Hari / Tanggal Jumat/ 19 Mei 2017
Waktu Pukul 14.00 – 16.00
Tempat Gedung Balai Pertemuan Ilmiah ITB
Jalan Dipati Ukur No. 4 Bandung
Peserta Anggota SA = 31 orang (dari 55 orang)
Ex-officio = 15 orang (dari 19 orang)
Tidak Hadir = 28 orang (termasuk 15 orang ijin tidak hadir) Catatan: Daftar hadir ada pada lampiran
Agenda Sidang 1. Pengesahan Agenda Sidang
2. Laporan Pimpinan Senat Akademik 3. Laporan Komisi-Komisi
- Komisi III:
Laporan Kenaikan Jabatan ke LK : FMIPA = 2 Orang, SF = 2 Orang; SBM = 1 Orang dan SAPPK = 1 Orang
Laporan Kenaikan Jabatan dalam Jabatan yang sama : FMIPA= 1 Orang , FTSL = 1 Orang dan SBM = 1 Orang
- Komisi IV:
Presentasi Pan Adhoc Norma dan Kebijakan Kerja sama ITB (Prof. Johner Sitompul dan Tim)
4. Lain-lain
Catatan Sidang 1. PENGESAHAN AGENDA SIDANG Keputusan:
Agenda sidang disetujui untuk dilaksanakan. 2. LAPORAN PIMPINAN SENAT AKADEMIK
1. Forum Senat Akademik Perguruan Tinggi Berbadan Hukum (SA PTNbh) akan melakukan pertemuan antara tanggal 10 s/d 14 Juli 2017 bertempat di Gedung BPI ITB. Agenda pembahasan:
1) Sharing masalah yang dihadapi masing-masing PTNbh
2) Masalah umum/generik PT di Indonesia (nomenklatur keilmuan, gelar lulusan, linieritas Vs transdisiplin, budaya literasi, akreditasi dan kualifikasi.
3) Permasalahan Bangsa (radikalisme, pendidikan karakter, pendidikan STEM, metode pembelajaran Generasi Z). kepada SA.
4) Serah terima kepemimpinan SA PTNbh dari SA ITB IPB.
Rektor Ketua FGB
Prof. Djoko Santoso
Ketua : Prof. M. Salman, A.N.
Sekretaris : Prof Tutus Gusdinar
Anggota : Prof. Widyo Nugroho SULASDI
Prof. Roos Akbar Prof. Iwan Sudradjat
Dr. Achmad Sjarmidi Dr. Joko Siswanto
3. Draft Peraturan SA tentang Kebijakan Akademik Pengembangan Ilmu Pengetahuan di Institut Teknologi Bandung sedang dalam proses finalisasi. Peraturan akan diterbitkan dalam waktu yang tidak terlalu lama. Ketua Tim Adhoc : Prof. Umar Fauzi
4. Draft Peraturan SA tentang Kriteria Dan Persyaratan Pemberian Penghargaan Istimewa Guru Besar Emeritus sedang dalam proses finalisasi. Peraturan akan diterbitkan dalam waktu yang tidak terlalu lama. (Ketua Tim Adhoc: Prof. Prayatni Soewondo) Saran:
Anggota Tim Review dan Usulan Revisi Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2013 tentang Statuta Institut Teknologi Bandung
ditambahkan satu orang, yaitu Dr.Ing. Ir. Suhardi, MT. 3. LAPORAN KOMISI-KOMISI:
KOMISI III: LAPORAN KENAIKAN JABATAN KE LK DAN LAPORAN KENAIKAN PANGKAT DALAM JABATAN YANG SAMA
Pengantar disampaikan oleh Ketua Komisi III Prof. Mikrajuddin Abdullah. (Materi presentasi terlampir)
a) Laporan Kenaikan Jabatan ke LK : FMIPA = 2 Orang, SF = 2 Orang; SBM = 1 Orang dan SAPPK = 1 Orang
1. Dr. Ferry Iskandar, (FMIPA) usulan kenaikan jabatan ke LK, IIId
2. Dr. Sidik Permana, (FMIPA) usulan kenaikan jabatan ke LK, IIId
3. Dr. Lia Amalia, S.Si.,M.Si, (SF) usulan kenaikan jabatan ke LK, IVa
4. Dr.rer.nat. Rachmat Mauludin, (SF) usulan kenaikan jabatan ke LK, IVa
b) Laporan Kenaikan Pangkat dalam Jabatan yang sama : FMIPA= 1 Orang , FTSL = 1 Orang dan SBM = 1 Orang
1. Dr. Johan Matheus Tuwankotta, (FMIPA) usulan kenaikan Pangkat IVa pada jabatan tetap LK
2. Dr.Ir. Syawaluddin Hutahaean, (FTSL) usulan kenaikan Pangkat IVb pada jabatan tetap LK
3. Prof. Sudarso Kaderi Wiryono, (SBM) usulan kenaikan Pangkat IVe pada jabatan tetap GB
Keputusan: Disetujui untuk diusulkan kenaikan pangkat dalam jabatan yang sama
KOMISI IV: PRESENTASI PANITIA ADHOC NORMA DAN KEBIJAKAN KERJA SAMA ITB (PROF. JOHNER SITOMPUL DAN TIM)
Pengantar umum disampaikan oleh Ketua Komisi I Prof. Johnner Sitompul
Karena Dr. A Sjarmidi sebagai Ketua Panitia Adhoc berhalangan hadir, presentasi disampaikan oleh Dr. Tri Wahyu Hadi. (Materi presentasi terlampir)
Diskusi:
Widyo Nugroho:
Azas harus masuk dalam naskah. Konsistensi antar pasal pasal harus bermuara dari azas. Istilah yg digunakan adalah nirlaba. Rumusan sebaiknya mengacu pada prinsip ITB dalam Statuta. Juga harus diperhatikan agar berada di atas SNPT. Dalam pasal 1 tidak perlu dituliskan “dokumen resmi”. Dalam pasal 3 tidak perlu dituliskan “tidak langsung”.
Bambang Rijanto:
Cakupan kerja sama apakah yg sifatnya nirlaba saja atau termasuk yang komersial (entrepreneurship)? Model innovation and partnership? Contoh: ITB punya research alliances, SERA dengan MIT, Oxford, UCL Berkeley. Azas kerja sama: equality, saling memberikan manfaat, saling menghormati, membangun nilai bersama, membangun relasi/silaturahmi.
Djoko Siswanto:
Merujuk pada Statuta pasal 25 tentang otonomi. Mungkinkah kebijakan kerjasama terkait dengan kebijakan keuangan ITB. Apakah kerjasama vokasi diperbolehkan? Perlu explisit, bisa berupa credit earning.
ITB punya kerjasama bidang akademik dengan LN. Tetapi kerjasama dengan DN gap nya masih sangat lebar. ITB harus turut bertanggung jawab terhadap kualitas pendidikan di Indonesia. ITB perlu tampil sebagai pembina PT di Indonesia Timur. Isu: CSR Vs PPM. CSR 3% dari keuntungan perusahaan. Pasal 9: perlu lampiran tata cara penilaian keberhasilan yang operasional, tidak rumit.
Suhardi:
Bab1 dan 2 berisi ketentuan umum, azas/prinsip, tujuan. Dalam Statuta, yang dimaksud kerja sama meliputi kerja sama akademik dan non akademik. Pasal 18 Statuta menyebutkan peraturan lebih lanjut disusun oleh Rektor.
Widyo Nugroho:
Perhatikan penggunaan kata membina. Pasal 2 Visi ITB: Memandu mengembangkan = Membantu mengembangkan. Program Doktor harus membangun kebaharuan. Transdisiplin.
I Nyoman P. Aryantha:
Naskah hanya terdiri dari 10 pasal, terlalu singkat. Apakah peraturan ini bisa menggantikan semua yang sudah ada? Saran untuk arsitektur draft peraturan: berikan penamaan pada pasal-pasal. Johnner Sitompul:
Naskah pada awalnya lebih panjang, namun sebagian bisa masuk ke dalam naskah akademik. Prioritas: Kerja sama antar lembaga, kerjasama riset dgn perusahaan.
Bambang Riyanto:
Funding bisa dari industri. Kerjasama penelitian dengan pemerintah, kerjasama dengan industri, konsorsium.
Wawan Gunawan :
UU mengatur Satker, BLU, Yayasan, Swasta. PTNbh masuk mana? Indratmo Soekarno:
Dalam Statuta pasal 6 disebutkan bahwa ITB mengelola kegiatan akademik dan non akademik secara otonom. Perlu tambahan pasal tentang pembiayaan. Pengertian individual perlu didefinisikan dengan baik, harus atas nama ITB. Pengertian non profit berlaku untuk institusi secara keseluruhan. Non profit (nirlaba) bukan berarti tidak boleh untung, tetapi keuntungan tidak di bagi-bagi. Irawati:
Dengan Institusionalisasi Kerjasama di ITB, dosen yang kerjasama di luar ITB malah lebih bebas.
Wawan Gunawan:
Perihal otonomi diatur dalam UU 12 tahun 2012. Perlu institusionalisasi kerja sama, pasal-pasal tdk perlu panjang.
Luci Diawati:
Aspek sekuriti apakah sudah dipertimbangkan?
4. LAIN-LAIN
Void
Sidang ditutup pk 16.00
Jadwal Sidang Pleno Berikut: 02 Juni 2017
Bandung, 19 Mei 2017
Senat Akademik ITB Menyetujui
Sekretaris, Ketua Sidang,
SIDANG PLENO 08
SENAT AKADEMIK
Institut Teknologi Bandung
19 Mei 2017
AGENDA SIDANG PLENO
19 Mei 2017
SENAT AKADEMIK - Institut Teknologi Bandung 1
AGENDA SIDANG 19 Mei 2017
1. Pengesahan Agenda Sidang 2. Laporan Pimpinan SA 3. Laporan Komisi :
Komisi III:
Laporan Kenaikan Jabatan ke LK : FMIPA = 2 Orang, SF = 2 Orang; SBM = 1 Orang dan SAPPK = 1 Orang Laporan Kenaikan Jabatan dalam Jabatan yang sama :
FMIPA= 1 Orang , FTSL = 1 Orang dan SBM = 1 Orang
Komisi IV: Presentasi Pan Adhoc Norma dan Kebijakan
Kerja sama ITB (Prof. Johner Sitompul dan Tim) 4. Lain – Lain
SENAT AKADEMIK - Institut Teknologi Bandung 2
LAPORAN PIMPINAN SENAT AKADEMIK
SENAT AKADEMIK - Institut Teknologi Bandung 3
LAPORAN PIMPINAN SENAT AKADEMIK
SENAT AKADEMIK - Institut Teknologi Bandung 4 1. Forum Senat Akademik Perguruan Tinggi Berbadan Hukum (SA PTNbh) akan melakukan pertemuan antara tanggal 10 s/d 14 Juli 2017 bertempat di Gedung BPI ITB. Agenda pembahasan:
1. Sharing masalah yang dihadapi masing-masing PTNbh
2. Masalah umum/generik PT di Indonesia (nomenklatur
keilmuan, gelar lulusan, linieritas Vs transdisiplin, budaya literasi, akreditasi dan kualifikasi.
3. Permasalahan Bangsa (radikalisme, pendidikan karakter,
pendidikan STEM, metode pembelajaran Generasi Z).
4. Serah terima kepemimpinan SA PTNbh dari SA ITB
kepada SA IPB.
LAPORAN PIMPINAN SENAT AKADEMIK
SENAT AKADEMIK - Institut Teknologi Bandung 5 2. SA telah mengambil inisiatif untuk melakukan review dan
menyampaikan usulan revisi Peraturan Pemerintah Nomor
65 Tahun 2013 tentang Statuta Institut Teknologi Bandung. Telah dibentuk Tim Adhoc dengan susunan sebagai berikut:
Narasumber : Ketua MWA Ketua SA Rektor Ketua FGB Prof. Djoko Santoso Ketua : Prof. M. Salman, A.N. Sekretaris : Prof Tutus Gusdinar Anggota : Prof. Widyo Nugroho SULASDI
Prof. Roos Akbar Prof. Iwan Sudradjat Dr. Achmad Sjarmidi Dr. Joko Siswanto
LAPORAN PIMPINAN SENAT AKADEMIK
SENAT AKADEMIK - Institut Teknologi Bandung 6 3. Draft Peraturan SA tentang Kebijakan Akademik
Pengembangan Ilmu Pengetahuan di Institut Teknologi Bandung sedang dalam proses finalisasi. Peraturan akan
diterbitkan dalam waktu yang tidak terlalu lama. Ketua Tim Adhoc : Prof. Umar Fauzi)
4. Draft Peraturan SA tentang Kriteria Dan Persyaratan
Pemberian Penghargaan Istimewa Guru Besar Emeritus
sedang dalam proses finalisasi. Peraturan akan diterbitkan dalam waktu yang tidak terlalu lama. (Ketua Tim Adhoc: Prof. Prayatni Soewondo)
LAPORAN PIMPINAN SENAT AKADEMIK
Laporan Kesekretariatan :
Surat/SK masuk dan keluar (5 Mei 2017 – 18 Mei 2017)
Surat Masuk : 3 Surat Keluar : 2 SK Masuk : 6 SK SA : -
SENAT AKADEMIK - Institut Teknologi Bandung 7
RENCANA
SIDANG PLENO BERIKUTNYA
Jumat,
2 Juni 2017
pk. 14.00 – 16.00
Pleno SA-ITB 19 Mei 2017
Permintaan persetujuan Pleno SA atas usulan
kenaikan jabatan ke Lektor Kepala: 6 orang
Kenaikan Pangkat pada jabatan yang sama: 3
orang
Tiap usulan diperiksa oleh 2 (dua) anggota
Komisi III dengan SOP yang sudah terstandar.
Jangka waktu pemeriksaan 2 (dua) minggu Hasil pemeriksaan dibahas dalam rapat Komisi
III dengan Dekan F/S terkait. Rapat telah dilakukan tanggal 10 Mei 2017
Keputusan diambil oleh Komisi III tanpa
kehadiran dekan F/S.
Jenis keputusan:
Disampaikan pada rapat Pleno tanpa catatan
Disampaikan pada rapat pleno dengan perbaikan
minor
Disampaikan pada rapat pleno dengan catatan
Perbaikan major, dan disampaikan pada pleno
setelah perbaikan dilakukan
Di”pending“ jika ditemui masalah “serius”
Usulan yang telah disetujui rapat Komsisi III
1) Dr. Ferry Iskandar, (FMIPA) usulan kenaikan
jabatan ke LK, IIId
2) Dr. Sidik Permana, (FMIPA) usulan kenaikan
jabatan ke LK, IIId
3) Dr. Johan Matheus Tuwankotta, (FMIPA)
usulan kenaikan Pangkat IVa pada jabatan tetap LK
4) Donal Crestofel Lantu, Ph.D, (SMB) usulan
kenaikan jabatan ke LK, IIId
5) Prof. Sudarso Kaderi Wiryono, (SBM) usulan
kenaikan Pangkat IVe pada jabatan tetap GB
6) Dr. Lia Amalia, S.Si.,M.Si, (SF) usulan
kenaikan jabatan ke LK, IVa
7) Dr.rer.nat. Rachmat Mauludin, (SF) usulan
kenaikan jabatan ke LK, IVa
8) Dr.Ir. Syawaluddin Hutahaean, (FTS) usulan
kenaikan Pangkat IVb pada jabatan tetap LK
9) Dr.Ir. Siti Herni Rochana, M.Si., (SAPPK)
NIP: 19740217 200912 1001 F/S: FMIPA TMT: IIIc (1-08-2012), L (1-08-2012) Usulan: LK, IIId AK: Lama + 448,77 NIP: 19780511200812 1 002 F/S: FMIPA TMT: IIIc (1-12-2008), L (1-02-2013) Usulan: LK, IIId AK: Lama + 292,2 NIP: 19701201 199702 1 001 F/S: FMIPA TMT: IIId (), LK (1-03-2015)
Usulan: tetap LK, IVa AK: Lama + 40,50 NIP: 197609252010121000 F/S: SBM TMT: IIIc (1-10-2014), L (1-08-2013) Usulan: LK, IIId AK: 440,79 NIP: 195507271980031003 F/S: SBM TMT: IVd (1-10-2013), GB (1-12-2009) Usulan: IVe AK: 1466,55 NIP: 19720106 199803 2 002 F/S: SF TMT: IIId (1-10-2013), L (1-04-2011) Usulan: LK, IVa AK: 719,69
NIP: 197305271999031003 F/S: SF TMT: IIId (1-04-2014), L (1-03-2012) Usulan: LK, IVa AK: 798,80 NIP: 195705051986011001 F/S: FTSL TMT: IVa (1-04-2010), LK (1-12-2007) Usulan: tetap LK, IVb
AK: 832,5 NIP: 19690412 199403 2 002 F/S: SAPPK TMT: IIId (1-10-2008), L (1-01-2005) Usulan: LK, IVa AK: 514,55
Kerja Sama ITB PTN BH
Komisi IV bidang Penelitian, Pengabdian pada Masyarakat dan Kerjasama
Disampaikan dalam Sidang Pleno SA 19 Mei 2017
Intro: Alliances and Engagement
Jargon in English: Strategic Partnership (Kemitraan Strategis), Collaboration
(kerjasama), Alliance (Persekutuan)
Alliances (Collaborative advantage: The art of Alliances, by R. M. Kanter, Harvard Business Review: JULY–AUGUST 1994 ISSUE) • Alliances that both partners ultimately deem successful involve collaboration (creating new value
together) rather than mere exchange (getting something back for what you put in). • Partners value the skills, each brings to the alliance.
Engagement
• Business alliances are living systems, evolving progressively in their possibilities. • But success in the engagement phase of a new alliance still depends on maintaining a careful
balance between the personal and the institutional.
MIT Website, Alliance: “MIT's research extends out through collaborations with leading institutes and consortia around the world.”
Benchmarking Lembaga Penelitian ITB, MIT & HKUST
• ITB:
• Pusat Penelitian (7) + 2 Lembaga (LPPM+LPIK); (LAPI, PT LAPI) • Pusat (21); Kelompok Keahlian (98)
• Dana Penelitian: 64.3 M (0.06 T IDR) (2017)
• Massachusetts Institute of Technology:
• Research Institutes - (43)
• InterdisciplinaryCenter, Laboratory – (62) (ada juga Center sebagai Lembaga Pendidikan) • Research Alliances – (10)
• Dana Penelitian/ Kerjasama MIT : ca. 10.2 T IDR
• Hong Kong University of Science & Technology:
• Institute for Advanced Study – (1) : HKUST Jockey Club Institute for Advanced Study • National/ State Laboratory – (1) : State Key Laboratory of Molecular Neuroscience
• Research Institutes - (11)
• Research Center and Laboratory - 49 (2016), 54 (2017) • Dana Penelitian: 1.4-2.3 T IDR
• Max-Planck Institute, from revenue of licensing: US$ 20 – 30 M (0.26- 0.39 T IDR) yearly (2016)
RESEARCH ALLIANCESAT MIT
• 8 + 2 ALLIANCES RESEARCH ALLIANCES
Alliance for Global Sustainability Broad Institute Charles Stark Draper Laboratory Howard Hughes Medical Institute
Massachusetts Green High Performance Computing Center
Northeast Radio Observatory Corporation Ragon Institute of MGH, MIT and Harvard Whitehead Institute for Biomedical Research Singapore–MIT Alliance
Singapore–MIT Alliance for Research and Technology Grouped in INTERDISCIPLINARY CENTERS, LABS, & PROGRAMS
Norma-Norma Kerjasama di Indonesia dan ITB
• UU no 12/ 2012 tentang Pendidikan Tinggi
• PP 17 Tahun 2010: Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan beserta penjelasannya
• Statuta ITB (PP 65/ 2010): Kerjasama Sangat strategis, selain Tridharma ITB • KEPUTUSAN Senat Akademik ITB Nomor : 01/SK/K01-SA/2009 TENTANG
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG SEBAGAI UNIVERSITAS RISET; target World Class University; memerlukan pendanaan dari kerjasama (selain dari pemerintah, dari biaya pengelolaan pendidikan/ BPP, @ ⅓ ); Dan lain-lain seharusnya
• KEPUTUSAN Senat Akademik ITB Nomor : 03/SK/K01-SA/2007 TENTANG NORMA
KERJASAMA AKADEMIK DENGAN LEMBAGA MITRA; sangat umum dan ringkas, perlu extension dan komprehensif sesuai kebutuhan statute ITB 2010
• Rencana Induk Pengembangan 2006-2025 (& Rencana Strategis 2006-2010);
kerjasama sangat krusial dalam mencapai target ITB sebagai simpul penelitian internasional dan regional (2020)
Kerja sama di level UU dan PP, Permen
UU no 12/ 2012 tentang Pendidikan Tinggi
• Pasal 50
• (1) Kerja sama internasional Pendidikan Tinggi merupakan proses interaksi
dalam pengintegrasian dimensi internasional ke dalam kegiatan akademik untuk berperan dalam pergaulan internasional tanpa kehilangan nilai-nilai keindonesiaan.
• (2) Kerja sama internasional harus didasarkan pada prinsip kesetaraan dan
saling menghormati dengan mempromosikan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan nilai kemanusiaan yang memberi manfaat bagi kehidupan manusia.
• (3) Kerja sama internasionalmencakup bidang Pendidikan, Penelitian, dan
Kerja sama di level UU dan PP, Permen
UU no 12/ 2012 tentang Pendidikan Tinggi
• Pasal 50
• (4) Kerja sama internasional dalam pengembangan Pendidikan Tinggi dapat dilakukan, antara lain,
• melalui:
• a. hubungan antara lembaga Pendidikan Tinggi di Indonesia dan lembaga Pendidikan Tinggi Negara lain dalam kegiatan penyelenggaraan Pendidikan yang bermutu;
• b. pengembangan pusat kajian Indonesia dan budaya lokal pada Perguruan Tinggi di dalam dan di luar negeri; dan
• c. pembentukan komunitas ilmiah yang mandiri.
• (5) Kebijakan nasional mengenai kerja sama internasional Pendidikan Tinggi
ditetapkan dalam Peraturan Menteri.
Kerja sama di level UU dan PP, Permen • PP 17 Tahun 2010: Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan beserta penjelasannya
Pasal 90
• (1) Perguruan tinggi dapat melakukan kerja sama akademik dan/atau non-akademik dengan perguruan tinggi lain, dunia usaha, atau pihak lain, baik dalam negeri maupun luar negeri. (2) Kerja sama perguruan tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan meningkatkan efisiensi, efektivitas, produktivitas, kreativitas, inovasi, mutu, dan relevansi pelaksanaan tri dharma perguruan tinggi.
• (3) Kerja sama perguruan tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan prinsip:
a. mengutamakan kepentingan pembangunan nasional; b. menghargai kesetaran mutu;
c. saling menghormati;
d. menghasilkan peningkatan mutu pendidikan; e. berkelanjutan; dan
f. mempertimbangkan keberagaman kultur yang bersifat lintas daerah, nasional, dan/atau internasional.
Kerja sama di level UU dan PP, Permen
• PP 17 Tahun 2010: Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan beserta penjelasannya
Pasal 90
(4) Kerja sama akademik sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) dapat
berbentuk:
a. pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat; b. program kembaran;
c. pengalihan dan/atau pemerolehan kredit;
d. penugasan dosen senior sebagai pembina pada perguruan tinggi yang membutuhkan pembinaan;
e. pertukaran dosen dan/atau mahasiswa; f. pemanfaatan bersama berbagai sumber daya; g. pemagangan;
h. penerbitan terbitan berkala ilmiah; i. penyelenggaraan seminar bersama; dan/atau j. bentuk-bentuk lain yang dianggap perlu.
Kerja sama di level UU dan PP, Permen
• PP 17 Tahun 2010: Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan beserta
penjelasannya Pasal 90
(5) Kerja sama non-akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berbentuk:
a. pendayagunaan aset; b. usaha penggalangan dana;
c. jasa dan royalti hak kekayaan intelektual; dan/atau d. bentuk lain yang dianggap perlu.
•
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Menteri.
Statuta ITB (PP 65/2013); topik kerja sama (1) BAB I KETENTUAN UMUM
• Pasal 4
5) ITB menjalin kerja sama dengan berbagai pihak sesuai dengan jati
diri dan mandatnya untuk kemaslahatan umat manusia serta kesejahteraan dan keluhuran martabat bangsa.
Bagian Ketiga Pengabdian Kepada Masyarakat • Pasal 17
(1) Pengabdian kepada masyarakat merupakan salah satu misi ITB
dalam bentuk pelayanan dan/atau kerja sama ITB dengan masyarakat
sesuai dengan kompetensi akademik yang dimiliki.
• Bagian Keempat Kerja Sama • Pasal 18
(1) ITB dapat menjalin kerja sama akademik dan/atau nonakademik secara institusional dengan pihak yang relevan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
(2) ITB mendukung dan memfasilitasi sivitas akademika untuk menjalin kerja sama
secara individual atau kelompok dengan sejawatnya di lembaga lain baik di dalam
maupun luar negeri.
(3) Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan secara
bertanggungjawab dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, produktivitas, kreativitas, inovasi, mutu, dan relevansi pelaksanaan Tridharma.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai kerja sama diatur dengan Peraturan Rektor. Statuta ITB (PP 65/2013); topik kerja sama (2)
• PENDANAAN DAN KEKAYAAN Bagian Kesatu Pendanaan • Paragraf 1 Sumber Pendanaan
• Pasal 51
(1) Pemerintah menyediakan dana untuk penyelenggaraan pendidikan tinggi oleh ITB yang dialokasikan dalam anggaran pendapatan dan belanja negara. Selain dialokasikan dalam anggaran pendapatan dan belanja negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pendanaan ITB dapat berasal dari:
a. masyarakat; b. biaya pendidikan; c. kerja sama Tridharma; d. pengelolaan dana abadi dan usaha;
e. pengelolaan kekayaan negara yang diberikan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah untuk kepentingan pengembangan pendidikan tinggi; dan/atau
f. sumber lain yang sah.
Statuta ITB (PP 65/2013); topik kerja sama (3) Landasan Kerja Sama ITB PTN BH
• Sejak TH hingga sekarang ITB memiliki posisi dan peran membangun profesionalisme dalam pegetahuan, keahlian dan pelayanan publik.
• Sebagai PTN-BH ITB telah menunjukan posisinya sebagai PT terbaik secara nasional sehingga dituntut berbagi dengan PT lainnya
• ITB yang berkeinginan memandu perubahan dalam dimensi kebudayaan haruslah berada dan berbagi di tengah masyarakat
• ITB yang menyatakan diri sebagai universitas sains, rekayasa, seni, sosial dan humaniora haruslah mengembangkan inter, multi, tans-disiplin, bersama komunitas yang universal (dunia)
• Menuju “True University” ITB perlu engage dan bekerjasama dengan komunitas universitas yang lebih maju
Landasan Kerja Sama ITB PTN BH
• Norma dan Kebijakan Kerjasama Akademik secara institusional dengan pihak yang relevan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri menjadi tugas SA;
• Terutama kerja sama Tridharma PT
• Jargon sangat banyak jadi hanya diklasifikasikan dalam Kerjasama
• Draft SK Kerja Sama sudah mendapatkan masukan dan persetujuan dari BKSA, serta membutuhkan masukan dari Sidang Pleno SA • Peraturan Rektor tentang kerja sama akan disusun dari Norma dan
Kebijakan Akademik dan/ atau Nonakademik
STRUKTUR SK Norma dan Kebijakan Kerjasama
• NORMA • KEBIJAKAN
• INDIKATOR KINERJA KERJASAMA • Lampiran Penjelasan SK • Lampiran Naskah Akademik:
Latar Belakang dan Landasan
LANDASAN: FILOSOFI/RAISON D'ETRE/MORAL/IDEA/PROBLEM, ETIKA DAN NILAI/ PRINSIP
SURAT KEPUTUSAN
SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG TENTANG NORMA DAN KEBIJAKAN KERJASAMA AKADEMIK
NOMOR:…../SK/K-4/2017
Menimbang :
bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 18 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 tentang Statuta Institut Teknologi Bandung, Senat Akademik Institut Teknologi Bandung perlu menetapkan Surat Keputusan tentang Kerjasama
Mengingat :
1. Pasal 48 (Kerjasama Penelitiandan Pengabdian Masyarakat), Pasal 49 (Pelaksanaan Tridharma), Pasal 50 (Kerjasama Internasional Pendidikan Tinggi), Pasal 58 (Fungsi dan Peran Perguruan Tinggi),Pasal 61(Organisasi Penyelenggara Pendidikan Tinggi), Pasal 62 (Pengelolaan Perguruan Tinggi), Pasal63, 64, 65 (Otonomi Perguruan Tinggi), Pasal 66 (Statuta PTN Badan Hukum) Undang Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336)
2. Pasal 18 (Kerjasama Akademik dan/atau non akademik), Pasal31 (Senat Akademik) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 tentang Statuta Institut Teknologi Bandung
3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 49 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi
4. Keputusan Senat Akademik Institut Teknologi Bandung Nomor:03/SK/K01-SA/2007 tentang Norma Kerjasama Akademik Dengan Lembaga Mitra
5. Keputusan Senat Akademik Institut Teknologi Bandung Nomor: 12/SK/ K01-SA /2015. tentang Norma dan Kebijakan Penelitian ITB
6. Keputusa Rektor ITB Nomor: 320/SK/I1.A/KP/2013 tentang Pemberhentian Anggota Senat ITB PT BHMN dan Pengangkatan Anggota Senat Akademik ITB PTN Badan Hukum Periode 2014-2019
7. Surat Keputusan Majelis Wali Amanat ITB Nomor 030/SK/I1.A-MWA/2015 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Ketua Senat Akademik ITB Periode 2014-2015
MEMUTUSKAN
kelembagaan, berdasarkan prinsip-prinsip dan tatacara yang disepakati bersama yang dituangkan di dalam dokumen resmi
Pasal 2
Kebijakan Kerjasama ITB dituangkan/tertera dalam perencanaan akademik berkala dan
diwujudkan dalam pelaksanaan Tridharma yang sinergis, serta berdampak kepada peningkatkan kinerja institusi secara berkelanjutan.
Pasal 3
Kerjasama Akademik meliputi kerjasama dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, dan dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas ,
efektifitas, efisiensi, dan mutu yang relevan dengan pelaksanaan Tridharma di ITB yang kreatif dan inovatif, , serta berdampak kepada peningkatan kinerja dan kesejahteraan dosen pelaksana kerjasama baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pasal 4
ITB menjalin berbagai jenis kerjasama akademik dengan lembaga lain yang relevan dan kredibel, baik di dalam negeri maupun di luar negeri, dan dalam bentuk kegiatan yang dikelola secara transparan dan akuntabel, serta sejalan dengan Kebijakan Kerjasama ITB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2.
Pasal 5
ITB menjalankan Kerjasama Pendidikan dengan universitas atau lembaga pendidikan tinggi lain di dalam negeri maupun di luar negeri dalam bentuk pendidikan akademik, profesional, dan vokasional, dengan mengedepankan aspek peningkatan kualitas lulusan, peningkatan standard fasilitas pengajaran, serta pengembangan kompetensi dosen, yang dituangkan secara rinci dalam perjanjian kerjasama pendidikan.
Pasal 6
ITB menjalankan Kerjasama Penelitian dengan lembaga penelitian atau lembaga sejenis di dalam negeri maupun di luar negeri dalam bidang keilmuan yang bersifat monodisiplin, multidisiplin, dan interdisiplin , oleh individu, kelompok , atau unit tertentu, dengan prinsip saling memberikan manfaat/menguntungkan dan saling menghormati kepentingan masing-masing, untuk
Pasal 7
ITB menjalankan Kerjasama Pengabdian kepada Masayarakat melalui kemitraan dengan lembaga yang relevan di perguruan tinggi lain, organisasi pemerintah, organisasi swasta, organisasi swadaya masyarakat, baik di dalam negeri maupun di luar negeri dalam bidang yang dibutuhkan masyarakat, dengan mengedepankan aspek keilmuan/kepakaran pelaksana, dimensi masalah, kontribusi para pihak, kualitas kerjasama, dampak kerjasama, pengalaman bagi para pihak, umpan-balik bagi pendidikan dan penelitian, dan bukan bertujuan untuk mendapatkan keuntungan finansial.
Pasal 8
Pengelolaan Kerjasama dilaksanakan oleh ITB dan pihak mitra dengan mengacu kepada ketentuan/unit organisasi yang sudah ada maupun dengan menyusun ketentuan/unit satuan kerja baru dengan memperhatikan aspek legalitas, kapasitas dan kapabilitas institusi, serta tatakelola yang baik dan sistematis.
Pasal 9
Indikator Keberhasilan Kerjasama diukur dari seluruh kriteria nilai dan norma kerjasama yang menyangkut sumberdaya, proses manajemen, partisipasi pelaku, dan dampak pada para pihak.
Pasal 10
Surat Ketetapan Senat Akademik tentang Norma dan Kebijakan Akademik ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Adapun semua Ketetapan SA terkait Norma dan Kebijakan Akademik yang ada selama ini dinyatakan tidak berlaku lagi.
Pasal 1
Yang dimaksud dengan dokumen resmi (official documents) adalah dokumen sejenis MoU, MoA, guidance, SOP, dsb. yang ditandatangani oleh pejabat yang berwenang dari semua institusi yang terlibat di dalam kemitraan.
Pasal 2
Yang dimaksud dengan kebijakan akademik berkala adalah kebijakan dalam bentuk RENIP, RENSTRA, dbs. yang direvisi dan diterbitkan secara berkala oleh ITB. Selain itu, Kebijakan Operasional tentang Kerjasama harus dituangkan dalam suatu Surat Keputusan Rektor
Pasal 3
Norma dan kebijakan kerjasama non-akademik (kerjasama bisnis) tidak diatur di dalam SK SA-ITB karena merupakan ranah kebijakan yang dirumuskan oleh MWA.
Pasal 4
Secara umum kerjasama harus dilakukan secara institusional, dengan pihak yang relevan, dengan bertanggungjawab (profesional), memenuhi proses manajemen (perencanaan, operasional,
monev), dengan menyediakan sumberdaya manusia fasilitas serta pendanaan, secara selektif/prioritas, sejalan degan kebijakan akademik berkala (renip, restra, ..).
Pasal 5 Cukup jelas.
Pasal 6
Kerjasama perlu mengacu antara lain kepada pada: etika profesi disiplin yang dikerjasamakan, kompetensi kepakaran pelaku, kesamaan pola pikir, pilihan pemecahan masalah (otoritas disiplin, sumberdaya, manfaat sosial), strategi pencapaian target (ISBN, skripsi, tesis, disertasi, model,paten, produk), agenda riset, pencatatan sistematis.
Pasal 7 Cukup jelas.
Pasal 8
Aspek legalitas, kapabilitas, dan tatakelola memperhatikan ketersediaan hal-hal berikut: sistem tatakelola yang baik (good governance), bussines plan, petunjuk monev, pangkalan data, kecukupan anggaran, aturan kompensasi waktu (buying time), KPI yang melekat dengan
anggaran, pendelegasian kewenangan pelaksana yang jelas dan memadai, aturan regular dn non-reguler, aturan perselisihan yang jelas dan rinci, penegakan peraturan terkait (specific rule enforcement).
ditetapkan oleh Rektor.
Pasal 10 Cukup jelas.
Tanggal Tgl. Surat Asal Perihal Ket
09/05/2017 19/04/2017 WRAK Kalender Pedidikan ITB
10-05-2017 05-05-2017 WRSO
Penyampaian Kelengkapan Berkas Usulan Kenaikan Jabatan menjadi ke GB a.n. Dr. Ir. Priyono Soetikno
16-05-2017 08-05-2017 WRAK Usulan Perubahan Nama Program Studi
Aeronotika dan Astronotika
b) SURAT KELUAR
Tanggal Nomor Perihal Ditujukan
08-05-2017
136/I1-SA/OT/2017
Persetujuan SA a.n. Ir. Dwiwahyu Sasongko, M.sc. Ph.D
Rektor
12-05-2017
144/I1-SA/OT/2017
Permohonan Pertimbangan kenaikan Jabatan ke
Guru Besar an: Dr. Ir. Priyono Soetikno FGB
c) SK / PERATURAN MASUK
Tanggal Tgl. SK Asal Tentang Ket
09/05/2017 19/04/2017
Rektor
SK Rektor: "Penganugerahan Gelar Doktor
Kehormatan Kepada Professor PETER
AGRE"
A Copy of Decree: "The Awarding of Honorary Degree of Doctor Honoris Causa to Professor PETER AGRE"
Temb.
16-05-2017 20-04-2017 FGB SK FGB:"Pengangkatan Para Ketua Komisi
Forum Guru Besar ITB Periode 2017-2019"
16-05-2017 25-04-2017 FGB SK FGB:"Lingkup Tugas Sekretaris Forum
16-05-2017 15-05-2017 FGB SK FGB:"Pengangkatan Para Sekretaris
Forum Guru Besar ITB Periode 2017-2019" Temb
d) SK SENAT AKADEMIK
Tanggal Nomor Tentang