DAFTAR ISTILAH DAFTAR ISTILAH
Antiplasmodium
Antiplasmodium
:
: Adalah
Adalah senyawa
senyawa yang
yang digunakan
digunakan untuk
untuk membunuh
membunuh
atau menghambat pertumbuhan
atau menghambat pertumbuhan
PlasmodiumPlasmodiumstadium
stadium
eritrositik pada uji
eritrositik pada uji
in vitroin vitrodan
dan
in vivo.in vivo.Antimalaria
Antimalaria
:
: Senyawa
Senyawa yang
yang digunakan
digunakan untuk
untuk pencegahan
pencegahan dan
dan
pen
pengob
gobata
atan
n
ma
malar
laria, su
ia, suatu pen
atu penyak
yakit par
it parasi
asit yang
t yang
di
dis
seb
ebab
abk
kan
an o
ole
leh
h pr
pro
oto
tozo
zoa
a d
dar
arah da
ah darri
i
ge
gen
nus
us
Plasmodium.Plasmodium.
Plasm
Plasmodiu
odium
m
:
: Pr
Protozo
otozoa
a darah
darah sebag
sebagai
ai penye
penyebab
bab peny
penyakit
akit
malaria yang ditularkan
malaria yang ditularkan
oleh nyamuk Anopheles betina.
oleh nyamuk Anopheles betina.
P
Pa
arra
as
siitte
em
miia
a
: J
: Ju
um
mlla
ah e
h erriittrro
os
siit y
t ya
an
ng t
g te
erriin
nffe
ek
ks
sii
PlaPlasmosmodiudiummbentuk
bentuk
trofozoit dan skizon dibandingkan dengan jumlah total
trofozoit dan skizon dibandingkan dengan jumlah total
eritr
eritrosit.
osit. P
Pada
ada penel
penelitian
itian ini
ini para
parasitem
sitemia
ia dihit
dihitung
ung dari
dari
jumlah
jumlah eritros
eritrosit
it
terinfeksi
terinfeksi pada
pada !!!
!!!
eritrosit
eritrosit..
Plasm
Plasmodiu
odium
m dalam
dalam bent
bentuk
uk game
gametosit
tosit tidak
tidak diik
diikutk
utkan
an
dalam
dalam perhitung
perhitungan.
an.
"
"e
erro
oz
zo
oiitt
:
: #
#a
as
siil
l p
pe
errttu
um
mb
bu
uh
ha
an
n P
Plla
as
sm
mo
od
diiu
um
m s
stta
ad
diiu
um
m s
sk
kiiz
zo
on
n,,
be
berb
rben
entu
tuk
k o$
o$al
al,
, pa
panj
njan
ang
g ,
,%
%
µµm
m di
diam
amet
eter
er ,
,!
!
µµm,
m,
mempunyai inti dan
mempunyai inti dan berbagai organel sitoplasma.
berbagai organel sitoplasma.
&'
&'
%!%!:
: &n
&nhi
hibi
biti
tion
on 'o
'onc
ncen
entr
trat
atio
ion
n %!
%!(
( ad
adal
alah
ah k
kon
onse
sent
ntra
rasi
si
sen
senyaw
yawa
a uji
uji yan
yang
g dap
dapat
at me
mengh
ngham
ambat
bat per
pertum
tumbuh
buhan
an
Plasmodium
&)
&)
%!%!:
: *
*e
etth
ha
al
l )
)o
os
se
e %
%!
!(
( a
ad
da
alla
ah
h d
do
os
siis
s y
ya
an
ng
g d
da
ap
pa
att
menyebabkan kematian %!( hewan coba.
menyebabkan kematian %!( hewan coba.
&)
&)
%!%!:
: *
*e
etth
ha
al
l )
)o
os
se
e %
%!
!(
( a
ad
da
alla
ah
h d
do
os
siis
s y
ya
an
ng
g d
da
ap
pa
att
menyebabkan kematian %!( hewan coba.
menyebabkan kematian %!( hewan coba.
BAB I BAB I
PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah.
1.1. Latar Belakang Masalah.
Malaria merupakan salah satu penyakit infeksi yang masih menjadi masalah Malaria merupakan salah satu penyakit infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan di Dunia. Penyakit ini
kesehatan di Dunia. Penyakit ini tersebar di seltersebar di seluruh dunia uruh dunia mulai dari daerah tmulai dari daerah tropik, subropik, sub tropi
tropik k sampasampai ke daerah bei ke daerah berikliriklim m dingidingin. Malarn. Malaria disebia disebabkan oleabkan oleh Protozh Protozoa parasoa parasitik itik dar
dari i gegenunuss Plasmodium Plasmodium y yang ang ditditulaularkarkan oln oleh neh nyamyamukuk Anopheles Anopheles betina. Agar dapat betina. Agar dapat hidup terus,
hidup terus, Plasmodium Plasmodium harus ada dalam tubuh manusia untuk waktu yang cukup dan harus ada dalam tubuh manusia untuk waktu yang cukup dan menghasilkan gametosit jantan dan betina yang sesuai untuk penularannya. Dari !! menghasilkan gametosit jantan dan betina yang sesuai untuk penularannya. Dari !! orang yang terkena gigitan nyamuk malaria hanya "!! orang akan terinfeksi
orang yang terkena gigitan nyamuk malaria hanya "!! orang akan terinfeksi Plasmodium Plasmodium,, #!!
#!! oraorang ng diadiantantara ra mermereka eka akan akan memmemberberikaikan n gejgejala ala malmalariaria a kliklinis nis dan dan "$ "$ menmenjadjadii malaria berat %&reenwood
malaria berat %&reenwood et al.et al., #''#(., #''#(.
)adan kesehatan dunia *+ melaporkan lebih dari ", miliar penduduk dunia )adan kesehatan dunia *+ melaporkan lebih dari ", miliar penduduk dunia tinggal didaerah endemis malaria di #!# negara yang meliputi - negara di Afrika, "# tinggal didaerah endemis malaria di #!# negara yang meliputi - negara di Afrika, "# negara di Amerika, negara di ropa, # Mediterania, / negara Asia, 0enggara dan ' negara di Amerika, negara di ropa, # Mediterania, / negara Asia, 0enggara dan ' negara
negara di Pasifidi Pasifik )arat. 1ebih jauh *+ mempk )arat. 1ebih jauh *+ memperkiraerkirakan sekitakan sekitar 2!!3 -!! juta orangr 2!!3 -!! juta orang terin
terinfeksi setfeksi setiap tahun dan #,- 4 iap tahun dan #,- 4 ",5 juta orang diant",5 juta orang diantaranyaranya a meninmeninggal karena malarggal karena malariaia %)urke
%)urke et aet al., "!!26 7a8enal., "!!26 7a8ena et al.et al., "!!2(. Malaria juga masih menjadi masalah kesehatan, "!!2(. Malaria juga masih menjadi masalah kesehatan utama di 9ndonesia.
utama di 9ndonesia. Daer
Daerah ah fokfokus us malmalariaria a terterbanybanyak ak berberada ada di di lualuar r pulpulau au :aw:awa a dan dan )al)ali. i. +as+asil il sursur;ei;ei demografi dan kesehatan nasional
demografi dan kesehatan nasional tahuntahun #''5 menunjukan malaria termasuk #! besar #''5 menunjukan malaria termasuk #! besar penyebab
penyebab penyakit. penyakit. 7ampai 7ampai saat saat ini ini bahkan bahkan insidensi insidensi kejadian kejadian akibat akibat penyakit penyakit malariamalaria terus meningkat hampir di semua daerah endemis, seperti di :awa 0imur di daerah 0ulung terus meningkat hampir di semua daerah endemis, seperti di :awa 0imur di daerah 0ulung
Agung %Dinkes Prop :atim, "!!!(. Di beberapa kabupaten di :awa tengah pada tahun "!!# bahkan terjadi Kejadian Luar Biasa %<1)( yang ditandai dengan peningkatan parasite rate yang sangat tinggi %=aharjo et al., "!!2(.
Di 9ndonesia ditemukan species Plasmodium penyebab infeksi malaria yaitu Plasmodium falciparum, penyebab malaria terutama tertiana maligna, P. vivax penyebab malaria >uartana, P. ovale penyebab malaria tertiana, P. malaria penyebab malaria >uartana %Pribadi, #'55(. Dari ke species Plasmodium ini, P. falciparum merupakan penyebab kesakitan dan kematian paling tinggi akibat malaria berat serebral yang
ditimbulkannya.
Program Pemberantasan malaria telah dilakukan secara terpadu melalui penyemprotan terhadap ;ektor, sur;ei entomologi, pencarian penderita dan pengobatan untuk membunuh parasit dalam tubuh penderita. Program ini telah dilakukan baik dalam skala internasional yang dikoordinasikan oleh %*orld +ealth rganisation( maupun secara nasional di masing3masing negara endemis. ?amun demikian, masih banyaknya hambatan dalam pemberantasan malaria menyebabkan sampai sekarang pre;alensi malaria di dunia masih tetap tinggi. Diantara masalah utama dalam pemberantasan malaria adalah resistensi Plasmodium falciparum, terhadap anti malaria yang tersedia saat ini, terutama akibat resistensi pada klorokuin yang dikenal sebagai first line drug.
=esistensi P. falciparum terhadap klorokuin pertama kali dilaporkan pada akhir tahun #'-! di Amerika 7elatan dan Asia 0enggara. 7ejak saat itu penyebaran parasit yang resisten berlangsung dengan cepat dan luas hampir di seluruh dunia. +ampir diseluruh negara endemik malaria dilaporkan terjadinya P. falciparum yang resisten terhadap klorokuin dengan derajat resistensi yang berbeda antara satu negara dengan negara
lainnya. Di 9ndonesia sendiri resistensi P. falciparum pertama kali dilaporkan pada tahun #'52 di <alimantan 0imur dan sekarang menyebar ke seluruh pro;insi di 9ndonesia dengan derajat =9 sampai =999 %Departemen <esehatan, #''2(. 7eiring dengan belum berhasilnya ditemukan obat malaria yang ideal didalam menanggulangi resistensi, maka sangat diperlukan banyak penelitian yang bertujuan untuk menemukan obat baru dan tetap menjadi tujuan utama dalam upaya penanggulangan malaria %7yarifudin et al ., "!!(. <ebutuhan akan obat antimalaria baru untuk menggantikan antimalaria yang sudah tidak sensitif saat ini sudah merupakan kepentingan yang mendesak.
)ahan alam merupakan sumber obat baru antimalaria yang potensial untuk terus digali dan dikembangkan. +al ini dibuktikan dengan adanya beberapa antimalaria baru yang tersedia saat ini merupakan hasil kajian dan pengembangan dari bahan alam, terutama tanaman obat seperti kinin dari Cinchona ledgeriana dan artemisinin dari Artemisia annua %7henai et al., "!!!6 7ingh et al., "!!#6 )urke et al.,"!!26 7yafrudin et
al., "!!(. Diantara sekian banyak bahan alam yang digunakan oleh masyarakat untuk mengobati malaria adalah propolis.
)ee propolis sebagai produk lebah madu merupakan suatu campuran bahan komplek antara lilin lebah, sedikit gula dan getah pepohonan yang dikumpulkan oleh lebah madu. Propolis bentuknya berupa substansi resin yang berasal dari getah bening ranting atau batang kulit kayu atau batang tanaman yang dikumpulkan dimanfaatkan oleh lebah. leh lebah propolis digunakan untuk melindungi sarang yang mengandung telur dan lar;a lebah dari bahaya seperti mikroorganisme, ;irus, jamur protozoa. Dengan demikian diharapkan propolis yang berasal dari sarang lebah bermanfaat sebagai sterilitas
sarang sehingga telur dapat menetas menjadi lar;a dan dapat tumbuh berkembang dengan sempurna %*alji, "!!#(.
Penelitian akti;itas farmakologi terhadap propolis oleh beberapa peneliti menunjukan bahwa propolis mengandung senyawa aktif yang berkhasiat sebagai antibakteri %)anko;a et al ., #''@ 6 &hilsaberti, #'5'(, anti;irus %Amoros et al ., #''(, antijamur %<roll et al ., #''@(6 antiinflamasi dan antioksidan %alpert B lstaner, #'''(, anti tumor dan immunostimulan %Choi, #'''(. 7ebagai anti protozoa propolis telah dibuktikan berefek pada Trichomonas vaginalis %7cheller, #''/(. Propolis juga dilaporkan menghambat pertumbuhan Giardia lamblia %0ower, #''!(. Akti;itas propolis sebagai antiplasmodium telah dibuktikan secara in vivo pada mencit yang terinfeksi P. berghei oleh Mahardika et al. %"!!"(. ?amun demikian bagaimana akti;itas propolis pada P. falciparum baik secara in vitro maupun secara in vivo belum pernah dibuktikan. Demikian juga kandungan aktip apa dalam propolis yang mempunyai akti;itas antiplasmodium belum pernah dikaji.
Penelitian terhadap kandungan aktif dalam propolis menunjukan bahwa propolis mengandung berbagai metabolit sekunder dari tanaman yang mempunyai akti;itas farmakologis. Propolis terbukti mengandung asam kafeik, benzilkumarat, punakembrin dan pinobangksin yang berkhasiat sebagai antimikotik %7cheller et al ., #''/(. Propolis juga mengandung fla;onoid dalam bentuk minyak esensial yang berkhasiat sebagai anti bakteri. 7enyawa aktif lain yang terdapat dalam propolis adalah polifenol, asam ferulat, olkemiferid kisin, galangin, entealin, kaemferol,pralin, isotonilis dan dimetoksi fla;onoid.
la;onoid bee propolis merupakan metabolit sekunder dari suatu tanaman yang mempunyai struktur dasar dua cincin benzen yang dihubungkan oleh 2 atom karbon %C@,
C2, C@(. )eberapa fla;onoid dari tanaman3tanaman tertentu terbukti mempunyai efek
antiplasmodium. Menurut +einrich %#'/'( tanaman Calea tenuifolia yang berasal dari famili Asteraceae berkhasiat sebagai antimalaria karena kandungan fla;onoidnya yaitu -,53dihidroksi32 3 dimetoksifla;one dan -3hidroksi3, 5 dimetoksifla;one.
)eberapa laporan penelitian sebelumnya juga menjelaskan bahwa senyawa fraksi fla;onoid mempunyai akti;itas farmakologis antara lain sebagai antimalaria. 0elah diketahui pula bahwa suatu senyawa fla;onoid dari tanaman Artocapus champeden 7preng yaitu senyawa stilbene terprenilasi dapat menghambat pertumbuhan parasit pada kultur in vitro P. falciparum %)oonlaksiri et al ., "!!!(.
0anaman lain yang terbukti mengandung fla;onoid dan berkhasiat sebagai antimalaria misalnya metiltetrahidroamentofla;on yaitu golongan fla;onoid dari famili Moraceae, bifla;onon dari hus retinorrhoe. li;eira et al. %"!!( dan juga membuktikan akti;itas anti malaria senyawa fla;onoid dari Biden pilosa % li;eire et al ., "!!(.
Ahmed et al . %"!!#( telah membuktikan bahwa fla;onoid dari beberapa tanaman mempunyai akti;itas antiplasmodium. Propolis terbukti mengandung berbagai metabolit sekunder dari tanaman yang tumbuh disekitar sarang lebah. +al ini tidak menutup kemungkinan bahwa fla;onoid dalam propolis juga mempunyai akti;itas antiplasmodium. ?amun demikian belum banyak dikaji bagaimana akti;itas antiplasmodium fla;onoid dari propolis tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji akti;itas antiplasmodium fraksi fla;onoid dari propolis yang diperoleh dari berbagai daerah di 9ndonesia.
)ee propolis banyak dihasilkan dari berbagai daerah di 9ndonesia. Perbedaan daerah asal produksi propolis kemungkinan mempengaruhi kandungan aktif yang
terdapat dalam propolis karena perbedaan tanaman yang tumbuh di sekitar lebah tersebut memproduksi propolis.
Pengambilan daerah penelitian didapat berdasarkan tabel potensi lokasi di 9ndonesia, berkaitan juga dengan adanya temperatur udara yang cocok untuk lebah dimana lebah Apis mellifera tergolong serangga yang berdarah dingin, serta cocok dibudidayakan didaerah yang bersuhu diatas "-oC, biasanya berlokasi ditengah
perkebunan. <arena 9ndonesia termasuk wilayah yang memiliki iklim udara tropis, dengan daerah penelitian akan disesuaikan data tabel potensi di 9ndonesia yang telah ditentukan %Marhiyanto, #'''(. Perbedaan asal produksi propolis akan mempengaruhi kandungan fla;onoid propolis yang akan berakibat lebih jauh mempengaruhi efek antiplasmodium propolis. Entuk itu dalam penelitian ini diambil tiga lokasi pengambilan yaitu )atu Malang, diambil untuk mempresentasikan propolis daerah dataran tinggi, daerah Cibubur atau daerah 7ubang, diambil propolis yang mempresentasikan pengambilan propolis dataran sedang, sedangkan untuk daerah dataran dekat pantai propolis diambil dari daerah )atang.
Pada tahun #''/ dilaporkan telah terjadi resistensi malaria di kota Dakar Afrika, untuk itu akan diteliti suatu bahan alam bee propolis sebagai alternatip pengganti klorokuin yang resisten terhadap malaria %*iser, "!!2(
Pertumbuhan dan penyebaran resistensi terhadap antimalaria lini pertama % first line antimalarial drugs( yaitu yang berasal dari klorokuin dan pirimetamin3sulfadoksin dipakai pada pengobatan dan pencegahan malaria banyak menimbulkan masalah pada program penanggulangan malaria. 0elah banyak para peneliti melakukan usaha untuk
mekanisme aksi yang baru atau berbeda dengan antimalaria yang tersedia saat ini. )eberapa tempat aksi baru yang menjadi target penelitian telah dilaporkan, diantaranya adalah target aksi dalam pembentukan jalur permease baru %?PP F !e" Permeatin Path"a#$ dalam proses pemecahan hemoglobin dan pembentukan hemozoin.
Mekanisme dan target dari antimalaria potensial yang sedang dikembangkan, berhubungan dengan hambatan pada struktur organel parasit, pemecahan sel protein inang, transport parasit, biosintesis isoprenoid, kontrol siklus sel, serta penghambatan pada target fungsi mitokondria dan biosintesa membran %=idley, "!!"6 )iagini et al ., "!!26 idock et al.% "!!(. 0elah dilaporkan bahwa fraksi fla;onoid memiliki kemampuan sebagai suatu senyawa antimalaria yang memiliki kemampuan menghambat inhibitor transporter enzim dari asam amino %sebagai nutrient esensial( dan juga menghambat degradasi hemoglobin melalui mekanisme penghambatan enzim sistein protease pada parasit %)iagini et al., "!!2(. Entuk mengembangkan senyawa fraksi fla;onoid total propolis sebagai antiplasmodium baru perlu dilakukan kajian yang mendalam dalam beberapa hal diantaranya seberapa besar efeknya sebagai antiplasmodium secara in vitro dan in vivo, bagaimana toksisitas akut pada hewan coba dan bagaimana mekanisme aksi senyawa ini dalam menghambat pertumbuhan Plasmodium. +al ini penting untuk diketahui apakah senyawa baru ini bekerja secara
spesifik pada target tertentu pada parasit.
Esaha penemuan antimalaria baru ditujukan untuk menemukan senyawa aktif dengan mekanisme aksi yang baru atau berbeda dengan antimalaria yang tersedia saat ini. )eberapa tempat aksi baru yang menjadi target penelitian telah dilaporkan diantaranya
adalah target aksi dalam pembentukan jalur permease baru %?PP F !e" Permeation Path"a#(, dalam proses pemecahan hemoglobin dan pembentukan hemozoin.
1.2. Perumusan Masalah
)erdasarkan latar belakang masalah seperti di atas, maka dapat di rumuskan masalah sebagai berikut G
#. )agaimanakah akti;itas dari antiplasmodium in vitro fraksi fla;onoid propolis yang diambil dari daerah tempat tumbuh yang berbeda di pulau :awa terhadap P. falciparum yang resisten %C=32( H
". &olongan fla;onoid apa yang terdapat dalam fraksi fla;onoid dari bee propolis yang aktif baik secara in vitro maupun in vivo H
2. )agaimanakah akti;itas antiplasmodium in vivo fraksi fla;onoid dari fraksi fla;onoid bee propolis yang aktif secara in vitro pada mencit yang di infeksi P. berghei H
. )agaimanakah mekanisme aksi antiplasmodium fraksi fla;onoid dari bee propolis yang aktif secara in vitro dalam menghambat pembentukan jalur permease baru dan pembentukan hematin H
1.3. Tujuan Penelitian
&. 9ngin mengkaji dan membuktikan akti;itas senyawa fraksi fla;onoid total propolis secara in vitro dan in vivo.
'. Mengkaji akti;itas dan mekanisme jalur permease baru sebagai antiplasmodium sehingga dapat diketahui target mekanisme jalur permeasi baru
#.2.". tujuan <husus
#. Mengkaji akti;itas antiplasmodium in vitro fraksi fla;onoid dari bee propolis yang diambil dari berbagai tempat tumbuh yang berbeda terhadap P. falciparum yang resisten %C=32( dan sensitif terhadap klorokuin.
". Mengkaji golongan fla;onoid yang terdapat dalam fraksi fla;onoid dari bee propolis yang aktif baik secara in vitro maupun in vivo.
2. Mengkaji akti;itas antiplasmodium in vivo fraksi fla;onoid dari bee propolis yang aktif secara in vitro pada mencit yang di infeksi P. berghei.
. Menganalisis mekanisme aksi antiplasmodium fraksi fla;onoid dari bee propolis yang aktif secara in vitro dalam menghambat pembentukan jalur permease baru dan pembentukan hematin.
1.. Man!aat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat ilmiah tentang G
#. 9nformasi mengenai akti;itas antiplasmodium baik secara in vitro maupun in vivo pada hewan coba dari fla;onoid total bee propolis dapat digunakan sebagai dasar pengembangan bee propolis sebagai fitofarmaka untuk pengobatan malaria.
". Mengetahui tentang akti;itas dan mekanisme aksi dari fraksi fla;onoid dalam membunuh plasmodium.
2. Mendapat informasi tentang fraksi fla;onoid aktif dalam bee propolis yang berkhasiat sebagai antiplasmodium dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan isolasi, pemurnian dan penemuan struktur fla;onoid yang mempunyai akti;itas antiplasmodium.
. Entuk memacu penelitian yang berasal dari sumber daya alam beserta pengembanganya terutama yang berkhasit sebagai obat antimalaria.
1.". #easlian Penelitian
Akti;itas farmakologi dari hasil riset beberapa peneliti menunjukan bahwa fla;onoid bee propolis mengandung senyawa aktif yang berkhasiat sebagai anti protozoa, terutama yang mempunyai efek anti malaria. Propolis juga dilaporkan menghambat pertumbuhan Giardia lamblia %0ower, #''!(. )eberapa laporan penelitian sebelumnya juga menjelaskan bahwa senyawa fraksi fla;onoid mempunyai akti;itas farmakologis
antara lain sebagai antimalaria. 0elah diketahui pula bahwa suatu senyawa fla;onoid dari tanaman Artocapus integer , yaitu senyawa stilbene terprenilasi dapat menghambat pertumbuhan parasit pada kultur in vitro P. falciparum %)oonlaksiri et al ., "!!!(. 0anaman lain yang terbukti mengandung fla;onoid dan berkhasiat sebagai anti malaria misalnya metiltetrahidroamentofla;on yaitu golongan fla;onoid dari famili Moraceae, bifla;onon dari hus retinorrhoe %Ahmed et al .,"!!#(. li;eira et al. %"!!( telah membuktikan akti;itas antimalaria senyawa fla;onoid dari Biden pilosa %li;eira et al., "!!(.
Dari hasil laporan penelitian mengenai manfaat fla;onoid bee propolis terhadap pengobatan malaria sudah pernah dilakukan oleh &amma %#''2(, tetapi penelitian terhadap kandungan aktif khususnya fla;onoid bee propolis sebagai antiplasmodial belum pernah dilakukan. Mahardika %"!!"( telah meneliti efek fla;onoid bee propolis terhadap P. berghei yang diinfeksikan pada mencit 7wiss %Mahardika et al.% "!!"(, namun penelitian akan akti;itas antiplasmodial fraksi fla;onoid bee propolis baik secara in vitro pada kultur P. falciparum maupun secara in vivo terhadap mencit yang di infeksi P.
berghei belum pernah dilakukan.
BAB II
TIN$AUAN PU%TA#A 2.1 De!insi Malaria
Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa dari genus Plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina, dimana berat ringannya manifestasi malaria tergantung jenis Plasmodium yang menginfeksi %Departemen <esehatan, "!!@(. Parasit malaria akan berkembang biak dalam butir darah merah, sehingga seseorang yang terkena malaria akan menampakan gambaran kesakitan dengan kondisi demam
periodik, anemia, pembesaran limfa dan berbagai kumpulan gejala oleh karena pengaruh pada beberapa organ seperti otak, hati dan ginjal, dimana seorang penderita dapat dijangkiti oleh lebih dari satu jenis plasmodium yang disebut infeksi campuran %mixed infection( %7oedarto, #''@6 Chin, "!!!(.
Malaria hampir ditemukan di semua negara tropis. Penyakit malaria disebabkan oleh protozoa yang diperkirakan sekitar #-! species Plasmodium yang dapat ditransmisi melalui nyamuk sebagai ;ektor pada manusia, rodent, burung dan reptile. 1ebih dari '!$ kasus3kasus malaria ditemukan di sub 7ahara Afrika yang menyebabkan lebih dari " juta orang meninggal tiap tahun dengan tingkat mortalitas yang tinggi pada anak3anak dan merupakan penyakit yang hiperendemik. 7elain itu 9ndia dan )razil juga merupakan daerah endemic malaria yang tinggi, termasuk Amerika 0engah dan 7elatan %<rettli et al., "!!#6 )anerjee et al., "!!"6 )urke et al ., "!!2(. Di Asia Pasifik termasuk 9ndonesia dilaporkan termasuk kategori daerah malaria endemis telah ditemukan jenis Plasmodium yang menginfeksi manusia %*+, "!!/(.
Adapun jenis plasmodium yang menginfeksi manusia yaitu G
a. Plasmodium falciparum penyebab malaria tertiana maligna %malaria tropika( dengan gejala demam menggigil setiap hari sampai menimbulkan malaria beratImalaria otak dengan akibat kematian.
b. Plasmodium vivax penyebab malaria tertiana benigna %demam menggigil selang sehari(
c. Plasmodium malariae penyebab malaria kuartana %demam menggigil selang dua hari(
d. Plasmodium ovale yang banyak ditemukan di Afrika dan pasifik barat penyebab malaria malariae, jarang ditemukan di 9ndonesia, dengan gejala demam menggigil selang sehari. %Departemen <esehatan =9, #''"6 Departemen <esehatan =9, #''-a(.
Manifestasi klinis penyakit malaria sangat beragam, mulai dari yang tanpa gejala, sampai gejala yang berat dan komplikasi. Penularan dari penderita yang mengandung malaria di dalam darahnya ke orang lain terjadi melalui ;ektor hewan perantara nyamuk Anopheles betina dengan masa inkubasi 5 hari sampai "/ hari %7uharjo et al ., "!!#(. Definsi malaria secara spesifik menurut *ilairama et al . tahun #''5 dalam %cit =ampengan, "!!!( ialah suatu penyakit yang bersifat akut atau kronis yang disebabkan oleh protozoa dari jenis genus Plasmodium, famili Plasmodiidae dan ordo Coccidiida. &ambaran etiologi malaria secara spesifik dapat dijelaskan bahwa penyakit malaria akibat protozoa ini bertransmisi ke tubuh manusia melalui nyamuk betina dari genus Anopheles. 0ransmisi biasa terjadi melalui sel darah merah yang terinfeksi dengan manifestasi klinis demam menggigil, diare berkeringat nyeri kepala mual dan muntah disertai splenomegali dan anemia %=ampengan, "!!!6 7oedarto, #''@(. Dari !! species nyamuk Anopheles telah ditemukan @5 species yang dapat menularkan malaria dan diantaranya ditemukan di 9ndonesia. 7elain oleh gigitan nyamuk, malaria dapat ditularkan secara langsung melalui tranfusi darah atau jarum suntik yang tercemar dari 9bu hamil kepada bayinya pada saat persalinan %&unawan, "!!!6 *iser, "!!!(. <lorokuin yang dikenal sebagai antimalaria yang manjur, mudah dan murah serta toksisitasnya rendah, sangat berperan dalam menurunkan mortalitas dan morbiditas di Amerika, Afrika dan Asia, namun dalam perkembangannya, resistensi Plasmodium terhadap klorokuin sudah banyak dijumpai di
berbagai negara. <eadaan tersebut memacu adanya pengembangan obat baru yang mempunyai keunggulan %7harma,"!!-(.
2.2. E&i'emi(l(gi Malaria
pidemiologi malaria adalah suatu proses penyebaran penyakit infeksi malaria yang disebabkan oleh faktor inang %host ( yaitu manusia %intermediate host (, faktor nyamuk, %definitive host (, faktor parasit %agent (, dan lingkungan %environment (, dimana ketiga komponen tersebut mendukung, serta dengan derajat endemisitas yang berbeda beda, dapat berjangkit di daerah dengan ketinggian #/!! meter diatas permukaan laut, tersebar mulai dari daerah yang beriklim dingin sub tropik, sampai ke daerah tropik %Pribadi B 7ungkar, #'''6 7aepudin, "!!#6 =ampengan, "!!!(. Dalam proses epidemiologi malaria, Plasmodium falciparum merupakan penyebab malaria dengan gejala klinis yang berat karena proses skizogoni eritrositik berbeda dengan plasmodium lainnya. ritrosit yang terinfeksi P falciparum bentuk trofozoit juga dapat dilekati eritrosit normal sehingga membentuk gambaran rossete ini maka akan meningkatkan kemampuan skizon masuk pada rupture untuk menginfeksi eritrosit sekelilingnya. ossete ini hanya terbentuk pada saat Plasmodium berkembang %Da;id et al ., #'//(.
2.2 1. E&i'emi(l(gi Malaria Di Dunia
Malaria adalah penyakit yang penyebarannya di dunia sangat luas yakni antara garis bujur @!o di Etara dan !o di 7elatan yang meliputi lebih dari #!! negara yang beriklim tropis dan sutropis. 7ecara global, malaria juga menjadi masalah kesehatan paling besar dengan sekitar satu miliar kasus penularanIdemam yang menyebabkan kematian satu juta hingga tiga juta jiwa per tahun atau satu kematian setiap 2! detik.
Malaria utamanya tersebar di kawasan sekitar khatulistiwa, di negara3negara Amerika 1atin, Afrika sub37ahara, Asia 7elatan, sebagian Asia 0imur %utamanya China(, dan Asia 0enggara. 7ebanyak - persen dari seluruh kasus malaria global ada di Asia 0enggara atau -!! juta kasus per tahun. %=ampengan, "!!!(. Penduduk yang berisiko terkena malaria berjumlah sekitar ",2 miliar atau #$ dari penduduk dunia. Diseluruh dunia pada tahun #''/ dilaporkan terjadi 2!! juta kasus malaria klinis dan mengakibatkan kematian # juta orang dan hampir '!$ kematian terjadi di 7ub37ahara Afrika, dimana yang diserang adalah kelompok anak3anak dan *anita. *ilayah di dunia yang yang kini sudah bebas dari malaria adalah ropa Amerika Etara, sebagian besar 0imur 0engah, <aribia,
Amerika 7elatan, Australia dan Cina %*+, "!!!(.
)am*ar 1. E&i'emi(l(gi malaria 'i Dunia
+'(,nl(a' !r(m- httpGIIwww.theatlantic.comIissuesI'5IaugImalaria.htm, #''5
Di 9ndonesia dengan pulau3pulau kurang lebih #2,@5! serta dengan daerah yang masih belum berkembang dan terbentang mulai dari 7umatera :awa3)ali, <alimantan, 7ulawesi, Maluku serta kepulauan 9rian, 5!$ dari pulau tersebut telah menjadi habitat dari nyamuk Anopeles. 7ebagian dari penderita akibat malaria ini ada di daerah :awa dan )ali, selanjutnya menyebar di pulau <alimantan,7ulawesi, ?usa tenggara, Maluku dan 9rian. Di 9ndonesia hasil tinjauan pelaksanaan P190A 9, menunjukan bahwa kasus malaria mengalami penurunan sampai akhir P190A 9, namun demikian malaria akan tetap menjadi masalah kesehatan di 9ndonesia %Depkes, "!!(. Di :awa dan )ali insiden malaria % Annual Parasite (ncidenceIAP9(, pada tahun #''5 adalah #" per #!!.!!! penduduk dan kemudian meningkat tajam %tujuh kali( pada masa krisis ekonomi yaitu /# per #!!.!!! penduduk pada tahun "!!!. Peningkatan ini terutama terjadinya epidemik atau <ejadian 1uar )iasa % <1)( seperti terjadi di :epara tahun #''@ 4 #''5, serta 0asikmalaya tahun #''@ %Abednego B 7uroso, #''/(. Di daerah :awa dan )ali dengan adanya angka AP9 % Annual Parasite (ncidence( yang cukup signifikan, yaitu dari !,#/ promil pada tahun #''/ menjadi !,/ promil pada tahun "!!!. <asus tertinggi terjadi di ?usa 0enggara 0imur, yaitu #@!,@! promil pada tahun #''/, yang meningkat menjadi #@",'! promil pada tahun "!!!. 7elama tahun #''5 sampai "!!! terjadi <1) %<ejadian 1uar )iasa( malaria terjadi di #2 propinsi yang meliputi #@ <abupaten di #!@ desa dengan jumlah penderita "2.!!! orang6 5@ orang diantaranya meninggal dunia %Dirjen P"M dan P1P, "!!"(.
7pecies yang menyerang manusia di 9ndonesia terbanyak ditemukan adalah P. falciparum dan P. vivax% sedangkan P.malariae banyak dijumpai di 9ndonesia bagian 0imur, sedang untuk P. ovale pernah ditemukan di 9rian :aya dan ?00 %=ampengan,
"!!!(. Pada tahun #''@ diperkirakan #!! juta penduduk 9ndonesia berisiko terinfeksi parasit malaria dengan proporsi P. falciparum sebesar @-,'!$. *alaupun sebagian pulau :awa dan )ali telah bebas dari penularan malaria, namun pada tahun #''5 diketahui masih ada "! kecamatan yang endemis malaria, diantaranya terdapat di :awa 0engah. <abupaten yang memiliki masalah malaria adalah :epara, )anjarnegara, Purworejo, *onosobo, Pekalongan, Magelang dan <ebumen. Pada tahun #''5 AP( di :awa 0engah sebesar !,2"oIoo %+arijanto, "!!!(. Dinamika penularan penyakit malaria di suatu daerah
endemis, ditentukan oleh faktor langsung dan faktor tidak langsung. aktor yang berpengaruh langsung terdiri dari rata3rata gigitan nyamuk pada manusia, jumlah manusia yang membawa gametosit, lamanya siklus sporogonik parasit dalam tubuh nyamuk ;ektor dan rata3rata umur nyamuk 7edangkan faktor utama yang tidak langsung terdiri dari curah hujan, kekeringan, pengelolaan irigasi, perilaku menggigit nyamuk ;ektor terhadap manusia, perpindahan penduduk yang membawa gametosit, temperatur udara dan kelembaban %=ampengan, "!!!(.
2.3. %iklus Hi'u& Plasmodium
7iklus hidup semua species parasit malaria pada manusia adalah sama yaitu mengalami perpindahan dari ;ektor nyamuk ke manusia dan kembali lagi ke nyamuk. 7iklus yang berlangsung pada tubuh nyamuk anopheles disebut siklus seksual %sta'ium namuk Isporogani(, sedangkan pada tubuh manusia disebut siklus hidup aseksual, yang terdiri atas fase eritrosit %sta'ium 'arahIskizogoni eritrositik( dan fase ekso3eritrositik yang berlangsung pada sel parenkim hepar %sta'ium hati/stadium ekso3 eritrositIskizogoni ekso3eritrositik %?ugroho B *ages, "!!!6 *iser, "!!!(.
2.3.1 %ta'ium Namuk/ %&(r(g(ni
&ametosit matang yang terhisap oleh nyamuk dalam eritrosit akan mengalami proses digestif, sehingga gamet keluar dari eritrosit dan mengalami proses pematangan menjadi mikrogamet dan makrogamet. Mikrogamet dan makrogamet selanjutnya bertemu zigot yang dalam #/ hingga " jam akan membentuk ookinet matang dan selanjutnya menembus dinding usus masuk kedalam lamina basalis untuk berkembang menjadi ookista dan bermitosis membentuk sporozoid. 7etelah ookista pecah, sporozoit akan menyebar dalam sirkulasi nyamuk menuju ke kelenjar ludah dan menetap pada lamina basalis. 7porozoit dalam ludah nyamuk sangat infeksius dan masuk kedalam darah manusia pada saat nyamuk menghisap darah manusia. %1aurence B )ennett, #''6 ?ugroho B *ages, "!!!6 *iser, "!!!(.
2.3.2. %ta'ium 'arah/ski0(g(ni eritr(sitik
<eluarnya merozoit dari schizont matang di dalam sel hati menuju aliran darah merupakan awal siklus parasit dalam darah. *aktu terpendek mulai dari inang terinfeksi nyamuk hingga ditemukannya merozoit di eritrosit, disebut masa prepaten. Periode masa prepaten infeksi P falciparum berlangsung selama ' hari. Periode inkubasi adalah waktu mulai terjadinya infeksi hingga menunjukan gejala dan infeksi, yaitu parasitemia mencapai kepadatan tertentu untuk menimbulkan gejala klinis yang pada umumnya " hari setelah periode prepaten %1aurence B )ennet, #''6 ?ugroho B *ages, "!!!6 *iser, "!!!(.
Merozoit masuk kedalam eritrosit melalui mekanisme proses endositosis. 7etelah masuk dalam eritrosit, merozoit akan berbentuk cincin %ring form( dan membentuk sel
tunggal yang disebut tropozoit. 0ropozoit mengalami pembelahan inti yaitu melakukan proses skizogoni dengan membentuk beberapa merozoit. Proses aseksual P. falciparum terjadi selama ' hari %1aurence B )ennet, #''6 ?ugroho B *ages, "!!!6 *iser, "!!!(.
Periode inkubasi adalah waktu untuk mulai terinfeksi hingga menunjukan gejala dan tanda infeksi yang pada umumnya terjadi setelah periode prepaten.
ritrosit yang terinfeksi akan mengalami 2 macam perubahan, antara lainG Pembesaran eritrosit, perubahan warna menjadi pucat dan timbul bintik3bintik, dengan pewarnaan tertentu akibat transport protein malaria melalui membran eritrosit menuju permukaan. 7etelah pembentukan merozoit berhenti maka eritrosit akan memecah %rupture( dan melepaskan merozoit kedalam darah, selanjutnya akan menyerang eritrosit lain untuk melalui proses baru. %1aurence B )ennet, #''6 ?ugroho B *ages, "!!!(.
2.3.3 %ta'ium hati / ski0(g(ni eks(eritr(sitik.
?yamuk yang infeksius mengandung sporozoit pada kelenjar liurnya. 7tadium ini bermula saat nyamuk menggigit manusia. Pada saat menghisap darah, sporozoit dalam air
liur nyamuk anopheles betina, akan ikut masuk kedalam darah manusia. Dalam hitungan menit sporozoit akan sampai di sel hati dan mengadakan perlekatan yang diperantarai oleh protein sirkum sporozoit dengan reseptor heparin sulfat proteoglikan dan glikoprotein yang disebut lo" densit# lipotein receptor)li*e protein. 7porozoit akan mengalami proses skizogoni atau pemisahan %reproduksi aseksual( yang akan menghasilkan #!.!!! hingga 2!.!!! merozoit. Proses pembentukan merozoit ekso3 eritrositer sama dengan proses pembentukan merozoit eritrositer. Merozoit ekso3 eritrositer memiliki jangka hidup singkat dan harus segera masuk dalam eritrosit. Pada
saat merozoit dilepas dari hepatosit masuk kedalam darah, maka reproduksi aseksual stadium darah dimulai %stadium skizogoni(. Merozoit P.falciparum akan menginfeksi semua eritrosit dan menginfeksi #!$ hingga !$ eritrosit %1aurence B )ennet, #''6 ?ugroho B *ages, "!!!(.
&ambar ". 7iklus hidup malaria. %Download from http+,,""".user,public,biologi%.'-- / 0iser '--&(
2.. Parasit 'an esistensi (*at antimalaria
=esistensi adalah kemampuan ;irus atau parasit untuk beradaptasi terhadap faktor luar seperti obat yang diberikan kepada inang atau manusia yang diberikan secara terus menerus tetapi parasit atau ;irus yang ada dalam tubuh tetap dapat bertahan hidup dengan menyesuaikan diri dengan lingkungannya. =esistensi terjadi karena mutasi pada
gen target sehingga obat tidak dapat berikatan dengan target. =esistensi dapat timbul cepat jika satu poin mutasi sudah dapat memicu timbulnya resistensi, dan dapat terjadi karena ekspresi target akibat peningkatan transkripsi, translasi dan amplifikasi gen %*isser, "!!2(.
Proses penyebaran terjadinya kasus resistensi terjadi begitu cepat dan luas, dan hampir seluruh daerah endemis telah terserang, disamping itu, di sisi, lain belum ditemukannya adanya alternatip obat baru antimalaria, mendorong para peneliti di dunia untuk menemukan antimalaria baru sebagai antimalaria alternatip untuk melawan parasit yang resisten terhadap antimalaria yang tersedia. 7alah satu strategi dalam menemukan antimalaria baru adalah melalui kajian terhadap bahan alam baik yang berasal dari tanaman, binatang, maupun mineral.
<lorokuin adalah obat antimalaria paling efektif yang pernah dihasilkan oleh umat manusia. <lorokuin juga merupakan drug of choice untuk sebagian daerah endemis malaria dimana obat ini merupakan skizontisida efektip terhadap species Plasmodium yang menginfeksi manusia dan juga digunakan untuk profilaksi terhadap infeksi malaria, tetapi tidak berefek pada sporozoit, hipnozoit dan gametosit. 7ebagai basa lemah yang terkonsentrasi dalam ;akuola digesti Plasmodium, klorokuin terakumulasi secara difusi pasif di dalam ;akuola digesti. Proses ini terjadi secara difusi pasif akibat efek yang disebut Jbasa lemahK dimana klorokuin bekerja dengan meningkatkan p+ ;akuola dan menghambat fungsi normal Plasmodium. fek ini adalah upta*e aktip oleh transporter berupa penghantar klorokuin terhadap membran eritrosit dan membran plasma Plasmodium dan atau membran ;akuola yang mengatur akumulasi klorokuin %Mustofa,
dipakai untuk mengobati semua jenis penyakit malaria. 7etelah -! tahun digunakan, mulai timbul parasit malaria yang resistensi terhadap daya kerja klorokuin. 0erjadinya resistensi P. falciparum menurut itch tahun #'@' %Cit =amdja, #''5(, diterangkan bahwa P. falciparum yang resisten terhadap klorokuin, dapat mengakumulasi klorokuin
lebih sedikit dibandingkan dengan yang masih sensitif.
=amdja, %#''5( mengemukakan bahwa penyebab resistensi P. falciparum terhadap klorokuin diakibatkan oleh detosifikasi, biokimiawi klorokuin oleh parasit. Mekanisme kerja resistensi malaria dalam tubuh manusia, lebih lengkap dapat dijelaskan sebagai berikut6 klorokuin dimetabolisir oleh sitokrom P3-!, hasilnya menjadi desetilklorokuin dan bidesetilklorokuin, kedua ini senyawa memperlihatkan akti;itas malaria yang menurun dibandingkan senyawa induk. 7elanjutnya Pemberian stimulator P3-! fenobarbital akan meningkatkan aktifitas kedua enzim. Pemberian P3-! inhibitor simetidin akan menurunkan akti;itas enzim. :adi mekanisme resistensi terjadi karena adanya peningkatan metabolisme klorokuin oleh sitokrom P3-!, sehingga parasit malaria menurunkan daya kerja klorokuin di dalam tubuh penderita %=amdja, #''5(.
=esistensi terhadap klorokuin diperkirakan berhubungan dengan penurunan akumulasi obat dalam eritrosit terinfeksi Plasmodium. Mekanisme yang mendasari penurunan akumulasi klorokuin ini masih kontro;ersial. )eberapa peneliti berpendapat sebagai akibat peningkatan pengeluaran klorokuin dari ;akuola digesti, sedangkan peneliti lain berpendapat sebagai akibat, kegagalan transport klorokuin kedalam ;akuola
%*iser, "!!2(
)ruce Chwat at al %#'/@( menyatakan bahwa resistensi terhadap antimalaria didefinisikan sebagai kemampuan parasit malaria tertentu untuk tetap hidup dan
berkembang dalam darah, walaupun antimalaria yang diberikan serta absorbsinya telah cukup atau melebihi dosis yang dianjurkan tetapi masih dalam batas toleransi pasien. )eberapa hal yang dapat menimbulkan resistensi terhadap antimalaria adalah pemberian antimalaria yang berlangsung lama atau sering walau diberikan dalam dosis terapetik. Akibat dari hal ini adalah parasit mencari jalur metabolik lain, karena jalur metabolik yang biasanya dihambat oleh antimalaria. =esistensi jenis ini dapat diketahui dari berkurangnya afinitas tempat ikatan %binding site( parasit terhadap antimalaria terjadi rekombinasi genetik pada stadium seksual antara gametosit dan strain yang berbeda dalam tubuh nyamuk. :ika nyamuk mengisap dua atau lebih gametosit dari strain yang berbeda. <eadaan ini akan menghasilkan parasit dengan derajat sensitifitas terhadap obat
yang berbeda %)ruce 4 Chwat, #'/@(.
2..1 Pengel(m&(kan *at antimalaria
bat antimalaria yang tersedia didunia umumnya dapat dikelompokan sebagai berikut G
%#( bat antimalaria yang dikelompokan kuin(lin yaitu klorokuin, kina, primakuin, amodiakun, meflokuin dan halofantrin.
%"( bat antimalaria kelompokanti!(lat yaitu G sulfadoksin, pirimetamin, proguanil, kloroproguanil dan dapson.
%2( <elompok obat antimalaria *aru yaitu artemisinin, lumefrantin, ato;akuon, tafenokuin, pironardin, piperakuin, artemison, *= ''"#! dan antibiotik %*+, "!!! dalam 0jitra "!!#(.
2..2. E&i'emi(l(gi esistensi (*at anti&lasm('ium
pidemiologi resistensi obat antiplasmodium adalah adalah kondisi kemampuan menyebarnya penyakit malaria dikaitkan dengan kemampuan resistensi P. falciparum terhadap pemakaian klorokuin %dosis terapeuti* ( yang lama dan berulang ulang, menyebabkan terjadinya tekanan obat %drug pressure( sehingga terjadi mutasi genetik yang menimbulkan kekebalan P. falciparum terhadap klorokuin. Adanya sarana perhubungan yang lancar, memungkinkan terjadinya perpindahan penderita yang berasal dari daerah resisten ke daerah sensitif dan terjadi kontak parasit resisten melalui penderita pembawa dan dengan gigitan nyamuk Anopheles betina terhadap penderita pembawa yang mengakibatkan penularan terhadap lingkungan atau daerah yang baru yang ditularkan oleh Anopheles betina pada calon penderita %+ess et al ., #''@(.
=esistensi parasit terhadap klorokuin pertama kali dilaporkan di Dakar tahun #'//. =esistensi ini disebabkan oleh adanya mutasi pada gen pfmdr& yang mengkode P3 &likoprotein homolog %Pgh#(. Diduga terjadi juga mutasi pada gen3gen yang tidak teridentifikasi yang melengkapi terjadinya resistensi %=osenthal et al ., "!!#6 )urke et al.% "!!2( =esistensi fansidar %kelompok antifolat( dihubungkan dengan mutasi pada enzim yang ditargetkan oleh sulfado8in dan pirimetamin. 7edangkan resistensi klorokuin
dihubungkan dengan mutasi pada suatu transporter yang ditemukan dalam fakuola makanan parasit %chloro>uin resistance transporterFC=0(, transpopter lain dalam ;akuola makanan yaitu multi drug resistance gene # %MD=#(, pfcrt gen dan mekanisme yang belum diketahui % *iser, "!!2(.
2." Pengham*atan $alur Permease +se*agai &r(tein trans&(rt Baru
)erdasarkan target obat antimalaria potensial yang dikembangkan saat ini mekanisme aksi senyawa fla;onoid telah dilaporkan memiliki dua target utama yaituG %#(. Pada membran yang dibentuk parasit malaria intraeritrositik yaitu jalur permease baru. %7herman, #''/6 <irk, "!!#(6 %"( Pada ;akuola makanan parasit malaria yaitu pada hambatan proses degradasi hemoglobin dan detoksifikasi heme %)iagini et al ., "!!26 orlich et al.% "!!-6 )ilia et al.% "!!@(. +asil samping degradasi hemoglobin adalah heme bebas yang toksik. fek toksik dapat berupa kerusakan membran Plasmodium. raksi fla;onoid total propolis diharapkan dapat menjadi detoksifikasi heme pada plasmodium melalui jalur polimerisasi heme menjadi hemozoin atau pigmen malaria. Polimrisasi ini merupakan reaksi kimiawi di dalam sel eritrosit %Pandey, et al #'''6 *iser, "!!#(
Perbedaan target potensial senyawa fla;onoid total propolis berhubungan dengan gugus aktif senyawa fla;onoid dimana pada membran eritrosit terinfeksi yang terbentuk karena induksi oleh parasit, hambatan oleh jalur permease baru ini dapat mengakibatkan parasit kehilangan nutrisi penting yang dibutuhkan untuk tumbuh dan berkembangnya parasit.
)erkaitan dengan target senyawa fla;onoid pada jalur permease baru %?PP(, <utner et al. %#'/5( melaporkan bahwa senyawa phlori1in, suatu glikosida biofla;onoid
diketahui memiliki akti;itas antiplasmodial dengan mekanisme hambatan pada !e" Permetion Path"a# %?PP(. &o et al. %"!!( juga melaporkan adanya mekanisme
hambatan ?PP oleh senyawa khalkon suatu fla;onoid minor pada tanaman %&o et al.% "!!(.
2.4 Pr(&(lis
Propolis adalah suatu produk dari lebah madu yang berupa suatu campuran kompleks antara lilin lebah, sedikit gula, dan getah pepohonan yang dikumpulkan oleh lebah madu % Apis mellifera( dari getah yang berasal dari berbagai pohon, semak semak, dan tumbuhan obat %Castaldo dan Capasso, "!!"(.
Propolis memiliki warna yang ber;ariasi mulai dari hijau tua, kuning kemerahan, coklat muda, coklat tua sampai coklat kehitaman. Propolis berbau sepesifik, bau yang spesifik tersebut disebabkan oleh kandungan resin dan minyak eter %Mardihusodo, "!!"6 Marhiyanto, #'''(. 7ecara fisik propolis adalah bahan yang liat dan mengkilat. 7ecara kimiawi tak larut dalam air, dalam keadaan dingin %dibawah #-oC( bersifat getas %bristle(,
mudah melekat jika dalam keadaan hangat %2@oC(, sedangkan bila suhu dinaikan menjadi @!oC3 5!oC, akan meleleh menjadi cairan yang lengket dan bee "ax akan terekstraksi
%Chen, #''2(, propolis larut dalam alkohol %etanol( serta dalam aseton, petroleum, eter dan kloroform %+ora8, #'''(.
Dalam bidang ilmu entomologi lebah ini dikenal sekurang kurangnya mempunyai -species lebah madu dari genus Apis, yaitu Apis mellifera, A. dorsata% A. laboriosa, A. cerana dan A. florea. Dari - species lebah madu, A. mellifera yang paling banyak dibudidayakan di dunia termasuk di 9ndonesia, karena sifatnya yang relatip jinak, cepat menyesuaikan diri dengan lingkungan serta madu dan propolis yang dihasilkan lebih banyak %Mardihusodo, "!!"6 Marhiyanto, #'''(. Propolis digunakan juga oleh bangsa 9nca sebagai obat anti panas.
2.4.1 Pengertian Pr(&(lis
9stilah propolis berasal dari bahasa Lunani, pro berarti sebelum, dan polis berarti kota, propolis berfungsi sebagai penutup sebagian dari jalan masuk ke sarang atau pintu gerbang komunitas lebah atau kota %=oot, #'/2(. Propolis sebagai produk alam yang dihasilkan lebah, mengandung sejumlah gula yang dikumpulkan oleh lebah Apis mellifera dari sari tanaman disekitar tempat lebah. 1ebah menggunakan propolis untuk melindungi sarang mereka terhadap masuknya air dan untuk menguatkan serta menghubungkan sel3sel sarang lebah %alcic et al., #''/(.
2.4.2 Man!aat &r(&(lis se5ara tra'isi(nal
7eperti madu, bee propolis telah digunakan masyarakat untuk pemeliharaan kesehatan atau pengobatan suatu penyakit. +ippocrates seorang ahli kedokteran dimasa lampau dapat bertahan sampai usia #!5 tahun karena mengkonsumsi madu, selain madu juga propolis telah digunakannya untuk penyembuhan luka3luka dan ulkus, dalam tubuh
ataupun permukaan luar tubuh. Dalam perang dunia ke 99 bee propolis digunakan para dokter =usia untuk mengobati para serdadu =usia yang luka akibat perang %Mardihusodo, "!!"6 Marhiyanto, #'''(.
Masyarakat Cina, Mesir, 0ibet dan =omawi kuno sering menggunakan bahan bee propolis untuk makanan kesehatan. )ahkan salah satu bentuk makanan kesehatan yang
sudah dikenal sejak beberapa ribu tahun sebelum masehi ini sudah tertulis juga dalam ayat suci Al >uran %7. An ?ahl6 @/3@'( dan Alkitab %Amsal "G2( yaitu tentang madu sebagai salah satu produk perlebahan. :adi sejak lama madu dan hasil ikutannya sudah digunakan untuk keperluan makanan kesehatan, penyembuhan penyakit, kecantikan dan kebugaran, produk produk lainnya ini seperti bee polen, royal jelly, bee propolis, lilin lebah dan racun 1ebah sudah dipakai orang %Mardihusodo, "!!"(.
2.4.3 Akti6itas !armak(l(gi Pr(&(lis.
Akti;itas farmakologi bee propolis yang ditemukan oleh manusia mempunyai sejarah yang panjang dan lebih tua dari ditemukannya madu. Dalam banyak literatur yang dilaporkan, ekstrak etanol propolis mempunyai daya anti protozoa, antibakteri, antialergi, anti;irus dan antifungi. 7cheller % et al. %#''/(. alpert and lstaner %#''@( mengatakan bahwa propolis mempunyai daya antiinflamasi dan antoksidan. Choi et al. %#'''( menyatakan bahwa propolis menunjukan spektrum yang luas terhadap akti;itas antiseptik anti;irus, antiinflamasi, imunostimulator dan tumor karsinogenik. <roll et al. %#''@( menyatakan ektraks etanol propolis memiliki efek yang sinergis terhadap akti;itas antibakteri %Choi et al ., #'''6 <rool et al ., #''@(. Propolis yang berasal dari )razil mempunyai -!$ 3 -2$ resin dan balsam6 #,"$ 3 #5$ 6 polen yang terdiri dari air #"$4 "!$, protein "!$ asam amino #2$, karbohidrat "-$3/$, asam lemak /,-$, selulosa -$, abu 2$, lilin lebah #'$32-$6 lilin lebah %#'$ 3 2-$( yang terdiri dari ester 5!$ 3
5-$, asam lemak jenuh #" 4 #",- $, karbohidrat. Menurut : enom et al %"!!5( dan <hriharyani %"!!@( ternyata telah dibuktikan propolis mempunyai efek signifikan sebagai bakterisida terhadap salmonella serovars dan salmonella th#pi %rsi et al .,"!!56<hriharyani, "!!@(
Propolis bee fla;onoid mempunyai komposisi yang kompleks, hal ini sangat berkaitan dengan jenis tumbuhan sumber propolis tersebut %Chen, #''2(. 7ecara kimiawi komposisi propolis secara umum terdiri dari resin dan balsem -!$ 3 -2$6. polifenol #,"$ 3 #,5$6 polen "$ 3 2$ yang terdiri dari air #"$ 3 "!$6 protein "!$6 asam amino #2$. karbohidrat "-$ 3 /$6 asam lemak jenuh #"$ 3 #",-$6 bee "ax #'$ 3 2-$, terdiri dari G ester 5!$ 3 5-$6 asam lemak jenuh #"$ 3 N",-$6 karbohidrat ##$ 3 #5$ dan air ",-$6 asam ferulat6 mineral yang mengandung <,P,?a, Ca, 7i, Al, e % &range, #''!6 +ora8, #'''(.
2.4. Akti6itas anti&lasm('ium &r(&(lis
0epy %"!!"( dalam penelitiannya menemukan propolis di China mengandung fla;onoid bee propolis sebagai berikutG benzyl cafeate6 gwenkwanin6 rhamazin6 asam sinapat6 isoferulic acid6 cafeid acid6 chrysin6p inostrobin6 pinocembrin6 techtocrysin6 izalpinin6 galangan6 Accetin6 apigenin6 rhamatin propolis yang berasal dari China ternyata dapat mencegah akti;itas sel kanker terutama pada sel kanker kolon %0epy, "!!"(.
Penelitian terhadap propolis di bidang kesehatan telah banyak dilakukan, baik secara in vivo maupun secara in vitro. kstrak etanol propolis mampu menunjukan sejumlah akti;itas farmakologis yaituG sebagai anti bakteri, antifungi, anti inflamasi, anestetik, hipotensif, immunostimulotari, mendorong regenerasi jaringan dan bersifat sitostatik %&hisalberti, #'5'6 Chen, #''2(. Propolis mempunyai sifat anti mikotik suatu
substansi yang bertanggung jawab terhadap efek tersebut yaitu asam kafeik, benzilkumarate, punakembrin dan pinobangksin. fektif terhadap infeksi ;irus dan dalam larutan etanol dapat menunjukan kemampuan menghambat proliferasi ;irus influenza ketika diberikan secara intra nasal dan mampu menstimulasi pembentukan sel serta jaringan, menstimulasi sistim imun, dan meningkatkan resistensi terhadap penyakit infeksi dalam tubuh. 1ebih lanjut disebutkan bahwa akti;itas imunologis dari propolis mungkin berkaitan dengan akti;asi makrofag yang meningkatkan kapasitas fagositnya %7cheller et al ., #''/(.
Menurut aten, et al. %"!!#( dalam penelitian propolis di Mesir, kandungan yang ditemukan adalah ester caffeate6 terpenoid6 methyl ester terpenoid6 ester caffeate dan triterpenoid. Propolis yang ditemukan di Mesir ternyata mampu menghambat dan menurunkan tingkat kematian ;irus 2tapilococus aureus %aten et al ., "!!#(.
2.7. 8la6(n(i'
2.7.1 %truktur 'an sena,a !la6(n(i'
la;onoid merupakan salah satu kelompok senyawa fenol yang terbesar yang ditemukan di alam dalam jumlah besar. 7enyawa senyawa ini merupakan zat warna merah, ungu, biru,dan sebagian warna kuning yang ditemukan dalam tumbuh tumbuhan %&riffiths, #'/"(. la;onoid adalah suatu senyawa yang larut dalam air. 7enyawa ini dapat diekstraksi dengan etanol 5!$ dan tetap ada dalam lapisan air setelah ekstrak ini dikocok dengan eter minyak bumi. la;onoid berupa senyawa fenol, oleh karena itu warnanya berubah bila ditambah basa dan ammonia, jadi lebih mudah dideteksi pada kromatogram atau dalam larutan. la;onoid mengandung system aromatic yang terkonjugasi dan karena itu penampakannya menunjukan pita serapan yang kuat pada
daerah spektrum E dan spektrum tampak, antara lain dengan panjang gelombang maksimum utama antosianin pada 5-3-@! nm dan panjang gelombang maksimum tambahan pada "5- nm. <halkon pada panjang gelombang maksimum 2@-32'! nm dan panjang gelombang maksimum tambahan pada "!3"@! nm. la;anon dan fla;anonol pada panjang gelombang maksimum "5! 4 "5' nm dan panjang gelombang maksimum
tambahan pada 2#!322! nm %+arborne, #''@(
la;onoid mempunyai " macam istilah dengan pengertian yang berbeda, yaitu flavanoid dan flavonoid. 9stilah fla;onoid ini berasal dari kata fla;on atau " fenil kromon
yang mempunyai kerangka dasar O piron, sedangkan istilah fla;anoid berasal dari kata fla;an atau fenil " kroman yang mempunyai dasar piran. Pada saat ini istilah fla;onoid lebih umum digunakan daripada fla;anoid %7oegihardjo, #'/6 Pramono, #'/'(. 7enyawa fla;onoid dikelompokan menjadi @ golongan yaitu fla;on, isofla;on, fla;anon, fla;onal dan khalkon %Mabry et al ., #'5!(.
Manfaat minyak esensial aktip %fla;onoid( dalam propolis berpengaruh terhadap permeabilitas pembuluh darah dan aliran darah % <aal, #''#6 +ora8, #'''(. la;onoid dari propolis juga dapat melepaskan energi transduksi membran sitoplasma dan menghambat motilitas bakteri. Menurut 0akasisi et al. %#''( propolis dapat mengacaukan sitoplasma, dan membrane sitoplasma serta menghambat sintesis protein. 7elain itu ekstrak etanol propolis mampu menunjukan akti;itas farmakologis yaitu G antibakteri6 antifungi6 antiprotozoa6 antiinflamasi6 anestetik imuno stimulator %<aal, #''#6 Chen #''2(. kstrak etanol propolis dari berbagai daerah di )razil dapat menghambat akti;itas glukosiltransferase dan pertumbuhan 2tapiloccocus mutan % 0akasisi3<ikuni et al ., #''(.
rits et al. %#''5( menge;aluasi efek fla;onoid terhadap antiplasmodial dan sitotoksik dari empat tanaman yang umum yaitu 2imarouba glauca DC, 2anseivera guieensis *ild, Croton guatemalensis 1otsy dan !uerolaena lobta %1(, secara in vitro dan in vivo digunakan sebagai obat malaria pada masyarakat di &uatamela, ternyata pada penelitian in vitro, ekstrak kulit batang 2imarouba glauca DC sangat kuat efeknya terhadap antiplasmodial dengan 9C-! !,#'- %pada kultur P. falciparum strain ?- dan 9C-! !,#/
pada kultur P . falciparum strain <9(, sedangkan angka parasitemia pada uji in vivo ',- 5,# %ekstrak air( dan /,# -, %ekstrak methanol( angka ini dibawah angka parasitemia ekstrak kulit batang Croton guatemalensis 1otsy , 2,@ yang mendekati control positip. Pada penelitian rits et al. nilai 9C-! yang dihasilkan tidak mereflesikan
efektifitas didalam uji in vitro pada mencit, semua ini dipengaruhi faktor absorbsi obat saluran cerna, waktu paruh dalam plasma atau metabolisme senyawa aktip.
Menurut aten et al. %"!!#( telah dilakukan penelitian propolis di Mesir, fla;onoid yang ditemukan adalah ester caffeate6 terpenoid6 methyl ester terpenoid6 ester caffeate dan triterpenoid. Propolis yang ditemukan di Mesir ternyata mampu menghambat dan menurunkan tingkat kematian ;irus 2tapilococus aureus %aten et al ., "!!#(.
la;onoid mempunyai kerangka dasar karbon yang terdiri dari #- atom karbon, dimana dua cincin benzena %C@( terikat pada satu rantai propana %C'( sehingga membentuk suatu susunan C@,C2,C@, susunan ini dapat menghasilkan tiga jenis struktur,
yakni nama kimia #,23diarilpropana dengan nama umum fla;onoid, nama kimia #,"3 diarilpropana atau nama umum disebut isofla;onoid dan nama kimia #,#3diarilpropana atau nama umumnya neofla;onoid. 7etiap bagian C@ ini merupakan cincin benzena yang
dihubungkan dengan 2 atom karbon %C2( yang merupakan rantai alifatis yang dapat pula
membentuk cincin ketiga %7oegihardjo, #'/6 Pramono, #'/'6 &riffiths, #'/"(.
Adapun atom karbon dinomori menurut sistem penomoran yang menggunakan angka biasa untuk cincin A dan C serta angka beraksen untuk cincin ) %Markham, #'/"(.
&ambar 2G 7trukur Emum la;onoid %Markham, #'/"(
)eberapa penggolongan fla;onoid yang diketahui yaitu G #. Antosianin dan antosianidin6 ". Auron6 2. )ifla;onil6 .# kalkon6 ." Q dan R3hidroksi3kalkon6 .2. Dihidro3kalkon6 .. "3)enzil3"hidroksi3kumaran323on6 .-. 9sokalkon6 -. la;an32,3diol dan leukoantosianin6 @. la;an323ol dan katekin6 5. la;anon %dhidro3fla;on(6 /. la;anonol %dihidro3fla;on(6 '. la;on dan furanofla;on6 #!. la;onol dan furanofla;on6 ##. +omo3iso;la;on6 #" .9sofla;anon6 #2.9so;la;on6 #. ?eofla;onoid.
2.7.2. Pengg(l(ngan sena,a !la6(n(i'
Penggolongan senyawa fla;onoid berdasarkan pada perbedaan struktur kimianya, yaitu perbedaan substituen cincin heterosiklik yang mengandung oksigen dan perbedaan distribusi gugus hidroksil. 7ebaliknya, perbedaan oksigenasi pada atom C2 menentukan