• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARTIKEL PERJANJIAN PENYIARAN IKLAN PADA RADIO HARAU FM DI KABUPATEN 50 KOTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ARTIKEL PERJANJIAN PENYIARAN IKLAN PADA RADIO HARAU FM DI KABUPATEN 50 KOTA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

0   

ARTIKEL

PERJANJIAN PENYIARAN IKLAN PADA RADIO

HARAU FM DI KABUPATEN 50 KOTA

Oleh :

AZARI AFRIANDI

0910012111094

 

Program Kekhususan HukumPerdata

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS BUNGHATTA

PADANG

2013

(2)
(3)
(4)

PERJANJIAN PENYIARAN IKLAN PADA RADIO HARAU FM DI

KABUPATEN 50 KOTA

Azari Afriandi1, As Suhaiti Arief1, Yanzalsizastry1

1

Jurusan Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta Email: Azr_Ryan@yahoo.com

Abstract

To expand its promotional advertising company doing activities with an agreement with one of the radio. In In the agreement there is a possibility of broadcasting the event of default. Based on the above description that be the problem that is the birth of broadcasting agreement Harau ads on FM radio in the District 50 City, the rights and obligations of the parties to the agreement Harau advertisements on FM radio in the District 50 City, default and its solution in the form of broadcasting agreement Harau ads on FM radio in the District 50 City. The research method used is a socio-juridical. This study is descriptive and qualitative data analysis, using primary data source and secondary data, as well as interview techniques and data collection study documents. Based on the research results it can be concluded that is the birth of broadcasting agreement Harau ads on FM radio in District 50 consists of the submission of the City of broadcasting and manufacturing agreements advertisements, implementation of rights and obligations in the agreement Harau advertisements on FM radio in the District 50 City generally are appropriate with the agreement, but there is also some agreement that has not been in accordance with an agreement, but there is also some agreement that has not been in accordance with an agreement, in the form of default agreement Harau advertisements on FM Radio City District 50 meet performance but confused ie, meet the performance, but it's too late and did not meet the performance at all. Default on this ad broadcasting agreement resolved not by law but by deliberation strip between the two sides.

Key words : agreement, advertising, radio

Pendahuluan

Keberhasilan produsen dalam menghasilkan produk membuat tingkat persaingan usaha semakin tinggi sehingga untuk memasarkan produknya perlu dilakukan promosi. Untuk itu diperlukan media massa dalam menjalankan fungsinya sebagai salah satu sarana promosi. Promosi oleh Pasal 1 angka 6 Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan Konsumen didefinisikan sebagai kegiatan pengenalan atau penyebarluasan informasi suatu

barang dan / atau jasa untuk menarik minat beli konsumen terhadap barang dan / atau jasa yang akan dan sedang diperdagangkan.

Banyak cara yang ditempuh oleh suatu perusahaan untuk mempromosikan suatu produk yang ingin disampaikan kepada konsumen, salah satunya adalah iklan, yang merupakan bagian penting dari suatu pemasaran produk. Iklan sebagai sarana pemasaran oleh suatu perusahaan bisa dilakukan dengan cara yang paling sederhana dan ada juga

(5)

2   

pemasangan iklan yang memerlukan persiapan panjang dan dana yang tidak sedikit. Iklan sederhana bisa dilakukan oleh suatu perusahaan misalnya adalah dengan membuat materi iklan seperti selebaran, poster, iklan radio, brosur. Sedangkan bentuk pemasangan iklan yang membutuhkan persiapan panjang dan dana relatif besar misalnya iklan di televisi.

Radio merupakan media komunikasi massa yang mempunyai peran penting dalam kehidupan sosial, budaya, politik dan ekonomi. Oleh karena itu radio harus memiliki kebebasan dan tanggung jawab dalam menjalankan fungsinya sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, serta kontrol dan perekat sosial. Radio sebagai salah satu media komunikasi yang akrab dengan masyarakat adalah salah satu media yang dimanfaatkan perusahaan untuk mempromosikan produknya, yaitu dengan memasang iklan di radio. Jika ingin suatu produk dipasarkan dalam cakupan daerah yang tidak terlalu luas atau pemasaran dengan lokasi yang relatif sempit maka radio bisa menjadi alternatif pilihan yang menarik para produsen yang ingin mempromosikan produknya kepada masyarakat atau konsumen.

Dengan banyaknya fungsi dari radio tersebut, maka sudah seharusnya dapat bersaing dengan media massa lain untuk memperoleh peran yang kuat di

masyarakat. Kelebihan radio dari media massa lain yaitu setiap pendengar radio tidak harus berada di depan radio untuk mendengarkan siaran radio, seperti halnya televisi yang harus didepan layar guna mendapatkan beragam informasi, radio bisa didengar sambil melakukan pekerjaan lainnya seperti memasak, membaca koran atau menyetrika. Jadi tidak membutuhkan waktu khusus atau waktu tersendiri untuk mendengarkan radio. Bila sebelumnya radio bertumpu pada fungsi utama yaitu berita, kini mulai meningkat paling sedikit mempunyai lima fungsi yaitu hiburan, informasi dan penerapan, pendidikan, jurnalistik dan komersil. Konsekuensi dari perkembangan tersebut menuntut radio mengembangkan dan meningkatkan kinerja secara profesional untuk disesuaikan dengan dinamika publik yang dilayani dalam sajian hiburan dan pendidikan.

Perjanjian pemasangan iklan antara produsen dan radio terlebih dahulu di awali langkahnya dengan negoisasi harga untuk penyiaran iklan tersebut. Harga tersebut tentu saja meliputi berapa durasi atau panjang iklan, periode atau jangka waktu iklan tersebut disiarkan, frekuensi penyiaran iklan tersebut setiap hari, dan juga masalah materi iklan. Negoisasi antara pemasang iklan dan pihak radio jika sudah tercapai kata sepakat, maka keduanya akan terikat

(6)

dalam bentuk perjanjian. Perjanjian itu sendiri adalah perbuatan hukum antara dua pihak atau lebih berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan akibat hukum, yaitu adanya hak dan kewajiban yang mengikat untuk ditaati oleh para pihak.

Pasal 1313 KUHPerdata menyebutkan “suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih”. Mengacu pada Pasal 1313 KUHPerdata, dapat dikatakan bahwa dalam sebuah perjanjian terdapat satu orang atau lebih yang mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih.

Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata menyatakan “semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya” artinya pihak-pihak yang mengikatkan diri pada perjanjian tersebut, terikat pada perjanjian yang mereka buat yang apabila dilanggar sama artinya dengan melanggar undang-undang.

Sesuai dengan ketentuan ini maka pelaksanaan perjanjian penyiaran iklan yang diadakan oleh pihak produsen dan pihak radio, adalah mengikat dan merupakan undang-undang bagi kedua belah pihak. Jadi pada saat para pihak sudah mencapai kata sepakat dan menandatangani suatu perjanjian, maka perjanjian itu akan mengikat bagi para

pihak untuk melaksanakan isi perjanjian tersebut. Pihak radio, dalam hal ini seperti pada Radio Harau FM Kabupaten 50 Kota akan menyiarkan iklan berdasarkan kesepakatan, dan di pihak lain, produsen yaitu pengiklan harus memberikan imbalan prestasi sesuai dengan perjanjian.

Dalam hal pelaksanaan perjanjian penyiaran iklan ini, tidak tertutup kemungkinan adanya kelalaian dan kesengajaan dari salah satu pihak yang menimbulkan wanprestasi. Atau lebih tepatnya di sebabkan oleh kendala-kendala yang membuat salah satu pihak tidak memenuhi prestasi yang diperjanjikan. Wanprestasi yang dilakukan oleh salah satu pihak dalam perjanjian dapat menimbulkan kerugian pada pihak lain, oleh karena itu, pihak yang dirugikan perlu mendapat perlindungan hukum.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapatlah dirumuskan apa yang menjadi permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah proses lahirnya perjanjian penyiaran iklan pada radio Harau FM di Kabupaten 50 Kota? 2. Bagaimanakah hak dan kewajiban

para pihak dalam perjanjian penyiaran iklan pada Radio Harau FM di Kabupaten 50 Kota?

3. Bagaimanakah bentuk wanprestasi dan penyelesaiannya dalam perjanjian

(7)

4   

penyiaran iklan pada raio Harau FM di Kabupaten 50 Kota?

Berdasarkan rumusan masalah, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui proses lahirnya perjanjian penyiaran iklan pada radio Harau FM di Kabupaten 50 Kota. 2. Untuk mengetahui hak dan kewajiban

para pihak dalam pelaksanaan perjanjian penyiaran iklan pada radio Harau FM di Kabupaten 50 Kota.

3. Untuk mengetahui bentuk wanprestasi dan penyelesaianya dalam pelaksanaan perjanjian penyiaran iklan pada radio Harau FM di Kabupaten 50 Kota.

Metodologi

Dalam penelitian ini peneliti melakukan pendekatan yuridis sosiologis yakni suatu penelitian yang data dasarnya diperoleh dari penelitian lapangan untuk memperoleh data primer.

Berdasarkan jenis penelitian yang penulis ambil, maka sifat dari penelitian ini adalah deskriptif yaitu penelitian yang hasilnya mengambarkan secara menyeluruh dan sistematis mengenai perjanjian perjanjian iklan pada Radio Harau FM Kabupaten 50 Kota.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan 2 (dua) sumber data, yaitu: 1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari penelitian di lapangan dengan melakukan wawancara dengan responden dan informan. Adapun yang menjadi responden dalam penelitian ini antara lain :

a. Pimpinan Toko Bunda Dealer motor Honda Payakumbuh, Bapak Budi Kurnia.

b. Pemilik King Flora Lestari, usaha bibit dan tanaman hias Payakumbuh, Bapak Erinal.

c. Pemilik Klinik Pengobatan Alternatif Khusus Mata, Payakumbuh, Bapak Marlon.

d. Pimpinan CV. Emperor Motor, Dealer Motor Bajaj Payakumbuh, Bapak Stevan Oka.

e. Kepala bagian iklan Radio Harau Kabupaten 50 Kota, Ibuk Ciana Casanova Parlian

f. Pemilik CV. Dufe Brother, usaha perabot rumah tangga dan kantor, Bapak Dedy Arisandi.

Sedangkan yang menjadi informan antara lain :

a. Direktur/penanggung jawab Radio Harau FM Kabupaten 50 Kota, Bapak Yuzermin.

(8)

b. Kepala siaran dan administrasi Radio Harau Kabupaten 50 Kota, Ibuk Daira Suraswati

c. Progammer dan kepala produksi Radio Harau Kabupaten 50 Kota, Bapak Ym. Dallu Awartha

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang berasal dari bahan-bahan pustaka yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, bahan hukum tersier :

a. Bahan hukum primer yang digunakan yakni

1) Kitab Undang Undang Hukum Perdata ( KUH Perdata )

2) Undang Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran

b. Bahan hukum sekunder adalah bahan-bahan hukum yang erat hubungannya dengan bahan hukum primer yang dapat membantu menganalisa dan memahami bahan-bahan hukum primer yang berkaitan dengan penelitian ini, seperti : buku-buku atau literatur mengenai perjanjian, jurnal-jurnal hukum, dokumen-dokumen tentang perjanjian-perjanjian penyiaran iklan radio.

c. Bahan hukum tersier adalah bahan-bahan yang memberikan informasi, petunjuk, serta penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder seperti kamus hukum, ensiklopedia dan bahan lain yang ada hubungannya dengan penulisan ini.

Data yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan melalui cara: 1. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan dilakukan dengan mempelajari buku-buku, peraturan perundangan-undangan dan berkas-berkas yang ada di radio Harau FM Kabupaten 50 Kota seperti surat kontrak perjanjian kerjasama radio Harau FM Kabupaten 50 Kota dengan beberapa perusahaaan.

2. Wawancara

Untuk menjawab permasalahan yang diteliti, maka wawancara dilakukan dengan langsung memberikan pertanyaan kepada responden dan informan, dimana dalam melakukan wawancara tersebut berpedoman pada pertanyaan yang berbentuk terbuka sebagai alat pengumpul data. Setelah data dikumpulkan dari lapangan dengan lengkap, maka tahap berikutnya adalah penarikan sampel dan menganalisa data.

(9)

6   

1. Metode Penarikan Sampel

Pada penulisaan skripsi ini, teknik yang digunakan dalam penarikan sampel adalah secara

purposive sampling, yaitu

menentukan secara langsung tentang responden mana yang dapat mewakili populasinya. Pada tahun 2012 terdapat 40 pengiklan bermasalah dan cukup besar, maka penulis mengambil 5 (12,5 % dari populasi) sampel, yakni :

a. Toko Bunda Dealer motor Honda, Payakumbuh.

b. King Flora Lestari, usaha bibit dan tanaman hias, Payakumbuh. c. Klinik Pengobatan Alternatif

Khusus Mata, Payakumbuh.

d. CV. Emperor Motor, Dealer Motor Bajaj, Payakumbuh.

e. CV. Dufe Brother, usaha perabot rumah tangga dan kantor, Payakumbuh

2. Analisa data dilakukan secara kualitatif yaitu dari data yang diperoleh kemudian disusun secara sistematis berdasarkan permasalahan yang diteliti dan dianalisa untuk mencapai kejelasan masalah yang dibahas lalu disimpulkan dan di uraikan dalam bentuk kalimat.

Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan wawancara penulis dengan ibu Daira Suraswati (Kepala Siaran dan Administrasi Radio Harau FM) bahwa proses lahirnya perjanjian dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Pengajuan Penyiaran Iklan

Pengajuan perjanjian penyiaran iklan pada umumnya dilakukan oleh pihak calon pengiklan dengan cara menghubungi atau datang langsung ke studio Radio Harau FM Kabupaten 50 Kota. Namun terkadang pengajuan ini bisa juga dilakukan oleh pihak Radio Harau FM dengan cara “jemput bola” atau menghubungi langsung calon pengiklan untuk penawaran.

Untuk dapat mengajukan permohonan perjanjian penyiaran iklan, pihak calon pengiklan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

a. Fotokopi tanda pengenal

b. Proposal kegiatan, apabila hal yang diajukan menyangkut penyelenggaraan acara.

c. Deskripsi umum tentang profil hal yang ingin diiklankan. Hal ini dibutuhkan untuk konsep iklan yang akan dikerjakan oleh radio. Apabila produk yang akan diiklankan sudah mempunyai konsep iklan sendiri dari pihak

(10)

pengiklan, pihak radio tidak perlu membuat konsep lagi sehingga hanya merekam materi iklan saja. 2. Pembuatan Perjanjian Penyiaran Iklan

Perjanjian penyiaran iklan pada Radio Harau FM dapat dilakukan dengan bentuk tertulis atau dalam bentuk tidak tertulis. Dalam bentuk tertulis pihak Radio Harau FM lazim menyebutnya dengan Media Order atau Kontrak pemasangan. Adapun isi perjanjian penyiaran iklan dalam bentuk tertulis meliputi nama iklan, periode penyiaran, jumlah spot, biaya kontrak serta tanda tangan kedua belah pihak. Dalam perjanjian juga dibunyikan bahwa iklan akan disiarkan apabila telah dilakukan pembayaran baik itu secara tunai atau mencicil setiap bulannya. Pada perjanjian yang dilakukan dalam bentuk tidak tertulis, para pihak menggunakan asas konsesualisme yaitu asas yang menyatakan bahwa perjanjian pada umumnya tidak diadakan secara formal, tetapi cukup dengan adanya kesepakatan kedua belah pihak. Pada prakteknya perjanjian yang dilakukan dalam bentuk tidak tertulis pada Radio Harau FM, cukup dilakukan dengan menelpon pihak Radio Harau FM oleh pengiklan yang ingin memasang iklan di Radio Harau. Walaupun

dilakukan dalam bentuk tidak tertulis, namun pihak Radio Harau FM selalu mempunyai catatan khusus bagi pihak pengiklan yang hanya melakukan perjanjian penyiaran iklan melalui telpon. Namun hal ini menjadi suatu kelemahan bagi Radio Harau FM karna tidak dibuat secara tertulis menimbulkan kesulitan bagi pihak Radio Harau FM apabila sewaktu-waktu pihak pengiklan wanprestasi. Pada perjanjian penyiaran iklan pada Radio Harau FM, baik pihak Radio Harau FM maupun pihak pengiklan masing-masing mempunyai hak dan kewajiban. Adapun hak dan kewajiban tersebut yaitu :

1. Hak pihak Radio Harau FM

Hak dari Radio Harau FM juga merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan bagi pihak pengiklan, yaitu :

a. Berhak menerima pembayaran sesuai dengan kesepakatan, yakni pembayaran uang tunai atau barang atas iklan yang disiarkan.

b. Menerima bahan-bahan / materi iklan dari pihak pengiklan

2. Kewajiban pihak Radio Harau FM Kabupaten 50 Kota

Kewajaiban dari Radio Harau FM Kabupaten 50 Kota merupakan hak

(11)

8   

yang harus diterima oleh pihak pengiklan.

a. Memproduksi iklan sesuai kebutuhan promosi pengiklan

b. Memperdengarkan hasil iklan yang telah diproduksi kepada pihak pengiklan sebelum disiarkan.

c. Melaksanakan penyiaran iklan dengan baik sesuai dengan perjanjian yang disepakati

d. Membuat dan menyerahkan laporan penyiaran iklan yang sudah dilaksanakan.

Dalam pelaksanaaan penyiaran iklan pada Radio Harau FM Kabupaten 50 Kota tidak tertutup kemungkinan adanya wanprestasi yang di lakukan salah satu pihak. Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan bagian kepala iklan Radio Harau FM Kabupaten 50 Kota dan pihak pengiklan, bentuk-bentuk wanprestasi yang terjadi yakni :

1. Memenuhi prestasi tetapi keliru

Salah satu contoh wanprestasi ini dilakukan pihak Radio Harau FM Kabupaten 50 Kota, yaitu tidak sesuainya pengucapan konten iklan dan kualitas mixing iklan yang disiarkan dengan selera dan kebutuhan pengiklan. Wanprestasi ini diselesaikan dengan cara memproduksi ulang iklan tanpa pihak pengiklan harus

membayar kembali pada pihak radio Harau FM.

2. Memenuhi prestasi, tetapi tidak tepat waktunya.

Berdasarkan wawancara penulis dengan ibu Ciana Cassanova Parlian (Kepala Bagian Iklan Produk Radio Harau FM) keterlambatan pembayaran oleh beberapa pengiklan pada umumnya terjadi pada perjanjian tidak tertulis. Bila terjadi keterlambatan tetap harus dibayar dengan uang atau barang tanpa dikenai dengan denda.

3. Sama sekali tidak memenuhi prestasi Salah satu contoh wanprestasi dengan sama sekali tidak membayar iklan dilakukan oleh perusahaan CV. Emperor Motor, Dealer Motor bajaj. Adanya Wanprestasi yang dilakukan pihak CV. Emperor Motor, Dealer Motor Bajaj dengan sama sekali tidak membayar atas iklan yang telah disiarkan. Dalam penyelesaian wanprestasi ini pihak radio Harau FM hanya memaafkan dan tidak membawa ke jalur hukum karena pihak perusahaan sudah tutup operasional.

Kesimpulan

1. Proses lahirnya perjanjian penyiaran iklan pada radio Harau FM Kabupaten 50 Kota terdiri dari pengajuan penyiaran iklan yang dilakukan oleh pihak calon pengiklan dengan cara menghubungi atau datang langsung ke

(12)

studio Radio Harau FM. Pada tahap pengajuan umumnya terjadi negosiasi sebagai tindakan pendahuluan untuk melakukan perjanjian, kemudian tahap terakhir barulah dilakukan pembuatan perjanjian baik itu secara tertulis maupun tidak tertulis.

2. Perjanjian penyiaran iklan ini menimbulkan hak dan kewajiban bagi para pihak yaitu :

a. Hak pihak Radio Harau FM Kabupaten 50 Kota

Hak tersebut merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pihak pengiklan.

1) Berhak menerima pembayaran sesuai dengan kesepakatan, yakni pembayaran uang tunai/barang atas iklan yang disiarkan.

2) Menerima bahan-bahan iklan dari pihak pengiklan

b. Kewajiban pihak Radio Harau FM Kabupaten 50 Kota

1) Membuat dan memproduksi iklan sesuai kebutuhan promosi pengiklan

2) Memperlihatkan atau memperdengarkan hasil iklan

yang telah diproduksi kepada pihak pengiklan sebelum disiarkan.

3) Melaksanakan penyiaran iklan dengan baik sesuai dengan perjanjian yang disepakati.

4) Membuat dan menyerahkan laporan penyiaran iklan yang sudah dilaksanakan.

3. Bentuk wanprestasi dan cara penyelesaiannya dalam perjanjian penyiaran iklan pada Radio Harau FM kabupaten 50 Kota yakni :

a. Memenuhi prestasi, tetapi keliru Salah satu contoh dilakukan oleh pihak Radio Harau FM Kabupaten 50 Kota yaitu tidak sesuainya pengucapan konten iklan dan kualitas mixing iklan yang disiarkan dengan selera dan kebutuhan pengiklan.

b. Memenuhi prestasi, tetapi tidak tepat pada waktunya, contohnya adanya keterlambatan dalam pembayaran iklan yang telah disiarkan

c. Tidak memenuhi prestasi sama sekali contohnya tidak dibayar sama sekali atas iklan yang telah disiarkan.

Ucapan Terima Kasih

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu As Suhaiti Arief, S.H., M.H. selaku Pembimbing I dan Ibu Yanzalsizastry, S.H., M.H., selaku

(13)

10   

pembimbing II dan pihak-pihak yang terkait lainnya yaitu :

1. Ibu Dwi Astuti Palupi, S.H., M.H., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta Padang.

2. Ibu Nurbeti, S.H., M.H., selaku Wakil Dekan Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta Padang.

3. Bapak Adri S.H., M.H., selaku Ketua Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta Padang.

4. Kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta Padang yang telah memberikan ilmu dan mendidik penulis selama duduk di bangku perkuliahan.

5. Kepada Staf Administrasi (Bagian Tata Usaha) Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta, yang banyak membantu penulis dalam pengurusan dokumentasi dan administrasi untuk kelancaran dalam menyelsesaikan skripsi ini.

6. Kepada kedua orangtua penulis yang telah mendidik penulis dengan kasih sayang yang tulus, ikhlas dan juga kepada kedua adik-adik penulis yang telah memberi dukungan hingga seperti saat ini.

7. Bagian Administrasi Kesatuan Bangsa Dan Politik Padang (Kesbangpol), yang telah membantu penulis dalam urusan administrasi

untuk kelancaran dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Kepada Direktur dan seluruh penyiar Radio Harau FM, khususnya Bapak Ym. Dallu Awartha yang telah membantu penulis pada saat penelitian sehingga dapat berjalan dengan lancar.

Daftar Pustaka

Abdul Kadir Muhammad, 1994, Hukum Perikatan, Bandung : Citra Aditya Bakti

Departemen pendidikan dan Kebudayaan, 1997, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka.

J. Satrio, 1995, Hukum Perikatan,

Perikatan yang Lahir dari

Perjanjian, Bandung :  PT. Citra

Aditya Bakti

R. Setiawan, 1987, Pokok-Pokok

Perikatan, Bandung : Bina Cipta

R. Soebekti, 1997, Hukum Perjanjian, Jakarta : Intermasa.

, 1985, Pokok-pokok Hukum Perdata, Intermassa : Jakarta

Salim H.S, 2003, Pengantar Hukum

Perdata Tertulis (BW), Jakarta :

Sinar Grafika.

S. M. Niken Restaty, Pengantar

Periklanan, Jakarta, Fakultas Ilmu

Komunikasi, Universitas Mercubuana

Soerjono Soekanto, 1984, Pengantar

Penelitian Hukum, Jakarta :UI

(14)

Wirdjono Prodjodikoro, 1985, Asas-asas

Hukum Perjanjian, Bandung :

Bale.

Kitab Undang Undang Hukum Perdata Undang Undang Nomor 32 Tahun 2002

tentang Penyiaran

http://digilib.petra.ac.id, Iklan, diakses tanggal 10 Oktober 2012 http://unixlifes.blogspot.com/2011/09/pen gertiandefinisiadvertisingperiklana n.html. diakses tanggal 26 november 2012  http://www.wikipedia.org.diakses tanggal 27 november 2012 http://menwih hukum.blogspot.com/2009. diakses tanggal 7 desember 2012 http://dwibrilianita.blogspot.com/2012/02/

perjanjian periklanan.html. diakses 27 November 2012   http://www.jurnalhukum.com/cakap-melakukan-perbuatan-hukum. diakses 11 Desember 2012 Regieranjana.blogspot.com/2012/11/peng ertian-iklan.html.diakse 20 Februari 2013 www.sarjanaku.com/2012/12/pengertian-iklan-definisi.html.diakses 20 Februari 2013  Wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/12/pen garuh-iklan-terhadap-penjualan-produk. Diakses 20 Februari 2013  

Referensi

Dokumen terkait

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) KURIKULUM 2013 KB PAUD JATENG TERPADU TAHUN AJARAN 2017/2018 Semester / Minggu / Hari ke : 2 / 5 /

Telah dilakukan penelitian tentang efektifitas pelaksanaan perkuliahan berdasarkan analisis instruksional pada mata kuliah fisika sekolah II.. Tujuan penelitiannya

Aksesoris yang telah dilapis dengan resin akrilat baik sebanyakl,2 atau -:1kali dan telah diuji cobapada kulit selama 0, 1, 2, dan 3 bulan tidak menimbulkan noda

Perencanaan pajak yang peneliti lakukan pada penelitian ini adalah pada akun beban penyusutan, bahwa beban penyusutan pada kebijakan akuntansi yang menjadi pedoman perusahaan

Dari hasil penelitian pengaruh pendidikan kesehatan kanker serviks terhadap sikap pencegahan kanker serviks pada siswi kelas IX di SMP Negeri 2 Saptosari Gunungkidul, maka

Gaya bahasa klimaks, adalah majas nonperbandingan yang dibentuk dengan meletakkan satuan bahasa yang maknanya kurang penting, kemudian disusul satuan bahasa yang

pendidikan dengan baik akan meningkatkan efektifitas pembelajaran di sekolah tersebut. Akan tetapi berdasarkan hasil prasurvey walaupun manajemen pengembangan

Berdasarkan hasil evaluasi prakualifikasi pada pekerjaan Perencanaan Pengembangan Stadion Tuanku Tambusai Bangkinang, telah didapatkan hasil 5 (Lima) daftar pendek calon penyedia