• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komptensi yang diharapkan setelah Anda mempelajari materi ini ialah. 1. Mampu memberikan minimal tiga contoh perspektif dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Komptensi yang diharapkan setelah Anda mempelajari materi ini ialah. 1. Mampu memberikan minimal tiga contoh perspektif dalam"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS

PERSPEKTIF DAN TUJUAN PENDIDIKAN IPS

Pendahuluan

Para mahasiswa sekalian, pada materi pengayaan unit 1 Anda akan memperdalam pemahaman tentang perspektif dan tujua IPS. Untuk itu anda akan lebih banyak berlatih memberikan contoh-contoh dari perspektif dan tujuan IPS, hal ini dimaksudkan supaya Anda benar-benar paham tentang topik yang mendasar dalam mata kuliah ini.

UNIT 1

Komptensi yang diharapkan setelah Anda mempelajari materi ini ialah

1. Mampu memberikan minimal tiga contoh perspektif dalam Pendidikan IPS.

2. Mampu mengaplikasikan tujuan IPS ke dalam rumusan tujuan pembelajaran/ indikator dalam RPP

(2)

Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS

Uraian Materi

Perspektif Pendidikan IPS

Anda Sudah membaca perspektif Pendidikan IPS di unit 1 modul utama. Tentu Anda masih ingat Barr dan teman-temannya merumuskan tiga perspektif tradisi utama dalam IPS. Ketiga tradisi utama tersebut digambarkan dalam bagan di bawah ini.

Bagan 1 : Perspektif Pendidikan IPS

Di bawah ini penulis akan memberikan contoh-contoh aplikasi perspektif Pendidikan IPS, sebagai barikut:

1. Contoh Pendidikan IPS Sebagai Pewarisan Nilai-Nilai Kewarganegaraan Pendidikan IPS sebagai transmisi nilai-nilai kewarganegaraan IPS tujuan utamanya adalah mempersiapkan anak didik menjadi warga negara yang baik. Nilai dan budaya bangsa akan dijadikan landasan untuk pengembangan bangsanya.

Di bawah ini adalah adalah Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran IPS Kelas IV Semester 2. Perhatikan oleh Anda ! Manakah KD yang berkaitan langsung dengan IPS sebagai pewarisan

(3)

Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS

nilai kewarganegaraan ? Tentu Anda akan dengan mudah menjawabnya, karena KD yang berhubungan dengan hal itu adalah KD yang berbunyi “Meneladani kepahlawanan dan patriotisme tokoh-tokoh di lingkungannya”.

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1. Memahami sejarah, kenampakan alam, dan keragaman suku bangsa di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi

• Membaca peta lingkungan setempat (kabupaten/kota, provinsi) dengan menggunakan skala sederhana

• Mendeskripsikan kenampakan alam di

lingkungan kabupaten/kota dan provinsi serta hubungannya dengan keragaman sosial dan budaya

• Menunjukkan jenis dan persebaran sumber daya alam serta pemanfaatannya untuk kegiatan ekonomi di lingkungan setempat

• Menghargai keragaman suku bangsa dan budaya setempat (kabupaten/kota, provinsi)

• Menghargai berbagai peninggalan sejarah di lingkungan setempat (kabupaten/kota, provinsi) dan menjaga kelestariannya

• Meneladani kepahlawanan dan patriotisme tokoh-tokoh di lingkungannya

Bagan 3 : Standar Komptensi dan Komptensi Dasar IPS Kelas IV SM II

Perhatikan pula SK dan KD untuk kelas V semester II untuk mata pelajaran IPS SD di bawah ini ! Silakan identifikasi oleh Anda ! KD mana yang berkaitan dengan IPS sebagai pewarisan nilai-nilai kewarganegaraan ? Tentu jawabnya adalah KD yang berkaitan dengan hal tersebut untuk kelas V semester II adalah seluruh KD pada semester tersebut.

(4)

Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankaan kemerdekaan Indonesia

• Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang

• Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia

• Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan

• Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan

Bagan 4: Standar Komptensi dan Komptensi Dasar Kelas V Semester II

Bila kita perhatikan salah satu perspektif IPS sebagai transmisi nilai-nilai kewarganegaraan sudah termuat dalam kurikulim IPS SD. Perspektif ini tentu sangat dekat dengan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan , hal ini dapat kita maklumi bahwa IPS di Negara kita banyak mengadopsi IPS (Social Studies) dari Amerika. Di Amerika Serikat tidak ada label mata pelajaran Civic Education (PKn) , tetapi materi Pendidikan Kewarganegaraan dimasukan dalam IPS, jadi bisa dikatakan IPS adalah PKn atau PKn adalah IPS.

Salah satu hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam transmisi nilai-nilai kewarganegaraan adalah nilai-nilai “Patriotisme”.Kurangnya semangat patriotism generasi muda tercermin dari kurangnya pemahaman tentang sejarah perjuangan bangsanya. Contoh di bawah ini merupakan fenomena patriotisme yang memprihatinkan di negara kita.

“Bercermin Dari Keteladanan dan Patriotisme Pejuang Bangsa Pada Peristiwa 29 Juli 1947”

(5)

Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS

Ada apa

dengan peristiwa 29 Juli 1947 bagi Bangsa dan Negara Indonesia ? Banyak yang tidak tahu diantara generasi muda mengenai peristiwa penting

pada tanggal tersebut. Seperti pada tanggal tersebut ada dua peristiwa sejarah yang terlupakan oleh Bangsa Indonesia yang telah dilakukan para pejuang yang sekaligus Perintis terbentuknya TNI Angkatan Udara.

Pertama, peristiwa serangan udara yang dilakukan para Prajurit TNI Angkatan Udara yang melakukan pengeboman di markas militer Belanda di Semarang, Salatiga dan Ambarawa pada pagi buta. Pelakunya para Kadet Penerbang Sekolah Penerbang Maguwo, Yogyakarta yang didirikan pada tanggal 15 Noveber 1945 oleh Komodor Muda Udara A. Adisutjipto dan kawan, yaitu Kadet Penerbang Mulyono, Kadet Penerbang Sutardjo Sigit dan Kadet Penerbang Suharnoko Harbani dengan menggunakan sebuah pesawat Guntei dan dua buah pesawat Cureng. Serangan udara ini merupakan balasan atas agresi militer yang dilakukan Belanda. Serangan pengeboman ini oleh para pelaku disebut sebagai “Gerilya Udara”.

Walaupun hasilnya secara fisik tidak menimbulkan kerusakan yang berat bagi pihak Belanda tetapi secara politis gaungnya sampai dunia internasional yang menunjukan tentang kedaulatan Republik Indonesia yang telah memiliki Tentara Republik Indonesia Angkatan Udara yang berjuang dalam menegakkan dan mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia dari cengkraman penjajahan babak kedua oleh Belanda. Peristiwa pengeboman ini merupakan serangan udara yang pertama kalinya dilakukan pejuang udara.

Kedua, peristiwa gugurnya para pejuang dan petinggi TNI Angkatan Udara yang merupakan perintis dan pendiri TNI Angkatan Udara pada sore

(6)

Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS

harinya yang sedang melakukan tugas kemanusiaan membawa bantuan berupa obat-obatan dari Palang Merah Malaya untuk Palang Merah Indonesia. Para perintis TNI Angkatan Udara yang gugur dalam peristiwa tersebut yaitu, Komodor Muda Udara A. Adisutjipto, Komodor Muda Udara Abdulrachman Saleh dan Adi Sumarmo. Pesawat Dakota yang disewa dari perusahaan penerbangan India dengan kode VT-CLA yang ditumpanginya jatuh ditembak pesawat tempur Belanda saat akan mendarat di pangkalan udara Maguwo, Yogyakarta.

Keteladanan, Bagaimana para prajurit angkatan udara bisa membangun kekuatan udara.

Semua itu karena dilandasi jiwa dan semangat patriotisme demi tegaknya kedaulatan NKRI. Pesawat-pesawat rusak - yang boleh dikatakan sudah menjadi rongsongan besi tua - dari bekas penjajahan Jepang dengan tekad membara memperbaikinya sampai bisa terbang kembali, sehingga menjadi alat utama sistem senjata udara TNI AU serta digunakan untuk latihan terbang bagi para kadet penerbang Sekolah Penerbang Maguwo. Semua yang dilakukan tidak menunggu atau mengharap anggaran dari pemerintah karena memang saat itu pemerintah belum punya uang. Jangankan untuk membeli pesawat terbang, untuk mempersenjatai para pejuang saja belum sanggup. Modal utama yang dimiliki pejuang udara hanyalah sikap dan mental patriotisme dan profesionalisme.

Pengorbanan, keistimewaan terbesar para pahlawan adalah pada hal ini, pengorbanan. Tentu kita ingat betapa banyaknya pertempuran yang telah terjadi dan memakan korban jiwa yang besar demi kemerdekaan bangsa dan negara kita ini. Seorang pahlawan dapat mengesampingkan ego, kepentingan pribadinya sendiri demi kepentingan banyak orang di bawah naungan Garuda. Hal ini tentu patut kita teladani dalam kehidupan kita sehari-hari dalam

(7)

Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS

mengisi kemerdekaan negeri ini.

Kejujuran, suatu bentuk kepahlawanan yang lain adalah kejujuran, yang banyak dianggap sepele namun memiliki arti yang sungguh besar bagi kelangsungan hidup bangsa dan negara. Pahlawan adalah manusia yang jujur, jujur pada dirinya sendiri dan jujur pada khayalak umum. Jujur pada diri sendiri dalam arti bahwa ia akan membela bangsanya dengan cara apapun sesuai dengan kemampuannya. Generasi muda seharusnyalah memiliki aspek ini, suatu aspek yang dibutuhkan setiap umat manusia.

Peduli lingkungan, lingkungan berpengaruh besar terhadap kepribadian seseorang, tak terkecuali bagi para pahlawan. Secara sosial, pahlawan adalah orang yang berwawasan luas dan global, bertindak secara nyata dalam memperbaiki lingkungannya serta selalu ingin memberi yang terbaik bagi masyarakat sekitarnya. Hal ini patut dimiliki generasi muda karena dengan kepedulian tentu lingkungan di sekitar kita menjadi lebih baik dari sebelumnya. Sebagai mahasiswa, mungkin kita dapat memulainya dari hal-hal kecil seperti peduli pada lingkungan di sekitar kampus atau universitas kita tercinta ini. Dengan begitu semangat patriotisme dan nasionalisme akan tumbuh membawa benih-benih cinta tanah air.

2. Contoh IPS Sebagai Ilmu Sosial

Perspektif yang kedua dari IPS ialah ”IPS sebagai Ilmu Sosial”, Anda tentunya masih ingat ketika Ilmu Pengetahuan Sosial diajarkan sebagai Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial, terdapat dua pemahaman tentang persfektif, yaitu:

Pertama : IPS diajarkan sebagai Ilmu-ilmu Sosial secara terpisah (separated approach)

Kedua: IPS diajarkan sebagai ilmu –ilmu sosial secara terpadu (integrated approach)

(8)

Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS

Bagan 2 : IPS Sebagai Ilmu Sosial

IPS Diajarkan Sebagai Ilmu Sosial Secara Terpisah

Ketika Anda mengajarkan topik tentang uang dengan hanya membahas dari sudut ilmu ekonomi saja, maka anda sedang memperlakukan IPS sebagai ilmu social secara terpisah. Ketika IPS diajarkan sebagai ilmu sosial secara terpisah atau pendekatan dengan suatu ilmu sering disebut dengan pendekatan monodisipliner. Sementara pendekatan dengan banyak ilmu lajim di sebut pendekatan interdisipliner/ multidisipliner. Pemecahan masalah dalam IPS tidak memungkinkan menggunakan pendekatan monodipliner atau ilmu social secara terpisah, karena masalahnya tidak hanya berkaitan dengan satu ilmu saja,tetapi dengan pendekatan interdisipliner atau multidisipliner karena masalahnya menyangkut banyak ilmu. Ciri pokok atau kata kunci dari pendekatan monodisipliner adalah mono (satu ilmu) atau satunya itu.

IPS Diajarkan Sebagai Ilmu Sosial Secara Terpadu

Ketika topik tentang uang Anda ajarkan di kelas tidak hanya dengan menggunakan ilmu ekonomi, tetapi juga dengan ilmu lainya seperti sosiologi, antropologi, politik, matematika, dan lainnya, maka Anda mengajarkan IPS secara terpadu. Ada beberapa macam model penggunaan IPS secara terpadu dengan menggabungkan beberapa disiplin ilmu,

(9)

Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS

Apabila dirinci berdasarkan karakteristiknya pendekatan interdisipliner ini dapat dibagi ke dalam 4 jenis pendekatan, yaitu pendekatan interdisipliner (arti sempit), pendekatan multidisipliner (arti sempit) pendekatan transdisipliner, dan pendekatan krosdisipliner. Maksud dari ke empat pendekatan tersebut, dapat dilihat di bawah ini. Perhatikan penjelasan di bawah ini !

1. Pendekatan Interdisipliner

Pendekatan Interdisipliner (interdisciplinary approach) ialah pendekatan dalam pemecahan suatu masalah dengan menggunakan tinjauan berbagai sudut pandang ilmu serumpun yag relevan secara terpadu. Di maksud dengan ilmu serumpun ialah ilmu-ilmu yag berada dalam rumpun ilmu tertentu, yaitu rumpun Ilmu-Ilmu kealaman (IIK), rumpun Ilmu Ilmu Sosial (IIS), atau rumpun Ilmu Ilmu Budaya (IIB) secarac alternatif. Ilmu yang relevan maksudnya ilmu-ilmu yang cocok di gunakan dalam pemecahan suatu masalah.

Adapun terpadu maksudnya ilmu ilmu yang digunakan dalam pemecahan suatu masalah melalui pendekatan ini terjalin satu sama lain secara tersirat (implicit) merupakan suatu kebulatan atau kesatuan pembahasan atau uraian termasuk dalam setiap sub-sub uraiannya kalau pembahasan atau uraian itu terdiri atas sub-sub uraian. Ciri pokok atau kata kunci dari pendekatan indisipliner ini adalah inter (terpaduantar ilmu dalam rumpun ilmu yang sama) atau terpadunya itu.

2. Pendekatan Multidisipliner

Pendekatan Multidisipliner (multidisciplinary approach) ialah pendekatan dalam pemecahan suatu masalah dengan menggunakan tinjauan

Pendekatan pemecahan masalah IPS yang menggunakan dua ilmu atau lebih secara umum atau arti luas di sebut juga dengan pendekatan interdisipliner atau pendekatan multidisipliner yang sering pula ditulis pendekatan interdisipliner/multidisipliner.

(10)

Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS

berbagai sudut pandang banyak ilmu yang relevan. Ilmu ilmu yang relevandi gunakan bisa dalam rumpun Ilmu Ilmu Kealaman (IIK), rumpun Ilmu Ilmu Sosial (IIS), atau rumpun Ilmu Ilmu Budaya (IIB) secara alternatif.

Penggunaan ilmu-ilmu dalam pemecahan suatu masalah melaelui pendekatan ini denga tegas tersurat (explicit) dikemukakan dalam suatu pembahasan atau uraian termasuk dalam setiap urain sub sub uraiannya bila pembahasan atau uraian itu terdiri ats sub-sub uraian. Di sertai kontribusinya masing masing secara tegas bagi pencarian jalan keluar daru masalah yang di hadapi. Ciri poko atau kata kunci dari pendekatan multidisipliner ini adalah multi (bamyak ilmu dalam rumpun ilmu yang sama) atau banyaknya itu.

3. Pendekatan Transdisipliner

Pendekatan Transdisipliner (transdisciplinary approach) ialah pendekatan dalam pemecahan suatu masalah dengan menggunakan tinjauan ilmu yang relatif di kuasai dan relevan dengan masalah yang akan di pecahkan tetapi berada di luar keahlian sebagai hasil pendidikan formal (formal education) dari orang yang memecahkan masalah tersebut. Ilmu yang berada di luar keahlian yang akan di gunakan olehseseorang itu bisa satu atau lebih ilmu.

Namun, biasanya untuk keperluan kedalaman pembahasan orang itu hanya menggunakan satu ilmu saja di luar keahliannya itu. Ilmu yang relevan di gunakan bisa dalam rumpun Ilmu Ilmu Kealaman (IIK),rumpun Ilmu Ilmu sosial (IIS), atau rumpun Ilmu Ilmu Budaya (IIB) secara alternatif. Penggunaan ilmu atau ilmu ilmu dalam pemecahan suatu masalah melalui pendekata ini bisa secara tersirat atau tersurat, tetapi akan lebih baik dan biasasnya memang tersurat. Hal itu di lakukan unutuk menunjukan pertanggungjawaban keilmuan orang tersebut. Pendekatan ini dahulu kurang diterima karena di anggap melanggar etika keilmuanoleh para ahli ilmu terutama oleh mereka yang ilmunya di gunakan oleh orang yang bukan ahlinya itu.

(11)

Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS

Akan tetapi, dewasa ini hal tersebut dimungkinkan karena pasatnya perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks) lagi pula kompleksnya permasalaha yang pada umumnya sulit dipecahkan oleh hanya dengan pendekatan satu ilmu (pendekatan monodisipliner ) saja. Bahkan saat hal yang diterima baik oleh kalangan ilmuan termasuk oleh ilmuan ahlinya asalkan dalam pemecahan suatu masalah itu menunjukan kualitas dan kebenaran yang memadai.

Dengan demikian, seseorang meggunakan pendekatan transdisipliner harus pula di penuhi syarat sebagai berikut :

a) Menggunakan ilmu di luar ilmu keahlian utamanya, biasanya dalam memecahkan suatu masalah menggunakan satu ilmu di luar ilmu keahliannya itu.

b) Ilmu yang digunakan barada dalam rumpun ilmu yang sama denga ilmu keahlian utamanya.

c) Memahami dengan baik ilmu yang digunakan di luar keahlian ilmu utamanya itu.

d) Menunjukan hasil dengan kualitas dan kebenaran yang memadai. Ciri pokok atau kata kunci dari pendekatan transdisipliner adalah trans (lintas ilmu dalam rumpun ilmu yang sama) atau melintasnya itu. 4. Pendekatan Krosdisipliner.

Pendekatan Krosdisipliner (crossdisiplinary approach) ialah pendekatan dalam pemecahan suatu masalah dalam IPS dengan menggunakan tinjaun dua atau lebih ilmu dalam dua atau lebih rumpun ilmu yang relevan. Ilmu-ilmu yang relevan digunakan barada dalam dua atau lebih rumpun ilmu itu bisa antara rumpun Ilmu Ilmu Kealaman (IIK) dan rumpum Ilmu Ilmu Sosial (IIS), rumpum Ilmu Ilmu Kealaman (IIK) dan rumpun Ilmu Ilmu Budaya (IIB), rumpun Ilmu Ilmu Sosial (IIS) dan rumpun Ilmu Ilmu Budaya (IIB), atau sekaligus menyangkut ketiga rumpun ilmu tersebut, yaitu rumpun Ilmu Ilmu Kealaman (IIK), rumpun Ilmu Ilmu Sosial (IIS), dan rumpum Ilmu Ilmu Budaya (IIB).

(12)

Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS

3. Contoh IPS Sebagai Reflective Inquiry

IPS sebagai cara berpikir reflektif (reflective inquiry), karena itu IPS menekankan pada penyelidikan (Inquiry) terhadap suatu masalah. Dalam Reflective Inquiry, penekanan yang terpenting adalah bagaimana kita memberikan motivasi agar siswa dapat berpikir. Guru membantu siswa untuk menggunakan pikirannya secara logis dan mengadakan penelitian secara ilmiah untuk mendapatkan jawaban atas issu-issu, pertanyaan-pertanyaan, atau masalah-masalah yang diajukan. Cara yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah secara ilmiah adalah metode inquiri (Inquiry Method).

Anda bisa memberikan kasus, masalah atau pertanyaan, contohnya :kemacetan lalu lintas.

1. Apakah siswa merasakan ada masalah dengan hal tersebut ?

2. Mintalah siswa dan guru merumuskan masalah, misalnya : a. Bagaimana membatasi penggunaan kendaraan bermotor ? atau b. Bagaimana menyediakan sarana angkutan umum yang nyaman, aman, dan murah?

3. Mintalah siswa untuk membuat jawaban sementara atas pertanyaan tersebut di atas.

4. Mintalah siswa untuk mengumpulkan data /informasi yang berkaitan dengan masalah tersebut, bisa dari Koran, majalah, buku, internet, dan lain-lain. Kemudian Reflective Inquiry

Reflection ... "a thinking process through which

individuals examine their experiences to better understand the assumptions and implications of events and actions in their lives." ~ Wallace, 1996, pp. 16-17

Inquiry ... a close examination of a matter for information or truth

(13)

Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS

cocokan jawaban sementara di atas setelah data-data terkumpul , sesi ini bisa disebut juga menguji atas jawaban sementara (hipotesa).

5. Siswa bersama-sama membuat kesimpulan dan rekomendasi.

Dengan mengunakan metode ini suatu masalah yang semula masih kabur atau samar-samar menjadi jelas. Dalam cara kerjanya metode ini menawarkan dan menempuh tahapan tertentu dalam memecahkan masalah. Hal ini harus kita biasakan kepada anak didik untuk berpikir memecahkan masalah.

LATIHAN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut!

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan citizenship transmission dalam perspektif IPS !

2. Jelaskan perspektif IPS sebagai reflective inquiry !

Rambu-Rambu Jawaban Latihan

Untuk menjawab latihan tersebut di atas , Anda harus membaca dan memahami unit 1 sub unit 1 dengan cermat. Pemahaman Anda akan materi tersebut di atas akan memberikan dasar yang kuat untuk dapat mengembangkan pembelajaran pengetahuan.

1. IPS sebagai pewarisan nilai-nilai kewarganegaraan tujuan utamanya adalah mempersiapkan anak didik menjadi warga negara yang baik. social secara terpadu menekankan kepada masalah-masalah social yang hidup dalam lingkungan anak.

2. IPS diajarkan sebagai reflective inquiry, maka penekanan yang terpenting adalah bagaimana kita memberikan motivasi agar siswa dapat berpikir. Guru

(14)

Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS

membantu siswa untuk menggunakan pikirannya secara logis dan mengadakan penelitian secara ilmiah untuk mendapatkan jawaban atas issu-issu, pertanyaan-pertanyaan, atau masalah-masalah yang diajukan. Guru tidak mengajar siswa untuk menghapalkan issu atau masalah tersebut, tetapi mengevaluasi bahan-bahan tersebut secara kritis.

RANGKUMAN

Barr dan teman-temannya (Nelson, 1987; Chapin dan Messick,1996) merumuskan tiga perspektif tradisi utama dalam IPS. Ketiga tradisi utama tersebut ialah:

1. IPS diajarkan sebagai pewarisan nilai kewarganegaraan (citizenship transmission).

2. IPS diajarkan sebagai ilmu-ilmu sosial.

(15)

Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS

Tujuan Pendidikan IPS

Uraian Materi

Sebagai guru yang sudah lama mengajar Anda tentu sudah paham bahwa tujuan pembelajaran mencakup aspek kognitif, afketif, dan psikomotor. Namun seringkali kita mengajar hanya menekankan pada aspek kognitif saja. Pendidikan IPS memiliki tujuan yang lengkap, oleh karena itu kita harus menggunakan seluruh ranah tujuan tersebut, yaitu :

Tujuan Kognitif dalam IPS

Pengetahuan yang diperlukan oleh siswa dalam IPS ialah , seperti tergambar dalam bagan berikut : Fakta, konsep-konsep, generalisasi, dan teori dari berbagai disiplin ilmu dapat dijadikan bahan untuk mengkaji sutau topik persoalan. Oleh karena itu di dalam IPS para guru harus mampu menyajikan dengan gamblang konsep ataupun informasi tersebut ke dalam susunan pengetahuan yang telah dimiliki siswa. Jika kita menginginkan anak didik kita menjadi pemikir dan pengambil keputusan yang baik, maka kita harus membiasakan mereka dengan ketelitian, kejelasan, dan bahasa yang baik. Kita harus mendorong mereka untuk kritis, banyak membaca baik itu dari media cetak maupun maupun media elektronik, terbiasa menulis essay, dan kritis terhadap penomena-penomena sosial. Kesadaran akan pentingnya hubungan antara bahan IPS (social studies content), ketrampilan, dan konteks pembelajaran (learning contexs) dapat membatu kita untuk mengembangkan suatu IPS yang kuat kadar inquiri sosialnya.

Tujuan Ketrampilan dalam IPS

Anda sudah memahami beberapa ketrampilan yang hendak dicapai dalam IPS, seperti

1. Ketrampilan mendapatkan dan mengolah data.

(16)

Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS

2. Ketrampilan menyampaikan gagasan, argumen, dan cerita. 3. Ketrampilan menyusun pengetahuan baru.

4. Ketrampilan berpartisipasi di dalam kelompok.

Di samping keterampilan di atas perlu juga ditambahkan ketrampilan sebagai berikut :

KETERAMPILAN (SKILLS) Dalam IPS

APENELITIAN (RESEARCH)

A BERPIKIR (THINKING SKILLS)

APARTISIPASI SOSIAL (SOCIAL PARTICIPATION SKILLS)

A BERKOMUNIKASI (COMMUNICATION SKILLS)

(17)

Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS

Tujuan Afektif dalam IPS

NILAI DAN SIKAP (VALUES & ATTITUDES)

ANILAI DALAM MASYARAKAT PLURALIS (PLURALIST SOCIETY, MOZAIC SOCIETY, ) -BHINNEKA TUNGGAL IKA

A PROSEDURAL VALUES (KEMERDEKAAN, TOLERANSI, KEADILAN, MENGHORMATI KEBENARAN, MENGHORMATI PENDAPAT)

ASUBSTANTIVE VALUES (NILAI YANG DIYAKINI

SISWA/KELOMPOK MASYARAKAT )

LATIHAN

Jelaskan aspek-apek pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap dari pelajaran IPS !

Panduan Jawaban

Aspek pengetahuan Siswa perlu memahami hal-hal berkaitan fakta, konsep, generalisasi, dan teori.

Aspek ketrampilan: Ketrampilan yang perlu dikembangkan dalam pendidikan IPS mencakup hal-hal sebagai berikut:

1) Ketrampilan mendapatkan dan mengolah data;

2) Ketrampilan menyampaikan gagasan, argumen, dan cerita/komunikasi; 3) Ketrampilan menyusun pengetahuan baru;

4) Ketrampilan berpartisipasi di dalam kelompok/partisipasi sosial.

Aspek Nilai dan sikap: Dalam hubungannya dengan nilai dalam pendidikan IPS, seorang guru harus mendorong anak memiliki nilai pluarisme, multikulturalisme.

RANGKUMAN

IPS bertujuan supaya memiliki pengetahuan ,nilai – sikap, dan ketrampilan tentang hal-hal dunia luar yang luas dan juga tentang dunia lingkungannya yang

(18)

Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS

sempit. Siswa perlu memahami hal-hal berkaitan dengan individunya, lingkungannya, masa lalu, masa kini, dan masa datang.

TEST FORMATIF

1. IPS sebagai pewarisan nilai-nilai kewarganegaraan tujuan utamanya adalah mempersiapkan anak didik menjadi warga negara yang baik. Salah satu contohnya adalah:

a. siswa diajari untuk dapat membuat keputusan dan tindakan yang rasional. b. bagaimana kita memberikan motivasi agar siswa dapat berpikir.

c. Indonesia mencita-citakan anak-anak bangsanya menghormati budayanya, d. kemampuan menyelesaikan konflik dengan cara damai tanpa kekerasan

2. IPS diajarkan sebagai Ilmu-ilmu Sosial secara terpisah (separated approach), artinya:

a. IPS diajarkan sebagai ilmu-ilmu sosial adalah mendidik anak untuk memahami ilmu-ilmu sosial.

b. Dalam IPS suatu topik yang berangkat dari suatu persoalan, issu, atau pertanyaan yang bersifat sosial

c. IPS sebagai pewarisan nilai-nilai kewarganegaraan

d. IPS mampu menggunakan keterampilan berpikir baik secara individu maupun kelompok

3. Ketika IPS diajarkan sebagai reflective inquiry, maka penekanan yang terpenting adalah:

a. mengembangkan seluruh potensi siswa baik pengetahuan, fisik, sosial, dan emosinya

b. memiliki kemapuan membaca dan matematika yang baik, serta memiliki ketrampilan

c. bagaimana kita memberikan motivasi agar siswa dapat berpikir.

d. bagaimana siswa mengangkat suatu topik yang berangkat dari suatu persoalan, issu, atau pertanyaan yang bersifat sosial.

(19)

Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS

4. Ketrampilan untuk mengembangkan kemampuan siswa membaca, meneliti, mencari informasi, dan menggunakan bahasa dan metode ilmu-ilmu sosial , termasuk :

a. Ketrampilan menyampaikan gagasan, argumen, dan cerita. b. Ketrampilan menyusun pengetahuan baru.

c. Ketrampilan berpartisipasi di dalam kelompok. d. Ketrampilan mendapatkan dan mengolah data.

5. IPS harus dirancang untuk dapat mengembangkan kemampuan siswa mengkoseptualisasi informasi-informasi yang tidak familiar dengan dirinya, hal ini termasuk :

a. Ketrampilan menyampaikan gagasan, argumen, dan cerita. b. Ketrampilan menyusun pengetahuan baru.

c. Ketrampilan berpartisipasi di dalam kelompok. d. Ketrampilan mendapatkan dan mengolah data

GLOSARIUM

Citizenship Transmission : pewarisan nilai-nilai kewarganegaraan dengan tujuan utamanya untuk mempersiapkan anak didik menjadi warga negara yang baik.

Dimensi : ukuran; takaran; matra.

(20)

Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS

DAFTAR PUSTAKA

Alter, G. (1994). Global perspective in a new world. Social Studies & the Young Learner, 6 (4), 2-3.

Anderson, T. (1996). What in the world is constructivism. Learning. March/April, p. 48-51.

Blankenship, G. (1994). Social studies curriculum renewal. Social Studies & the Young Learner, 6 (4), 14-16.

Chapin, June R. & Messick, Rosemary G. (1996). Elementary social studies (3rd ed.). New York: Longman Publisher, USA

Department of Education and Culture of Republic of Indonesia (1993). Kurikulum Pendidikan Dasar: Garis-garis besar program pengajaran [Curriculum for basic education: The outlines of instructional program]. Jakarta: Department of Education and Culture.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pada historis dan Yuridis Daerah Istimewa Yohgyakarta seharusnya Badan Perwakilan Daerah RI, Dewan Perwakilan Rakyat RI dan Pemerintah RI (Menteri Dalam

Kehidupan di bumi adalah kehidupan bertenaga surya, kloroplas tumbuhan menangkap energi cahaya yang telah menempuh jarak 150 juta kilometer dari matahari dan

Implementasi teori entrepreneur (kewirausahaan) pada dasarnya adalah suatu usaha yang dilakukan melalui pengawasan melekat oleh diri sendiri melalui kreatifitas

CTL (Contectual Teaching and Learning) lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di SMP Negeri 2 Jeruklegi

Korban Laki-laki, usia 15 tahun ditemukan pakaian mayat tidak ada, gigi geligi lengkap dua puluh delapan buah, lebam mayat terdapat pada bagian punggung berwarna

Pendekatan transdisipliner ialah pendekatan dalam pemecahan suatu masalah dengan menggunakan tinjauan ilmu yang relatif dikuasai dan relevan dengan masalah yang akan dipecahkan

Dengan melakukan perhitungan dan langkah-langkah yang sama untuk setiap pengujian maka dapat ditentukan nilai viskositas akhirnya adalah sebagai nilai..

Pada Tabel 7 dapat terlihat dari hasil tes uji statistik bahwa nilai signifikan yaitu 0,03 sehingga nilai signifikannya <0,05 berarti H1 (bermakna) atau terdapat perbedaan