• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT DESA LINGKAR KAMPUS SEBAGAI DAMPAK KEBERADAAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR SRI WULAN RAHMAWATI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT DESA LINGKAR KAMPUS SEBAGAI DAMPAK KEBERADAAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR SRI WULAN RAHMAWATI"

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

SRI WULAN RAHMAWATI

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Perubahan Sosial Budaya Masyarakat Desa Lingkar Kampus sebagai Dampak Keberadaan Institut Pertanian Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Januari 2014

Sri Wulan Rahmawati

(4)
(5)

ABSTRAK

SRI WULAN RAHMAWATI. Perubahan Sosial Budaya Masyarakat Desa Lingkar Kampus sebagai Dampak Keberadaan Institut Pertanian Bogor. Dibimbing oleh RILUS A KINSENG

Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji gelombang perubahan sosial yang terjadi di Desa Babakan sejak kehadiran kampus IPB Dramaga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh yang ditimbulkan adalah pengaruh pada aspek-aspek kehidupan masyarakat yakni aspek-aspek struktural dan kultural masyarakat Desa Babakan. Perubahan pada aspek struktural adalah meningkatnya keberagaman mata pencaharian, perubahan pola stratifikasi sosial, terbentuknya kelompok-kelompok sosial yang baru, interaksi antar masyarakat yang semakin memudar dan perubahan populasi kependudukan. Di samping itu, perubahan pada aspek kultural masyarakat adalah perubahan unsur-unsur kebudayaan masyarakat desa, pergeseran nilai dan norma dan perubahan gaya hidup. Sikap masyarakat terhadap keberadaan kampus IPB sebagian besar bernilai positif. Sikap masyarakat terhadap keberadaan kampus IPB memiliki hubungan yang negatif dengan karakteristik masyarakat meliputi usia, tingkat pendapatan dan lama bermukim masyarakat di Desa Babakan dan hubungan yang positif ditunjukkan oleh variabel tingkat pendidikan. Selain itu, juga tidak terdapat perbedaan nyata karakteristik jenis kelamin masyarakat dalam pembentukan sikap terhadap keberadaan kampus IPB.

Kata kunci: perubahan sosial, perubahan struktural dan kultural dan sikap masyarakat

ABSTRACT

SRI WULAN RAHMAWATI. Social-Cultural Change of Rural Community in Villages Around the Campus as the Impact of Bogor Agricultural University Existences. Supervised by RILUS A KINSENG

The objectives of this research is to analyze the waves of social change that occurred in Babakan Village since the presence campus of IPB. The result showed that the impact that caused is impact on community life aspects that is structural aspects and cultural aspects of Babakan village community. The changes on structural aspects are the increase of livelihoods diversity, the patterns of stratification changes, the establishment of new social groups, increasingly fading of social interaction and demographic pattern changes. Besides that, the changes on cultural aspects of community are the elements of rural culture changes, the shift of values and norms that exist in the society and also life style change of the rural community. Public attitudes towards the existence of campus of IPB mostly positive value. Public attitudes towards the presence of IPB’s campus has a negative relationship with society characteristics including age, income level and period of resided in Babakan village. Education level have positive relationship with public attitudes. There is also no significant differences in gender characteristic in the formation of attitudes towards the existence campus of IPB. Keyword: Social change, structural and cultural change, public attitudes

(6)
(7)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT DESA

LINGKAR KAMPUS SEBAGAI DAMPAK KEBERADAAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

(8)
(9)

Judul : Perubahan Sosial Budaya Masyarakat Desa Lingkar Kampus sebagai Dampak Keberadaan Institut Pertanian Bogor

Nama : Sri Wulan Rahmawati

NIM : I34100127 Disetujui oleh Dr Ir Rilus A. Kinseng, MA Pembimbing Diketahui oleh Dr Ir Siti Amanah, MSc Ketua Departemen Tanggal Lulus:

(10)

Judul Perubahan Sosial Budaya Masyarakat Desa Lingkar Kampus sebagai Dampak Keberadaan Institut Pertanian Bogor

Nama Sli Wulan Rahmawati NIM 134100127

Disetujui oleh

Dr Ir ilus A. Kinseng, MA Pembimbing

(11)
(12)

PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih, rahmat dan anugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Perubahan Sosial Budaya Masyarakat Desa Lingkar Kampus sebagai Dampak Keberadaan Institut Pertanian Bogor (Kasus Desa Babakan, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa barat)”. Penulisan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana komunikasi dan pengembangan masyarakat, Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

Penelitian yang ditulis dalam skripsi ini bertujuan untuk mengkaji perubahan sosial budaya yang terjadi pada masyarakat Desa Babakan sebagai dampak keberadaan kampus Institut Pertanian Bogor (IPB). Tujuan lainnya adalah untuk menjadi referensi bagi semua pihak yang terkait. Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan moral dan material dari berbagai pihak yang mendukung penulis. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing, Bapak Dr Ir Rilus A Kinseng, MA selaku dosen pembimbing yang telah memberi banyak inspirasi dan sabar membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih kepada Orang tua Ayahanda Tr. Siallagan dan Ibunda Rustina, serta kakak dan adik, Rahmat Immanuel dan Christ Van Dier, atas doa dan segala bentuk dukungan juga dorongan semangat yang sangat besar kepada penulis. Penulis juga berterima kasih kepada dosen beserta staf SKPM atas ilmu yang diberikan selama masa perkuliahan. Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Desa Babakan yang telah meluangkan waktu untuk berbagi ilmu dan pengetahuan kepada penulis. Penulis juga berterima kasih kepada rekan-rekan Departemen SKPM angkatan 47 atas kebersamaannya selama kurang lebih 5 semester dan masukan serta dorongan semangat yang diberikan selama penelitian. Terima kasih juga kepada rekan-rekan program akselerasi SKPM 47 serta sahabat-sahabat lain yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu persatu.

Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak dan yang membacanya.

Bogor, Januari 2014

(13)
(14)

vii

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ix DAFTAR GAMBAR ix DAFTAR LAMPIRAN x PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Masalah Penelitian 3 Tujuan Penelitian 4 Kegunaan Penelitian 5 TINJAUAN PUSTAKA 7

Perubahan Sosial dan Budaya 7

Sumber dan Proses Perubahan Sosial 8

Level Perubahan Sosial 8

Perkembangan Perguruan Tinggi dan Perubahan sosial 9

Pengertian Sikap 10

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap 11

Kerangka Pemikiran 11 Hipotesis Penelitian 13 Definisi Konseptual 14 Definisi Operasional 15 METODE PENELITIAN 17 Pendekatan Penelitian 17

Lokasi dan Waktu Penelitian 17

Teknik Pengumpulan Data 18

Teknik Pengolahan dan Analisis Data 18

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 21

Kondisi Geografis Desa Babakan 21

Kondisi Demografis 22

Infrastruktur Desa Babakan 24

Gambaran Aktivitas Ekonomi 25

PERUBAHAN STRUKTURAL MASYARAKAT DESA BABAKAN SEJAK KEHADIRAN KAMPUS IPB

27

Sejarah Singkat Desa dan Dinamikanya 27

Dinamika Pemerintahan Desa 31

Ragam Mata Pencaharian 31

(15)

Interaksi sosial 39

Pola Kependudukan 45

Kelompok-kelompok Sosial 49

PERUBAHAN KULTURAL MASYARAKAT DESA BABAKAN SEJAK KEHADIRAN KAMPUS IPB

51

Masyarakat Lokal Desa Babakan 51

Perubahan Sistem Budaya Masyarakat Desa Babakan 52

Nilai dan Norma yang ada di Masyarakat 56

Perubahan Gaya Hidup Masyarakat Desa 58

SIKAP MASYARAKAT DESA BABAKAN TERHADAP KEBERADAAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR (IPB)

61

Karakteristik Responden 61

Sikap Masyarakat terhadap Keberadaan kampus IPB 64

Hubungan antar sikap terhadap perubahan sosial dengan karakteristik individu 65 Usia 65 Jenis Kelamin 66 Tingkat Pendidikan 68 Tingkat Pendapatan 69 Lama bermukim 70

Pengabdian Masyarakat oleh Kampus IPB 72

SIMPULAN DAN SARAN 75

Simpulan 75

Saran 76

DAFTAR PUSTAKA 79

LAMPIRAN 81

(16)

ix

DAFTAR TABEL

1 Ranah identitas Perubahan berdasarkan Level perubahan sosial 9

2 Definisi Operasional 15

3 Luas dan persentase pemanfaatan lahan di Desa Babakan tahun 2013 22 4 Jumlah dan persentase penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di

Desa Babakan tahun 2013

22

5 Jumlah dan persentase penduduk berdasarkan mata pencaharian di Desa Babakan tahun 2013

23

6 Jumlah sarana pendidikan berdasarkan jenjang tingkat pendidikan di Desa Babakan tahun 2013

24

7 Sarana Perhubungan Desa Babakan tahun 2013 25

8 Perubahan mata pencaharian penduduk Desa Babakan 36

9 Jumlah dan persentase responden menurut tingkat usia responden 61

10 Jumlah responden menurut jenis kelamin responden 62

11 Jumlah responden menurut tingkat pendidikan responden 62

12 Jumlah responden menurut tingkat pendapatan responden 62

13 Jumlah responden menurut jenis mata pencaharian 63

14 Jumlah responden menurut lama bermukim responden di Desa Babakan

64

15 Jumlah responden menurut sikap terhadap keberadaan kampus IPB 65 16 Jumlah dan persentase responden menurut hubungan antara usia

dengan sikap terhadap keberadaan kampus IPB.

65

17 Jumlah dan persentase responden menurut hubungan antara jenis kelamin dengan sikap terhadap keberadaan kampus IPB

67

18 Jumlah dan persentase responden menurut hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap keberadaan kampus IPB

68

19 Jumlah dan persentase responden menurut hubungan antara tingkat pendapatan dengan sikap terhadap keberadaan kampus IPB

69

20 Jumlah dan persentase responden menurut hubungan antara lama bermukim dengan sikap terhadap keberadaan kampus IPB

71

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka pemikiran 13

2 Periodisasi perubahan yang terjadi di Desa Babakan 30

3 Perubahan lapisan stratifikasi sosial 39

(17)

5 Ragam status kependudukan Masyarakat Desa Babakan 49

6 Perubahan aspek budaya masyarakat 59

DAFTAR LAMPIRAN

1 Peta Desa Babakan, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor 81

2 Kuesioner 82

3 Waktu Pelaksanaan Penelitian 84

4 Hasil Uji Analisis Statistik Menggunakan SPSS 16 for windows 85

5 Daftar Kerangka Sampling 90

(18)

PENDAHULUAN

Bagian pendahuluan membahas landasan pemikiran dari penulisan skripsi ini. Landasan pemikiran tersebut dipaparkan melalui latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian dan kegunaan penelitian. Latar belakang menggambarkan permasalahan umum dalam penelitian disertai dengan fakta-fakta yang mendukung terhadap perubahan sosial masyarakat desa. Kemudian permasalahan-permasalahan yang menjadi fokus penelitian dipaparkan dalam perumusan masalah. Tujuan penelitian merupakan jawaban yang diharapkan terhadap permasalahan-permasalahan penelitian. Sementara kegunaan penelitian merupakan manfaat yang diharapkan oleh peneliti setelah penelitian ini dilakukan.

Latar Belakang

Layaknya sebuah organisme yang selalu mengalami perkembangan fisik dan mental secara bertahap, masyarakat sebagai gabungan dari individu-individu yang membentuk suatu kelompok juga mengalami perkembangan demi perkembangan seiring berjalannya waktu. Perkembangan yang terjadi dalam masyarakat ini merupakan bentuk dari perubahan sosial. Perubahan dan perkembangan ini tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan terdapat faktor-faktor yang menjadi penyebab yang merupakan akibat dari interaksi dan aktivitas masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Berbicara tentang perubahan sosial merupakan hal yang lazim terjadi dalam sebuah masyarakat. Dengan kata lain, hal yang patut dipertanyakan bukan mengenai ada tidaknya suatu perubahan dalam suatu masyarakat melainkan komponen-komponen dalam perubahan tersebut. Perubahan sosial menurut Gillin dan Gillin (1954) dalam Soekanto (1990) merupakan suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, yang disebabkan baik karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan materiil, komposisi penduduk, ideologi, maupun karena adanya difusi maupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat tersebut.

Perubahan yang terjadi dalam masyarakat juga terbagi menjadi dua yaitu perubahan yang direncanakan (planned change) dan perubahan yang tidak direncanakan (unplanned change). Perubahan berencana sering diidentikkan dengan pembangunan yakni perubahan yang direncanakan untuk mencapai suatu kondisi yang diinginkan atau yang dianggap lebih baik. Menurut Tjokroamidjojo (1996) pembangunan adalah upaya masyarakat bangsa yang merupakan perubahan sosial yang besar dalam berbagai bidang kehidupan untuk mewujudkan kehidupan masyarakat yang lebih maju dan baik sesuai dengan pandangan masyarakat pada masa itu. Tujuan pembangunan menurut UU nomor 25 tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (PROPENAS) tahun 2000-2004 adalah untuk mewujudkan tujuan nasional yang termaktub dalam pembukaan UUD 1945, yaitu melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

(19)

Koentjaraningrat (1997), mendefinisikan pembangunan sebagai serangkaian upaya yang direncanakan dan dilaksanakan oleh pemerintah, badan-badan atau lembaga-lembaga internasional, nasional atau lokal yang terwujud dalam bentuk-bentuk kebijaksanaan, program, atau proyek, yang secara terencana mengubah cara-cara hidup atau kebudayaan dari sesuatu masyarakat sehingga warga masyarakat tersebut dapat hidup lebih baik atau lebih sejahtera daripada sebelum adanya pembangunan tersebut. Departemen pendidikan dan kebudayaan misalnya, dalam rangka membangun dan meningkatkan kualitas pendidikan ke arah yang lebih baik disusun dalam suatu rencana strategis (RENSTRA). Salah satu dari Rencana strategis tersebut penyediaan dan peningkatan sarana dan prasarana pendidikan yang merata di seluruh provinsi guna mewujudkan misi meningkatkan ketersediaan, keterjangkauan, dan kualitas layanan pendidikan.

Pembangunan infrastruktur pendidikan seperti perguruan tinggi tidak bisa dipisahkan dari proses pembangunan suatu wilayah karena dengan adanya infrastruktur dan juga aktivitas yang menyertainya tentu juga akan menggerakkan aktivitas ekonomi dan dinamika kependudukan yakni menjadi daya tarik bagi para migran. Terbentuknya suatu aktivitas baru pada gilirannya akan berpengaruh terhadap kehidupan dan aktivitas kawasan di sekitarnya. Masyarakat yang berada di kawasan pembangunan infrastruktur tersebut secara sadar atau tidak harus menyesuaikan diri dengan aktivitas baru yang akan terpola hingga mendorong munculnya kegiatan baru yang dilakukan masyarakat. Dengan kata lain, pembangunan infrastruktur pendidikan atau fasilitas publik lain di suatu daerah tentu membawa perubahan baik secara sosial, ekonomi, dan budaya bagi masyarakat di wilayah sekitarnya.

Keberadaan instansi pendidikan terutama perguruan tinggi, dalam kaitannya dengan dinamika pergerakan penduduk, di sebagian besar kota di Indonesia telah menjadi magnet dalam menarik penduduk baik pelajar, tenaga kependidikan ataupun penduduk lainnya untuk bermukim di wilayah pendidikan tersebut. Institusi pendidikan juga turut menjadi “simbol” dari suatu kota/wilayah, misalnya saja Kota Depok dengan Universitas Indonesia, Bandung dengan Institut Teknologi Bandung, Yogyakarta dengan Universitas Gajah Mada dan lain sebagainya. Hal tersebut secara langsung maupun tidak langsung menjadi salah satu faktor penarik gerak penduduk dan bahkan sebagai aktor penggerak perekonomian masyarakat. Di Jawa Barat, terkhusus Kota dan Kabupaten Bogor, terdapat kampus Institut Pertanian Bogor (IPB) yang merupakan salah satu institusi pendidikan tinggi yang terpandang di Indonesia. Setiap tahunnya Institusi ini menerima kurang lebih 3 700 mahasiswa baru untuk tingkat strata satu yang berasal dari kota, provinsi dan bahkan kecamatan-kecamatan terpencil di Indonesia. Data sekunder menunjukkan bahwa laju pertumbuhan penduduk Kota Bogor selama sepuluh tahun terakhir sebesar 3.9 persen1 per tahun atau 20 000 jiwa per tahun, ditambah lagi masuknya penduduk yang berstatus tinggal sementara di desa-desa di sekitar kampus yang berstatus sebagai pelajar atau mahasiswa.

Kampus utama IPB secara administratif terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa barat. Desa Babakan merupakan desa lingkar kampus IPB yang berada dan bersinggungan paling dekat dengan aktivitas Kampus IPB.

1 Sumber: Bogor-Kita.com. Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Bogor 3,9% per tahun,

(20)

3

Sebelum berdirinya Kampus IPB, wilayah desa tersebut merupakan wilayah bekas perkebunan karet. Kini lahan perkebunan atau tegalan di Desa Babakan sudah sangat langka untuk ditemui dan telah digantikan dengan bangunan berupa perumahan, kios-kios dagang, dan pemondokan mahasiswa. Untuk dapat bertahan di wilayahnya, masyarakat Desa Babakan harus dapat beradaptasi terhadap gempuran perubahan yang terjadi akibat keberadaan kampus IPB ini.

Selain membawa dampak positif, tentu keberadaan kampus IPB juga memberikan dampak yang negatif baik bagi masyarakat yang lebih dulu tinggal dan menetap di Desa Babakan maupun bagi tata ruang pemukiman dan juga lingkungan. Di satu pihak, keberadaan institusi pendidikan tinggi ini membuka kesempatan bagi masyarakat untuk menunjang peningkatan kesejahteraan salah satunya dengan ikut andil dalam aktivitas ekonomi dengan mendirikan berbagai usaha yang berkaitan dengan kebutuhan dan fasilitas para pelajar, karyawan, dan juga tenaga kependidikan. Di lain pihak, perkembangan Kampus IPB juga menghilangkan akses masyarakat Desa Babakan terhadap lahan tegalan atau perkebunan. Dalam artian menghilangkan akses masyarakat yang sebelumnya berprofesi sebagi petani serta timbulnya tantangan persaingan ekonomi antara masyarakat lokal dengan pengusaha pendatang yang melihat keberadaan kampus IPB sebagai lahan ekonomi yang menguntungkan.

Hasil penelitian Suharyanto (2007) menyatakan bahwa secara ekonomi keberadaan IPB memberikan kontribusi yang positif dalam meningkatkan perekonomian masyarakat di sekitarnya. Secara formal, IPB membuka lapangan pekerjaan dengan status PNS maupun pegawai biasa yang bekerja di bawah naungan institusi IPB. Sedangkan secara informal, keberadaan kampus IPB menumbuhsuburkan usaha-usaha seperti wiraswasta/pedagang maupun jasa. Tentunya dampak keberadaan kampus IPB ini tidak hanya terbatas pada dampak ekonomi saja namun juga berdampak dalam kehidupan sosial atau struktur masyarakat yang lebih menarik untuk dikaji lebih dalam. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk menganalisis perubahan sosial dan budaya yang terjadi di Desa Babakan sebagai dampak keberadaan kampus IPB.

Masalah Penelitian

Kehadiran IPB di Desa Babakan yang mencakup aktivitas akademisi dan perkembangan kampus IPB secara fisik tentu akan membawa dampak bagi masyarakat setempat, baik berupa dampak yang positif maupun dampak yang negatif. Keberadaan kampus IPB mempengaruhi cara masyarakat asli mempertahankan keeksistensiannya di lingkungan yang berubah dari keadaan sebelum adanya kampus IPB. Berbicara tentang masyarakat yang merupakan satu kesatuan unit dapat dilihat melalui dua dimensi yakni dimensi struktural dan kultural. Dimensi kehidupan struktural masyarakat dapat terlihat dari cara berinteraksinya masyarakat, kelompok-kelompok sosial yang ada, pola lapisan dalam masyarakat, pola kependudukan, kepemimpinan dan juga mata pencaharian penduduk. Oleh karena itu, menjadi penting untuk meneliti bagaimana dampak keberadaan kampus IPB terhadap dimensi struktural masyarakat Desa Babakan, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor?

Perubahan sosial juga erat kaitannya dengan perubahan kebudayaan. Davis (1960) menyatakan bahwa perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan

(21)

kebudayaan. Dimensi lain selain dimensi struktural dalam masyarakat adalah dimensi kultural. Tidak hanya pada dimensi struktural, keberadaan kampus IPB ini juga akan berdampak terhadap kehidupan kultural atau budaya masyarakat desa lingkar kampus terkhusus Desa Babakan. Beberapa literatur menyatakan bahwa sebelum masuknya pembangunan kampus IPB, desa lingkar kampus termasuk Desa Babakan merupakan desa yang homogen dengan mayoritas penduduk bersuku Sunda. Seiring dengan perkembangan kampus IPB masyarakat desa menjadi heterogen dengan masuknya pendatang-pendatang baik yang berprofesi sebagai tenaga kependidikan, mahasiswa dan juga penduduk yang sengaja masuk untuk mencari peluang-peluang sumber ekonomi. Oleh karena itu, menjadi penting untuk meneliti bagaimana dampak keberadaan kampus IPB terhadap dimensi kultural masyarakat Desa Babakan, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor?

Keberadaan kampus IPB dapat diartikan sebagai perkembangan pembangunan dalam arti fisik dan juga aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan institusi tersebut. Aktivitas-aktivitas institusi tersebut secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh pula dengan aktivitas masyarakat desa tersebut. Dampak positif dan negatif keberadaan kampus IPB ini tentu dirasakan oleh masing-masing individu, rumah tangga, maupun kelompok yang juga memiliki beragam aktivitas dan kepentingan. Unit analisis perubahan sosial juga mencakup perubahan yang terjadi dalam diri individu. Perubahan yang terjadi pada diri individu tersebut dapat berupa perubahan sikap. Baron (2004) menyatakan bahwa sikap merupakan evaluasi individu terhadap berbagai aspek dunia sosial. Setiap individu dengan berbagai karakteristik yang berbeda tentu memiliki sikap atau evaluasi terhadap lingkungan sosial mereka. Dapat diartikan bahwa setiap individu di Desa Babakan memiliki respon yang berbeda-beda terhadap kehadiran kampus IPB beserta aktivitas-aktivitas dan perkembangannya. Oleh karena itu, menjadi penting untuk meneliti bagaimana sikap masyarakat terhadap keberadaan kampus IPB dengan karakteristik individu yang berbeda?

Tujuan Penelitian

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak keberadaan kampus IPB terhadap kehidupan sosial-budaya masyarakat Desa Babakan, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Adapun tujuan penelitian secara lebih rinci dirumuskan sebagai berikut:

1. Menganalisis dampak keberadaan kampus IPB terhadap dimensi struktural masyarakat Desa Babakan, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. 2. Menganalisis dampak keberadaan kampus IPB terhadap dimensi kultural

masyarakat Desa Babakan, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. 3. Menganalisis sikap masyarakat terhadap keberadaan Kampus IPB dengan

(22)

5

Kegunaan Penelitian

Mengacu kepada tujuan penelitian, maka kegunaan dilaksanakannya penelitian ini terbagi menjadi kegunaan penelitian bagi akademisi, pemerintah dan masyarakat, sebagai berikut:

1. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan kajian untuk penelitian selanjutnya mengenai dampak pembangunan khususnya pembangunan infrastruktur terhadap kehidupan sosial-budaya masyarakat pedesaan.

2. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan pemahaman kepada masyarakat mengenai dampak-dampak keberadaan kampus IPB terhadap kehidupan sosial-budaya masyarakat yang telah terjadi.

3. Bagi pemerintah dan Institut Pertanian Bogor, penelitian ini dapat memberikan masukan berupa kritik dan saran kepada pemerintah dan juga Civitas Akademika dan pengelola IPB sebagai pembuat kebijakan agar lebih teliti dalam menetapkan kebijakan yang terkait dengan pembangunan sebagai perubahan yang direncanakan.

(23)
(24)

TINJAUAN PUSTAKA

Bagian ini menjelaskan acuan-acuan yang melandasi pemikiran terhadap permasalahan dalam penelitian. Beberapa acuan diperoleh dari laporan hasil penelitian, baik cetak maupun elektronik. Acuan tersebut memuat antara lain perubahan sosial dan budaya, sumber dan proses perubahan sosial, level perubahan sosial, perkembangan perguruan tinggi dan perubahan sosial, pengertian sikap dan faktor-faktor yang mempengaruhi sikap. Di samping itu, bagian ini juga memaparkan kerangka pemikiran dari penelitian ini, hipotesis penelitian, dan definisi operasional.

Perubahan Sosial dan Budaya

Beberapa ahli memandang masyarakat sebagai suatu yang “life” oleh karena itu masyarakat pastilah berkembang dan kemudian berubah, maka kajian utama perubahan sosial selalu menyangkut keseluruhan aspek kehidupan masyarakat atau harus meliputi semua fenomena sosial yang menjadi kajian sosiologi (Narwoko dan Suyanto 2011). Beragam pengertian dan batasan perubahan sosial yang dikemukakan oleh para ahli sesuai dengan sudut pandang, bidang keilmuan dan konteks penelitian masing-masing. Terlepas dari beragam pengertian tersebut, terdapat persamaan aspek perubahan sosial yaitu perubahan sosial selalu terkait dengan masyarakat dan kebudayaan serta dinamika keduanya.

Menurut C.W Mills dalam Vago (1989), perbedaan aktivitas dalam kelompok sudah termasuk dalam perubahan sosial. Koening dalam Marius (2006) juga mengutarakan hal yang serupa bahwa perubahan sosial merupakan modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam kehidupan manusia. Pengertian yang tidak jauh berbeda juga dinyatakan oleh Gillin dan Gillin dalam Soekanto (1982), Perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, yang disebabkan baik karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan materiil, komposisi penduduk, ideologi, maupun karena adanya difusi maupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat tersebut.

Perubahan sosial juga dapat dianalisis dengan melihat perubahan struktur dalam masyarakat. Davis (1960) mengartikan perubahan sosial sebagai perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat (Soekanto 1982). Davis (1960) memberikan sebuah contoh, yakni timbulnya pengorganisasian buruh dalam masyarakat kapitalis menyebabkan perubahan-perubahan dalam hubungan antara buruh dan majikan yang kemudian menyebabkan perubahan-perubahan dalam organisasi politik. Soemardjan (1981) juga menyoroti perubahan sosial dari kaca mata lembaga-lembaga di dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial merupakan segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap-sikap, dan pola-pola peri kelakuan di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat (Soemardjan 1981). Dengan kata lain, perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga masyarakat tersebut akan mempengaruhi segi-segi struktur masyarakat lainnya.

(25)

Ogburn (1922) dalam Soekanto (1982) melihat perubahan sosial dalam ruang lingkup unsur-unsur kebudayaan baik yang bersifat material maupun yang immaterial. Pengertian ini tidak jauh berbeda dengan pengertian perubahan sosial menurut Davis dalam Soekanto (1982) yang menyatakan bahwa perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan budaya. Perubahan dalam kebudayaan ini mencakup: kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat dan seterusnya bahkan perubahan dalam bentuk serta aturan-aturan organisasi sosial. Sebagai contoh dalam suatu masyarakat terjadi perubahan logat bahasa akan tetapi perubahan ini tidak mempengaruhi organisasi sosialnya. Keadaan tersebut lebih merupakan perubahan kebudayaan dibandingkan dengan perubahan sosial. Davis juga menyatakan bahwa perubahan dalam kebudayaan tidak mempengaruhi sistem sosialnya.

Sumber dan Proses Perubahan Sosial

Perubahan sosial merupakan fungsi dari banyak faktor. Lauer (2001) menyebut faktor-faktor penyebab perubahan sosial tersebut sebagai mekanisme yang mendorong perubahan. Beberapa ahli menjelaskan mekanisme ujung pangkal penyebab perubahan sosial melalui beberapa teori-teori perubahan sosial seperti mekanisme konflik, keberadaan elit kreatif, faktor kekuatan eksternal dan penyebab-penyebab lain (Narwoko dan Suyanto 2011). Untuk menjelaskan mekanisme perubahan sosial sebaiknya dengan memahami 3 perspektif penting yaitu Perspektif materialistik, perspektif idealistis, dan perspektif mekanisme interaksionalis (Lauer 2001). Namun dalam sub bab ini perspektif yang akan dibahas dalam menjelaskan sumber perubahan sosial adalah perspektif meterialistik dan perspektif idealistis.

Argumentasi perspektif materialistik menyatakan bahwa teknologi atau moda produksi ekonomi merupakan penyebab perubahan sosial. Lauer (2001) menjelaskan bahwa terdapat 3 cara teknologi mempengaruhi atau menyebabkan suatu perubahan, yaitu: (1) inovasi teknologi meningkatkan alternatif-alternatif baru bagi masyarakat. Ketika masyarakat memilih alternatif baru tersebut maka ia telah memulai perubahan di segala bidang, (2) teknologi mempengaruhi perubahan dengan mengubah pola-pola interaksi, dan (3) teknologi baru menimbulkan berbagai permasalahan sosial baru bagi masyarakat.

Perspektif yang kedua, yaitu perspektif idealistis yang menjelaskan bahwa ideologi atau ide merupakan penyebab perubahan sosial. Budaya idealistis dapat berupa ide, nilai-nilai dan ideologi. Terdapat 3 cara ide, nilai dan ideologi menyebabkan perubahan (Lauer 2001): (1) ideologi melegitimasi arah perubahan yang diinginkan, (2) ideologi menyediakan dasar solidaritas sosial, dan (3) ideologi menghadapkan masyarakat pada suatu kontradiksi dan masalah.

Level Perubahan Sosial

Perubahan dapat terjadi pada tingkatan atau level-level tertentu sesuai dengan bentuk dan proses perubahan yang terjadi. Seperti yang dikemukakan oleh Lauer (2001), perubahan sosial merupakan perubahan fenomena sosial di berbagai tingkat kehidupan manusia mulai dari tingkat individu hingga tingkat dunia. Lauer

(26)

9

membagi level analisis ke dalam 9 tingkatan, yaitu berturut-turut sebagai berikut: individu, interaksi, organisasi, institusi, komunitas, masyarakat, kebudayaan, peradaban, dan global. Di sisi lain, Vago (1989) menganalisis perubahan sosial melalui komponen-komponen perubahan sosial yang dapat dilihat dari identitas perubahan, level atau tingkatan, arah, kecepatan, dan besar perubahan. Lebih ringkas lagi, Vago (1989) membagi level terjadinya perubahan sosial ke dalam 5 level yaitu seperti yang akan dipaparkan dalam tabel berikut:

Tabel 1 Ranah identitas Perubahan berdasarkan Level perubahan sosial

Tingkatan (level) Ranah Identitas Perubahan

Individu Sikap, kepercayaan, aspirasi dan motivasi

Kelompok Pola interaksi, metode resolusi konflik, kohesi dan kesatuan, serta kompetisi.

Organisasi Struktur dan fungsi, hierarki, komunikasi, relasi peran, produktivitas, rekrutmen, pola sosialisasi.

Institusi Hubungan pernikahan dan keluarga, pendidikan,

praktek agama.

Masyarakat Stratifikasi, ekonomi politik.

Sumber: Vago (1989)

Perkembangan Perguruan Tinggi dan Perubahan sosial

Konsep Pembangunan selalu diartikan sebagai suatu proses transformasi yang bersifat linear yakni menuju tahap yang lebih baik dari kondisi yang ada sebelumnya. Perubahan sosial tidak selalu berarti kemajuan, tetapi dapat pula membentuk pola siklikal atau kemunduran. Dari sisi pengertian tersebut perubahan sosial terlihat berbeda dengan pembangunan. Beberapa pengertian menyebutkan bahwa pembangunan mengandung makna sebagai perubahan sosial yang positif karena merupakan proses perubahan yang disengaja, direncanakan dan terarah. Dengan kata lain, pembangunan berarti perubahan yang bertujuan mengubah keadaan yang tidak di kehendaki ke arah yang dikehendaki.

Pembangunan juga dipandang sebagai proses penerapan pengetahuan dan teknologi modern pada pelbagai segi atau bidang kehidupan masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Koentjaraningrat (1997), mendefinisikan pembangunan sebagai serangkaian upaya yang direncanakan dan dilaksanakan oleh pemerintah, badan-badan atau lembaga-lembaga internasional, nasional atau lokal yang terwujud dalam bentuk-bentuk kebijaksanaan, program, atau proyek, yang secara terencana mengubah cara-cara hidup atau kebudayaan dari sesuatu masyarakat sehingga warga masyarakat tersebut dapat hidup lebih baik atau lebih sejahtera dari pada sebelum adanya pembangunan tersebut. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan misalnya, dalam rangka membangun dan meningkatkan kualitas pendidikan ke arah yang lebih baik disusun dalam suatu rencana strategis (RENSTRA). Salah satu dari rencana strategis tersebut penyediaan dan peningkatan sarana dan prasarana pendidikan yang merata di seluruh provinsi guna mewujudkan misi meningkatkan ketersediaan, keterjangkauan, dan kualitas layanan pendidikan.

(27)

Di bidang pendidikan, hasil penelitian Suharyanto (2007) menyimpulkan bahwa keberadaan kampus IPB (Institut Pertanian Bogor) memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat di sekitarnya. Secara formal IPB membuka lapangan pekerjaan dengan status PNS maupun pegawai biasa yang bekerja di bawah naungan institusi IPB. Sedangkan secara informal, keberadaan kampus IPB menumbuhsuburkan usaha-usaha seperti wiraswasta/pedagang maupun jasa. Berkembangnya sektor informal sebagai alternatif lapangan usaha yang dapat menyerap mereka yang tidak memiliki kualifikasi untuk masuk ke dalam sektor formal, telah mampu menyerap tenaga kerja baik masyarakat lokal maupun masyarakat pendatang yang menetap di daerah tersebut. Dengan kata lain, keberadaan atau pembangunan fasilitas pendidikan yaitu kampus IPB mampu menciptakan peningkatan pendapatan bagi masyarakat kabupaten Bogor.

Hasil penelitian Sabarudin (2007) memaparkan adanya perubahan harga lahan di sekitar wilayah Universitas Katholik Parahyangan (UNPAR), Bandung, sebagai respon dari pembangunan dan perkembangan yang terjadi di wilayah studi tersebut yaitu keberadaan fasilitas sosial. Hasil studi ini menemukan bahwa pada tahun 1965-1975 yakni sebelum pembangunan dan perkembangan UNPAR, faktor penentu harga lahan adalah seberapa jauh lahan tersebut dari infrastruktur jalan utama. Perubahan pun terjadi setelah keberadaan UNPAR, faktor penentu harga lahan adalah keberadaan akses atau jalan utama, ketersediaan dan jumlah fasilitas publik yang bersifat ekonomi. Pembangunan kamar sewa juga mempengaruhi harga lahan dan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan fasilitas publik lainnya seperti rumah makan, toko/warung, dan warnet.

Lase (2010) juga meneliti dampak keberadaan fasilitas pendidikan terhadap wilayah di sekitarnya yaitu keberadaan Universitas Sumatera Utara (USU). Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan kampus USU adalah sebagai salah satu penyebab kemacetan di ruas jalan besar pada jam-jam tertentu. Di bidang ekonomi, keberadaan USU juga mempengaruhi pendapatan usaha kecil di sekitar kampus. Hasil perhitungan membuktikan bahwa pendapatan usaha kecil dan warung pada saat masa perkuliahan lebih tinggi dibandingkan dengan saat masa liburan semester. Hal ini berarti keberadaan kampus USU memberikan dampak positif terhadap peningkatan pendapatan usaha kecil dan warung di sekitarnya.

Pengertian Sikap

Baron (2004) menyatakan bahwa sikap merupakan evaluasi terhadap berbagai aspek dalam dunia sosial. Sikap merupakan hal yang penting untuk dikaji karena sikap sulit untuk diubah dan sangat mempengaruhi pemikiran sosial seseorang terhadap sesuatu hal, meskipun sikap tidak selalu direfleksikan dalam tingkah laku yang tampak. Selain itu sikap mewakili aspek kognisi sosial yang sangat mendasar. Eagly dan Chaicken (1993) dalam Baron (2004) menyatakan bahwa sikap sungguh merefleksikan sebuah fondasi yang penting dan awal dari pemikiran sosial. Sikap sering kali mempengaruhi tingkah laku individu hal tersebut terjadi ketika sikap yang dimiliki kuat dan mantap (Petty dan Krosnick dalam Baron 2004).

Azwar (2007) menyatakan bahwa sikap merupakan suatu respon evaluatif. Respon evaluatif berarti bahwa bentuk interaksi yang dinyatakan sebagai sikap itu

(28)

11

timbulnya didasari oleh proses evaluasi dalam diri individu yang memberi kesimpulan terhadap stimulus dalam bentuk nilai baik-buruk, positif-negatif, menyenangkan-tidak menyenangkan yang kemudian mengkristal sebagai potensi reaksi terhadap objek sikap. Secara umum pendapat para ahli menyatakan sikap terdiri dari komponen-komponen yang dibagi menjadi komponen afektif, konatif dan kognitif. Salah satunya adalah Eagly dan Chaiken (Ramdhani 2008) menyatakan bahwa sikap dapat diposisikan sebagai hasil evaluasi terhadap objek sikap yang diekspresikan ke dalam proses-proses kognitif, afektif, dan perilaku.

Sikap dalam bentuk kognitif merupakan representasi yang dipercayai oleh individu pemilik sikap yang umumnya dalam bentuk persepsi dan kepercayaan. Fishbein dan Ajzen (1975) dalam Ramdhani (2008) menyatakan bahwa respon evaluatif dalam bentuk kognitif meliputi beliefs yang dimiliki individu terhadap objek sikap dengan berbagai atributnya. Sikap atau respon evaluatif dalam bentuk afektif berupa perasaan individu terhadap objek sikap. Perasaan tersebut dapat berbentuk perasaan senang dan tidak senang terhadap objek sikap. Sedangkan respon evaluatif atau sikap dalam bentuk konatif adalah komponen sikap yang berhubungan dengan kecendrungan untuk bertindak terhadap objek sikap.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap

Baron (2004) menyatakan bahwa sikap terbentuk melalui proses pembelajaran sosial dan dipengaruhi oleh faktor genetik. Individu mengadopsi prilaku orang melalui proses pembelajaran sosial saat berinteraksi dan mengobservasi tingkah laku orang lain. Penelitian yang dilakukan terhadap kembar identik menunjukkan bahwa sikap juga dipengaruhi oleh faktor genetik, walaupun besarnya pengaruh sangat bervariasi untuk sikap yang berbeda. Dengan kata lain, sikap dipengaruhi oleh faktor genetik adalah benar dalam batas-batas tertentu.

Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap menurut Oskamp (1991) dalam Ramdhani (2008) adalah faktor genetik dan fisiologik, pengalaman personal, pengaruh orang tua, pengaruh kelompok sebaya atau kelompok masyarakat, dan pengaruh dari akses terhadap media massa. Purwanto (1998) juga memaparkan faktor pembentukan sikap dengan membaginya ke dalam dua kategori yaitu faktor eksternal dan internal. Faktor intern yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri orang yang bersangkutan sendiri. Kita tidak dapat menangkap seluruh rangsangan dari luar melalui persepsi, oleh karena itu kita harus memilih rangsangan-rangsangan mana yang akan kita teliti dan mana yang harus dijauhi. Pilihan ini ditentukan oleh motif-motif dan kecenderungan-kecenderungan dalam diri kita. Faktor ekstern merupakan faktor di luar diri individu, di antaranya sifat objek yang dijadikan sasaran sikap, kewibawaan orang yang mengemukakan sikap tersebut, sifat kelompok yang mendukung sikap tersebut, media komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan sikap dan situasi pada saat sikap dibentuk.

Kerangka Pemikiran

Keberadaan kampus IPB menjadi motor penggerak terjadinya perubahan bagi wilayah dan masyarakat desa lingkar kampus IPB. Aktivitas dan

(29)

perkembangan Kampus IPB tentu akan mempengaruhi kehidupan sosial dan budaya masyarakat setempat. Sztompka (2011) menyatakan bahwa salah satu konsep dasar dari sebuah perubahan adalah dimensi waktu yang berbeda. Perubahan yang akan dikaji adalah perubahan yang terjadi dalam rentang waktu tahun 1980 hingga tahun 2013. Alasan pemilihan waktu yaitu pada tahun 1980 merupakan tahun perkembangan kampus IPB dengan dimulainya pembangunan fakultas-fakultas baru setelah fakultas kehutanan terlebih dahulu dibangun di wilayah Dramaga yaitu sekitar tahun 1980. Selain itu, tahun inilah mulai masuknya fasilitas listrik bagi masyarakat desa di sekitar kampus termasuk Desa Babakan.

Masyarakat yang merupakan kumpulan dari individu-individu dan kelompok, terdiri dari dimensi struktural dan juga kultural. Masuknya mahasiswa dan para pendatang ke dalam sistem sosial masyarakat Desa Babakan dengan latar belakang yang berbeda tentu akan menyebabkan perubahan-perubahan dalam kehidupan bermasyarakat desa setempat. Penelitian ini melihat perubahan yang terjadi dalam dimensi struktural dan kultural masyarakat sebagai dampak dari keberadaan kampus IPB tersebut. Dalam dimensi struktural, analisis perubahan yang terjadi adalah perubahan dalam stratifikasi sosial, interaksi sosial, pola kependudukan, kelompok-kelompok sosial dan juga perekonomian masyarakat. Dalam dimensi kultural, perubahan dilihat dari perubahan nilai, norma dan sistem budaya masyarakat setempat. Vago (1989) menyatakan bahwa level analisis perubahan sosial juga mencakup level individu yang dapat berupa sikap, aspirasi dan motivasi. Baron (2004) menyatakan bahwa sikap merupakan evaluasi individu terhadap berbagai aspek dunia sosial. Oleh karena itu, penelitian ini juga akan mengukur sikap masyarakat terhadap keberadaan kampus IPB dan aktivitas-aktivitas yang menyertainya. Pengukuran sikap ini pun hendak melihat perbedaan sikap individu berdasarkan karakteristik usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan lama bermukim.

(30)

13

Keterangan:

Diuji secara kuantitatif

Gambar 1 Kerangka Pemikiran

Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini meliputi hipotesis pengarah dan hipotesis penguji. Berikut hipotesis uji dan hipotesis pengarah secara terperinci.

Hipotesis Uji:

Hipotesis uji merupakan dugaan terhadap hasil penelitian meliputi variabel yang akan diuji secara kuantitatif. Hipotesis yang dapat ditarik dari penelitian ini di antaranya:

1. Terdapat hubungan nyata antara sikap terhadap keberadaan kampus IPB dengan usia individu.

2. Terdapat perbedaan nyata antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan dalam sikap terhadap keberadaan kampus IPB.

3. Terdapat hubungan nyata antara sikap terhadap keberadaan kampus IPB dengan tingkat pendidikan individu.

4. Terdapat hubungan nyata antara sikap terhadap keberadaan kampus IPB dengan tingkat pendapatan individu.

(31)

5. Terdapat hubungan nyata antara sikap terhadap keberadaan kampus IPB dengan lama bermukim individu.

Hipotesis Pengarah:

Hipotesis pengarah merupakan dugaan hasil penelitian meliputi variabel penelitian yang akan digali secara kualitatif. Berdasarkan kerangka pemikiran, maka hipotesis pengarah yang dapat disusun ialah:

1. Diduga keberadaan kampus IPB menyebabkan perubahan dalam dimensi struktural masyarakat setempat seperti dalam hal ragam mata pencaharian penduduk, stratifikasi sosial, interaksi sosial, pola kependudukan, dan kelompok-kelompok sosial.

2. Diduga keberadaan kampus IPB menyebabkan perubahan dalam dimensi kultural masyarakat setempat seperti nilai, norma, gaya hidup dan sistem budaya masyarakat Desa Babakan.

Definisi konseptual

Adapun definisi konseptual dalam penelitian ini antara lain:

1. Perubahan sosial-budaya masyarakat adalah perubahan dalam kehidupan dimensi struktural dan kultur masyarakat Desa Babakan sejak keberadaan kampus IPB Dramaga yang bersinggungan langsung dengan Desa Babakan.

2. Perubahan struktural adalah perubahan dalam bidang mata pencaharian, stratifikasi sosial, interaksi sosial, pola kependudukan dan kelompok-kelompok sosial.

3. Perubahan kultural masyarakat adalah perubahan dalam bidang sistem budaya masyarakat, nilai dan norma serta gaya hidup masyarakat.

4. Mata pencaharian adalah pekerjaan yang saat ini dominan dilakukan oleh masyarakat desa penelitian.

5. Stratifikasi sosial adalah pembedaan masyarakat dalam lapisan-lapisan secara bertingkat. Dasar kriteria yang umumnya dipakai untuk menggolongkan masyarakat adalah kekayaan, kekuasaan, kehormatan, dan ilmu pengetahuan

6. Sistem pemerintahan adalah tata aturan dalam mengatur dan menjalankan kebijakan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

7. Interaksi sosial adalah komunikasi dan hubungan-hubungan yang terjadi sedikitnya di antara dua individu atau lebih.

8. Populasi kependudukan adalah susunan struktur dan karakteristik penduduk yang bertempat tinggal di Desa setempat

9. Kelompok-kelompok sosial gabungan sejumlah individu dengan sejumlah aturan untuk mencapai tujuan bersama

10. Sistem budaya adalah unsur-unsur kebudayaan yang terdapat dalam suatu masyarakat, yang terdiri dari sistem religi, sistem organisasi dan sosial kemasyarakatan, sistem ilmu pengetahuan, sistem bahasa, sistem kesenian, sistem pola mata pencaharian, dan sistem teknologi peralatan.

(32)

15

11. Nilai adalah konsepsi-konsepsi yang terdapat dalam pikiran sebagian besar warga yang dijadikan orientasi bertindak sedangkan norma adalah seperangkat peraturan yang disertai sanksi sebagai faktor pendorong untuk mencapai ukuran nilai-nilai sosial tertentu.

Definisi Operasional

Definisi operasional untuk masing-masing variabel dijelaskan dalam Tabel 2 berikut:

Tabel 2 Definisi operasional

Kategori Variabel Uraian

Sikap Sikap terhadap

keberadaan kampus IPB di Desa Babakan

Kecendrungan individu dalam memberikan respons atau menanggapi keberadaan kampus IPB baik keberadaan secara fisik maupun dampak-dampak yang ditimbulkan di wilayah Desa Babakan.

Sikap ini diukur dengan menggunakan skala

likert yang terdiri dari empat tingkatan

jawaban yaitu:

a. sangat setuju (Skor 4) b. setuju (skor 3)

c. tidak setuju (skor 2)

d. sangat tidak setuju (skor 1)

dalam mengukur indikator sikap, responden diminta untuk memilih pilihan pada setiap pernyataan tentang sikap masyarakat terhadap keberadaan kampus IPB. Pilihan jawaban tersebut mempresentasikan suatu skala yang mempunyai nilai positif sampai negatif. Hasil dari pengambilan data kemudian dilakukan pemberian skor sebagai berikut: Skor minimum = 20

Skor maksimum = 80

Sikap negatif jika nilai skor berada pada interval 20-50

Sikap positif jika nilai skor berada pada interval 51-80

Karakteristik individu

Usia Selisih antara tahun responden dilahirkan dengan tahun pada saat penelitian diadakan. Faktor internal individu (usia) ini diberi skor berdasarkan data yang didapat di lapangan, usia dibagi menjadi tiga kategori yaitu:

a. Muda: jika umur responden 18-30 (diberi skor 1)

(33)

(diberi skor 2)

c. Tua : jika umur responden ≥ 51 (diberi skor 3)

Jenis kelamin Pembedaan responden secara biologis. Jenis kelamin digolongkan menjadi dua kategori, yaitu:

a. Laki-laki: diberi kode 1 b. Perempuan: diberi kode 2 Tingkat

pendidikan

Jenjang terakhir sekolah formal yang pernah diikuti oleh responden. Tingkat pendidikan digolongkan menjadi:

a. Rendah: jika tidak tamat SD dan tamat SD (diberi skor 1)

b. Menengah: jika tamat SMP dan SMA (diberi skor 2)

c. Tinggi: jika D3-sarjana (diberi skor 3) Tingkat

pendapatan

Ukuran taraf hidup yang dilihat dari jumlah penghasilan seseorang dalam satu bulan terakhir. Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan, tingkat pendapatan digolongkan menjadi:

a. Pendapatan rendah jika ≤ x – ½ sd atau ≤ Rp. 346 000 (diberi skor 1)

b. Pendapatan menengah jika x – ½ sd x < x + ½ sd atau Rp. 346 000 < x < Rp. 1 387 000 (diberi skor 2)

c. Pendapatan Tinggi jika ≥ x + ½ sd atau ≥ Rp. 1 387 000 (diberi skor 3)

Lama bermukim

Selisih antara waktu responden mulai menetap dan berempat tinggal di Desa Babakan dengan tahun penelitian diadakan. Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan, lama bermukim digolongkan menjadi:

a. Lama bermukim baru/rendah jika waktu bermukim di Desa Babakan ≤ 29 tahun (diberi skor 1)

b. Lama bermukim sedang/menengah jika waktu bermukim di Desa Babakan 29 tahun < x > 45 tahun (diberi skor 2) c. Lama bermukim lama/tinggi jika waktu

bermukim sudah ≥ 45 tahun (diberi skor 3)

(34)

METODE PENELITIAN

Metode penelitian menggambarkan pendekatan penelitian yang diterapkan di lapangan. Pendekatan lapangan meliputi pendekatan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, teknik pengumpulan data, serta teknik pengolahan, dan analisis data. Pendekatan penelitian merupakan pendekatan yang dilakukan dalam melakukan penelitian, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Lokasi dan waktu penelitian menggambarkan mengenai pemilihan lokasi dan waktu yang diperlukan untuk penelitian, dimulai dari penyusunan proposal hingga laporan penelitian. Teknik pengumpulan data memaparkan cara yang digunakan dalam menggali data dan informasi dari responden dan informan. Teknik pengolahan dan analisis data merupakan pemaparan cara mengolah data yang diperoleh dari hasil pengambilan data dan informasi yang kemudian dianalisis sesuai dengan tujuan dan hipotesis yang diajukan.

Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif untuk pengambilan data yang bersifat deskriptif berupa gejala-gejala yang dikategorikan ataupun dalam bentuk lainnya seperti foto, dokumen, dan catatan-catatan lapang pada saat penelitian. Tujuan pendekatan ini adalah untuk mengetahui informasi yang lebih dalam mengenai proses perubahan sosial yang terjadi sejak awal kehadiran kampus IPB hingga penelitian dilakukan, faktor-faktor atau sumber perubahannya, serta aspek-aspek yang mengalami perubahan maupun yang tidak mengalami perubahan. Data kualitatif diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi lapang secara partisipatif, dan penelusuran dokumen.

Pendekatan kuantitatif diperlukan untuk pengambilan data berupa angka. Pendekatan ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara sikap terhadap keberadaan kampus IPB berdasarkan karakteristik individu, meliputi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan lama bermukim. Data kuantitatif diperoleh melalui metode survei, yaitu pengambilan data dari responden yang merupakan sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang lengkap (Singarimbun dan Effendi 1987).

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian mengenai perubahan sosial masyarakat desa lingkar kampus IPB ini dilakukan di Desa Babakan, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor

(Lampiran 1). Penelitian difokuskan di Desa Babakan secara keseluruhan.

Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) karena Desa Babakan merupakan salah satu dari 17 desa lingkar kampus yang bersentuhan langsung dengan aktivitas kampus IPB. Pengumpulan data primer dan data sekunder dilakukan selama dua bulan dimulai dari bulan Oktober hingga bulan November 2013. Dalam kurun waktu tersebut peneliti mengumpulkan semua data

(35)

dan informasi yang dibutuhkan dan digunakan dalam penyusunan skripsi. Waktu penelitian secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 3.

Teknik Pengumpulan Data

Penentuan responden dilakukan dengan populasi seluruh masyarakat Desa Babakan. Unit analisis penelitian ini adalah individu untuk memperoleh data kuantitatif mengenai sikap terhadap keberadaan kampus IPB dan unit analisis masyarakat untuk melihat perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat asli Desa Babakan. Teknik pengambilan sampel pada pendekatan kuantitatif dilakukan melalui teknik pengambilan cluster sampling dengan membuat kerangka sampling terlebih dahulu. Pemilihan teknik ini dikarenakan jumlah penduduk Desa Babakan yang terlalu banyak dan batas administratif desa yang luas. Oleh karena itu, Desa Babakan dibagi menjadi 3 kategori yaitu Rukun warga (RW) yang letaknya jauh, sedang dan dekat dari Kampus IPB. Dari pengkategorian wilayah tersebut sampel diambil secara acak. Sampel yang diambil secara acak berjumlah 50 responden dengan masing-masing 25 responden laki-laki dan 25 responden perempuan.

Pembuatan kerangka sampling dilakukan di awal sebelum memilih responden. Sehubungan dengan pemilihan walikota Bogor yang baru saja berlangsung maka nama-nama Daftar Pemilih Tetap (DPT) Desa Babakan menjadi acuan dalam pembuatan kerangka sampling. Namun dalam penerapannya di lapang, responden yang terpilih dalam kerangka sampling sulit untuk ditemui, digantikan oleh responden yang ditemui di lapang. Responden ini bertindak sebagai bagian penting dalam mengumpulkan data melalui pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif dengan menggunakan kuesioner yang berisi sejumlah pernyataan terkait dengan sikap individu terhadap keberadaan Kampus IPB (Lampiran 2). Skala pengukuran yang digunakan dalam mengukur sikap masyarakat terhadap keberadaan kampus IPB menggunakan skala likert.

Informasi terkait aspek-aspek yang mengalami perubahan dan yang tidak mengalami perubahan dihimpun melalui pendekatan kualitatif dengan observasi dan wawancara mendalam kepada informan. Informan dipilih dengan teknik

non-probability sampling. Informan yang dipilih adalah pihak-pihak yang dianggap

memiliki informasi mengenai dinamika kehidupan sosial dan budaya masyarakat setempat seperti kepala desa, tokoh agama, ketua RW/RT, dan pihak lainnya yang mengetahui informasi penting terkait dengan perubahan sosial di Desa Babakan yang meliputi aspek mata pencaharian, interaksi sosial, stratifikasi sosial, kelompok sosial, pola kependudukan, budaya serta sistem nilai dan norma.

Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh melalui berbagai metode pengumpulan data, baik data kualitatif maupun data kuantitatif, selanjutnya akan diproses guna menguraikan informasi dan jawaban dari tujuan penelitian ini. Data hasil kuesioner kemudian diolah dengan menggunakan program Microsoft excel dan SPSS 16 for windows. Data yang diperoleh akan dianalisis dengan beberapa teknik, antara lain dengan

(36)

19

tabel frekuensi, uji korelasi Rank spearman dan uji beda Chi square. Adapun langkah dalam pengolahan data meliputi:

1. Editing kuesioner 2. Pengkodean data

3. Pemindahan data ke penyimpanan data (perangkat lunak yang digunakan adalah Microsoft excel 2007)

4. Mengubah data dari Microsoft excel 2007 ke SPSS 16 for windows untuk memudahkan pengolahan data

5. Perapihan data

6. Pengolahan data sesuai rencana analisis

Teknik pengolahan data kualitatif dilakukan dengan empat tahap meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dalam bentuk deskriptif dan penarikan kesimpulan. Tahap pengumpulan data yaitu proses beradaptasi dengan masyarakat dan melakukan pengumpulan data penelitian. Tahap reduksi data yaitu proses menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat diambil.

Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun sehingga memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Bentuk penyajian data kualitatif, antara lain:

1. Teks naratif berbentuk catatan lapang.

2. Matriks, grafik, jaringan dan bagan. Bentuk-bentuk ini menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih, sehingga memudahkan untuk melihat keadaan yang terjadi.

(37)
(38)

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Bagian ini membahas lokasi penelitian yang terdiri atas gambaran umum kondisi geografis, kondisi demografis, kondisi infrastruktur desa, dan kondisi aktivitas ekonomi masyarakat desa. Gambaran umum tersebut penting untuk diketahui sebagai pengantar terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan. Gambaran umum mengenai kondisi geografis merupakan gambaran mengenai lokasi penelitian yang dilihat berdasarkan keadaan bentang alam. Kondisi demografis digunakan sebagai bahan acuan untuk mengetahui karakteristik penduduk di lokasi penelitian yang dilihat berdasarkan tingkat pendidikan, tingkat usia, data pergerakan penduduk, dan mata pencaharian. Kondisi infrastruktur desa menggambarkan keadaan sarana dan prasarana desa.

Kondisi Geografis Desa Babakan

Desa Babakan merupakan salah satu desa yang terletak di wilayah Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Desa ini terletak 2.5 km dari kantor Kecamatan Dramaga, 25 km dari Ibu kota Kabupaten Bogor, 129 km dari Ibu Kota Provinsi Jawa Barat, serta 60 km dari Ibu kota Negara RI. Desa Dramaga dapat ditempuh dengan segala jenis kendaraan transportasi, baik kendaraan roda dua maupun roda empat dengan kondisi jalan yang sudah memadai atau jalan aspal/beton.

Desa Babakan terdiri dari empat dusun, sembilan Rukun Warga (RW), dan 35 Rukun Tetangga (RT). Keempat dusun tersebut dinamakan berdasarkan nomor urut yakni dusun satu yang terdiri dari dua RW dan delapan RT meliputi kampung Babakan raya dan jalan raya Dramaga, dusun kedua yang terdiri dari dua RW dan enam RT meliputi Babakan Doneng dan kampung Leuwi Kopo, dusun ketiga yang terdiri dari dua RW dan empat RT meliputi Babakan Tengah dan Babakan Lebak serta dusun keempat yang terdiri dari tiga RW dan 17 RT meliputi Kampung Cangkurawok dan Kampung Sengked. Secara geografis letak Desa Babakan memiliki batas-batas administratif yakni Desa Cikarawang di sebelah utara, Desa Dramaga di sebelah selatan, Desa Cibanteng di sebelah barat dan Kelurahan Balumbang Jaya di sebelah timur.

Luas wilayah Desa Babakan ini ialah 334 384 ha yang terdiri dari 334 374 tanah darat dan 10 ha tanah sawah. Melalui pengamatan secara langsung terlihat bahwa sebagian besar wilayah Desa Babakan merupakan ruang terbuka berupa bangunan kios-kios dagang dan pemukiman, jarang sekali ditemukan lahan garapan pertanian. Adapun lahan persawahan seluas 10 ha yang tercatat dalam profil desa (Tabel 3) merupakan lahan laboratorium sawah milik IPB yang berada di pinggir jalan raya, yang dikenal dengan sebutan sawah baru. Pemanfaatan lahan atau penggunaan lahan di Desa Babakan berdasarkan profil desa tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 3 berikut.

(39)

Tabel 3 Luas dan persentase pemanfaatan lahan di Desa Babakan tahun 2013

No Pemanfaatan Lahan Luas (ha) Persentase (%)

1 Tanah Pemukiman 214 384.0 64.110 2 Tanah Pekuburan 2.5 0.001 3 Lahan Persawahan 10.0 0.003 4 Lahan Perkebunan 50.0 0.015 5 Prasarana Umum 20.0 0.006 6 Perkantoran 120.0 0.036 7 Lahan Pekarangan 5.0 0.001 8 Luas Taman 5.0 0.001

Sumber: Data profil Desa Babakan, 2013

Kondisi topografi Desa Babakan terletak pada ketinggian 196 meter di atas permukaan laut dengan suhu udara rata-rata 25-32 ºC. Curah hujan rata-rata di Desa Babakan ialah sebesar 250-450 mm/th. Menurut profil desa, kondisi air di desa ini masih tergolong bersih yang bersumber dari air tanah, sumur gali, sumur pompa, sungai dan juga PDAM, namun hasil observasi dan hasil wawancara mendalam membuktikan bahwa kualitas air bersih di desa tersebut sudah mengalami penurunan dikarenakan pemukiman yang semakin padat.

Kondisi Demografis

Jumlah penduduk Desa Babakan yang tercatat sampai dengan akhir November 2012 adalah 10 986 jiwa yang terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 5 260 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 5 726 jiwa. Jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 1 998 KK yang tersebar di 35 Rukun Tetangga (RT). Tingkat pendidikan penduduk Desa Babakan sudah mencapai tingkat pendidikan atas bahkan hingga perguruan tinggi. Berikut jumlah penduduk Desa Babakan menurut tingkat pendidikan.

Tabel 4 Jumlah dan persentase penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di Desa Babakan tahun 2013

No Tingkat pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)

1 Tidak tamat SD 748 7.14 2 SD 2 477 22.55 3 SLTP 2 753 25.06 4 SLTA 2 943 26.79 5 Diploma 710 6.46 6 Sarjana 399 3.63

Sumber: Data profil Desa Babakan, 2013

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebesar 26.79 persen penduduk Desa Babakan telah mengecap pendidikan menengah atas (SLTA), sebesar 25.06 persen berpendidikan menengah pertama (SLTP). Di samping itu, masih terdapat sebesar 22.55 penduduk yang berpendidikan sekolah dasar dan 7.14 persen tidak tamat sekolah dasar. Terdapat pula sebesar 6.46 persen penduduk Desa yang

(40)

23

sudah mengecap pendidikan tinggi Diploma dan sebesar 3.63 persen berpendidikan Sarjana.

Data yang tercatat di profil desa tersebut sesungguhnya tidak menggambarkan jumlah dan keadaan kependudukan di Desa Babakan secara nyata. Hal ini dikarenakan sebagian besar penduduk pendatang yang bertempat tinggal di Desa Babakan tidak melapor dan mendaftarkan diri sebagai penduduk. Penduduk yang tinggal di Desa Babakan diperkirakan lebih dari 15 000 jiwa, selaras dengan penjelasan pihak aparat desa bahwa sebagain besar mahasiswa yang masuk ke desa sebagian besar tidak mendaftarkan atau melaporkan diri ke kantor desa. Mahasiswa atau tenaga kependidikan biasanya mulai mendaftarkan diri jika membutuhkan identitas kependudukan seperti kartu keluarga atau Kartu Tanda Penduduk (KTP).

Mata pencaharian penduduk Desa Babakan sangat beragam. Jika melihat dari data profil desa sebagian penduduk Desa Babakan merupakan pensiunan dari badan usaha yakni BUMN dan juga pensiunan PNS. Berikut data demografi ekonomi atau jenis mata pencaharian penduduk Desa Babakan.

Tabel 5 Jumlah dan persentase penduduk berdasarkan mata pencaharian di Desa Babakan tahun 2013

No Jenis Mata Pencaharian Jumlah (orang) Persentase (%)

1 PNS UMUM 795 14.12 2 PNS Guru 49 0.87 3 Guru Honor/GTY/GTT 30 0.53 4 TNI 7 0.12 5 POLRI 5 0.09 6 Pensiunan TNI/POLRI 165 2.93 7 Pensiunan PNS 790 14.03 8 Pensiunan BUMN 1 955 34.71 9 Karyawan Swasta 855 15.18 10 Buruh/Swasta 358 6.36 11 Tukang 38 0.68 12 Wiraswasta 1 0.02 13 Pedagang Keliling 382 6.78 14 Pedagang 23 0.41 15 Pengemudi Ojeg 20 0.36 16 Ustadz 9 0.16 17 Dokter 9 0.16 18 Bidan 2 0.04 19 Politikus 3 0.05 21 Tidak Bekerja 136 2.42 Total 5 632 100.00

Sumber: Data profil Desa Babakan tahun 2013

Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa sebesar 34.71 persen penduduk Desa Babakan merupakan pensiunan dari BUMN, sebesar 15.18 persen bekerja sebagai karyawan swasta, sebesar 14.12 persen merupakan PNS umum dan sebesar 14.03 merupakan pensiunan PNS. Selanjutnya sebesar 6.78 persen penduduk bekerja

(41)

sebagai pedagang keliling dan sebesar 6.36 merupakan buruh. Dapat dilihat pula masih terdapat sebesar 2.42 penduduk desa yang tidak bekerja.

Penduduk Desa Babakan berdasarkan agama yang dianut juga sangat beragam. Begitu pula dengan suku, tidak ada data yang sah mengenai suku yang terdapat di Desa ini, namun jika dilihat melalui observasi, suku-suku yang terdapat di Desa Babakan sudah sangat beragam. Hal ini selaras dengan penjelasan pihak aparat desa yang mengatakan bahwa saat ini Desa Babakan bisa dikatakan sebagai miniatur dari Indonesia. Keberagaman suku ini merupakan akibat dari keberadaan kampus IPB yang mahasiswanya merupakan pelajar dari berbagai penjuru tanah air serta ditambah lagi penduduk pendatang yang mencari nafkah atau membuka usaha di Desa Babakan.

Infrastruktur Desa Babakan

Sarana dan prasarana desa merupakan hal yang penting untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap berbagai bidang dan pelayanan umum. Sarana dan prasarana di Desa Babakan saat ini sudah relatif memadai meliputi sarana pendidikan, sarana kesehatan, dan fasilitas publik lainnya. Tingkat pendidikan merupakan hal yang penting untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. Berdasarkan profil desa, fasilitas pendidikan berupa sekolah sudah tergolong memadai yakni sudah terdapat fasilitas pendidikan mulai dari tingkat PAUD hingga SMK dan bahkan Perguruan Tinggi. Berikut data sarana dan prasarana pendidikan berdasarkan data monografi desa.

Tabel 6 Jumlah sarana pendidikan berdasarkan jenjang tingkat pendidikan di Desa Babakan tahun 2013

No Jenjang sekolah Status Jumlah

1 PAUD Swasta 3 2 TK Swasta 2 3 SD Negeri 4 4 SMP Negeri 2 5 SMP Swasta 1 6 SMA/SMK Negeri 1 7 SMA/SMK Swasta 3

8 Tempat-tempat Kursus Swasta 2

9 Balai Latihan Kerja (BLK) - 2

8 Institusi Perguruan Tinggi Negeri 1

Sumber: Data profil Desa Babakan, 2013

Selain fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan di Desa Babakan juga sudah memiliki pilihan dan dengan akses yang mudah. Berdasarkan profil desa terdapat posyandu sebanyak 10 buah, poliklinik umum sebanyak empat buah, BKIA/Rumah bersalin sebanyak dua buah dan apotik sebanyak empat buah. Sedangkan untuk tenaga medis yang ada dan melakukan praktek secara umum di Desa Babakan terdapat satu orang Dokter puskesmas, lima klinik dokter praktek swasta dan dua orang bidan Desa Babakan. Selain itu, akses Desa Babakan ke rumah sakit besar juga tergolong mudah dengan jarak tempuh yang tidak jauh dan pilihan transportasi yang beragam.

(42)

25

Dalam hal keagamaan, sarana peribadatan di Desa Babakan terdapat 10 buah Masjid dan 14 buah Mushala. Mushala tersebar hampir di setiap RT dan masjid tersebar hampir di setiap RW. Akses antar dusun di Desa Babakan cukup mudah untuk memungkinkan warga bermobilisasi terbukti dengan adanya jalan aspal atau jalan beton yang menghubungkan setiap dusun dan juga menghubungkan dengan desa lain di sekitarnya. Berikut Tabel 7 memaparkan data sarana perhubungan di Desa Babakan.

Tabel 7 Sarana Perhubungan Desa Babakan tahun 2013

No Sarana Perhubungan Jumlah

1 Jalan beton 5 Km

2 Jalan hotmix 2 Km

3 Jalan aspal 3 Km

4 Gang 5 Km

5 Jembatan 6 Buah

Sumber: Data profil Desa Babakan, 2013

Sarana dan prasarana baik kesehatan, pendidikan, dan fasilitas perekonomian yang sudah tersebar di setiap dusun dapat dengan relatif mudah di akses oleh warga. Di samping itu, semua dusun di Desa Babakan sudah dilalui oleh angkutan umum seperti Angkot dan Ojeg. Begitu pula dengan sarana penerangan listrik di desa ini telah menjangkau hampir seluruh wilayah Kecamatan Dramaga yang dikelola oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN). Jaringan telepon rumah dan telepon seluler juga telah tersedia, terlihat dari banyaknya jumlah usaha penjual pulsa telepon selular.

Letak yang secara fisik bersentuhan langsung dengan kampus IPB Dramaga juga menjadi faktor yang menjadikan Desa Babakan memiliki aksesibilitas yang tergolong mudah terhadap fasilitas-fasilitas sosial dan ekonomi seperti halnya kantor pos, bank, telepon, pasar dan pertokoan. Data potensi Desa Babakan menunjukkan terdapat sembilan unit minimarket1, empat buah fasilitas perbankan berupa bank umum dan satu bank perkreditan rakyat serta terdapat 11 unit akomodasi penginapan2 berupa hotel, wisma dan losmen.

Gambaran Aktivitas Ekonomi

Ekonomi merupakan salah satu pilar penting dalam menopang kehidupan suatu masyarakat. Ketika aktivitas ekonomi desa meningkat, harapannya pendapatan masyarakat desa pun dapat meningkat. Bidang ekonomi berkaitan erat dengan bidang atau sektor pembangunan yang lain, seperti pendidikan, keamanan, infrastruktur, keagamaan dan sosial budaya. Aktivitas ekonomi masyarakat Desa Babakan seperti yang digambarkan pada Tabel 5 di atas tergolong sangat beragam. Jika melihat kembali tabel jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian terlihat bahwa penduduk Desa Babakan sebesar 34.712 persen merupakan pensiunan BUMN, 15.181 persen karyawan swasta dan 14.027 persen

1 Sistem pelayanan mandiri, menjual berbagai jenis barang secara eceran dengan label harga

dengan luas lantai < 400m2)

Gambar

Tabel 1  Ranah identitas Perubahan berdasarkan Level perubahan sosial  Tingkatan (level)  Ranah Identitas Perubahan
Gambar 1  Kerangka Pemikiran
Tabel 2  Definisi operasional
Tabel 3  Luas dan persentase pemanfaatan lahan di Desa Babakan tahun 2013
+7

Referensi

Dokumen terkait