• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT KATARINA UTAMA Tbk. LAPORAN KEUANGAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2010 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN 2009 YANG TIDAK DIAUDIT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT KATARINA UTAMA Tbk. LAPORAN KEUANGAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2010 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN 2009 YANG TIDAK DIAUDIT"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

PT KATARINA UTAMA Tbk.

LAPORAN KEUANGAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2010

DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN 2009 YANG TIDAK DIAUDIT

(2)

DAFTAR ISI

Halaman

Neraca 1 – 2

Laporan Laba Rugi 3

Laporan Perubahan Ekuitas 4

Laporan Arus Kas 5 – 6

(3)

ASET Aset Lancar

Kas dan Setara Kas 2b,3 59.949.395 9.557.010.313 Piutang Usaha

Hubungan Istimewa 2c,2d,4, 8.606.952.816 9.057.797.935 Pihak Ketiga 2c,4 12.502.336.172 19.927.571.007 Piutang Lain–Lain

Pihak Ketiga - 32.951.830

Pajak Dibayar Dimuka 2k,12 120.177.523 236.125.326

Uang Muka Proyek 2e,5,

21l,21m 29.600.000.000 29.600.000.000 Biaya Dibayar Dimuka dan Aset

Lancar Lainnya 2e,6 652.895.103 1.766.601.485

Jumlah Aset Lancar 51.542.311.009 70.178.057.896

Aset Tidak Lancar

Piutang Lain – Lain

Hubungan Istimewa 2d,4 75.122.785 75.122.785

Aset Pajak Tangguhan – Bersih 2k,12 181.203.089 125.102.468 Uang Muka Pembelian Aset Tetap 7,21k 40.882.974.027 41.483.608.024 Aset Tetap – Setelah Dikurangi

Akumulasi Penyusutan

2f,2g,2l,

8

1.644.268.917 2.428.625.372 Aset Lain – Lain 2n,9,21i 18.681.000 1.651.839.244 Jumlah Aset Tidak Lancar 42.802.249.818 45.764.297.893

JUMLAH ASET 94.344.560.827 115.942.355.789

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan  bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruha 

(4)

Catatan 2010 2009 KEWAJIBAN DAN EKUITAS

KEWAJIBAN Kewajiban Lancar

Hutang Bank 10 1.395.341.797 3.437.286.685

Hutang Usaha 11 - 4.650.000.000

Hutang Pajak 2k,12 913.675.806 2.506.470.120

Biaya Yang Masih Harus Dibayar dan Hutang Lain – Lain

2d

1.703.365.735 794.969.220 Hutang Jangka Panjang yang Jatuh

Tempo Dalam Waktu Satu Tahun

Sewa Pembiayaan 2l,13 12.232.000 37.138.000

Jumlah Kewajiban Lancar 4.024.615.338 11.425.864.025 Kewajiban Tidak Lancar

Hutang Subordinasi – Hubungan

Istimewa 2d 273.990.000 1.717.970.997

Estimasi Kewajiban atas Imbalan

Kerja Karyawan 2j, 609.904.995 425.485.995

Hutang Jangka Panjang – Setelah Dikurangi Bagian yang Jatuh Tempo

Dalam Satu Tahun Sewa Pembiayaan 2l,13 29.505.000 105.438.500 Jumlah Kewajiban Tidak

Lancar 913.399.995 2.248.895.492

JUMLAH KEWAJIBAN 4.938.015.333 13.674.759.517

EKUITAS

Modal Saham – Nilai Nominal Rp 100 per Saham (2009,2008) dan Rp 100.000 per saham (2007).

Modal Dasar 2.400.000.000 saham (2009, 2008) dan 18.860 saham (2007).

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 810.000.000 saham (2009), 610.000.000 saham (2008) dan 18.660 saham (2007) 14,20 81.000.000.000 81.000.000.000 Agio Saham 12.600.000.000 12.600.000.000 Saldo Laba/Rugi

Telah Ditentukan Penggunaannya – –

Belum Ditentukan Penggunaannya (4.193.454.506) 8.667.596.272

JUMLAH EKUITAS 89.406.545.494 102.267.596.272

JUMLAH KEWAJIBAN DAN

EKUITAS 94.344.560.827 115.942.355.789

(5)

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan  bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan      Catatan 2010 2009 PENDAPATAN 2h,4,15 3.207.856.639 26.108.720.010

BEBAN POKOK PENDAPATAN 2h,16 ( 5.151.807.399 )(12.969.572.828 )

LABA KOTOR (1.943.950.760) 13.139.147.182

BEBAN USAHA

Umum dan Administrasi 2h,17 ( 6.489.589.745)( 6.645.514.399)

LABA USAHA (8.433.540.505) 6.493.632.783

PENGHASILAN (BEBAN) LAIN– LAIN

Penghasilan Bunga 2h 6.876.606 41.394.254

Selisih Kurs – Bersih 2h,2i (187.392) (304.367)

Beban Keuangan 2h ( 208.980.055 )( 477.883.910)

Lain lain 80.173.000

Jumlah Penghasilan (Beban)

Lain – Lain ( 122.117.841)( 436.794.023 )

LABA SEBELUM BEBAN PAJAK

PENGHASILAN (8.555.658.346) 6.056.838.760

MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN

Pajak Kini - (1.695.914.853)

Pajak Tangguhan - -

BEBAN PAJAK PENGHASILAN - -

LABA/RUGI BERSIH (8.555.658.346) 4.360.923.907

(6)

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan 

bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan   

 

Saldo Laba

Catatan Saham Modal

Telah Ditentukan Penggunannya

Belum Ditentukan

Penggunannya Jumlah Ekuitas

Saldo 31 Desember 2008 60.000.000.000 – 4.306.672.365 64.306.672.365

Setoran Modal Tunai Agio Saham 21.000.000.000 12.600.000.000 – - - 21.000.000.000 12.600.000.000 Laba Bersih Sept Tahun

2009 – – 4.360.923.907 4.360.923.907

Saldo 30 Sept 2009 93.600.000.000 – 8.667.596.272 102.267.596.272

Saldo 31 Desember 2009 93.600.000.000 4.362.203.840 97.962.203.840

Setoran Modal Tunai - – – -

Agio Saham - – – -

Laba/rugi Bersih Tahun

2010 – – (8.555.658.346) (8.555.658.346)

Saldo 30 Sept 2010 93.600.000.000 – (4.193.454.506) 89.406.545.494

(7)

        Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan  bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan  Catatan 2010 2009

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan Kas dari Pelanggan 6.588.565.210 10.450.823.056

Pembayaran Kas Kepada Pemasok ( 6.179.070.954)( 11.304.521.051 )

Pembayaran Kas Kepada Karyawan ( 1.113.736.445)( 1.665.051.777 )

Kas yang Diperoleh dari (Digunakan

untuk) Aktivitas Operasi (704.242.189) ( 2.518.749.772)

Pembayaran Beban Keuangan ( 81.599.967)( 450.851.828)

Pembayaran Beban Usaha ( 4.967.640.028) (21.099.232.306) Pembayaran Pajak Penghasilan ( 355.147.817) 137.137.923 Penerimaan (Pembayaran) Pajak

Pajak Pertambahan Nilai - -

Penerimaan (Pembayaran) Piutang Lain–

Lain - -

Pembayaran Aset Lain–Lain - -

Penghasilan Bunga - -

Penerimaan (Pembayaran) Lain–Lain 1.609.672.059 (436.489.656)

Kas Bersih yang Diperoleh dari

(Digunakan untuk) Aktivitas Operasi ( 4.498.957.942)( 24.368.185.639) ARUS KAS DARI AKTIVITAS

INVESTASI

- -

Perolehan Aset Tetap 13.677.000 (844.404.138)

Hasil Penjualan Aktiva Tetap - –

Kas Bersih yang Digunakan untuk

(8)

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan 

bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan   

Catatan 2010 2009

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Setoran Modal Tunai - 33.600.000.000

Penambahan Hutang Bank ( 277.713.732) 1.150.371.020 Penambahan (Pengurangan) Hutang

(Piutang) Hubungan Istimewa 273.990.000 (276.350.959)

Agio Saham - –

Hutang Sewa Pembiayaan (70.461.000) 217.309.829 Kas Bersih yang Diperoleh dari

(Digunakan untuk) Aktivitas

Pendanaan (74.184.732) 34.691.329.890

KENAIKAN (PENURUNAN) KAS DAN

SETARA KAS (4.559.465.774) 9.478.740.113

KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN

4.619.415.069 78.270.200

KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 59.949.395 9.557.010.313

 

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan  bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruha 

(9)

  1. UMUM

a. Pendirian Perusahaan

PT Katarina Utama Tbk. (“Perusahaan”) didirikan di Indonesia pada tanggal 20 Juni 1997 berdasarkan akta Notaris Miryam Magdalena Indrani Wiardi, S.H, No.88. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-10.522.HT.01.01.TH.1997 tanggal 8 Oktober 1997 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.24 tanggal 23 Maret 1999, Tambahan No.1789. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta Notaris Leolin Jayayanti, S.H., No.1 tanggal 2 Desember 2008, antara lain sehubungan dengan rencana penawaran umum saham Perusahaan kepada masyarakat, perubahan nama Perusahaan menjadi PT Katarina Utama Tbk, perubahan nilai nominal saham dan perubahan beberapa pasal dalam anggaran dasar Perusahaan untuk disesuaikan dengan ketentuan Peraturan BAPEPAM & LK No.IX.J.1 mengenai “Pokok-pokok Anggaran Dasar Perseroan yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik”. Akta perubahan tersebut telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.AHU-94117.AH.01.02 Tahun 2008 tanggal 5 Desember 2008 (lihat catatan 17).

Sesuai Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup Perusahaan terutama adalah bergerak dalam bidang perdagangan dan jasa konsultasi manajemen dibidang telekomunikasi serta pemasangan (installation), pengujian (testing), dan uji kelayakan (commissioning) (ITC) berbagai jenis produk dan peralatan telekomunikasi.

Perusahaan berkedudukan di Jakarta, dengan kantor pusat berlokasi di Rukan Tiara Buncit Blok A1-A2, Jl. Kemang Utara IX No.9, Jakarta. Perusahaan memulai kegiatan usaha komersilnya pada tahun 1997.

b. Penawaran Umum Saham

Pada tanggal 30 Juni 2009, Perusahaan memperoleh Surat Pernyataan Efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) dengan Suratnya No.S-5700/BM/2009 untuk melakukan penawaran umum perdana 210.000.000 saham kepada masyarakat dengan nilai nominal Rp 100 per saham dan harga penawaran sebesar Rp 160 per saham. Pada tanggal 14 Juli 2009, seluruh saham tersebut telah dicatat di Bursa Efek Indonesia.

Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, jumlah saham yang beredar masing-masing sebesar 810.000.000 saham dan 810.000.000 saham.

c. Komisaris, Direksi dan Karyawan

Susunan anggota Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2010, 2009 adalah sebagai berikut:

2010 2009

Komisaris

Komisaris Utama : Azlan Ibrahim Teguh Trianung Djoko

Komisaris : - Ramlan Merican Bin

- Naina Merican

Komisaris : - Budi Japadermawan

Komisaris Independen : Ramlan Merican Bin Wan Kamarul Zaman Naina Merican Wan Yaacob Komisaris Independen : - Eddy Adiwinata

(10)

2010 2009

Direktur

Direktur Utama : Fazli Bin Zainal Abidin Fazli Bin Zainal Abidin Direktur : Mohd. Aziz Bin Ismaon - Direktur : Izzudin Bin Mahmood Barry Japadermawan

Direktur : Mohd. Sopiyan Bin

Mohd Rashdi

Direktur Independen : - Mohd. Aziz Bin Ismaon Sekretaris Perusahaan : Izzudin Bin Mahmood Mohd. Sopiyan Bin

Mohd Rashdi

Jumah renumerasi yang diberikan kepada Komisaris dan Direksi Perseroan adalah sebesar Rp 0,20 milyar, Rp 1.05 milyar , masing–masing pada tahun 2010, 2009 . Jumlah renumerasi yang diberikan kepada Direksi Perseroan adalah sebesar Rp 1,68 milyar, dan Rp 1.48 milyar , masing–masing pada tahun 2010 dan 2009. Pada tanggal 30 Sepember 2010 dan 2009, jumlah karyawan tetap Perusahaan masing-masing adalah 49 orang, dan 80 orang (tidak diaudit).

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan

Laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum di Indonesia, yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), Peraturan No.VIII G7 dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM & LK) mengenai Pedoman Penyajian Laporan Keuangan.

Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep biaya perolehan, kecuali untuk persediaan yang dinyatakan sebesar nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan dasar akrual, kecuali untuk laporan kas.

Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus dalam aktivitas-aktivitas operasi, investasi dan pendanaan, sesuai dengan peraturan BAPEPAM & LK.

Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan adalah Rupiah. b. Kas dan Setara Kas

Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan deposito berjangka dengan jangka waktu tiga bulan atau kurang sejak saat penempatan, serta tidak dibatasi penggunaannya, dan tidak digunakan sebagai jaminan. c. Penyisihan Piutang Ragu-Ragu

Penyisihan piutang ragu–ragu, jika ada ditentukan berdasarkan penelaahan atas akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun.

(11)

d. Transaksi dengan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, sesuai dengan PSAK No. 7 mengenai “Pengungkapan Pihak-pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa”, yang dimaksud dengan hubungan istimewa adalah sebagai berikut:

(i) Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara (intermediaries), mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada dibawah pengendalian bersama dengan, perusahaan pelapor (termasuk holding companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries);

(ii) Perusahaan asosiasi (associated companies);

(iii) Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di perusahaan pelapor yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan perusahaan pelapor);

(iv) Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan perusahaan pelapor yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan

(v) Perusahaan dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (iii) atau (iv), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas Perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari Perusahaan dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan perusahaan pelapor.

Seluruh transaksi signifikan dengan pihak hubungan istimewa dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan.

e. Biaya Dibayar Dimuka dan Uang Muka

Biaya dibayar dimuka, berupa sewa dan asuransi dibebankan sesuai masa manfaat masing-masing biaya yang bersangkutan dengan menggunakan metode garis lurus.

Uang muka dicatat pada saat terjadinya.

f. Aset Tetap

Sebelum tanggal 1 Januari 2008, aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan (kecuali tanah yang tidak disusutkan). Efektif 1 Januari 2008, Perusahaan menerapkan PSAK No.16 (Revisi 2007) “Aset Tetap”, yang menggantikan PSAK No.16 (1994) “Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-Lain” dan PSAK No.17 (1994) tentang “Akuntansi Penyusutan”. Berdasarkan PSAK No.16 (Revisi 2007),

(12)

suatu entitas harus memilih model biaya (cost model) atau model revaluasi (revaluation model) sebagai kebijakan akuntansi pengukuran atas aset tetap. Perusahaan telah memilih untuk menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya.

Penyusutan dihitung dengan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut: Tahun Bangunan 20 Peralatan Kantor 4 Perlengkapan Kantor 4 Kendaraan 5

Sesuai dengan PSAK No.47, “Akuntansi Tanah”, seluruh beban dan biaya insidentil yang dikeluarkan sehubungan dengan perolehan hak atas tanah, seperti biaya legal, pengukuran-pematokan-pemetaan ulang, notaris dan pajak terkait, ditangguhkan dan disajikan terpisah dari biaya perolehan tanah. Biaya ditangguhkan atas perolehan hak atas tanah tersebut diamortisasi selama masa manfaat hak atas tanah yang bersangkutan, yaitu selama 20 tahun dengan menggunakan metode garis lurus. Selanjutnya, sesuai dengan PSAK No.47 tersebut, tanah tidak disusutkan, kecuali dalam suatu kondisi tertentu.

Beban perbaikan dan pemeliharaan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya, pengeluaran dalam jumlah yang signifikan dan memenuhi kriteria yang ditetapkan dalam PSAK dikapitalisasi ke aset tetap yang bersangkutan. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual, dikeluarkan dari kelompok aset tetap yang bersangkutan dan laba atau rugi yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi pada tahun yang bersangkutan.

g. Penurunan Nilai Aset

Pada tanggal neraca, nilai aset ditelaah kembali atas kemungkinan terjadinya penurunan pada nilai aset yang disebabkan oleh peristiwa atau perubahan keadaan yang menyebabkan nilai tercatatnya tidak dapat dipulihkan.

h. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Pendapatan dari penjualan diakui pada saat penyerahan barang kepada pelanggan. Beban diakui pada saat terjadinya (metode akrual).

Penerimaan dari Installation, Testing and Commissioning (ITC) adalah penerimaan melalui penyediaan jasa pemasangan berbagai jenis produk dan peralatan telekomunikasi, pengujian elektrikal dan mekanikal serta pengujian lapangan bersertifikasi terhadap produk dan peralatan telekomunikasi tersebut.

i. Transaksi Saldo dalam Mata Uang Asing

Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan ke dalam Rupiah berdasarkan kurs rata-rata Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal tersebut. Laba atau rugi kurs yang terjadi, dikreditkan atau dibebankan pada laba rugi tahun berjalan.

Pada tanggal 30 September 2010, 2009 , kurs rata-rata mata uang asing yang digunakan adalah Rp 8.924 Rp 9.681 per US$ 1.

(13)

j. Imbalan Kerja

Perusahaan mencatat akrual atas estimasi imbalan kerja karyawan sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No.13/2003 tanggal 25 Maret 2003. Hak karyawan atas pensiun, pesangon, uang jasa dan imbalan lainnya diakui dengan metode akrual.

Pada bulan Juni 2004, Ikatan Akuntan Indonesia telah mengeluarkan PSAK No.24 (Revisi 2004) mengenai Imbalan Kerja mewajibkan Perusahaan mengakui seluruh imbalan kerja yang diberikan melalui program atau perjanjian formal dan infrormal, peraturan perundang-undangan atau peraturan industri yang mencakup imbalan pasca kerja, imbalan kerja jangka pendek dan jangka panjang lainnya, pesangon, pemutusan hubungan kerja dan imbalan berbasis ekuitas.

Berdasarkan PSAK No.24 (Revisi 2004), perhitungan estimasi kewajiban untuk imbalan kerja karyawan ditentukan dengan menggunakan metode aktuarial “Project Unit Credit”. Perusahaan telah menerapkan PSAK No.24 (Revisi 2004) tersebut, dimana perhitungan akrual atas estimasi imbalan kerja karyawan dilakukan dengan menggunakan metode aktuarial “Project Unit Credit” yang dihitung oleh aktuaris independen.

k. Pajak Penghasilan

Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.

Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa mendatang.

Pajak tangguhan ditentukan dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca dan yang akan diterapkan pada pada saat aset pajak tangguhan yang bersangkutan direalisasi atau pada saat kewajiban pajak tangguhan diselesaikan. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas.

l. Aset Sewa

Aset tetap yang diperoleh dengan sewa pembiayaan disajikan sejumlah nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa ditambah harga opsi yang harus dibayar pada akhir periode sewa. Kewajiban yang terkait juga diakui dan setiap pembayaran angsuran dialokasi sebagai pelunasan hutang dan beban keuangan. Aset sewa disusutkan dengan metode yang sama seperti aset yang dimiliki langsung.

Sesuai dengan PSAK No.30 (Revisi 2007), klasifikasi sewa didasarkan atas sejauh mana risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset sewaan berada pada lessor atau lessee. Perusahaan menerapkan

(14)

PSAK No.30 (Revisi 2007) secara prospektif. Perlakuan akuntansi sebelumnya untuk transaksi dan saldo sewa telah diterapkan dengan benar.

Pada tahun 2008, Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) mengeluarkan Interprestasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) No.8, “Penentuan Apakah Suatu Perjanjian Mengandung Suatu Sewa dan Pembahasan Lebih Lanjut Ketentuan Transisi PSAK No.30 (Revisi 2007)”. Interpretasi tersebut memberikan pedoman untuk menentukan apakah suatu perjanjian adalah perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung suatu sewa sehingga harus diperlakukan sesuai dengan PSAK No.30 (Revisi 2007).

Interpretasi tersebut juga mengklarifikasi bahwa jika penerapan PSAK No.30 (Revisi 2007) tidak retrospektif, saldo yang terkait dengan transaksi sewa pembiayaan yang sudah ada sebelumnya dianggap telah ditentukan secara tepat oleh lessor. Sehubungan dengan sewa operasi yang sudah ada sebelumnya, entitas diharuskan mengevaluasi sewa tersebut untuk menentukan apakah sewa tersebut harus diklarifikasikan sebagai sewa pembiayaan menurut PSAK No.30 (Revisi 2007).

Jika suatu sewa operasi yang sudah ada sebelumnya adalah suatu sewa pembiayaan menurut PSAK No.30 (Revisi 2007), entitas diperbolehkan untuk menerapkan PSAK No.30 (Revisi 2007) secara retrospektif atau prospektif. Lessee yang memilih penerapan retrospektif harus menerapkan seolah-olah kebijakan akuntansi baru berdasarkan PSAK Revisi 2007 sudah berlaku terhadap semua peminjam. Lessee yang memilih menerapkan retrospektif harus menerapkan seolah-olah kebijakan akuntansi baru berdasarkan PSAK No.30 (Revisi 2007) ini berlaku sejak awal periode sajian, terhadap semua perjanjian yang telah ada pada awal periode sajian.

m. Laba Bersih per Saham Dasar

Laba bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih masing-masing tahun dengan jumlah rata-rata tertimbang saham Perusahaan yang beredar pada tahun yang bersangkutan, setelah memperhitungkan, dampak penyesuaian secara surut (retroaktif) atas perubahan nilai nominal per saham Perusahaan dari Rp 100.000 menjadi Rp 100 (lihat catatan 17), yang dianggap seolah-olah terjadi sejak awal tahun 2006.

Jumlah rata-rata tertimbang saham yang telah disesuaikan dan dijadikan sebagai dasar perhitungan laba bersih per saham dasar adalah sebesar 810.000.000 saham pada tahun 2010, 670.000.000 saham tahun 2009.

n. Biaya Emisi Efek Ekuitas

Biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan penawaran umum saham Perusahaan kepada masyarakat akan dicatat dan disajikan sebagai pengurangan terhadap tambahan modal disetor-agio saham yang berasal dari penawaran umum saham tersebut.

o. Informasi Segmen

Bentuk primer informasi keuangan atas pelaporan segmen disajikan berdasarkan segmen usaha dari Perusahaan, karena risiko dan tingkat imbalan dipengaruhi secara dominan berdasarkan wilayah geografis Perusahaan.

Segmen usaha adalah komponen Perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang

(15)

yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain.

Perusahaan tidak memiliki bentuk segmen usaha karena Perusahaan hanya melakukan 1 (satu) kegiatan jenis usaha, sehingga pelaporan informasi segmen primer yang berkaitan dengan segmen usaha dalam laporan keuangan tidak disajikan.

p. Penggunaan Estimasi

Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi terhadap jumlah yang dilaporkan. Oleh karena tidak adanya kepastian dalam membuat estimasi dan asumsi tersebut, maka terdapat kemungkinan hasil yang sebenarnya berbeda dengan jumlah diestimasi.

3. KAS DAN SETARA KAS Akun ini terdiri dari:

2010 2009

Kas 47.000.000 47.000.000

Bank Rupiah

PT CIMB Niaga Tbk. 2.614.852 7.929.675.999

PT Bank Central Asia Tbk 9.298.649 1.577.385.711 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 199.000 879.000

Dolar Amerika Serikat PT Bank Central Asia Tbk

(US$ 93.78, US$ 213.78 pada Tahun

Sept 2010,Sept 2009 ) 836.893 2.069.604

Jumlah Kas dan Bank 59.949.394 9.557.010.314

(16)

4. PIUTANG USAHA Akun ini terdiri dari:

2010 2009 Hubungan Istimewa (lihat catatan 5)

PT Media Intertel Graha 8.606.952.816

- 9.057.797.935- 8.606.952.816 9.057.797.935 Pihak Ketiga PT Ericsson Indonesia 6.957.311.805 14.395.696.315 PT iASIA Sakatama 5.531.874.692 5.531.874.692 Parallel Spectrum - – Huawei Meseniaga 13.149.675- –

-Jumlah Pihak Ketiga 12.502.336.172 19.927.571.007

Jumlah 21.109.288.988 28.985.368.942

Analisis umur piutang usaha tersebut pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: 2010 2009

Belum jatuh tempo 44.946.442 607.377.590

Lewat jatuh tempo:

1 – 30 hari 289.220.152 255.100.175

31 – 60 hari 67.067.286 319.175.504

> 60 hari 20.708.055.108 27.803.715.673

Jumlah 21.109.288.988 28.985.368.942

Manajemen berpendapat bahwa seluruh piutang usaha tersebut dapat tertagih, sehingga tidak diperlukan penyisihan piutang ragu-ragu.

Pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009, piutang usaha tersebut dijadikan sebagai jaminan dengan penyerahan hak secara fidusia atas pinjaman dari PT Bank CIMB Niaga Tbk, sebagaimana yang dijelaskan dalam catatan 11.

Sifat hubungan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa tersebut adalah:

a. PT Silver Mountaine dan PT Media Intertel Graha, merupakan pemegang saham PT Katarina Utama.

b. Silver Mountaine Sdn. Bhd., PT Masindo dan PT Mesiniaga, merupakan perusahaan yang memiliki anggota manajemen kunci yang sama dengan Perusahaan dan/atau merupakan perusahaan yang sepengendali dengan Perusahaan.

(17)

5. UANG MUKA PROYEK

2010 2009 PT Bahtiar Mastura Omar 10.100.000.000 10.100.000.000 PT Ejey Indonesia 10.000.000.000 10.000.000.000 PT Inti Bahana Mandiri 9.500.000.000 9.500.000.000

Jumlah 29.600.000.000 29.600.000.000

Uang muka pada PT Bahtiar Mastura Omar merupakan uang muka atas sub kontrak pengadaan pekerjaan pembangunan tower BTS untuk PT Ericsson Indonesia .

Uang muka PT Ejey Indonesia merupakan uang muka atas pemasangan dan pemeliharaan Automatic Teller Machine Operating Self Banking and Payment Transaction Off the Counter Systems (ATOMS) serta pengembangan kekayaan intelijen (Intelligent property) terkait .

Uang muka pada PT Inti Bahana Mandiri merupakan uang muka atas sub kontrak pengadaan pekerjaan Installation Testing Commissioning (ITC) .

6. BIAYA DIBAYAR DIMUKA DAN ASET LANCAR LAINNYA Akun ini terdiri dari:

2010 2009

Sewa 121.000.000 289.544.444

Asuransi 10.549.208 34.067.708

Lain–Lain 521.345.895 1.442.989.333

Jumlah 652.895.103 1.766.601.485

7. UANG MUKA PEMBELIAN ASET TETAP

2010 2009

PT Ejey Indonesia 40.882.974.027 41.483.608.024

Jumlah 40.882.974.027 41.483.608.024

Uang muka pada PT Ejey Indonesia merupakan uang muka pembelian peralatan untuk optimasi, antara lain CDMA testing software, WCDMA testing software, GSM testing software, G/C/W planning software dan site master, dengan nilai kontrak keseluruhan sebesar Rp 90.000.000.000 .

(18)

8. ASET TETAP

2010

Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir

Nilai Tercatat Pemilikan Langsung Tanah 194.096.000 – – – 194.096.000 Bangunan 939.897.420 - - – 939.897.420 Peralatan Kantor 3.537.594.852 - 109.416.000 – 3.428.178.852 Perlengkapan Kantor 208.365.878 - – – 208.365.878 Kendaraan 249.387.182 – - – 249.387.182 Jumlah 5.129.341.332 - 109.416.000 – 5.019.925.332

Aset Sewa Pembiayaan

Kendaraan 344.900.000 – - – 344.900.000

Jumlah Nilai Tercatat 5.474.241.332 - 109.416.000 – 5.364.825.332

Akumulasi Penyusutan Pemilikan Langsung Bangunan 280.727.112 35.246.153 - – 315.973.265 Peralatan Kantor 2.459.415.517 382.659.744 – – 2.842.075.261 Perlengkapan Kantor 138.049.358 19.866.349 – – 157.915.707 Kendaraan 249.387.182 155.205.000 - – 404.592.182 Jumlah 3.127.579.170 592.977.246 - – 3.720.556.416 - - - – Jumlah Akumulasi Penyusutan 3.127.579.170 592.977.246 - – 3.720.556.416 Nilai Buku 2.346.662.162 1.644.268.917

(19)

2009

Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir

Nilai Tercatat Pemilikan Langsung Tanah 194.096.000 – – – 194.096.000 Bangunan 939.897.420 - – – 939.897.420 Peralatan Kantor 3.016.911.102 472.258.750 – – 3.489.169.852 Perlengkapan Kantor 180.710.490 27.655.388 – – 208.365.878 Kendaraan 410.200.182 – – – 410.200.182 Jumlah 4.741.815.194 499.914.138 – – 5.241.729.332

Aset Sewa Pembiayaan

Kendaraan 233.000.000 344.900.00 – – 577.900.000

Jumlah Nilai Tercatat 4.974.815.194 844.814.138 5.819.629.332 Akumulasi Penyusutan Pemilikan Langsung Bangunan 338.058.841 42.524.753 – – 380.583.594 Peralatan Kantor 1.757.715.399 516.362.417 – – 2.274.077.816 Perlengkapan Kantor 111.906.547 19.277.488 – – 131.184.035 Kendaraan 408.758.517 196.399.998 – - 605.158.515 Jumlah 2.616.439.304 774.564.656 – - 3.391.003.960 - – – Jumlah Akumulasi Penyusutan 2.616.439.304 774.564.656 – 3.391.003.960 Nilai Buku 2.358.375.890 2.428.625.372

Penyusutan yang dibebankan pada laporan laba rugi adalah sebesar Rp 585.246.245, Rp 666.291.323, masing–masing untuk tahun September 2010, September 2009 .

Pada tanggal 31 Desember 2008, aset tetap tersebut telah diasuransikan terhadap resiko kerugian kebakaran dan risiko lainnya dengan nilai pertanggungan secara keseluruhan sejumlah Rp 9 milyar melalui perusahaan asuransi pihak ketiga yaitu PT Asuransi Allianz Utama Indonesia, PT Asuransi Central Asia dan PT Asuransi AIU Indonesia.

Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas risiko tersebu

(20)

Pada tanggal 31 Desember 2008, aset tetap berupa tanah dan bangunan milik Perusahaan sebesar Rp 2.250.000.000 dijadikan sebagai jaminan dengan penyerahan hak secara fidusia atas pinjaman dari PT Bank CIMB Niaga Tbk., sebagaimana yang dijelaskan dalam catatan 11.

Pada tanggal 31 Desember 2008, Hak Guna Bangunan (HGB) Perusahaan masih memiliki sisa jangka waktu selama 3 tahun. Manajemen berpendapat bahwa jangka waktu HGB tersebut dapat diperbaharui/ diperpanjang pada saat jatuh tempo.

Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat dari seluruh aset Perusahaan tersebut dapat dipulihkan, sehingga tidak diperlukan penyisihan penurunan nilai atas aset tersebut.

9. ASET LAIN–LAIN Akun ini terdiri dari:

2010 2009

Jaminan Proyek PT iASIA - 1.000.000.000

Biaya Emisi Saham - 630.689.245

Security Deposit 18.681.000 21.150.000

Jumlah 18.681.000 1.651.839.245

10. HUTANG BANK

Hutang Bank terdiri dari:

2010 2009 PT Bank CIMB Niaga Tbk.

Pinjaman Transaksi Khusus 395.341.797 2.437.286.685 Pinjaman Rekening Koran 1.000.000.000 1.000.000.000

Jumlah 1.395.341.797 3.437.286.685

Berdasarkan Perjanjian Kredit tanggal 22 September 2008 dan diperpanjang hingga 23 September 2010, Perusahaan memperoleh fasilitas Pinjaman Transaksi Khusus sebagai modal kerja untuk proyek telekomunikasi wireless dan Pinjaman Rekening Koran dari PT Bank CIMB Niaga Tbk, yang bersifat revolving dengan jumlah fasilitas maksimum, masing-masing sebesar Rp 3.000.000.000 dan Rp 1.000.000.000. Fasilitas kredit ini memiliki jangka waktu selama 12 (dua belas) bulan sampai dengan tanggal 22 September 2009, dengan tingkat suku bunga per tahun sebesar 14,25%.

Berdasarkan perjanjian tersebut, Perusahaan tanpa persetujuan tertulis dari PT Bank CIMB Niaga Tbk, tidak diperkenankan melakukan penambahan fasilitas pinjaman dari pihak lain. Fasilitas tersebut dijamin dengan piutang usaha, sertifikat Hak Guna Bangunan (HGB) dan bangunan milik Perusahaan dengan

(21)

Sopiyan Bin Mohd. Roshdi, Mohd. Aziz Bis Ismon dan Ramlan Merican Bin Naina Merican, pihak hubungan istimewa Perusahaan.

Pada tanggal 22 Januari 2009, Perusahaan telah memperoleh persetujuan tertulis mengenai pencabutan atas pembatasan (negative convenant), antara lain sehubungan dengan rencana penawaran umum saham perdana Perusahaan.

11. HUTANG USAHA Akun ini terdiri dari:

2010 2009 Pihak Ketiga

- –

Sub Kontraktor – Wahyu – 2.640.000.000

Sub Kontraktor – Mahadi – 2.010.000.000

Jumlah - 4.650.000.000

Rincian umur hutang dihitung sejak tanggal terjadinya hutang adalah sebagai berikut: 2010 2009

Belum jatuh tempo - –

Lewat jatuh tempo:

1 – 30 hari – –

31 – 60 hari - -

> 60 hari – 4.650.000.000

(22)

12. PERPAJAKAN

Hutang Pajak dan Pajak Dibayar Dimuka Hutang Pajak

Hutang Pajak terdiri dari:

2010 2009 Pajak Penghasilan Pasal 21 - - Pasal 23 1.535.420 9.401.572 Pasal 25 – - Pasal 29 164.354.575 1.695.914.853

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) – Keluaran 747.785.811 801.153.695

Jumlah 913.675.806 2.506.470.120

Pajak dibayar dimuka

Pajak dibayar dimuka adalah PPH 23 yang dipotong oleh pihak pemberi jasa pada tahun berjalan, pajak PPH 21 yang dibayar dimuka adalah sebagai berikut:

   

Pajak PPH 23 dibayar dimuka 79.831.107 184.623.578 Pajak PPH 21 dibayar dimuka 40.346.416 51.501.748

      Aset Pajak Tangguhan–Bersih

Pajak tangguhan yang berasal dari pengaruh beda temporer yang signifikan antara pelaporan komersil dan pajak adalah sebagai berikut:

2010 2009

Aset Pajak Tangguhan

Estimasi Kewajiban atas Imbalan Kerja

Karyawan 176.739.788 119.136.079

Aset Tetap 9.098.757 8.736.056

Jumlah

Kewajiban Pajak Tangguhan Sewa Pembiayaan

( 185.838.5454.635.456 )( 127.872.1352.769.667 )

Aset Pajak Tangguhan – Bersih 181.203.089 125.102.468

2010 2009

(23)

13. SEWA PEMBIAYAAN

Akun ini merupakan kewajiban sehubungan dengan sewa pembiayaan kendaraan dengan rincian sebagai berikut:

2010 2009

Perusahaan Sewa Pembiayaan

PT Orix Indonesia Finance 41.737.000 142.576.500

-/- Jumlah yang Jatuh Tempo Dalam Satu Tahun ( 12.232.000 )( 37.138.000 )

Bagian Jangka Panjang 29.505.000 105.438.500

Pembayaran sewa minimum masa datang (future minimum lease payment) sesuai perjanjian sewa pembiayaan pada tanggal 30 Juni 2010, 2009 adalah sebagai berikut:

2010 2009 Pembayaran yang Jatuh Tempo:

Sampai dengan 1 Tahun 22.529.100 37.798.271 > 1 Tahun – 5 Tahun 31.859.575 137.711.279

Jumlah Pembayaran Minimum Sewa Pembiayaan 54.388.675 175.509.550

Bunga ( 12.651.675 )( 32.933.050 )

Nilai Tunai Pembayaran Minimum Sewa

Pembiayaan 41.737.000 142.576.500

Bagian yang Jatuh Tempo Dalam Waktu

Satu Tahun ( 12.232.000 )( 37.138.000 ) Hutang Sewa Pembiayaan – Bersih 29.505.000 105.438.500 Hutang sewa pembiayaan tersebut dijamin dengan aset sewa pembiyaan yang bersangkutan.

(24)

14. MODAL SAHAM

Rincian pemilikan saham Perusahaan pada tanggal 30 September 2010, 2009 adalah sebagai berikut:

Pemegang Saham Jumlah Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh (Lembar) Persentase Kepemilikan ( %) Jumlah Tahun 2010: PT Silver Mountaine 540.000.000 66,67% 54.000.000.000 Masyarakat 210.000.000 25,92% 21.000.000.000

PT Media Intertel Graha 60.000.000 7,41% 6.000.000.000

Jumlah 810.000.000 100,00% 81.000.000.000

Tahun 2009:

PT Silver Mountaine 540.000.000 66,67% 54.000.000.000

Masyarakat 210.000.000 25,92% 21.000.000.000

PT Media Intertel Graha 60.000.000 7,41% 6.000.000.000

Jumlah 810.000.000 100,00% 81.000.000.000

Berdasarkan Akta Petikan Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham No.35 tanggal 10 Juni 2008 yang dibuat di hadapan Notaris Siti Pertiwi Henny Singgih S.H, pemegang saham Perusahaan antara lain menyetujui pengalihan saham Perusahaan milik PT Primadaya Handara dan PT Tritunggal Perkasa Investama, masing– masing berjumlah 8.397 lembar saham kepada PT Silver Mountaine, perubahan status Perusahaan menjadi Penanaman Modal Asing (PMA) dan perubahan susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan. Perusahaan telah mendapatkan surat persetujuan penanaman modal asing dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melalui Surat Keputusan No.116/V/PMA/2008 tanggal 5 Juni 2008.

Perubahan anggaran dasar tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.AHU-32721.AH.01.02.TH.2008 tanggal 12 Juni 2008.

Berdasarkan Akta Pernyataan Persetujuan Para Pemegang Saham Pengganti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No.20 tanggal 20 Juni 2008 yang dibuat dihadapan Notaris Leolin Jayayanti S.H, pemegang saham Perusahaan antara lain menyetujui peningkatan modal dasar Perusahaan dari Rp 1.866.000.000 menjadi Rp 240.000.000.000, peningkatan modal ditempatkan dan disetor dari Rp 1.866.000.000 menjadi Rp 60.000.000.000 yang berasal dari setoran tunai oleh PT Silver Mountaine sebesar Rp 52.320.600.000 dan PT Media Intertel Graha sebesar Rp 5.813.400.000.

Perubahan anggaran dasar tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.AHU-35462.AH.01.02.TH.2008 tanggal 23 Juni 2008.

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diadakan pada tanggal 2 Desember 2008, sebagaimana diaktakan dengan akta Notaris Leolin Jayayanti S.H, No.1 pada tanggal yang sama, pemegang saham Perusahaan antara lain menyetujui hal–hal sebagai berikut:

(25)

• Perubahan status Perusahaan dari semula Perseroan Tertutup menjadi Perseroan Terbuka, sehingga nama Perusahaan menjadi PT Katarina Utama Tbk., serta perubahan beberapa pasal dalam anggaran dasar Perusahaan untuk disesuaikan dengan ketentuan Peraturan BAPEPAM & LK No.IX.J.1 mengenai “Pokok– Pokok Anggaran Dasar Perseroan yang melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik”.

• Perubahan nilai nominal saham dari Rp 100.000 per saham menjadi Rp 100 per saham.

• Perubahan anggaran dasar Perusahaan sehubungan dengan rencana penawaran umum saham Perusahaan kepada masyarakat melalui pasar modal sebanyak–banyaknya sejumlah 400.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham.

• Perubahan susunan Komisaris dan Direksi Perusahaan.

Perubahan anggaran dasar tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui surat keputusan No. AHU-94117.AH.01.02 Tahun 2008 tanggal 5 Desember 2008.

Berdasarkan Keputusan Rapat Dewan Komisaris yang sebagaimana diaktakan dengan akta Notaris Leolin Jayayanti S.H, No.6 tanggal 15 Oktober 2009, pemegang saham Perusahaan menyetujui peningkatan modal ditempatkan dan modal disetor yaitu semula sebesar Rp 60.000.000.000 (600.000.000 lembar saham) menjadi Rp 81.000.000.000 (810.000.000 lembar saham) dengan nilai nominal Rp 100 per saham.

Berdasarkan Akta Notaris Loelin Jayayanti S.H, No 11 tanggal 28 Oktober, mengenai perubahan kedudukan pemegang saham Perusahaan dan Perubahan Direksi dan Komisaris. Perubahan Direksi dan Komisaris terakhir telah diaktakan oleh Akta Notaris Leolin Jayanti S.H No.15 tanggal 30 Oktober 2009.

15.PENDAPATAN

Akun ini merupakan pendapatan dari jasa Installation, Testing and Commissioning (ITC) adalah masing–masing sebesar Rp 3.207.856.639, Rp 26.108.720.010, masing masing untuk 30 September 2010, 2009

Pada Tahun 2010, 2009 Pendapatan kepada pihak ketiga dengan adalah sebagai berikut: Jumlah 2010 2009 Pendapatan PT Ericsson Indonesia 3.066.705.409 17.050.922.075 PT Media Intertel Garaha - 9.057.797.935 PT Huawei 141.151.230 – Jumlah 3.207.856.639 26.108.720.010

(26)

16.BEBAN POKOK PENDAPATAN Akun ini terdiri dari:

September

2010 September 2009

Material 3.200.952.132 9.194.737.851

Gaji, Upah dan Kesejahteraan Karyawan 1.113.736.445 1.665.051.777

Sewa 380.129.940 1.021.228.028

Akomodasi 192.194.873 449.872.284

Transportasi 155.076.297 309.594.055

Listrik dan air - 6.999.516

Perjalanan Dinas 19.204.600 103.514.429

Komunikasi 65.318.640 52.864.984

Kantor - 121.981.689

Lain–Lain 25.194.472 43.728.215

Jumlah 5.151.807.399 12.969.572.828

Pada tahun 2010, 2009 tidak terdapat pembelian dari pemasok dengan jumlah pembelian melebihi 10% dari jumlah pendapatan.

17.BEBAN USAHA

September

2010 September 2009 Gaji, Upah dan Kesejahteraan Karyawan

3.013.937.102 1.828.498.825 Jasa Profesional 870.114.236 2.106.455.606

Penyusutan 585.246.245 666.291.323

Sewa 287.577.780 274.992.384

Pajak dan Perijinan 137.824.953 343.787.125

Perjalanan Dinas 73.058.070 332.322.670

Kantor 81.545.914 248.919.975

Telepon dan Listrik 144.419.213 121.859.773

Asuransi 168.062.739 159.860.322

Transportasi 195.121.800 93.416.202

Iklan 53.731.600 187.200.000

Akomodasi 218.926.794 105.930.361

Pemeliharaan dan Perbaikan 600.297.956 89.260.215

Utilitas 8.386.543 12.242.040

Lain–Lain 51.338.800 74.477.578

(27)

18.ASET DAN KEWAJIBAN DALAM MATA UANG ASING

Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, Perusahaan memiliki aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing, terutama sebagai berikut:

Mata Uang

Asing Ekuivalen Dalam Rupiah

Tahun September 2010

Kas dan Bank USD 93.78 836.893

Jumlah 836.893

Tahun September 2009

Kas dan Bank USD 213.78 2.069.604

Jumlah 2.069.604

19.INFORMASI SEGMEN Segmen Geografis

Perusahaan melakukan kegiatan usahanya di berbagai wilayah Indonesia, yang meliputi Sumatera, Jawa dan lain-lain. Informasi segmen menurut daerah geografis kegiatan usaha disajikan sebagai berikut:

Tahun September 2010 Sumatera/lain

lain Jawa Jumlah

Pendapatan 2.554.532.812 653.323.827 - 3.207.856.639 Beban Pokok Pendapatan ( 4.640.158.586 )( 511.648.813 )( - )( 5.151.807.399) Laba Kotor (2.085.625.774) 141.675.014 1.943.950.760

Beban Usaha Tidak Dapat Dialokasikan ( 6.489.589.745)

Laba Usaha (8.433.540.505)

Beban Keuangan ( 208.980.055)

Lain–Lain – Bersih 86.862.214

Laba Sebelum Manfaat Pajak Penghasilan (8.555.658.346)

Beban Pajak Penghasilan ( -)

Laba Bersih (8.555.658.346)

Aset yang Tidak Dapat Dialokasikan 94.344.560.827

Jumlah Aset 94.344.560.827

Kewajiban yang Tidak Dialokasikan 4.938.015.333

Jumlah Kewajiban 4.938.015.333

Penambahan Aset Tetap -

(28)

Tahun September 2009 Sumatera lain

lain Jawa Jumlah

Pendapatan 25.556.211.945 982.483.897 - 26.108.720.010

Beban Pokok Pendapatan ( 11.183.602.772 ) (1.785.970.056) - ( 12.969.572.828) Laba Kotor 14.372.609.173 (803.486.159) - 13.139.147.182

Beban Usaha Tidak Dapat Dialokasikan ( 6.645.514.399)

Laba Usaha 6.493.632.783

Beban Keuangan ( 477.883.910 )

Lain–Lain – Bersih 41.089.887

Laba Sebelum Manfaat Pajak

Penghasilan 6.056.838.760

Beban Pajak Penghasilan ( 1.695.914.853 )

Laba Bersih 4.360.923.907

Aset yang Tidak Dapat Dialokasikan 115.942.355.789

Jumlah Aset 115.942.355.789

Kewajiban yang Tidak Dialokasikan 13.674.759.517

Jumlah Kewajiban 13.674.759.517

Penambahan Aset Tetap 844.814.138

Penyusutan 666.291.323

20.LABA BERSIH PER SAHAM DASAR

Laba bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan rata–rata tertimbang jumlah saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.

2010 2009 Jumlah Laba Bersih Untuk Tujuan Perhitungan

Laba Bersih Per saham Dasar (8.555.658.346) 4.360.923.907 Jumlah Rata–Rata Tertimbang Saham

Yang Beredar*) 810.000.000 670.000.000

Jumlah (10.56) 6.50

21.PERJANJIAN DAN IKATAN PENTING

a. Perusahaan memiliki perjanjian sewa menyewa dengan Setia Putra Ginting (pihak ketiga) untuk menyewa ruang kantor dan mess karyawan perusahaan di Medan. Perjanjian ini berlaku sejak tanggal 17 September 2004 sampai dengan tanggal 16 September 2006 dengan nilai sewa Rp 90.000.000 per tahun dan telah diperpanjang kembali sampai dengan 16 September 2011, dengan nilai sewa sebesar Rp 120.000.000 per tahun.

b. Perusahaan memiliki perjanjian sewa menyewa dengan Subki Achmad (pihak ketiga) untuk menyewa ruang kantor perusahaan, yang terletak di Palembang. Perjanjian ini berlaku sejak tanggal 15 Agustus 2008 sampai dengan tanggal 24 September 2010, dengan nilai sewa sebesar Rp 52.000.000 per tahun.

(29)

c. Pada tanggal 9 Maret 2006, Perusahaan menandatangani perjanjian kerjasama dibidang penyediaan jasa (General Service Agreement) dengan PT ERICSSON Indonesia (EI), dimana perusahaan menyediakan jasa-jasa sehubungan dengan Network Rollout Services kepada EI. Perjanjian tersebut berlaku sejak tanggal 9 Maret 2006 sampai dengan tanggal 9 Maret 2007 dan dengan sendirinya dapat diperpanjang, kecuali dihentikan oleh salah satu pihak dengan pemberitahuan tertulis sebelum jangka waktu berakhir.

d. Perusahaan memiliki beberapa perjanjian kerjasama dibidang penyediaan jasa (Sub Services Agreement) dengan EI, yang merupakan bagian dari General Service Agreement , antara lain sebagai berikut:

• Perjanjian kerjasama untuk proyek ITC Implementation (Telkomsel Project) dimana perusahaan akan menyediakan jasa-jasa, antara lain berupa jasa survei tempat, survei transmisi, jasa instalasi RBS, jasa instalasi minilink dan instalasi antena kepala EI. Perjanjian ini memiliki jangka waktu selama 12 (dua belas) bulan sejak tanggal 10 Januari 2005 dan dengan sendirinya dapat diperpanjang, kecuali dihentikan oleh salah satu pihak dengan pemberitahuan tertulis sebelum jangka waktu berakhir.

• Perjanjian kerjasama untuk proyek Site Investigation Services for Telkomsel WCDMA 3G dimana perusahaan akan menyediakan jasa survei frekuensi radio dan transmisi serta laporan survei tempat. Perjanjian ini berlaku sejak tanggal 7 Juli 2006 sampai dengan tanggal 7 Juli 2007 dan dengan sendirinya dapat di perpanjang dengan permintaan tertulis dari salah satu pihak sebelum jangka waktu perjanjian berakhir.

• Perjanjian kerjasama untuk proyek ITC Implementation Services Telkomsel 3G Project dimana Perusahaan akan menyediakan jasa-jasa kepada EI, antara lain jasa pemasangan minilink, jasa pemasangan RXI dan jasa pemasangan RBS. Perjanjian ini berlaku sejak tanggal 6 September 2006 sampai dengan 6 September 2007 dan dengan sendirinya dapat diperpanjang dengan permintaan tertulis dari salah satu pihak sebelum jangka waktu perjanjian berakhir.

• Perjanjian kerjasama untuk proyek Pre Implementation Survey Telkomsel “TINEM 2007” dimana perusahaan akan menyediakan jasa-jasa penelitian lokasi, antara lain berupa survey kelayakan, site hunting, transmission survey dan pre SITAC survey, serta jasa penelitian manipulasi lokasi kepada EI. Perjanjian ini berlaku sejak tanggal 6 Desember 2006 sampai dengan tanggal 6 Desember 2007 dan dengan sendirinya dapat diperpanjang dengan permintaan tertulis dari salah satu pihak sebelum jangka waktu perjanjian berakhir.

• Perjanjian kerjasama untuk proyek Interconnection Activity Service (Indosat Project) tanggal 17 November 2008 dimana Perusahaan akan menyediakan jasa-jasa, antara lain berupa mempersiapkan kabel cross connect untuk sambungan transmisi, memeriksa ketersediaan koneksi dan memeriksa kesinambungan koneksi. Perjanjian ini berlaku selama 12 (dua belas) bulan sejak tanggal perjanjian dan dengan sendirinya dapat diperpanjang, kecuali dihentikan oleh salah satu pihak dengan pemberitahuan tertulis sebelum jangka waktu berakhir.

• Perjanjian kerjasama untuk proyek ITC Transmission Services (Indosat Project) tanggal 27 November 2008 dimana Perusahaan akan menyediakan jasa-jasa, antara lain berupa jasa survei tempat dan jasa pemasangan minilink. Perjanjian ini berlaku selama 12 (dua belas) bulan sejak tanggal perjanjian dan dengan sendirinya dapat diperpanjang, kecuali dihentikan oleh salah satu pihak dengan pemberitahuan tertulis sebelum jangka waktu berakhir.

e. Pada tanggal 17 Januari 2008, Perusahaan menandatangani perjanjian kerjasama dengan PT Ejey Indonesia (EI), dimana EI, antara lain akan menyediakan pemasangan dan pemeliharaan Automatic Teller Machine Operating Self Banking and Payment Transaction Off the Counter System (ATOMS) dengan nilai kontrak keseluruhan sebesar US$ 15.000.000 (lima belas juta dolar Amerika Serikat). EI juga mengembangkan

(30)

sistem yang akan menjadi Kekayaan Intelijen (Intelligent Property) yang termasuk didalamnya pencarian dan pengoperasian menggunakan mesin-mesin transaksi. Perjanjian ini berlaku sejak tanggal 17 Januari 2008 sampai dengan tanggal 17 Januari 2010, dan diperpanjang sesuai no kontrak no Ref.018/LGL-JB/Katarina/10 pada tanggal 18 Januari 2010 yang berakhir hingga tanggal 18 Januari 2011. Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, jumlah uang muka yang telah dibayarkan Perusahaan sehubungan dengan kontrak tersebut adalah sebesar Rp 10.000.000.000 (lihat catatan 6).

f. Pada tanggal 17 Maret 2008, Perusahaan memiliki perjanjian kerjasama dengan PT Inti Bahana Mandiri (IBM), dimana perusahaan sebagai turnkey contractor dari IBM pada saat menerima proyek Telco Tower Developer dari pihak ketiga. Perjanjian ini berlaku sejak tanggal 17 Maret 2008 sampai dengan tanggal 17 Maret 2010.

g.Pada tanggal 17 April 2008, Perusahaan memiliki perjanjian kerjasama konsorsium dengan PT Cakra Mitra Pandawa (CMP), dimana perusahaan, antara lain menyiapkan teknisi, studi-studi yang dibutuhkan proyek, memasok mesin ATM dan mengelola serta mengawasi implementasi proyek dengan bantuan dari CMP. Perjanjian ini berlaku sampai dengan kontrak telah dilaksanakan.

h.Pada tanggal 17 Juni 2008, PT Konsorsium KC (Suatu perkongsian antara Perusahaan dan CMP menandatangani perjanjian kerjasama dengan PT Finnet Indonesia (FI), dimana FI akan menyediakan sistem payment gateway yang terdiri dari Infrastruktur Switching Jaringan Komunikasi, Back End System, dan ATM Management System kepada PT konsorsium KC untuk mendukung layanan Automatic Teller Machine Operating Self Banking and Payment Transaction Off the Counter Systems (ATOMS), perjanjian ini berlaku selama 3 (tiga) tahun sejak tanggal perjanjian dan dapat diperpanjang sesuai dengan kesepakatan para pihak.

i.Pada tanggal 8 Agustus 2008 dan 15 Agustus 2008, Perusahaan menandatangani perjanjian subkontraktor dengan PT iASIA SAKATAMA (iASIA), dimana perusahaan menjadi sub-kontraktor dari iASIA selaku pemilik proyek Telkom Flexi AROP Medan Network. Ruang lingkup pekerjaan antara lain meliputi menyediakan seluruh kebutuhan proyek, menyediakan seluruh informasi dan material yang dibutuhkan sehubungan dengan pelaksanaan proyek. Perusahaan diwajibkan menyediakan dana keseluruhan sebesar Rp 1.000.000.000 (satu milyar rupiah) kepada iASIA untuk biaya deposit yang dapat dikembalikan sebagai jaminan untuk pengoptimalan proyek dengan Telkom Flexi. Perjanjian berakhir jika tidak ada pembaharuan oleh para pihak atau salah satu pihak bermaksud untuk mengakhiri perjanjian.

j.Pada tanggal 12 September 2008, Perusahaan menandatangani kontrak perjanjian pekerjaan pemborongan dengan PT Creative Agung Mandiri (CAM), dimana perusahaan menugaskan CAM untuk melakukan pekerjaan renovasi interior, penambahan peralatan dan perlengkapan kantor perusahaan yang berlokasi di Kemang. k.Pada tanggal 17 September 2008, Perusahaan memiliki perjanjian jual beli dengan PT Ejey Indonesia (EI) dimana PT Ejey menyediakan 30 set peralatan teknik untuk keperluan melaksanakan pekerjaan dibidang optimasi di beberapa operator di Indonesia. Nilai kontrak tersebut adalah sebesar Rp 90.000.000.000 dengan cara pembayaran sebagai berikut, 30% sebagai uang muka, 65% sebelum barang dikirim dan 5% setelah barang dikirim ke lokasi. Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, jumlah uang muka yang telah dibayarkan oleh perusahaan seluruhnya dengan kontrak tersebut adalah masing–masing sebesar Rp 41.269.974.027 dan Rp 27.000.000.000 (lihat catatan 8).

l.Pada tanggal 17 Oktober 2008, Perusahaan menandatangani perjanjian sub-kontrak pengadaan pekerjaan pembangunan tower BTS dengan PT Bahtiar Mastura Omar (BMO), dimana Perusahaan menunjuk BMO sebagai sub-kontraktor atas pengadaan pekerjaan pembangunan tower BTS – PT Ericsson Indonesia. Sesuai perjanjian tersebut, harga kontrak termasuk biaya pengiriman material, mobilisasi tenaga kerja dan alat kerja serta biaya-biaya atas pelaksanaan pekerjaan lainnya tetapi belum termasuk PPN adalah sebesar Rp 33.333.333.340, dengan ketentuan pembayaran sebagai berikut, uang muka sebesar 30%, pembayaran kedua

(31)

25% setelah Berita Acara Serah Terima Pekerjaan I (BASTP I) diterbitkan dan pembayaran retensi sebesar 5% dibayarkan setelah BASTP II diterbitkan. Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, jumlah uang muka yang telah dibayarkan oleh perusahaan seluruhnya dengan kontrak tersebut adalah sebesar Rp 10.100.000.000 (lihat catatan 6).

m.Pada tanggal 28 Oktober 2008, Perusahaan menandatangani perjanjian sub-kontrak pengadaan pekerjaan Installation Testing Commisioning (ITC) dengan PT Inti Bahana Mandiri (IBM), dimana perusahaan menunjuk IBM sebagai sub-kontraktor atas pengadaan pekerjaan. Sesuai perjanjian tersebut, harga kontrak termasuk biaya pengiriman material, mobilisasi tenaga kerja dan alat kerja serta biaya-biaya atas pelaksanaan pekerjaan lainnya tetapi belum termasuk PPN adalah sebesar Rp 63.333.334.000, dengan ketentuan pembayaran sebagai berikut, uang muka sebesar 15%, Pembayaran kedua sebesar 35% dari nilai kontrak setelah Berita Acara Serah Terima Pekerjaan pertama (BASTP I) diterbitkan, pembayaran ketiga sebesar 45% setelah Berita Acara Serah Terima Pekerjaan kedua (BASTP II) diterbitkan dan pembayaran retensi sebesar 5% dibayarkan setelah BASTP II diterbitkan. Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, jumlah uang muka yang telah dibayarkan oleh Perusahaan seluruhnya dengan kontrak tersebut adalah sebesar Rp.9.500.000.000 (lihat catatan 6).

n.Berdasarkan perjanjian No. MPSIDN2909031602RXA tanggal 16 Maret 2009, Perusahaan menandatangani perjanjian kerjasama dibidang penyediaan jasa dengan PT Huawei Tech. Investment, dimana Perusahaan menyediakan jasa-jasa, antara lain berupa pemasangan BTS/Hardware. Perjanjian ini berlaku selama 12 (dua belas) bulan sejak tanggal perjanjian dan dengan sendirinya dapat diperpanjang, kecuali dihentikan oleh salah satu pihak dengan pemberitahuan tertulis sebelum jangka waktu berakhir.

22.STANDAR AKUNTANSI BARU

Berikut ini ikhtisar revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang baru-baru ini diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK):

a. PSAK No. 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, berisi persyaratan penyajian dari instrumen keuangan dan pengidentifikasian informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan penyajian tersebut diterapkan terhadap klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan, kewajiban keuangan dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan, dan keadaan dimana aset keuangan dan kewajiban keuangan akan saling hapus. Pernyataan ini mensyaratkan pengungkapan, antara lain, informasi mengenai faktor yang mempengaruhi jumlah, waktu, dan tingkat kepastian arus kas masa yang akan datang yang terkait dengan instrumen keuangan dan kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk instrumen tersebut. PSAK No. 50 (Revisi 2006) ini menggantikan PSAK No. 50, “Akuntansi Investasi Efek Tertentu”, dan diterapkan secara prospektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2010. Penerapan lebih dini diperkenankan dan harus diungkapkan.

b. PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, kewajiban keuangan, dan kontrak pembelian atau penjualan ítem non-keuangan. Pernyataan ini, antara lain, memberikan definisi dan karakteristik terhadap derivatif, kategori dari instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan dari hubungan lindung nilai. PSAK No. 55 (Revisi 2006) ini menggantikan PSAK No. 55, “Akuntansi Instrumen Derivatif dan Akuntansi Lindung Nilai”, dan diterapkan secara prospektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010. Penerapan lebih dini diperkenankan dan harus diungkapkan.

(32)

c. PPSAK No. 4, “Pencabutan PSAK 31 (revisi 2000): Akuntansi Perbankan, PSAK 42: Akuntansi Perusahaan Efek, dan PSAK 49: Akuntansi Reksa Dana”. Berlaku untuk semua entitas yang menerapkan PSAK 31 (revisi 2000), PSAK 42 dan PSAK 49.

d. PPSAK No. 5, “Pencabutan ISAK 06: Interpretasi atas Paragraf 12 dan 16 PSAK No. 55 (1999) tentang Instrumen Derivatif Melekat pada kontrak dalam Mata Uang Asing”.

Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011:

a. PSAK No. 1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan”. Menetapkan dasar-dasar bagi penyajian laporan keuangan bertujuan umum (general purpose financial statements) agar dapat dibandingkan baik dengan laporan keuangan periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas lain.

b. PSAK No. 2 (Revisi 2009), “Laporan Arus Kas”. Memberikan pengaturan atas informasi mengenai perubahan historis dalam kas dan setara kas melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, maupun pendanaan (financing) selama suatu periode.

c. PSAK No. 4 (Revisi 2009), “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri”. Akan diterapkan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian suatu entitas induk dan dalam akuntansi untuk investasi pada entitas anak, pengendalian bersama entitas, dan entitas asosiasi ketika laporan keuangan tersendiri disajikan sebagai informasi tambahan.

d. PSAK No. 48 (Revisi 2009), “Penurunan Nilai Aset”. Menetapkan prosedur-prosedur yang diterapkan agar aset dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkan dan jika aset tersebut terjadi penurunan nilai, rugi penurunan nilai harus diakui.

e. PSAK No. 57 (Revisi 2009), “Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi”. Bertujuan untuk mengatur pengakuan dan pengukuran kewajiban diestimasi, kewajiban kontinjensi dan aset kontinjensi serta untuk memastikan informasi memadai telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan untuk memungkinkan para pengguna memahami sifat, waktu, dan jumlah yang terkait dengan informasi tersebut.

23.PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN

Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan ini yang telah diselesaikan pada tanggal 29 Oktober 2010.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Perjanjian Kerjasama Operasi, pada tanggal 15 September 2008 dari notaris Wartiana, SH, Perusahaan dan PT Duta Graha Indah Tbk membentuk kerjasama operasi (KSO) untuk

Berdasarkan addendum terhadap perjanjian sewa menyewa yang telah ditandatangani pada bulan Oktober 2008, dikarenakan penundaan waktu serah terima ruangan selambat-lambatnya

Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual, biaya perolehan dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari kelompok aset tetap yang bersangkutan dan laba atau

PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2010 DAN 30 JUNI 2009 (REVISI)

Berdasarkan addendum terhadap perjanjian sewa menyewa yang telah ditandatangani pada bulan Oktober 2008, dikarenakan penundaan waktu serah terima ruangan selambat-lambatnya

Kecuali instrumen ekuitas AFS, jika, pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif dengan peristiwa

Atas piutang ini, Entitas dan PT Lorena menandatangani Surat Pengakuan Hutang (Catatan 40d). Menurut manajemen, transaksi tersebut diatas adalah merupakan transaksi yang

Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aset tetap. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke akun aset tetap yang