• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Glikolisis Dalam Sel Ragi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Glikolisis Dalam Sel Ragi"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Glikolisis Dalam Sel Ragi

Laporan Glikolisis Dalam Sel Ragi

PERCOBAAN III

PERCOBAAN III

GLIKOLISIS DALAM SEL RAGI

GLIKOLISIS DALAM SEL RAGI

I.

I. TujuanTujuan

Adapun tujuan dilakukannya percobaan ini adalah sebagai be

Adapun tujuan dilakukannya percobaan ini adalah sebagai berikut:rikut:

1.

1. Mempelajari/mengamati proses glikolisis di dalam sel ragi dengan mengukur tinggi kolomMempelajari/mengamati proses glikolisis di dalam sel ragi dengan mengukur tinggi kolom

CO

CO22yang dihasilkan.yang dihasilkan. 2.

2. Mempelajari/mengamati pengaruh inhibitor seperti fluoride dan arsenat terhadap prosesMempelajari/mengamati pengaruh inhibitor seperti fluoride dan arsenat terhadap proses

glikolisis.

glikolisis.

II.

II. Dasar TeoriDasar Teori

Glikolisis merupakan rangkaian reaksi yang mengkonversi glukosa menjadi piruvat.

Glikolisis merupakan rangkaian reaksi yang mengkonversi glukosa menjadi piruvat.

Pada organisme aerob, glikolisis adalah pendahuluan daur asam sitrat dan rantai transport

Pada organisme aerob, glikolisis adalah pendahuluan daur asam sitrat dan rantai transport

electron, saat sebagian besar energi bebas glukosa dihasilkan. Sepuluh reaksi glikolisis terjadi

electron, saat sebagian besar energi bebas glukosa dihasilkan. Sepuluh reaksi glikolisis terjadi

didalam sitosol. Pada tahap pertama, glukosa dikonversi menjadi fruktosa 1,6-bifosfat

didalam sitosol. Pada tahap pertama, glukosa dikonversi menjadi fruktosa 1,6-bifosfat

melalui reaksi fosforilasi, isomerasi, dan fosforilasi kedua. Dua molekul ATP dipakai per 

melalui reaksi fosforilasi, isomerasi, dan fosforilasi kedua. Dua molekul ATP dipakai per 

molekul glukosa pada reaksi-reaksi ini. Pada tahap kedua, fruktosa 1,6 difosfat dipecah oleh

molekul glukosa pada reaksi-reaksi ini. Pada tahap kedua, fruktosa 1,6 difosfat dipecah oleh

aldolase membentuk dihrosiaseton fosfat dan gliserildehida 3-fosfat, yang dengan mudah

aldolase membentuk dihrosiaseton fosfat dan gliserildehida 3-fosfat, yang dengan mudah

mengalami interkonvensi. Gliseraldehida 3-fosfat kemudian mengalami oksidasi dan

mengalami interkonvensi. Gliseraldehida 3-fosfat kemudian mengalami oksidasi dan

fofforilasi membentuk 1-3-bisfosfogliserat, suatu asetil fosfat dengan potensi transfer fosforil

fofforilasi membentuk 1-3-bisfosfogliserat, suatu asetil fosfat dengan potensi transfer fosforil

yang tinggi. 3-fosfogliserat kemudian terbentuk dan ATPdihasilkan. Pada tahap akhir 

yang tinggi. 3-fosfogliserat kemudian terbentuk dan ATPdihasilkan. Pada tahap akhir 

glikolisis, fosfoenolpiruvat, zat antara kedua dengan potensi transfer yang tinggi, dibentuk 

glikolisis, fosfoenolpiruvat, zat antara kedua dengan potensi transfer yang tinggi, dibentuk 

melalui pergeseran fosforil dan dehidrasi. ATP lainnya dihasilkan sewaktu fosfienolpiruvat

melalui pergeseran fosforil dan dehidrasi. ATP lainnya dihasilkan sewaktu fosfienolpiruvat

dikonnversi menjadi piruvat. Tedapat keuntungan bersih dua molekul ATP pada

dikonnversi menjadi piruvat. Tedapat keuntungan bersih dua molekul ATP pada

 pembentukan dua molekul piruv

 pembentukan dua molekul piruvat dari satu molekul glukosa. Akseptor elektron pada at dari satu molekul glukosa. Akseptor elektron pada oksidasioksidasi

gliseraldehida 3-fosfat adalh NAD

gliseraldehida 3-fosfat adalh NAD++, yang harus dihasilkan kembali agar glikosis dapat, yang harus dihasilkan kembali agar glikosis dapat

dihasilkan kembali agar glikolisis dapat berlangsung terus. Pada organism aerob, NADH

dihasilkan kembali agar glikolisis dapat berlangsung terus. Pada organism aerob, NADH

yang terbentuk pada glikolisis mentransfer elektronnya ke O

yang terbentuk pada glikolisis mentransfer elektronnya ke O22 melalui rantai transportmelalui rantai transport elektron, dan dengan demikian menghasilkan kembali NAD

elektron, dan dengan demikian menghasilkan kembali NAD++. Pada keadaan aerob,. Pada keadaan aerob,

 NAD

 NAD++dihasilkan kembali melalui reduksi piruvat menjadi laktat. Pada sejumlahdihasilkan kembali melalui reduksi piruvat menjadi laktat. Pada sejumlah

mikroorganisme, NAD

mikroorganisme, NAD++biasanya dihasilkan kembali oleh sintesis laktat atau etanol daribiasanya dihasilkan kembali oleh sintesis laktat atau etanol dari

 piruvat. Dua proses ini merupakan contoh

(2)

Jalur glikolisis mempunyai peran ganda: degradasi glukosa untuk menghasilkan ATP, dan memberikan unit-unit penyusun untuk sintesis komponen-komponen sel. Kecepatan konversi glukosa piruvat diatur sesuai dengan dua keperluan utama sel ini. Pada reaksi fisiologis, reaksi-reaksi glikolisis dengan mudah reversible kecuali reaksi-reaksi yang dikalisis oleh heksokinase, fosfofruktokinase, dan piruvat kinase. Fosfofruktokinase, elemen  pengontrol terpenting pada glikolisis, dihambat oleh kadar tinggi ATP dan sitrat, dan diaktifkan oleh AMP dan fruktosa 2,6 bifosfat. Pada hati, bifosfat menandakan bahwa glukosa berlimpah. Karenanya, fosfofruktokinase aktif bila diperlukan energy atau unit-unit  penyusun. Hksokinase dihambat oleh glukosa 6-fosfat, yang berakumulasi bila fosfofruktokinase aktif. Piruvat kinase situs pengontrol lainnya, secara alosterik dihambat oleh ATP dan alanin, dan diaktif oleh fruktosa 1,6 bifosfat. Akibatnya, piruvat kinase aktif  maksimal bila muatan energy rendah dan zat-zat ntara glikolisis menumpuk. Piruvat kinase, seperti enzim bifungsi yang mengontrol kadar fruktosa 2,6 bisfosfat, diatur melalui fosforilasi. Kadar glukosa yang rendah dalam darah mendorong fosforilasi pirivat kinase hati, sehingga aktivitasnya menurun dengan demikian menurunkan pemakaian glukosa dalam hati (Anonim, 2011).

III. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:

-

Alat:

1. Tabung peragian 4 buah 2. Pipet tetes

3. Gelas kimia 4. Penangas listrik  5. Batang pengaduk  6. Tabung reaksi 7. Statif dan klem 8. Gelas ukur 10 mL 9. Mistar  10. Stopwatch

-

Bahan: 1. Ragi 2. Larutan Ca(OH)21 M

(3)

3. Larutan glukosa 2% 4. Larutan fluoride 5. Larutan arsenat 6. Aquades

IV. Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada percobaan ini adalah sebagai berikut: 1. Menyediakan 4 buah tabung peragian yang bersih dan kerin g

Menggunakan tabung 1 sebagai control positif  Menggunakan tabung 2 sebagai control negative

Menggunakan tabung 3 dan 4 untuk melihat pengaruh inhibitor  2. Memasukkan 14 mL suspensi ragi ke dalam tabung peragian 1

3. Memasukkan 14 mL suspensi ragi yang telah dididihkan ke dalam tabung reaksi 2

4. Memasukkan 13,5 mL suspensi ragi ke dalam tabung reaksi 3 kemudian menambahkan 0,5 mL larutan fluoride

5. Memasukkan 13,5 mL suspensi ragi ke dalam tabung reaksi 4, kemudian menambahkan 0,5 larutan arsenat

6. Memasukkan 10 mL larutan Ca(OH)2 ke dalam tabung reaksi, kemudian meletakkannya

 pada ujung selang tabung peragian

7. Menambahkan 2 mL larutan glukosa 2% ke dalam masing-masing tabung peragian secara  bersamaan, kemudian mengukur tinggi kolom sebelum dihasilkannya CO2, selanjutnya

membuka kran tabung peragian

8. Membiarkan suspensi ragi tersebut selama 15 menit dalam suhu kamar 

9. Setelah tepat 15 menit menutup kembali kran pada lengan tabung peragian, kemudian melakukan pengukuran pada setiap tabung tersebut tinggi kolom CO2 yang terbentuk pada

lengan tertutup

(4)

V. Hasil Pengamatan

Adapun hasil pengamatan yang diperoleh dari percobaan ini adalah sebagai berikut:

Hasil Tabung 1 Kontrol + 2 Kontrol -3 + fluorida 4 + arsenat Tinggi kolom CO2 yang terbentuk  Keadaan suspensi ragi Keadaan Ca(OH)2 2,4 cm Berwarna putih susu Terbentuk banyak  gelembung Tercampur 

Tidak ada endapan 0  berwarna putih susu Tidak terbentuk  gelembung Campuran terpisah

Tidak ada endapan

1,5 cm Berwarna putih susu Terbentuk sedikit gelembung Tercampur 

Tidak ada endapan

1,5 cm Berwarna putih susu Terbentuk sedikit gelembung Tercampur 

Tidak ada endapan

VI. Persamaan Reaksi

C6H1206→ 2C2H5OH + 2C02

CO2+ Ca(OH)2→ CaCO3 + H2O

VII. Pembahasan

Metabolisme merupakan suatu proses reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup guna memperoleh energi untuk kelangsungan hidupnya. Metabolisme terbagi menjadi dua jalur yaitu anabolisme (suatu proses untuk membentuk atau mensintesa suatu

(5)

senyawa) dan katabolisme (suatu proses perombakan atau penguraian suatu senyawa sehingga menghasilkan energi).

Glikolisis merupakan proses penguraian atau katabolisme karbohidrat (glukosa) menjadi asam piruvat. Glikolisis dapat berlangsung secara aerob (memerlukan oksigen) dan  juga anaerob (tanpa oksigen). Dalam kondisi aerob, piruvat yang terbentuk akan dioksidasi menjadi CO2dan H2O. Sedangkan dalam kondisi anaerob, karbohidrat seperti glukosa dan

sukrosa akan diuraikan oleh enzim dalam ragi menjadi alkohol dan CO2sebagai produk akhir 

(Anonim, 2010).

Adapun tujuan dilakukannya percobaan ini yaitumempelajari/mengamati proses glikolisis di dalam sel ragi dengan mengukur tinggi kolom CO2 yang dihasilkan, serta

mempelajari/mengamati pengaruh inhibitor seperti fluorida dan arsenat terhadap proses glikolisis.

Pertama-tama prosedur yang dilakukan yaitu membuat suspensi ragi dengan cara memasukkan ragi ke dalam gelas kimia kemudian menambahkannya dengan aquades. Suspensi yang digunakan dibedakan menjadi dua yaitu suspensi ragi tanpa dididihkan dan suspensi ragi yang dididihkan. Suspensi ragi berfungsi sebagai bahan yang digunakan sebagai sel ragi tempat berlangsungnya proses glikolisis. Jalur glikolisis ditemukan di dalam sitosol sel. Suspensi ragi ini dibedakan menjadi dua yaitu suspense ragi tanpa dididihkan dan suspensi ragi yang dididihkan. Suspensi ragi yang tidak dididihkan bertindak sebagai sel ragi yang masih berfungsi baik sebagai sel hidup dalam proses glikolisis dan dijadikan sebagai kontrol positif. Sedangkan suspensi yang dididihkan bertindak sebagai sel ragi yang telah rusak sehingga tidak berfungsi efektif lagi sebagai sel hidup dalam proses glikolisis dan dijadikan sebagai kontrol negative. Kemudian memasukkan 14 mL suspensi ragi yang tanpa di didihkan ke dalam tabung peragian 1, sedangkan untuk tabung peragian 3 dan tabung  peragian 4 masing-masing sebanyak 13,5 mL. Untuk tabung peragian 2 dimasukkan suspensi

ragi yang dididihkan sebanyak 14 mL. Kemudian menambahkan 0,5 mL larutan fluorida kedalam tabung peragian 3 dan 0,5 mL larutan arsenat ke dalam tabung peragian 4. Teknik  ini sebisa mungkin dilakukan dengan cepat (tabung peragian tertutup), tujuannya untuk  meminimalisir kontak antara oksigen dengan campuran larutan, karena diharapkan glikolisis alkohol ini berjalan secara anaerob (tanpa oksigen). Larutan fluorida dan larutan arsenat  berfungsi sebagai penghambat atau inhibitor kerja enzim dalam memecah glukosa menjadi

etanol dan CO2(Anonim, 2011).

Kemudian memasukkan masing-masing 10 mL larutan Ca(OH)2kedalam 4 buah

(6)

Menambahkan 2 mL larutan glukosa 2% ke dalam masing-masing tabung peragian secara  bersamaan, dan kemudian mengukur tinggi kolom sebelum dihasilkannya CO2, selanjutnya

membuka kran tabung peragian. Larutan glukosa 2% berfungsi sebagai bahan utama yang digunakan dalam proses glikolisis oleh sel ragi, dimana glikolisis akan memecah glukosa menjadi etanol dan CO2. Setelah itu mendiamkannya selama 15 menit, dan mengamati tinggi

kolom udara yang terjadi. Tujuan pendiaman selam 15 menit yaitu agar berlangsungnya  proses glikolisis dalam sel ragi. Terbentuknya kolom udara tersebut diakibatkan oleh adanya gas CO2 yang dihasilkan melalui proses glikolisis ini, semakin banyak CO2 yang terbentuk 

maka semakin besar pula tekanan yang ada di dalam tabung sehingga kolom udara akan terlihat lebih tinggi. Adapun tinggi kolom CO2yang dihasilkan dari percobaan ini yaitu untuk 

tabung 1 yaitu 2,4 cm suspensinya berwarna putih susu dan bercampur, terbentuk banyak  gelembung serta tidak ada endapan pada larutan Ca(OH)2., tabung 2 tidak dihasilkan tinggi

kolom CO2,suspensinya berwarna putih susu dan terpisah/tidak bercampur, tidak terbentuk 

gelembung serta tidak ada endapan pada larutan Ca(OH)2, sedangkan untuk tabung 3 dan 4

yaitu 1,5 cm, suspensinya berwarna putih susu dan bercampur, terbentuk sedikit gelembung serta tidak ada endapan pada larutan Ca(OH)2

Dalam larutan Ca(OH)2 tidak terbentuk endapan CaCO3hal ini dikarenakan karenan

kadar CO2 yang terbentuk hanya sedikit.

Kadar glukosa dan kadar etanol dari hasil glikolisis sel ragi dapat ditentukan dengan melihat tinggi rendahnya kolom CO2yang terbentuk pada lengan tabung. Semakin tinggi

kolom CO2yang terbentuk, maka kadar CO2 yang dihasilkan pada proses glikolisis semakin

tinggi, yang berarti kadar glukosa dalam sel ragi berkurang karena glukosa dihidrolisis oleh enzim glikolisis menjadi CO2dan etanol. Sedangkan kadar etanol juga akan meningkat jika

tinggi kolom CO2semakin besar karena etanol dan CO2 merupakan hasil penguraian glukosa

 pada proses glikolisis. Sebaliknya jika kolom CO2 semakin rendah, maka kadar etanol juga

akan rendah dan kadar glukosa meningkat. Hal ini terjadi karena glukosa tidak banyak terurai menjadi etanol dan CO2. Dengan demikian dapat dikatakan proses glikolisis tidak 

 berlangsung dengan baik. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya inhibitor dalam proses glikolisis yang mempengaruhi fungsi enzim dalam memecah glukosa atau juga disebabkan oleh rusaknya sel ragi sehingga proses glikolisis tidak terjadi.

Dalam beberapa jasad renik seperti ragi, glukosa dioksidasi menghasilkan etanol dan CO2dalam proses yang disebut fermentasi alkohol. Jalur metabolisme proses ini sama

dengan glikolisis sampai dengan terbentuknya piruvat. Dua tahap reaksi enzim berikutnya adalah reaksi perubahan asam piruvat menjadi asetaldehide, reaksi reduksi asetaldehide

(7)

menjadi alkohol. Dalam reaksi yang pertama piruvat didekarboksilasi diubah menjadi asetaldehide dan CO2oleh piruvat dekarboksilase, suatu enzim yang tidak terdapat dalam

hewan (Anonim, 2011).

Reaksi dekarboksilasi ini merupakan reaksi yang tidak reversible, membutuhkan ion Mg2+ dan koenzim tiamin piropospat. Dalam reaksi terakhir, asetaldehide direduksi oleh  NADH dengan enzim alkohol dehidrogenase, menghasilkan etanol. Dengan demikian etanol dan CO2 merupakan hasil akhir fermentasi alkohol, dan jumlah energi yang dihasilkannya sama dengan glikolisis anaerob, yaitu 2 ATP. (Anonim, 2010).

Persamaan reaksi dari hasil fermentasi alcohol berupa sebuah molekul C02dan sebuah

molekul etanol ( sebenarnya masing-masing dua molekul untuk setiap molekul glukosa yang difermentasi) yaitu

C6H1206 → 2C2H5OH + 2C02

Sebagian besar energi yang terkandung di dalam glukosa masih terdapat dalam etanol (inilah sebabnya mengapa etanol sering dipakai sebgai bahan bakar bensin). Ragi meracuni diri sendiri jika konsentrasi ethanol mencapai kira-kira 13%. Fermentasi telah membuang sebuah karbohidrat ( C3H603 ), mengoksidai sebuah karbon dengan sempurna ( menjadi C02 )

dan mereduksi lainnya ( CH3CH2OH ) (Anonim, 2010).

\

VIII. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ini adalah sebagai berikut:

1. Tinggi kolom CO2yang dihasilkan pada percobaan ini yaitu untuk tabung 1 sebesar 2,4 cm,

tabung 2 tidak dihasilkan tinggi kolom CO2, sedangkan untuk tabung 3 dan 4 sebesar 1,5 cm.

2. Larutan fluorida dan larutan arsenat berfungsi sebagai penghambat atau inhibitor kerja enzim dalam memecah glukosa menjadi etanol dan CO2. Hal ini dapat di tunjukkan dengan tinggi

kolom CO2 yang terbentuk pada masing-masing tabung, untuk tabung peragian yang

ditambahkan larutan fluoride dan arsenat menghasilkan tinggi kolom CO2yang lebih rendah

dibandingkan pada control positif ini menandakan bahwa adanya penghabatan proses glikolisis sehingga CO2yang terbentuk lebih sedikit.

Referensi

Dokumen terkait

Penurunan nilai yield etanol ini terlihat dimana semakin lama waktu fermentasi untuk jumlah sel tertambat yang tetap, glukosa yang terkonsumsi semakin besar

Ragi yang paling sering digunakan pada fermentasi glukosa menjadi etanol adalah Saccharomyces cerevisiae karena jenis ini menghasilkan produk yang cukup tinggi, toleran

Masing-masing organel memiliki fungsi utama sebagai berikut, dinding sel berfungsi untuk melindungi dan menguatkan sel, membrane plasma berfungsi menjaga

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tanpa adanya interferensi pada pH 5 sampai 7 terjadi peningkatan konsentrasi Pb 2+ yang terbiosorpsi oleh sel ragi dan proses

Dalam sel saraf terdapat neurofibril yaitu benang fibril yang berfungsi penting untuk menghantar rangsang dari satu bagian sel ke bagian sel yang lain sehingga rangsangan dapat

Penelitian difokuskan pada penggunaan metode dielektroforesis untuk menentukan konduktivitas listrik dan frekuensi karakteristik dari sel ragi ( yeast

dengan melakukan perbandingan jumlah sel dalam keadaan biasa dan jumlah sel dalam keadaan Plasmolisis dengan perbedaan konsentrasi larutan glukosa pada sayatan daun Rhoediscolor

Uji peragian pada glukosa, laktosa dan sukrosa yang dilakukan dengan pengujian bahwa glukosa dan sukrosa dapat difermentasikan oleh sel-sel ragi, sedangkan pada