• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 PSTW GAU MABAJI GOWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 PSTW GAU MABAJI GOWA"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

1

LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PSTW GAU MABAJI GOWA

(2)

2 KATA PENGANTAR

Dalam rangka mewujudkan agenda reformasi birokrasi, melalui Inpres Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi, diberlakukan sistem menejemen pemerintahan yang tidak hanya berfokus pada peningkatan akuntabilitas namun juga pada peningkatan kinerja akuntabilitas kinerja mewajibkan seluruh pengguna anggaran untuk mempertanggungjawabkan kinerja atas penggunaan dana publik yang dibelanjakannya.

Sebagai wujud akuntabilitas dan pertanggungjawaban kinerja PSTW Gau Mabaji Gowa disusun laporan Akuntabilitas kinerja Tahun 2016 yang menyajikan gambaran tentang capaian Kinerja dalam melaksanakan Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia. Laporan ini juga merupakan wujud transparansi dalam melaksanakan kewajiban pembangunan dibidang kesejahteraan sosial sesuai tugas dan fungsi PSTW Gau Mabaji Gowa.

Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat terutama pada jajaran PSTW Gau Mabaji Gowa dalam rangka evaluasi dan perbaikan dimasa yang akan datang.

Gowa, 31 Desember 2016 Kepala PSTW Gau Mabaji Gowa

La Tatong, SE

(3)

3 DAFTAR ISI Bab I Pendahuluan ……….. 4 A. Latar Belakang ……… 4 B. Gambaran Umum ……….. 4 C. Struktur Organisasi ……… 10

D. Potensi dan Permasalahan ……….. 12

Bab II Visi dan Misi ………. 20

A. Visi ………. 21

B. Misi ……… 22

C. Tujuan ……….. 23

D. Sasaran dan Strategis ……….. 23

E. Indikator ……….. 23

F. Indikator Pencapaian Kinerja ……….. 24

Bab III Arah Kebijakan dan Strategis ……….. 26

(4)

4 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam masyarakat selalu ada penyandang masalah kesejahteraan sosial dimana mereka tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya dengan baik. Oleh karena itu, mereka yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya dapat menimbulkan masalah dalam berinteraksi dengan orang lain. Lanjut usia merupakan salah satu penyandang masalah kesejahteraan sosial, dimana pada dasarnya lanjut usia berhak mendapatkan proses pelayanan kesejahteraan sosial.

Permasalahan-permasalahan sosial lanjut usia yang semakin kompleks disebabkan karena:

a. Menurunnya fungsi tubuh lanjut usia menyebabkan kurangnya kemampuan lanjut usia tersebut memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri.

b. Bergesernya nilai keluarga, dari keluarga besar (Extended Family) menjadi keluarga kecil / inti (Nuclier Family).

c. Meningkatnya jumlah lanjut usia dari tahun ke tahun karena adanya keberhasilan pelayanan kesehatan.

d. Banyaknya anggota keluarga yang bekerja sehingga keluarga atau lingkungan kurang dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi lanjut usia.

Dari permasalahan tersebut timbul suatu masalah dimana lanjut usia tidak mendapat pelayanan dan perawatan dalam keluarga sebagaimana mestinya sehingga diperlukan adanya suatu lembaga yang dapat memberikan pelayanan bagi pemenuhan kebutuhan lanjut usia tersebut. Oleh karena itu keberadaan Panti Lanjut Usia sebagai lembaga pelayanan sosial sangat dibutuhkan oleh masyarakat.

Rencana Strategis (Renstra) ini disusun untuk menjawab berbagai permasalahan yang ada dalam kurun waktu tertentu. Renstra

(5)

5 terlihat jelas apa yang akan di capai dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan. Rencana Strategis PSTW Gau Mabaji Gowa disusun berdasar Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kementerian, sesuai dengan tugas dan fungsi PSTW. Renstra merupakan dokumen perencanaan yang berwawasan jangka menengah (lima tahun). Renstra merupakan acuan dalam penyusunan rencana kerja tahunan PSTW Gau Mabaji Gowa. Renstra juga merupakan acuan penilaian kinerja baik oleh lembaga auditor internal maupun eksternal. Melalui Renstra perencanaan kinerja dapat diterapkan sesuai dengan aturan yang berlaku.

B. Gambaran Umum Lembaga

Guna mengatasi berbagai permasalahan lanjut usia, maka pemerintah khususnya Kementerian Sosial RI sebagai pelaksana pembangunan dalam bidang Kesejahteraan Sosial berupaya memberikan pelayanan sosial kepada lanjut usia yang salah satunya dilaksanakan melalui pelayanan berbasis panti. Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) merupakan sebuah Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Kementerian Sosial RI yang memberikan pelayanan dan perawatan jasmani, rohani, dan sosial, serta perlindungan untuk memenuhi kebutuhan lanjut usia agar dapat menikmati taraf hidup secara wajar.

Berdasarkan amanat UUD 1945 pasal 34 maka pada tahun 1968 melalui SK Mensos RI No.HUK 3-1-50/107 tentang pemberian penghidupan santunan lanjut usia/jompo, didirikan pusat penanganan bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) termasuk dalam hal ini adalah lanjut usia yang berlokasi di Jl. Cendrawasih No. 400 C Rk.II Lingk.Sambung Jawa Kecamatan Mamajang Kota Makassar.

(6)

6 Pada tahun 1977, untuk lebih memudahkan penanganan serta meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan terutama kepada para lanjut usia, maka dibangun Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji yang berlokasi Jl. Jurusan Malino Km.26 Samaya-Romangloe, Kec. Bontomarannu, Kab. Gowa.

Pada awalnya PSTW Gau Mabaji Gowa mempunyai satu program pelayanan yaitu Program Reguler yang diperuntukkan bagi lanjut usia yang tidak mampu dan terlantar. Seiring makin kompleksnya permasalahan lanjut usia, maka PSTW Gau Mabaji mengembangkan program alternatif lainnya untuk menjawab permasalahan tersebut. Program-program yang saat ini dikembangkan PSTW Gau Mabaji Gowa untuk meningkatkan kesejahteraan sosial lanjut usia adalah sebagai berikut:

1. Program Reguler

Program ini adalah program pokok Kementerian Sosial RI, dimana program ini bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada lanjut usia yang mengalami permasalahan, baik secara sosial maupun ekonomi (tidak mampu) agar dapat menikmati taraf hidup secara wajar tanpa dipungut biaya dan para lanjut usia ditampung didalam asrama.

Program ini merupakan salah satu program pokok yang dijalankan oleh PSTW Gau Mabaji Gowa yang melayani Penerima manfaat sebanyak 100 org, namun mengingat jumlah lansia terlantar di Indonesia khususnya di Wilayah Sulawesi Selatan dirasakan masih kurang daya tampung yang dimiliki oleh PSTW Gau Mabaji Gowa. Namun dengan adanya PSTW Gau Mabaji Gowa sangat membantu mengurangi jumlah PMKS khususnya lanjut usia terlantar yang ada di Indonesia.

Bentuk pelayanan yang diberikanpun sangat kompleks mulai dari pelayanan, sandang, pangan dan papan, olah raga, kesehatan,

(7)

7 Agama dan spiritual, kegiatan rekreasi dan Hiburan, sehingga para penerima manfaat aman dan nyaman tinggal didalam panti dan merasakan tinggal dirumah yang sebenarnya.

2. Program Pelayanan Harian Lanjut Usia (Day Care Services) Pelayanan ini ditujukan pada lanjut usia dalam jangka waktu tertenu atau terbatas dalam arti tidak menginap atau hanya mengikuti kegiatan yang diminati. Program pelayanan harian ini dimaksudkan dapat membantu keluarga/masyarakat yang karena sesuatu hal tidak dapat memberi perawatan dan pelayanan kepada lanjut usia dalam kurung waktu tertentu, terutama pada siang hari sehingga dengan adanya program pelayanan ini lanjut usia tidak mengalami keterlantaran, bahkan sebaliknya mereka dapat berinteraksi dengan lanjut usia lain dan dapat menyalurkan hobi serta kemampuannya dengan mengikuti berbagai kegiatan yang ada.

Program Pelayanan Harian Lanjut Usia atau Day Care dilakukan uji coba pada tahun 2008. Jumlah lanjut usia yang telah diberikan pelayanan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 adalah 120 orang. Jangkauannya adalah berada pada desa atau wilayah yang berada disekitar panti yaitu di Dusun Samaya, Dusun Kampung Beru, Desa Romangloe, Desa Nirannuang, Desa Bili-Bili, Desa Pakatto, Desa Sokolia yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Bontomarannu, Desa Panggentungan, Bontoramba yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Somba Opu, serta Desa Bontoparang yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Parangloe, semua kecamatan tersebut masih dalam wilayah Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

(8)

8 3. Program Pelayanan Lanjut Usia Luar Panti (Home Care

Services)

Semakin meningkatnya populasi penduduk lansia, ditambah dengan terbatasnya jumlah panti yang ada, menjadikan Kemensos RI semakin yakin bahwa pemberdayaan lansia kedepannya akan bergeser trendnya dari pemerintah kearah model pelayanan/perawatan kepada lansia dirumah berbasis masyarakat (Home Care). Oleh karena itu, Kemensos RI melalui PSTW Gau Mabaji melaksanakan program Home Care Services (pelayanan lanjut usia dirumah) sebagai salah satu upaya perluasan jangkauan pelayanan kepada lansia. Pelayanan Home Care sangat membantu lanjut usia yang mempunyai hambatan fisik, mental dan sosial, termasuk memberikan dukungan dan pelayanan untuk hidup mandiri, sehingga menurangi beban baik dari anggota keluarga, teman, kerabat maupun tetangga yang membantu memenuhi kebutuhan lanjut usia.

Pelayanan Home Care ini berdiri atau dilakukan ujicoba pada tahun 2007 dengan jumlah Penerima Manfaat 20 Orang di Desa Maccini Baji kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa dan di Desa Bonto Pajja Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar, kemudian pada tahun 2008 Jumlah Penerima Manfaat di Desa yang sama yaitu Desa Bonto Pajja Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar dan pada tahun 2009 berpindah lagi ke kecamatan Bontonompo Kab Gowa dengan jumlah penerima manfaat sebanyak 20 Orang. Namun pada tahun 2010 dengan melihat kinerjanya yang baik dan respon masyarakat dan pemerintah setempat merespon baik oleh karena itu jumlah penerima manfaat bertambah sebanyak 30 orang di Desa Manjapait Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa. Kemudian pada tahun 2011 dengan jumlah penerima manfaat sebanyak 30 orang di Kelurahan Limbung, Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa

(9)

9 dan pada tahun 2012 dengan jumlah penerima manfaat 30 Orang di Desa Gentungan dan Desa Tana Bangka Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa Propinsi Sulawesi Selatan.

4. Program Penanganan Trauma Lanjut Usia (PPTLU)

Dinamika permasalahan lanjut usia dewasa ini sangat komplek, tidak hanya permasalahan sosial dan ekonomi, akan tetapi juga permasalahan lansia sebagai objek dan tindak kekerasan, baik secara fisik, psikologi, sosial dan ekonomi serta mengalami perlakuan salah seperti pengabaian hak yang sama sebagai warga negara, tidak mendapatkan pengasuhan yang layak dan menjadi korban penelantaran keluarganya dan dalam hal-hal tertentu, Lanjut usia yang mengalami tindak pidana berupa penipuan, penganiayaan, pembunuhan dan lain-lain.

Berangkat dari hal tersebut, Kementerian Sosial RI dipandang perlu didirikannya Pusat Penanganan Trauma Lanjut Usia (Trauma Centre) lanjut usia sebagai upaya memberikan pelayanan sosial kepada lanjut usia khususnya bagi yang mengalami trauma, pernah mengalami atau menjadi korban tindak kekerasan, perlakuan salah dan tindak kriminal. PSTW Gau Mabaji Gowa adalah salah satu unit pelaksana teknis yang ditunjuk langsung untuk melaksanakan uji coba Program Penanganan Lanjut Usia tersebut pada tahun 2010.

Pada tahun 2016 penerima manfaat yang ditangani dalam kasus yang berbeda-beda dimulai dari perlakuan salah, penelantaran, dan tindakan kriminal yang dilakukan oleh keluarga ataupun masyarakat. Wilayah jangkauan program ini meliputi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, Sulawesi Utara dan Sulawesi Tenggara.

(10)

10 5. Program Family Support

Program ini diperuntukkan untuk lanjut usia yang hidup bersama keluarga yang memiliki usaha dan kegiatan dan memberikan bantuan usaha kegiatan. Untuk tahun ini dilakukan Uji Coba sebanyak 10 Orang klien.

C. Struktur Organisasi

Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji Gowa sebagai salah satu Unit Kerja Eselon III dilingkungan Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial, struktur organisasinya berdasarkan Peraturan Menteri Sosial RI Nomor: 86/HUK/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Sosial terdiri dari tiga unit kerja eselon IV dengan uraian tugas dan fungsi sebagai berikut:

Gambar 1.

(11)

11 1. Sub Bagian Tata Usaha

Melakukan penyiapan penyusunan rencana anggaran, urusan surat-menyurat, kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan rumah tangga, serta kehumasan.

2. Seksi Program dan Advokasi Sosial

Melakukan penyusunan rencana program pelayanan rehabilitasi sosial, pemberian informasi, advokasi sosial dan kerjasama, penyiapan bahan standar pelayanan, resosialisasi, pemantauan serta evaluasi pelaporan.

3. Seksi Rehabilitasi Sosial

Melakukan observasi, identifikasi, registrasi, pemeliharaan jasmani dan penetapan diagnosa, perawatan, bimbingan, pengetahuan dasar pendidikan, mental, sosial, fisik, keterampilan, penyaluran dan bimbingan lanjut.

D. Potensi dan Permasalahan 1. Potensi

Berdasarkan hasil analisis, PSTW Gau Mabaji Gowa memiliki potensi dan sumber kesejahteraan sosial (PSKS) yang dapat digunakan dalam jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. Apabila dapat digali dan dikembangkan, maka Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) ini dapat mendukung secara berkelanjutan penyelenggaraan pelayanan sosial lanjut usia di PSTW Gau Mabaji Gowa. Potensi dan sumber kesejahteraan sosial dimaksud diuraikan di bawah ini:

a. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia memegang peranan penting dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan sosial lanjut usia di PSTW Gau Mabaji Gowa. Integritas dan kompetensi sumber daya manusia merupakan potensi utama dalam menjawab tuntutan pembangunan dan kualitas permasalahan kesejahteraan sosial.

(12)

12 Sumber daya manusia sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 mencakup tenaga kesejahteraan sosial, pekerja sosial profesional, relawan sosial, dan penyuluh sosial. Adapun potensi pegawai PSTW Gau Mabaji Gowa periode tahun 2016, terlihat pada tabel berikut:

Tabel 1

Rekapitulasi Pangkat dan Golongan/Ruang Pegawai Negeri Sipil PSTW Gau Mabaji Gowa Tahun 2016

NO. GOLONGAN RUANG JUMLAH

F % 1. IV B 2 2,6 TOTAL 2 5,1 2. III D 7 15,4 C 2 5,13 B 6 23,1 A 4 17,95 TOTAL 19 61,58 3. II D 5 7,7 C 4 12,82 B 1 2,6 A - - TOTAL 10 23,12 4. I D - - C - - B 4 2,6 A - 7,7 TOTAL 4 10,3 JUMLAH 35 100

Berdasarkan Tabel di atas terlihat bahwa komposisi pegawai berdasarkan golongan memperlihat struktur yang besar pada golongan III. (61,58 %), golongan II (23,12 %) golongan I (10,3 %) dan golongan IV(5,1 %). Hal ini menggambarkan bahwa SDM PSTW Gau Mabaji Gowa berdasarkan golongan sangat ideal bagi pengembangan organisasi/panti dan optimalisasi tugas pokok dan fungsi.

(13)

13 Selanjutnya komposisi pegawai berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2

Klasifikasi Tingkat Pendidikan Pegawai Negeri Sipil PSTW Gau Mabaji Gowa Tahun 2016

NO. TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH

F 1 Doktor (S3) 1 2 Pasca Sarjana (S2) 3 3 Sarjana (S1) 14 4 Diploma IV 1 5 Diploma III 7 6 SMU 3 7 SMP 1 8 SD 4 JUMLAH 35

b. Sarana dan Prasarana

Dalam pemberian pelayanan terhadap lanjut usia di PSTW Gau Mabaji Gowa, sarana dan prasarana mempunyai peranan yang tidak kalah penting. Sarana dan prasarana yang dimaksud berupa gedung untuk pengasramaan lanjut usia (Wisma), Kendaraan operasional panti, Poliklinik, Aula, Ruang Keterampilan, Perpustakaan, Ruang Kantor, Tempat Ibadah, lapangan olah raga, Selasar, Jemuran Klien, instalasi penjernihan air dan lain-lainnya. Semua sarana dan prasarana tersebut sangat menunjang kegiatan pelayanan lanjut usia di PSTW Gau Mabaji Gowa.

c. Partisipasi Masyarakat dan Dunia Usaha

Partisipasi masyarakat dan dunia usaha dalam kegiatan bakti sosial yang dikemas dalam pemberian tali kasih atau paket sembako, pemeriksaan kesehatan dan pelayanan sosial lainnya seperti menyanyi bersama, dinamika kelompok, rekreasi edukatif, dan lain-lain di PSTW Gau Mabaji Gowa

(14)

14 memberikan arti yang sangat penting dalam pemberian pelayanan terhadap lanjut usia. Tanggung jawab masyarakat dan dunia usaha yang diwujudkan dengan partisipasi mereka dalam memberikan pelayanan harus terus dipelihara dan ditingkatkan. Pemberian penghargaan kepada masyarakat & dunia usaha menjadi salah satu cara untuk mendorong meningkatnya partisipasi mereka.

d. Jaringan kerja dengan berbagai pihak dalam pemberian pelayanan lanjut usia

Dalam menyelenggarakan pelayanan terhadap lanjut usia membutuhkan suatu upaya yang komprehensif. Untuk itu jaringan kerja yang telah dilaksanakan PSTW Gau Mabaji ke berbagai pihak, seperti Puskesmas, Rumah sakit, Kantor-kantor Pemerintahan, Dunia Usaha dan Dunia pendidikan merupakan potensi yang harus dipelihara secara berkelanjutan. Permasalahan lanjut usia sering kali bersifat situasional, sehingga menuntut suatu pemecahan masalah yang utuh dan terpadu. Oleh karena kerjasama dengan berbagai pihak sangat penting artinya dalam pengembangan program dan pelayanan sosial untuk mengatasi permasalahan lanjut usia di PSTW Gau Mabaji Gowa.

e. Ketersediaan berbagai model pelayanan beserta pedoman pelayanan

Kebijakan pelayanan sosial lanjut usia diimplementasikan dalam bentuk program, model dan kegiatan dilengkapi dengan pedoman program, model & kegiatan pelayanan itu pada hakekatnya adalah teknologi pelayanan sosial yang dikembangkan sesuai dengan masalah yang dihadapi oleh kelompok sasaran/ penerima manfaat (beneficiaries). Hampir seluruh program, model dan kegiatan yang dilakukan

(15)

15 dilengkapi oleh pedoman untuk menjamin ketepatan perlakuan, sehingga ketersediaan pedoman program pelayanan sangat membantu penyelenggaraan model pelayanan dan atau program-program pelayanan di PSTW Gau Mabaji yang meliputi Program Reguler, Program Day Care Services, Program Home Care dan Program Penanganan Trauma Lanjut Usia.

f. Perangkat perundang-undangan tersedia.

Permasalahan pelayanan sosial lanjut usia bukan merupakan hal yang mudah dan sederhana, tetapi sebaliknya merupakan masalah yang kompleks dan membutuhkan penanganan yang serius dan komprehensif. Ketersediaan perangkat perundang-undangan seperti Undang-Undang No. 11 Tahun 2010 tentang Kesejahteraan Sosial, Undang-Undang No. 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, PP Nomor : 43 Tahun 2004 tentang Upaya Pelaksanaan Kesos Lanjut usia, merupakan peluang tersendiri dalam menangani permasalahan lanjut usia. Ketersediaan perangkat undang-undang yang ada diharapkan dapat menjadikan penanganan lanjut usia menjadi lebih terarah, terpadu dan berkesinambungan sehingga pelayanan sosial yang prima terhadap lanjut usia dapat terwujud.

2. Permasalahan

Terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi PSTW Gau Mabaji Gowa yang dapat menjadi faktor penghambat pencapaian kinerja pada masa yang akan mendatang jika tidak segera diberi perhatian seperti konstelasi faktor internal organisasi PSTW Gau Mabaji Gowa dan faktor eksternal. Permasalahan yang dimaksud adalah sebagai berikut:

(16)

16 a. Daya tampung lembaga yang sangat terbatas, sementara permintaan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan semakin meningkat.

Penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pembangunan, seperti perbaikan gizi, perilaku sehat, tersedianya bermacam obat, peningkatan kualitas pengobatan dan perawatan berbagai penyakit akibat proses penuaan memungkinkan seseorang dapat menikmati usia lanjut sehingga usia harapan hidup manusia meningkat. Peningkatan usia harapan hidup yang diiringi dengan penurunan angka kelahiran dan kematian mengakibatkan komposisi penduduk Indonesia mengarah ke penduduk berstruktur tua artinya jumlah lanjut usia semakin meningkat.

Meningkatnya jumlah lanjut usia, di satu sisi dapat dipandang sebagai aset nasional, namun di sisi lain dapat dipandang sebagai problematika sosial yang memerlukan perhatian khusus. Hal ini disebabkan oleh adanya siklus kehidupan manusia yang terus menerus mengalami proses penuaan secara biologis dalam kehidupannya. Kondisi tersebut menimbulkan berbagai masalah, yaitu menurunnya kemampuan fisik dan mental, keterbatasan berinteraksi sosial dan menurunnya produktifitas kerja. Permasalahan lainnya adalah rasio ketergantungan antara penduduk tua dengan penduduk usia produktif semakin meningkat, lanjut usia mengalami masalah kesehatan yang signifikan, meningkatnya jumlah lanjut usia terlantar bahkan yang lebih memprihatinkan adanya kasus lanjut usia menjadi korban tindak kekerasan.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan berbagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan sosial lanjut usia. Salah satu diantaranya adalah dengan memberikan

(17)

17 perlindungan dan pelayanan sosial terhadap lanjut usia baik pelayanan kesehatan, sosial, ekonomi, gizi, intelektual dan spiritual.

Panti Sosial Tresna Wredha Gau Mabaji Gowa sebagai lembaga yang memberikan pelayanan sosial terhadap lanjut usia terus berusaha mengembangkan program pelayanan yang diharapkan bisa menjawab permasalahan-permasalahan yang dialami lanjut usia. Program pelayanan yang selama ini sudah berjalan adalah Program Regular diperuntukkan bagi lanjut usia tidak mampu, Program Day Care Servise (Pelayanan Harian Lanjut Usia), Program Home Care (Pelayanan Lanjut Usia berbasis Keluarga) dan PTTLU (Program Penanganan Penanganan Trauma Lanjut Usia). Namun kenyataan menunjukkan bahwa pelayanan yang diberikan selama ini kepada lanjut usia dirasakan masih belum memadai dan masih banyak lanjut usia yang belum mendapatkan perlindungan serta akses pada pelayanan sosial.

Seiring meningkatnya jumlah lanjut usia, berbanding lurus dengan kenyataan di lapangan bahwa semakin meningkatnya permintaan dari keluarga dan atau masyarakat untuk mengirimkan lanjut usia agar mendapatkan pelayanan di PSTW Gau Mabaji Gowa, yang menjadi permasalahan adalah daya tampung PSTW Gau Mabaji Gowa yang sangat terbatas, sehingga pihak lembaga tidak mampu menampung semua lanjut usia yang dikirim masyarakat maupun pemerintah setempat dan terpaksa menempatkan mereka pada daftar

(18)

18 b. Terbatasnya Jumlah Pekerja Sosial Fungsional yang tidak

Sebanding dengan Jumlah Penerima manfaat

Kompleksnya permasalahan lanjut usia membutuhkan penanganan yang profesional dari tenaga ahli di bidang pekerjaan sosial. Pekerja sosial profesional pada layanan operasional masih sangat terbatas. keterbatasan pekerja sosial profesional untuk menangani lanjut usia semakin bertambah dengan kenyataan yang ada dimana pegawai yang berlatar belakang pendidikan pekerjaan sosial bekerja di bagian administratif, padahal tenaga dan keahlian mereka sangat dibutuhkan untuk memberikan pelayanan langsung. Perbandingan ideal antara pekerja sosial dan penerima manfaat adalah 1 pekerja sosial menangani 5-10 orang penerma manfaat. Namun di PSTW Gau Mabaji Gowa saat ini hanya terdapat 6 pekerja sosial fungsional dan harus menangani penerima manfaat yang berjumlah 95 orang.

c. Tidak Adanya Data Lanjut Usia yang Akurat dan Mutakhir di tiap Kelurahan baik di Kota maupun Kabupaten Gowa dan Propinsi Sulawesi Selatan.

Data di bidang kesejahteraan sosial, merupakan sumber dalam penyusunan rencana program, namun data pula yang menjadi salah satu hal yang sulit untuk didapat dengan akurasi yang tinggi. Akurasi dan kemutahiran data menjadi salah satu kelemahan yang ada dalam penyusunan program pelayanan lanjut usia. Tidak akuratnya data yang ada, menjadi masalah dalam menentukan wilayah mana yang mempunyai kantong masalah lanjut usia terbesar yang akan dijadikan wilayah sasaran Program Home Care PSTW Gau Mabaji Gowa.

(19)

19 Kurangnya data yang diperoleh tentunya akan menghambat pelayanan sosial yang akan diberikan. Tentunya dalam hal ini seharusnya pihak pemerintah setempat dapat lebih bekerjasama dan lebih proaktif untuk memberikan data dukung jumlah lanjut usia khususnya lanjut usia terlantar agar memudahkan didalam penanganan atau pemberian proses pelayanan.

d. Kurangnya koordinasi dan sinergi antar bagian dan antar program.

Dalam pelaksanaan program untuk mencapai hasil yang optimal, penanganan masalah kesejahteraan sosial lanjut usia haruslah dilaksanakan secara terpadu untuk mencapai hasil yang optimal dari pelaksanaan program. Hal ini juga penting artinya karena sumber daya yang ada tersebar ke dalam unit-unit kerja yang berbeda, padahal pada derajat tertentu memiliki kaitan yang erat tetapi sulit untuk disinergikan.

e. Kurangnya dukungan dana untuk pelayanan sosial lanjut usia

Permasalahan Lanjut Usia yang dihadapi saat ini sangat kompleks dan membutuhkan dukungan dana yang sangat besar, pada kenyataannya dukungan anggaran yang tersedia bagi pelaksanaan program pelayanan sosial lanjut usia di PSTW relatif masih kecil.

(20)

20 BAB II

VISI MISI TUJUAN DAN SASARAN A. V i s i

Visi PSTW Gau Mabaji Gowa adalah:

“Mewujudkan PSTW Gau Mabaji Gowa Sebagai Lembaga Penyelenggara Pelayanan Prima Bagi Lanjut Usia”

Maksud dari visi diatas adalah :

Pelayanan Prima adalah pelayanan yang sangat baik dan atau pelayanan yang terbaik sesuai dengan standar pelayanan yang berlaku, dengan kriteria sebagai berikut:

1. Terpenuhinya Kebutuhan Dasar lanjut usia dalam panti (UU No. 11 Tahun 2009: Sandang, Pangan, Papan, Kesehatan dan Pendidikan)

2. Meningkatnya Kemampuan Sosial (bimbingan fisik, mental, sosial dan lain-lain).

3. Kesederhanaan (prosedur pelayanan yang diselenggarakan secara mudah dan tidak berbelit-belit)

4. Kejelasan dan kepastian (mengenai prosedur pelayanan, persyaratan, jadwal waktu pelayanan)

5. Keterbukaan (prosedur serta proses pelayanan diinformasikan secara terbuka)

6. Efisien (proses pelayanan berkaitan langsung dengan pencapian sasaran)

7. Keadilan yang merata (pelayanan diusahakan seluas mungkin dengan distribusi yang merata dan diperlakukan secara adil)

Pemenuhan kebutuhan dasar dan peningkatan kemampuan sosial sesuai dengan norma, prosedur dan standar pelayanan.

(21)

21 Terpenuhinya kebutuhan dasar seperti sandang, pangan dan papan serta penyediaan fasilitas sarana dan prasarana seperti Poliklinik, Ruang Keterampilan, Perpustakaan, Ruang Konseling, Tempat ibadah dan lain-lain yang tentunya semua fasilitas yang diberikan dapat memenuhi kebutuhan dasar penerima manfaat.

2. Kemampuan Sosial

Kemampuan sosial yang dimaksud bertujuan untuk membangun interaksi sosial dan relasi sosial bagi penerima manfaat didalam melakukan sosialisasi dengan penerima manfaat lainnya, serta seluruh pegawai dilingkungan PSTW Gau Mabaji Gowa. Peningkatan kemampuan sosial ini berupa pemberian Bimbingan Sosial, Keterampilan, Mental dan Spiritual, Fisik dan Terapi Kelompok.

B. M i s i

Untuk mendukung terwujudnya visi yang telah ditetapkan, PSTW Gau Mabaji Gowa menetapkan misi sebagai berikut:

1) Melakukan dukungan pelayanan administrasi penyiapan penyusunan rencana anggaran, urusan dalam surat menyurat, kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan rumah tangga serta kehumasandan publikasi.

2) Menyusun rencana program pelayanan Rehabilitasi Sosial, pemberian informasi, advokasi sosial dan kerjasama, penyiapan bahan standarisasi pelayanan, pemantauan serta evaluasi pelaporan dan penyusunan laporan pelayanan dan rehabilitasi sosial lanjut usia.

3) Melakukan observasi, identifikasi, registrasi, pemeliharaan jasmani dan penetapan diagnosa, perawatan, bimbingan mental spiritual, sosial, fisik, keterampilan.

(22)

22 C. Tujuan

Tujuan Renstra PSTW Gau Mabaji Gowa 2015-2019 diarahkan untuk mendukung capaian kinerja Kementerian Sosial 2015-2019. Guna mendukung hal tersebut, PSTW Gau Mabaji Gowa menetapkan tujuan Rencana Strategis 2015-2019 sebagai :

1. Terwujudnya pelayanan sosial Lanjut Usia di PSTW Gau Mabaji Gowa sesuai dengan standarisasi pelayanan yang berlaku.

2. Tercapainya target pelayanan sosial lanjut usia sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan.

3. Terciptanya manajemen tata kelola penyelenggaraan pelayanan sosial dalam panti yang akuntabel, tranparan dan efisien.

D. Sasaran Strategis

Untuk mendukung pencapaian Visi dan Misi serta tujuan di atas, PSTW Gau Mabaji Gowa menetapkan 4 (empat) sasaran strategis sebagai berikut :

1. Meningkatnya kualitas penyelenggaraan pelayanan sosial Lanjut

Usia melalui pemenuhan kebutuhan dasar.

2. Meningkatnya kualitas penyelenggaraan pelayanan sosial Lanjut

Usia melalui peningkatan kemampuan sosial.

3. Terealisasinya pencapaian target pelayanan sosial lanjut usia.

4. Terciptanya manajemen tata kelola penyelenggaraan pelayanan sosial dalam panti yang akuntabel, tranparan dan efisien.

E. Indikator Kinerja Utama

1. Jumlah Lanjut Usia yang terpenuhi kebutuhan dasarnya.

2. Jumlah Lanjut Usia yang terpenuhi kemampuan sosial (bimbingan fisik, mental spirtual, keterampilan dan sosial)

3. Jumlah pencapaian target pelayanan sosial Lanjut Usia. 4. Jumlah ketetapan penyampaian laporan

(23)

23 5. Jumlah pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pelayanan

sosial

F. Indikator Pencapaian Kinerja

Indikator pencapaian kinerja PSTW Gau Mabaji Gowa Tahun 2015-2019 merujuk pada Peraturan Menteri Sosial RI No. 111/HUK/2009 tentang Indikator Kinerja Pembangunan Kesejahteraan Sosial. Untuk mengukur capaian indikator kinerja dari strategi dan proses yang digunakan dalam penyelenggaraan pelayanan sosial lanjut usia PSTW Gau Mabaji Gowa, adalah mengukur indikator dengan jumlah sasaran yang diberikan pelayanan kesejahteraan sosial lanjut usia. Pencapaian indikator kinerja PSTW Gau Mabaji tersebut akan dapat dimungkinkan apabila mendapat dukungan optimal dari APBN dan peran aktif Pemerintah Daerah melalui APBD serta partisipasi aktif masyarakat dan Dunia Usaha. Untuk melihat keterkaitan antara tujuan, sasaran strategis dan indikator pencapaian kinerja dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 3

Keterkaitan tujuan, sasaran strategis dan indicator pencapaian kinerja

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA (IKU) TARGET

Meningkatnya kualitas

penyelenggaraan

pelayanan sosial lanjut usia melalui pemenuhan kebutuhan dasar dan peningkatan kemampuan lanjut usia.

Terpenuhinya kebutuhan lanjut usia di panti, meliputi:

a. Kebutuhan dasar

- Pengasramaan (papan) - Permakanan (pangan)

- Pemberian pakaian, perawatan kebersihan, pengadaan obat dan peralatan kesehatan, rujukan rumah sakit serta pendampingan klien ke rumah sakit (sandang dan kesehatan) - Bimbingan sosial, psikososial, fisik,

kesehatan, mental spiritual dan kerohanian, keterampilan, terapi kelompok (sosial) a. Kebutuhan lainnya : - Widyawisata 95 Orang 95 Orang 95 Orang 5 Laporan 1 Kegiatan 20

(24)

24

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA (IKU) TARGET

- Pemakaman kegiatan

2 Kegiatan 18 Orang Meningkatnya Lanjut Usia

yang Mendapatkan Pelayanan Sosial

Lanjut Usia yang dilayani diluar panti meliputi a. Home Care b. Daycare c. PPTLU d. Family Support 35 Orang 35 Orang 25 Orang 10 Orang Terealisasinya

pencapaian jumlah target pelayanan sosial

terhadap lanjut usia

Terpenuhinya perlindungan dan pemenuhan hak-hak lanjut usia, melalui kegiatan:

a. Memberikan bantuan

perlindungan/pendampingan dan advokasi sosial

6

Kegiatan

Meningkatnya kualitas administrasi pelayanan sosial dalam panti.

Terselenggaranya kegiatan penyusunan rencana anggaran, urusan surat-menyurat, kepegawaian, keuangan, penyiapan perlengkapan dan rumah tangga, serta kehumasan, melalui kegiatan: 1. Laporan Pelayanan Rehabilitasi Sosial 2. Laporan Barang

3. Laporan Publikasi 4. Laporan Koordinasi

5. Laporan Monitoring Evaluasi 6. Laporan Ekonomi Produktif 7. Laporan Layanan Perkantoran

12 Bulan layanan 3 Laporan 3 Laporan 2 Laporan 2 Laporan 12 Bulan

(25)

25 BAB III

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

A. Arah Kebijakan dan Strategi Rehabilitasi Sosial 1. Arah Kebijakan

a. Mendukung penataan dan harmonisasi peraturan perundang-undangan termasuk peraturan daerah yang berkenaan dengan penyelenggaraan pelayanan, perlindungan dan rehabilitasi sosial yang mencakup anak, lanjut usia, penyandang cacat, tuna sosial, dan korban penyalahgunaan napza.

b. Peningkatan kualitas hidup dan akses seluas-luasnya bagi semua PMKS kelompok sasaran dan khususnya perlindungan sosial bagi kelompok sasaran penyandang masalah berat terhadap program pelayanan, perlindungan dan rehabilitasi sosial.

c. Penataan kelembagaan dan peningkatan profesionalisme pelayanan, perlindungan dan rehabilitasi sosial tersebut pada poin satu, yang berbasis pekerjaan sosial, baik yang dilaksanakan oleh pemerintah, masyarakat dan dunia usaha. d. Memantapkan kualitas dan akuntabilitas manajemen pelayanan,

perlindungan dan rehabilitasi sosial, mencakup aspek perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, pelaporan, penyediaan data dan koordinasi atau keterpaduan.

e. Peningkatan prakarsa dan peran aktif masyarakat termasuk masyarakat mampu, dunia usaha, perguruan tinggi, dan Orsos/LSM dalam penyelenggaraan pelayanan, perlindungan dan rehabilitasi sosial secara terpadu dan berkelanjutan.

f. Menciptakan iklim yang dapat memperkuat ketahanan sosial masyarakat dan mengembangkan kapasitas masyarakat dalam melaksanakan tanggung jawab sosial untuk berpartisipasi dalam

(26)

26 mencegah masalah sosial serta mendukung pelayanan, perlindungan dan rehabilitasi sosial pada point satu.

g. Mendukung terlaksananya kebijakan desentralisasi dalam penyelenggaraan pelayanan, perlindungan dan rehabilitasi sosial yang terkoordinasi dengan kebijakan pemerintah.

h. Penyediaan data dan pengembangan indikator yang dapat digunakan untuk mengukur capaian pelayanan, perlindungan dan rehabilitasi sosial.

i. Mengembangkan advokasi dan pendampingan sosial di dalam pengelolaan program pelayanan, perlindungan dan rehabilitasi sosial.

2. Strategi

a. Kemitraan

Yaitu kerjasama, kepedulian, kesetaraan, kebersamaan dan jaringan kerja untuk menumbuhkembangkan kemanfaatan timbal balik antara pemerintah pusat dan daerah serta masyarakat/orsos dan dunia usaha dalam penyelenggaraan pelayanan sosial lanjut usia.

b. Pemberdayaan

Yaitu peningkatan profesionalisme dan kinerja pelaku pelayanan sosial lanjut usia, termasuk aparatur pemerintah di tingkat Pusat dan Daerah, masyarakat, organisasi sosial, dunia usaha serta penerima pelayanan untuk mencegah dan mengatasi masalah yang ada serta merealisasikan aspirasi dan harapan untuk meningkatkan kualitas hidup lanjut usia.

c. Partisipasi

Yaitu meliputi prakarsa, peran aktif dan keterlibatan lanjut usia serta seluruh unsur komponen masyarakat termasuk dunia usaha dalam penyelenggaraan pelayanan sosial lanjut usia.

(27)

27 d. Advokasi Sosial

Meliputi pendampingan, konsultasi dan perlindungan dalam rangka pelaksanaan pelayanan sosial bagi lanjut usia.

e. Pelayanan Sosial

Adalah proses bantuan pertolongan, perlindungan, bimbingan, santunan dan perawatan yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial lanjut usia.

B. Arah Kebijakan dan Strategi Direktorat Pelayanan Sosial Lanjut Usia

1. Arah Kebijakan

a. Mewujudkan dukungan keluarga dan masyarakat terhadap kehidupan lanjut usia;

b. Mewujudkan sistem perlindungan dan jaminan sosial yang dapat meningkatkan kehidupan penduduk lanjut usia;

c. Mewujudkan kesempatan kerja dan aktivitas untuk mengaktualisasikan diri dalam keluarga dan masyarakat;

d. Mewujudkan iklim kehidupan yang mendorong lanjut usia dapat melakukan kegiatan sosial keagamaan dan kerohanian;

e. Mewujudkan aksesibilitas lanjut usia terhadap sarana dan pelayanan umum serta sumber lainya.

f. Mewujudkan profesionalisme petugas pelayanan sosial lanjut usia.

2. Strategi

a. Membentuk dan memperkuat kelembagaan lanjut usia; b. Memperkuat koordinasi antar instansi dan institusi terkait;

c. Memperkuat penanganan terhadap lanjut usia miskin, terlantar, cacat dan mengalami tindak kekerasan;

d. Memelihara dan memperkuat dukungan keluarga dan masyarakat terhadap kehidupan lanjut usia;

(28)

28 e. Meningkatkan kualitas hidup lanjut usia baik aspek ekonomi,

mental keagamaan, aktualisasi dan kualitas diri lanjut usia;

f. Meningkatkan upaya penyediaan sarana dan fasilitas khusus bagi lanjut usia

g. Memperluas jangkauan pelayanan

C. Arah Kebijakan dan Strategi PSTW Gau Mabaji Gowa 1. Arah Kebijakan

Pelayanan yang diberikan kepada lanjut usia di PSTW Gau Mabaji Gowa meliputi:

a. Program Pelayanan dalam panti yang meliputi: 1) Program Reguler,

Program Reguler adalah program pokok kementerian sosial RI, dimana program ini menyelenggarakan pelayanan kesejahteraan sosial bagi lanjut usia yang berasal dari keluarga tidak mampu tanpa dipungut biaya dan para lanjut usia ditampung di dalam asrama. Daya tampung Program Reguler PSTW Gau Mabaji Gowa sebanyak 100 lanjut usia.

2) Program Pelayanan Sosial Lanjut Usia Luar Panti, yaitu program Pelayanan Home Care (Pelayanan Lanjut Usia berbasis Keluarga)

Pelayanan pendampingan dan perawatan lanjut usia di rumah sangat tepat untuk diterapkan dalam masyarakat Indonesia yang masih berpegang budaya timur, sebagai wujud perhatian terhadap lanjut usia dengan mengutamakan peran masyarakat berbasis keluarga. Pelayanan lanjut usia di rumah (Home Care) sangat membantu lanjut usia yang mempunyai hambatan fisik,

(29)

29 mental dan sosial, termasuk memberikan dukungan dan pelayanan untuk hidup mandiri, sehingga mengurangi beban baik dari anggota keluarga, teman, kerabat maupun tetangga yang membantu memenuhi kebutuhan lanjut usia. Selain itu program Home Care sangat diperlukan dalam mendayagunakan berbagai upaya untuk meningkatkan derajat kesejahteraan lanjut usia secara utuh. Dalam hal ini program Home Care diharapkan dapat membantu lanjut usia mendapatkan kenyamanan dan rasa aman serta diakui keberadaannya. Jumlah yang ditangani PSTW Gau Mabaji Gowa dalam program Home Care sebanyak 30 lanjut usia setiap tahunnya.

3) Program Harian Lanjut Usia (Day Care Services)

Program ini ditujukan pada lanjut usia dalam jangka waktu tertentu/terbatas dalam arti tidak menginap atau hanya mengikuti kegiatan-kegiatan yang diminati. Program pelayanan ini dimaksudkan dapat membantu keluarga/masyarakat yang karena sesuatu hal tidak dapat memberi perawatan dan pelayanan kepada lanjut usia dalam kurun waktu tertentu, terutama pada siang hari sehingga dengan adanya program pelayanan ini lanjut usia tidak mengalami ketelantaran, bahkan sebaliknya mereka dapat berinteraksi dengan lanjut usia lain dan dapat menyalurkan hobi serta kemampuannya dengan mengikuti berbagai kegiatan yang ada. Jumlah penerima manfaat program Day

Care Services PSTW Gau Mabaji Gowa mencapai 35 lanjut

(30)

30 4) PPTLU (Program Penanganan Trauma Lanjut Usia)

Program trauma center merupakan suatu pelayanan sosial yang memberikan perlindungan sosial kepada lanjut usia yang mengalami trauma, baik yang disebabkan oleh keluarga, pihak lain atau karena disebabkan oleh bencana. Dan selanjutnya dapat tinggal di panti untuk penanganan permasalahannya.

Target penerima manfaat trauma center lanjut usia yang ditangani PSTW Gau Mabaji Gowa sebanyak 25 lanjut usia setiap tahun.

5) Family Support. Target penerima manfaat sebanyak 10 orang yang dilayani di kabupaten Gowa.

6) Program kelembagaan meliputi: penguatan jejaring sosial dengan lembaga dan kantor-kantor pemerintahan, dunia usaha dan dunia pendidikan.

7) Program perlindungan dan pendampingan lanjut usia meliputi Jaminan Kesehatan bagi Lanjut Usia (Jamkesmas) dan advokasi sosial lanjut usia.

2. Strategi

a. Pelayanan Sosial

Pelayanan sosial adalah proses bantuan pertolongan, perlindungan, bimbingan, santunan dan perawatan yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial lanjut usia di PSTW Gau Mabaji Gowa.

b. Kemitraan

Kemitraan yaitu kerjasama dan jaringan kerja untuk menumbuhkembangkan kemanfaatan timbal balik antara pemerintah pusat dan daerah serta masyarakat/orsos dan dunia usaha dalam penyelenggaraan pelayanan sosial lanjut usia.

(31)

31 c. Advokasi Sosial

Advokasi meliputi pendampingan, konsultasi dan perlindungan dalam rangka pembelaan hak-hak lanjut usia dan meningkatkan pelaksanaan pelayanan sosial bagi lanjut usia PSTW Gau Mabaji Gowa.

d. Partisipasi

Partisipasi meliputi prakarsa, peran aktif dan keterlibatan lanjut usia serta seluruh unsur komponen masyarakat termasuk dunia usaha dalam penyelenggaraan pelayanan sosial lanjut usia.

(32)

32 BAB IV

PENUTUP

LAKIN PSTW Gau Mabaji Gowa merupakan penjabaran dari pencapaian kegiatan di Tahun 2016. PSTW Gau Mabaji Gowa dengan kebijakan dan berbagai program yang telah dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan bagi lanjut usia, banyak hal yang telah dicapai dalam periode ini tentunya dengan segala kekurangan dan kelemahan serta keterbatasan baik dana maupun Sumber Daya Manusia tetap berupaya untuk dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi lanjut usia. Gowa, Desember 2016 Kepala La Tatong, SE NIP. 19601231 199203 1 032

Referensi

Dokumen terkait

Data kajian diproses dengan menggunakan perisian Statistical Package for Social Sciences (SPSS) for Windows versi 15.0. Dapatan kajian menunjukkan guru besar kerap mengamalkan

lain yang dilakukan oleh Nath & Kurfess [8], yaitu melakukan percobaan dengan pemberian pin pada mata bor untuk pemecah chips dan hasilnya meningkatkan kekuatan

‘I don’t like the look of this at all,’ said the Doctor.. Without knowing how or why, he, Sheldukher and the Cell had appeared inside a huge and completely empty

Warga belajar merupakan faktor yang penting dalam kegiatan pemberdayaan, tanpa adanya warga belajar maka kegiatan pemberdayaan tidak dapat berjalan. Sasaran dari program

Penulis juga memberikan pertanyaan kepada beberapa orang guru dan staf perpustakaan, pertanyaan tersebut berisikan adakah pengaruh dari pengorganisasian manajemen

The statement goes in-line with a decree issued by Indonesian Ministry of Health number 82/MENKES/SK/I/1996 about the regulation of citation (Sujudi, 1996). Not only in

ZDNWX 'HVHPEHU F /LEHUDOLVDVL DQJNXWDQ XGDUD XQWXN SHQXPSDQJ EHUMDGZDO WDQSD EDWDVDQ IUHNXHQVL NDSD VLWDV GDQ WLSH SHVDZDW XQWXN KDN SHQHUEDQJDQ NH NH SDGD VHUQXD NRWD \DQJ

Persaman dan perbedaan lainnya adalah (1) V-TO dan V-BA digunakan untuk menyatakan pengandaian biasa; (2) V-TARA dan V-BA bisa diikuti oleh S2 yang menyatakan kejadian di masa