• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI"

Copied!
270
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI i Puji Astiti Angayubagia dipanjatkan atas Asung Kerta Wara Nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa, “Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2015” dapat diterbitkan untuk merespon tingginya kebutuhan akan data dan informasi kesehatan, di tengah-tengah banyaknya tantangan yang dihadapi terkait pemenuhan data dan informasi sebagai landasan pengambilan keputusan yang evidence based.

Profil Kesehatan Provinsi Bali tahun 2015 merupakan kelanjutan dari profil-profil sebelumnya yang merupakan penyajian yang relatif komprehensif terdiri dari data derajat kesehatan, upaya kesehatan, sumber daya kesehatan, dan data umum serta lingkungan yang berhubungan dengan kesehatan.

Penyediaan data dan informasi dilaksanakan melalui serangkaian proses panjang mulai dari pengumpulan data dan informasi dari tingkat layanan kesehatan masyarakat, dilanjutkan dengan pengelolaan data dan informasi di masing-masing unit program di tingkat kabupaten/kota dan provinsi. Untuk itu, diperlukan komitmen bersama antara provinsi dan kabupaten/kota dalam mewujudkan penyediaan data yang lengkap, akurat dan tepat waktu. Pengelola data dan informasi di tingkat provinsi dan kabupaten/kota juga harus menjadikan pengelolaan data dan informasi sebagai komponen prioritas dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan.

Data yang ditampilkan pada Profil Kesehatan Provinsi Bali dapat membantu kita dalam membandingkan capaian pembangunan kesehatan antar kabupaten/kota, capaian pembangunan kesehatan di Provinsi Bali dengan capaian pembangunan kesehatan secara nasional. Dengan demikian akan dapat diketahui posisi pembangunan kesehatan Provinsi Bali bila dilihat secara nasional.

Meskipun profil ini sudah berpedoman pada petunjuk teknis penyusunan profil yang terbaru dengan data terpilah menurut jenis kelamin, namun dalam kenyataannya belum juga dapat menampilkan data terpilah secara keseluruhan karena belum semua program dapat menampilkan data terpilah secara utuh. Oleh karena itu untuk tahun selanjutnya diharapkan semua program menyesuaikan instrumen pelaporannya dengan data terpilah menurut jenis kelamin. Data terpilah berbasis gender dapat membantu proses identifikasi ada tidaknya maupun besaran

(3)

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI ii kesenjangan mengenai kondisi kebutuhan, dan persoalan yang dihadapi laki-laki dan perempuan terkait dengan akses, partisipasi, kontrol, dan manfaat dalam pembangunan bidang kesehatan.

Terbitnya Profil Kesehatan Provinsi Bali 2015, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan terhadap data dan informasi kesehatan di semua lini, baik instansi pemerintah/swasta, organisasi profesi, mahasiswa, dan kelompok masyarakat lainnya. Profil kesehatan ini juga diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan dalam mengukur kinerja program pembangunan kesehatan baik di provinsi maupun kabupaten/kota yang berguna bagi perencanaan program pembangunan kesehatan berikutnya.

Dengan menyadari kekurangan dan keterbatasan dalam penyusunan profil ini, maka untuk peningkatan dalam penyusunan profil yang akan datang maka saran-saran penyempurnaan akan diterima dengan senang hati.

Melalui kesempatan ini kami ucapkan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada semua pihak, dalam hal ini pengelola data di tingkat provinsi, kabupaten/kota, serta lintas sektor yang telah berkontribusi dalam penyusunan Profil Kesehatan Provinsi Bali 2015.

Denpasar, Juni 2016

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali

dr. Ketut Suarjaya, MPPM Pembina Utama Muda NIP. 19620115 198710 1 001

(4)

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI iii

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR GAMBAR... vii

DAFTAR LAMPIRAN TABEL... xii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. LATAR BELAKANG... 1

B. TUJUAN PROFIL KESEHATAN PROVINSI BALI ... 2

C. SISTEMATIKA ... 2

BAB II GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK ... 4

A. GEOGRAFI ……… 4

1. Letak Wilayah ……… 4

2. Luas Wilayah ……… 4

3. Iklim ... 5

B. KEADAAN PENDUDUK ... 5

C. KEADAAN SOSIAL EKONOMI ... 8

D. KEADAAN PENDIDIKAN... 8

E. INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA... 9

F. ANGKA HARAPAN HIDUP... 11

BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN ... 13

A. MORTALITAS ... 13

1. Angka Kematian Ibu (AKI) ... 13

2. Angka Kematian Neonatal (AKN) ... 16

3. Angka Kematian Bayi (AKB) ... 17

4. Angka Kematian Balita (AKABA) ... 18

B. MORBIDITAS ... 20

1. Pola 10 Penyakit Terbanyak di Puskesmas Dan Rumah Sakit... 20

2. Penyakit Menular ... 22

a. Penyakit Paru ... 22

b. HIV/AIDS... 26

c. Kusta... 29

(5)

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI iv

d. Penyakit Malaria... 30

3. Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) ... 31

a. Tetanus Neonatorum... 31

b. Difteri ... 31

c. Campak ... 31

d. Polio dan AFP (Acute Flaccid Paralysis) ... 32

4. Penyakit Potensial KLB/Wabah ... 33

a. KLB ... 33

b. Demam Berdarah Dengue ... 35

c. Penyakit Diare ... 37

d. Rabies ... 38

BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN ... 40

A. PELAYANAN KESEHATAN... 40

1. Pelayanan Kesehatan Ibu... 40

2. Pelayanan Kesehatan Anak ... 55

3. Status Gizi ... 72

B. AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN ... 75

1. Indikator Pelayanan Kesehatan di Rumah sakit... 75

2. Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan ... 77

C. PERILAKU HIDUP MASYARAKAT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN ... 78

1. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat ... 79

2. Perilaku Hidup bersih Dan Sehat ... 80

3. Air Minum ... 81

4. Sanitasi Layak ... 85

5. Persentase rumah Sehat ... 86

6. Tempat Tempat Umum (TTU) ... 88

7. Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) ... 90

BAB V SUMBER DAYA KESEHATAN... 92

A. TENAGA KESEHATAN ... 92

1. Tenaga Kesehatan Di Pusat Kesehatan Masyarakat... 94

2. Tenaga Kesehatan Di Rumah Sakit... 98

3. Ratio Tenaga Kesehatan ... 99

4. Tenaga Kesehatan Dengan Status Pegawai Tidak Tetap ... 106

B. SARANA KESEHATAN ... 108

(6)

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI v

2. Puskesmas pembantu ... 114

3. UKBM ... 115

a. Posyandu, Polindes, dan Poskesdes ... 115

b. Desa Siaga Aktif ... 118

4. Rumah Sakit... 119

5. Sarana Pelayanan Kesehatan Lain ... 120

C. SARANA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN ... 121

D. PEMBIAYAAN KESEHATAN ... 123

BAB VI JAMINAN KESEHATAN BALI MANDARA (JKBM) ... 124

A. PENDAHULUAN ... 124 B. TUJUAN DARI JKBM ... 125 C. LANDASAN HUKUM ... 126 D. TRIAS MANAJEMEN ... 127 1. Kepesertaan ... 127 2. Pelayanan Kesehatan ... 131 3. Pembiayaan ... 136 E. UPAYA INTEGRASI JKBM KE JKN ... 138

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ... 141

A. SIMPULAN ... 141

(7)

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI vi Tabel 2.1. Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali

Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta Rata-rata Jiwa per keluarga, dirinci per Kabupaten/Kota Keadaan Terakhir Tahun 2015.

Tabel 2.3. Angka Harapan Hidup Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2010-2014

Tabel 3.1. Pola 10 Besar Penyakit pada Pasien di Puskesmas di Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 3.2. Pola 10 Besar Penyakit pada Pasien Rawat Inap di RSUD Di Provinsi Bali tahun 2015.

Tabel 3.3. Pola 10 Besar Penyakit pada Pasien Rawat Jalan di RSUD Di Provinsi Bali tahun 2015.

Tabel 5.1. Target Ratio Tenaga Kesehatan Terhadap Penduduk.

Tabel 5.2. Jumlah Puskesmas Menurut Kab/Kota di Provinsi Bali Tahun 2015. Tabel 5.3. Data Puskesmas Dengan Fasilitas Rawat Inap dan Jumlah Tempat

Tidur Di Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 5.4. Jumlah Pustu Dan Pusling Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 5.5. Jumlah Posyandu, Polindes dan Poskesdes Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 5.6. Data Rumah Sakit Berdasarkan Jenis Dan Pengelola di Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 5.7. Jumlah Anggaran Pembangunan Kesehatan Menurut Sumber Pembiayaan di Provinsi Bali Tahun 2012 s/d 2014.

Tabel 6.1. Kepesertaan JKBM 2010–2015.

Tabel 6.2. Jumlah Kunjungan di Puskesmas Provinsi Bali Tahun 2015. Tabel 6.3. Jumlah Kunjungan di Rumah Sakit Provinsi Bali Tahun 2015. Tabel 6.4. Alokasi Anggaran JKBM Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 6.5. Realisasi Penggunaan Dana JKBM Tahun 2010–2015

(8)

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI vii Gambar 2.1. Piramida Penduduk Bali Tahun 2015.

Gambar 2.2. Persentase Penduduk Usia 10 Tahun Keatas Menurut Kepemilikan Ijazah Tertinggi.

Gambar 2.3. Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Bali Tahun 2010-2014.

Gambar 2.4. Indeks Pembangunan Manusia Per Kabupaten/Kota Di Provinsi Bali Tahun 2014.

Gambar 2.5. Angka Harapan Hidup (AHH) Provinsi Bali dan Nasional Tahun 2010-2014.

Gambar 3.1. Angka Kematian Ibu (AKI) Per 100.000 KH Di Provinsi Bali Tahun 2006-2015.

Gambar 3.2. Cakupan Angka Kematian Ibu Per Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Gambar 3.3. AKN Provinsi Bali Tahun 2013 s/d 2015.

Gambar 3.4. Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 KH Di Provinsi Bali Tahun 2006 s/d 2015.

Gambar 3.5. Cakupan AKB Per Kab/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Gambar 3.6. Angka Kematian Balita (AKABA) Per 1000 KH Tahun 2006-2015. Gambar 3.7. AKABA Per Kab/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Gambar 3.8. CNR Kasus BTA+ Menurut Kab/Kota Provinsi Bali Tahun 2014-2015. Gambar 3.9. CNR Seluruh Kasus TB Menurut Kab/Kota di Provinsi Bali Tahun

2014-2015.

Gambar 3.10. Angka Kesembuhan TB Paru Menurut Kab/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Gambar 3.12. Cakupan Penemuan Balita Pneumonia Menurut Kab/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Gambar 3.13. Proporsi Komulatif HIV/AIDS Provinsi Bali Tahun 2015. Gambar 3.14. Situasi Kasus HIV/AIDS Di Provinsi Bali Tahun 2015.

(9)

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI viii Gambar 3.15. Persentase Kasus HIV/AIDS Yang Diobati (Mendapat ARV) Di Provinsi

Bali Tahun 2013-2015.

Gambar 3.16. Proporsi Kasus Komulatif HIV/AIDS Menurut Jenis Kelamin Di Provinsi Bali Tahun 2015.

Gambar 3.17. Jumlah Campak Menurut Kab/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Gambar 3.18. Penemuan AFP Per 100.000 Penduduk< 15 Tahun Di Provinsi Bali Tahun 2015.

Gambar 3.19. Jumlah KLB Di Provinsi Bali Tahun 2015 Gambar 3.20. Distribusi KLB Di Provinsi Bali Tahun 2015

Gambar 3.21. Trend Incidence Rate (IR) DBD Provinsi Bali Tahun 2010 - 2015. Gambar 3.22. Tren CFR DBD Provinsi Bali Tahun 2012-2015

Gambar 3.23. Kasus DBD dan Jumlah Kematian DBD Menurut Kab/Kota Provinsi Bali Tahun 2015

Gambar 3.24. Jumlah Kasus GHPR, Pasien Diberikan VAR dan kematian Karena Rabies Provinsi Bali Tahun 2015.

Gambar 3.25. Sebaran kasus kematian Rabies Di Provinsi Bali Tahun 2015. Gambar 4.1. Cakupan K1 dan K4 Di Provinsi Bali Tahun 2010–2015.

Gambar 4.2. Cakupan K4 Per Kabupaten/Kota Di Provinsi Bali Tahun 2015. Gambar 4.3. Cakupan Pn Provinsi Bali Tahun 2010 - 2015.

Gambar 4.4. Cakupan Pn Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Bali Tahun 2015. Gambar 4.5. Cakupan Ibu Hamil K4 dan Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh

Tenaga kesehatan Di Provinsi Bali Tahun 2010 - 2015.

Gambar 4.6. Cakupan Ibu Nifas Mendapat Yankes Nifas Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Bali Tahun 2015.

Gambar 4.7. Cakupan Ibu Nifas Mendapat Vit A Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Bali Tahun 2015.

Gambar 4.8. Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Di Provinsi Bali Tahun 2015.

Gambar 4.9. Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Bali Tahun 2015.

Gambar 4.10. Persentase Peserta KB Aktif Menurut Metode Kontrasepsi Di Provinsi Bali Tahun 2015.

(10)

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI ix Gambar 4.11. Persentase Peserta KB Aktif Menurut Kab/Kota Provinsi Bali 2015. Gambar 4.12. Persentase Peserta KB Baru Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Bali

Tahun 2015.

Gambar 4.13. Persentase Peserta KB Baru Di Provinsi Bali Tahun 2015.

Gambar 4.14. Persentase Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Bali Tahun 2015.

Gambar 4.15. Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatal Di Provinsi Bali Tahun 2010-2015.

Gambar 4.16. Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatal Menurut Kab/Kota Di Provinsi Bali Tahun 2015.

Gambar 4.17. Cakupan KN1 dan KN3 Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Bali Tahun 2015.

Gambar 4.18. Cakupan Kunjungan Bayi Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Bali Tahun 2015.

Gambar 4.19. Cakupan ASI Eksklusif Menurut Kab/Kota Provinsi Bali Tahun 2015. Gambar 4.20. Cakupan Pemberian Vit A Pada Balita Usia 6-59 Bulan Menurut

Kab/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Gambar 4.21. Cakupan Penimbangan Balita D/S Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Bali Tahun 2015.

Gambar 4.22. Cakupan Imunisasi Campak Pada Bayi Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Bali Tahun 2015.

Gambar 4.23. Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap Menurut Kab/Kota Di Provinsi Bali Tahun 2015.

Gambar 4.24. Cakupan UCI Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Bali Tahun 2015. Gambar 4.25. Cakupan Pelayanan Anak Balita Menurut Kab/Kota Provinsi Bali Tahun

2015.

Gambar 4.26. Cakupan Pelayanan Kesehatan (Penjaringan) Siswa SD & Setingkat Menurut Kab/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Gambar 4.27. Status Gizi Menurut BB/U Di Provinsi Bali Tahun 2015.

Gambar 4.28. Sebaran Status Gizi Balita Menurut Indeks TB/U Per Kab/Kota Di Provinsi Bali Tahun 2015.

Gambar 4.29. Cakupan Rumah Tangga Konsumsi Garam Beryodium Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Tahun 2015.

(11)

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI x Gambar 4.30. Cakupan Jaminan Kesehatan Penduduk di Provinsi Bali Tahun 2015. Gambar 4.31. Cakupan Desa Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Tahun 2015.

Gambar 4.32. Cakupan Rumah Tangga Ber-PHBS Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Tahun 2015.

Gambar 4.33. Persentase Kualitas Air Minum Di Penyelenggara Air Minum Yang memenuhi Syarat Kesehatan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Tahun 2015.

Gambar 4.34. Penduduk Dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum Layak Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Tahun 2015.

Gambar 4.35. Penduduk Dengan Akses Sanitasi Layak (Jamban Sehat) Menurut Kabupaten/Kota Di Provinis Bali Tahun 2015.

Gambar 4.36. Persentase Rumah Memenuhi Kriteria Sehat Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Tahun 2015.

Gambar 4.37. Persentase TTU Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Tahun 2015. Gambar 4.38. Persentase TPM Yang Memenuhi Syarat Hygiene Sanitasi Menurut

Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Tahun 2015.

Gambar 5.1. Data Perencanaan Kebutuhan Tenaga Kesehatan Menurut Kab/Kota di Provinsi Bali Tahun 2015.

Gambar 5.2. Jumlah Tenaga Kesehatan Di Puskesmas Provinsi Bali Tahun 2015. Gambar 5.3. Ratio Dokter Umum Terhadap Puskesmas Menurut Kab/Kota di

Provinsi Bali Tahun 2015.

Gambar 5.4. Ratio Perawat Per Puskesmas Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Tahun 2015.

Gambar 5.5. Ratio Bidan Per Puskesmas Menurut Kab/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Gambar 5.6. Jumlah Tenaga Kesehatan Di Rumah Sakit Provinsi Bali Tahun 2015. Gambar 5.7. Ratio Tenaga Medis Menurut Kab/Kota Di Provinsi Bali Tahun 2015. Gambar 5.8. Ratio Tenaga Paramedis Menurut Kab/Kota Provinsi Bali Tahun 2015. Gambar 5.9. Ratio Tenaga Kefarmasian, Apoteker dan Gizi Menurut Kab/Kota

Provinsi Bali Tahun 2015.

Gambar 5.10. Ratio Tenaga Kesling, Kesmas, Keterapian Fisik dan Keteknisian Medis Menurut Kab/Kota Di Provinsi Bali Tahun 2015.

(12)

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI xi Gambar 5.11. Persentase Puskesmas Rawat Inap dan Non Rawat Inap Provinsi Bali

Tahun 2015.

Gambar 5.12. Persentase Posyandu Aktif Di Provinsi Bali Tahun 2015. Gambar 5.13. Persentase Strata Posyandu Di Provinsi Bali Tahun 2015. Gambar 5.14. Persentase Desa Siaga Aktif Provinsi Bali Tahun 2015. Gambar 5.15. Persentase Strata Desa Siaga Aktif Provinsi Bali Tahun 2015. Gambar 5.16. Sarana Pelayanan Kesehatan Lainnya Di Provinsi Bali Tahun 2015. Gambar 5.17. Sarana Kefarmasian dan Alat Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2015. Gambar 6.1. Kepemilikan Jaminan Kesehatan Di Provinsi Bali Tahun 2015. Gambar 6.2. Alur Rujukan Pelayanan Kesehatan JKBM.

Gambar 6.3. Jumlah Kunjungan Pasien JKBM Tahun 2010-2015. Gambar 6.4. Persentase Sharing Biaya 2015 Sesuai PKS.

(13)

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI xii Tabel 1 : Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga dan Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 2 : Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 3 : Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melek Huruf dan Ijazah Tertinggi yang Diperoleh Menurut Jenis Kelamin Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 4 : Jumlah Kelahiran Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 5 : Jumlah Kematian Neonatal, Bayi, dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 6 : Jumlah Kematian Ibu Menurut Kelompok Umur, Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 7 : Kasus Baru TB BTA+, Seluruh Kasus TB, Kasus pada TB pada Anak, dan Case Notification Rate (CNR) Per 100.000 Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 8 : Jumlah Kasus dan Angka Penemuan Kasus TB Paru BTA+ Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 9 : Angka Kesembuhan dan Pengobatan Lengkap TB Paru BTA+ Serta Keberhasilan Pengobatan Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 10 : Penemuan Kasus Pneumonia Balita Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 11 : Jumlah Kasus HIV, AIDS, dan Syphilis Menurut Jenis Kelamin Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 12 : Persentase Donor Darah Diskrining Terhadap HIV Menurut Jenis Kelamin Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 13 : Kasus Diare yang Ditangani Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 14 : Jumlah Kasus Baru Kusta Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

(14)

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI xiii Tabel 15 : Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun dan Cacat Tingkat 2 Menurut Jenis

Kelamin, Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 16 : Jumlah Kasus dan Angka Prevalensi Penyakit Kusta Menurut Tipe/Jenis, Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015. Tabel 17 : Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat (Release From

Treatment/RTF) Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 18 : Jumlah Kasus AFP (Non Polio) Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 19 : Jumlah Kasus Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015. Tabel 20 : Jumlah Kasus Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I)

Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015-Lanjutan.

Tabel 21 : Jumlah Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 22 : Kesakitan dan Kematian Akibat Malaria Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 23 : Penderita Filariasis Ditangani Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 24 : Pengukuran Tekanan Darah Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 25 : Pemeriksaan Obesitas Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 26 : Cakupan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dengan Metode IVA dan Kanker Payudara dengan Pemeriksaan Klinis (CBE) Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 27 : Jumlah Penderita dan Kematian pada KLB Menurut Jenis Kejadian Luar Biasa (KLB) Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 28 : Kejadian Luar Biasa (KLB) di Desa/Kelurahan yang Ditangani < 24 Jam Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 29 : Cakupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan, dan Pelayanan Ibu Nifas Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 30 : Persentase Cakupan Imunisasi TT pada Ibu Hamil Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

(15)

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI xiv Tabel 31 : Persentase Cakupan Imunisasi TT pada Wanita Usia Subur Menurut

Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 32 : Jumlah Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet FE1 dan FE3 Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 33 : Jumlah dan Persentase Penanganan Komplikasi Kebidanan dan Komplikasi Neonatal Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 34 : Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi, Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 35 : Proporsi Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi, Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 36 : Jumlah Peserta KB Baru dan KB Aktif Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 37 : Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 38 : Cakupan Kunjungan Neonatal Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 39 : Jumlah Bayi yang Diberi ASI Eksklusif Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 40 : Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 41 : Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 42 : Cakupan Imunisasi Hepatitis B < 7 Hari dan BCG pada Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 43 : Cakupan Imunisasi DPT-HB/DPT-HB-Hib, Polio, Campak dan Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 44 : Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi dan Anak Balita Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 45 : Jumlah Anak 0-23 Bulan Ditimbang Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 46 : Cakupan Pelayanan Anak Balita Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 47 : Jumlah Balita Ditimbang Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

(16)

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI xv Tabel 48 : Cakupan Kasus Balita Gizi Buruk yang Mendapat Perawatan Menurut

Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 49 : Cakupan Pelayanan Kesehatan (Penjaringan) Siswa SD & Setingkat Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015. Tabel 50 : Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Menurut Jenis Kelamin,

Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 51 : Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak SD dan Setingkat Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015. Tabel 52 : Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Menurut Jenis Kelamin,

Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 53 : Cakupan Jaminan Kesehatan Menurut Jenis Jaminan dan Jenis Kelamin Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 54 : Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap, dan Kunjungan Gangguan Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 55 : Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit Provinsi Bali Tahun 2015. Tabel 56 : Indikator Kinerja Pelayanan di Rumah Sakit Provinsi Bali Tahun 2015. Tabel 57 : Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat

(Ber-PHBS) Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 58 : Persentase Rumah Sehat Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 59 : Penduduk dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum Berkualitas (Layak) Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 60 : Persentase Kualitas Air Minum Di Penyelenggara Air Minum yang Memenuhi Syarat Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 61 : Penduduk dengan Akses Terhadap Fasilitas Sanitasi yang Layak (Jamban Sehat) Menurut Jenis Jamban, Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 62 : Desa yang Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 63 : Persentase Tempat-Tempat Umum Memenuhi Syarat Kesehatan Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 64 : Tempat Pengelolaan Makan (TPM) Menurut Status Higiene Sanitasi Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

(17)

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI xvi Tabel 65 : Tempat pengelolaan Makanan Dibina dan Diuji Petik Menurut

Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 66 : Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin Provinsi Bali Tahun 2015. Tabel 67 : Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Kepemilikan Provinsi Bali Tahun

2015.

Tabel 68 : Persentase Sarana Kesehatan (Rumah Sakit) Dengan Kemampuan Pelayanan Gawat Darurat (Gadar) Level 1 Provinsi Bali Tahun 2015. Tabel 69 : Jumlah Posyandu Menurut Strata, Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun

2015.

Tabel 70 : Jumlah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 71 : Jumlah Desa Siaga Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 72 : Jumlah Tenaga Medis di Fasilitas Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2015. Tabel 73 : Jumlah Tenaga Keperawatan di Fasilitas Kesehatan Provinsi Bali

Tahun 2015.

Tabel 74 : Jumlah Tenaga Kefarmasian di Fasilitas Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 75 : Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan di Fasilitas Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 76 : Jumlah Tenaga Gizi di Fasilitas Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2015. Tabel 77 : Jumlah Tenaga Keterapian Fisik di Fasilitas Kesehatan Provinsi Bali

Tahun 2015.

Tabel 78 : Jumlah Tenaga Keteknisian Medis di Fasilitas Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 79 : Jumlah Tenaga Kesehatan Lain di Fasilitas Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 80 : Jumlah Tenaga Penunjang/Pendukung Kesehatan di Fasilitas Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2015.

(18)

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 1 A. LATAR BELAKANG

Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Pasal 17 Ayat 1 menyebutkan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan akses terhadap informasi, edukasi dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Selain itu pada pasal 168 menyebutkan bahwa untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan efisien diperlukan informasi kesehatan yang dilakukan melalui system informasi dan melalui kerjasama lintas sektor dengan ketentuan lebih lanjut akan diatur dengan Peraturan Pemerintah. Sedangkan pada Pasal 169 disebutkan pemerintah memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk memperoleh akses terhadap informasi kesehatan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Sehingga untuk melaksanakan ketentuan Pasal 168 Ayat 3, UU No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Sistem Informasi Kesehatan yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah RI No. 46 Tahun 2014.

Salah satu keluaran dari penyelenggaraan sistem informasi kesehatan adalah Profil Kesehatan, yang merupakan salah satu paket penyajian data/informasi kesehatan yang relatif lengkap, berisi data/informasi derajat kesehatan, upaya kesehatan, sumber daya kesehatan dan data/informasi yang terkait lainnya yang terbit setiap tahun.

Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2015 disusun berdasarkan data/informasi yang didapatkan dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, pengelola program di lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Bali dan Lembaga/Badan yang terkait.

Pada penyusunan Profil Kesehatan Tahun 2015 ini mengacu pada Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan kabupaten/Kota tahun 2013 edisi revisi (berdasarkan data terpilah jenis kelamin) yang dikeluarkan Pusat Data dan Informasi Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.

PENDAHULUAN

BAB

I

(19)

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 2 B. TUJUAN PROFIL KESEHATAN PROVINSI BALI

Profil Kesehatan Provinsi Bali merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan untuk melaporkan hasil pemantauan dan evaluasi terhadap pencapaian hasil pembangunan kesehatan, termasuk kinerja dari penyelenggaraan standar pelayanan minimal di bidang kesehatan, dan pencapaian target indicator Millenium Development Goals bidang kesehatan, serta berbagai upaya terkait dengan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan lintas sektor seperti Badan Pusat Statistik.

C. SISTEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan tentang Latar Belakang disusunnya Profil Kesehatan, maksud dan tujuan serta Sistematika dari penyajiannya.

BAB II GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK

Pada bab ini disajikan Gambaran Umum Provinsi Bali. Selain uraian tentang letak geografis, administratif dan informasi umum lainnya, bab ini juga mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor-faktor lainnya misalnya kependudukan, ekonomi, pendidikan, dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Dalam bab ini diuraikan tentang indikator mengenai angka kematian, angka harapan hidup dan angka kesakitan.

BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN

Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan, pelayanan kesehatan dalam situasi bencana. Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan dalam bab ini juga mengakomodir kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang

(20)

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 3 Kesehatan serta upaya pelayanan kesehatan lainnya serta upaya kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh kabupaten/kota.

BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya.

BAB VI PROGRAM JKBM (Jaminan Kesehatan Bali Mandara)

Bab ini berisikan tentang hasil pelayanan yang telah dilakukan dalam program unggulan Pemerintah Provinsi Bali dalam upaya memberikan jaminan pemeliharaan kesehatan kepada seluruh masyarakat Bali termasuk biaya yang telah terealisasi untuk pelaksanaan program tersebut.

BAB VII SIMPULAN

Bab ini menyajikan tentang ha-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut dari profil kesehatan berdasarkan hasil analisis sederhana dari masing-masing hasil pelaksanaan program kesehatan. Selain keberhasilan-keberhasilan yang perlu dicatat, bab ini juga mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kurang dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan.

LAMPIRAN

Pada lampiran berisi resume/angka pencapaian program kesehatan dan 81 tabel data yang merupakan gabungan tabel indikator Kabupaten/kota dan indikator pencapaian kinerja standar pelayanan minimal bidang kesehatan.

(21)

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 4 A. GEOGRAFI

Provinsi Bali terdiri dari beberapa pulau yaitu Pulau Bali sebagai Pulau terbesar, Pulau Nusa Penida, Ceningan, Nusa Lembongan dan Pulau Serangan yang terletak di sekitar kaki Pulau Bali serta Pulau Menjangan yang terletak di bagian Barat Pulau Bali.

1. Letak Wilayah

Secara geografis Provinsi Bali terletak pada posisi antara 08º03'40" - 08º50'48" Lintang Selatan dan 114º25'53" - 115º42'40" Bujur Timur. Relief dan topografi Pulau Bali di tengah-tengah terbentang pegunungan yang memanjang dari barat ke timur. Provinsi Bali berbatasan dengan Provinsi Jawa Timur yang dibatasi oleh Selat Bali pada bagian Barat sedangkan pada bagian Timur berbatasan dengan Pulau Lombok dengan dibatasi oleh Selat Lombok. Pada bagian Utara terdapat Laut Jawa dan bagian Selatan terdapat Samudra Indonesia.

2. Luas Wilayah

Luas wilayah Provinsi secara keseluruhan sebesar 5.636,66 km2 atau 0,29 % dari luas kepulauan Indonesia. Daerah Pemerintahan Provinsi Bali saat ini terbagi menjadi 9 (sembilan) Kabupaten/Kota. Sembilan Kabupaten/Kota yang dimaksud adalah:

GAMBARAN UMUM

DAN PERILAKU PENDUDUK

BAB

II

(22)

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 5 Tabel 2.1.

Nama-Nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali

N0 KABUPATEN/KOTA IBUKOTA 1 Buleleng Singaraja 2 Jembrana Negara 3 Tabanan Tabanan 4 Badung Mangupura 5 Denpasar Denpasar 6 Gianyar Gianyar 7 Bangli Bangli 8 Klungkung Semarapura 9 Karangasem Amlapura 3. Iklim

Provinsi Bali memiliki iklim laut tropis yang dipengaruhi oleh angin musim dan terdapat musim kemarau dan musim hujan yang diselingi oleh musim pancaroba. Suhu rata-rata di Bali sekitar 23,2–32,7oC dengan kelembaban udara rata-rata 63-90%. Curah hujan rata-rata setiap tahun berkisar antara 1428,5 s/d 1796,6 mm dan tertinggi terjadi pada bulan Nopember, Desember, Januari dan Pebruari, sedang terendah pada bulan Juni, Agustus, September dan Oktober.

B. KEADAAN PENDUDUK

Jumlah penduduk Bali pada tahun 2015 berdasarkan hasil proyeksi BPS yang didasarkan pada hasil sensus penduduk tahun 2010 Provinsi Bali sebesar 4.152.800 jiwa. Adapun rincian kependudukan Provinsi Bali secara garis besar sebagai tabel berikut ini.

(23)

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 6 Tabel 2.2.

Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio,

Kepadatan Serta Rata-rata Jiwa per Keluarga, Dirinci per Kabupaten/Kota Keadaan Terakhir Tahun 2015

Kab/Kota Luas Wilayah Jml Rumah tangga Penduduk Sex Ratio Kepadat-an (per KM2) Rata-rata Jiwa/ RT Laki-Laki Perempuan Jumlah

Jembrana 841.80 74,900 134.800 136.800 271,600 98.54 322.64 3.63 Tabanan 839.33 109,300 216.500 219.400 435,900 98.68 519.34 3.99 Badung 418.52 158,200 314.300 302.100 616,400 104,04 1472.81 3.90 Gianyar 368.00 108,100 249.900 245.200 495,100 101.92 1345.38 4.58 Klungkung 315.00 44,800 86.900 88.800 175,700 97.86 557.78 3.92 Bangli 520.81 57,100 112.600 11.000 222,600 102.36 427.41 3.90 Karangasem 839.54 105,700 204.400 204.300 408,700 100,05 486.81 3.87 Buleleng 1,365.88 178,400 321.900 324.300 646,200 99.26 473.10 3.62 Denpasar 127.78 249,800 449.700 430.900 880,600 104.36 6891.53 3.53 BALI 2015 5.636,66 1,086,300 2.091.000 2.061.800 4,152,800 101.42 736.75 3.82 BALI 2014 5.636,66 1.028.260 2.066.700 2.038.200 4.104.900 101,40 728 3,99 BALI 2013 5.636,66 1.088.410 2.041.970 2.014.300 4.056.270 101,37 720 3,73 BALI 2012 5.636,66 1.048.555 2.099.484 2.038.330 4.137.814 103,00 734 3,95 BALI 2011 5.636,66 1.060.300 2.001.974 1.969.283 3.971.257 101,14 705 3,75

Sumber : Hasil Perhitungan Proyeksi dibantu BPS Prov. Bali.

Struktur umur penduduk menurut jenis kelamin dapat digambarkan dalam bentuk piramida penduduk. Dasar pramida menunjukkan jumlah penduduk, badan piramida bagian kiri menunjukkan banyaknya jumlah penduduk laki-laki dan badan piramida bagian kanan menunjukkan banyaknya jumlah penduduk perempuan. Piramida tersebut merupakan gambaran struktur penduduk yang terdiri dari struktur penduduk muda, dewasa dan tua.

(24)

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 7 Gambar 2.1.

Piramida Penduduk Bali Tahun 2015

Sumber : BPS Bali Tahun 2015 Dihitung secara proyeksi

Pada gambar 2.1 ditunjukkan bahwa struktur penduduk di Indonesia termasuk struktur penduduk muda. Hal ini dapat diketahui dari banyaknya jumlah penduduk usia muda yang masih tinggi. Badan piramida besar, ini menunjukkan banyaknya penduduk usia produktif. Jumlah golongan usia lanjut juga cukup besar, terutama perempuan, ini dapat dimaknai dengan semakin tingginya usia harapan hidup. Bertambahnya jumlah usia lanjut dapat dimaknai sebagai meningkatnya tingkat kesejahteraan, meningkatnya kondisi kesehatan tetapi juga dapat dimaknai sebagai beban Karena usia lanjut sudah tidak produktif lagi. Angka beban tanggungan atau dependency ratio adalah angka yang menyatakan perbandingan antara banyaknya orang yang tidak produktif (usia dibawah 15 tahun dan 65 tahun keatas) dengan banyaknya orang yang termasuk usia produktif (usia 15-64 tahun). Angka beban tanggungan Bali sebesar 45,61, hal ini berarti bahwa 100 penduduk Bali yang produktif, disamping menanggung dirinya sendiri, juga menanggung 45,61 orang yang belum/sudah tidak produktif lagi.

200000 150000 100000 50000 0 50000 100000 150000 200000 0 - 4 5 - 9 10 - 14 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 59 60 - 64 65 - 69 70 - 74 75 + TAHUN 2015 Laki-laki Perempuan

(25)

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 8 C. KEADAAN SOSIAL EKONOMI

Dalam Berita Resmi Statistik Provinsi Bali 5 Februari 2016 disebutkan bahwa Perekonomian Bali tahun 2015 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 177,17 triliun, sementara PDRB atas dasar harga konstan mencapai 129,14 triliun. Untuk PDRB perkapita pada tahun 2015 mencapai Rp.42,66 juta. Ekonomi Bali tahun 2015 tumbuh 6,04 persen lebih rendah dibanding tahun 2014 sebesar 6,73 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan Usaha Informasi dan Komunikasi sebesar 9,94 persen. Dari sisi pengeluaran kontribusi tertinggi masih disumbang oleh komponen pengeluaran Rumah Tangga sebesar 48,74 persen yang pada tahun ini tumbuh sebesar 7,50 persen, Ekonomi Bali triwulan IV-2015 bila dibandingkan triwulan IV-2014 (y-on-y) tumbuh sebesar 5,96 persen lebih rendah bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 7,73 persen.

D. KEADAAN PENDIDIKAN

Pendidikan merupakan salah satu indikator yang kerap ditelaah dalam mengukur tingkat pembangunan manusia. Pendidikan berkontribusi terhadap perubahan perilaku masyarakat. Pendidikan menjadi pelopor utama dalam rangka penyiapan sumber daya manusia dan merupakan salah satu aspek pembangunan yang merupakan syarat mutlak untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Untuk meningkatkan peran pendidikan dalam pembangunan, maka kualitas pendidikan harus ditingkatkan salah satunya dengan meningkatkan rata-rata lama sekolah. Rata-rata lama sekolah di Bali baru sebesar 8,11 tahun. Penduduk yang berumur 10 tahun ke atas yang melek huruf sebesar 93,30%.

(26)

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 9 Sumber: BPS Provinsi Bali Tahun 2015

Pada gambar 2.2, berdasarkan perhitungan BPS kepemilikan ijazah tertinggi ada pada tingkat SD/MI sebesar 23,79%, dan terendah pada tingkat S2/S3 (Master/Doktor).

E. INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) diperkenalkan oleh United Nations Development Programme (UNDP) pada tahun 1990 dan dipublikasikan secara berkala dalam laporan tahunan Human Development Report (HDR). Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dibentuk oleh 3 (tiga) dimensi dasar yaitu, umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, dan standar hidup layak. IPM Provinsi Bali dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan, terlihat seperti gambar berikut ini;

23,66 23,79 15,74 20,99 6,38 1,88 1,32 5,70 0,55 Gambar 2.2

Persentase Penduduk Usia 10 Tahun Keatas Menurut Kepemilikan IJazah Tertinggi

TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD SD/MI SMP/ MTs SMA/ MA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DIPLOMA I/DIPLOMA II AKADEMI/DIPLOMA III UNIVERSITAS/DIPLOMA IV S2/S3 (MASTER/DOKTOR)

(27)

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 10 Sumber: BPS Provinsi Bali Tahun 2015

Dilihat dari gambar 2.3 diatas, terlihat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Bali mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya dan berada di atas Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Nasional.Saat ini Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Provinsi Bali berada di peringkat ke 5 dengan angka 72,48 dan berada diatas nilai IPM nasional sebesar 68,90. Namun pertumbuhan IPM Provinsi Bali masih berada di bawah tingkat nasional. Pertumbuhan IPM Provinsi Bali hanya 0,54 sedangkan di tingkat nasional sebesar 0,86.

71,52 70,87 71,62 72,09 72,48 66,53 67,09 67,7 68,31 68,9 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 2010 2011 2012 2013 2014 Gambar 2.3

Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Bali Tahun 2010-2014 BALI NASIONAL 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Denpasar Badung Gianyar Tabanan Provinsi Buleleng Jembrana Klungkung Bangli Karangasem 81,65 77,98 74,29 72,68 72,48 69,16 68,67 68,3 65,75 64,01 Gambar 2.4

Indeks Pembangunan Manusia Per Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Tahun 2014

(28)

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 11 Pada dari gambar 2.4. terlihat bahwa Kota Denpasar memiliki IPM tertinggi sebesar 81,65 dan IPM terendah adalah Kabupaten Karangasem sebesar 64,01. Berdasarkan kategori, hanya Kota Denpasar yang masuk kategori IPM sangat tinggi dengan range > 80, sedangkan kabupaten Tabanan, Gianyar dan Badung serta Provinsi berada pada kategori IPM tinggi 70 – 80. Dan Kabupaten Buleleng, Jembrana, Klungkung, Bangli dan Karangasem berada pada kategori IPM sedang dengan range 60 - 70.

F. Angka Harapan Hidup

Angka Harapan Hidup (AHH) adalah perkiraan lama hidup rata-rata penduduk dengna asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas (kematian) menurut umur. Angka ini adalah angka pendekatan yang menunjukkan kemampuan hidup lebih lama. AHH merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Kondisi UHH di Provinsi Bali dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan.

Sumber: BPS Provinsi Bali Tahun 2015

Dengan memperhatikan gambar diatas terlihat bahwa secara estimasi peningkatan umur harapan hidup waktu lahir di Provinsi Bali setiap tahunnya terus mengalami peningkatan, namun rata-rata masih lebih rendah dari rata-rata Angka

70,61 70,78 70,94 71,11 71,19 69,81 70,01 70,2 70,4 70,59 69 69,5 70 70,5 71 71,5 2010 2011 2012 2013 2014 Gambar 2.5

Angka Harapan Hidup (AHH) Provinsi Bali dan Nasional Tahun 2010-2014

Bali Indonesia

(29)

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 12 Harapan Hidup Nasional. Sedangkan disparitas Angka Harapan Hidup pada setiap kabupaten/kota di Provinsi Bali seperti terlihat pada Tabel 2.3. di bawah ini,

Tabel 2.3

Angka Harapan Hidup Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Tahun 2010-2014

Kabupaten 2010 2011 2012 2013 2014 Denpasar 73.24 73.34 73.44 73.56 73.71 Badung 73.77 73.91 74.05 74.19 74.3 Gianyar 72.31 72.43 72.57 72.71 72.78 Tabanan 72.02 72.18 72.35 72.52 72.64 Buleleng 70.06 70.23 70.41 70.58 70.71 Jembrana 70.75 70.92 71.09 71.26 71.39 Klungkung 69.26 69.45 69.66 69.84 69.91 Bangli 68.8 68.98 69.18 69.36 69.44 Karangasem 68.56 68.76 68.96 69.12 69.18

(30)

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 13 Penilaian terhadap derajat kesehatan dapat menggunakan beberapa indikator yang mencerminkan kondisi mortalitas (kematian) dan morbiditas (kesakitan). Pada profil kesehatan Provinsi Bali ini, derajat kesehatan masyarakat di Provinsi Bali digambarkan melalui Angka Mortalitas yang terdiri atas Angka Kematian Neonatal (AKN) per 1.000 kelahiran hidup, Angka Kematian Bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup, Angka Kematian Balita (AKABA) per 1.000 kelahiran hidup, dan Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan untuk Angka Morbiditas yaitu Angka Kesakitan beberapa penyakit.

Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut tidak hanya berasal dari sektor kesehatan seperti pelayanan kesehatan dan ketersediaan sarana dan prasarana, melainkan juga dipengaruhi faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial, keturunan dan faktor lainnya.

A. MORTALITAS

Mortalitas merupakan angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat berupa penyakit maupun sebab lainnya. Angka Kematian yang disajikan pada bab ini yaitu AKI, AKN, AKB,AKABA.

1. Angka Kematian Ibu (AKI)

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan indikator penting yang menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat dan pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir berkualitas. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium yaitu tujuan ke 5 meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai ¾ resiko jumlah kematian ibu. Sensitivitas AKI terhadap perbaikan pelayanan kesehatan menjadikannya indikator keberhasilan pembangunan kesehatan.

SITUASI DERAJAT KESEHATAN

BAB

(31)

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 14 Kematian ibu menurut definisi WHO adalah kematian selama kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, akibat semua sebab yang terkait atau diperberat oleh kehamilan atau penanganannya, tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan atau cedera. Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359/100.000 Kelahiran Hidup.

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015

Pada Gambar 3.1. terlihat bahwa AKI di Provinsi Bali dari tahun 2006 sampai dengan 2015 sudah mencapai target MDG’s 2015 yaitu kurang dari 102/100.000 KH. Namun demikian, trendnya sangat fluktuatif yakni masih mengalami naik turun sehingga diharapkan target AKI di Provinsi Bali dapat menurun setiap tahunnya.

(32)

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 15 Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015

Dilihat dari Gambar 3.2. sebaran AKI per kabupaten/kota tahun 2015, AKI terendah ada di Kabupaten Gianyar sebesar 0 per 100.000 KH dan tertinggi ada di Kabupaten Jembrana yaitu sebesar 145,7 per 100.000 KH. Kondisi AKI yang fluktuatif selama 10 tahun terakhir tentunya harus menjadi perhatian kita bersama.

Dinas Kesehatan Provinsi Bali telah melakukan serangkaian upaya dalam rangka menurunkan AKI diantaranya:

a) Menerapkan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) pada semua ibu hamil

b) Memantapkan pelaksanaan PONED dan PONEK

c) Pemenuhan Unit Transfusi Darah pada semua RSUD kabupaten/kota d) Meningkatkan kemitraan Bidan dengan Bidan

e) Pelayanan Keluarga Berencana yang berkualitas

f) Pemenuhan sumber daya manusia kesehatan yang kompeten dan berkualitas g) Meningkatkan pelayanan Ante Natal Care yang berkualitas dan terpadu serta

tindakan berencana dalam mengatasi masalah kesehatan ibu dan bayi baru lahir h) Melakukan monitoring-evaluasi dan supervisi fasilitatif berjenjang

i) Pelaksanaan AMP terus dilakukan pada setiap kasus kematian j) Mengupayakan regionalisasi sistem rujukan.

(33)

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 16 2. Angka Kematian Neonatal (AKN)

Angka Kematian Neonatal (AKN) adalah jumlah kematian bayi usia sampai 28 hari yang dinyatakan dalam 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Angka Kematian neonatal di Provinsi Bali per kabupaten/kota tahun 2013-2015 dapat dilihat pada Gambar 3.3. berikut;

Gambar 3.3.

AKN per Kab/Kota Provinsi Bali Tahun 2013 s/d 2015

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota tahun 2015

Berdasarkan gambar diatas, dapat dilihat sebaran AKN per kabupaten/kota tahun 2015 terjadi peningkatan di beberapa kabupaten/kota seperti, Kabupaten Karangasem meningkat 0,95 per 1.000 KH, Kabupaten Buleleng meningkat 1,34 per 1.000 KH, Kota Denpasar meningkat sebesar 0,13 per 1.000 KH. Sedangkan di Kabupaten lain terjadi penurunan AKN, sehingga mempengaruhi capaian Provinsi yang menurun dibandingkan tahun 2014 sebesar 0,09 per 1.000 KH. Pada tahun 2014 AKN Provinsi sebesar 4,50 per 1.000 KH, sedangkan di tahun 2015 menurun menjadi 4,41 per 1.000 KH. Hal ini disebabkan oleh kematian neonatal yang dikarenakan BBLR dan asfiksia masih cenderung tinggi. Upaya yang perlu dilakukan adalah peningkatan pelayanan ANC yang berkualitas dan terpadu, meningkatkan pelaksanaan GSI-B dan P4K, meningkatkan fungsi puskesmas dalam memberikan pelayanan neonatal esensial, peningkatan SDM Kesehatan melalui peningkatan keterampilan dan pelatihan, meningkatkan fungsi keluarga dalam perawatan bayi dan balita melalui kelas ibu balita, meningkatkan pemanfaatan buku KIA. Diharapkan

(34)

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 17 dengan berbagai upaya yang dilakukan dapat menurunkan AKN di tahun berikutnya sehingga merata di semua kabupaten/kota.

3. Angka Kematian Bayi (AKB)

Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi usia 0-11 bulan yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Usia bayi merupakan kondisi yang rentan baik terhadap kesakitan maupun kematian. Dari 5,97% kematian balita per 1.000 kelahiran hidup, sebagian besar (91,87%) disumbangkan oleh umur 0-11 bulan atau bayi, sehingga angka kematian bayi tidak jauh berbeda dengan angka kematian balita. Oleh karena itu banyak upaya kesehatan yang dilakukan dalam rangka menurunkan angka kematian bayi

Sumber : Profil Kesehatan Kab. Kota se-Bali tahun 2015

Memperhatikan Gambar 3.4. terlihat bahwa AKB di Provinsi Bali dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2015 menunjukan trend yang fluktuatif, meski sudah lebih rendah dari angka kematian bayi secara nasional, tapi masih perlu mendapat perhatian kita bersama. Angka ini tetap lebih rendah dibandingkan dengan target Renstra Dinkes Prov. Bali yaitu 15 per 1.000 kelahiran hidup di tahun 2014 dan target MDG’s tahun 2015 yaitu 23 per 1.000 kelahiran hidup. Gambaran AKB per Kabupaten/Kota dapat dilihat pada Gambar 3.5. di bawah ini.

(35)

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 18 Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015

Berdasarkan gambar 3.5. dapat dilihat AKB terendah dicapai oleh Kota Denpasar sebesar 0,6/1000 Kelahiran Hidup, sedangkan AKB tertinggi dicapai oleh kabupaten Karangasem sebesar 10,6/1000 Kelahiran Hidup.

Permasalahan yang berkaitan dengan kematian bayi di Provinsi Bali antara lain adalah penyebab kematian masih didominasi oleh karena BBLR dan asfiksia, masih adanya disparitas angka kematian bayi antar kabupaten/kota. Berdasarkan masalah tersebut untuk menekan AKB, Dinas Kesehatan Provinsi Bali telah melakukan berbagai upaya diantaranya; dilakukannya pelayanan ANC yang berkualitas dan terpadu, meningkatkan pelaksanaan GSI-B dan P4K, meningkatkan fungsi puskesmas dalam memberikan pelayanan neonatal esensial, peningkatan SDM kesehatan melalui peningkatan keterampilan dan pelatihan, meningkatkan fungsi keluarga dalam perawatan bayi dan balita melalui kelas ibu balita, meningkatkan pemanfaatan buku KIA.

4. Angka Kematian Balita (AKABA)

Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan jumlah anak yang meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun yang dinyatakan sebagai angka per 1.000 kelahiran hidup. AKABA mempresentasikan peluang terjadinya kematian pada fase antara kelahiran dan sebelum umur 5 tahun.

Millenium Development Goals (MDG’s) menetapkan nilai normatif AKABA, yaitu sangat tinggi dengan nilai > 140, tinggi dengan nilai 71-140, sedang

(36)

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 19 dengan nilai 20-70, dan rendah dengan nilai < 20. Sesuai dengan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota tahun 2015, capaian nilai AKABA sebesar 6,4 per 1.000 kelahiran hidup. Angka ini jika dibandingkan dengan nilai normatif AKABA pada target MDG’s termasuk kategori rendah karena < 20. AKABA di Provinsi Bali dari tahun 2006-2015 menunjukkan trend yang fluktuatif, tahun 2012 - 2014 cenderung meningkat, dan tahun 2015 ada kecenderungan menurun. Kematian balita disebabkan oleh BBLR dan asfiksia yang masih cenderung tinggi, penyakit infeksi lainnya, trauma/kecelakaan yang menyebabkan meninggalnya balita.

Sumber : Profil kesehatan Kabupaten/Kota tahun 2015

Berdasarkan capaian nilai AKABA pada tingkat kabupaten/kota, diketahui AKABA terendah ada di Kota Denpasar sebesar 0,8 per 1000 KH dan AKABA tertinggi ada di Kabupaten Gianyar yaitu sebesar 11,9 per 1000 KH. Gambaran AKABA menurut kabupaten/kota dapat dilihat pada gambar 3.7. berikut ini.

(37)

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 20 Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015

B. MORBIDITAS

Morbiditas dapat diartikan sebagai angka kesakitan, baik insiden maupun prevalens dari suatu penyakit. Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit dalam suatu populasi pada kurun waktu tertentu. Morbiditas juga berperan dalam penilaian terhadap derajat kesehatan masyarakat.

1. Pola 10 Penyakit Terbanyak di Puskesmas

Pola 10 penyakit terbanyak pada pasien di Puskesmas tahun 2015 menunjukkan kasus terbanyak adalah Nasofaringitis acute (common cold) masih sama seperti tahun 2014, hanya terdapat penurunan jumlah kasus dari 158.262 kasus menjadi 96.554 kasus, dengan perincian seperti tabel berikut.

(38)

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 21 Tabel 3.1

Pola 10 Besar penyakit pada Pasien di Puskesmas Di Provinsi Bali tahun 2015

No. Nama Penyakit Jumlah

1 Nasofaringitis acute (common cold) 96.554

2 Hypertensi primer 89.394

3 Faringitis Akut 77.042

4 Arthritis lainnya 57.124

5 Headache 54.109

6 Kecelakaan dan Ruda Paksa 47.258

7 Dermatitis kontak alergi 37.356

8 Gastritis (tidak ditentukan) 34.087

9 Penyakit lain dari saluran pernafasan bagian atas 32.026

10 Fever unspicified 28.816

Sumber : Bidang Bina Yandas Dinkes Prov. Bali tahun 2015

Tabel 3.2

Pola 10 Besar Penyakit pada Pasien Rawat Inap di RSU Provinsi Bali tahun 2015

Sumber : Bidang Bina Yan. Rujukan Dinkes Prov. Bali tahun 2015

No. Nama Penyakit Jumlah

1 Demam Berdarah Dengue 9.851

2 Diare, Gastroenteritis 4.121

3 Demam Thipoid dan Parathipoid 3.254

4 Pneumonia 2.350

5 Penyakit Appendiks 1.590

6 Gagal Ginjal Lainnya 1.319

7 Dispepsia 1.258

8 Bronchitis, Empisema, & Penyakit Paru 1.248

9 Hernia Inguinal 1.126

(39)

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 22 Tabel 3.3

Pola 10 Besar Penyakit pada Pasien Rawat Jalan di RSUD Di Provinsi Bali tahun 2014

Sumber : Bidang Bina Yan. Rujukan Dinkes Prov. Bali tahun 2015

2. Penyakit Menular

a. Penyakit Paru

Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat menyebar melalui droplet orang yang telah terinfeksi hasil TB. Bersama dengan malaria dan HIV/AIDS, TB menjadi salah satu penyakit yang pengendaliannya menjadi komitmen global dalam MDG’s.

Salah satu indikator yang digunakan dalam pengendalian TB adalah Case Notification Rate (CNR), yaitu angka yang menunjukkan jumlah seluruh pasien TB yang ditemukan dan tercatat diantara 100.000 penduduk di suatu wilayah tertentu. Angka ini apabila dikumpulkan serial, akan menggambarkan kecenderungan penemuan kasus dari tahun ke tahun di suatu wilayah. Disamping itu untuk mengukur keberhasilan pengobatan TB digunakan Angka Keberhasilan Pengobatan (SR=Succes Rate) yang mengindikasikan persentase pasien baru TB paru BTA positif yang menyelesaikan pengobatan, baik yang sembuh maupun yang menjalani pengobatan lengkap diantara pasien baru TB paru BTA positif yang tercatat. Berikut CNR kasus baru BTA+ dan seluruh kasus TB di Provinsi Bali tahun 2015.

No. Nama Penyakit Jumlah

1 Penyakit Telinga dan Prosessus Mastoid 7.314

2 Diare, Gastroenteritis 7.082

3 Nyeri Perut dan panggul 5.875

4 GG Refraksi dan Akomodasi 5.846

5 Asma 5.370

6 Katarak dan gangguan lain lensa 5.107

7 Dispepsia 4.914

8 Konjungtivitis dan gangguan lain konjungtiva 3.719 9 Hipertensi Essensial (Primer) 3.714

(40)

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 23 Sumber: Seksi Penanggulangan Penyakit Diskes Prov. Bali

Berdasarkan gambar 3.8 diatas, CNR kasus baru BTA+ di Provinsi Bali tahun 2015 sebesar 35,28 per 100.000 penduduk menurun dibandingkan tahun 2014 sebesar 39,98 per 100.000 penduduk. Tertinggi masih Kota Denpasar sebesar 50,76 per 100.000 penduduk di tahun 2015 dan terendah kabupaten Bangli sebesar 14,82 per 100.000 penduduk di tahun 2015.

Sumber: Seksi Penanggulangan Penyakit Diskes Prov. Bali

Selama kurun waktu 3 tahun terakhir CNR Provinsi Bali secara umum sudah terjadi peningkatan walaupun tidak signifikan. Tahun 2012 CNR Provinsi Bali sebesar 71/100.000 penduduk dan pada tahun 2013 meningkat menjadi 74/100.000

Gambar 3.9.

CNR Seluruh Kasus TB Menurut Kab/Kota di Provinsi Bali Tahun 2014-2015

Gambar 3.8.

CNR Kasus BTA+ Menurut Kab/Kota di Provinsi Bali Tahun 2014-2015

(41)

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 24 penduduk, sedangkan tahun 2014 angka tersebut tetap sebesar 74/100.000 penduduk, sedangkan di tahun 2015 menurun menjadi 70/100.000 penduduk, angka ini dibawah target renstra Dinas kesehatan Provinsi Bali pada tahun 2015 sebesar 73/100.000 penduduk. Secara nasional Case Notification Rate ditargetkan naik 5% setiap tahun, berdasarkan hasil capaian tahun 2014, maka target di tahun 2015 sebesar 79/100.000 penduduk. Sehingga Bali belum memenuhi target di tahun 2015 ini. Succes Rate dapat membantu dalam mengetahui kecenderungan meningkat atau menurunnya penemuan pasien pada wilayah tersebut. Berikut ini angka kesembuhan TB Paru per kabupaten/kota Tahun 2015.

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015

Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa capaian Succes Rate tertinggi dicapai Kabupaten Tabanan yaitu 96,79% dan terendah Kabupaten Jembrana 84,48%. Capaian Provinsi tahun 2015 adalah 88,52% berada di atas target Renstra Dinas Kesehatan 2015 sebesar 86%, namun masih belum mencapai target Renstra Kemenkes di tahun 2015 sebesar 89%.

Besar kecilnya angka kesembuhan juga dipengaruhi oleh besar kecilnya angka drop out, yang juga akan berimbas pada besar kecilnya angka penemuan penderita TB MDR (Multi Drug Resisten) yang semakin merebak belakangan ini, disamping juga adanya pengaruh dari peningkatan jumlah kasus HIV/AIDS.

Pneumonia adalah pembunuh utama balita di dunia, lebih banyak dibanding dengan gabungan penyakit AIDS, malaria dan campak. Di dunia setiap tahun diperkirakan lebih dari 2 juta Balita meninggal karena Pneumonia (1 Balita/20 detik) dari 9 juta total kematian Balita. Diantara 5 kematian Balita, 1 di antaranya

(42)

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 25 disebabkan oleh pneumonia. Bahkan karena besarnya kematian pneumonia ini, pneumonia disebut sebagai “pandemi yang terlupakan” atau “the forgotten pandemic”. Namun, tidak banyak perhatian terhadap penyakit ini, sehingga pneumonia disebut juga pembunuh Balita yang terlupakan atau “the forgotten killer of children” (Unicef/WHO 2006, WPD 2011). Di negara berkembang 60% kasus pneumonia disebabkan oleh bakteri, menurut hasil Riskesdas 2007 proporsi kematian Balita karena pneumonia menempati urutan kedua (13,2%) setelah diare. Sedangkan SKRT 2004 proporsi kematian Balita karena pneumonia menempati urutan pertama sementara di negara maju umumnya disebabkan virus.

Cakupan penemuan kasus pneumonia pada balita tahun 2015 sebesar 5,32 lebih rendah dari capaian tahun 2014 sebesar 12,4. Kondisi ini menunjukkan status kesehatan Balita yang semakin membaik sehingga kasus pneumonia mulai menurun. Berikut ini ditampilkan angka cakupan penemuan pneumonia balita menurut kabupaten/kota tahun 2015.

Sumber : Profil kesehatan kabupaten/kota Tahun 2015

Pada tingkat kabupaten/kota dapat dilihat yang penemuannya tertinggi adalah Kabupaten Klungkung yaitu 50,85%. Sedangkan kabupaten dengan penemuan terendah adalah Badung sebesar 1,01%.

(43)

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 26 b. HIV/AIDS

HIV/AIDS disebabkan oleh infeksi virus Human Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan penderita mengalami penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat mudah untuk terinfeksi berbagai macam penyakit lain. Sebelum memasuki fase AIDS, penderita terlebih dulu dinyatakan sebagai HIV positif. Jumlah HIV positif yang ada di masyarakat dapat diketahui melalui 3 metode, yaitu pada layanan Volluntary, Counseling, and Testing (VCT). Penyakit ini ditularkan melalui cairan tubuh penderita yang terjadi melalui proses hubungan seksual, transfusi darah, penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi secara bergantian, dan penularan dari ibu ke anak dalam kandungan melalui plasenta dan kegiatan menyusui.

Sumber : Seksi Penanggulangan Penyakit Dikes Provinsi Bali Tahun 2015

Berdasarkan gambar 3.10 di atas dapat dilihat bahwa jumlah terbanyak kasus HIV dan AIDS terdapat pada golongan usia 25-49 tahun, dimana golongan usia ini adalah golongan usia produktif. Penyebaran kasus HIV/AIDS di Bali saat ini lebih banyak ditularkan melalui hubungan seksual. Jumlah kematian akibat AIDS tahun 2015 sebanyak 36 orang; laki-laki 24 orang dan perempuan 12 orang.

Gambar 3.12

Proporsi Kasus Baru HIV, AIDS dan Syphilis Berdasarkan Kelompok Umur Di Provinsi Bali Tahun 2015

(44)

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 27 Sumber : Seksi Penanggulangan Penyakit Dikes Provinsi Bali Tahun 2015

Berdasarkan gambar diatas menurut jenis kelamin, persentase kasus HIV/AIDS tahun 2015 pada kelompok laki-laki lebih besar dibandingkan pada kelompok perempuan. Penderita HIV/AIDS pada laki-laki sebesar 59,83% dan perempuan 40,17%.

Sumber : Seksi Penanggulangan Penyakit Dikes Provinsi Bali Tahun 2015

Berdasarkan grafik 3.12, Kasus HIV/AIDS menunjukkan trend peningkatan setiap tahun. Sampai dengan Desember 2015 jumlah kasus HIV mencapai 1.563 kasus dan AIDS mencapai 966 kasus.

Gambar 3.13.

Proporsi Kasus Komulatif HIV/AIDS Menurut Jenis Kelamin di Provinsi Bali Tahun 2015

Gambar 3.14.

(45)

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 28 Sumber : Seksi Penanggulangan Penyakit Dikes Provinsi Bali Tahun 2015

Angka kasus penderita HIV/AIDS atau ODHA yang mendapatkan pengobatan ARV tahun 2015 sebesar 59,57% lebih rendah dari tahun 2014 sebesar 60,91%. Hasil capaian Provinsi Bali pada tahun 2015 sudah melampaui target sesuai Renstra Dinkes di tahun 2015 sebesar 45%.

Memastikan layanan darah yang aman pada pelayanan skrining darah adalah salah satu peran Palang Merah Indonesia (PMI) dalam penanggulangan HIV adalah program pencegahan, perawatan dan dukungan terhadap ODHA. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 18 Tahun 1990, tugas dari UTD PMI adalah menyediakan darah yang aman dan bebas dari Human Immunodeficiency Virus (HIV). Tapi perlu kita ketahui bahwa UTD PMI merupakan unit skrining untuk periksaan darah donor. Upaya yang dilakukan dapat berupa optimalisasi pengelolaan darah dalam suatu UTD baik input, proses maupun output. Penyediaan darah juga harus terstandarisasi dan berkualitas. Sesuai dengan strategi I dari World Health Organization (WHO), maka darah yang tercemar HIV pada pemeriksaan awal akan segera dibuang. Optimalisasi pengelolaan darah dalam hal input yang terpenting adalah di saat proses seleksi calon donor darah sehingga didapatkan donor darah sukarela risiko rendah. Begitupun dalam pemeriksaan dokter juga harus cermat ketika menilai kondisi kesehatan calon donor saat itu. Penanganan input yang optimal merupakan awal dari penyediaan darah yang aman dimana didapatkan bahan tersebut dari donor. Saat ini tiap Unit Transfusi Darah Cabang (UTDC) telah melakukan uji saring terhadap 4 penyakit menular berbahaya yaitu Sifilis, Hepatitis B & C dan HIV. Apabila ada donor darah yang dicurigai terinfeksi dengan hasil tes yang mendukung, maka dirujuk ke Unit

Gambar 3.15.

Persentase Kasus HIV/AIDS yang Diobati (Mendapat ARV) di Provinsi Bali Tahun 2013-2015

(46)

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 29 Tranfusi Darah Pusat (UTDP) untuk dilakukan tes ulang darah donor tersebut. Hasilnya dikembalikan ke UTDC yang bersangkutan. Di Unit Tranfusi Darah Daerah (UTDD) DKI Jakarta apabila dicurigai adanya infeksi HIV AIDS maka dilakukan rujukan pasien ke rumah sakit yang menyediakan layanan konseling dan tes HIV.

Untuk Provinsi Bali hasil capaian bersumber dari laporan PMI yang dipergunakan dalam pembuatan profil tahunan, sampai saat ini pelaporan hasil skrining HIV belum menjadi bagian pelaporan resmi ke Dinas Kesehatan. Hasil capaian pada tahun 2015 sebesar 0,37% lebih rendah dari tahun 2014 sebesar 0,42% menurun dari tahun 2013 sebesar 0,74%.

c. Kusta

Kusta merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium Leprae. Penatalaksanaan kasus yang buruk dapat menyebabkan kusta menjadi progresif, menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, saraf, anggota gerak dan mata. Tahun 2000 mempunyai arti penting bagi program pengendalian kusta. Pada tahun 2000, dunia dan khususnya negara Indonesia berhasil mencapai eliminasi penyakit kusta. Eliminasi didefinisikan sebagai pencapaian jumlah penderita terdaftar kurang dari 1 kasus per 100.000 penduduk. Dengan demikian, sejak tahun tersebut di tingkat dunia maupun nasional, kusta bukan lagi menjadi masalah kesehatan bagi masyarakat.

Diagnosis dini dan pengobatan dengan menggunakan MDT (Multi Drug Therapy) merupakan kunci utama keberhasilan mengeliminasi kusta sebagai masalah kesehatan masyarakat. Pengobatan dengan MDT berhasil menurunkan 84,6% kasus penyakit kusta di Indonesia sejak tahun 1985 hingga akhir tahun 2011.

Target yang ditetapkan secara Nasional untuk angka penemuan kasus baru penyakit kusta tahun 2015 adalah kurang dari 5/100.000 penduduk. Sedangkan angka penemuan kasus baru (New Case Detection Rate) penyakit kusta untuk Provinsi Bali tahun 2015 adalah 1,30/100.000 penduduk, lebih rendah dari tahun 2014 sebesar 1,66/100.000 penduduk. Situasi ini menunjukkan kondisi yang relatif statis. Hal ini dapat dilihat dari angka penemuan kasus baru kusta yang berkisar antara 1-2 kasus per 100.000 sejak tahun 2012 hingga 2015 ini.

Indikator yang digunakan untuk menunjukkan keberhasilan dalam mendeteksi kasus baru kusta yaitu angka cacat tingkat II. Angka cacat tingkat II pada tahun 2015 sebesar 0,10/100.000 penduduk, meningkat dibandingkan tahun 2014 sebesar 0/100.000 penduduk.

Gambar

Gambar 3.25. Sebaran Kasus Kematian Rabies di Provinsi Bali   Tahun 2015
Gambar  4.4.  memperlihatkan  bahwa  Kabupaten  Jembrana  dengan  pencapaian  tertinggi  (102,91%)
Gambar 4.35. menunjukkan bahwa Akses berkelanjutan terhadap air minum  berkualitas (layak) di Provinsi Bali secara umum sudah baik dengan persentase :  87,83%  dengan  rentang  75,45%  sampai  dengan  97,19%
Gambar 5.2. Jumlah Tenaga Kesehatan di Puskesmas  Provinsi Bali Tahun 2015
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kadar TSS dalam air limbah bekas pencucian jeans tergolong sangat tinggi, dengan menggunakan unit koagulasi flokulasi dibantu variasi koagulan, yakni tawas 50

47913 47919 Perdagangan Eceran Melalui Media Untuk Berbagai Macam Barang Lainnya 47920 Perdagangan Eceran Atas Dasar Balas Jasa (Fee) Atau Kontrak 47991 Perdagangan

Berdasarkan Gambar 1, tampak bahwa dalam LVQ terdapat dua vektor bobot yang menghubungkan setiap neuron masukan dengan neuron keluaran sehingga dapat dikatakan

Sarung tangan yang kuat, tahan bahan kimia yang sesuai dengan standar yang disahkan, harus dipakai setiap saat bila menangani produk kimia, jika penilaian risiko menunjukkan,

Pendidikan berbasis masyarakat berdiri di atas prinsip dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat. Dari masyarakat berarti bahwa suatu pendidikan dilakukan

Setelah pengimplementasian pembelajaran melalui pendekatan scientific dalam pembelajaran matematika pada materi trigonometri di kelas X.3 SMA Negeri 10

Kondisi tersebut juga ada yang mengalaminya di antara para santri puteri Pondok Pesantren al-Masyitoh. Ada dua orang yang siklus haidnya tidak tera- tur terjadi setiap bulan.

Dari Adh-Dhahak rahimahullah , dia berkata: “Barangsiapa beramal shalih dengan tanpa taqwa –yaitu dari orang musyrik- Allah memberi balasan di dunia atas amal tersebut. Seperti