BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Identifikasi Kebutuhan Perancangan Pembelajaran LI Berbasis Web Identifikasi kebutuhan terhadap keberadaan pembelajaran LI berbasis web selain didasari oleh kondisi riil bahwa pembelajaran LI di Sekolah Madania masih menggunakan model tatap muka, juga diperkuat melalui pembuatan kuesioner online kepada siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Madania melalui media google docs yang dapat diakses pada alamat https://docs.google.com/spreadsheet/viewform?formkey=dDNuSXh2NHByQldf WXpiY3Q0ZUV3NXc6MA. Tahap ini dimaksudkan juga untuk mengetahui kebutuhan perancangan pembelajaran literasi informasi yang berbasis web serta kompetensi literasi informasi yang dimiliki siswa dengan disesuaikan standar yang dibuat oleh Tool for Real Time Assessment of Information Literacy Skill (TRAILS). TRAILS merupakan proyek Kent State University Libraries Amerika Serikat sebagai alat yang akan memberikan gambaran tentang pemahaman terhadap konsep literasi informasi dasar bagi siswa SMA. TRAILS telah digunakan oleh lebih dari 8.900 pustakawan di seluruh Amerika Serikat dan 30 negara serta diberikan kepada lebih dari 288.000 siswa. Sistem berbasis web ini dikembangkan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan keterampilan siswa dalam informasi secara gratis. Selain TRAILS, beberapa pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner online juga mengadopsi pertanyaan yang diajukan oleh Nasution (2009) dalam penelitiannya yang berjudul Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
Dari 115 responden, terdapat 37 siswa atau sekitar 32% dari jumlah total responden yang mengisi kuesioner literasi informasi online. Setelah jawaban dari responden terkumpul terdapat dua butir pertanyaan yakni no 4 dan 5 yang dianulir. Hal ini dikarenakan 7 dari 37 responden tidak menjawab pertanyaan no 4 dan 5. Kedua pertanyaan tersebut pada awalnya bertujuan untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai strategi Bolean. Setelah dianalisa penyebabnya adalah pertanyaan yang diajukan memiliki makna yang bias sehingga membuat
responden ragu untuk menjawab. dapat dijadikan bahan masukan
berbasis web di perpustakaan sekolah serta penentua informasi itu sendiri.
4.1.1. Kebutuhan Responden t
Perkembangan sumber daya elektronik sebagai sumber informasi
sekolah menjadi semakin
daya informasi digital sangat melimpah s
informasi di dunia maya tanpa batasan. Disebutkan
bahwa generasi muda saat in hidup di era digital, dimana internet menjadi bagian dari keseharian dalam hidupnya. Saat ini
pencarian seperti google berkurangnya penggunaan
Pada Gambar 5
dibuatkan literasi informasi yang berbasis web. Sedangkan sisanya sebayak 23% menjawab tidak perlu, karena merasa sudah
perpustakaan yang ada sekarang ini.
Gambar 5 Persentase Kebutuhan Siswa terhadap Pembelajaran LI 23%
Kebutuhan Siswa terhadap Pembelajaran LI
responden ragu untuk menjawab. Secara umum jawaban para responden
bahan masukan dalam penentuan kebutuhan literasi informasi berbasis web di perpustakaan sekolah serta penentuan topik materi
4.1.1. Kebutuhan Responden terhadap Literasi Informasi Berbasis Web sumber daya elektronik dan peningkatan penggunaan
informasi membuat pembelajaran literasi informasi bagi siswa di semakin penting. Dengan kemajuan teknologi informasi, sumber rmasi digital sangat melimpah setiap orang bebas untuk memasukkan informasi di dunia maya tanpa batasan. Disebutkan dalam istilah digital native bahwa generasi muda saat in hidup di era digital, dimana internet menjadi bagian dari keseharian dalam hidupnya. Saat ini siswa sangat bergantung pada
oogle dalam mencari informasi. Hal ini mengakiba berkurangnya penggunaan sumber daya berkualitas yang tersedia di perpustakaan
disebutkan bahwa 77% siswa menyatakan perlunya dibuatkan literasi informasi yang berbasis web. Sedangkan sisanya sebayak 23% menjawab tidak perlu, karena merasa sudah cukup dengan pendidikan pengguna perpustakaan yang ada sekarang ini.
Kebutuhan Siswa terhadap Pembelajaran LI Berbasis Web 77%
Kebutuhan Siswa terhadap Pembelajaran LI Berbasis Web
Ya (28 siswa)
Tidak, cukup dengan pendidikan pengguna perpustakaan yang ada sekarang ini. (9 siswa)
para responden tersebut literasi informasi n topik materi literasi
Berbasis Web peningkatan penggunaan internet membuat pembelajaran literasi informasi bagi siswa di
Dengan kemajuan teknologi informasi, sumber etiap orang bebas untuk memasukkan digital native bahwa generasi muda saat in hidup di era digital, dimana internet menjadi bagian
pada mesin . Hal ini mengakibatkan erpustakaan. disebutkan bahwa 77% siswa menyatakan perlunya dibuatkan literasi informasi yang berbasis web. Sedangkan sisanya sebayak 23% cukup dengan pendidikan pengguna
Berbasis Web Tidak, cukup dengan pendidikan pengguna perpustakaan yang ada
0% 50%
Pilihan Bentuk Informasi pada Saat Kebutuhan terhadap
jawaban responden tentang bentuk dan jenis informasi yang dipilih pada mencari informasi. Berdasarkan Gambar 6 d
baik dalam bentuk tercetak (buku, majalah, koran, kliping) maupun bentuk non cetak (file digital dan audio visual). Artinya bahwa siswa tidak membatasi bentuk infomasi yang dipilih sebagai sumber i
Gambar 6 Persentase 4.1.2. Tingkat Kepahaman
Pada dasarnya konsep
dalam kehidupan manusia. Kerangka dasar
pemahaman dan kemampuan seseorang dalam menyadari kapan informasi itu dibutuhkan, dimana mendapatkan informasi tersebut, serta kemampuan untuk mengevaluasi dan menggunakan secara efektif kebutuhan informasinya. Namun pada pelaksanaannya istilah
masyarakat banyak khususnya dalam hal ini siswa. kepahaman responden terhadap literasi
13%
37%
0%
Pilihan Bentuk Informasi pada Saat Mencari Informasi
a. Informasi tercetak (5 siswa) b. Digital/Elektronik (14 siswa) c. Audio Visual (0)
d. Bentuk a, b, dan c (18 siswa)
ebutuhan terhadap literasi informasi berbasis web ini juga didasarkan pada jawaban responden tentang bentuk dan jenis informasi yang dipilih pada mencari informasi. Berdasarkan Gambar 6 di atas 50% siswa memilih informasi baik dalam bentuk tercetak (buku, majalah, koran, kliping) maupun bentuk non cetak (file digital dan audio visual). Artinya bahwa siswa tidak membatasi bentuk infomasi yang dipilih sebagai sumber informasi dalam berbagai bentuk.
Persentase Pilihan Bentuk Informasi pada Saat Mencari Informasi Tingkat Kepahaman Siswa terhadap Literasi Informasi (LI)
Pada dasarnya konsep dasar literasi informasi sudah sejak lama muncul dalam kehidupan manusia. Kerangka dasar literasi informasi didefinisikan dengan pemahaman dan kemampuan seseorang dalam menyadari kapan informasi itu dibutuhkan, dimana mendapatkan informasi tersebut, serta kemampuan untuk asi dan menggunakan secara efektif kebutuhan informasinya. Namun pada pelaksanaannya istilah literasi informasi belum terlalu dikenal oleh masyarakat banyak khususnya dalam hal ini siswa. Berikut ini merupakan grafik kepahaman responden terhadap literasi informasi yang disajikan pada Gambar 7.
a. Informasi tercetak (5 siswa) b. Digital/Elektronik (14 siswa)
d. Bentuk a, b, dan c (18 siswa)
berbasis web ini juga didasarkan pada jawaban responden tentang bentuk dan jenis informasi yang dipilih pada saat memilih informasi baik dalam bentuk tercetak (buku, majalah, koran, kliping) maupun bentuk non cetak (file digital dan audio visual). Artinya bahwa siswa tidak membatasi bentuk
bentuk.
Mencari Informasi
sudah sejak lama muncul didefinisikan dengan pemahaman dan kemampuan seseorang dalam menyadari kapan informasi itu dibutuhkan, dimana mendapatkan informasi tersebut, serta kemampuan untuk asi dan menggunakan secara efektif kebutuhan informasinya. Namun belum terlalu dikenal oleh Berikut ini merupakan grafik
Gambar 7 Persentase Kepahaman Siswa terhadap Literasi Informasi Sesuai dengan Gambar 7
memahami apa yang dimaksud dengan
20% memahami apa yang dimaksud dengan dalam perancangan literasi informasi menyajikan definisi literasi informasi
informasi. Dengan mengetahui definisi dan manfaat dari ketersediaan
informasi berbasis web diharapkan siswa lebih termotivasi untuk memahami dan mempelajari literasi informasi.
4.1.3 Kemampuan Siswa dalam Menerapkan Keterampilan LI Dalam menentukan
dengan kemampuan literasi
kenyataannya, masih banyak siswa yang kurang mampu dalam membuat laporan ilmiah yang benar, penyajian sitasi yang
terhadap strategi penelusuran informasi. bagi pustakawan untuk
mengarahkan siswa mencari mendidik mereka untuk pembelajaran literasi informasi.
siswa dalam menerapkan keterampilan literasi informasi (Gambar 8). 40%
Kepahaman Siswa terhadap Literasi Informasi
Gambar 7 Persentase Kepahaman Siswa terhadap Literasi Informasi
Gambar 7, sebanyak 40% responden menyatakan tidak emahami apa yang dimaksud dengan literasi informasi, 40% kurang paham, dan ami apa yang dimaksud dengan literasi informasi. Oleh sebab itu literasi informasi berbasis web ini terlebih dahulu akan literasi informasi serta mengapa perlu mempelajari
engan mengetahui definisi dan manfaat dari ketersediaan
berbasis web diharapkan siswa lebih termotivasi untuk memahami dan literasi informasi.
Kemampuan Siswa dalam Menerapkan Keterampilan LI
Dalam menentukan rancangan topik literasi informasi ini disesuaikan dengan kemampuan literasi informasi siswa sebagai responden
kenyataannya, masih banyak siswa yang kurang mampu dalam membuat laporan ilmiah yang benar, penyajian sitasi yang tidak tepat, dan belum pahamnya siswa egi penelusuran informasi. Kondisi ini juga menjadi tantangan baru
untuk memainkan peranan yang lebih penting mencari sumber-sumber informasi yang berkualitas untuk mengevaluasi sumber daya web melalui penerapan literasi informasi. Berikut ini akan disajikan beberapa kemampuan siswa dalam menerapkan keterampilan literasi informasi (Gambar 8).
20%
40%
Kepahaman Siswa terhadap Literasi Informasi Paham (7 siswa) Kurang paham (15 siswa)
Gambar 7 Persentase Kepahaman Siswa terhadap Literasi Informasi
40% responden menyatakan tidak , 40% kurang paham, dan Oleh sebab itu berbasis web ini terlebih dahulu akan serta mengapa perlu mempelajari literasi engan mengetahui definisi dan manfaat dari ketersediaan literasi berbasis web diharapkan siswa lebih termotivasi untuk memahami dan
ini disesuaikan sebagai responden. Pada kenyataannya, masih banyak siswa yang kurang mampu dalam membuat laporan pahamnya siswa tantangan baru penting dalam informasi yang berkualitas dan
melalui penerapan Berikut ini akan disajikan beberapa kemampuan
30% 60%
Langkah Awal Siswa dalam Kegiatan
Gambar 8 Persentase L Dari 37 responden,
merencanakan dan menyusun terlebih dahulu langkah untuk memperoleh informasi, 10% meminta bantuan pihak lain, dan 60% langsung melakukan penelusuran. Hal ini mengindikasik
merencanakan dan merumuskan jenis dan batasan informasi yang diperlukan. Karena salah satu indikator seorang siswa yang
dan jenis informasi dalam mencari informasi seharusnya adalah mere dan menyusun terlebih dahulu langkah untuk memperoleh informasi
.
Gambar 9
Adanya fasilitas Online Public A
sebagai sistem temu kembali informasi sangat memudahkan mencari informasi atau bahan pustaka yang dibutuhkan. Madania dapat diakses melalui
3%
73%
Tingkat Penggunaan Katalog 30%
10%
Langkah Awal Siswa dalam Kegiatan Penelusuran Informasi
Merumuskan terlebih dahulu langkah untuk memperoleh informasi (11 siswa)
Meminta bantuan kepada pihak lain (4 siswa)
Langsung melakukan penelusuran (22 siswa)
Gambar 8 Persentase Langkah Awal dalam Kegiatan Penelusuran Informasi responden, hanya 30% para siswa yang menyatakan untuk erencanakan dan menyusun terlebih dahulu langkah untuk memperoleh , 10% meminta bantuan pihak lain, dan 60% langsung melakukan Hal ini mengindikasikan masih kurangnya kemampuan siswa dalam merencanakan dan merumuskan jenis dan batasan informasi yang diperlukan. arena salah satu indikator seorang siswa yang mampu dalam menentukan batas dan jenis informasi dalam mencari informasi seharusnya adalah mere
dan menyusun terlebih dahulu langkah untuk memperoleh informasi
Gambar 9 Persentase Penggunaan Katalog Online
Online Public Access Catalog(OPAC) atau Katalog sebagai sistem temu kembali informasi sangat memudahkan pemustaka mencari informasi atau bahan pustaka yang dibutuhkan. OPAC di sekolah Madania dapat diakses melalui e-library yang ada di website sekolah Madania
3%
24%
Tingkat Penggunaan Katalog Online Sering (1 siswa)
Kadang-kadang (9 siswa) Tidak Pernah (27 siswa) Merumuskan terlebih dahulu
Meminta bantuan kepada pihak
Penelusuran Informasi hanya 30% para siswa yang menyatakan untuk erencanakan dan menyusun terlebih dahulu langkah untuk memperoleh , 10% meminta bantuan pihak lain, dan 60% langsung melakukan an masih kurangnya kemampuan siswa dalam merencanakan dan merumuskan jenis dan batasan informasi yang diperlukan. dalam menentukan batas dan jenis informasi dalam mencari informasi seharusnya adalah merencanakan
(OPAC) atau Katalog Online pemustaka dalam
di sekolah sekolah Madania
atau melalui Sistem Informasi Madania dalam jaringan sekolah Madania. OPAC serta pemahaman
proses penelusuran informasi secara efektif. hanya 3% siswa sering menggunakan
73% menjawab tidak pernah. Hal ini menunjukkan perlunya materi tentang penggunaan OPAC beserta maksud informasi yang tercantu
tersebut sehingga memudahka
Gambar 10 Pemahaman Siswa Tentang 10 Klasifikasi DDC
Gambar 10 Persentase Pemahaman Siswa Tentang 10 Klasifikasi DDC Dewey Decimal
pengklasifikasian koleksi perpustak
adalah pengguna dapat memperoleh informasi bahan pustaka yang dibutuhkannya secara mudah dan cepat. Kurang pahamnya pengguna terhadap pemanfaatan akan mempengaruhi kecepatan pengguna dalam mencari informasi bahan pustaka yang dibutuhkan. Sesuai
dengan klasifisikasi DDC, namun
13% tidak memahami dengan maksud klasifi
itu materi petunjuk penggunaan klasifikasi DDC perlu disampaikan dalam pembelajaran literasi informasi
pemustaka sekolah dalam mencari bahan pustaka yang dibutuhkan. 19%
13%
Pemahaman Siswa tentang 10 Klasifikasi DDC
atau melalui Sistem Informasi Madania (SIM) yakni sebuah aplikasi yang terdapat dalam jaringan sekolah Madania. Penguasaan pengguna dalam menggunakan an informasi yang ada dalam katalog sangat menentukan proses penelusuran informasi secara efektif. Pada Gambar 9 menunjukkan bahwa hanya 3% siswa sering menggunakan OPAC, 24% menjawab kadang-kadang, dan % menjawab tidak pernah. Hal ini menunjukkan perlunya materi tentang
beserta maksud informasi yang tercantum dalam tersebut sehingga memudahkan siswa dalam mencari informasi yang dibutuhkan.
Gambar 10 Pemahaman Siswa Tentang 10 Klasifikasi DDC
Gambar 10 Persentase Pemahaman Siswa Tentang 10 Klasifikasi DDC y Decimal Classification (DDC) merupakan salah satu standar
koleksi perpustakaan. Manfaat dari pengelompokan tersebut memperoleh informasi bahan pustaka yang dibutuhkannya secara mudah dan cepat. Kurang pahamnya pengguna terhadap pemanfaatan
mempengaruhi kecepatan pengguna dalam mencari informasi bahan pustaka yang dibutuhkan. Sesuai Gambar 10, walaupun 68% siswa menyatakan paham dengan klasifisikasi DDC, namun masih ada 19% siswa yang kurang paham, dan 13% tidak memahami dengan maksud klasifikasi buku menurut DDC. Oleh sebab itu materi petunjuk penggunaan klasifikasi DDC perlu disampaikan dalam literasi informasi berbasis web ini agar memudahkan siswa sebagai sekolah dalam mencari bahan pustaka yang dibutuhkan.
68%
Pemahaman Siswa tentang 10 Klasifikasi DDC Paham (25 siswa) Kurang Paham (7 siswa) Tidak Paham (5 siswa)
(SIM) yakni sebuah aplikasi yang terdapat Penguasaan pengguna dalam menggunakan t menentukan menunjukkan bahwa kadang, dan % menjawab tidak pernah. Hal ini menunjukkan perlunya materi tentang dalam OPAC n siswa dalam mencari informasi yang dibutuhkan.
Gambar 10 Pemahaman Siswa Tentang 10 Klasifikasi DDC
Gambar 10 Persentase Pemahaman Siswa Tentang 10 Klasifikasi DDC pakan salah satu standar an. Manfaat dari pengelompokan tersebut memperoleh informasi bahan pustaka yang dibutuhkannya secara mudah dan cepat. Kurang pahamnya pengguna terhadap pemanfaatan DDC mempengaruhi kecepatan pengguna dalam mencari informasi bahan pustaka % siswa menyatakan paham % siswa yang kurang paham, dan menurut DDC. Oleh sebab itu materi petunjuk penggunaan klasifikasi DDC perlu disampaikan dalam berbasis web ini agar memudahkan siswa sebagai
4.1.4 Kemahiran Siswa dalam Mengevaluasi Dokumen dan Sumber Sumber Informasi
Salah satu hasil kemajuan teknologi informasi internet atau pangkalan data elektronik adalah banyaknya sumber-sumber informasi dalam berbagai jenis dokumen elektronik. Hal ini menuntut kemahiran penggunanya untuk dapat menentukan dan mengolah jenis dokumen informasi yang dibutuhkan. Pengguna perlu mengetahui jenis format file yang sedang diunduh, apakah sudah sesuai dengan kebutuhan dan ketersediaan perangkat lunaknya untuk membuka, mengunduh , serta mencetak file tersebut. Tabel 1 merupakan contoh penerapan terhadap kemampuan siswa untuk mengevaluasi dokumen yang telah ditentukan ketika diminta menjawab tipe dokumen gambar atau image.
Tabel 1 Jawaban Responden tentang Tipe Dokumen Untuk Gambar
Kategori Jawaban Jumlah Responden Persentase
a. Jpg, gif dan tif 37 100%
b. Ppt, pps, dan doc 0 0%
c. Mp3, waf, dan wmf 0 0%
d. Pdf 0 0%
Total 37 100%
Jawaban yang benar dari pertanyaan di atas adalah point a, yakni jpg, gif, dan tif yang merupakan 3 huruf terakhir yang menunjukkan format bagi tipe dokumen gambar. Sesuai hasil dari Tabel 1 seluruh responden atau 100% responden dapat menjawab dengan benar. Hal ini menunjukkan responden memiliki kemampuan untuk menentukan jenis-jenis dokumen yang dibutuhkan.
Tabel 2 Jawaban Responden tentang Sumber Website yang Terpercaya
Kategori Jawaban Jumlah Responden Persentase
a. www.whitehouse.gov 23 63%
b. www.whitehouse.com 4 10%
c. www.usgovernment.com 7 20%
d. www.whitehouse.edu 3 7%
Informasi di internet sangat
mudah untuk mengakses informasi yang tersedia. Namun demikian tidak semua informasi berguna, dapat dipertanggung
kompeten di bidangnya. Pada Tabel
manakah yang akan digunakan untuk mencari informasi Amerika Serikat-Gedung Putih yang resmi. J
pemerintahan Amerika Serikat adalah
Sebanyak 63% menjawab dengan benar sedangkan 3
dengan tepat. Walaupun mayoritas sudah dapat menjawab de dalam hal ini pengguna informasi perlu dibekali dengan mengevaluasi sumber informasi di
informasi yang dapat dipercaya serta sesuai dengan kebutuhan informasinya
4.1.5 Kemahiran Siswa
Salah satu indikator untuk mengukur tingkat literasi siswa adalah kemampuan siswa dalam menyajikan informasi secara etis dan legal.
tersebut dapat dilihat pada jawaban bahan orang lain yang digunakan pengetahuan siswa tentang cara pe
Gambar 11 Persentase Siswa dalam Mencantumkan Sumber Tulisan Orang Lain Sesuai data dalam
mencantumkan daftar pustaka, 37% sering mencantumkan daftar pustaka, dan 26% kadang-kadang mencantumkan daftar pustaka dalam karyanya.
didukung dari pengamatan 37% 26%
Jawaban Siswa dalam Mencantumkan Sumber Tulisan
Informasi di internet sangat berlimpah. Pengguna internet dapat dengan mudah untuk mengakses informasi yang tersedia. Namun demikian tidak semua dapat dipertanggungjawabkan atau dibuat oleh orang yang kompeten di bidangnya. Pada Tabel 2 responden diminta untuk menjawa
manakah yang akan digunakan untuk mencari informasi tentang pemerintahan Gedung Putih yang resmi. Jawaban yang tepat situs resmi pemerintahan Amerika Serikat adalah opsi a yakni www.whitehouse Sebanyak 63% menjawab dengan benar sedangkan 37% lainnya belum menjawab dengan tepat. Walaupun mayoritas sudah dapat menjawab dengan benar, namun pengguna informasi perlu dibekali dengan kemampuan evaluasi sumber informasi di internet agar pengguna mampu mendapatkan
dapat dipercaya serta sesuai dengan kebutuhan informasinya
Kemahiran Siswa dalam Penyajian Informasi Secara Etis dan Legal Salah satu indikator untuk mengukur tingkat literasi siswa adalah kemampuan siswa dalam menyajikan informasi secara etis dan legal. Kemampuan tersebut dapat dilihat pada jawaban responden dalam mencantumkan sumber
lain yang digunakan pada kutipan karya tulisnya (Gambar 11 siswa tentang cara penulisan daftar pustaka (Gambar 12).
Persentase Siswa dalam Mencantumkan Sumber Tulisan Orang Lain dalam Gambar 11, 37% responden menyatakan selalu mencantumkan daftar pustaka, 37% sering mencantumkan daftar pustaka, dan kadang mencantumkan daftar pustaka dalam karyanya. Data ini juga didukung dari pengamatan peneliti terhadap pencantuman sumber bahan tulisan
37%
Jawaban Siswa dalam Mencantumkan Sumber Tulisan a. Selalu b. Sering c. Kadang-Kadang Selalu (14 siswa) Sering (14 siswa) (Kadang-kadang (8 siswa)
limpah. Pengguna internet dapat dengan mudah untuk mengakses informasi yang tersedia. Namun demikian tidak semua atau dibuat oleh orang yang responden diminta untuk menjawab situs emerintahan awaban yang tepat situs resmi www.whitehouse.gov. % lainnya belum menjawab
ngan benar, namun kemampuan mampu mendapatkan dapat dipercaya serta sesuai dengan kebutuhan informasinya.
alam Penyajian Informasi Secara Etis dan Legal Salah satu indikator untuk mengukur tingkat literasi siswa adalah
Kemampuan mencantumkan sumber Gambar 11), serta
Persentase Siswa dalam Mencantumkan Sumber Tulisan Orang Lain menyatakan selalu mencantumkan daftar pustaka, 37% sering mencantumkan daftar pustaka, dan Data ini juga terhadap pencantuman sumber bahan tulisan Jawaban Siswa dalam Mencantumkan Sumber Tulisan
orang lain yang digunakan sebagai sumber rujukan tulis siswa di kelas 11 di sekolah Madania
banyak siswa yang belum mencantumkan sumber pustaka penulisan karya tulis siswa.
plagiarisme dan teknik penyajian hasil karya yang baik dan benar.
Gambar 12 Persentase Pemahaman Siswa tentang Cara Penulisan Daftar Pustaka Gambar 12 menunjukkan
sesuai dengan aturan yang berlaku.
mengenai kepahaman tentang cara dan aturan penulisan daftar pustaka, 64% menjawab paham, 33% menjawab kurang paham, dan 3% menjawab tidak paham. Meskipun 64% responden menjawab paham tentang cara dan aturan penulisan daftar pustaka, namun dari hasil pengamatan langsung penulis terhadap karya tulis siswa masih menemukan banyak kesalahan dalam menuliskan daftar pustaka. Oleh sebab itu materi tentang pedoman aturan pencantuman daftar pustaka perlu dicantumkan dalam pembelajaran literasi
memahami dan membuat cantuman sumber bahan pustaka sesuai dengan aturan yang berlaku.
33% 3%
Pemahaman Siswa tentang Cara Penulisan Daftar
orang lain yang digunakan sebagai sumber rujukan terutama terhadap hasil tulis siswa di kelas 11 di sekolah Madania yang disebut dengan final paper
banyak siswa yang belum mencantumkan sumber pustaka yang digunakan dalam penulisan karya tulis siswa. Untuk itu diperlukan materi pembahasan tentang plagiarisme dan teknik penyajian hasil karya yang baik dan benar.
Pemahaman Siswa tentang Cara Penulisan Daftar Pustaka menunjukkan kepahaman siswa dalam membuat daftar rujukan ai dengan aturan yang berlaku. Ketika responden diberikan pertanyaan mengenai kepahaman tentang cara dan aturan penulisan daftar pustaka, 64% menjawab paham, 33% menjawab kurang paham, dan 3% menjawab tidak paham. Meskipun 64% responden menjawab paham tentang cara dan aturan penulisan namun dari hasil pengamatan langsung penulis terhadap karya tulis siswa masih menemukan banyak kesalahan dalam menuliskan daftar pustaka. Oleh sebab itu materi tentang pedoman aturan pencantuman daftar pustaka perlu dicantumkan dalam pembelajaran literasi informasi ini agar siswa dapat
dan membuat cantuman sumber bahan pustaka sesuai dengan aturan 64%
Pemahaman Siswa tentang Cara Penulisan Daftar Pustaka
a. Paham
b. Kurang Paham c. Tidak Paham
Paham (24 siswa)
Kurang Paham (12 siswa) Tidak Paham (1 siswa)
terutama terhadap hasil karya final paper. Masih yang digunakan dalam Untuk itu diperlukan materi pembahasan tentang
Pemahaman Siswa tentang Cara Penulisan Daftar Pustaka kepahaman siswa dalam membuat daftar rujukan
diberikan pertanyaan mengenai kepahaman tentang cara dan aturan penulisan daftar pustaka, 64% menjawab paham, 33% menjawab kurang paham, dan 3% menjawab tidak paham. Meskipun 64% responden menjawab paham tentang cara dan aturan penulisan namun dari hasil pengamatan langsung penulis terhadap karya tulis siswa masih menemukan banyak kesalahan dalam menuliskan daftar pustaka. Oleh sebab itu materi tentang pedoman aturan pencantuman daftar pustaka perlu
ini agar siswa dapat dan membuat cantuman sumber bahan pustaka sesuai dengan aturan
Tabel 3 Daftar Materi Literasi Informasi Berbasis Web yang Dibutuhkan oleh Siswa (Jawaban Boleh Lebih Dari Satu)
Peringkat Kategori Jawaban
1 Orientasi tentang perpustakaan. Meliputi jenis koleksi dan tata letaknya
2 Teknik penggunaan bahan rujukan 3 Teknik penggunaan katalog online
4 Teknik-teknik dalam penelusuran informasi 5 Tata cara penulisan bibliografi atau daftar pustaka
Di pertanyaan terakhir responden diberikan pilihan beberapa daftar materi pembelajaran literasi informasi yang dibutuhkan dalam proses penelusuran informasi. Pada Tabel 3 tertera lima materi teratas yang dipilih oleh responden dalam perancangan literasi informasi berbasis web yakni orientasi tentang perpustakaan meliputi jenis koleksi dan tata letaknya, teknik penggunaan indeks , bahan rujukan, teknik penggunaan katalog online, teknik-teknik dalam penelusuran informasi, serta tata cara penulisan bibliografi atau daftar pustaka.
4.2. Penentuan Model Pembelajaran LI berbasis Web
Sesuai dengan penentuan model pembelajaran LI yang diuraikan pada Bab III, bahwa model yang digunakan merupakan perpaduan antara model Big6 Skills dengan konsep 7 Konsep LI Shapiro dan Hughes. Perpaduan antara model Big6 Skills dengan 7 Konsep LI Shapiro dan Hughes menjadi dasar pengembangan perancangan pembelajaran LI berbasis web ini. Hasil dari penggabungan kedua konsep LI tersebut disajikan pada Gambar 13. Penggabungan model Big6 Skills dengan konsep Tujuh Keterampilan LI Shapiro dan Hughes dinilai paling dapat mewakili kebutuhan literasi informasi bagi siswa sekolah menengah di era informasi ini serta dapat mengakomodir kebutuhan responden terhadap materi LI seperti yang tertera di Tabel 3.
Model The Big6 Skills telah dikembangkan di beberapa negara seperti Malaysia, Thailand, dan Singapura dan cocok untuk diterapkan bagi siswa dari segala usia yakni sejak usia TK hingga level kelas 12 (Berkowitz & Eisenberg 1990). Sedangkan 7 Konsep LI Shapiro dan Hughes mengakomodir keterampilan
dalam menggunakan komputer dan mengakses informasi dengan terlebih dahulu mengkritisi informasi itu sendiri dalam konteks budaya, sosial, dan filosofi.
Gambar 13 Bagan Rancangan Model Literasi Informasi Model Literasi informasi
Berbasis Web di Perpustakaan Sekolah Unit 1. Orientasi Perpustakaan atau Library Values Unit 2. Sumber-Sumber Informasi atau Resource Literacy
Unit 3. Penelusuran Informasi atau Research Literacy Unit 4. Pengolahan dan Pemanfaatan Informasi atau Organization of Information
Unit 5. Penyajian Informasi atau Publishing Literacy Unit 6. Evaluasi Informasi atau Critical Literacy
Model Big6 Skills Tujuh Keterampilan LI
Shapiro dan Hughes Task Definition
Information Seeking Strategies
Location and Access Use Information Synthesis Evaluation Resource Literacy Research Skill Social-structure literacy Tool Literacy Publishing Literacy Emerging Technology Literacy Critical Literacy Standar Kompetensi LI ACRL
Berikut ini penjelasan penerapan masing-masing unit dalam model Pembelajaran LI Berbasis Web di Perpustakaan Sekolah :
Unit 1. Orientasi Perpustakaan atau Library Values
Unit1 merupakan menu yang berisi panduan dalam menggunakan berbagai fasilitas perpustakaan dan koleksinya. Dari penggabungan kedua konsep LI oleh Big6 Skills dan Shapiro Hughes peneliti menambahkan menu utama Library Values dalam perancangan pembelajaran LI di perpustakaan sekolah. Hal ini penting karena setiap perpustakaan memiliki aturan, prosedur dan program tersendiri. Melalui menu Library Values ini perpustakaan dapat mensosialisasikan aturan, prosedur dan program perpustakaan kepada para siswa sehingga siswa memiliki wawasan yang baik tentang bagaimana menjadi pemustaka yang baik. Unit 2. Sumber-Sumber Informasi atau Resource Literacy
Unit 2 merupakan menu yang berisi panduan untuk memahami bentuk, format, lokasi dan cara mendapatkan sumber daya informasi. Pada pembelajaran LI berbasis web, konsep tahap ke-1 model Big6 Skills diterapkan dalam istilah resource literacyyang merupakan konsep LI Shapiro Hughes. Tahap ini bertujuan agar siswa dapat mengetahui permasalahan yang dibahas dalam penyelesaian tugasnya sehingga siswa dapat mengidentifikasi informasi yang dibutuhkan. Unit 3. Penelusuran Informasi atau Research Literacy
Unit 3 merupakan menu yang berisi materi tentang keterampilan dalam penelusuran informasi. Konsep di unit ke-3 merupakan penggabungan tahap ke-2 dan ke-3 model Big6 Skills dengan menggunakan istilah research literacy Shapiro dan Hughes. Penggabungan tersebut karena menurut penulis tahap ke-2 dan ke-3 dalam model Big6 Skills memiliki persamaan proses kegiatan yakni pencarian informasi. Unit ke-3 merupakan pembelajaran LI yang membahas bagaimana mencari dan menilai sumber-sumber informasi yang diperlukan berdasarkan identifikasi masalah serta bagaimana mendapatkan informasi tersebut.
Unit 4. Pengolahan dan Pemanfaatan Informasi atau Organization of Information
Unit 4 merupakan menu yang berisi panduan untuk mengolah dan memanfaatkan informasi. Setelah mendapatkan sumber dan isi informasi, maka siswa harus mengetahui bagaimana cara memanfaatkan dan mengolah informasi tersebut untuk menjawab permasalahan yang ada. Pada unit 4 pembelajaran LI berbasis web menggunakan istilah tersendiri yaitu organization of information. Pada tahap ini siswa diharapkan mampu mengolah informasi yang sudah didapatkan dengan mengidentifikasi topik utama dari sebuah informasi, menyeleksi informasi yang relevan, membuat catatan dan kesimpulan.
Unit 5. Evaluasi Informasi atau Critical Literacy
Unit 5 merupakan menu yang berisi materi tentang petunjuk untuk mengembangkan kemampuan mengevaluasi informasi secara kritis. Unit 5 menggunakan konsep tahap ke-6 model Big6 Skill yang berisi tentang tahapan kegiatan evaluasi terhadap proses yang dilakukan dan hasil akhir suatu produk, apakah sudah sesuai dengan ketentuan atau rubrik yang ditetapkan. Tahap ini diadaptasikan dalam unit ke-5 pembelajaran LI pada penelitian ini dengan menggunakan istilah critical literacy Shapiro dan Hughes yang merupakan kemampuan untuk mengevaluasi informasi secara kritis serta proses dan hasil suatu karya.
Unit 6. Penyajian Informasi atau Publishing Literacy
Unit 6 merupakan menu yang berisi panduan dalam menyusun dan menerbitkan publikasi dan ide ilmiah ke kalangan luas dengan memanfaatkan teknologi informasi secara etis dan legal. Pada unit ke-6 menggunakan konsep tahap ke-5 model Big6 Skills yakni synthesis dengan menggunakan istilah yang diajukan oleh Shapiro dan Hughes yakni publishing literacy. Keterampilan LI pada unit ke-6 merupakan kemampuan untuk menampilkan dan mengkomunikasikan hasil informasi yang dimiliki dalam suatu format baru secara etis dan legal serta menggunakan teknik presentasi yang tepat.
Setiap unit memiliki tujuan dan penjabaran topik materi masing-masing. Berikut ini adalah Tabel 4 yang merinci tujuan dan materi masing-masing unit. Tabel 4 Tujuan dan Topik Materi LI Berbasis Web
No Unit Tujuan Topik Materi
Unit 1
Library Values 1. Memahami lokasi dan denahkoleksi perpustakaan 2. Memahami aturan dan prosedur di
perpustakaan
3. Mengetahui cara merawat material koleksi perpustakaan
1. Denah lokasi material 2. Peraturan dan prosedur
di perpustakaan 3. Tips merawat koleksi
perpustakaan 4. Klasifikasi material perpustakaan dan DDC Unit 2 Resource Literacy 1. Merumuskan masalah 2. Memahami jenis, bentuk dan
sumber-sumber informasi 3. Memilih bahan referensi
(ensiklopedi, kamus, atlas, CD-ROM dan jasa layanan
on-line) sesuai dengan kebutuhan 4. Mengembangkan
pertanyaan penting terkait dengan suatu topik
1. Perumusan masalah 2. Jenis dan bentuk
informasi
3. Informasi di internet
Unit 3 Research Literacy
1. Mengetahui strategi penelusuran informasi
2. Mengidentifikasi kata kunci dalam pencarian
3. Memahami penggunaan indeks dan glosari dalam penelusuran informasi
4. Memahami informasi dalam katalog 1. Strategi penelusuran 2. Kata kunci 3. Indeks 4. Katalog online Unit 4 Organization of Information
1. Membuat catatan, dan meramu informasi dari berbagai sumber menjadi hasil yang bermakna.
1. Teknik mencatat 2. Teknik meringkas 3. Teknik membaca Cepat Unit 5
Critical Literacy
1. Mengevaluasi informasi dari sisi konten, akurasi, tingkat, dan relevansi dengan topik.
2. Mengevaluasi informasi dari sebuah web.
3. Mengevaluasi hasil karya.
1. Evaluasi Informasi 2. Evaluasi Web 3. Evaluasi karya tulis
Unit 6 Publishing Literacy
1. Memahami konsep dan konsekuensi dari plagiarisme. 2. Menyusun sebuah bibliografi
formal dalam kegiatan pengutipan
3. Menyajikan informasi dengan menggunakan teknologi dan bentuk presentasi yang tepat.
1. Teknik penyajian informasi
2. Plagiarisme
3. Teknik pengkutipan dan sitasi
4.3 Perancangan Literasi Informasi Berdasarkan alur tahapan penelitian
literasi informasi berbasis web ini terdiri dari dua tahap yakni pembuatan diagram pohon isi website dan pem
identifikasi kebutuhan pembelajaran didapatkan perancangan diagram pohon isi
4.3.1 Pembuatan Diagram Pohon Isi Website Pada tahap ini dimaksudkan untuk
pembelajaran literasi informasi kebutuhan di tingkat
pembelajaran literasi informasi LI; unit LI 1 hingga 6;
unit topik utama dibagi lagi menjadi materi; dan quiz (Gambar
Gambar 14 Gambar Unit 1 Unit 2 Tujuan Tujuan Sub Topik Sub Topik Quiz Quiz Definisi LI
Literasi Informasi Berbasis Web
r tahapan penelitian dalam tahap perancangan pembelajaran berbasis web ini terdiri dari dua tahap yakni pembuatan diagram dan pembuatan sketsa tampilan website. Dari hasil tahap
pembelajaran berbasis web di perpustakaan sekolah, maka didapatkan perancangan diagram pohon isi website dan sketsa sebagai berikut
4.3.1 Pembuatan Diagram Pohon Isi Website
dimaksudkan untuk menggambarkan ruang lingkup isi pembelajaran literasi informasi yang berbasis web dengan menyesuaikan
tingkat perpustakaan sekolah menengah. Menu
literasi informasi berbasis web ini terdiri dari definisi dan manfaat LI; unit LI 1 hingga 6; serta final paper info (Gambar 14). Pada masing
utama dibagi lagi menjadi tiga sub menu yakni; tujuan; (Gambar 15).
Gambar 14 Diagram Pohon Website Halaman Utama
Gambar 15 Diagram Pohon Website Unit 1-6 Unit 1-6
Unit 3 Unit 4 Unit 5 Tujuan Tujuan Tujuan
Sub Topik Sub Topik Sub Topik
Quiz Quiz Quiz
Home
Manfaat LI Unit 1-6 Final PaperInfo
pembelajaran berbasis web ini terdiri dari dua tahap yakni pembuatan diagram Dari hasil tahap
ekolah, maka sebagai berikut.
menggambarkan ruang lingkup isi yang berbasis web dengan menyesuaikan Menu utama isi definisi dan manfaat sing-masing yakni; tujuan; sub topik
Unit 6 Tujuan Sub Topik Quiz Final Paper
4.3.2 Pembuatan Sketsa Tampilan Website
Untuk membangun sebuah web yang memiliki tujuan yang jelas maka diperlukan prinsip dalam perancangan web tersebut dengan memperhatikan prinsip fungsional dan prinsip estetika atau keindahan. Perancangan pembelajaran literasi informasi berbasis web dengan menggunakan prinsip-prinsip perancangan sebagai berikut :
1) Prinsip Fungsional
Prinsip fungsional adalah pedoman pembangunan web yang mengutamakan penerapan fungsi dan penggunaan fitur-fitur seperti bahasa, pooling, forum dan galeri yang sesuai dengan tujuan web itu dibangun. Faktor-faktor utama yang mempengaruhi prinsip fungsional perancangan literasi informasi berbasis web ini adalah:
a. Tujuan Web
Tujuan web adalah memberikan informasi tentang literasi informasi secara online. Dengan adanya literasi informasi yang berbasis web ini diharapkan dapat menjadi media komunikasi berbasis web bagi pengguna perpustakaan sekolah.
b. Target Segmentasi Pengunjung Web
Target segmentasi pengunjung web ini adalah para pengguna perpustakaan siswa di sekolah menengah.
c. Informasi yang Ingin Disampaikan
Informasi yang ingin disampaikan dalam web ini adalah materi-materi dalam literasi informasi sebagai bekal siswa dalam melakukan kegiatan penelusuran, penelitian dan pengorganisasian informasi yang efektif dan efisien.
2) Prinsip Estetika
Prinsip estetika merupakan pedoman keindahan dalam sebuah web, yang dibuat sesuai dengan fungsional yang telah ditentukan sebelumnya. Prinsip estetika ini mencakup tiga faktor yaitu :
a. Tema Web
Tema yang ditentukan dalam rancangan literasi informasi ini adalah “Research Skill” atau keterampilan riset. Karena dari sisi informasi yang ingin ditampilkan berhubungan dengan kegiatan riset.
b. Karakteristik Warna
Warna yang akan digunakan yaitu hijau, dan biru. Ide ini mengambil dari warna seragam sekolah di Sekolah Madania. Warna hijau terkait dengan alam, menyejukkan dan fleksibel. Adapun biru melambangkan keterbukaan serta kecerdasan.
c. Tipe Font
Tipe font yang akan digunakan adalah jenis font yang sesuai dengan karakter pembaca utamanya yakni San Serif. Font ini dinilai sesuai dengan karakter pembaca utamanya yakni kategori siswa yang dinamis dan fleksibel.
Berikut ini merupakan tabel matrik dan gambar yang menjelaskan prinsip dalam perancangan literasi informasi berbasis web di perpustakaan sekolah Madania. Tabel 5 Prinsip Perancangan Literasi Informasi Berbasis Web
A. Prinsip Fungsional
Tujuan web Menyajikan informasi mengenai materi-materi LI yang mudah dipahami bagi pengguna perpustakan sekolah
Target Pengunjung Web Siswa di sekolah menengah Informasi yang ingin
disampaikan 1. Definisi Literasi Informasi2. Manfaat Literasi Informasi 3. Materi-Materi Literasi Informasi :
a.Library Values b.Resource Literacy c.Research Literacy d.Organization of Information e.Publishing Literacy f. Critical Literacy Fitur-Fitur Penunjang Web Quiz
Final Paper Info B.Prinsip Estetika
Tema Web Kegiatan Penelitian
4.3.3 Sketsa Tampilan Website Pembelajaran LI
Sketsa tampilan website pembelajaran literasi informasi terdiri dari halaman utama dengan tampilan menu materi literasi informasi yang terdiri dari enam unit. Di halaman utama ditampilkan definisi literasi informasi dan manfaat literasi informasi serta menu final paper info yang menampilkan informasi seputar final paper. Final Paper adalah istilah lain untuk tugas penulisan karya ilmiah bagi siswa yang menjadi salah satu prasyarat kelulusan. Adapun untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam memahami materi pembelajaran LI maka dibuatkan menu quiz. Model quiz yang disajikan adalah model self test yang bertujuan sebagai alat ukur pribadi bagi peserta apakah peserta didik sudah memahami materi yang disajikan dalam pembelajaran LI. Gambar sketsa tampilan website pembelajaran LI disajikan pada Gambar 16.
Gambar 16 Sketsa Tampilan Halaman Utama Website LI
Home e-library Intranet Madania.net Unit 1. Orientasi dan Nilai
Perpustakaan (Library Values) Unit 2. Sumber-Sumber Informasi (Resource Literacy) Unit 3. Penelusuran Informasi (Research Literacy) Unit 4. Pengolahan dan Pemanfaatan Informasi (Organization of Information)
Unit 5. Penyajian Informasi (Publishing Literacy) Unit 6. Evaluasi Informasi (Critical Literacy)
Apakah Literasi Informasi ?
Apakah Manfaat Keterampilan Literasi Informasi ?
Final Paper Info
HEADER
LITERASI INFORMASI (INFORMATION LITERACY
4.4 Pembuatan Prototipe Pembelajaran Literasi Informasi Berbasis Web 4.4.1. Tahap Analisis
Pada tahap pembuatan prototipe dilakukan analisis kebutuhan fungsional. Keberhasilan dalam melakukan analisis kebutuhan fungsional diperlukan agar perangkat yang dibuat sesuai dengan kebutuhan pengguna.
1) Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak
Dalam perancangan layanan pembelajaran literasi informasi berbasis web ini harus didukung oleh perangkat lunak yang digunakan agar sistem dapat berjalan sebagaimana mestinya. Perangkat lunak yang dibutuhkan adalah :
a. Sistem Operasi. Contoh : Window XP, Vista, Windows7.
b. Web browser adalah browser internet sederhana yang dirancang untuk menampilkan halaman PHP, HTML. Misalnya Opera, Mozilla, dan Internet Explorer.
c. Server lokal. Agar komputer dapat berfungsi sebagai localhost, maka dibutuhkan program yang harus diinstal seperti AppServ dan Xampp. d. Content Management System (CMS) Joomla 2.5.2
e. Quiz Creator 3.0
2) Analisis Kebutuhan Perangkat Keras
Agar layanan pembelajaran literasi informasi berbasis web ini dapat digunakan, maka dibutuhkan perangkat komputer yang berfungsi menjalankan instruksi-intruksi dan menampilkan secara visual informasi-informasi yang dibutuhkan. Perangkat keras yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :
a. Processor Intel Pentium IV atau setara b. Harddisk 40 GB.
c. RAM 128 MB.
d. Jaringan Komputer Lokal (LAN)
e. Perangkat Jaringan (Ethernet card atau wifi) f. VGA 128 MB.
g. Perangkat masukan (mouse dan keyboard) h. Perangkat keluaran (monitor)
4.4.2. Tahap Pembuatan
Dalam merancang dan membangun layanan literasi informasi berbasis web ini, penulis menggunakan jaringan lokal yakni komputer penulis (localhost sebagai local server) sehingga penulis dapat bekerja secara offline. Proses pengerjaan pembuatan website pembelajaran LI dibantu oleh tenaga informasi dan teknologi (IT) profesional yang bergerak di bidang jasa pengembangan desain web.
4.4.2.1. Tampilan Antarmuka LI Berbasis Web
Implementasi antar muka halaman utama dari perancangan literasi informasi berbasis web di perpustakaan sekolah disajikan pada Gambar 17. Pada tampilan awal menu utama yang ditampilkan adalah enam unit utama pembelajaran literasi informasi yang terdiri dari Orientasi dan Nilai Perpustakaan atau Library Values; Sumber Informasi atau Resource Literacy; Penelusuran Informasi atau Research Literacy; Pengolahan Informasi atau Organization of Information; Penyajian Informasi atau Publishing Literacy; dan Evaluasi Informasi atau Critical Literacy. Pada masing-masing unit terdapat sub unit dengan komponennya terdiri dari yang berkaitan dengan topik utama pembahasan di setiap unitnya (Gambar 18).
Gambar 18 Tampilan Halaman Sub Unit 1
Berikut ini merupakan contoh isi sub unit 1 yakni sub unit denah lokasi material (Gambar 19) dan klasifikasi material dan DDC (Gambar 20). Adapun materi secara lengkap tentang denah lokasi terdapat di Lampiran 4. Sedangkan materi Klasifikasi DDC selengkapnya terdapat di Lampiran 5. Keduanya merupakan contoh materi pembelajaran LI yang termasuk dalam kategori Unit 1 Library Values yang bertujuan untuk mengenalkan tata letak koleksi material dan fasilitas lainnya di perpustakaan sekolah Madania serta penjelasan pengklasifikasian koleksi material perpustakaan berdasarkan aturan DDC.
Gambar 20 Tampilan Sub Unit 1 Klasifikasi Material Perpustakaan DDC Isi materi dapat berupa informasi dalam bentuk teks, gambar dan video. Berikut disajikan contoh tampilan isi materi pada Unit 1 tentang Tips Merawat Buku (Gambar 21) serta penyajian materi LI dengan memuat link yang menghubungkan materi dalam format file video, atau pun format dokumen dalam bentuk ppt (power point), doc (word), dan pdf (Gambar 22). Pembahasan mengenai cara merawat buku selengkapnya ada di Lampiran 6.
Gambar 22 Tampilan Halaman Video Merawat Buku Langka Salah satu fitur tambahan yang dirancang adalah quiz. Berikut ini merupakan salah satu contoh tampilan quiz online pada unit 5 (Gambar 23). Adapun soal quiz selengkapnya terdapat di Lampiran 7.
4.4.2.2. Kategori User
Penjelasan kategori user merupakan panduan bagi user dalam menggunakan sistem. Kategori user dibagi menjadi tiga level user yakni super admin sebagai user tertinggi, administrator sebagai pengelola sistem, dan user siswa sebagai pengguna sistem. Berikut ini merupakan penjelasan pembagian ketiga level user tersebut.
1) User Siswa
Pada user siswa yang merupakan target pengunjung website hanya disediakan halaman untuk mencari dan menemukan materi pembelajaran literasi informasi dan memanfaatkan materi sesuai kebutuhan. Siswa dapat membaca tulisan atau artikel yang ada pada web literasi informasi ini setelah melakukan loginterlebih dahulu di halaman e-library di situs sekolah Madania.
2) Administrator
Pada user administrator disediakan halaman untuk dapat mengatur informasi dan data yang ada pada pembelajaran LI berbasis web ini. Administrator dalam hal ini hanya memiliki akses untuk mengunggah berkas media, menerbitkan tulisan materi LI, serta menambah, menyunting, dan menghapus tulisan. Administrator tidak memiliki akses untuk mengubah apapun yang terdapat dalam menu tema dan plugin.
3) Super Admin
Super admin merupakan level tertinggi pada tingkatan user. Super admin memiliki kewenangan dan kendali penuh untuk mengelola akses dan tingkat tanggung jawab dari semua pengguna pada situs literasi informasi ini. Diantaranya meliputi pengelolaan fitur jaringan dan situs, pengaturan privasi, mengedit posting, mereset password dan mengubah rincian profil pengguna.
4.4.2.3. Pengisian Konten Materi
Pengisian materi literasi informasi dilakukan oleh tim penanggung jawab materi literasi informasi. Setiap sekolah dapat menunjuk Guru-Pustakawan atau yang dikenal dengan istilah Teacher Librarian sebagai administrator untuk mengisi modul IL tersebut. Seorang Teacher Librarian (TL) selain harus
menguasai hal-hal yang berhubungan dengan perpustakaan, seperti katalogisasi, call Number, dan Dewey Decimal Classification (DDC) juga memiliki peran dalam usaha meningkatkan minat baca, serta bertugas untuk membekali murid dengan keterampilan menggunakan sumber informasi yang tersedia, baik berupa buku di perpustakaan maupun tulisan di internet, guna mendukung siswa dalam pembelajaraan seumur hidup atau life long learning.
Berikut ini penjelasan teknis pengisian konten dalam website :
1. Buka halaman administrator pada yang terinstal pada Joomla. Kemudian loginmenggunakan akun administrator (Gambar 24).
Gambar 24 Halaman Login Administrator
2. Halaman yang muncul akan seperti ini di bawah ini (Gambar 25). Klik add new article. Akan muncul tampilan seperti Gambar 26.
Gambar 26 Tampilan Halaman Panel Article Manager
3. Isi bagian yang dibutuhkan seperti title, section, category, author/author Alias. Pada bagian parameter dapat ditentukan kapan dipublikasikan dan kapan selesai dipublikasikan. Untuk membagi artikel, dapat dipilih pagebreak dan readmore.
4. Klik save untuk menyimpan dan kembali ke control panel. Apabila ingin melanjutkan menyunting, klik apply untuk menyimpan namun masih di halaman editor. Klik cancel jika ingin membatalkan.
4.5 Tahap Pengujian 4.5.1 Metode Pengujian
Pengujian prototipe dilakukan untuk memeriksa keselarasan antar komponen sistem yang akan diimplementasikan, mengidentifikasi permasalahan, serta mengetahui respon pengguna terhadap aplikasi yang dibuat. Metode pengujian meliputi metode Black Box, yakni metode uji coba yang berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak. Pengujian fungsional meliputi seberapa baik sistem melaksanakan fungsinya yang terdiri dari beberapa kategori, diantaranya fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang, kesalahan antarmuka, kesalahan dalam struktur data atau akses basis data internal dan kesalahan tampilan. Adapun hal-hal yang akan diuji melalui teknik pengujian Black Box adalah sebagai berikut :
Tabel 6 Rencana Pengujian
No Task Butir Uji
1 Tampil data unit utama Klik menu unit
2 Tampil data sub unit Klik menu submateri
3 Pencarian data materi Klik menu search
4 Downloadmateri Klik start download
5 Tampil video Klik video
6 Tampil quiz online Klik quiz
Penjelasan dari masing-masing task adalah sebagai berikut : Task 1. Menampilkan data unit utama
Task ini meminta user membuka halaman utama untuk menampilkan informasi apa saja yang ada di unit utama dengan cara mengakses salah satu unit utama.
Task 2. Menampilkan data salah satu sub unit
Task ini meminta user untuk mengakses salah satu contoh ini materi yang telah diisi yakni pada unit 1 tentang Tips Merawat Buku.
Task 3. Pencarian data
Taskini meminta user untuk mencari dan memilih salah satu informasi yang telah dimasukkan ke dalam web hingga mengklik masuk dalam bagian artikel dan dapat membaca informasi yang ada dengan jelas.
Task4. Mengunduh Materi
Task ini meminta user untuk mengunduh salah satu materi yang telah diunggah di website yakni materi plagiarisme. Task ini dapat diterima ketika user berhasil mengunduh materi dan data dapat dibaca.
Task5. Menampilkan video
Task ini meminta user untuk menampilkan data video yang telah diunggah di website hingga user dapat melihat isi video dengan lancar.
Task 6. Menampilkan quiz online
Task ini meminta user untuk mengakses contoh halaman quiz dan mengerjakan quiz tersebut hingga pada tahap penghitungan skor dari jawaban yang telah diberikan user.
Selain pengujian fungsional, pengujian juga dilakukan terhadap tingkat kecukupan topik materi yang dirancang dalam LI berbasis web. Dalam hal ini tim penguji yang terdiri dari Kepala Perpustakaan selaku Koordinator Kurikulum Literasi Informasi, Pustakawan sekolah Madania yang memiliki keterkaitan tugas dengan pengembangan materi LI serta Koordinator Tugas Akhir siswa sekaligus Koordinator wali kelas. Pengujian yang dilakukan adalah dengan memberikan kuesioner kepada para responden yakni guru dan pustakawan untuk mengetahui sejauh mana tingkat kecukupan topik materi yang dirancang dalam web pembelajaran LI tersebut. Soal pengujian disajikan pada Lampiran 8. Tim penguji kemudian diminta untuk menilai dalam skala nilai 5 tingkat kecukupan topik materi yang disajikan dalam website LI tersebut. Skala tersebut terdiri dari : a. Nilai 1 jika Sangat Tidak Cukup
b. Nilai 2 jika Tidak Cukup c. Nilai 3 jika Cukup d. Nilai 4 jika Lengkap e. Nilai 5 jika Sangat Lengkap
4.5.2 Hasil Pengujian
Untuk hasil pengujian Black Box terdapat pada Tabel 7. Berdasarkan hasil pengujian tersebut sistem pembelajaran LI berbasis web berjalan dengan baik. Tabel 7 Hasil Pengujian Fungsional Oleh User (n = 7 orang)
Nama
Bagian Kelas Uji Butir Uji Hasil
User Tampil data unit utama Klik menu unit Diterima Tampil data sub unit Klik menu submateri Diterima Pencarian data materi Klik menu search Diterima Downloadmateri Klik start download Diterima
Tampil video Klik video Diterima
Adapun untuk hasil pengujian tingkat kecukupan topik materi disajikan pada Tabel 8. Secara umum rancangan topik materi LI berbasis web dinilai sudah lengkap. Meskipun demikian tidak menutup kemungkinan akan adanya usulan topik materi tambahan pada masing-masing unit untuk perbaikan di masa mendatang.
Tabel 8 Tingkat Kecukupan Topik Materi Berdasarkan Standar LI ACRL (n= 3 )
Unit Materi Nilai
1
Orientasi dan Nilai Perpustakaan
1. Denah lokasi material 4.6 2. Peraturan dan prosedur
di perpustakaan 3. Tips merawat koleksi
perpustakaan 4. Klasifikasi material
perpustakaan dan DDC 2
Sumber Informasi 1.2. Jenis dan bentuk Perumusan masalah 4.3 informasi
3. Informasi di internet 3
Strategi Penelusuran 1. Strategi penelusuran 4.3 2. Kata kunci
3. Katalog online 4
Pengolahan dan Pemanfaatan Informasi
1. Teknik Mencatat 4 2. Teknik Meringkas
3. Teknik Membaca cepat 5
Evaluasi Informasi 1. Evaluasi Informasi 4.3 2. Evaluasi Web
3. Evaluasi Karya Tulis 6
Penyajian Informasi 1. Teknik Penyajian informasi 4.6 2. Plagiarisme
3. Teknik pengkutipan dan sitasi
4.6 Rencana Penggunaan Sistem
Tahapan penggunaan merupakan tahapan dimana sistem informasi yang telah dirancang dan diuji, dilanjutkan untuk digunakan oleh pihak sekolah Madania. Untuk dapat diunggah di webserver Madania maka langkah pertama yang dilakukan dengan menyalin database beserta folder htdoc rancangan website literasi informasi di htdoc webserver sekolah Madania. Htdocs folder adalah suatu folder di dalam directory instalan xampp yang berfungsi untuk menyimpan seluruh file rancangan web agar dapat diakses dalam suatu browser. Kemudian halaman website literasi informasi ini dipertautkan (hyperlink) dalam jaringan website sekolah. Hyperlink adalah sebuah fungsi khusus untuk menghubungkan setiap masing-masing halaman website satu sama lainnya atau ke website yang lain. Setelah ditautkan ke jaringan intranet sekolah Madania, website LI ini dapat diakses di intranet/lib/literasi-informasi(Gambar 27).
Gambar 27 Hyperlink Literasi Informasi di e-Library Sekolah Madania Setelah tautan e-literasi informasi terpasang di e-library sekolah Madania maka untuk memaksimalkan penggunaan pembelajaran LI berbasis web ini perlu disosialisasikan kepada siswa dan guru secara menyeluruh sehingga baik siswa maupun guru dapat mengakses informasi pembelajaran LI untuk mendukung proses pembelajaran dan penyelesaian tugas-tugas sekolah.