• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. cukup besar, serta dapat diklasifikasi secara jelas jenis produknya. Biasanya pallet ini

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. cukup besar, serta dapat diklasifikasi secara jelas jenis produknya. Biasanya pallet ini"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam sebuah rantai pasok, salah satu equipment pendukung yang sangat vital adalah Pallet. Pengertian dari pallet itu sendiri adalah sarana untuk mengangkut barang/ produk , dengan tujuan untuk mengangkat barang/ produk tersebut dalam volume yang cukup besar, serta dapat diklasifikasi secara jelas jenis produknya. Biasanya pallet ini diatasnya diberi barang/ produk yang disesuai dengan kapasitas pallet itu sendiri. Pallet – pallet yang sudah diberikan produk disusun secara vertikal ataupun horizontal tergantung dari sistem pergudangan yang dipakai (Bowersox,1995). Ketersediaan pallet menjadi sangat vital karena pallet merupakan elemen pendukung yang tidak dapat dihilangkan dalam mendukung terjadinya rantai pasok. Pallet sangat berhubungan erat dengan sistem warehouse, trucking, dan inventory manajemen.

Pallet mempunyai beberapa ukuran dan tipe. Ukuran dan tipe pallet ini disesuaikan dengan sistem racking, trucking serta kapasitas produk di atasnya. Ukuran dan type pallet ini berbeda di masing masing negara. Tipe dan ukuran pallet yang paling popular adalah Four Way entry 100 x120x15 (Block Pallet 48x40)

Pada umumnya, pallet terbuat dari kayu. Namun belakangan ini, seiring dengan perkembangan modernisasi industri dan kebutuhan, material pallet berkembang juga. Tidak hanya kayu sebagai material utama, plastik, besi, karet,kertas, galvanis menjadi

(2)

alternatif material dasar pallet. Alternatif-alternatif material pallet tersebut menjadikan biaya dari pallet menjadi dua sampai tiga kali lebih besar daripada kayu. Maka, material pallet yang terbuat dari kayu masih sangat banyak digunakan.

Secara kualitas dan kegunaannya, pallet dapat dibagi menjadi 3 kategori, yaitu : low quality used, pallet jenis ini digunakan hanya sekali pakai saja (one way used) biasanya disebut juga pallet delivery. Middle quality used , pallet jenis ini memiliki kualitas biasa dengan ketahanan umur pallet berkisar 3 – 6 bulan. Pallet jenis ini biasanya digunakan untuk proses eksport barang ke luar negeri dan digunakan juga pada saat seasonal season dimana produksi meningkat dengan adanya suatu momen yang khusus (hari raya, kenaikan harga, dll). High Quality used, Pallet dengan kualitas dan estetika yang bagus, pallet jenis ini dikategorikan juga pallet investasi karena mempunyai ketahanan untuk jangka waktu yang panjang. Dari ketiga kategori pallet ini, yang sering menjadi masalah bagi perusahaan adalah pallet kategory high quality used.

Kapasitas pallet tergantung dari kapasitas produksi yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Perusahaan dengan kapasitas produksi yang besar, tentu saja membutuhkan pallet dengan jumlah yang besar. Berdasarkan jumlah/ quantity pallet yang digunakan, dapat dikategorikan menjadi 3, yaitu :

1) Small User Pallet, jumlah pallet kurang dari 1.000 pc

2) Medium User Pallet, jumlah pallet lebih dari 1.000 pc dan kurang dari 5.000 pc. 3) High User Pallet, jumlah pallet lebih besar dari 5.000 pc.

(3)

Berikut adalah beberapa data yang dapat disajikan berdasarkan hasil observasi dan pencarian data di lapangan :

Tabel 1.1 Small User Pallet

No Nama Perusahaan Jenis Industri Tipe Pallet Jumlah

(pcs) Keterangan

1 PT. Caraka Yasa Logistik FW 100 x 120 x

15 500 investasi

2 PT. Dwipa Manunggal Logistik FW 100 x 120 x

15 800 investasi

3 PT. Mulia Prima

Packindo Kemasan FW 100 x 120 x 15 700 investasi

4 PT. Nusantara

Parkerizing Kimia TW 120 x 120 x 14 250 investasi

5 PT. Choguku Paint

Indonesia Cat FW 100 x 120 x 15 300 investasi

Sumber : data PT. Jakarta Pallet service,2014

Tabel 1.2 Medium User Pallet

No Nama Perusahaan Jenis Industri Tipe Pallet Jumlah

(pcs) Keterangan

1 PT. ARK Logistik Logistik FW 100 x 120 x

15 3,000 investasi + sewa

2 PT. Kalbe Farma Obat-Obatan FW 100 x 120 x

15 2,500 investasi

3 PT. General Food Makanan

dan Minuman

FW 100 x 120 x

15 4,500 investasi + sewa

4 PT Khong Guan Makanan

dan Minuman

FW 100 x 120 x

15 4,000 investasi

5 PT. Forisa Nusa

Persada Makanan dan

Minuman

FW 100 x 120 x

15 4,000 investasi Sumber : data PT. Jakarta Pallet service,2014

(4)

Tabel 1.3 High User Pallet

No Nama Perusahaan Jenis Industri Tipe Pallet Jumlah (pcs)

Keterangan 1 PT. Frisian Flag

Indonesia Makanan dan Minuman FW 100 x 120 x 15 45,000 sewa

2 PT. Mayora Indah Makanan dan

Minuman FW 100 x 120 x 15 50,000 investasi

3 PT. Indolakto Makanan dan

Minuman FW 100 x 120 x 15 40,000 investasi

4 PT. Unilever Makanan dan

Minuman FW 100 x 120 x 15 100,000 Sewa

5 PT. Danone Makanan dan

Minuman FW 100 x 120 x 15 80,000 sewa Sumber : data PT. Jakarta Pallet service,2014

Permasalahan yang sering terjadi adalah di medium user pallet dan high user pallet. Pallet dengan jumlah besar membutuhkan manajemen pallet sendiri dan investasi yang cukup besar jumlahnya.

Selain itu budget/ biaya investasi pallet untuk jumlah yang banyak sangat besar. Hal ini bisa terlihat dari tabel harga dibawah yang menunjukan kisaran harga pallet kayu per pieces untuk kategori high quality pallet :

Tabel 1.4 Harga Pallet Kayu

No Tipe Pallet Harga/ Pc Material

1 FW 100 x 120 x 15 Rp. 150.000 Kayu keras campur

2 TW 100 x 120 x 12 Rp. 100.000 Kayu keras campur

3 TW 120 x 120 x 14 Rp. 135.000 Kayu keras campur

4 TW 120 x 100 x 14 Rp. 125.000 Kayu keras campur

(5)

Berdasarkan survey pendahuluan melalui wawancara yang dilakukan penulis kepada pelanggan PT. Jakarta Pallet Service, terdapat beberapa kendala yang dihadapi apabila perusahaan/ industry mempunyai pallet sendiri. Kendala – kendala tersebut antara lain adalah :

1) Perusahaan/ Industri tidak fokus pada bisnis intinya.

2) Penyediaan bahan baku kayu dan material pendukung lain untuk kegiatan maintenance pallet yang rusak.

3) Space gudang yang harus disediakan untuk menampung pallet yang rusak dan juga kelebihan dari stok pallet yang digunakan.

4) Sumber daya manusia yang kurang terlatih dalam meng-handle pallet kayu.

5) Kontrol terhadap kerusakan pallet dan timbulnya klaim dari vendor jika penyediaan pallet tersebut dengan cara sistem sewa.

Kebutuhan pallet semakin meningkat dengan meningkatnya kapasitas produksi dari perusahaan. Meskipun pemakaian dan kebutuhan pallet terus meningkat, namun tidak sedikit perusahaan yang memilih membeli pallet untuk pengadaannya.Tentu saja ini merupakan investasi yang cukup besar.Perusahaan dengan pemakaian pallet kategori small, medium, dan high yang memiliki pallet sebagai asset/ investasi membutuhkan suatu manajemen pallet. Manajemen pallet dapat membantu perusahaan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul seperti disebutkan diatas. Pengertian dari manajemen pallet adalah suatu manajemen/ divisi yang secara khusus menangani pallet mulai dari penyediaan, proses perawatan yang didalamnya termasuk menyediakan bahan baku dan tools pendukung, buffer, perputaran pallet, dan

(6)

penyimpanan pallet. Aspek yang mencakup manajemen pallet adalah : aspek Sumber daya manusia yang mengelola pallet tersebut, aspek Informasi dan teknologi yang berhubungan dengan stok dan jumlah pallet yang rusak, dan aspek proses bisnis yang berhubungan dengan aliran informasi untuk mempermudah kontrol terhadap stok dan kebutuhan pallet. Manajemen pallet merupakan bagian yang sangat penting dalam proses rantai pasok. Manajemen rantai pasok atau disebut Supply Chain Management merupakan pengelolaan rantai siklus yang lengkap mulai bahan mentah dari supplier, kegiatan operasional internal perusahaan, dan berlanjut ke distribusi sampai kepada konsumen (Oliever & Weber). Sedangkan definisi SCM menurut Chase, Aquilano, Jacobs adalah sistem untuk menerapkan pendekatan secara total untuk mengelola seluruh aliran informasi, bahan, jasa dari bahan baku melalui pabrik dan gudang ke konsumen akhir.

PT Jakarta Pallet Service merupakan salah satu provider penyedia jasa rental pallet kayu untuk memenuhi kebutuhan industri. Berdiri pada tahun 2004, mengawali bisnisnya dengan menjual pallet kayu untuk memenuhi pasar jepang dan pasar lokal di Indonesia. Pada saat ini, sudah melayani 80 pelanggan dengan beraneka ragam bidang bisnis, mulai dari manufacture, consumers goods, logistic, pharmaceutical, dan lain lain.

Pada kondisi saat ini, total jumlah pallet yang disewakan oleh PT. Jakarta Pallet Service adalah sejumlah 200.000 pallet. Pallet tersebut mempunyai beberapa type dan ukuran pallet yang disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan. Paling dominan adalah type Four Way Entry 120 x 100 ( Block pallet 48 x 40 ).

(7)

Sistem yang diberikan oleh PT. Jakarta Pallet Service adalah dengan sistem sewa pallet. Persewaan pallet merupakan bidang bisnis baru, competitor yang terjun dalam bisnis ini belum cukup banyak, Salah satu yang mempunyai market share yang menguasai bisnis rental pallet adalah loscam. Loscam merupakan perusahaan rental pallet yang sudah multinasional. Merupakan perusahaan Australia, dan di industri rental pallet global loscam merupakan market leader.

Dalam prakteknya pelanggan dalam mengelola sewa pallet sendiri mengalami kesulitan juga. Khususnya dalam menghadapi masalah ketika terdapat klaim pallet yang rusak ataupun hancur. Kesulitan lain adalah keakuratan jumlah tersewa bagi pelanggan tersebut. Kategori kerusakan pallet yang sering terjadi digambarkan dalam tabel 1.5 berikut.

Tabel 1.5 Kategori Kerusakan Pallet NO KATEGORI JENIS

KERUSAKAN

KOMPONEN PENGGANTI NILAI

KLAIM

UNIT PAPAN BALOK STRINGER 1 Total Damage Lebih dari 2

stringer (papan penyangga), atau komponen lebih dari 10 pcs. 1 150,000 2 CT -1 Komponen stringer (papan penyangga) rusak tidak lebih dari 2 pcs.

5 3 2

80,000

3 CT - 2 Komponen balok

rusak tidak lebih dari 3 pcs

5 2

70,000

4 CT - 3 Komponen papan

rusak kurang dari 10

(8)

Sumber : data PT. Jakarta Pallet services

Adanya kategori ini, dalam setiap bulan penggunaanya selalu timbul klaim, sebagai contoh adalah klaim yang diberikan PT. Jakarta Pallet Service kepada pelanggan ditampilkan dalam tabel 1.6. Klaim ini diberikan oleh PT. Jakarta Pallet Service secara periodik dalam pemakaian pallet per bulannya pada akhir bulan setiap periode. Hal ini menimbulkan masalah tersendiri, dikarenakan sebagai vendor PT. Jakarta Pallet Services menginginkan klaim ini tidak terjadi ataupun dapat di minimalisasi.

Tabel 1.6 Contoh Klaim Kerusakan Pallet Semester I 2014

NO BULAN TIPE

PALLET

JUMLAH KATEGORI KERUSAKAN NILAI KLAIM TD CT - 1 CT - 2 CT - 3 1 JANUARI FW 100x120x15 625 117 187 211 110 48,576,000 2 FEBRUARI FW 100x120x15 468 87 119 178 84 36,780,000 3 MARET FW 100x120x15 589 113 157 201 118 59,250,000 4 APRIL FW 100x120x15 510 98 147 196 69 53,210,000 5 MEI FW 100x120x15 498 89 136 114 159 45,890,000 6 JUNI FW 100x120x15 689 165 178 298 48 69,580,000

Sumber : data PT. Jakarta Pallet Services

Secara persentase, perbandingan nilai klaim dengan total biaya sewa tergambar dalam tabel 1.7, dan secara grafik ditunjukan pada gambar 1.1.

(9)

Tabel 1.7 Persentase Nilai Klaim Semester I - 2014

NO BULAN NILAI KLAIM NILAI SEWA PERSENTASE 1 JANUARI 48,576,000 170,000,000 29% 2 FEBRUARI 36,780,000 182,500,000 20% 3 MARET 59,250,000 176,000,000 34% 4 APRIL 53,210,000 177,000,000 30% 5 MEI 45,890,000 173,000,000 27% 6 JUNI 69,580,000 190,000,000 37% Sumber : PT. Jakarta Pallet Service, 2014

Gambar 1.1 Grafik Klaim Terhadap Nilai Sewa

(10)

Dengan kondisi di atas maka salah satu strategy yang dilakukan oleh PT. Jakarta Pallet Service adalah tidak hanya menyediakan pallet untuk disewakan. Lebih lagi adalah memberikan pelayanan yang maksimal kepada pelanggan dengan cara memberikan masukan mengenai model manajemen pallet kepada perusahaan yang menjadi pelanggan PT. Jakarta Pallet Service terutama untuk mengurangi jumlah klaim yang terjadi dan mendapatkan jumlah stok terpakai yang akurat bagi pelanggan PT. Jakarta Pallet Services. Hal ini menjadi pembeda PT. JPS dengan perusahaan lain yang sejenis.. Tujuan dari model manajemen pallet ini adalah timbulnya loyalitas dari pelanggan kepada PT. Jakarta Pallet Service melalui pendekatan Costumer Relationship Management (CRM).

Menurut Al Shammari (2009), CRM merupakan kombinasi dari proses bisnis ditambah dengan teknologi dan aspek sumber daya manusia, yang bertujuan untuk mengerti berbagai perspektif dan kebutuhan pelanggan. Kombinasi tersebut juga bertujuan untuk mengerti perbedaan daya saing antara produk dan jasa. Tujuan dari CRM adalah untuk memperbesar kesempatan (opportunity) dengan cara meningkarkan proses komunikasi dengan pemakai yang tepat, menyediakan penawaran (produk dan jasa) yang tepat, melalui channel yang tepat, dan pada waktu yang tepat.

Payne dan Prow (2004), yang dikutip oleh Sanayei dan Sadidi (2011), menjelaskan CRM sebagai proses mengidentifikasi, memilih, mendapatkan, mengembangkan, dan mempertahankan pelanggan yang menguntungkan. Bila sistem

(11)

CRM dirancang dan diimplementasi dengan baik, dapat dipastikan identifikasi menyeluruh tentang costumer dapat diperoleh

CRM berakar pada hubungan pemasaran yang bertujuan untuk meningkatkan profitabilitas jangka panjang dengan mengubah dari pemasaran berbasis transaksi, dengan penekanan untuk mendapatkan pelanggan baru, retensi pelanggan melalui manajemen yang efektif dari hubungan pelanggan (Christopher et al., 1991). Teknologi untuk menganalisis perilaku pelanggan memungkinkan perusahaan untuk dengan mudah mengidentifikasi pelanggan terbaik dan memfokuskan upaya pemasaran dan memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan. Mendapatkan pemahaman yang lebih baik dari pelanggan yang sudah ada memungkinkan perusahaan untuk berinteraksi, merespon, dan berkomunikasi dengan lebih efektif untuk secara signifikan meningkatkan tingkat retensi.

Dalam CRM terdapat 3 dimensi penting seperti diterangkan dalam journal Understanding customer relationship management (CRM) People, process and technology (Chen and Popovich, 2003), variable tersebut adalah Technology (teknologi), Process ( Bisnis proses ), dan People ( SDM )

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas menjelaskan bahwa dalam mengelola pallet dengan jumlah besar dibutuhkan adanya manajemen pallet. PT. Jakarta Pallet Service dalam salah satu pelayanan yang diberikan tidak hanya memberikan persewaan pallet, tetapi juga memberikan masukan kepada pelanggan dalam hal model

(12)

manajemen pallet yang tepat bagi perusahaan untuk mengurangi nilai klaim kerusakan pallet dan mendapatkan stok yang akurat. Identifikasi masalah pada penelitian ini adalah:

1) Kebutuhan pallet semakin meningkat namun tidak diimbangi dengan ketersediaan bahan baku. Hal ini mengakibatkan harga pallet kayu semakin mahal. Perusahaan dengan jumlah produksi yang tinggi membutuhkan jumlah pallet yang cukup banyak akibatnya akan timbul biaya yang cukup besar untuk penyediaan pallet kayu.

2) Perusahaan dengan jumlah pallet yang besar dan masih melakukan investasi terhadap pallet akan mengalami kesulitan dalam penyediaan, perawatan, perputaran, dan penyimpanan.

3) Kerusakan akibat nilai klaim setiap periodenya sangat besar bagi pelanggan PT. Jakarta Pallet Services, dan juga stok yang terpakai kurang akurat sehingga menimbulkan perbedaan pada saat penagihan dari PT. jakarta Pallet Services kepada pelanggan

4) PT. Jakarta Pallet Service memberikan service rental pallet untuk membantu dalam penyediaan pallet bagi industry, dan juga memberikan masukan kepada costumer mengenai manajemen pallet.

1.3 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana PT. Jakarta Pallet Service memberikan masukan kepada pelanggan PT Jakarta Pallet Service untuk

(13)

mengurangi jumlah nilai klaim akibat kerusakan pallet dan mendapatkan data stok tersewa yang akurat dengan cara memberikan desain model manajemen pallet yang tepat mengacu pada dimensi CRM yaitu sumber daya manusia, proses bisnis, dan sistem informasi bagi perusahaan dengan jumlah pemakaian pallet yang besar.

1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian

Tujuan penulisan dalam pembahasan ini adalah :

1) Menghasilkan model manajemen pallet yang mengacu pada model Costumer

Relationship Management bagi pelanggan.

2) Memberikan masukan mengenai pentingnya manajemen pallet kepada perusahaan

yang masih menggunakan sistem sewa dalam pengadaan pallet nya dan dapat mengurangi nilai klaim akibat kerusakan pallet dan mendapatkan stok tersewa yang akurat.

1.5 Manfaat dan Kegunaan Penelitian

Manfaat dan Kegunaan dari penelitian ini adalah :

1) Memberikan masukan bagi pelanggan agar dapat memanfaatkan manajemen pallet dalam proses rantai pasok.

2) Memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai model manajemen pallet. 3) Penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya di bidang rantai

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan rancangan jadwal distribusi dan rute distribusi dengan menggunakan metode distribution resource planning dan

Peserta didik dapat mengetahui karakteristik buahan yang dapat diolah menjadi minuman segar yang berasal dari tumuhan/tanaman di lingkungan sekitar. PG

Appendix yang mengalami obstruksi merupakan tempat yang baik bagi perkembangbiakan bakteri. Seiring dengan peningkatan tekanan intraluminal, terjadi

Gunawan, Erwin Kusnandar, Wizi Dewi Taniasi, Hartono Wijaya, Susanto Rackman, Performance of TransJakarta Bus Rapid Transit, International Journal of

Dengan tujuan: Tahun ke-1 adalah pembenahan mutu produk dan Tahun ke-2 adalah ekspose produk dan kawasan sentra IRT serta Tahun ke-3 adalah target

Mitra perubahan cukup memahami kebutuhan pasar, sudah mampu melihat persaingan yang semakin ketat, oleh karena itu mitra perubahan menyadari bahwa Bank Jateng

Dari hasil analisis diperoleh kesimpulan bahwa: (1) Prestasi belajar matematika dengan model pembelajaran kooperatiftipe TPS memberikan prestasi belajar yang lebih

Tabel Hubungan Teknik Gerak, Kelenturan dan Peniruan Gerak Teknik Gerak Kelenturan Peniruan Gerak TEKNIK GERAK : KELENTURAN : PENIRUAN merupakan cara merupakan ekspresi GERAK : dan