• Tidak ada hasil yang ditemukan

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN

EFEKTIVITAS PEMBERIAN FASILITAS KREDIT BRIGUNA PADA PEGAWAI NEGERI DAN PEGAWAI BUMN DI BANK RAKYAT

INDONESIA KANTOR CABANG RAJAWALI SURABAYA

Disusun untuk memenuhi sebagian syarat guna memperoleh sebutan Ahli Madya (A.Md.)

Manajemen Perbankan

DISUSUN OLEH : PITO BUDI PRASETYO

NIM. 041310413049

PROGRAM DIPLOMA III MANAJEMEN PERBANKAN FAKULTAS VOKASI UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA 2016

(2)
(3)
(4)

iv

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala karunia, rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat melaksanakan Praktik Kerja Lapangan serta dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan yang berjudul Efektivitas Pemberian Fasilitas Kredit Briguna Pada Pegawai Negeri dan Pegawai BUMN Di Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Rajawali Surabaya.

Laporan Praktik Kerja Lapangan ini disusun sebagai salah satu persyaratan akademik pada Program Studi Diploma III khususnya Program Studi Manajemen Perbankan untuk memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md.) Manajemen Perbankan pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga. Penulis sangat menyadari bahwa dalam penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan yang disusun masih jauh dari sempurna. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada seluruh pihak yang banyak membantu dalam menyusun dan menyelesaikan laporan Praktik Kerja Lapangan ini. Semua tidak terlepas dari bantuan beberapa pihak, untuk itu penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Dekan Fakultas Vokasi Dr. H. Widi Hidayat, S.E., M.Si., Ak. Beserta seluruh jajaran dan staff.

2. Ketua Program Studi Diploma III Manajemen Perbankan, Dr. Fitri Ismiyanti, S.E., M.Si., atas bimbingan dan nasehatnya selama penulis belajar di Universitas Airlangga.

3. Bapak Novyandri Taufik Bahtera, S.E., M.Sc. selaku dosen pembimbing laporan Praktik Kerja Lapangan yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dengan sabar.

4. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga yang telah membimbing dan memberi ilmu serta pengalaman selama penulis menempuh pendidikan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga.

(6)

5. Kedua Orangtua penulis yang senantiasa memberi motivasi serta doa sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja Lapangan ini dengan baik

6. Pimpinan serta staff PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Rajawali atas kesempatan belajar dan sudah bersedia untuk memberikan ilmunya sehingga penulis dapat melaksanakan praktek kerja dengan baik dan lancar.

7. Keluarga besar Pesma Baitul Hikmah dan KSEI AcSES FEB yang sudah memberikan motivasi dan juga doa sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan PKL dengan baik dan tepat waktu.

8. Seluruh teman-teman Manajemen Perbankan 2013 yang telah menempuh perjalanan panjang selama tiga tahun ini.

Semoga bimbingan dan bantuan jasa yang telah diberikan dengan tulus dan ikhlas kepada penulis, mendapatkan imbalan dari Allah SWT. Saya selaku penulis berharap bahwa semua pengalaman yang didapatkan selama penulisan laporan PKL ini dapat menjadi bekal dalam penerapan di dunia kerja. Penulis menyadari bahwa laporan Praktik Kerja Lapangan ini masih terdapat kekurangan, untuk itu saran dan kritik sangat penulis harapkan. Semoga laporan Praktik Kerja Lapangan ini bermanfaat bagi seluruh pihak yang terlibat maupun pihak yang membutuhkan.

Surabaya, 02 Juni 2016

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

SCAN KTM... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS PKL ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL... ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Tujuan Penulisan ... 3

1.3 Manfaat Penulisan ... 3

1.4 Rencana Kegiatan PKL... 5

BAB 2 PEMBAHASAN ... 6

2.1 Deskripsi Umum Hasil PKL ... 6

2.1.1 Sejarah PT BRI (Persero) Tbk ... 6

2.1.2 Visi dan Misi PT BRI ... 8

2.1.3 Kegiatan Usaha PT BRI ... 8

2.1.4 Kredit Program Briguna BRI... 14

2.2 Karakteristik Responden ... 17

BAB 3 KESIMPULAN dan SARAN ... 31

3.1 Kesimpulan ... 31

3.2 Saran ... 31

DAFTAR PUSTAKA ... 32 LAMPIRAN

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jadwal PKL ... 5

Tabel 2.1 Jenis Kelamin Responden ... 17

Tabel 2.2 Informasi yang diperoleh Responden tentang BRI ... 18

Tabel 2.3 Informasi yang diperoleh responden tentang kredit Briguna BRI ... 19

Tabel 2.4 Responden yang mengetahui jenis kredit selain kredit Briguna BRI ... 20

Tabel 2.5 Status Responden ... 21

Tabel 2.6 Penghasilan Responden Per Bulan ... 22

Tabel 2.7 Penghasilan Responden 3-5 juta ditinjau dari penggunaan kredit...23

Tabel 2.8 Plafond Kredit Responden ... 24

Tabel 2.9 Jangka Waktu Kredit Responden ... 25

Tabel 3.0 Alasan Responden memilih Kredit Program Briguna BRI ... 26

Tabel 3.1 Alasan Pengajuan Kredit dari Segi Penggunaan Kredit... 27

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin PKL

Lampiran 2 Surat Keterangan PKL Lampiran 3 Penilaian Selama PKL Lampiran 4 Lembar Kuesioner Lampiran 5 Sertifikat ELPT

(10)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Perbankan mempunyai peran yang cukup vital dalam menunjang perekonomian suatu negara yaitu meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak. Peranan yang diberikan oleh perbankan yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana (Surplus Unit) dan menyalurkan dana tersebut kepada pihak yang kekurangan secara finansial (Defisit Unit). Bank menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan, giro, dan deposito. Dana - dana yang dihimpun dari masyarakat (Dana Pihak Ketiga) merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank (Dendawijaya, 2005 : 56). Kegiatan bank setelah menghimpun dana dari masyarakat luas adalah menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkannya, dalam bentuk pinjaman atau lebih dikenal dengan kredit (Kasmir, 2008 : 101). Pemberian kredit merupakan aktivitas bank yang paling utama dalam menghasilkan keuntungan (Dendawijaya, 2005 : 34).

Menurut Dahlan Siamat (2005 : 349) salah satu alasan terkonsentrasinya usaha bank dalam penyaluran kredit adalah sifat usaha bank sebagai lembaga intermediasi antara unit surplus dengan unit defisit, dan sumber utama dana bank berasal dari masyarakat sehingga secara moral mereka harus menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Sebagaimana umumnya negara berkembang, sumber pembiayaan dunia usaha di Indonesia masih didominasi oleh penyaluran kredit perbankan yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Dalam rangka untuk mendorong petumbuhan ekonomi nasional, kredit bukan hanya sebagai alat untuk menambah modal usaha bagi debitur melainkan dapat berfungsi dalam meningkatkan kesempatan kerja dan kesempatan untuk berwirausaha (Artharini, 2013). Penyaluran kredit

(11)

memungkinkan masyarakat untuk melakukan investasi, distribusi, dan juga konsumsi barang dan jasa, mengingat semua kegiatan investasi, distribusi, dan konsumsi selalu berkaitan dengan penggunaan uang. Kelancaran kegiatan investasi, distribusi, dan konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian nasional. Melalui fungsi ini bank berperan sebagai Agent of Development (Susilo dkk, 2006 : 6).

Dalam mendukung pembangunan perekonomian nasional, bank menyalurkan kredit kepada berbagai lapisan masyarakat seperti pengusaha kecil, pengusaha menengah dan pengusaha yang memiliki modal besar. Oleh karena itu, pemerintah bekerjasama dengan pihak bank dalam rangka mewujudkan penyaluran kredit kepada para pengusaha.

Bank Rakyat Indonesia merupakan salah satu bank milik pemerintah yang menyediakan produk perbankan seperti produk simpanan, produk pinjaman dan produk jasa lainnya. Salah satu produk pinjaman dari BRI adalah produk BRIGuna yang melayani pegawai dengan penghasilan tetap seperti Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan pegawai yang telah pensiun. Kredit BRIGuna dapat digunakan untuk pembiayaan yang bersifat produktif maupun non produktif misalnya pembelian barang bergerak atau tidak bergerak, perbaikan rumah, keperluan sekolah, pengobatan ataupun pernikahan.

Potensi pasar pemberian kredit kepada Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pensiunan yang dilayani dengan produk BRIGuna berkembang pesat, baik dari sisi jumlah debitur, calon debitur maupun kemampuan membayar kembali debitur. Portofolio BRI untuk segmen kredit tersebut cukup besar dengan pangsa pasar lebih dominan dari pada bank pesaing sehingga bisnis ini harus dikelola secara optimal guna meningkatkan pendapatan dan laba BRI. Kredit kepada Pegawai Negeri dan Pensiunan memiliki risiko yang relatif rendah namun produktivitas tinggi, sehingga menarik minat bank pesaing untuk lebih agresif dalam melayani segmen kredit ini.

Kredit BRIGuna memiliki banyak manfaat diantaranya adalah membuat rasa aman bagi nasabah karena dilindungi dengan asuransi jiwa. Apabila debitur meninggal dunia pada saat mempunyai pinjaman, maka

(12)

pinjaman tersebut akan dilunasi oleh pihak asuransi. Sementara itu suku bunga yang ditawarkan bersifat tetap mulai dari nasabah melakukan akad kredit hingga berakhirnya masa jatuh tempo. Kemudahan lainnya adalah nasabah tidak perlu datang ke bank untuk membayar pokok beserta bunga bulanan karena secara otomatis akan dipotong pada gaji bulanan debitur yang bersangkutan. Kredit BRIGuna yang disalurkan BRI mengalami peningkatan seiring dengan kenaikan gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS), anggota TNI, Polri serta para pensiunan atau purnawirawan TNI.

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 menyatakan bahwa bank menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk lainnya, dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Artinya Kredit BRIGuna merupakan salah satu upaya penyaluran kredit yang berfungsi untuk meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Syarat dalam mengajukan Kredit BRIGuna pun cukup mudah sehingga banyak dari Pegawai Negeri Sipil ataupun pegawai BUMN menggunakan fasilitas kredit BRIGuna. Karena kemudahan yang diberikan oleh Bank Rakyat Indonesia dalam penyaluran Kredit BRIGuna sehingga debitur melupakan esensi dari undang-undang yang tertera dalam nomor 10 tahun 1998 yaitu meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Hal tersebut menyebabkan fasilitas kredit yang diberikan digunakan untuk sesuatu hal yang kurang produktif oleh debitur.

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan laporan tugas akhir ini adalah, :

1. Untuk mendapatkan penjelasan tentang alasan debitur mengajukan kredit. 2. Untuk mengetahui tentang pengaruh kredit terhadap ekonomi debitur.

1.3 Manfaat Penulisan 1. Bagi Mahasiswa

a) Mahasiswa memperoleh pengetahuan tentang penyaluran Kredit Program Briguna BRI Cabang Rajawali Surabaya serta mengetahui

(13)

alasan pengajuan kredit oleh debitur.

b) Merupakan laporan dari praktik kerja lapangan di BRI kantor cabang Rajawali Surabaya yang digunakan untuk memenuhi sebagian syarat guna memperoleh sebutan Ahli Madya (A.Md.)

c) Membuka kesempatan bagi mahasiswa untuk dapat melihat aplikasi teori yang telah didapat ke dalam dunia kerja.

d) Merupakan sarana bagi mahasiswa untuk dapat mengenal keanekaragaman, pemanfaatan, sekaligus teknik operasional dan mekanisme yang dilakukan pada dunia perbankan yang sebenarnya. e) Sebagai orientasi awal memahami suasana kerja di bank serta sebagai

evaluasi diri untuk lebih mengembangkan kemampuan. 2. Bagi Program Studi D3 Manajemen Perbankan

a) Informasi dari program praktek kerja lapangan dapat digunakan untuk memperbaiki kurikulum agar sesuai dengan perkembangan industri perbankan.

b) Membina kerja sama antara lingkungan akademis dengan industri perbankan.

c) Sebagai bahan masukan dan evaluasi program pendidikan di Manajemen Perbankan untuk menghasilkan tenaga-tenaga terampil sesuai dengan kebutuhan dalam dunia industri

3. Bagi Bank Rakyat Indonesia (BRI)

a) Mengetahui informasi tentang pengaruh kredit yang diberikan oleh bank bagi kehidupan debitur.

b) Sebagai sarana untuk lebih memperkuat kerjasama antara BRI terhadap perkembangan Program Studi D3 Manajemen Perbankan.

c) Sebagai bahan masukan bagi BRI, yang dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dan pertimbangan, sehingga BRI dapat mengambil kebijakan yang lebih baik dalam hal pemberian kredit.

(14)

1.4 Rencana Kegiatan Praktek Kerja Lapangan

Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan di PT Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Rajawali Surabaya selama 2 (dua) minggu, mulai 18 – 29 Januari 2016. Adapun jadwal PKL secara lengkap disajikan dalam tabel.

Tabel 1.1 Jadwal PKL

Kegiatan Nov-15 Des-15 Jan-16 Mar-16 Apr-16 Mei-16 Jun-16

Minggu Ke 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Pengajuan Proposal Konfirmasi Bank Pelaksanaan PKL Pembuatan Laporan Penyerahan

(15)

BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 Deskripsi Umum Hasil Praktek Kerja Lapangan

2.1.1 Sejarah PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau "Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto", suatu lembaga keuangan yang melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia (pribumi). Lembaga tersebut berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI.

Pada tahun 1897, bank ini bernama “Poerwokertosche Hulp en Spaar Landbouw Credietbank” yang kemudian di kalangan masyarakat pada waktu itu lebih dikenal sebagai “Volksbank” atau “Bank Rakyat”. Pada 1934, bank ini berubah nama lagi menjadi “Algemeenevolkscredietbank” (AVB). Pada masa penjajahan jepang yaitu pada tahun 1942 berganti nama lagi menjadi “Syomin Ginko”. Berdasarkan Peraturan Pemerintah no. 1 tahun 1946, bank ini berganti nama menjadi Bank Rakyat Indonesia (BRI) dengan status sebagai bank pemerintah.

Pada tahun 1948, saat belanda menduduki ibukota Republik Indonesia di Yogyakarta, kegiatan BRI terhenti untuk sementara waktu. Setelah perjanjian “Roem-Royen”, pada tahun 1949, BRI aktif kembali dengan wilayah kerja daerah Renville (Republik Yogyakarta), sedangkan di daerah lainnya BRI menjadi “Bank Rakyat Republik Indonesia Serikat (BARRIS)”. Perkembangan politik di Indonesia selanjutnya mempengaruhi sejarah BRI dan

(16)

BARRIS sehingga kemudian keduanya menyatu kembali menjadi Bank Rakyat Indonesia (BRI).

Pada tahun 1960, dengan melalui Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (PERPU) No. 41 tahun 1960 dibentuklah “Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN)” yang merupakan peleburan dari BRI, Bank Tani dan Nelayan (BTN), dan Nederlandsche Handels Maatschapij (NHM).

Pada tahun 1965, berdasarkan Penetapan Presiden (PENPRES) No. 9 tahun 1965 BKTN diintegrasikan ke dalam Bank Indonesia dengan nama “Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani, dan Nelayan (BIUKTN). Setelah PENPRES tersebut berjalan satu bulan, keluarlah Penetapan Presiden (PENPRES) No. 17 tahun 1965 tentang Pendirian Bank Tunggal Milik Negara dengan nama “Bank Negara Indonesia” (BNI). Dalam perkembangan ini, BIUKTN eks BRI dan BTN diintegrasi ke dalamnya dengan nama “Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rural”, sedangkan BIUKTN eks NHM diintegrasikan ke dalamnya dengan nama “Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Ekspor-Impor”. Pada tahun 1968, dengan Undang-Undang (UU) No. 21 tahun 1968, Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rural diubah menjadi “Bank Rakyat Indonesia”. Dengan diterbitkannya UU tersebut, BRI sebagai lembaga BUMN yang berstatus perum waktu itu dikelola oleh pemerintah dan seluruh modalnya dimiliki oleh pemerintah.

Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992, status BRI berubah menjadi perseroan terbatas. Kepemilikan BRI saat itu masih 100% di tangan Pemerintah Republik Indonesia. Pada tahun 2003, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk menjual 30% saham bank ini, sehingga menjadi

(17)

perusahaan publik dengan nama resmi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., yang masih digunakan sampai dengan saat ini (BRI, 2012).

2.1.2 Visi dan Misi PT. Bank Rakyat Indonesia Visi Bank Rakyat Indonesia (BRI)

Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah (BRI, 2012).

Misi Bank Rakyat Indonesia (BRI)

1. Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat. 2. Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan

kerja yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional dan teknologi informasi yang handal dengan melaksanakan manajemen risiko serta praktek Good Corporate Governance (GCG) yang sangat baik.

3. Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) (BRI, 2012).

2.1.3 Kegiatan Usaha PT. Bank Rakyat Indonesia Produk Simpanan BRI (Bank Rakyat Indonesia)

Beberapa produk simpanan BRI sebagai bentuk layanan publik antara lain Tabungan BRI, Deposito BRI, dan Giro BRI.

1. Tabungan BRI

(18)

a. Tabungan Britama, produk tabungan ini didukung dengan fasilitas e-banking dan sistem real time online yang akan memungkinkan nasabah untuk bertransaksi kapanpun dan dimanapun.

b. Simpedes, produk tabungan dengan mata uang rupiah. Pelayanan simpedes dapat dilakukan di berbagai kantor BRI, baik Kantor Cabang Khusus BRI, Kanca BRI, KCP BRI, BRI Unit dan Teras BRI. Jumlah setoran dan pengambilan juga tidak dibatasi. Program ini tentu sangat membantu masyarakat pedesaan yang memiliki keterbatasan dalam mengakses bank.

c. Simpedes TKI, produk ini diselenggarakan khusus untuk TKI yang bekerja di luar negeri, sehingga TKI dapat melakukan transaksi keuangan dengan mudah, termasuk untuk menampung dan menyalurkan gaji mereka.

d. Tabungan Haji, produk ini ditujukan bagi masyarakat yang ingin menunaikan ibadah haji di tanah suci.

e. Tabungan Britama Dollar, fasilitas produk ini hampir sama dengan Tabungan Britama, hanya saja mata uang yang digunakan adalah US Dollar. Bank BRI menyelenggarakan produk ini untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang ingin menyimpan dananya dalam mata uang US Dollar.

f. Britama Bisnis, fasilitas produk ini memberikan keleluasaan lebih dalam bertransaksi, kejelasan dalam pencatatan, bebas biaya administrasi hingga Rp 5.000.000, dan menyediakan fasilitas sms notifikasi. Keuntungan yang diberikan oleh BRI sesuai dengan kebutuhan para pebisnis dalam menunjang kemudahan serta kecepatan dalam bertransaksi.

g. Britama Rencana, tabungan ini merupakan investasi dengan setoran tetap setiap bulannya serta fasilitas asuransi jiwa bagi nasabah. Tabungan ini merupakan produk yang cocok untuk karyawan yang ingin menabung untuk hari tuanya.

(19)

h. Britama Valas, produk yang dikeluarkan oleh Bank BRI untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang akan menyimpan dananya dalam mata uang asing. Tersedia lima jenis mata uang dengan nilai tukar kopetitif, yaitu USD, AUD, SGD, CNY, dan EUR. i. Britama Junio, yaitu produk tabungan yang dikeluarkan oleh Bank

BRI dengan sasaran penabung anak-anak. Produk ini juga dilengkapi dengan fitur-fitur menarik bagi anak-anak.

j. Tabunganku, yaitu produk tabungan perorangan dengan berbagai kemudahan persyaratannya. Produk ini juga dikeluarkan oleh bank-bank lain di Indonesia untuk menumbuhkan dan meningkatkan budaya menabung bagi masyarakat.

2. Deposito BRI

Terdiri dari tiga produk utama, yaitu Deposito Rupiah, Deposito Valas, dan Deposito On Call (DOC) BRI. Bank BRI mengeluarkan produk DOC dengan fasilitas invesment gain yang cukup tinggi.

3. Giro BRI

Bank BRI (Bank Rakyat Indonesia) mengeluarkan produk giro dalam dua jenis, yaitu Giro BRI Rupiah, produk ini ditujukan untuk transaksi dalam mata uang rupiah dan Giro BRI Valas untuk mata uang asing.

Fasilitas Kredit / Pinjaman BRI

Beberapa produk pinjaman di Bank BRI antara lain Pinjaman Mikro, Pinjaman Ritel, Pinjaman Menengah, Kredit Program, dan Kredit Usaha Rakyat (KUR).

(20)

Produk Pinjaman Mikro yang dikeluarkan oleh Bank BRI adalah KUPEDES, yaitu fasilitas kredit dengan bunga sangat ringan yang ditujukan untuk perorangan dan dapat dilayani di BRI Unit maupun Teras BRI.

2. Pinjaman Ritel BRI

a. Kredit Agunan Kas, yaitu produk pinjaman dengan jaminan uang kas (fully cash collateral).

b. Kredit Investasi, yaitu fasilitas kredit jangka menengah dan jangka panjang untuk membiayai aktiva tetap perusahaan. c. Kredit Modal Kerja, produk yang ditawarkan kepada pelaku

usaha untuk membiayai operasional perusahaan atau kegiatan usahanya.

d. KMK Ekspor, fasilitas kredit yang ditujukan kepada nasabah yang mealakukan kegiatan usaha negosiasi wesel ekspor atau dikenal juga dengan istilah post ekspor financing. Fasilitas kredit ini juga bertujuan membiayai pembelian barang-barang untuk diekspor atau dikenal juga dengan istilah pre-ekspor financing.

e. KMK Konstruksi, yaitu fasilitas kredit yang ditujukan untuk membiayai kegiatan usaha jasa konstruksi.

f. Kredit BRIGuna, fasilitas kredit yang diberikan kepada nasabah yang memiliki penghasilan tetap dalam bentuk gaji atau pensiunan.

g. Kredit Waralaba, yaitu fasilitas kredit untuk membiayai kegiatan usaha waralaba yang diberikan dalam bentuk modal kerja maupun investasi.

h. Kredit SPBU, yaitu fasilitas kredit yang ditujukan untuk kegiatan usaha SPBU Pertamina, baik dalam bentuk modal kerja maupun investasi.

(21)

i. Kredit Resi Gudang, yaitu salah satu produk kredit Bank BRI dengan jaminan Resi Gudang.

j. Kredit Batubara, fasilitas kredit yang ditujukan untuk membiayai kegiatan penambangan batubara.

k. Kredit Waralaba Alfamart, fasilitas kredit yang ditujukan untuk membiayai kegiatan usaha minimarket Alfamart.

l. Kredit Pola Angsuran Tetap, yaitu fasilitas kredit modal kerja dan investasi dengan pola angsuran tetap dengan kriteria tertentu yang telah ditetapkan.

3. Produk Pinjaman Menengah BRI

Produk pinjaman ini berupa kredit Agribisnis, yaitu fasilitas kredit yang diberikan untuk kegiatan pertanian dalam arti luas, baik untuk menunjang kegiatan on-farm maupun off-farm.

4. Kredit Program BRI

Kredit Program BRI terdiri dari tiga jenis, yaitu Kredit Pengembangan Energi Nabati & Revitalisasi Perkebunan (KPEN-RP), Kredit Ketahanan Pangan & Energi untuk tanaman tebu (KKPE-Tebu) dan KKPE untuk tanaman pangan, hortikultura, peternakan, perikanan, dan pengadaan alat dan mesin.

5. KUR BRI

KUR atau Kredit Usaha Rakyat yang dikeluarkan oleh Bank BRI yaitu KUR BRI dan KUR TKI BRI. (BRI, 2012)

(22)

Produk Jasa BRI 1. Jasa Bank Garansi

Fasilitas ini merupakan bentuk jaminan yang diberikan oleh Bank BRI kepada rekanan nasabah. Rekanan nasabah atau pihak ketiga akan mendapatkan kepastian bahwa nasabah Bank BRI bersangkutan dapat memenuhi kewajibannya kepada pihak ketiga. Dalam menerbitkan Bank Garansi, BRI tidak mengenakan biaya bunga.

Fasilitas Jasa Bank Garansi terdiri dari dua jenis, yaitu Bank Garansi Umum, diberikan kepada nasabah sebagai jaminan bahwa nasabah bersangkutan dapat memenuhi kewajibannya untuk melakukan pembayaran suatu produk, dan Bank Garansi Konstruksi yang diberikan kepada kontraktor yang terkait dengan kredit konstruksi.

2. Jasa Kliring BRI

Fasilitas ini merupakan proses penyampaian surat berharga kepada Bank Tertarik, hingga adanya pengesahan oleh Bank Tertarik melalui lembaga kliring, yang dinyatakan dalam mata uang rupiah. 3. Remittance BRI

Fasilitas ini merupakan bentuk layanan kepada nasabah yang akan melakukan pengiriman maupun penerimaan dalam bentuk valas, baik ditujukan kepada bank di dalam negeri maupun bank luar negeri.

4. Jasa SKBDN BRI

Fasilitas ini merupakan bentuk jaminan pembayaran yang diajukan oleh pembeli untuk menjamin pembayaran produk kepada pihak penjual.

(23)

5. Layanan Ekspor BRI

Fasilitas ini merupakan bentuk pembiayaan ekspor berupa postshipment financing. Layanan ini diberikan dalam bentuk Negosiasi wesel ekspor sight dan Diskonto wesel ekspor berjangka.

6. Layanan Impor BRI

Fasilitas ini merupakan bentuk pembiayaan impor, berupa penyediaan fasilitas kredit impor. Produk layanan ini diberikan dalam bentuk Preshipment Import Financing dalam rangka penyediaan Penangguhan Jaminan Impor dan Postshipment Impor Financing dalam rangka penebusan dokumen impor (BRI, 2012). 2.1.4 Kredit Program Briguna BRI

Kredit Briguna BRI merupakan kredit yang diberikan kepada calon debitur dengan sumber pembayaran berasal dari sumber penghasilan tetap atau fixed income. Kredit Briguna BRI diberikan untuk pembiayaan keperluan produktif dan non produktif seperti pembelian barang bergerak atau tidak bergerak, perbaikan rumah, keperluan kuliah, pegobatan, pernikahan dan lain sebagainya.

Kredit Briguna BRI terbagi dalam dua jenis, yang disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik peminjamnya, yaitu kredit Briguna Karya dan Briguna Purna. Kredit Briguna Karya diperuntukan bagi nasabah yang masih berstatus sebagai pegawai negeri sedangkan Kredit Briguna Purna diperuntukan bagi nasabah pensiunan.

Briguna BRI merupakan program “Kredit Tanpa Agunan”. Para calon debitur dapat mengajukan permohonan Plafond kepada pihak BRI hingga Rp 500 juta. Sedangkan untuk jangka waktu pengembalian kredit, calon debitur dapat mengajukan permohonan hingga 15 tahun dengan tingkat suku bunga yang hanya sebesar 0,8% per bulan dan juga angsuran yang dibayarkan oleh calon debitur setiap

(24)

bulan bersifat tetap. Selain itu, calon debitur diikutsertakan dalam asuransi jiwa.

Program asuransi jiwa yang diberikan kepada para debitur akan menjamin pengembalian pinjaman kredit apabila debitur tersebut meninggal dunia. Perusahaan asuransi tersebut akan membayar sisa kredit sesuai dengan jumlah premi yang dibayarkan. Peserta asuransi yang berusia di atas 55 tahun, maka klaim yang diajukan seratus persen atas premi yang telah dibayarkan, apabila sudah melampaui masa kepesertaan asuransi lebih dari tiga bulan terhitung sejak tanggal masa asuransi berlaku. Namun, jika masa kepesertaan asuransi kurang dari tiga bulan dan terjadi klaim, uang pertanggungan yang dapat digantikan maksimum hanya sebesar lima puluh persen dari Uang Pertanggungan.

Debitur Kredit Briguna yang telah meninggal dunia yang masih memiliki sisa kredit kepada pihak kreditur maka Unit kerja BRI sebagai pelaksana Kredit Briguna (pihak kreditur) dapat mengajukan permohonan klaim yaitu terhitung sejak tanggal debitur atau tertanggung mengalami risiko kematian sampai dengan enam bulan. Pengajuan permohonan klaim yang telah melewati jangka waktu enam bulan setelah risiko kematian dapat ditolak oleh pihak Perusahaan Asuransi. Ada beberapa penyebab perusahaan asuransi menolak permohonan klaim yang dilakukan oleh pihak tertanggung yaitu pertama, pengajuan permohonan klaim oleh pihak tertanggung telah melampaui batas kedaluarsa. Kedua, tertanggung tidak tercatat dalam Daftar Perusahaan Asuransi Jiwa Kredit (DPAJK) manual yang telah dikirimkan kepada perusahaan asuransi atau premi asuransi belum dibayar secara lunas kepada perusahaan asuransi. Ketiga, kematian yang disebabkan karena bunuh diri dan kematian akibat perbuatan kejahatan yang dilakukan oleh seseorang yang berkepentingan terhadap kematian tertanggung. Keempat, risiko yang timbul di luar jangka waktu kredit. Kelima, apabila terdapat bukti yang sah bahwa laporan kematian tertanggung tidak benar.

(25)

Kemudahan dalam pemberian fasilitas Kredit Briguna tidak terlepas dengan adanya persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon debitur kredit Briguna yaitu menyiapkan fotocopy identitas diri, fotocopy KK, salinan asli SK pengangkatan pertama atau terakhir, detail gaji terakhir, surat pernyataan debitur, surat rekomendasi dari atasan, surat kuasa potong gaji, surat kuasa debet rekening dan fotocopy buku tabungan BRI. Sementara bagi calon debitur kredit pensiun harus menyiapkan fotocopy identitas diri, fotocopy KK, salinan asli SK pensiun, daftar pembayaran pensiun, buku pensiun, surat pernyataan debitur, surat kuasa potong pensiun, surat kuasa debet rekening dan fotocopy buku tabungan BRI.

(26)

2.3 Karakteristik Responden

Berdasarkan kuisioner yang penulis sebarkan pada 30 responden yang terdiri dari 15 responden yang merupakan pegawai BUMN, 10 Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 5 Pegawai Negeri yang terdiri dari TNI AD. Ketiga kategori tersebut merupakan debitur kredit Briguna BRI kantor Cabang Rajawali Surabaya, maka didapatkan beberapa informasi yaitu sebagai berikut

Tabel 2.1

Dari 30 responden debitur kredit Briguna BRI, penulis mendapatkan responden pria sebanyak 21 orang atau sebesar 70% dan responden wanita sebanyak 9 orang atau sebesar 30%. Mayoritas debitur kredit Briguna BRI adalah pria. Dari 21 responden pria, 10 responden adalah pegawai BUMN, 6 responden merupakan PNS dan 5 responden adalah pegawai negeri (TNI AD) sedangkan 9 responden wanita, 5 responden merupakan pegawai BUMN dan 4 responden yaitu PNS.

0 5 10 15 20 25 Laki-Laki (70%) Perempuan (30%)

Jenis Kelamin Responden

(27)

Tabel 2.2

Dari 30 responden, 43 % informasi yang didapat mengenai Bank BRI berasal dari Karyawan BRI artinya karyawan BRI sangat berperan penting dalam menyampaikan informasi kepada nasabah mengenai Bank BRI. Sedangkan media cetak dan elektronik menempati urutan kedua dan ketiga dengan presentase yang sama besar yaitu 17 %. Informasi dari keluarga dan kerabat menempati urutan keempat dan kelima dengan presentase masing-masing sebesar 13 % dan 10 %.

0 2 4 6 8 10 12 14

Informasi yang Diperoleh

Responden tentang BRI

Informasi yang Diperoleh Responden tentang BRI

(28)

Tabel 2.3

Ditinjau dari sumber informasi yang debitur dapatkan tentang kredit Briguna BRI, hampir sebagian besar dari responden atau sebanyak 53% responden menyebutkan bahwa mereka mengetahui adanya kredit briguna BRI melalui karyawan BRI. Sedangkan 33% dari responden mendapatkan informasi tentang kredit program Briguna BRI dari kerabat. Sisanya sebesar 13% responden mendapatkan informasi mengenai kredit briguna BRI melalui keluarga dan tidak ada satupun responden yang mendapatkan informasi dari media cetak ataupun elektronik karena pihak BRI sendiri tidak mempromosikan kredit briguna melalui kedua media tersebut. Dalam hal ini peran karyawan BRI dalam mempromosikan produk kredit Briguna cukup efektif. Hal ini terbukti dengan adanya pengakuan 16 dari 30 responden mengatakan bahwa sumber informasi yang didapatkan mengenai kredit Briguna didapat dari karyawan BRI sendiri. Artinya kinerja yang diberikan oleh karyawan BRI sudah masuk dalam kategori standart. Kategori tersebut didapat penulis dari penilaian yang dilakukan oleh bagian Quality Control yang menyatakan bahwa jika terdapat kepuasan dari nasabah sebesar 50% dari jumlah minimum

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18

Informasi yang diperoleh Responden

tentang Kredit Briguna BRI

Informasi yang diperoleh Responden tentang Kredit Briguna BRI

(29)

responden (30 responden), ini artinya kinerja karyawan tersebut berada dalam kategori standart.

Tabel 2.4

Responden yang mengetahui jenis kredit selain kredit briguna BRI adalah sebesar 15 dari 30 responden sedangkan 15 responden lainnya tidak mengetahui jenis kredit lain. Artinya hanya setengah dari keseluruhan responden yang mengetahui kredit lain selain kredit briguna BRI. Adapun jenis kredit yang diketahui oleh 15 responden tersebut yaitu Kredit Modal Kerja, Kredit Investasi, Kredit Pemilikan Rumah dan Kredit Usaha Rakyat. Peran karyawan BRI sudah cukup baik dalam menginformasikan program kredit Briguna kepada nasabah namun masih kurang dalam menginformasikan jenis kredit yang lain (cross selling) karena hanya sebagian dari total keseluruhan responden yang mengetahui produk kredit yang lain selain kredit Briguna BRI. Artinya masih diperlukan pembinaan dan pelatihan intensif agar karyawan BRI lebih informatif. 0 2 4 6 8 10 12 14 16 Tidak (50%) Ya (50%)

Responden yang mengetahui jenis

kredit selain Kredit Briguna BRI

Responden yang mengetahui jenis kredit selain Kredit Briguna BRI

(30)

Tabel 2.5

Debitur lama masih mendominasi pinjaman kredit Briguna BRI yaitu sebesar 70% artinya sebanyak 21 responden dari 30 responden adalah debitur suplesi atau debitur lama sedangkan sisanya yaitu 9 responden atau sebesar 30% berasal dari debitur baru. Mayoritas peminjam kredit Briguna BRI berasal dari debitur lama yang sudah melunasi angsuran kredit di BRI kemudian debitur tersebut meminjam lagi yang biasanya digunakan untuk keperluan modal usaha. Dalam hal ini, peran karyawan BRI sudah bagus karena debitur lama meminjam lagi kredit Briguna BRI. Selain kemudahan dalam prosesnya, pelayanan yang diberikan oleh karyawan BRI juga sangat berpengaruh kepada nasabah yang meminjam kredit kepada BRI terutama kredit Briguna BRI. 0 5 10 15 20 25

Debitur Baru (30%) Debitur Lama (70%)

Status Responden

(31)

Tabel 2.6

Penghasilan responden yang mencapai 3 – 5 juta per bulan yang menggunakan fasilitas kredit Briguna BRI adalah sebesar 57% atau 17 responden yang berada pada urutan pertama. Di urutan kedua, dengan penghasilan 5 – 10 juta per bulan sebesar 30% atau 9 responden. Urutan ketiga, responden dengan penghasilan lebih dari 10 juta perbulan sebesar 7% atau 2 responden. Sedangkan yang berada di urutan keempat dan kelima masing-masing sebesar 3% atau hanya 1 responden yaitu sebesar kurang dari 1,5 juta per bulan dan 1,5 – 3 juta per bulan. Dari data di atas dapat diketahui bahwa mayoritas debitur yang menggunakan fasilitas kredit Briguna memiliki pendapatan di kisaran 3-5 juta yang digunakan sebagai modal usaha karena dari 9 dari 17 responden yang memiliki penghasilan 3-5 juta rupiah per bulan menggunakan kredit Briguna BRI untuk modal usaha. Data tersebut dapat dilihat pada tabel 2.7.

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 < 1.5 juta (3%) 1.5 juta -3 juta (3%) 3 juta - 5 juta (57%) 5 juta -10 juta (30%) > 10 juta (7%)

Penghasilan Responden per Bulan

Penghasilan Responden per Bulan

(32)

Tabel 2.7

Penghasilan Responden sebesar 3-5 juta rupiah yang ditinjau dari segi penggunaan kredit

Tabel di atas menunjukkan penghasilan responden sebesar 3-5 juta rupiah yang ditinjau dari segi penggunaan kredit. Responden tersebut berjumlah 17 orang. Responden yang memilih plafond sebesar 10-25 juta sebesar 4 orang dimana 2 responden menggunakan kredit Briguna untuk modal usaha sedangkan 2 responden sisanya digunakan untuk keperluan sehari-hari dan untuk merenovasi rumah. Responden dengan plafond sebesar 25-50 juta sebesar 5 orang dimana 3 responden menggunakan kredit Briguna untuk modal usaha sedangkan 2 responden berikutnya digunakan untuk keperluan sehari-hari dan untuk merenovasi rumah. Responden yang memilih plafond sebesar 50-100 juta sebesar 2 orang dimana dari kedua responden tersebut menggunakan kredit Briguna untuk keperluan sehari-hari dan untuk merenovasi rumah. Responden dengan plafond lebih dari 100 juta sebesar 6 orang dimana jumlah responden yang menggunakan kredit Briguna untuk modal usaha sebesar 4 orang sedangkan 2 responden sisanya menggunakannya untuk keperluan sehari-hari dan untuk merenovasi rumah.

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 plafond 10-25 juta plafond 25-50 juta plafond 50-100 juta plafond > 100 juta Modal Usaha Renovasi Rumah Keperluan Sehari-hari

(33)

Tabel 2.8

Dari data yang diperoleh tentang jumlah plafond kredit yang diajukan oleh debitur maka didapatkan hasil bahwa sebanyak 33% atau 10 responden yang terdiri dari 5 responden memiliki penghasilan sebesar 3-5 juta per bulan, 4 responden dengan gaji sebesar 5-10 juta per bulan dan 1 responden yang mempunyai penghasilan senilai 10 juta per bulan mendapatkan plafon kredit sejumlah lebih dari 100 juta. Selanjutnya sebanyak 27% atau 8 responden yang terdiri dari 5 responden yang berpenghasilan sebesar 3-5 juta per bulan, 2 responden dengan gaji senilai 5-10 juta per bulan dan 1 responden yang memiliki gaji sebesar lebih dari 10 juta per bulan mendapatkan kredit sejumlah 25-50 juta. Peminjam plafond kredit sebesar 50-100 juta sebanyak 23% atau 7 responden terdiri dari 3 responden memiliki gaji sebesar 3-5 juta per bulan, 3 responden selanjutnya mempunyai gaji senilai 5-10 juta per bulan dan 1 responden dengan gaji lebih dari 10 juta per bulan. Sedangkan 17% atau 5 responden yang terdiri dari 4 responden yang memiliki gaji sebesar 3-5 juta per bulan dan 1 responden dengan penghasilan sebesar kurang dari 1,5 juta per bulan dengan plafond

0 2 4 6 8 10 12 < 10 juta (0%) 10 juta - 25 juta (17%) 25 juta - 50 juta (27%) 50 juta -100 juta (23%) > 100 juta (33%)

Plafond kredit Responden

Plafond kredit Responden

(34)

sebesar 10-25 juta.

Tabel 2.9

Mayoritas dari responden memilih jangka waktu 3-5 tahun dalam pembayaran kredit Briguna BRI yaitu sebesar 47% atau 14 dari 30 responden. Sebesar 23% atau 7 responden memilih 5-8 tahun dalam pembayaran angsuran kredit Briguna BRI. 20 % atau 6 responden memilih 8-10 tahun. 7% atau 2 responden memilih jangka waktu kurang dari tiga tahun. Sedangkan 3% atau 1 responden memilih jangka waktu 10-15 tahun dalam pembayaran kredit Briguna BRI. Dari data tersebut, mayoritas debitur kredit Briguna BRI memilih jangka waktu 3-5 tahun dalam pembayaran angsuran kredit Briguna BRI karena jumlah nominal angsuran kredit pada rentang 3-5 tahun cukup sesuai dengan pendapatan yang dimiliki oleh debitur kredit Briguna BRI.

0 2 4 6 8 10 12 14 16 < 3 Tahun (7%) 3 - 5 Tahun (47%) 5 - 8 Tahun (23%) 8 - 10 Tahun (20%) 10 - 15 Tahun (3%)

Jangka Waktu Kredit Responden

Jangka Waktu Kredit Responden

(35)

Tabel 3.0

Dari 30 responden sebanyak 50% dari responden yaitu 15 responden memilih kredit Briguna BRI karena proses kreditnya sangat mudah. Debitur hanya perlu membawa kelengkapan dokumen yang menjadi syarat pengajuan kredit. Dokumen yang harus dibawa debitur yaitu fotocopy KTP suami dan istri, pas foto suami dan istri, SK asli dan daftar gaji terbaru sedangkan persyaratan kelengkapan dokumen yang dibutuhkan pada bank lain jauh lebih banyak yaitu dengan membawa dokumen yang sama sesuai persyaratan pada kredit Briguna BRI dan menambahkan beberapa dokumen lain yaitu fotocopy PBB, NPWP dan fotocopy rekening listrik. Hal tersebut yang membuat debitur lebih memilih kredit Briguna BRI. Debitur yang telah memenuhi seluruh persyaratan yang ditetapkan BRI maka debitur hanya perlu menunggu 1-2 hari masa kerja untuk pencairan kreditnya. Selanjutnya sebanyak 6 responden atau sebesar 20% beralasan bahwa memilih kredit Briguna

0 2 4 6 8 10 12 14 16

Alasan Responden memilih Kredit

Program Briguna BRI

Alasan Responden memilih Kredit Program Briguna BRI

(36)

BRI karena tidak menggunakan agunan sebagai jaminan dan suku bunganya pun yang rendah. Untuk kredit Briguna BRI, debitur hanya menggunakan SK pengangkatan pertama atau terakhir bagi debitur yang memiliki penghasilan tetap berupa gaji. Selain itu, bunga kredit program Briguna BRI hanya sebesar 1,17% per bulan. Hal tersebut menunjukkan bahwa bunga kredit Briguna BRI lebih murah dibandingkan dengan kredit bank lain yang berada pada angka 2% hingga 3%. Sisanya sebanyak tiga responden atau sebesar 10% memilih kredit program Briguna BRI atas saran dari keluarga.

Tabel 3.1

Berdasarkan jawaban dari 30 responden didapatkan informasi tentang penggunaan kredit oleh 30 responden sebagai debitur kredit program Briguna BRI. Sebanyak 13 dari 30 Responden atau sebesar 43% menjawab kredit yang mereka dapatkan dari Kredit Program Briguna BRI dipergunakan untuk modal usaha. Artinya debitur kredit Briguna BRI memanfaatkan peluang

0 2 4 6 8 10 12 14

Alasan Pengajuan Kredit dari Segi

Penggunaan Kredit

Alasan Pengajuan Kredit dari Segi Penggunaan Kredit

(37)

produk Briguna dengan proses kredit yang cukup mudah dan suku bunga yang rendah digunakan untuk modal usaha yang tujuannya adalah untuk menambah penghasilan. Selain itu, usaha yang dimiliki berfungsi untuk investasi di masa depan ketika para debitur sudah tidak bekerja lagi. Kemudian 7 dari 30 responden atau sebesar 23% menggunakan kredit Briguna BRI untuk merenovasi rumah milik mereka. Sebesar 17% atau 5 dari 30 responden menggunakan kredit Briguna BRI untuk biaya pendidikan. Sedangkan 10% atau 3 dari 30 responden menggunakan kredit Briguna untuk keperluan sehari-hari. Sisanya sebesar 2 dari 30 responden atau 7% menggunakan kredit Briguna BRI untuk melunasi kreditnya di bank lain atau biasa disebut dengan Take Over. Debitur yang memilih kredit Briguna BRI dengan tujuan Take Over karena bunga dari kredit Briguna BRI hanya 1,17% per bulan sedangkan bunga yang dimiliki oleh bank lain biasanya di atas 3% per bulan.

(38)

Tabel 3.2

Kredit Briguna BRI sangat membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Hal ini terbukti dari 20 dari 30 responden atau sebesar 67% menjawab bahwa dengan memperoleh kredit Briguna BRI,

mereka dapat memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Mereka mengakui

bahwa kredit program Briguna BRI yang mereka ambil mengurangi kesulitan dalam ekonominya. Sedangkan 17% atau 5 dari 30 responden mengatakan bahwa kehidupan mereka menjadi sejahtera sejak meminjam

kredit Briguna BRI. Akan tetapi, ternyata ada beberapa responden yang

mendaptakan pengaruh yang bertolak belakang. Sebanyak tiga responden menjawab mereka memiliki beban ekonomi dalam pengembalian kredit. Sisanya sebesar 3% menjadi tergantung pada pengambilan kredit, yang dimaksud adalah dalam pemenuhan kebutuhan dalam ekonominya responden membutuhkan kredit. Maka, jika kredit telah berakhir masa

0 5 10 15 20 25

Pengaruh Kredit terhadap Ekonomi

Debitur

Pengaruh Kredit terhadap Ekonomi Debitur

(39)

jatuh temponya atau uang hasil pencairan kredit telah habis mereka akan mengajukan kredit kembali.

(40)

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa kredit Briguna BRI sesuai dengan esensi dari Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 yang menyatakan bahwa bank berfungsi dalam meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Hal ini dibuktikan dengan adanya 25 dari 30 responden atau sebesar 83% menyatakan bahwa kebutuhan ekonomi keluarganya sudah terpenuhi dan kehidupan mereka menjadi sejahtera sejak meminjam kredit Briguna BRI. Selain itu, tujuan dari sebagian responden memilih menggunakan kredit Briguna BRI karena dalam pengajuan kreditnya mudah, bunga kreditnya murah dan tidak menggunakan agunan sebagai jaminan. Kredit yang diperoleh debitur banyak dipergunakan untuk modal usaha dan renovasi rumah. Banyak dari responden yang mendapatkan pengaruh yang baik dari kredit yang mereka dapatkan, contohnya yaitu terpenuhinya kebutuhan ekonomi keluarga debitur serta meningkatnya taraf kesejahteraan hidup debitur.

3.2 Saran

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan, maka penulis menyarankan untuk menggunakan kredit secara wajar dan sesuai dengan kebutuhan. Penulis menyarankan agar nasabah membuat perencanaan mengenai penggunaan kredit yang akan diperoleh sehingga kredit dapat dipakai secara bijaksana dan mendatangkan kesejahteraan bagi kehidupan ekonomi debitur karena pada dasarnya usaha bank dalam menyalurkan dana bagi masyarakat adalah untuk meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Selain itu, dalam meningkatkan jumlah debitur kredit Briguna BRI, diperlukan peran dari karyawan BRI dalam memberikan pelayanan yang bagus agar debitur merasa puas dan akhirnya kembali untuk meminjam lagi.

(41)

Daftar Pustaka

Artharini, Dian. 2013. Peranan Kredit Dalam Menumbuhkan Perekonomian. http://www.kompasiana.com/dzafacollection/peranan-kredit-dalam-menumbuhkan-perekonomian_55294ab4f17e61715a8b45ac diakses pada tanggal 02 Maret 2016.

Dendawijaya, Lukman. 2005. Manajemen Perbankan. Jakarta : Penerbit Ghalia Indonesia.

http://bri.co.id/ diakses pada tanggal 24 Maret 2016.

Kasmir. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT Raja Grafindo. Slamet, Dahlan. 2005 Manajemen Lembaga Keuangan: Kebijakan Moneter dan

Perbankan. Jakarta: Lembaga Penerbit UI.

Susilo, Y. Sri, Sigit Triandaru, dan A. Totok Budi Santoso. 2006. Bank & Lembaga Keuangan Lain. Jakarta : Salemba Empat.

(42)
(43)
(44)
(45)
(46)

Petunjuk Pengisian Kuisioner

1. Mohon diisi identitas diri, kerahasiaan tentang biodata terjaga dan proses pengambilan dan data tidak akan berpengaruh terhadap apapun.

2. Mohon bantuan dan ketersediaan untuk menjawab dengan sejujur-jujurnya. 3. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang dialami saat ini.

Identitas Responden Jenis Kelamin :

Usia :

Alamat : Pekerjaan :

1. Dari mana Bapak/Ibu mengetahui BRI? A. Keluarga

B. Kerabat

C. Media Cetak D. Media Elektronik

E. Karyawan BRI (Teller atau Customer Service) 2. Dari mana Bapak/Ibu mengetahui Kredit Briguna BRI?

A. Keluarga B. Kerabat C. Media Cetak D. Media Elektronik

E. Karyawan BRI (Teller atau Customer Service)

3. Apakah Bapak/Ibu mengetahui jenis kredit yang ada di BRI selain Kredit Briguna BRI? A. Tidak

B. Ya. Sebutkan... 4. Apa status Bapak/Ibu sebagai Debitur?

A. Debitur Baru B. Debitur Lama

5. Berapa kisaran Gaji Bapak/Ibu per Bulan A. < 1.500.000

(47)

E. > 10.000.000

6. Berapa Plafond kredit yang Bapak/Ibu dapatkan? A. < 10.000.000

B. 10.000.000 – 25.000.000 C. 25.000.000 – 50.000.000 D. 50.000.000 – 100.000.000 E. >100.000.000

7. Berapa jangka waktu kredit Bapak/Ibu? A. < 3 Tahun

B. 3 Tahun - 5 Tahun C. 5 Tahun – 8 Tahun D. 8 Tahun – 10 tahun E. 10 Tahun – 15 Tahun

8. Apa alasan Bapak/Ibu memilih kredit program Briguna BRI? A. Berdasarkan saran/penawaran dari keluarga/kerabat B. Karena tidak menggunakan agunan sebagai jaminan C. Suku bunga kreditnya murah

D. Mudah

E. Lainnya, Sebutkan ... 9. Bagaimana Bapak/Ibu mempergunakan kredit yang diperoleh?

A. Untuk keperluan sehari-hari B. Untuk biaya pendidikan anak C. Untuk modal usaha

D. Untuk melunasi angsuran kredit di bank lain (Take Over)

E. Lainnya, Sebutkan ... 10. Apa pengaruh Kredit terhadap Ekonomi Bapak/Ibu?

A. Kebutuhan ekonomi keluarga terpenuhi B. Kehidupan menjadi sejahtera

C. Perilaku menjadi konsumtif

D. Memiliki beban ekonomi dalam pengembalian Kredit E. Ekonomi bergantung pada kredit

(48)
(49)
(50)
(51)

Gambar

Tabel 1.1 Jadwal PKL

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian ini penerapan model pembelajaran PAKEM itu sama dengan pendapat diatas karena sudah pasti pada saat proses model pembelajaran ini di awali dengan

Laba rugi ditentukan oleh variabel pendapatan, biaya operasi, laba/rugi operasi, amortizazi, laba/rugi sebelum pajak dan pajak/PPH (10%). Perkiraan Laba rugi dalam penelitian ini

Bahwa berdasarkan Pasal 74 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011

Untuk kurva yang terbuka ke atas, pada setiap titiknya nilai f′(x) atau gradien garis singgungnya bertanda sama dan naik atau berubah tanda dari negatif ke

shown in the following figure.. The statement was “I learn English because I need it to.. pass English exams and graduate from the university”. Respondents’ answers are shown

KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,

Jumlah kematian cacing Ascaridia galli adalah jumlah (banyaknya) cacing Ascaridia galli yang mati pada rentang waktu tertentu setelah pemberian perlakuan dengan ekstrak daun.