• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN BULANAN MARET 2018 BALAI BESAR PENELITIAN VETERINER BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN BULANAN MARET 2018 BALAI BESAR PENELITIAN VETERINER BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

LAPORAN BULANAN

MARET 2018

BALAI BESAR PENELITIAN VETERINER

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

BAB I PENDAHULUAN ……….…………. 1

BAB II PENELITIAN ………... 2

BAB III DISEMINASI ... 5

BAB IV MANAJEMEN BB LITVET: SDM, ASET DAN KEUANGAN ... 7

(4)
(5)

1

BAB I PENDAHULUAN

Penelitian dan pengembangan mempunyai peran penting dalam mencapai visi dan misi Kementerian Pertanian untuk mewujudkan sistem pertanian bio-industri berkelanjutan. Balai Besar Penelitian Veteriner (BB Litvet) adalah Unit Pelaksana Teknis yang berada di lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan Litbang Pertanian)-Kementerian Pertanian dengan tugas dan fungsi melaksanakan kegiatan penelitian di bidang veteriner.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, BB Litvet mempunyai visi : ”Sebagai institusi penelitian terkemuka dalam menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi veteriner untuk peningkatan produksi peternakan dalam mendukung terwujudnya kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani”.

Sesuai dengan program Badan Litbang Pertanian yang diarahkan untuk penciptaan inovasi teknologi dan varietas unggul berdaya saing dan inovasi teknologi, diseminasi dan kerjasama, maka BB Litvet berperan-serta mendukung program tersebut melalui penyediaan inovasi teknologi veteriner untuk memecahkan permasalahan-permasalahan terkait aspek kesehatan hewan (keswan), kesehatan masyarakat veteriner (kesmavet), keamanan pakan dan pangan secara lebih cepat, akurat, efektif dan efisien.

Untuk menunjang pencapaian tujuan tersebut sumber daya manusia (SDM) yang amanah, profesional, berintegritas tinggi dan bertanggungjawab merupakan bagian terpenting dalam melaksanakan tugas dan fungsi BB Litvet. SDM tersebut harus memiliki karakter dengan persyaratan kompetensi tertentu untuk menjamin pelaksanaan kegiatan penelitian agar berjalan dengan baik sesuai dengan harapan. Selain SDM, perlu didukung sarana dan prasarana serta anggaran yang memadai.

(6)

2

BAB II PENELITIAN

Deteksi dan Identifikasi Bovine Genital Campylobacteriosis (BGC) dengan Metode Fluorescence Antibody Technique (FAT) dan Multiplek PCR

Bovine Genital Campylobacteriosis (BGC) atau Bovine Venereal Campylobacteriosis

(BVC) merupakan penyakit genital menular pada ternak yang disebabkan oleh bakteri

Campylobacter fetus subspesies venerealis (Cfv). Penyakit ini menciri dengan gejala

infertilitas, kematian embrio stadium awal, dan abortus. BGC termasuk dalam penyakit hewan menular strategis (PHMS). Penyakit tersebar di seluruh dunia, termasuk Australia yang sampai sekarang sebagai salah satu sumber bibit sapi Indonesia. Diagnosa BGC didasarkan pada pemeriksaan laboratorium, yaitu identifikasi agen penyebab dengan isolasi dan identifikasi (gold standard), fluorescence antibody technique (FAT), dan polymerase

chain reaction (PCR) serta uji serologi untuk mendeteksi IgA pada vaginal mucus dengan metode enzym linked immunosorbent assay (ELISA) (OIE 2008). Pengembangan metode

FAT dan multiplek PCR untuk deteksi dan identifikasi agen penyebab BGC sangat diperlukan, hal ini untuk mengantisipasi masuk dan menyebarnya BGC pada ternak yang ada di Indonesia.

BGC merupakan penyakit bakterial menular pada ternak yang ditularkan secara genital dan disebabkan oleh bakteri Campylobacter fetus subspesies venerealis (C.

venerealis). Gejala klinis yang menciri dari penyakit ini adalah infertilitas pada sapi betina,

kematian embrio stadium awal, siklus estrus tidak teratur, konsepsi tertunda dan abortus. Ternak jantan biasanya tidak menunjukkan gejala klinis, tetapi menjadi carrier dan dapat menularkan ke ternak betina.

Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian No. 4026/Kpts/OT.140/3/2013 dan No. 3238/Kpts/PD.630/9/2009 BGC termasuk dalam PHMS dan termasuk hama dan penyakit karantina golongan satu. Australia merupakan salah satu negara sumber bibit sapi dan banyak melakukan importasi ternak tersebut ke Indonesia. Negara ini dilaporkan endemis untuk BGC, dan untuk sapi yang masuk ke Indonesia dari Australia, terutama untuk sapi bibit sampai sekarang belum ada pemeriksaan untuk penyakit ini. Resiko masuk dan menyebarnya penyakit ini di Indonesia sangat tinggi. Penyakit ini secara ekonomis akan sangat merugikan karena sangat erat hubungannya dengan masalah reproduksi.

Untuk mengantisipasi dan mencegah penyakit ini maka perlu melakukan pengujian terhadap sapi-sapi impor atau sapi-sapi yang ada di lokasi perbibitan. Pengembangan metode diagnosa yang cepat dan akurat sangat diperlukan untuk mendukung tindakan ini.

(7)

3

Hal inilah yang mendasari dilakukannya penelitian tentang metode deteksi dan identifikasi agen penyebab BGC dengan FAT dan multiplek PCR.

Pada tahun 2017 dilakukan isolasi dan identifikasi Campylobacter fetus subspesies

Fetus (C. fetus) / Campylobacter fetus subspesies venerealis (C. venerealis), dan

pengembangan uji multiplek PCR untuk deteksi dan identifikasi BGC.

Penelitian dilakukan pada skala laboratorium dengan menguji sampel preputium

wash sapi pejantan dari UPT Perbibitan yang ada di Indonesia. Sampel tersebut

diinokulasikan pada media tumbuh untuk mendapatkan isolat C. venerealis /C. fetus. Pengembangan multiplek PCR dilakukan dengan optimasi dan dengan menggunakan sampel preputium wash yang mengandung bakteri C. venerealis /C. fetus (spike).

Penelitian dilakukan di Balai Besar Penelitian Veteriner dan pengambilan sampel dari UPT Perbibitan yang ada di Indonesia. Penelitian yang dilakukan adalah isolasi dan identifikasi C. venerealis /C. fetus, ekstraksi DNA, dan melakukan optimasi multiplek PCR.

Bakteri C. fetus dan C. venerealis berhasil diisolasi dan diidentifikasi. Morfologi koloni dan mikroskopik bakteri tersebut dapat dilihat pada Gambar 1 dan Gambar 2.

(8)

4

Hasil optimasi multiplek PCR (Gambar 3) menunjukkan bahwa suhu optimum untuk annealing adalah 47oC dengan konsentrasi primers 12,5-20 pmol. Metode ini mampu

mendeteksi bakteri dalam sampel preputium wash 104 cfu/ml untuk C. fetus dan 103 cfu/ml

untuk C. venerealis.

Gambar 3. Hasil Multiplek PCR

Predileksi bakteri C. venerealis pada sapi jantan penderita BGC adalah mukosa preputium, sehingga dapat ditularkan melalui kawin alami ataupun semen yang terkontaminasi bakteri tersebut. Sapi penderita mampu mengeluarkan bakteri tersebut antara 102-105 cfu/ml. Metode kultur merupakan uji gold standar, tetapi memerlukan TEM

untuk mempertahankan viabilitasnya dan memerlukan tambahan antibiotik pada media tumbuhnya untuk mengurangi kontaminasi karena sifat tumbuhnya yang lebih lambat dibandingkan kuman lain yang terdapat dalam preputium.

Metode multipek PCR dapat digunakan untuk deteksi C. venerealis /C. fetus dalam sampel preputium wash secara langsung maupun untuk konfirmasi isolat. Metode multiplek PCR yang dikembangkan mampu mendeteksi 104 cfu/ml untuk C. fetus dan 103 cfu/ml untuk

C. venerealis dengan menggunakan primer MG3F-MG3R (C. fetus) dan

nC1165g4F-nC1165g4R (C. venerealis), sedangkan primers VenSF-VenSR untuk deteksi C. venerealis

hanya mampu mendeteksi 107 cfu/ml. Sensitifitas dan spesifitas uji ini mencapai 80% dan

(9)

5

BAB III DISEMINASI

Sosialisasi dan Launching Inovasi Teknologi Veteriner

Pada hari selasa tanggal 13 Februari 2018 diadakan sosialisasi dan launching inovasi teknologi veteriner, bertempat di Balai Besar Penelitian Veteriner Bogor. Acara dibuka oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan). Kepala Balitbangtan menjelaskan mengenai program UPSUS SIWAB (Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting), dengan program utamanya adalah meningkatkan populasi sapi melalui Inseminasi Buatan (IB). Program UPSUS SIWAB sudah tertuang dalam peraturan Menteri Pertanian nomor 48/Permentan/PK.210/10/2016 tentang Upaya Khusus Percepatan Peningkatan Populasi Sapi dan Kerbau Bunting yang ditandatangani Menteri Pertanian pada tanggal 3 Oktober 2016. Balitbangtan harus hadir di tengah-tengah masyarakat terutama peternak dalam mengakses paket teknologi pembibitan sapi yang dikembangkan oleh BB Litvet, dan Balitbangtan akan memberikan vaksinasi secara gratis, agar teknologi dan inovasi yang dihasilkan ini dapat langsung dirasakan oleh peternak. Selain itu, program UPSUS SIWAB sebagai upaya dalam pemenuhan target terhadap swasembada sapi, juga untuk menahan impor sapi, dan peningkatan kesejahteraan peternak rakyat.

BB Litvet sebagai lembaga Litbang di bidang Veteriner mempunyai inovasi teknologi yang mampu mengawal kesehatan hewan (sapi) dalam upaya mendukung program Upsus Siwab. BB Litvet meluncurkan paket pemeriksaan penyakit (MCU), yang terdiri dari Paket Lengkap (Ekslusif) dan Paket Hemat. Aplikasi vaksin IBR BB Litvet (Rhinovet) dilakukan pada sapi dara atau induk sehat yang akan dikembangbiakan. Sapi-sapi tersebut kemudian dapat dilakukan deteksi birahi dengan menggunakan inovasi BB Litvet ELISA/FELISA Pro-Kit-Mon (deteksi serologi untuk progesteron) dan PAG kit untuk deteksi spesifik bunting PAG (Pregnancy Associated Glycoprotein). Pemeriksaan kebuntingan sederhana dengan kit SGA-M (Seed Germination Assay Modified). Vaksinasi untuk pencegahan kematian dini pedet akibat diare neonal perlu dilakukan dengan vaksin ETEC+VTEC. Program dilakukan pada saat umur kebuntingan 7 bulan dan diulang 2 minggu sebelum melahirkan. Selain itu BB Litvet juga mengeluarkan aplikasi android bernama TAKESI (Teknologi Android Kesehatan Sapi) yang berguna untuk memberikan informasi tentang gejala klinis, gambar hewan sakit, dan cara penanganannya. Selain itu dengan menggunakan aplikasi ini peternak atau petugas dapat berkomunikasi dan berkonsultasi dengan dokter hewan setempat atau ahli. Aplikasi ini dapat diunduh di google play store secara gratis.

(10)

6

Inovasi dan teknologi yang dihasilkan oleh BB Litvet diharapkan dapat memberikan dukungan terhadap program UPSUS SIWAB guna pemenuhan target terhadap swasembada sapi serta untuk mendapatkan sapi induk yang sehat, produktifitas tinggi dan pedet (anak sapi) yang dihasilkan sehat dan dapat tumbuh kembang dengan baik, selain itu juga dapat membantu menekan jumlah impor sapi sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan para peternak rakyat, khususnya peternak sapi di Indonesia.

(11)

7

BAB IV

MANAJEMEN BB LITVET

Sumber Daya Manusia

Sebagai penjabaran visinya, salah satu misi Balai Besar Penelitian Veteriner (BB Litvet) adalah menghasilkan ilmu pengetahuan dan inovasi teknologi serta kebijakan veteriner yang sesuai dengan dinamika kebutuhan pengguna yang berguna untuk mewujudkan pertanian bio-industri berkelanjutan. Untuk menjalankan misi tersebut, BB Litvet perlu didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal dan berkarakter dengan persyaratan kompetensi tertentu. Persyaratan kompetensi bagi SDM peneliti merupakan persyaratan yang mutlak diperlukan untuk menjamin terselenggaranya kegiatan penelitian dan pengembangan yang berkualitas. Disamping itu, persyaratan kompetensi tersebut diarahkan agar SDM BB Litvet dapat menjadi lebih profesional dan terampil dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya. BB Litvet memberikan prioritas tinggi terhadap peningkatan kualitas SDM dalam menjamin tersedianya tenaga handal dalam melaksanakan program penelitian pertanian.

Pegawai BB Litvet pada akhir bulan Februari 2018 berjumlah 213 orang. Seluruh pegawai tersebar di berbagai bagian, bidang dan kelompok peneliti. Dari jumlah tersebut terdiri dari 197 orang pegawai negeri sipil (PNS), dan 16 orang tenaga kontrak. Distribusi pegawai per 28 Februari 2018 seperti yang diilustrasikan pada Tabel 1, sedangkan rekapitulasi pegawai berdasarkan jabatan fungsional disajikan pada Tabel 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan 8. Selanjutnya, rekapitulasi pegawai berdasarkan golongan dan jenjang pendidikan disajikan pada Tabel 9 dan 10.

Tabel 1. Distribusi Kepegawaian per 28 Februari 2018

No Distribusi Jumlah (orang)

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Bagian Tata Usaha

Bidang Program & Evaluasi Bidang KSPHP

Kelti Virologi Kelti Bakteriologi Kelti Parasitologi Kelti Patologi

Kelti Toksikologi dan Mikologi Tenaga Kontrak 80 6 12 24 25 15 15 20 16 Total 213

(12)

8

Tabel 2. Rekapitulasi Pegawai berdasarkan Jabatan Fungsional Peneliti per 28 Februari 2018

No Nama Fungsional Jumlah

1 2 3 4 5 Peneliti Utama Peneliti Madya Peneliti Muda Peneliti Pertama Peneliti Non Klasifikasi

7 12 14 4 0 Total 37

Tabel 3. Rekapitulasi Pegawai berdasarkan Jabatan Fungsional Teknisi Litkayasa per 28 Februari 2018

No Nama Fungsional Jumlah

1 2 3 4 5

Teknisi Litkayasa Penyelia

Teknisi Litkayasa Pelaksana Lanjutan Teknisi Litkayasa Pelaksana

Teknisi Litkayasa Pemula

Teknisi Litkayasa Non Klasifikasi

26 9 11 0 0 Total 46

Tabel 4. Rekapitulasi Pegawai berdasarkan Jabatan Fungsional Pustakawan per 28 Februari 2018

No Nama Fungsional Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 Pustakawan Utama Pustakawan Madya Pustakawan Muda Pustakawan Pertama Pustakawan Penyelia Pustakawan Pelaksana Lanjutan

Pustakawan Pelaksana 0 0 1 1 1 0 0 Total 3

Tabel 5. Rekapitulasi Pegawai berdasarkan Jabatan Fungsional Arsiparis per 28 Februari 2018

No Nama Fungsional Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 Arsiparis Utama Arsiparis Madya Arsiparis Muda Arsiparis Pertama Arsiparis Penyelia

Arsiparis Pelaksana Lanjutan

Arsiparis Pelaksana 0 0 0 0 0 1 0 Total 1

(13)

9

Tabel 6. Rekapitulasi Pegawai berdasarkan Jabatan Fungsional Medik Veteriner per 28 Februari 2018

No Nama Fungsional Jumlah

1 2 3 4

Medik Veteriner Utama Medik Veteriner Madya Medik Veteriner Muda Medik Veteriner Pratama

0 0 1 0

Total 1

Tabel 7. Rekapitulasi Pegawai berdasarkan Jabatan Fungsional Paramedik Veteriner per 28 Februari 2018

No Nama Fungsional Jumlah

1 2 3

Paramedik Veteriner Penyelia

Paramedik Veteriner Pelaksana Lanjutan Paramedik Veteriner Pelaksana

1 0 0

Total 1

Tabel 8. Rekapitulasi Pegawai berdasarkan Jabatan Fungsional Analis Kepegawaian per 28 Februari 2018

No Nama Fungsional Jumlah

1 2 3 4 5 6

Analis Kepegawaian Madya Analis Kepegawaian Muda Analis Kepegawaian Pertama Analis Kepegawaian Penyelia

Analis Kepegawaian Pelaksana Lanjutan

Analis Kepegawaian Pelaksana 0 0 0 1 0 0 Total 1

Tabel 9. Rekapitulasi Pegawai Berdasarkan Golongan/Ruang per 28 Februari 2018 No. Golongan Ruang

A B C D E Jumlah 1 Golongan I - - 7 1 - 8 2 Golongan II 17 13 22 10 - 62 3 Golongan III 7 39 18 42 - 106 4 Golongan IV 7 5 4 2 3 21 Total 31 57 51 55 3 197

(14)

10

Tabel 10. Rekapitulasi Pegawai Berdasarkan Jenjang Pendidikan per 28 Februari 2018

No Pendidikan terakhir Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 S3 S2 S1 SM D3 D2 D1 SLTA SLTP SD 24 21 24 1 5 2 - 89 14 17 Total 197 Aset Lahan

BB Litvet memiliki lahan seluas 290.854 m2 (± 29 ha) yang tersebar di tiga lokasi yakni

(1) Jalan R.E. Martadinata No.30 Bogor seluas 75.076 m2 untuk gedung perkantoran,

laboratorium, bengkel, kandang hewan percobaan dan lain-lain, serta seluas + 200 m2

digunakan untuk mess; (2) Cimanglid seluas 215.408 m2, digunakan untuk kebun rumput

seluas 208.770 m2, untuk rumah negara golongan II seluas 690 m2 , dan lahan kosong

seluas 5.948 m2; (3) Tajur seluas 370 m2, digunakan untuk garasi seluas 120 m2, dan lahan

kosong seluas 250 m2.

Gedung Laboratorium

Luas lahan untuk gedung laboratorium adalah 9.773 m2, yang terdiri dari 8 gedung

laboratorium yaitu Laboratorium Patologi 1.696 m2, Toksikologi 830 m2, Virologi 1.950 m2,

Mikologi dan Bioteknologi 1.250 m2, Parasitologi 1.261 m2, dan Bakteriologi 2.102 m2,

Laboratorium Zoonosis 354 m2 dan Laboratorium BSL3 moduler 330 m2.

Peralatan Laboratorium

Sampai dengan akhir Desember 2018 jumlah peralatan laboratorium yang kondisinya masih layak / baik yang dimiliki oleh BB Litvet sebanyak kurang lebih 801 unit. Sebagian besar peralatan laboratorium tersebar di laboratorium Patologi, Toksikologi, Virologi, Mikologi, Parasitologi, Bakteriologi, Zoonosis dan BSL3 Moduler.

Alat utama yang diperlukan untuk identifikasi penyakit hewan dan untuk mendukung kegiatan keamanan pangan antara lain : berbagai jenis Mikroskop, ELISA reader, Real

(15)

Time-11

PCR, Konvensional PCR, LCMS, HPLC, GC MS, AAS, Spectrophotometer, DNA Sequencer, pH Meter, Autoclave, Inkubator, Timbangan elektrik, Chicken isolator dan berbagai jenis Biosafety Cabinet maupun Sentrifus. Sebagai laboratorium pengujian yang terakreditasi SNI ISO/IEC 17025:2008, peralatan yang masuk dalam lingkup kegiatan analisis yang terakreditasi perlu dikalibrasi secara rutin setiap tahun.

Hewan Percobaan

Hewan percobaan yang masih ada di kandang percobaan Bogor sampai dengan Februari 2018 sebagai berikut: hewan ruminansia besar ada 4 ekor sapi (3 ekor untuk penelitian Patologi dan 1 ekor untuk penelitian Bakteriologi); ruminansia kecil ada 7 ekor domba (4 ekor untuk penelitian Bakteriologi, dan 3 ekor untuk kegiatan BCC); hewan kecil terdiri dari 20 ekor marmut dan 9 ekor kelinci untuk penelitian Bakteriologi; dan 10 ekor babi untuk penelitian Virologi.

Keuangan

Dalam rangka menjalankan tugas dan fungsinya, pada tahun 2018 BB Litvet mengelola anggaran yang bersumber dari APBN (DIPA Nomor: SP DIPA-018.09.2.237259/2018) yang dialokasikan pada satu program yaitu Program Penciptaan Teknologi dan Inovasi Pertanian Bio-Industri Berkelanjutan sebesar Rp42.153.211.000,-. Alokasi anggaran berdasarkan jenis belanja sbb: (i) Belanja Pegawai sebesar Rp17.027.606.000,- (ii) Belanja Barang sebesar Rp16.129.729.000,- dan (iii) Belanja Modal sebesar Rp8.995.876.000,-. Total realisasi anggaran sampai dengan tanggal 28 Februari 2018 sebesar Rp3.162.190.682,- atau 7,50% dari total anggaran yang meliputi: (i) Realisasi Belanja Pegawai sebesar Rp2.038.920.199,- atau 11,97% dari pagu, (ii) Realisasi Belanja Barang sebesar Rp1.123.270.483,- atau 6,96% dari pagu, dan (iii) Realisasi Belanja Modal sebesar Rp0,- atau 0% dari pagu.

(16)

12

Perkembangan Pelaksanaan DIPA

Lingkup Unit Kerja : Balai Besar Penelitian Veteriner Tahun Anggaran 2018

Bulan : 28 Februari 2018

No UK/UPT Anggaran Pagu (Rp.000) Keuangan Target Realisasi (Rp.) (%) (Rp.) (%) 1 BB Litvet Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal 17.027.606 16.129.729 8.995.876 2.004.149.000 477.440.000 315.755.000 11,77 2,96 3,51 2.038.920.199 1.123.270.483 0 11,97 6,96 0 Jumlah 42.153.211 2.797.344.000 6,64 3.162.190.682 7,50

(17)

13

BAB V PENUTUP

Dari penelitian “Deteksi dan Identifikasi Bovine Genital Campylobacteriosis (BGC) dengan Metode Fluorescence Antibody Technique (FAT) dan Multiplek PCR”, telah diisolasi

C. venerealis, dan digunakannya multiplek PCR untuk deteksi langsung C. fetus dari sampel

dan untuk konfirmasi isolat yang tumbuh dan dicurigai C. venerealis dengan sensitifitas dan spesifitas 80% dan 100%.

Aset yang dimiliki BB Litvet yaitu berupa lahan, gedung dan peralatan laboratorium, serta hewan percobaan.

Total realisasi anggaran sampai dengan tanggal 28 Februari 2018 sebesar Rp3.162.190.682,- atau 7,50% dari total anggaran yang meliputi: (i) Realisasi Belanja Pegawai sebesar Rp2.038.920.199,- atau 11,97% dari pagu, (ii) Realisasi Belanja Barang sebesar Rp1.123.270.483,- atau 6,96% dari pagu, dan (iii) Realisasi Belanja Modal sebesar Rp0,- atau 0% dari pagu.

Gambar

Gambar 1. Morfologi Koloni  C. venerealis               Gambar 2. Mikroskopik  C. venerealis
Tabel 1. Distribusi  Kepegawaian per 28 Februari 2018
Tabel 4.  Rekapitulasi Pegawai berdasarkan Jabatan Fungsional                   Pustakawan per 28 Februari 2018
Tabel 8.  Rekapitulasi Pegawai berdasarkan Jabatan Fungsional                   Analis Kepegawaian per 28 Februari 2018
+2

Referensi

Dokumen terkait

Riset keyword pada intinya adalah mencari kata kunci yang sering diketikan oleh orang di mesin pencari sesuai dengan topik bisnis atau usaha yang anda jalani.. Misalnya

Kompresi citra merupakan aplikasi data yang dilakukan terhadap citra digital dengan tujuan untuk mengurangi redudansi dari data-data yang terdapat dalam citra sehingga dapat

TEORI PERTUMBUHAN DUAL SEKTOR Sektor tradisional  surplus tenaga kerja, produktivitas rendah  pertanian PERTUMBUHAN Sektor modern  produktivitas tinggi  sumber akumulasi

Nilai Adjusted R square pada model sebesar 0,980 yang artinya variasi variable nilai ekspor shrimps and prawns (160520) dijelaskan 98% oleh faktor-faktor yang mempengaruhi

Agen yang sudah bergabung dengan Prudential Indonesia sebelum 1 Januari tahun berjalan dan tidak memiliki Produksi API Reguler di tahun sebelumnya, maka Tingkat

….Beberapa dari mereka mengatakan dia adalah Dzulkarnain (si dua tanduk) karena dia mencapai lokasi dua “tanduk” dari matahari, timur dan barat, dimana matahari terbit dan

Ide kepentingan nasional mengacu pada perangkat ideal dari tujuan-tujuan nasional yang harus ditemukan sebagai dasar dari hubungan luar negeri dan politik luar negeri

Setelah perbaikan jalan, yang ditandai dengan permukaan jalan angkut produksi terpelihara, lebar jalan memenuhi syarat lebar minimum jalan angkut, drainase berfungsi dengan baik