• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

YOGYA Group (PT. Akur Pratama) adalah sebuah perusahaan ritel dengan format supermarket, departement store dan food court. Kantor pusat YOGYA Group berada di Jalan Terusan Buah Batu No. 12 Bandung. Mengusung misi setia memenuhi kebutuhan masyarakat, Toserba YOGYA selalu berusaha menyajikan produk berkualitas, unggul layanan, akrab bersahabat serta suasana belanja yang menyenangkan.

Berawal dari sebuah toko batik DJOGJA di Bandung milik Bapak Boedi pada tahun 1948. Seiring perkembangannya, pada tahun 1972 toko DJOGJA tidak hanya menyediakan produk batik, tetapi juga menyediakan barang-barang kebutuhan sehari-hari. Pada tanggal 28 Oktober 1982, toko DJOGJA berubah nama menjadi Toserba YOGYA sekaligus pembukaan cabang di Jalan Sunda No. 60 Bandung. Sejak saat itu Toserba YOGYA terus berkembang dengan pesat. Saat ini Toserba YOGYA telah menaungi beberapa unit bisnis, diantaranya Toserba Griya, Yogya Xpress, dan YOMART minimarket.

Keberadaan Toserba YOGYA sebagai salah satu perintis ritel modern telah diakui oleh Pemerintah Indonesia dengan pemberian APRINDO Award yang diberikan oleh Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia, pada tanggal 16 Februari 2000.

Pada tahun 1997, Toserba YOGYA Mitrabatik didirikan di Jalan R.E. Martadinata No. 81-83 Kota Tasikmalaya. Toserba YOGYA Mitrabatik dipimpin oleh seorang store manager yang membawahi supervisor dan staff. Store manager bertugas untuk mengontrol dan mengawasi keseluruhan sistem perusahaan agar sesuai standar, membuat anggaran biaya, pencapaian target, dan strategi perusahaan.

Pada bagian Supermarket, terdiri dari supervisor (spv) food, spv nonfood, spv GMS (peralatan rumah tangga) dan spv fresh yang membawahi service

(2)

2

crew. Pada bagian Fashion terdapat spv fashion yang membawahi service crew. Supervisor bertugas untuk memastikan kelengkapan produk, menyesuaikan harga antara stock keeping unit (sku) dengan sistem kasir, menjamin kelengkapan barang, memastikan acara promosi berjalan dengan baik, serta menjaga kualitas pelayanan subordinatnya (service crew). Sedangkan service crew bertugas untuk melakukan pengisian barang, penggantian sku, mengontrol tanggal kadaluarsa barang, dan memeriksa kualitas barang.

Pada bagian Support terdiri dari staff buyer, staff receiving, staff personalia, staff accounting, dan staff finance. Staff buyer bertugas untuk menentukan kuantitas pesanan dan melakukan transaksi pembelian kepada pemasok. Staff receiving bertugas untuk menjamin kesesuaian dokumen dengan fisik barang yang diterima, memeriksa tanggal kadaluarsa dan kualitas barang, menempatkan barang sesuai dengan lokasi yang telah ditentukan, serta mencatat pengeluaran barang. Staff personalia bertugas untuk memastikan ketersediaan tenaga kerja dan segala sesuatu mengenai kompetensi tenaga kerja. Staff accounting bertugas untuk membuat dan menjamin laporan keuangan telah tersedia dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Staff finance bertugas untuk mengatur cash flow perusahaan dan menyimpan seluruh uang perusahaan.

1.2 Latar Belakang Penelitian

Suatu perusahaan ataupun organisasi pasti mempunyai suatu tujuan tertentu yang ingin dicapai baik jangka pendek maupun jangka panjang. Semua jenis perusahaan yang profit oriented pada intinya mempunyai tujuan untuk memperoleh laba sebanyak-banyaknya agar dapat mengembangkan perusahaannya. Laba akan didapat jika perusahaan melakukan penjualan produk atau jasa.

Pada perusahaan jasa, kualitas pelayanan jasa sangat menentukan kesetiaan konsumen, sedangkan untuk perusahaan manufaktur dan dagang

(3)

3 kualitas produk yang dijual baik barang jadi maupun barang daganan harus sangat diperhatikan untuk menarik konsumen.

Persediaan barang merupakan aktiva lancar yang material dalam laporan neraca perusahaan manufaktur dan perusahaan dagang. Pada perusahaan manufaktur terdapat persediaan bahan baku dan bahan penolong yang akan diproses menjadi barang jadi. Berbeda dengan perusahaan dagang, persediaan barang tidak diproses lagi, tetapi akan langsung dijual kembali. Oleh karena itu, pengelolaan persediaan atau yang sering disebut persediaan barang dagangan harus dilakukan dengan baik agar kualitas produk tidak menurun.

Pengelolaan persediaan barang dagangan di gudang diatur dengan dilaksanakannya manajemen pergudangan. Manajemen pergudangan tidak lepas dari aktivitas atau operasi pergudangan. Aktivitas atau operasi pergudangan didefinisikan oleh Sharma dalam Rapina dan Chtistyanto (2011) sebagai “the activity that concerned with the orderly storage and issuing of finished goods or product, whether operated by manufacturer, or by one of the several agents in the distribution process”.

Definisi aktivitas atau operasi pergudangan tersebut sejalan dengan fungsi divisi persediaan dan pergudangan menurut Arens et al. (2012:683), yaitu process purchase orders, receive raw materials, store raw materials, process the goods, store finished goods, dan ship finished goods. Dapat dilihat bahwa fungsi tersebut adalah untuk perusahaan manufaktur. Pada perusahaan dagang tidak terdapat fungsi menyimpan bahan baku dan memprosesnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa fungsi divisi persediaan dan pergudangan pada perusahaan dagang adalah memproses pesanan pembelian, menerima barang, menyimpan barang, dan pengeluaran barang.

Agar manajemen pergudangan dapat berjalan dengan baik, maka diperlukan pengendalian intern dari manajer atas setiap aktivitas atau operasi pergudangan. Pengendalian intern menurut Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (COSO) yang diadopsi oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) dalam Agoes (2012:100) mendefinisikan pengendalian intern sebagai:

(4)

4

“suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: (1) keandalan pelaporan keuangan; (2) efektivitas dan efisiensi operasi; dan (3) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku”.

Pengendalian intern dilakukan oleh manajemen dengan tujuannya menurut Bayangkara (2011:1) yaitu:

1. Dapat dipercayanya data-data akuntansi yang disajikan perusahaan 2. Terjaganya keamanan aset yang dimiliki perusahaan

3. Berjalannya operasi secara efisien

4. Ditaatinya semua ketentuan, peraturan, dan kebijakan yang ditetapkan perusahaan

Demi memastikan pelaksanaan manajemen gudang yang baik, maka diperlukan sebuah evaluasi dari pihak yang independen namun mengerti jalannya operasional perusahaan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas manajemen pergudangan atau yang disebut dengan auditor internal.

Salah satu jenis audit yang dilakukan oleh auditor internal adalah audit operasional yang menitikberatkan pada pemeriksaan efisiensi dan efektivitas perusahaan dan memberikan rekomendasi perbaikan. Sesuai dengan definisi dari American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) dalam Bayangkara (2011:3) bahwa operational auditing adalah:

“a systematic review of an organization activities …in relation to specified objective. The purpose of the engagement may be: (a) to assess performance; (b) to identify opportunities for improvement; and (c) to develop recommendation for improvement or further action.”

Berdasar pada pemaparan tersebut, bila pengendalian intern dan audit operasional dilakukan dengan baik, maka pelaksanaan manajemen pergudangan akan terus mengalami perbaikan dalam rangka mencapai tujuannya. Sebaliknya jika pengendalian intern dan audit operasional tidak dilakukan dengan baik, maka kemungkinan terjadinya kecurangan dan penyalahgunaan akan semakin tinggi.

(5)

5 Beberapa kasus terkait pengelolaan persediaan barang dagang yang yang kurang baik terjadi di pasar swalayan Giant Hero Mayasari Plaza Tasikmalaya. Terdapat laporan kepada media Pelita bahwa salah seorang warga telah membeli minuman dalam kemasan di Giant Hero yang ternyata telah kadaluarsa. Setelah dikonfirmasi kepada Nurhatir, manajer Giant Hero Tasikmalaya, ia mengakui bahwa produk tersebut memang berasal dari tokonya. Penyebab dari kasus ini adalah keteledoran bagian pemeriksaan barang, oleh karena itu pihaknya akan memperketat pemeriksaan barang sebelum dipajang untuk dijual (www.pelita.or.id).

Selain barang dagangan yang kadaluarsa, ditemukan pula barang dagangan yang tidak layak konsumsi masih dijual di Toserba YOGYA Mitrabatik Tasikmalaya. Pada tanggal 16 Juni 2016, Dinas KUMKM Perindag Kota Tasikmalaya menemukan tujuh kilogram jeruk yang tidak layak konsumsi karena kondisinya telah keriput dan tekstur jeruk tidak menarik. Diamankan pula satu kaleng biskuit yang sudah rusak. Menanggapi temuan ini, bagian HRD Toserba YOGYA Mitrabatik, Gabriel Bei, menyatakan bahwa biasanya produk yang kurang baik akan dimusnahkan atau dikembalikan kepada pemasok, serta pihaknya akan lebih memperhatikan pelayanan kepada konsumen dalam penyediaan barang dagangan (www.radartasikmalaya.com).

Kasus tersebut kemungkinan dapat terjadi karena adanya pihak yang tidak menjalankan tugasnya dengan baik dan/atau komunikasi yang kurang baik antara karyawan bertugas di toko dengan karyawan gudang. Barang yang akan dikeluarkan dari gudang oleh service crew akan diperiksa kualitasnya bersama dengan checker baik tanggal kadaluarsanya maupun keadaan fisik barang. Jika kualitas barang baik, maka barang dapat dipajang dan barang yang buruk akan diretur atau dimusnahkan. Barang yang telah dipajang akan dikontrol kualitasnya oleh supervisor dan service crew. Jika terdapat barang yang telah dipajang kadaluarsa atau kondisinya buruk, maka supervisor dan service crew akan mengembalikan barang tersebut ke bagian gudang untuk dimusnahkan.

(6)

6

Berdasarkan observasi di Toserba Yogya Mitrabatik Tasikmalaya, terdapat suatu area diluar gudang yang digunakan untuk menyimpan barang dagangan, yang disebut sebagai gudang transit, namun tidak jarang barang tersebut langsung dikeluarkan tanpa dimasukkan ke gudang persediaan dan tanpa didampingi supervisor. Selain itu, area ini dapat dilalui secara bebas oleh seluruh karyawan karena bersatu dengan area kantor dan loker karyawan tanpa adanya pemisah yang jelas. Akses gudang juga masih belum dibatasi walaupun telah berada pada suatu ruangan khusus. Masalah overload gudang juga diakui oleh store manager masih sering terjadi.

Temuan-temuan di Toserba YOGYA Mitrabatik Tasikmalaya tersebut mencerminkan bahwa manajemen pergudangan kurang dijalankan dengan baik. Hal ini dapat disebabkan oleh kelonggaran dalam pengendalian yang dilakukan manajemen perusahaan. Kelonggaran ini diharapkan dapat dievaluasi melalui audit operasional agar ditemukan solusi untuk perbaikan.

Penelitian yang dijadikan referensi pada penelitian ini adalah penelitian Permatasari dan Norita (2014) mengenai pengaruh audit operasional dan pengendalian intern terhadap efektivitas pelayanan kesehatan rawat jalan rumah sakit Al Islam Bandung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan, audit operasional dan pengendalian intern berpengaruh signifikan. Secara parsial pengendalian intern yang berpengaruh terhadap efektivitas pelayanan kesehatan rawat jalan rumah sakit Al Islam Bandung.

Penelitian lain dilakukan Hariyati dan Oliviani (2012) mengenai pengaruh audit manajemen dan pengendalian intern terhadap kinerja perusahaan dengan Good Corporate Governance (GCG) sebagai veriabel intervening pada PT Jamsostek (Persero) Divisi Regional VI Jawa Timur. Hasil penelitian menunjukkan secara langsung audit manajemen dan pengendalian intern berpengaruh terhadap prinsip-prinsip GCG secara parsial maupun simultan, secara langsung audit manajemen, pengendalian intern, dan prinsip-prinsip GCG berpengaruh terhadap kinerja perusahaan secara parsial maupun simultan. Secara tidak langsung audit manajemen dan pengendalian intern berpengaruh terhadap kinerja perusahaan melalui prinsip-prinsip GCG.

(7)

7 Rapina dan Christyanto juga meneliti pengaruh sistem pengendalian intern dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan operasional pada sikus persediaan dan pergudangan yang dilakukan di PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk Bandung. Hasil penelitian ini menunjukkan pengendalian intern berpengaruh secara signifikan dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan operasional pada siklus persediaan dan pergudangan.

Berdasarkan pemaparan tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Audit Operasional dan Pengendalian Intern terhadap Manajemen Pergudangan (Studi Kasus Pada Toserba YOGYA Mitrabatik Tasikmalaya).

1.3 Perumusan Masalah

Pengelolaan barang dagangan pada perusahaan dagang harus sangat diperhatikan demi terjaganya kualitas barang dagangan. Pengelolaan barang dagangan tergantung pada manajemen pergudangan perusahaan melalui aktivitas atau operasi pergudangan mulai dari memproses pemesanan pembelian barang, menerima barang dari pemasok, menyimpan barang dagangan di gudang perusahaan, sampai mengeluarkan barang.

Dalam pelaksanaan manajemen pergudangan, diperlukan kontrol dari manajer melalui pengendalian intern agar terhindar dari kecurangan atau penyalahgunaan persediaan barang dagangan. Selain itu, diperlukan pula evaluasi terhadap manajemen pergudangan melalui dilakukannya audit operasional agar diketahui daerah mana yang harus diperbaiki ataupun ditingkatkan, serta menemukan solusi untuk perbaikan.

Audit operasional dan pengendalian intern memang diperlukan, namun bagaimana audit operasional dan pengendalian intern dilaksanakan pada manajemen pergudangan dan seberapa besar pengaruhnya dalam menunjang aktivitas atau operasi pergudangan perlu diketahui agar manajemen dapat menentukan strategi yang tepat.

(8)

8

1.4 Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan yang timbul dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pelaksanaan audit operasional, pengendalian intern dan manajemen pergudangan pada Toserba Yogya Mitrabatik Tasikmalaya? 2. Apakah audit operasional dan pengendalian intern berpengaruh

signifikan secara simultan terhadap manajemen pergudangan Toserba Yogya Mitrabatik Tasikmalaya?

3. Apakah audit operasional dan pengendalian intern berpengaruh signifikan secara parsial terhadap manajemen pergudangan, sebagai berikut:

a. Apakah audit operasional berpengaruh signifikan terhadap manajemen pergudangan Toserba Yogya Mitrabatik Tasikmalaya? b. Apakah pengendalian intern berpengaruh signifikan terhadap

manajemen pergudangan Toserba Yogya Mitrabatik Tasikmalaya?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan jawaban dari masalah yang dihadapi. Tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui bagaimana pelaksanaan audit operasional, pengendalian intern dan manajemen pergudangan di Toserba Yogya Mitrabatik Tasikmalaya.

2. Mengetahui apakah audit operasional dan pengendalian intern berpengaruh signifikan secara simultan terhadap manajemen pergudangan Toserba Yogya Mitrabatik Tasikmalaya.

3. Mengetahui apakah audit operasional dan pengendalian intern berpengaruh signifikan secara parsial terhadap manajemen pergudangan, sebagai berikut:

a. Mengetahui apakah audit operasional berpengaruh signifikan terhadap manajemen pergudangan Toserba Yogya Mitrabatik Tasikmalaya.

(9)

9 b. Mengetahui apakah pengendalian intern berpengaruh signifikan terhadap manajemen pergudangan Toserba Yogya Mitrabatik Tasikmalaya.

1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Aspek Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan sebagai referensi bagi akademisi maupun peneliti di bidang akuntansi khususnya audit mengenai audit operasional, pengendalian intern, dan manajemen pergudangan.

1.6.2 Aspek Praktis a. Bagi manajemen

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi manajemen perusahaan dagang khususnya Toserba Yogya Mitrabatik Tasikmalaya sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan pelaksanaan pengendalian intern dan manajemen pergudangan.

b. Bagi auditor internal

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi auditor internal khususnya auditor internal Toserba YOGYA Mitrabatik Tasikmalaya dalam melakukan audit operasional serta mengetahui dampak rekomendasi perbaikan terhadap pelaksanaan manajemen pergudangan.

c. Bagi penulis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi penulis dalam mengaplikasikan ilmu yang didapat selama perkuliahan dan menambah ilmu serta pengalaman di lingkungan perusahaan dan masyarakat.

(10)

10

1.7 Ruang Lingkup Penelitian 1.7.1 Variabel Penelitian

Penelitian ini melibatkan satu variabel terikat atau dependen dan dua variabel bebas atau independen. Variabel dependen yang diteliti adalah manajemen pergudangan. Sedangkan variabel audit operasional dan pengendalian intern dipilih sebagai variabel independen. Penelitian akan dilakukan untuk menguji pengaruh secara simultan maupun parsial audit operasional dan pengendalian intern terhadap manajemen pergudangan Toserba Yogya Mitrabatik Tasikmalaya.

1.7.2 Lokasi dan Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Toserba YOGYA Mitrabatik Tasikmalaya yang berada di Jalan R.E. Martadinata No. 81-83, Cipedes, Kota Tasikmalaya.

1.7.3 Waktu dan Periode Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama lima bulan sejak bulan September 2016 sampai Januari 2017.

1.8 Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Pembahasan dalam skripsi ini dibagi dalam lima bab yang terdiri dari beberapa sub bab. Secara garis besar, berikut adalah sistematika penulisan skripsi ini:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang hal-hal prapenelitian, meliputi gambaran umum objek penelitian, latar belakang dilakukannya penelitian, rumusan masalah penelitian, pertanyaan penelitian yang timbul, tujuan penelitian yang ingin dicapai, manfaat penelitian baik bagi manajemen, auditor internal, maupun penulis, ruang lingkup penelitian, serta sistematika penulisan tugas akhir secara umum.

(11)

11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN

Bab ini menjelaskan hal-hal yang digunakan untuk mendukung penelitian, meliputi tinjauan pustaka penelitian untuk memperoleh teori-teori yang berhubungan dengan penelitian, penjelasan mengenai penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang digunakan sebagai acuan penelitian, kerangka pemikiran untuk menjelaskan pola pikir terhadap permasalahan, serta hipotesis sebagai jawaban sementara atas permasalahan yang nantinya digunakan untuk pengujian data.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang rencana proses penelitian, meliputi jenis penelitian yang diambil berdasarkan karakteristiknya, operasional variabel yang menjabarkan mengenai variabel yang digunakan dalam penelitian ini, tahapan penelitian yang dilakukan, jenis dan sumber data yang digunakan (populasi dan sampel), serta teknik analisis data yang digunakan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan tentang data yang diperoleh selama penelitian yang dibahas melalui teknis analisis yang telah ditentukan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menjelaskan mengenai hasil penelitian berupa kesimpulan dan saran berdasarkan penelitian yang telah dilakukan.

(12)

12

Referensi

Dokumen terkait

Data sekunder yang digunakan diperoleh dari beberapa sumber antara lain dari Bank Sentral Nigeria, Kantor Federal Statistik dan Organisasi Perdagangan Pangan dan

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa pola asuh orang tua memiliki peran yang besar dalam membentuk perilaku prososial remaja sehingga apabila orang tua

dibantu perencana Comprehensive Planning Perencana dibantu aspirasi masyarakat Strategic Planning Stakeholders di- bantu perencana Participatory Planning Masyarakat

Persetujuan tertulis dibuat dalm bentuk pernyataan yang tertuang dalam formulir persetujuan tindakan kedokteran sebelum ditandatangani atau dibubuhkan cap ibu

Cooper, (1982:38) latihan aerobik adalah kerja tubuh yang memerlukan oksigen untuk kelangsungan proses metabolisme energi selama latihan. Sehingga latihan aerobik

Dalam melakukan perilaku menggosok gigi adalah dengan memecah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam sebuah task analysis. Berikut ini merupakan task analysis

Terdapat implementasi pengelolaan fauna tetapi tidak mencakup kegiatan pengelolaan secara keseluruhan sesuai dengan ketentuan terhadap jenis-jenis yang

(2) Menjelaskan penerapan model kooperatif tipe Contextual Teaching and Learning Pada Tema 4 Berbagai Pekerjaan Muatan IPS dan Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Hasil Belajar