• Tidak ada hasil yang ditemukan

Disetujui: L - ad Eidman, MSc. Ir. Fredinan Yulianda, MSc Anggota. Dr. Ir. Richardus Kaswadii. MSc Ke'ua Progra~n Studi. Tanggal Lulus: 17 Mei 2000

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Disetujui: L - ad Eidman, MSc. Ir. Fredinan Yulianda, MSc Anggota. Dr. Ir. Richardus Kaswadii. MSc Ke'ua Progra~n Studi. Tanggal Lulus: 17 Mei 2000"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Judul Skripsi : Strulctur Komunitas Ikan Karang (Famili Chaetodontidae) d a ~ Keterkaitannya dengan Persentase Penutupan Karang Hidup di Ekosislem Terumbu Karang Perairan Nusa Penida, Bali

Nama Mahasiswa : Muhammad Erdi Lazuardi Nolnor Pokok : C06495084

Program Studi : Illnu Kelautan

Disetujui:

I. KOMISI PEMBIMBING

L -

ad Eidman, MSc Ir. Fredinan Yulianda, MSc Anggota

11. FAKULTAS PERIICANAN DAN ILMU ICELAUTAN IPB

"

Dr. Ir. Richardus Kaswadii. MSc Ke'ua Progra~n Studi

(4)

RINGKASAN

STRUKTUR KO>IUNITAS IKAX KAR4YC (FA411LI CIIAETODONTIDAE) DAN KETERKAITANNYA DENGAN PERSENTASE

PENUTUPAN

KARANG HIDUP DI EKOSISTEM TERUMBU KARANG PERAIRAN NUSA PENIDA, BALI. Disusun oleh Muhammad Erdi Lazuardi (C06495084) di bawah bimbingan H. Muhammad Eidman

d m

Fredinan Ydianda.

Terumbu karang berfungsi sebagai daerah pelindung bagi organisme laut dan mempunyai kestabilan serta keragaman spesies yang tinggi. Ekosistem terumbu karang teradaptasi baik dengan adanya simbiose internal dan intra komunitas, tetapi rentan terhadap gangguan aktifitas manusia dan mudah sekali diserang oleh faktor- faktor perusak (ekosistem yang fragile) (Odum, 1971). Salah satu biota yang menambah daya tarik ekosistem terumbu karang adalah adanya ikan karang yang memiliki corak wama yang beragam dan mempesona. Keberadaan ikan karang ini kelangsungan hidupnya tergantung sepenuhnya pada kondisi terumbu karang karena seperti ikan Chaetodontidae sebagian besar dari spesiesnya mengkonsumsi polip karang.

Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 24 Maret hingga 15 April 1999 di Nusa Penida, Bali dengan tujuan untuk mengetahui jumlah spesies, kelimpahan, keanekaragaman, keseragaman dan dorninansi ikan Chaetodontidae serta hubungannya dengan persentase penutupan karang hdup untuk menjelaskan karakteristik hubungan antara ikan Chaetodontidae dengan kondisi terumbu karang. Metode yang digunakan adalah metode transek garis menyinggung (line intersept transect method) untuk pengamatan karang dan metode sensus visual (visual censzts method) untuk pengamatan ikan kepe-kepe (Chaetodontidae). Transek yang digunakan untuk pengamatan bentuk pertumbuhan karang dan ikan kepe-kepe adalah transek garis sepanjang 50 m.

Stasiun pengamatan ditentukan berdasarkan tempat-tempat yang menjadi obyek wisata selam di Nusa Penida yaitu di Utara Ponton Toyopakeh (Stasiun I), Selatan Ponton Toyopakeh (Stasiun 2), Tanjung Dalam (Stasiun 3), Prapat (Stasiun

(5)

4), Tanah Bias (Stasiun 5), timur Ponton Bodong (Stasiun 6) dan Barat Ponton Bodong (Stasiun 7). Terumbu karang di semua stasiun termasuk tipe terurnbu karang tepi Cfringing reef).

Kondisi parameter fisika-kimia yang diukur termasuk kategori yang baik bagi pertumbuhan karang dengan salinitas berkisar antara 33 - 35°/00, suhu berkisar antara 26 - 2 9 ' ~ , kecepatan arus berkisar antara 0,20 - 0,67 d d e t , Kecerahan 100% dan pH berkisar antara 7 - 8. Kecepatan arus di perairan Nusa Penida tergolong kencang dan terkadang disertai dengan datangnya arus dingin.

Kondisi ekosistem terumbu karang di perairan Nusa Penida sebagian besar dalam kondisi buruk pada kedalaman 3 m dan kondsi sedang pada kedalaman 10 m. Persentase penutupan karang hidup pada kedalaman 3 m berkisar antara 12,18 - 92,90% dan persentase penutupan karang hidup pada kedalaman 10 m berkisar antara 23,72 - 68,96%. Berdasarkan persentase penutupan karang hidup tersebut karang lunak memiliki persen penutupan yang relatif tinggi hingga 38,36% pada stasiun 1 kedalaman 3 m dan 31,10% pada stasiun 6 kedalarnan 10 m. Tingginya persentase penutupan karang lunak tersebut diduga karena kencangnya kecepatan arus di perairan Nusa Penida.

Kedalaman 10 m memiliki kondisi yang lebih baik dibandingkan kedalaman 3 m karena aktifitas manusia terutama wisata selam banyak terdapat pada kedalaman 3 m ini. Jangkar kapal yang ditambatkan pada terumbu karang tak terasa telah merusak terumbu karang. Disamping itu badai gelombang yang terjadi juga telah merusak terumbu karang pada kedalaman 3 m ini. Hal ini terlihat dengan tingginya persen penutupan patahan karang (rubble) hingga 39,26% (stasiun 2) dan karang mati @C

dan DCA) hingga 83,96% (stasiun 4).

Sebanyak 21 spesies dari ikan Chaetodontidae telah ditemukan selama pengamatan yang termasuk dalam 4 genus dengan kelimpahan total pada tujuh stasiun pengamatan sebesar 193 individu dan rata-rata kelimpahan pada tiap stasiun pengamatan perkedalaman sebesar 13,79 indl250 m2. Genus terbanyak yang ditemukan yaitu Chaetodon dengan 17 spesies, selanjutnya diikuti genus Heniochus dengan 2 spesies, Forcipiger dan Hemitazirichthys yang masing-masing terdiri dari 1

(6)

spesies. Selanjutnya, pada kedalaman 3 m ditemukan 92 individu yang terdiri dari 11 spesies dari dua genus yaitu Chaetodon dan Heniochus. Kelimpahan terbesar terdapat pada stasiun 1 yaitu sebesar 32 indl250 m2 yang terdiri dari 5 spesies yaitu

Clzaetodon adiergatos. C. kleinii, C. nzelannotus, C. vagabundus dan Heniochus varius dan kelimpahan terkecil ditemukan pada stasiun 7 dengan kelimpahan sebesar 1 indl250 m2 yaitu dari spesies Clzaetodon kleiwii. Lebih lanjut, pada kedalaman 10 m ditemukan 101 individu yang terdiri dari 21 spesies dari 4 genus yaitu Clzaetodon, Forcipiger, Hemifauriclziys dan Henioclzus dengan kelimpahan terbesar terdapat pada stasiun 7 yaitu sebesar 25 indl250 m2 yang terdiri dari 7 spesies yaitu Clzaetodon adiergatos, C. kleinii, C. nzelannotus, C. ineyeri, C. speculunz, C. vagabundus dan

Hemitauriclztlzys polylepis dan kelimpahan terkecil terdapat pada stasiun 3 yaitu sebesar 4 ind1250 m2 yang terhri dari 2 spesies yaitu Chaetodon kleinii dan

Henioclzus varius.

Keiimpahan Chaetodontidae pada kedalaman 10 m lebih besar clan pada kedalaman 3 m. Hal itu dimungkinkan karena kondisi terumbu karang pada kedalaman 3 m lebih buruk dibanding kedalaman 10 m. Hal lain yang memunglunkan berbedanya kelimpahan tersebut diduga adanya pengaruh faktor kecepatan arus pada kedalanan 3 m relatif lebih kencang dibanding kedalaman 10 m.

Kedalaman 10 m secara umuin meinilila indeks (H') dan (E) Chaetodontidae yang lebih tinggi dibanding kedalaman 3 m dan indeks (C) lebih kecil h kedalaman 10 m dari pada kedalaman 3 m sehingga dapat dikatakan struktur komunitas Chaetodontidae pada kedalaman 10 m lebih baik dari pada kedalaman 3 m.

Hubungan antara kelimpahan, keanekaragaman dan jurnlah jenis Chaetodontidae dengan persen penutupan karang menunjukkan hubungan yang positif tidak erat, tetapi pada kedalaman 3

m memiliki hubungan yang lebih erat

dibandingkan kedalainan 10 m. Kelirnpahan Chaetodontidae pada kedalanan 3 m memiliki hubungan yang lebih erat dari pada kedalaman 10 m terhadap persentase penutupar, karang hidup karena kedalaman 3 m yang memiliki kondisi karang hidup dari buruk hingga memuaskan relatif lebih terlihat seiring dengan membaiknya kondisi karang hidup keberadaan Chaetodontidae semalan banyak.

(7)

Ketidakeratan hubungan pada kedua kedalaman tersebut diduga karena kecepatan arus yang relatif kencang sehingga hanya sedikit spesies yang mampu beradaptasi. Hal ini mengakibatkan peningkatan kondisi terumbu karang tidak diikuti oleh peningkatan jumlah spesies dan keanekaragamannya. Kedua, kisaran kondisi karang hidup terutama pada kedalaman 10 m tidak menunjukkan gambaran kondisi terumbu dari buruk hingga memuaskan. Disamping itu, berdasarkan data spesies Chaetodontidae yang didapat pada kedua kedalaman tersebut sebagian besar memiliki spesies dengan tipe pemakan karang batu, namun kelimpahan tiap stasiun pengamatannya relatif sedikit, sedangkan spesies dengan tipe omnivora melniliki spesies yang sedikit namun kelimpahan tiap stasiun pengamatannya relatif banyak, sehngga menyebabkan kurang eratnya hubungan antara kelimpahan, nilai indeks keanekaragaman dan jumlah spesies Chaetodontidae dengan persentase penutupan karang hidup.

(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Penanggulan, Kecamatan Pegandon, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah pada hari Jumat Kliwon, 11 Maret 1977 sebagai anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan Abdoel Ghofoer dan Alfiyah.

Penulis memulai pendidikan formal di TK Mardi Putra Penanggulan Pegandon Kendal tahun 1982, ke~nudian masuk SD I Pegandon Kendal pada tahun 1983 dan berhasil ~nenamatkannya pada tahun 1989. Pada tahun 1992 penulis berhasil lulus dari SMP I Pegandon Kendal. Penulis melanjutkan studinya di SMU I Kendal dan lnenamatkannya pada tahun 1995. Dengan cita-citanya yang besar pada bidang kelautan akhirnya penulis berhasil diterima di program studi Ilmu dan Teknologi Kelautan - yang ternyata adalah program studi Ilmu Kelautan - Fakultas Perikanan - belakangan menjadi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan - IPB pada tahun

1995 ~nelalui jalur UMPTN.

Selama menjalani perkuliahan di IPB penulis yang mempunyai hobi bermain gitar, berenang dan mengga~nbar ini aktif di klub basket Agric P B pada tingkat I (TPB), aktif di Senat Mahasiswa Fakultas Perikanan (1997 - 1998) di Departemen Minat dan Bakat, klub basket Coral Reef Fakultas Perikanan dan pengurus HIMITEKA-IPB periode 1997 - 1998 di Departemen Minat dan Bakat. Penulis juga aktif di FDC (Fisheries Diving Club) - IPB di Seksi Bidang Peralatan. Selama di FDC penulis terpilih menjadi Tim Monitoring Ekosistem Terumbu Karang Coral 2000 di Bali pada bulan Agustus 1998 dan Tim Ekspedisi Zooxanthellae V di La~npung Barat pada bulan Agustus 1999. Pada periode kepengurusan FDC tahun 1999 - 2000 penulis dipercaya sebagai ketua FDC. Penulis juga pernah berbagi ilmunya sebagai asisten m.a. Statistika Dasar dan 1n.a. Widya Sela~n. Hobi

(9)

rnenggarnbar penulis pernah rnembuahkan hasil sebagai ilustrator seri buku pendidikan anak tentang ikan karang berjudul Kamaku Ikan yang diterbitkan PKSPL - IF'B.

Dalam menyelesaikan studinya di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan penulis menyusun skripsi dengan judul Struktur Komunitas Ikan Karang (Famili Chaetodoutidae) dan Keterkaitannya dengan Persentase Penutupan Karang Hidup di Ekosistem Terumbu Karang Perairan Nusa Penida, Bali.

(10)

KATA PENGANTAR

Keindahan pemandangan bawah laut tropis tidak akan pemah habis untuk dikaji dan disyukuri. Oleh karena itu penulis merasa bersyukur dan berterima kasih kepada Allah SWT yang membuat penulis rnerasa kecil di dalaln lautan nan luas - dan masih memberiku Iman, Islam dan Ihsan - lnampu inengangkat keindahan tersebut menjadi laporan skripsi.

Skripsi yang berjudul Struktur Komunitas Ikan Karang (Famili Chaetodontidae) dan Keterkaitannya dengan Persentase Penutupan Karang Hidup di Ekosistem Terumbu Karang Perairan Nusa Penida, Bali ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sajana perikanan pada Fakultas Perikanan dan Illnu Kelautan.

Telah banyak peneliti yang mengungkapkan hubungan antara ikan kepe-kepe (Chaetodontidae) dengan kondisi temnbu karang dan sebagian besar dari para peneliti tersebut mengungkapkan bahwa ikan kepe-kepe memililu hubungan yang erat dengan kondisi terumbu karang, artinya dengan meningkatnya kondisi terumbu karang maka keberadaan ikan kepe-kepe akan meningkat pula. Hal inilah yang mendasari penulis untuk meneliti hubungan tersebut sekaligus ingin inembuktikamya mengingat tidak semua peneliti berpendapat demikian.

Dengan tidak mengurangi rasa honnat dan terima kasih atas saran dan kritik, penulis berharap agar laporan skripsi ini bisa bennanfaat.

Referensi

Dokumen terkait

Ada 2 kemungkinan muasal terbentuknya karbida kromium ini, diantaranya adalah akibat proses sensitization dalam material layer stainless steel atau proses reaksi

Bab ini menjelaskan mengenai implementasi dari perancangan data, perancangan fungsi dan perancangan antarmuka dari Sistem Deteksi Kemiripan Kata pada dua dokumen menggunakan

Laporan keuangan merupakan output akhir dari proses akuntansi yang dilaksanakan di tingkat SKPD dan di tingkat PPKD. Laporan keuangan merupakan laporan yang

Sumber : Program KIA Dinas Kesehatan Sulawesi Barat, 2014 Kabupaten dengan Jumlah Kematian Bayi terbanyak pada tahun 2014 adalah kabupaten Polewali Mandar dan Mamuju Utara

Tugas Akhir ini berjudul Desain Interior Furniture Store dengan Konsep Industrial Modern di Surakarta.. Artikel ini bertujuan untuk menghasilkan desain interior

Yang menjadi anggota Kelompok Tani Ikan Al-Zahid Saboer adaiah hamparan dan domisili usaha bersama para peternak tidak sedang terlibat dalam kegiatan yang dilarang oleh undang

Subak di Bali menerapkan THK yang dibuktikan antara lain dengan (i) membangun sawah dengan tetap memperhatikan kontur tanah, meskipun petak sawahnya harus menjadi sempit,

Simpulan Penelitian: Terdapat hubungan yang bermakna antara kapasitas memori kerja dengan nilai anatomi Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas