PERUBAHAN KONDISI EKONOMI AKIBAT BENCANA BANJIR (STUDI KASUS : KECAMATAN KEDAMAIAN, SUKABUMI, DAN
PANJANG) KOTA BANDARLAMPUNG
Novita Ayu Anggraini1, Dr. Maya Riantini, S.P., M.Si.2, Yudha Rahman, S.T., M.T.3
Institut Teknologi Sumatera, Jl. Terusan Ryacudu, Way Huwi, Kec. Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung 35365
1 Email:novita.22116134@student.itera.ac.id 2 Email: mayaunila@yahoo.com 3 Email: yudha.rahman@pwk.itera.ac.id
ABSTRAK
Dalam World Risk Report 2019, Indonesia memiliki indeks risiko bencana tinggi. Pada saat musim penghujan, beberapa wilayah di Indonesia sering kali terjadi bencana banjir. Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tentang Statistik Bencana di Indonesia tahun 2019 menunjukkan bahwa banjir merupakan jenis bencana yang paling sering terjadi di Indonesia. Sebagian besar wilayah di Indonesia berpotensi terhadap bencana banjir salah Kota Bandarlampung. Dampak yang ditimbulkan oleh terjadinya banjir di Kota Bandarlampung tentu saja tidak sedikit. Bencana banjir ini mengakibatkan kerusakan fisik, lingkungan, dan memengaruhi kondisi ekonomi penduduk pasca terjadinya banjir.
Bencana banjir yang terjadi di Kota Bandarlampung, setidaknya merendam lebih 1000 rumah selama periode banjir tahun 2017 – 2020 yang terdapat di-tiga kecamatan yang sangat terdampak akibat adanya bencana banjir yaitu Kecamatan Kedamaian, Sukabumi, dan Panjang. Sehingga tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi perubahan kondisi ekonomi akibat bencana banjir di Kecamatan Kedamaian, Sukabumi, dan Panjang, Kota Bandarlampung. Berdasarkan analisis, hasil dari penelitian ini adalah terdapat perubahan terhadap kondisi ekonomi di Kecamatan Kedamaian, Sukabumi, dan Panjang yang berdasarkan variabel pendapatan dan kepemilikan barang berharga. Adapun sebaran lokasi bencana banjir berada di Kecamatan Kedamain berada pada Kelurahan Kalibalau Kencana, Kedamaian, dan Tanjung Gading. Pada Kecamatan Sukabumi sebaran lokasi banjir berada di Kelurahan Campang Raya, Campang Jaya, dan Way laga. Pada Kecamatan Panjang sebaran lokasi banjir terdapat di Kelurahan Way Lunik, Pidada, dan Panjang Selatan.
.
Kata Kunci : Banjir, Sebaran Lokasi Banjir, Kondisi Ekonomi
A. Pendahuluan
Dalam World Risk Report 2019, Indonesia menempati urutan ke-37 dari 180 negara dengan World Risk Index sebesar 10,58% yaitu Indonesia memiliki indeks risiko bencana tinggi karena.Pada saat musim penghujan, beberapa wilayah di Indonesia sering kali terjadi bencana banjir. Salah satu daerah di Pulau Sumatera yang memiliki kerentanan bencana banjir yang tinggi yaitu Kota Bandarlampung. Dampak yang ditimbulkan oleh terjadinya banjir di Kota Bandarlampung tentu saja tidak sedikit diantaranya mengakibatkan kerusakan fisik, lingkungan, dan memengaruhi kondisi ekonomi penduduk.
Berdasarkan data rekaman kejadian bencana banjir tahun 2017 – 2020 yang dikeluarkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bandarlampung, setidaknya terdapat kurang lebih 1000 rumah yang terendam banjir selama periode banjir tahun 2017 – 2020 yang terdapat di-tiga kecamatan yang sangat terdampak akibat adanya bencana banjir yaitu Kecamatan Kedamaian, Sukabumi, dan Panjang. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ingin mengidentifikasi sebaran lokasi terdampak bencana banjir di Kecamatan Kedamaian, Sukabumi, dan Panjang dan mengidentifikasi perubahan kondisi ekonomi akibat terjadinya becana banjir di Kecamatan Kedamaian, Sukabumi, dan Panjang, Kota Bandarlampung
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian deduktif kuantitatif. Adapun metode pengumpulan data pada penelitian ini meliputi pengumpulan data primer dan pengumpulan data sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi untuk mengetahui sebaran lokasi terdampak bencana banjir dan kuisioner untuk mengetahui perubahan kondisi ekonomi akibat banjir serta kajian literatur.
Metode Analisis yang digunakan yaitu metode analisis spasial, analisis deskriptif, dan analisis komparatif. Pada analisis spasial digunakan untuk mengetahui sebaran lokasi terdampak bencana banjir dengan menggunakan bantuan software ArcMap 10.3 untuk menyajikan data dalam bentuk peta sebaran lokasi terdampak banjir di masing – masing kecamatan. Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis data perolehan hasil survey mengenai karakteristik responden dan karakteristik ekonomian penduduk di wilayah studi. Lalu analisis komparatif digunakan untuk mengetahui perubahan kondisi ekonomi akibat banjir dengan menggunakan uji statistik Sign Rank Wilcoxon. Proses pengolahan analisis statistik komparatif dalam penelitian ini menggunakan software IBM SPSS Statistics 20 dan Microsoft Excel 2013 guna menyajikan data secara akurat dan efisien.
Teknik sampling merupakan metode yang akan digunakan untuk mengambil sampel yang didasarkan pada keadaan dan kebutuhan data penelitian. Pada penelitian ini, dipilih tiga kecamatan yang berada di Kota Bandarlampung yaitu Kecamatan Kedamaian, Sukabumi, dan Panjang dapat dilihat pada tabel berikut ini.
TABEL 1. JUMLAH POPULASI
No. Kecamatan Kelurahan Jumlah Penduduk (jiwa)
1. Kedamaian Tanjung Gading 4.683 Kalibalau Kencana 10.048 Kedamaian 10.911 2. Sukabumi Campang Raya 3.532 Campang Jaya 13.131 Way Laga 7.714 3. Panjang Way Lunik 9.933 Pidada 12.749 Panjang Selatan 14.195 TOTAL 86.896
Pada penelitian ini, jumlah populasi pada Kecamatan Kedamaian, Sukabumi, dan Panjang sebanyak 86.896 jiwa. Sampel yang diambil harus representatif, artinya sampel harus mencerminkan dan memiliki sifat populasi. Untuk menentukan jumlah sampel dari populasi digunakan rumus Slovin (Sugiyono, 2017). 𝑛 = 𝑁 1 + 𝑁. 𝑒2 Keterangan: n: Jumlah Sampel N: Jumlah Populasi P: Proporsi Populasi = 50% e: Tingkat Kesalahan 10 %
Jumlah sampel yang terdampak bencana banjir di Kota Bandarlampung adalah sebagai berikut :
𝑛 = 86.896 1 + (86.896 𝑥 0,1)2
𝑛 = 86.896 869,96
𝑛 = 99,88 sehingga dibulatkan menjadi 100 sampel.
Syarat utama terpenuhinya penelitian mengenai analisis statistik adalah menggunkan teknik sampling probability. Pada penelitian ini digunakan metode
cluster random sampling untuk menentukan responden. Cluster random sampling
merupakan pengambilan sampel dengan cara atau pengelompokan (Azwar, 2010). Adapun pembagian cluster tersebut yaitu Kelurahan Tanjung Gading, Kalibalau Kencana, Kedamaian, Campang Raya, Campang Jaya, Way Laga, Way Lunik, Pidada, dan Panjang Selatan yang dapat dilihat pada peta berikut.
Pada metode sampling cluster random sampling telah ditentukan kecamatan yang terjadi banjir sebagai cluster yang akan diambil sebagai sampel dari populasinya. Adapun pemilihan responden pada penelitian ini menggunakan random sampling artinya, pemilihan responden dilakukan secara acak.
C. Hasil dan Pembahasan
1. Sebaran Lokasi Terdampak Bencana Banjir
Banjir merupakan salah satu bencana yang sering terjadi disebagian besar daerah di Indonesia salah satunya di Kota Bandarlampung. Sebaran lokasi terdampak bencana banjir di Kota Bandarlampung dapat dilihat pada peta berikut ini.
Gambar 2. Peta Sebaran Lokasi Terdampak Bencana Banjir
Dari semua daerah di Kota Bandarlampung yang sering mengalami banjir, terdapat tiga daerah yang dijadikan sampel untuk mengetahui perubahan kondisi ekonomi di Kota Bandarlampung yaitu Kecamatan Kedamaian, Sukabumi, dan Panjang. Pemilihan ke-tiga kecamatan tersebut didasarkan pada karakteristik khusus yang dimiliki oleh kecamatan tersebut dan berdasarkan data rekaman kejadian banjir menyatakan bahwa pada ke-tiga kecamatan tersebut jumlah rumah terendam banjir paling banyak. Berdasarkan kondisi topografinya, Kecamatan Kedamaian dan Sukabumi memiliki topografi yang tinggi, namun masih sering terjadi banjir. Berdasarkan hasil observasi, banyak terdapat daerah – daerah cekungan di Kecamatan Kedamaian dan Sukabumi sehingga ketika terjadi hujan yang cukup deras daerah tersebut mengalami banjir. Kecamatan Panjang berada pada daerah dengan kondisi topografi yang rendah dan kepadatan penduduk yang cukup tinggi, menyebabkan Kecamatan Panjang sering mengalami banjir.
Pada Kecamatan Kedamaian sebaran lokasi banjir terdapat pada Kelurahan Kalibalau Kencana, Kedamaian, dan Tanjung Gading. Pada Kecamatan Sukabumi sebaran lokasi banjir terdapat di Kelurahan Campang Raya, Campang Jaya, dan Way Laga. Lalu di Kecamatan Panjang sebaran lokasi banjir berada di Kelurahan Way Lunik, Pidada, dan Panjang Selatan.
2. Perubahan Kondisi Ekonomi Akibat Bencana Banjir
Informasi mengenai perubahan bencana banjir terhadap perekonomian masyarakat di Kota Bandarlampung pada penelitian ini diperoleh melalui olahan data primer. Data primer didapatkan dengan cara kuisioner dengan jumlah responden sebanyak 100 orang yang terkena bencana banjir di Kecamatan Kedamaian, Sukabumi, dan Panjang. Responden tersebut merupakan sampel yang dapat mewakili jawaban dari populasi penduduk yang terkena bencana banjir di Kota Bandarlampung.
A. Karakteristik Ekonomi Masyarakat
Menurut Azzahra, variabel yang memengaruhi ekonomi masyarakat salah satunya yaitu mata pencaharian. Pekerjaan utama merupakan salah satu sub-variabel yang digunakan untuk mengetahui perubahan bencana banjir terhadap perekonomian masyarakat.
Gambar 3. Diagram Jenis Pekerjaan Utama
Berdasarkan hasil kuisioner yang telah dilakukan kepada responden di tiga wilayah sampel, didapatkan hasil bahwa mayoritas pekerjaan utama masyarakat adalah pedagang yaitu sebesar 36% atau sama dengan 36 responden. Di Kecamatan Panjang, matapencaharian penduduk didominasi oleh supir dan juga pedagang. Begitu juga di Kecamatan Kedamaian dan Sukabumi matapencahariannya didominasi oleh pedagang dan juga swasta. Selanjutnya sebanyak 18% atau 18 responden yang memiliki pekerjaan utama sebagai buruh. Terdapat 24% pekerjaan lainnya yaitu PNS, pensiunan, supir, tukang bangunan, dan ibu rumah tangga.
Pendapatan merupakan jumlah uang yang diterima oleh perorangan maupun kelompok dari kegiatan aktivitas yang berasal dari hasil bekerja. Pendapatan tiap orang berbeda – beda, dimana yang membedakan yakni jenis pekerjaan dan didaerah mana masing – masing penduduk tinggal.
Gambar 4. Diagram Pendapatan Responden
Berdasarkan hasil kuisioner terhadap 100 responden didapatkan hasil bahwa sebesar 35% penduduk atau sebanyak 35 orang responden memiliki pendapatan Rp 500.000 – Rp 1.000.000 per bulan. Sedangkan 31% lainnya berpendapatan Rp 1.000.000 – Rp 2.500.000 per bulan. Selanjutnya sebanyak 28% responden atau sebanyak 28 reponden memiliki pendapatan Rp 2.500.000 – Rp 4.000.000. Dapat dikatakan masyarakat di Kota Bandarlampung berpendapatan rata – rata UKM di Bandarlampung. Lalu terdapat 5% masyarakat yang berpendapatan <Rp 500.000 yaitu sebanyak 5 orang responden dan sebesar 1% untuk jumlah pendapatan lainnya. Meskipun memiliki pekerjaan yang sama, masyarakat di Kecamatan Kedamaian, Sukabumi, dan Panjang memiliki pendapatan yang berbeda – beda.
B. Perubahan Kondisi Ekonomi Akibat Bencana Banjir
Banjir merupakan salah satu bencana yang sering terjadi di Kota Banadarlampung. Akibat yang ditimbulkan dari terjadinya bencana banjir tentu saja tidak sedikit dan dampak yang ditimbulkanpun tidak sedikit salah satunya perubahan terhadap kondisi ekonomi. Banjir yang memengaruhi perekonomian masyarakat dapat dijabarkan pada variabel berikut ini.
TABEL 2. VARIABEL PERUBAHAN KONDISI EKONOMI
Kriteria Sasaran Variabel
Perubahan Kondisi Ekonomi
Mata Pencaharian Pendapatan
Kepemilikan Barang Berharga
Sumber : Analisis Penulis, 2020
Berdasarkan variabel diatas selanjutnya dilakukan analisis menggunakan IBM SPSS Statistic 20 dengan uji Paired Sample T-Test untuk data yang terdistribusi normal dan uji Sign Rank Wilcoxon untuk data yang terdistribusi tidak normal. Untuk menentukan uji statistik yang digunakan, perlu dilakuakan uji normalitas terlebih dahulu. Berikut ini adalah uji normalitas untuk sub-variabel pekerjaan, pendapatan, dan akses akomodasi saat sebelum dan sesudah terjadi banjir.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan salah satu syarat dalam analisis data, sebelum melakukan analisis statistik untuk uji hipotesis harus dilakukan uji normalitas
terlebih dahulu. Uji normalitas yang digunakan pada penelitian ini adalah uji normalitas Kolmogorov Smirnov karena sampel yang digunakan adalah sampel besar atau jumlahnya lebih dari 50 data. Adapun dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas adalah sebagai berikut.
1. Jika nilai signifikansi (Sig.) > 0,05 maka data penelitian terdistribusi normal 2. Jika nilai signifikansi (Sig.) < 0,05 maka data penelitian terdistribusi tidak
normal.
Pekerjaan
Sumber : Hasil Analisis SPSS, 2020
Gambar 5. Hasil Uji Normalitas Sub-Variabel Pekerjaan Sebelum Banjir
Sumber : Hasil Analisis SPSS, 2020
Gambar 6. Hasil Uji Normalitas Sub-Variabel Pekerjaan Sesudah Banjir Berdasarkan hasil uji normalitas Kolmogorov Smirnov diatas dapat diketahui bahwa pada sub-variabel pekerjaan sebelum dan sesudah banjir memiliki nilai signifikansi (Sig.) sebesar 0,000 < 0,005 maka data terdistribusi tidak normal.
Pendapatan
Sumber : Hasil Analisis SPSS, 2020
Gambar 7. Hasil Uji Normalitas Sub-Variabel Pendapatan Sebelum Banjir
Sumber : Hasil Analisis SPSS, 2020
Gambar 8. Hasil Uji Normalitas Sub-Variabel Pendapatan Sesudah Banjir
Berdasarkan hasil uji normalitas Kolmogorov Smirnov diatas dapat diketahui bahwa pada sub-variabel pendapatan sebelum dan sesudah banjir nilai signifikansi (Sig.) bernilai 0,000 < 0,005 maka data terdistribusi tidak normal.
Akses Akomodasi
Sumber : Hasil Analisis SPSS, 2020
Gambar 9. Hasil Uji Normalitas Sub-Variabel Akses Akomodasi Sebelum Banjir
Sumber : Hasil Analisis SPSS, 2020
Gambar 10. Hasil Uji Normalitas Sub-Variabel Akses Akomodasi Sesudah Banjir
Berdasarkan hasil uji normalitas Kolmogorov Smirnov diatas dapat diketahui bahwa pada sub-variabel akses akomodasi sebelum dan sesudah banjir nilai signifikansi (Sig.) bernilai 0,000 < 0,005 maka data terdistribusi tidak normal. Berdasarkan hasil uji normalitas terhadap ke-tiga sub-variabel diatas maka memenuhi syarat untuk dilakukan uji Sign Rank Wilcoxon.
b. Uji Sign Rank Wilcoxon Mata Pencaharian
Pada uji Sign Rank Wilcoxon ini, ingin diketahui apakah terdapat perubahan kondisi perekonomian akibat adanya bencana banjir. Untuk itu, telah telah dilakukan pengambilan data primer berupa kuisioner kepada 100 responden di Kecamatan Kedamaian, Sukabumi, dan Panjang. Pada variabel mata pencaharian terdapat sub variabel pekerjaan yang akan di uji menggunakan uji Sign Rank
Wilcoxon. Adapun hipotesa yang diajukan adalah sebagai berikut.
Ho: tidak ada perubahan pada variabel pekerjaan Ha: ada perubahan pada variabel pekerjaan
Sebelum masuk pada tahap analisis, terlebih dahulu dilakukan pengambilan keputusan yang digunakan pada uji Sign Rank Wilcoxon untuk dijadikan sebagai pedoman pengambilan keputusan.
1. Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < 0.05 maka Ha diterima. 2. Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0.05 maka Ha ditolak.
Sumber : Hasil Olahan SPSS, 2020
Gambar 11. Test Statistics Uji Wilcoxon
Berdasarkan test statistik Uji Sign Rank Wilcoxon diperoleh nilai Asym.Sig. (2-tailed) yaitu sebesar 1,000 < 0,05 maka Ha ditolak. Sehingga didapatkan kesimpulan bahwa tidak terdapat perubahan pekerjaan sesudah terjadi bencana banjir di Kecamatan Kedamaian, Sukabumi, dan Panjang. Hal ini dikarenakan banjir yang terjadi hanya hitungan hari sehingga responden dapat kembali bekerja. Namun, akses menuju tempat bekerja menjadi terganggu yang menyebabkan masyarakat tidak dapat bekerja selama terjadi bencana banjir.
Pendapatan
Pendapatan merupakan jumlah uang yang diterima oleh organisasi atau perorangan dari kegiatan penjualan produk maupun jasa. Pada penelitian ini, digunakan variabel pendapatan untuk mengetahui perubahan bencana banjir terhadap perekonomian masyarakat. Pada variabel pendapat, digunakan sub-variabel pendapatan dan akses akomodasi ke tempat bekerja yang akan diuji menggunakan uji Sign Rank Wilcoxon. Adapun hipotesa yang diajukan adalah sebagai berikut.
Ho: tidak ada perubahan pada variabel pendapatan. Ha: ada perubahan pada variabel pendapatan.
Sebelum masuk pada tahap analisis, terlebih dahulu dilakukan pengambilan keputusan yang digunakan pada uji Sign Rank Wilcoxon untuk dijadikan sebagai pedoman pengambilan keputusan.
1. Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < 0.05 maka Ha diterima. 2. Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0.05 maka Ha ditolak.
Sumber : Hasil Olahan SPSS, 2020
Gambar 12. Test Statistics Uji Wilcoxon
Berdasarkan test statistik Uji Sign Ranks Wilcoxon diperoleh nilai Asym.Sig.(2-tailed) yaitu sebesar 0,000 yang artinya nilai Sig. < 0,05 maka Ha diterima. Sehingga kesimpulannya terdapat perubahan pendapatan sesudah terjadi bencana banjir di Kecamatan Kedamaian, Sukabumi, dan Panjang.
Akses Akomodasi
Akses akomodasi merupakan akses yang digunakan oleh responden untuk dapat sampai ke tempat bekerja. Pada penelitian ini ingin diketahui apakah terdapat perubahan terhadap akses akomodasi ke tempat bekerja sebelum dan sesudah terjadi bencana banjir di Kecamatan Kedamaian, Sukabumi, dan Panjang. Sebelum melakukan analisis dengan uji Sign Rank Wilcoxon terlebih dahulu membuat hipotesa. Adapun hipotesa yang diajukan adalah sebagai berikut.
Ho: tidak ada perubahan pada sub-variabel akses kendaraan ke tempat bekerja. Ha: ada perubahan pada sub-variabel akses kendaraan ke tempat bekerja.
Sebelum masuk pada tahap analisis, terlebih dahulu dilakukan pengambilan keputusan yang digunakan pada uji Sign Rank Wilcoxon untuk dijadikan sebagai pedoman pengambilan keputusan.
1. Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < 0.05 maka Ha diterima. 2. Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0.05 maka Ha ditolak.
Sumber : Hasil Olahan SPSS, 2020
Gambar 13. Test Statistics Uji Wilcoxon
Berdasarkan test statistik Uji Sign Rank Wilcoxon diperoleh nilai Asym.Sig.(2-tailed) yaitu sebesar 0,705 < 0,05 maka Ha ditolak. Sehingga kesimpulannya banjir
tidak menganggu akses akomodasi ke tempat bekerja di Kecamatan Kedamaian, Sukabumi, dan Panjang. Hal ini dikarenakan mayoritas pekerjaan utama masyarakat adalah pedagang, sopir, dan swasta. Saat terjadi banjir, akses jalan utama menuju tempat bekerja terganggu namun masyarakat dapat menggunakan jalan alternatif lain.
Kepemilikan Barang Berharga
Kepemilikan barang berharga merupakan salah satu tolak ukur kekayaan seseorang. Barang-barang yang dikatakan berharga dalam penelitian ini meliputi mobil, motor, televise, komputer/laptop, handphone, mesin cuci, kulkas, perabotan (meja, kursi, lemari, dan kasur). Setelah dilakukan kuisioner terhadap responden didapatkan informasi bahwa bencana banjir yang terjadi di Kecamatan Kedamaian, Sukabumi, dan Panjang telah menyebabkan masyarakat mengalami penurunan jumlah barang berharganya. Dapat dilihat pada tabel berikut ini.
TABEL 3. KEPEMILIKAN BARANG BERHARGA RESPONDEN SEBELUM DAN SESUDAH BANJIR
No Jenis Kepemilikan Barang
Berharga Jumlah Sebelum Banjir Jumlah Sesudah Banjir 1 Mobil 42 42 2 Motor 173 173 3 Televisi 119 119 4 Komputer/laptop 67 67 5 Handphone 324 324 6 Mesin Cuci 81 55 7 Kulkas 106 90
8 Perabotan (Meja, Kursi, Lemari, dan
Kasur) 304 242
Sumber : Olahan Data Kuisioner, 2020
Berdasarkan 100 responden yang memiliki barang berharga berupa mesin cuci berjumlah 81 sebelum terjadi banjir berkurang menjadi 55 setelah tejadi banjir terdapat penurunan kepemilikan barang bergharga sebanyak 26. Begitu juga kulkas yang semula berjumlah 106 menjadi 90 setelah terjadi banjir, perabotan rumah tangga seperti meja, kursi, lemari, dan kasur sebelum banjir berjumlah 304 berubah menjadi 242 setelah terjadi banjir.
D. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan penelitian yaitu didapatkan hasil bahwa sebaran lokasi bencana banjir berada pada Kelurahan Tanjung Gading, Kelurahan Kalibalau Kencana, Kelurahan Kedamaian, Kelurahan Campang Raya, Kelurahan Campang, Kelurahan Kalibalau Kencana, Kelurahan Way Lunik, Kelurahan Pidada, dan Kelurahan Panjang Selatan. Tidak ada perubahan pada variabel mata pencaharian akibat terjadi banjir bencana. Hal ini dikarenakan lama banjir di Kecamatan Kedamaian, Sukabumi, dan Panjang berlangsung selama 2 hari selama periode Januari – Maret tahun 2020 sehingga masyarakat memilih menunggu banjir surut untuk dapat kembali bekerja dan beraktivitas seperti biasa. Berdasarkan hasil analisis terhadap variabel pendapatan,
terdapat penurunan pendapatan masyarakat saat sebelum dan sesudah terjadi banjir. Pada variabel kepemilikan barang berharga terdapat penurunan jumlah kepemilikan barang berharga berupa mesin cuci, kulkas, dan perabotan (Meja, Kursi, Lemari, dan Kasur). Setelah dilakukan uji statistic Sign Rank Wilcoxon didapatkan hasil bahwa bencana banjir memengaruhi perekonomian masyarakat berdasarkan variabel pendapatan dan kepemilikan barang berharga.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, S. 2010. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azzahra, Rizqia Fauziah. 2017. Perubahan Bencana Banjir 20 September 2016
Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Penduduk Di Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut. (Skripsi). Program Studi Pendidikan Geografi.
Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.
Husna, A & Suryana, B. Metodologi Penelitian dan Statistik. Jakarta: Kementrian Kesehatan
Nurjanah, dkk. 2012. Manajemen Bencana. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian pendidikan pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R &D. Alfabeta. Bandung.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana.
UNDP/UNDRO. 1992. Tinjauan Umum Manajemen Bencana. Program Pelatihan Manajemen Bencana.