• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 PENGARUH PENERAPAN METODE SIMULASI TERHADAP MINAT DAN HASIL

BELAJAR MAHASISWA SERTA KEMAMPUAN TANGGAP DARURAT BENCANA DI PUSKESMAS DAN RUMAH SAKIT DI MAKASSAR

Tuti Seniwati1,Wa Ode Nurisnah2, Moh. Syafar Sangkala3, Nuurhidayat Djafar4, Hapsah5 12345

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Email : [email protected]

Abstrak

Latar belakang : Metode pembelajaran yang diterapkan selama ini pada mata kuliah keperawatan

bencana belum sepenuhnya memberikan hasil belajar yang memuaskan. Hal ini tidak lepas dari minat dan motivasi mahasiswa dalam mengikuti pembelajaran yang diberikan. Hasil belajar mahasiswa selama ini masih perlu ditingkatkan karena dari data menunjukkan masih kurangnya mahasiswa yang mendapatkan nilai yang memuaskan.

Tujuan penelitian : untuk mengetahui minat dan hasil belajar mahasiswa serta kemampuan

tanggap darurat bencana tim kesehatan berdasarkan penilaian mahasiswa di Puskesmas dan Rumah sakit

Metode penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan studi

deskriptif . Sampel dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa yang memprogram mata kuliah keperawatan bencana yaitu semester VI. Total sampel dalam penelitian ini adalah 93 orang dan sampel yang mengisi kuesioner hanya 63 orang.

Hasil penelitian : Semua responden (100%) memiliki minat belajar yang tinggi dalam

pembelajaran metode simulasi. Hasil belajar mahasiswa menunjukkan rata-rata mendapatkan nilai B+ sebesar 41.9% dan 35.5% mendapatkan nilai A-. Sedangkan kemampuan tanggap darurat bencana tim kesehatan berdasarkan penilaian mahasiswa termasuk dalam kategori tanggap yaitu sebesar 98.4%.

Kesimpulan dan saran : metode pembelajaran simulasi meningkatkan minat belajar mahasiswa

dan hasil belajar mahasiswa menunjukkan prestasi yang lebih baik dari tahun sebelumnya. Sehingga dapat disarankan untuk tetap menerapkan metode pembelajaran simulasi pada semester berikutnya.

Keywords : Metode simulasi, Minat, Hasil belajar, Tanggap Darurat

Pendahuluan Latar Belakang

Kurikulum pendidikan tinggi semakin mengalami perbaikan dan perubahan untuk membentuk para lulusan yang berkompeten dan berkarakter. Pada tahun 2008, Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin telah memberlakukan sistem Kurikukum Berbasis Kompetensi (KBK). Kompetensi yang diharapkan tentunya yang dapat memenuhi dan menggabungkan antara tuntutan stakeholder dan juga visi misi pada Program Studi karena masyarakat memiliki tuntutan bahwa lulusan sarjana keperawatan (Ners) harus mampu memberikan asuhan keperawatan yang professional kepada pasien di semua pelayanan fasilitas kesehatan.

Tahap akademik adalah tahap dimana mahasiswa memperoleh pembelajaran lengkap dari semua mata kuliah yang disajikan persemester. Pada tahap ini mahasiswa diharapkan mampu mencapai kompetensi disetiap mata kuliah yang disajikan. Mata kuliah keperawatan bencana adalah salah satu mata kuliah di keperawatan yang memiliki kompetensi terkait kegawat daruratan dan penanganan korban bencana baik di rumah sakit maupun di lapangan.

Mata kuliah keperawatan bencana merupakan mata kuliah blok memiliki beban 5 SKS dengan lama perkuliahan sekitar 6 minggu. Diharapkan dengan mengikuti perkuliahan selama 6 minggu ini mahasiswa mampu memahami konsep yang diberikan dan mampu menguasai keterampilan yang didapatkan baik di kelas maupun di laboratorium. Pemahaman mahasiswa terhadap pembelajaran yang diberikan tidak lepas dari metode dan strategi pembelajaran yang diberikan selama perkuliahan. Berbagai

(2)

2 metode pembelajaran diterapkan dalam mata kuliah ini diantaranya tutorial, studi kasus, gallery walk, presentasi diskusi, ceramah, Student Team Achievement Division (STAD) dan Clinical Skill Laboratory (CSL).

Metode pembelajaran yang diterapkan selama ini telah membantu mahasiswa dalam menyerap materi yang diberikan selama proses belajar mengajar. Akan tetapi metode pembelajaran ini belum sepenuhnya dijalankan sebagaimana mestinya dan ini akan berpengaruh terhadap minat dan motivasi mahasiswa dalam belajar sehingga akan berpengaruh terhadap hasil ujian ataupun prestasi belajar mahasiswa.

Hasil belajar mahasiswa selama ini masih perlu untuk ditingkatkan. Data menunjukkan bahwa pada tahun 2014, khusus mata kuliah blok keperawatan bencana pada program regular yang berjumlah 63 orang mahasiswa dan program kerjasama yang berjumlah 51 orang mahasiswa menunjukkan bahwa tidak ada satu orang pun yang mendapatkan nilai A pada kedua kelas tersebut akan tetapi hanya A- sebesar 16%, nilai C sebesar 3 % dan 42 % mendapatkan nilai B+. Sedangkan pada tahun 2015 dengan jumlah mahasiswa 78 orang pada program regular dan 41 orang pada program kerjasama menunjukkan bahwa ditahun ini sudah ada mahasiswa yang mendapatkan nilai A sebesar 9.7 % pada kelas program kerjasama akan tetapi pada kelas program regular tetap belum ada yang mendapatkan nilai A akan tetapi hanya A- sebesar 10.2 %. Walaupun nilai A tergolong masih kurang dan masih adanya mahasiswa yang mendapatkan nilai C akan tetapi semua mahasiswa dikategorikan lulus pada mata kuliah keperawatan bencana.

Permasalahan diatas tentunya tidak lepas dari metode pembelajaran yang diterapkan selama perkuliahan. Metode pembelajaran simulasi adalah salah satu metode pembelajaran interaktif yang belum pernah diterapkan dalam mata kuliah keperawatan bencana. Simulasi pada dasarnya merupakan salah satu strategi pembelajaran yang bertujuan memberikan pengalaman belajar yang lebih konkret melalui penciptaan tiruan-tiruan bentuk pengalaman yang mendekati suasana sebenarnya. Metode simulasi memiliki banyak keunggulan. Beberapa di antaranya adalah menyenangkan bagi mahasiswa, memungkinkan eksperimen berlangsung tanpa memerlukan lingkungan yang sebenarnya, dan mengurangi keabstrakan dan verbalisme.

Penelitian yang dilakukan oleh Wisnungkor (2014) menyatakan bahwa ada pengaruh metode simulasi terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Trenggalek pada sebelum dan setelah simulasi sebesar 24.078%. Penelitian lain Fadhillah (2014) juga mengatakan bahwa dengan penerapan metode simulasi hasil prestasi belajar siswa lebih tinggi yaitu rata-rata 89 dibandingkan dengan kelompok kontrol yang memakai metode pembelajaran lain.

Oleh karena itu, dengan melihat latar belakang diatas maka metode simulasi dengan perlu diterapkan dalam proses pembelajaran dengan mata kuliah keperawatan bencana untuk lebih memotivasi dan meningkatkan minat mahasiswa dalam proses belajar mengajar.

Landasan Teori

Menurut Joyce dan Weil (1980:1) Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran dikelas atau yang lain. Model pembelajaran simulasi merupakan model pembelajaran yang membuat suatu peniruan terhadap sesuatu yang nyata, terhadap keadaan sekelilingnya (state of affaris) atau proses. Model pembelajaran ini dirancang untuk membantu siswa mengalami bermacam-macam proses dan kenyataan sosial dan untuk menguji reaksi mereka, serta untuk memperoleh konsep keterampilan pembuatan keputusan. Model pembelajaran ini diterapkan didalam dunia pendidikan dengan tujuan mengaktifkan kemampuan yang dianalogikan dengan proses sibernetika. Pendekatan simulasi dirancang agar mendekati kenyataan dimana gerakan yang dianggap kompleks sengaja dikontrol, misalnya, dalam proses simulasi ini dilakukan dengan menggunakan simulator.

(3)

3 Model pembelajaran simulasi bertujuan untuk :

1. Melatih keterampilan tertentu baik bersifat profesional maupun bagi kehidupan sehari-hari,

2. Memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau prinsip, 3. Melatih memecahkan masalah,

4. Meningkatkan keaktifan belajar,

5. Memberikan motivasi belajar kepada siswa,

6. Melatih siswa untuk mengadakan kerjasama dalam situasi kelompok, 7. Menumbuhkan daya kreatif siswa, dan

8. Melatih siswa untuk mengembangkan sikap toleransi Metode

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan studi deskriptif yaitu penelitian yang memberikan gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif. Sampel dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa yang memprogram mata kuliah keperawatan bencana yaitu semester VI. Total sampel dalam penelitian ini adalah 93 orang dan sampel yang mengisi kuesioner hanya 63 orang.

Pengambilan data khususnya pembagian kuesioner dimulai pada 12-26 September 2016. Pengambilan data dilakukan setelah mahasiswa selesai mengikuti Kuliah Kerja Nyata Profesi Kesehatan (KKN-PK) dimana pelaksanaan KKN-PK dimulai Juni sampai Agustus 2016.

Hasil

1. Minat Belajar

Tabel 1. Minat belajar mahasiswa tentang pembelajaran berbasis simulasi

Minat belajar Frekuensi Persentase (%)

Tinggi 63 100

Rendah 0 0

Total 63 100

Tabel 1 diatas menunjukkan bahwa semua responden yang berjumlah 63 orang atau sebesar 100% memiliki minat yang tinggi terhadap pembelajaran berbasis simulasi. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan metode simulasi diminati oleh semua mahasiswa.

Selain tabel 1 diatas, minat belajar mahasiswa pada pembelajaran berbasis simulasi juga tergambar pada hasil kuesioner dalam bentuk pertanyaan terbuka yang terdiri dari 2 item pertanyaan. Hasil pertanyaan terbuka tersebut adalah sebagai berikut :

a. Pendapat mahasiswa terkait dengan pelaksanaan pembelajaran berbasis simulasi Tabel 2. Pendapat mahasiswa terkait dengan pelaksanaan pembelajaran berbasis

simulasi

Pembelajaran Simulasi Frekuensi Persentase (%)

Menyenangkan 10 15.8

Mudah dipahami 19 30.2

Menambah pengetahuan dan pengalaman 30 47.6

Tidak ada komentar 4 6.4

Total 63 100

Tabel 2 diatas menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis simulasi bagi mahasiswa itu menyenangkan, lebih mudah dipahami dan dapat menambah

(4)

4 pengetahuan dan pengalaman. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh yaitu 38 orang atau sebesar 60.3% mahasiswa mengatakan pembelajaran simulasi dapat menambah pengetahuan dan pengalaman, 21 orang atau sebesar 33.3% mengatakan pembelajaran simulasi mudah dipahami dan 10 orang atau sebesar 15.8% mengatakan pembelajaran metode simulasi itu menyenangkan

b. Saran mahasiswa pada metode pembelajaran berbasis simulasi Tabel 3. Saran pada pembelajaran berbasis simulasi

Saran Frekuensi Persentase

(%)

Simulasi diterapkan kembali 28 44.4

Persiapan dan pelaksanaan simulasi lebih efektif

24 38.1

Tidak ada komentar 11 17.5

Total 63 100

Tabel 3 diatas menunjukkan bahwa responden dalam hal ini mahasiswa menginginkn metode simulasi ini diterapkan kembali pada semester berikutnya yaitu sebesar 28 orang atau 44.4% dan terdapat 24 orang atau sebesar 38.1% mengatakan metode simulasi memerlukan persiapan dan pelaksanaan yang lebih efektif.

2. Hasil belajar

Tabel 4. Hasil belajar mahasiswa mata kuliah keperawatan gawat darurat dan bencana

Hasil belajar Frekuensi Persentase (%)

A- 33 35.5 B+ 39 41.9 B 13 14 B- 6 6.5 C 1 1.1 D 1 1.1 Total 93 100

Pada tabel 4 diatas menunjukkan bahwa nilai mahasiswa rata-rata (mean) mendapatkan nilai B+ yaitu sebanyak 39 orang (41.9%). Akan tetapi sebanyak 33 orang atau sebesar 35.5% mahasiswa mendapatkan nilai A-. Sedangkan Nilai paling rendah yang dicapai oleh mahasiswa adalah nilai D sebanyak 1 orang (1.1%).

3. Kemampuan tanggap darurat tenaga kesehatan

Tabel 5. Kemampuan tanggap darurat tenaga kesehatan berdasarkan penilaian mahasiswa

Kemampuan Tanggap Darurat Frekuensi Persentase (%)

Tanggap 62 98.4

Kurang tanggap 1 1.6

Total 63 100

Tabel 5 diatas menunjukkan bahwa kemampuan tanggap darurat tenaga kesehatan dalam penanganan korban bencana berdasarkan penilaian dari responden menunjukkan bahwa 98.4% tenaga kesehatan masuk dalam kategori tanggap dan hanya 1.6% saja yang masuk dalam kategori kurang tanggap dalam penanganan korban bencana.

(5)

5 Pembahasan

1. Minat belajar

Hasil yang diperoleh dalam penelitian tindakan kelas ini adalah semua responden dalam hal ini mahasiswa yang berjumlah 63 orang (100%) memiliki minat yang tinggi dalam pembelajaran metode simulasi. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran metode simulasi pada mata kuliah keperawatan bencana diminati oleh semua mahasiswa. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh C.R.Odo dan A.I.Odo (2014) di Nigeria yang mengatakan bahwa siswa yang mengikuti pembelajaran metode simulasi memiliki minat atau ketertarikan yang tinggi dalam memprogram mata ajar bahasa dibandingkan dengan metode pembelajaran tradisional.

Tingginya minat mahasiswa dalam pembelajaran dengan metode simulasi berkaitan dengan yang pertama, adanya perasaan senang dimana seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap suatu mata pelajaran, maka siswa tersebut akan terus mempelajari ilmu yang disenanginya. Tidak ada perasaan terpaksa pada siswa untuk mempelajari bidang tersebut. Yang kedua, ketertarikan siswa dimana berhubungan dengan daya gerak yang mendorong untuk cenderung merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan atau bisa berupa pengalaman afektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. Yang ketiga, perhatian siswa dimana perhatian merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa terhadap pengamatan dan pengertian, dengan mengesampingkan yang lain dari pada itu. Siswa yang memiliki minat pada objek tertentu, dengan sendirinya akan memperhatikan objek tersebut. Yang keempat, keterlibatan siswa, ketertarikan seseorang akan suatu objek yang mengakibatkan orang tersebut senang dan tertarik untuk melakukan atau mengerjakan kegiatan dari objek tersebut (Safari, 2005).

Teori diatas sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh melalui kuesioner terbuka yang diberikan kepada mahasiswa yaitu sebesar 15.8% mahasiswa mengatakan pembelajaran dengan metode simulasi ini menyenangkan, 30.2% mengatakan pembelajaaran metode simulasi lebih mudah dipahami karena dapat membandingkan antara teori yang didapat di kelas dengan praktek dilapangan dan 47.6% mengatakan pembelajaran dengan metode simulasi dapat menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman karena dilibatkan secara langsung dalam praktek dilapangan. Hasil ini sesuai dengan teori yang diutarakan oleh Kanner (2007) bahwa simulasi memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaplikasikan teori, mengembangkan keterampilan kritis, menyediakan bantuan dalam pengerjaan tugas sehari-hari dan persiapan di kelas.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Silvia di Universitas Kansas Amerika Serikat dengan judul dampak simulasi terhadap peningkatan tingkat pembelajaran, hasil tersebut menunjukkan bahwa metode simulasi efektif diterapkan pada siswa karena dengan simulasi siswa dapat mengaplikasikan konsep yang telah didapatkan pada pertemuan sebelumnya di kelas, dan dengan simulasi tujuan pembelajaran dapat dicapai.

2. Hasil Belajar

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pencapaian hasil belajar mahasiswa mendapatkan nilai B+ yaitu sebesar 41.9%. Akan tetapi hanya 6.4% perbedaan jumlah mahasiswa yang mendapatkan nilai A- dimana jumlah mahasiswa yang mendapatkan A- yaitu sebesar 35.5%. Hasil belajar yang didapatkan pada periode semester ini jauh lebih baik dibandingkan periode semester sebelumnya tahun 2015 dimana pada tahun sebelumnya yang mendapatkan nilai A- hanya 10.2% dan B+ sebanyak 67%. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan sebesar 25.3% mahasiswa yang mendapatkan nilai A- pada periode semester akhir tahun 2016.

Peningkatan hasil belajar pada semester akhir 2015/2016 tahun ini dibandingkan dengan tahun sebelumnya periode semester akhir 2014/2015 tahun 2015 dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah metode pembelajaran yang diterapkan. Metode pembelajaran yang diterapkan pada semester akhir 2015/2016 tahun ini sedikit berbeda dengan tahun sebelumnya dimana pada tahun ini diterapkan metode pembelajaran simulasi yang merupakan metode terbaru pada mata kuliah keperawatan

(6)

6 bencana. Metode pembelajaran simulasi belum pernah di terapkan pada semester sebelumnya yaitu sejak tahun 2008 sampai tahun 2015. Metode simulasi merupakan cara penyajian pengajaran dengan menggunakan situasi tiruan untuk menggambarkan situasi sebenarnya agar diperoleh pemahaman tentang hakikat suatu konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu (Sumantri & Permana, 1999).

Metode pembelajaran simulasi yang diterapkan pada mata kuliah keperawatan bencana meliputi penyajian pembelajaran dengan membuat suatu skenario kasus bencana kebakaran suatu gedung. Dari skenario yang telah disusun ini kemudian setiap mahasiswa dibagikan peran sehingga mahasiswa terlibat langsung dalam simulasi ini. Keterlibatan secara langsung mahasiswa dalam simulasi menyebabkan munculnya perasaaan senang sehingga mahasiswa tersebut akan tertarik mempelajari ilmu yang disenanginya (Safari, 2005).

Metode pembelajaran yang diterapkan pada suatu mata ajar akan mempengaruhi hasil belajar mahasiswa. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Susanto (2013) bahwa hasil belajar dipengaruhi 2 hal yaitu siswa meliputi kemampuan berfikir, motivasi, minat dan kesiapan siswa baik jasmani dan rohani. Yang kedua adalah dipengaruhi oleh lingkungan, salah satu diantaranya adalah metode pembelajaran. Metode simulasi yang diterapkan pada penelitian ini menyebabkan tingginya minat atau ketertarikan siswa dalam pembelajaran ini sehingga tentunya akan mempengaruhi hasil belajar mahasiswa.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Wahyuni dan Baroroh (2010) di Yogyakarta dengan judul penerapan metode pembelajaran simulasi untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar ekonomi mikro, hasilnya menunjukkan bahwa penerapan metode pembelajaran simulasi dapat mengoptimalkan prestasi belajar siswa. Prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari prestasi belajar siklus I ke siklus II, dan dari siklus II ke siklus III.

Hasil penelitian lainnya yang mendukung adalah penelitian yang dilakukan oleh Malik (2007) di Univeritas Negeri Makassar (UNM) dengan judul pengaruh strategi pembelajaran interaktif model simulasi mata kuliah rangkaian listrik terhadap hasil belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Elektro FT-UNM, hasilnya menunjukkan bahwa mahasiswa yang mengikuti strategi pembelajaran simulasi memiliki prestasi belajar kategori tinggi dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak mengikuti strategi pembelajaran simulasi.

Pada penelitian ini masih ada mahasiswa yang mendapatkan nilai C dan D yang masing-masing sebesar 1.1% disebabkan karena mahasiswa tersebut kurang dalam kehadiran, nilai final yang rendah, ujian Observed Skill Clinical Evaluation (OSCE) yang rendah, dan tidak mengikuti tutorial sehingga hasil total nilai secara keseluruhan termasuk dalam kategori rendah.

3. Kemampuan tanggap darurat

Hasil penelitian yang diperoleh melalui penilaian mahasiswa terhadap kemampuan tanggap darurat tenaga kesehatan selama pelaksanaan simulasi bencana menunjukkan bahwa hampir semua responden atau sebesar 98.4% mengatakan kemampuan tenaga kesehatan termasuk dalam kategori tanggap dalam penanganan korban bencana. Hal ini berkaitan dengan tenaga kesehatan yang terlibat pada saat itu, dimana tenaga kesehatan yang terlibat selama pelaksanaan simulasi merupakan orang-orang yang terpilih dan terbiasa terlibat dalam penanganan kasus-kasus kegawatdaruratan baik di rumah sakit maupun dalam situasi bencana.

Tenaga kesehatan yang dilibatkan dalam simulasi bencana adalah orang-orang yang bekerja di Rumah Sakit dan Puskesmas yaitu Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo, Rumah Sakit Pendidikan Unhas, Rumah Sakit Pelamonia, Rumah Sakit Daya, Rumah Sakit Ibnu Shina, Puskesmas Batua dan Puskesmas Ujung Pandang Baru. Sehingga pelaksanaan simulasi ini bukan hal yang baru bagi mereka karena mereka sudah terbiasa menghadapi kasus-kasus gawat darurat sehari-hari di Rumah Sakit maupun Puskesmas.

(7)

7 Selain terbiasa dalam kasus-kasus kegawatdaruratan sehari-hari, tenaga kesehatan yang dilibatkan adalah dari berbagai multi disiplin ilmu diantaranya dokter umum, dokter spesialis, Palang Merah Indonesia (PMI) dan juga evakuator. Selain itu, tenaga kesehatan juga dibantu oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang bertugas selama pelaksanaan simulasi bencana.

Kesimpulan

1. Minat belajar mahasiswa dalam pembelajaran metode simulasi menunjukkan bahwa semua mahasiswa (100%) memiliki minat yang tinggi dalam pembelajaran metode simulasi

2. Hasil belajar mahasiswa menunjukkan rata-rata mendapatkan nilai B+ sebesar 41.9% dan 35.5% mendapatkan nilai A-

3. Kemampuan tanggap darurat tenaga kesehatan berdasarkan penilaian mahasiswa menunjukkan 98.4% termasuk dalam kategori tanggap dalam penanganan korban bencana

Saran

Diharapkan pembelajaran metode simulasi dapat diterapkan pada semester berikutnya dengan persiapan dan pelaksanaan yang lebih efektif. Selain itu, pembelajaran metode simulasi ini dapat juga diterapkan pada mata kuliah lain untuk dapat meningkatkan minat dan ketertarikan mahasiswa dalam belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa tersebut.

Daftar Pustaka

Ali Muhammad, Guru dalam proses belajar mengajar, Sinar Baru Algensindo, Bandung, 2004

Bruce Joyce & Marsha Weil. 1996. Models of Teaching. Boston, London, Toronto, Sydney, Tokyo, Singapore: Prentice-Hall, Inc

Gie. 1995. Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta: Liberti.

H.C.Witherington. 1991. Psikologi Pendidikan, Aksara Baru: Jakarta

Sanjaya, Wina (2007).Stategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Bandung.Kencana

Kanner, M. D. (2007). War and peace: Simulating security decision making in the classroom. PS: Political Science & Politics, 40(04), 795–800.

Kartono, K. 1995. Bimbingan Belajar di SMU dan Perguruan Tinggi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Safari. 2005. Penulisan Butir Soal Berdasarkan Penilaian Berbasis Kompetensi, APSI Pusat, Jakarta

Slamento. 2007. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi, Rineka Cipta, Jakarta Silvia C. (tanpa tahun). The Impact of Simulations on Higher Level Learning.,Journal of

Public Affairs Education Vol 18(2).,diakses pada 06 November 2016 melalui website : www.naspaa.org>vol18-2>10_silva

(8)

8 Sudjana,Nana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya

Sumantri.,M dan Permana.,J,. (1998/1999). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Departemen Pendidikan Kebudayaan Direktorat Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Suryabrata Sumadi. 2002. Psikologi pendidikan, Raja Grafindo Persada, Jakarta Suparman, M.Atwi. 2012. Panduan para pengajar dan innovator pendidikan : Desain

Instruktional Modern, Penerbit Erlangga, Jakarta

Susanto Ahmad (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Winataputra, Udin S. 2001. Model-model pembelajaran Inovatif. Universitas Terbuka, Jakarta.

Wisnungkor.,Dimas. 2014. Pengaruh Metode Simulasi Terhadap Hasil Belajar Dribble Sepakbola (Studi Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Trenggalek. Diakses tanggal 28 Februari 2016, website : (http://documents.tips/documents/pengaruh-metode-simulasi-terhadap-hasil-belajar-dribble-sepakbola-studi-pada

(9)

Gambar

Tabel 1 diatas menunjukkan bahwa semua responden yang berjumlah 63 orang  atau  sebesar  100%  memiliki  minat  yang  tinggi  terhadap  pembelajaran  berbasis  simulasi
Tabel 4. Hasil belajar mahasiswa mata kuliah keperawatan gawat darurat dan  bencana

Referensi

Dokumen terkait

Satu hal yang dapat dilakukan adalah segera meratifikasi CISG 1980 terutama apabila dikaitkan dengan momentum Masyarakat ASEAN (ASEAN Community). Terhitung

Adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin Makassar yang telah melakukan penelitian dengan judul “PERBANDINGAN EFEKTIVITAS BUAH STROBERI (Fragaria x

Teori  dasar  yang  digunakan  untuk  mendesain  struktur  perkerasan  lentur  berbeda  dengan  struktur  perkerasan  kaku.  Desain  struktur  perkerasan 

Pada tahun 2010 proporsi subsidi diberikan sebagian besar untuk sub sektor budidaya, yaitu mencapai 84% dari total anggaran yang dikelola oleh Dinas Kelautan dan Perikanan

Sehubungan dengan telah selesainya hasil Penelitian, dari mahasiswa Program Studi Magister Keperawatan Departemen Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro yaitu

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research). field research adalah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis dengan mengangkat data

Sejalan dengan penetrasi industri ritel ke bagian timur Indonesia dalam waktu dekat ini, dimana memiliki potensi yang bagus, kami percaya ROTI akan mampu mempertahankan kinerja

Pada grafik 1 menunjukkan ada tiga pemahaman responden terhadap kebijakan pembayaran non tunai, masing masing dari yang terbesar adalah memahami bahwa