75% tanah liat, 10%

ZnO, 10% Zeolit, 5% semen putih) dapat mengurangi kadar H2S dari 8,6848 ppm

menjadi 3,612 ppm, membran keramik B (75% tanah liat, 15% ZnO, 5 % Zeolit, 5% semen putih) dapat mengurangi kadar H2S

mejadi 2,5331 ppm, membran keramik C (70% tanah liat, 20% ZnO, 5% Zeolit, 5% semen putih) dapat mengurangi kadar H2S

sampai 2,1709 ppm, sedangkan membran keramik D (75% tanah liat, 25% ZnO, 5% semen putih) dapat mengrangi kadar H2S

hinnga 1,0855 ppm.

3. Kualitas membran terbaik adalah membran keramik D dengan komposisi 70% tanah liat, 25% ZnO, dan 5% tanah liat.

4. Membran keramik dapat digunakan sebagai media adsorbsi gas H2S pada industri

karena dapat menyerap kadar sulfur sampai 87,57%.

DAFTAR PUSTAKA

Akbary, Fauzan. 2009. Membran Zeolit Katalitik untuk Pembentukan Syngas. Bandung: Institut Teknologi Bandung. Anonim.

http://id.scribd.com/doc/74049145/Seng-Oksida diakses pada tanggal 22 Oktober 2013.

Anonim. http://id.wikipedia.org/wiki/Titrasi diakses pada tanggal 23 Oktober 2013. Dixon, J.B. and Weed, S.B. 1999. Mineral in

Soil Invironment. USA: Soil Science Society of America.

Handayani, Laili dan Setion, Eko. 2011. Pengaruh Membran Keramik dengan Aditif Zeolit, Silika, dan Karbon Aktif Terhadap Gas Buang Kendaraan Bermotor. Palembang : Universitas Sriwijaya.

Hanum, Farida. 2009. Pengolahan Limbah Cair Kelapa Sawit Dari Unit Deoling Ponds Menggunakan Membran Mikrofiltrasi.

(7)

Medan: Pasca Sarjanan Universitas Sumatera Utara.

Kusuma Rini, Dian dan Anthonius Lingga, Fendy. 2010. Optimasi Aktivasi Zeolit Alam untuk Dehumidifikasi. Semarang: Universitas Diponegoro.

Mulder, M. (1996).  Basic Principle of  Membrane Technology second Editoin.  Netherlands: Kluwer Academic

Publisher.

Oxtoby, Gllis, and Nachtreib. 2003. Prinsip-Prinsip Kimia Modern 4. Jakarta: Erlangga.

Underwood, A.L. 1990.  Analisa Kimia  Kuantitatif Edisi Ke 4. Jakarta: Erlangga. Underwood, A.L. 2002.  Analisa Kimia

Gambar

Tabel  2. Hasil  Titrasi  H 2 S  Menggunakan Metode Titrasi Iodometri
Gambar 1.  Grafik Kandungan H 2 S

Referensi

Dokumen terkait

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa berdasarkan diagnosis, dari 50 pasien yang terpasang kateter urin dengan kandiduria positif didapatkan 3 urutan terbanyak yaitu

Tugas Pokok menyiapkan rancangan Rencana Strategis dan Rencana Kerja Anggaran Sub Bagian Keuangan, Membantu Sekretaris Badan dalam menghimpun rencana Strategis dan

keretanya sehingga tiba ke destinasi. a) Complete the graph in the answer space to represent Jazmine's whole journey. Lengkapkan graf di ruang jawapan untuk mewakili

4 audiens leluasa memilih berita yang diinginkan; nonlienarity yang memungkinkan berita disampaikan secara langsung, tepat dan dapat berdiri sendiri sehingga audiens tak

Faktor-faktor yang menyebabkan minyak goreng teroksidasi dengan cepat diantaranya yaitu pemanasan berulang, cahaya, katalis logam seperti besi dan tembaga, senyawa

Penularan langsung dapat terjadi melalui darah, urin, atau cairan tubuh lain yang mengandung kuman leptospira masuk ke dalam tubuh pejamu; dari hewan ke manusia merupakan

Koper Cabin silakan diisi dengan barang-barang yang ringan yang diperlukan untuk selama perjalanan pesawat dari Jakarta menuju Saudi Arabia, seperti buku doa dan buku

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas desinfektan Hidrogen Peroksida dan Formaldehid dengan variasi dosis dan lama waktu kontak terhadap