1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian
Kickfest merupakan suatu event clothing independent yang diadakan secara rutin setiap tahun oleh suatu komunitas yang bernama KICK. KICK atau Kreative Independent Clothing Kommunity merupakan forum bisnis dari para pengusaha Clothing Lokal dan Distro yang dibentuk pada September 2006 yang tersebar di 7 kota yaitu Bandung, Jakarta, Yogyakarta, Makassar, Lampung, Surabaya dan Malang. Komunitas ini tidak hanya berkumpul untuk membicarakan usaha bisnis masing-masing, tetapi KICK juga berusaha untuk menunjukkan eksistensi komunitas tersebut dengan mengadakan berbagai event, salah satunya adalah Kickfest. (Data Internal Kickfest, 2013)
Berdasarkan hasil wawancara dengan Joseph Siddi, Project Officer Kickfest, pada awalnya KICK mengadakan sebuah expo yang menyajikan berbagai produk distro dengan nama Bandung Indie Clothing Expo pada tahun 2006. Kemudian pada tahun 2007, event tersebut berubah nama menjadi Kickfest yang hingga kini terus digelar di Bandung secara rutin setiap tahunnya.
Menurut Siddi, Kickfest memiliki konsep dasar sebagai “one stop shopping”, dimana Kickfest mengumpulkan berbagai distro yang ada di dalam dan luar Bandung untuk memperkenalkan dan menjual produknya kepada masyarakat luas, dengan disertai potongan harga (diskon) pada setiap produk yang ditawarkan. Selain itu, Kickfest juga menyediakan berbagai stand kuliner dan penampilan live musik dari band-band indie Indonesia, seperti Mocca dan Seringai. Siddi juga menyatakan, target pasar yang dituju oleh Kickfest adalah usia sekolah hingga pekerja, dengan golongan menengah ke atas.
Kickfest selalu menggunakan tema yang berbeda pada setiap penyelenggaraanya. Pada tahun 2015, Kickfest yang diselenggarakan pada tanggal 16-18 Oktober ini menggunakan tema “Go Discover a Kick of Creatifity”. Lokasi
2 event yang digunakan masih sama dengan setahun sebelumnya, yaitu Lapangan Pussenif Bandung (Tribunjabar, 2015).
Kickfest 2015 di Kota Bandung diadakan pada tanggal 10-12 Oktober. Ini merupakan tahun ke-9 diadakannya Kickfest di Kota Bandung. terdapat beberapa perubahan pada Kickfest yang sudah dilaksanakan sepuluh kali ini. Salah satunya adalah penambahan jumlah booth kuliner pada lokasi event. Selain itu, Kickfest kali ini juga menyediakan foodtruck pada lokasi event, sehingga menambah pilihan makanan dan minuman bagi pengunjung. Sementara itu, terjadi peningkatan pada jumlah booth brand yang berpartisipasi pada Kickfest 2015, yang berjumlah 84 booth. Berikut daftar booth brand pada Kickfest 2015.
Tabel 1.1 Booth brand Kickfet 2015
Flashy Fishkids Hoofd Awesome Disable
Groovykid Rockmen Realizm Crush Exp
Suicide Anthem Feeble Hooligans Rustler Series ×
Breeze
Hysterical Dnd Exe Post Wdfc
Papersmooth Dork Starcross Waspish
Viking Gummo Blankwear Elevenclowns
Mechajoy Insurgent Club ×
Mind of Behaviour Gee*Eight Bleed
Rlght × The City
Screams Unkl347 Vocuz Evolute Shockinglabs
Ork 689 Highlight Works Rookie Inside Dobujack
Restart Development Popculine Brbl Dloops
Cosmic Giggle Struggle ×
Eldee Original Nsa Godincorporated
Evil Rockscissors Tictoc × Eternity Screamous
Rown Acidwerk Kidswear Wknd Disisgut
Relic Syndct Linoleum Blackjack Smith
Howler × Travis Rotten Evycalix East Hood
Bloods Invictus Unpossed × Anyway Inspired
Thyo Pernik ×
Bengkel Oi Nimco Mokaw × Baong Natural Blindwear
Punhow Blackstar Raxzel Reclays
Tozi Cozy Nymph Crossover Rsch
204flatland Oink Troy Company Stagger 13
Noinbrand Teenager Eight Something
3
1.2. Latar Belakang Penelitian
Perkembangan dunia industri membuat setiap perusahaan barang dan jasa bersaing dengan ketat. Muncul berbagai perusahaan yang menyediakan berbagai produk maupun jasa sejenis. Oleh sebab itu, dibutuhkan inovasi dan kreatifitas yang tinggi agar dapat memberikan value lebih. Sehingga dapat menjadi unggul di antara para kompetitornya.
Di Indonesia, Kota Kreatif sudah lama melekat pada Kota Bandung. Hal ini juga didukung oleh salah satu media massa ternama di kawasan ASEAN, Channel News Asia, yang bermarkas di Singapura. Ridwan Kamil juga pernah mengatakan, “Kota Bandung sudah dikenal sebagai kota kreatif saat ini dan sudah diakui secara internasional. Dengan itu, kita harus menunjukkan sesuatu yang nyata untuk membuktikan bahwa Bandung itu kota kreatif. Sudah saatnya kita menunjukkan bahwa kita memang kota kreatif, tentunya harus didukung oleh semua pihak terutama pemerintah.” (Marketeers, 2015).
Menurut Marketeers (2015), terdapat 3 hal yang membuat Bandung layak mendapat julukan kota kreatif, yaitu industri desain, industri musik dan industri fashion. Dijelaskan lebih lanjut bahwa dalam hal fashion, Bandung memiliki pelaku bisnis factory outlet (FO), clothing company (CO), hingga distribution store (Distro) yang terus bertumbuh. Banyak wisatawan domestik dan mancanegara yang datang ke Bandung tidak hanya karena alamnya yang indah, tetapi juga untuk berbelanja.
Selain melalui toko yang dimiliki oleh para pemilik bisnis fashion, Bandung juga mengadakan event yang berkaitan dengan fashion. Event tersebut ada yang bertujuan untuk sekedar menunjukkan kepada masyarakat luas, dan ada juga yang sekaligus menjual hasil produk mereka. Salah satu event yang dikenal masyarakat Bandung adalah Kickfest, yang merupakan event clothing independent yang rutin diadakan setiap tahun.
Menurut DetikNews (2015), Ridwan Kamil selaku Walikota Bandung berencana untuk menyelenggarakan Kickfest ke luar Indonesia, yaitu Malaysia. Menurut beliau, Kickfest cukup diminati oleh anak-anak muda Malaysia, karena produk clothing yang ada di Bandung sangat terkenal disana.
4 Gambar 1.1 Jumlah Pengunjung Kickfest
(Sumber: data internal Kickfest, 2015)
Berdasarkan Gambar 1.1, dapat kita lihat bahwa pada tahun 2008, jumlah pengunjung Kickfest mencapai angka 250.000 orang. Namun pada tahun berikutnya, jumlah pengunjung menurun drastis menjadi 37.000 orang. Hal ini dikarenakan pada tahun-tahun awal penyelenggaraannya, Kickfest tidak menggunakan sistem tiket masuk untuk pengunjung, sehingga orang dapat keluar masuk Kickfest dengan bebas. Baru sejak tahun 2009, Kickfest menetapkan sistem tiket masuk untuk pengunjungnya. Jumlah pengunjung Kickfest terus meningkat pada tahun-tahun berikutnya, hingga pada tahun 2012 mencapai angka 109.000 orang. Akan tetapi peningkatan tersebut tidak berlangsung lama. Terjadi penurunan jumlah pengunjung pada tahun-tahun belakangan ini. Seperti pada tahun 2013, terjadi penurunan sebesar 42,20%, yang berarti jumlah pengunjung berkurang menjadi 63.000 orang. Kemudian pada tahun 2014, jumlah pengunjung hanya berjumlah 36.000 orang, dengan tingkat pertumbuhan sebesar -42,86%.
Berdasarkan hasil wawancara, terdapat dugaan bahwa penurunan jumlah pengunjung tersebut disebabkan oleh perubahan lokasi penyelenggaraan. Menurut Siddi, kurangnya referensi tempat yang bisa dijadikan lokasi membuat pihak
250,000 37,000 65,000 87,000 109,000 63,000 36,000 50,000 100,000 150,000 200,000 250,000 300,000 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
JUMLAH PENGUNJUNG
Pengunjung (orang)5 penyelenggaraan sulit untuk menentukan tempat yang tepat. Namun, jika diamati, terdapat berbagai perubahan yang dilakukan oleh pihak penyelenggara. Berikut beberapa perubahan strategi yang telah dilakukan dalam penyelenggaraan Kickfest.
Tabel 1.2 Perubahan Strategi Penyelenggaraan Kickfest
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Jumlah brand 160 booth 120 booth 180 booth 120 booth
80
booth 80 booth 80 booth 84 booth Jumlah
foodcourt 10 booth 8 booth 40 booth
24 booth
28
booth 24 booth 14 booth
20 booth, 8 foodtruck Jumlah
community 10 booth - 20 booth
12 booth
10
booth 6 booth 10 booth 10 booth Lokasi Gasibu, Jalan Diponegoro Sasana Budaya Ganesha Stadion
Siliwangi Gasibu Gasibu
Monument Perjuangan Rakyat Ja.Bar Lapangan PPI Pussenif Lapangan PPI Pussenif Harga tiket (belum ada sistem tiket) 10.000 5.000 10.000 10.000 15.000 20.000 20.000 Jumlah pengunjung 250.000 37.000 65.000 87.000 109.250 63.000 36.000 - Penggunaan Twitter Tidak Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Penggunaan
Facebook Tidak Ya Ya Ya Ya Tidak Tidak Ya Sumber: data internal Kickfest, 2015
Penurunan jumlah pengunjung tentu memberikan dampak negatif terhadap pihak penyelenggara Kickfest, baik dari segi finansial maupun non-finansial. Dari segi finansial, pendapatan pihak penyelenggara tetap mengalami penurunan meskipun harga tiket lebih mahal dari tahun-tahun sebelumnya. Akan tetapi, menurut pengakuan Siddi, meskipun jumlah pengunjung dan pendapatan pihak penyelenggara menurun, pendapatan para peserta (brand) justru meningkat jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Dikatakan lebih lanjut, bahwa hal ini terjadi karena pengunjung Kickfest terdiri dari orang-orang yang memang loyal dengan Kickfest dan memiliki tingkat keinginan berbelanja yang cukup tinggi.
Setiap tahun, pihak penyelenggara Kickfest selalu melakukan survey untuk mengevaluasi hasil kinerjanya. Pada survey terakhir yang dilakukan (Kickfest 2014) tersebut, terdapat pertanyaan yang menanyakan penilaian pengunjung mengenai Kickfest yang telah dilaksanakan. Berdasarkan survey tersebut, didapat hasil bahwa 50,2% dari responden menyatakan bahwa Kickfest
6 2014 lebih baik dari tahun sebelumnya. Dan sebesar 3,4% juga menyatakan bahwa Kickfest 2014 jauh lebih baik, sementara responden yang menyatakan Kickfest 2014 lebih jelek atau jauh lebih jelek hanya sebesar 6,2%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pengunjung Kickfest 2014 menyatakan bahwa penyelenggaraan event tersebut lebih baik jika dibandingkan dengan penyelenggaraan Kickfest di tahun-tahun sebelumnya.
Gambar 1.2 Kemungkinan Berkunjung pada Kickfest Selanjutnya (Sumber: data internal Kickfest, 2014)
Masih berdasarkan survey yang sama (Kickfest 2014), terdapat pertanyaan “Seberapa besar kemungkinan untuk mengunjungi Kickfest tahun depan?” Pada Gambar 1.2 terlihat bahwa sebagian besar dari responden cenderung akan datang pada Kickfest di tahun berikutnya (2015), yaitu sebanyak 45% menyatakan mungkin datang dan sebanyak 39,6% menyatakan pasti datang. Sementara pengunjung yang menyatakan mungkin tidak datang hanya sebesar 2,4% dan yang pasti tidak datang 0,4%. Jadi dapat dikatakan bahwa minat pengunjung untuk datang kembali pada Kickfest di tahun berikutnya cukup besar.
Akan tetapi, meskipun minat pengunjung untuk datang kembali cukup besar, event Kickfest 2014 tetap memiliki banyak kekurangan. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya keluhan dari pengunjung yang terdapat pada hasil survey yang dilakukan sendiri oleh pihak penyelenggara Kickfest 2014. Berbagai keluhan tersebut menghasilkan berbagai saran untuk penyelenggaraan Kickfest di tahun-tahun berikutnya. 39.60% 45.00% 12.60% 2.40% 0.40% Pasti Datang Mungkin Datang Biasa Saja Mungkin Tidak Pasti Tidak
Kemungkinan Berkunjung
7 Gambar 1.3 Saran Pengunjung untuk Kickfest Selanjutnya
(Sumber: data internal Kickfest, 2014)
Gambar 1.3 menunjukkan terdapat beberapa saran yang diberikan oleh pengunjung Kickfest 2014 untuk penyelenggaraan Kickfest di tahun berikutnya. Dapat dilihat bahwa “Tiket masuk lebih murah” menjadi saran yang paling banyak diberikan oleh pengunjung, yaitu sebesar 11,8%. Kemudian sebanyak 10,6% pengunjung memberi saran pada ”Ketersediaan public area yang nyaman”, dimana pengunjung mengharapkan area yang lebih luas dan ada tempat duduknya untuk beristirahat. Pada peringkat ketiga, sebanyak 8,2% pengunjung mengharapkan “Peserta/ stand-nya lebih banyak” pada event Kickfest berikutnya.
Penurunan jumlah pengunjung pada beberapa tahun belakangan ini tentu bukanlah hal yang diinginkan oleh pihak penyelenggara. Diperlukan berbagai upaya perbaikan agar kualitas yang disajikan terus mengalami kenaikan, sehingga akan berdampak dengan kepuasan pengunjung. Hal ini yang mengakibatkan strategi penyelenggaraan Kickfest hampir selalu berubah di setiap tahunnya. Dengan kualitas yang semakin baik, bukan tidak mungkin jika pengunjung Kickfest pun akan semakin meningkat di tahun-tahun berikutnya. Oleh sebab itu, penelitian ini akan menggunakan teknik Importance Performance Analysis (IPA) untuk membantu memecahkan permasalahan yang terjadi. Melalui teknik tersebut, setiap atribut yang digunakan akan dinilai tingkat kepentingan dan tingkat
10.60% 6.20% 3.40% 8.20% 5.20% 3.40% 6.00% 11.80% Lain-lain Ketersediaan publik area yang nyaman (luas, ada tempat duduknya) Fasilitas toilet lebih baik Petunjuk arah lebih jelas Peserta/ standnya lebih banyak (utamakan brand lokal) Fasilitas pembayaran lebih mudah (mesin ATM, kartu debit, kartu kredit) Petugas kebersihan ditingkatkan Lokasi pameran lebih strategis (mudah dicari, dekat dengan pusat kota) Tiket masuk lebih murah (jangan naik lagi)
8 kinerjanya. Sehingga pada hasil akhirnya nanti, pihak penyelenggara Kickfest dapat mengetahui atribut apa sajakah yang harus ditingkatkan, dipertahankan atau dikurangi prioritasnya.
Berdasarkan uraian di atas, maka akan dilakukan penelitian yang berjudul
“ANALISIS EVENT SERVICE QUALITY PADA KICKFEST DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK IMPORTANCE PERFORMANCE ANALYSIS (Studi pada Event Kickfest 2015 di Kota Bandung)”.
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1) Bagaimana penilaian pengunjung terhadap event service quality Kickfest 2015 di Kota Bandung?
2) Atribut apa sajakah yang harus dipertahankan, diperbaiki atau dikurangi prioritasnya oleh pihak penyelenggara Kickfest?
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1) Mengetahui penilaian pengunjung terhadap event service quality Kickfest 2015 di Kota Bandung.
2) Memberikan rekomendasi kepada pihak penyelenggara Kickfest mengenai atribut yang harus dipertahankan, diperbaiki atau dikurangi prioritasnya.
1.5. Kegunaan Penelitian
Peneliti mengharapkan penelitian ini dapat memberikan hasil yang bermanfaat kepada pihak-pihak sebagai berikut:
1) Aspek Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi ilmu pengetahuan dan khususnya sebagai pertimbangan yang dapat dijadikan pedoman untuk penelitian lebih lanjut.
9 2) Aspek Praktis
Bagi perusahaan, hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan yang sifatnya praktis dalam penyusunan strategi yang berkaitan dengan peningkatan kualitas jasa pada event Kickfest.
1.6. Sistematika Penulisan
Penelitian ini terdiri dari lima bab dan akan dijabarkan menjadi beberapa sub-bab. Berikut ini akan dijelaskan mengenai penjabaran dari tiap bab:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN
Bab ini terdiri dari tinjauan pustaka penelitian, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, dan ruang lingkup penelitian.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini terdiri dari jenis penelitian, variabel operasional, tahapan penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas, serta teknik analisis data.
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan mengenai hasil dari penelitian yang telah dilakukan serta membahas hasil penelitian tersebut sesuai dengan teknik analisis data yang telah ditetapkan.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menguraikan kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan kemudian dari kesimpulan tersebut peneliti mencoba untuk memberikan saran-saran yang diharapkan peneliti akan berguna bagi perusahaan.