• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

TAHUN 2013

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun oleh:

AGUSTINA SEKAR ARUM NIM. B 10.003

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv



Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Ny. A

G1P0A0 Umur Kehamilan 4+2 Minggu dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I

di Puskesmas Sambung Macan 1 Sragen”.

Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir D III Kebidanan sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada

Surakarta.

2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ketua Prodi D III Kebidanan Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.

3. Ibu Yunia Renny Andhikatias, S.ST, selaku Pembimbing yang telah

memberikan pengarahan, masukan dan motivasi kepada penulis.

4. Kepala Puskesmas Sambung Macan 1 Sragen, yang telah memberi ijin kepada

penulis untuk mengambil data awal dan pengambilan kasus dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Seluruh Dosen dan Staff Akademi Kebidanan Kusuma Husada Surakarta

(5)

v



7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangannya, karena keterbatasan kemampuan penulis. Maka penulis mengharapkan saran dari semua pihak yang sifatnya membangun demi penyempurnaan pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.

Surakarta, Agustus 2013

(6)

vi



MOTTO

¾ Doa memberikan kekuatan pada orang yang lemah, membuat orang tidak percaya menjadi percaya dan memberikan keberanian pada orang yang ketakutan.

¾ Kehidupan adalah sumber inspirasi luar biasa, setiap kelokan kehidupan adalah guru yang sangat berharga.

¾ Ketakutan melakukan sesuatu berarti kalah sebelum bertanding.

PERSEMBAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan kepada:

1. Allah SWT, yang selalu melimpahkan rahmat

dan hidayah-Nya, sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.

2. Bapak dan Ibuku tercinta yang paling aku

sayangi menjadi tumpuan hidup yang selalu memberikan semangat dan dukungan kepada penulis.

3. Sahabat-sahabatku seperjuangan di Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.

(7)
(8)

viii



B 10.003

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY. A G1P0A0 UMUR

KEHAMILAN 4+2 MINGGU DENGAN HIPEREMESIS

GRAVIDARUM GRADE I DI PUSKESMAS

SAMBUNGMACAN I SRAGEN TAHUN 2013

(xii halaman + 86 halaman + 1 gambar + 10 lampiran)

INTISARI

Latar Belakang: Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia tergolong masih cukup

tinggi yaitu mencapai 200per 100.000 kelahiran hidup. Faktor yang mempengaruhi kehamilan salah satunya Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang terjadi pada kehamilan muda sekitar 50% - 70% wanita hamil dalam 16 minggu pertama. Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Sambung Macan I Sragen, jumlah ibu hamil dari bulan Januari 2012 – September 2012 sebanyak 162 orang. Dari jumlah tersebut, angka kejadian ibu hamil dengan

Hiperemesis Gravidarum Grade I berjumlah 14 orang (8,7%).

Tujuan: Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Hiperemesis

Gravidarum Grade I sesuai manajemen kebidanan menurut 7 langkah Varney. Penulis mampu menganalisa kesenjangan antara teori dan kasus nyata di lapangan. Penulis mampu memberikan alternatif pemecahan permasalahan.

Metodologi: Jenis laporan studi kasus dengan metode deskriptif, lokasi

Puskesmas Sambung Macan I Sragen. Subyek studi kasus Ny. A G1P0A0 dengan

Hiperemesis Gravidarum Grade I, waktu studi kasus pada tanggal 5 sampai 14 Mei 2013. Teknik pengambilan data antara lain data primer, meliputi pemeriksaan fisik, wawancara serta observasi dan data sekunder, meliputi studi dokumentasi dan studi kepustakaan.

Hasil: Keadaan umum keadaan umum ibu membaik, mual muntah berhenti, kulit

tidak kering, badan tidak lemas, nafsu makan sudah membaik dan berat badan naik 1 kg.

Kesimpulan: Pada kasus Ny. A G1P0A0 Hiperemesis Gravidarum Grade I terdapat kesenjangan antara teori dengan praktek pada langkah pengkajian, meskipun terdapat sedikit kesenjangan tetapi dengan adanya penanganan yang baik dan tepat, maka klien bisa sembuh tanpa ada komplikasi.

Kata kunci : Asuhan Kebidanan Ibu Hamil, Hiperemesis Gravidarum Grade I

(9)

ix



Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

CURICULUM VITAE ... vii

INTISARI ... viii DAFTAR ISI ... ix DAFTAR GAMBAR ... x DAFTAR LAMPIRAN ... xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Studi Kasus ... 3

D. Manfaat Studi Kasus ... 4

E. Keaslian Studi Kasus ... 5

F. Sistematika Penulisan ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis ... 8

(10)

x



B. Teori Manajemen Kebidanan ... 20

C. Data Perkembangan (SOAP)... 39

D. Landasan Hukum ... 42

E. Kerangka Konsep ... 43

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Studi ... 42

B. Lokasi Studi Kasus ... 42

C. Subyek Studi Kasus ... 42

D. Waktu Studi Kasus ... 43

E. Instrumen Studi Kasus ... 43

F. Teknik Pengumpulan Data ... 43

G. Alat-alat yang Dibutuhkan ... 46

BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Kasus ... 50 B. Pembahasan ... 77 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 83 B. Saran ... 86 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(11)

xi



(12)

xii



Lampiran 1. Jadwal Penyusunan KTI Lampiran 2. Surat Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 3. Surat Balasan dari Lahan

Lampiran 4. Surat Permohonan Menjadi Pasien Lampiran 5. Surat Persetujuan Pasien

Lampiran 6. Lembar Observasi

Lampiran 7. Format Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Lampiran 8. SAP Gizi Ibu Hamil

Lampiran 9. Leaflet Gizi Ibu Hamil

Lampiran 10. SAP Tanda Bahaya Kehamilan Lampiran 11. Leaflet Tanda Bahaya Kehamilan Lampiran 12. Lembar Konsultasi

(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka kematian dan kesakitan pada wanita hamil menjadi masalah besar di Negara berkembang seperti Indonesia. Diperkirakan 15% kehamilan dapat mengalami keadaan resiko tinggi dan komplikasi obstetri, yang dapat membahayakan kehidupan ibu maupun janinnya apabila tidak ditangani dengan benar (Saifuddin, 2006). Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2010, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia tergolong masih cukup tinggi yaitu mencapai 200 per 100.000 kelahiran hidup. Target yang akan dicapai tahun 2015 adalah 102 orang per tahun. Untuk mewujudkan hal ini, Depkes mengembangkan program Making

Pregnancy Safer (MPS) dengan program P4K yang meliputi Program Perencanaan, Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (Dinkes, 2011).

AKI pada tahun 2010 di Jawa Tengah masih relatif tinggi yaitu 104 per 100.000 kelahiran hidup dan diketahui bahwa AKI merupakan indikator besar sebagai penilaian daerah dalam keberhasilan meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), untuk sektor kesehatan ditandai dengan turunnya angka kematian ibu dan bayi serta meningkatnya umur harapan hidup (Yuswanti, 2010). Faktor yang dapat mempengaruhi kehamilan juga dapat mempengaruhi angka kematian ibu dengan komplikasi

(14)

obstetri antara lain hiperemesis gravidarum, mola hidatidosa, pre-eklamsi dan

eklamsi (Mansjoer, 2005).

Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang terjadi pada kehamilan muda sekitar 50% - 70% wanita hamil dalam 16 minggu pertama. Mual dan muntah terjadi pada 60% - 80% primigravida dan 40% - 60% multigravida. Hal tersebut merupakan gangguan yang paling sering dijumpai pada kehamilan trimester I, kurang lebih dari 6 minggu setelah haid terakhir selama 10 minggu (Mansjoer, 2005).

Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Sambung Macan I Sragen, jumlah ibu hamil dari bulan Januari 2012 – September 2012 sebanyak 162 orang. Dari jumlah tersebut, angka kejadian ibu hamil normal berjumlah 101 orang (62,3%), ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I berjumlah 14 orang (8,7%), ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade

II berjumlah 4 orang (2,5%), ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum

Grade III berjumlah 3 orang (1,8%), ibu hamil dengan anemia berjumlah 10 orang (6,2%), ibu hamil dengan pre-eklamsi berjumlah 14 orang (8,7%) dan ibu hamil dengan anemia ringan berjumlah 16 orang (9,8%).

Berdasarkan data di atas, angka kejadian Hiperemesis Gravidarum

Grade I pada ibu hamil masih cukup tinggi, maka penulis tertarik untuk mengambil kasus yang berjudul “Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Ny. A

G1P0A0 dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I di Puskesmas Sambung

(15)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat ditarik perumusan masalah dalam studi kasus ini adalah “Bagaimana penatalaksanaan asuhan

kebidanan pada ibu hamil Ny. A G1P0A0 dengan Hiperemesis Gravidarum

Grade I di Puskesmas Sambung Macan I Sragen dengan menggunakan manajemen 7 langkah Varney?”.

C. Tujuan Studi Kasus

1. Tujuan Umum

Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Hiperemesis

Gravidarum Grade I di Puskesmas Sambung Macan 1 Sragen sesuai manajemen kebidanan menurut 7 langkah Varney.

2. Tujuan Khusus

a. Penulis mampu:

1) Melakukan pengkajian pada ibu hamil Ny. A G1P0A0 dengan

Hiperemesis Gravidarum Grade I di Puskesmas Sambung Macan 1 Sragen.

2) Menginterpretasikan data yang meliputi diagnosa kebidanan dan

masalah pada ibu hamil Ny. A G1P0A0 dengan Hiperemesis

Gravidarum Grade I di Puskesmas Sambung Macan 1 Sragen.

3) Menentukan diagnosa potensial pada ibu hamil Ny. A G1P0A0

dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I di Puskesmas Sambung Macan 1 Sragen.

(16)

4) Mengantisipasi penanganan atas tindakan pada ibu hamil Ny. A

G1P0A0 dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I di Puskesmas

Sambung Macan 1 Sragen.

5) Menyusun rencana asuhan kebidanan pada ibu hamil Ny. A

G1P0A0 dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I di Puskesmas

Sambung Macan 1 Sragen.

6) Melaksanakan rencana asuhan yang telah disusun pada ibu

hamil Ny. A G1P0A0 dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I di

Puskesmas Sambung Macan 1 Sragen.

7) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan yang diberikan pada ibu

hamil Ny. A G1P0A0 dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I di

Puskesmas Sambung Macan 1 Sragen.

b. Penulis mampu menganalisa kesenjangan antara teori dan kasus nyata

di lapangan pada ibu hamil Ny. A G1P0A0 dengan Hiperemesis

Gravidarum Grade I di Puskesmas Sambung Macan 1 Sragen.

c. Penulis mampu memberikan alternatif pemecahannya pada ibu

hamil Ny. A G1P0A0 dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I di

Puskesmas Sambung Macan 1Sragen

D. Manfaat Studi Kasus

1. Bagi Diri Sendiri

Mampu menerapkan teori yang didapatkan serta memperoleh pengalaman secara langsung dalam masalah memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I.

(17)

2. Puskesmas Sambung Macan I Sragen

Menjadi pertimbangan bagi profesi bidan dalam upaya meningkatan pelayanan dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan

Hiperemesis Gravidarum Grade I.

3. Bagi Institusi

Digunakan sebagai tambahan wacana atau referensi sehingga dapat menambah pengetahuan tentang asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan

Hiperemesis Gravidarum Grade I.

E. Keaslian Studi Kasus

Karya Tulis Ilmiah dengan dengan judul asuhan kebidanan ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I pernah dilakukan oleh:

1. Oktin Nurrohmi (2007), dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Ny. N

dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I di UPTD RSD Kota Surakarta”. Studi kasus ini menggunakan manajemen asuhan kebidanan menurut Varney dalam mengatasi Hiperemesis Gravidarum yaitu menganjurkan ibu sebelum bangun pagi untuk duduk dahulu perlahan sebelum berdiri untuk mengurangi rasa mual dan muntah, menganjurkan untuk menghindari makan makanan yang berminyak dan berbau lemak, makan dengan porsi sedikit tapi sering, dianjurkan banyak minum dan istirahat total untuk mengurangi aktivitas. Pemberian terapi dengan Vitamin B6 (25 mg) tiap 8 jam, Vitamin B Kompleks (50 mg) tiap 8 jam, Vitamin C (50 mg) tiap 8 jam, terapi psikologi dan setelah dilakukan kunjungan

(18)

rumah 3 hari didapatkan hasil keadaan umum pasien mulai membaik dan sudah tidak merasakan mual lagi.

2. Nur’aini Wahyuningtyas (2008), dengan judul “Asuhan Kebidanan pada

Ibu Hamil Ny. M G1P0A0 dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I di

BPS Kurnia Sidoharjo Wonogiri”. Studi kasus ini menggunakan manajemen asuhan kebidanan menurut Varney dalam mengatasi

Hiperemesis Gravidarum Grade I yaitu menganjurkan ibu untuk makan dan minum dalam porsi kecil tapi sedikit, menganjurkan ibu untuk banyak istirahat agar mempercepat proses pemulihan keadaan umum dan menganjurkan ibu untuk tidak mengkonsumsi makanan yang berminyak. Pemberian terapi meliputi D5% 24 tpm, Vitamin B6 3 x sehari, Vitamin B Kompleks 3 x sehari, Enacur 3 x sehari dan setelah dilakukan kunjungan rumah selama 2 hari didapatkan pasien mulai membaik dan sudah tidak mual dan muntah lagi, serta pasien boleh pulang.

Perbedaan studi kasus di atas dengan studi kasus yang dibuat oleh penulis terletak pada tempat, subyek, waktu dan hasil studi kasus, sedangkan persamaan dengan studi kasus ini yaitu pada asuhan ibu hamil dengan

(19)

F. Sistematika Penulisan

Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari 5 BAB, yaitu antara lain sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan studi kasus, manfaat studi kasus, keaslian studi kasus dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang tinjauan pustaka yang berisi tentang tinjauan teori medis tentang kehamilan meliputi pengertian, proses kehamilan, tanda dan gejala, diagnosis banding, pemeriksaan kehamilan dan nutrisi ibu hamil, teori medis Hiperemesis

Gravidarum meliputi pengertian, etiologi, patofisiologi, komplikasi, tingkatan, diagnosis, pencegahan dan Hiperemesis

Gravidarum Grade I yang meliputi tanda dan gejala serta

penatalaksanaan. Teori asuhan kebidanan yang meliputi

manajemen kebidananan 7 langkah menurut Varney, data perkembangan serta landasan hukum.

BAB III METODOLOGI

Bab ini berisi tentang jenis studi kasus, lokasi studi kasus, subjek studi kasus, waktu studi kasus, instrumen studi kasus, teknik pengumpulan data, alat-alat yang digunakan penulis untuk pelaksanaan studi kasus.

(20)

BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang laporan kasus dengan menggunakan manajemen kebidanan menurut Varney yang terdiri dari 7 langkah yaitu: mulai dari pengkajian data, interpretasi data, diagnosa potensial, antisipasi perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan SOAP. Pembahasan berisi tentang kesenjangan antara teori dan praktek yang penulis temukan sewaktu pengambilan kasus dengan pendekatan asuhan kebidanan menurut Varney.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran. Kesimpulan dirumuskan untuk menjawab tujuan penulis dan merupakan inti dari pembahasan. Saran merupakan alternatif pemecahan masalah dan anggapan kesimpulan yang berupa kesenjangan.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Medis 1. Kehamilan

a. Pengertian

Kehamilan adalah dikandungnya janin hasil pembuahan sel telur oleh sel sperma (Kushartanti, 2004). Menurut Faisal (2009), kehamilan adalah proses terjadinya konsepsi sampai lahirnya janin, lama kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan), dihitung dari hari pertama haid terakhir.

Sedangkan menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tahun 2004, kehamilan adalah sebuah proses yang diawali dengan keluarnya sel telur yang matang pada saluran telur yang kemudian bertemu dengan sperma dan keduanya menyatu membentuk sel yang akan bertumbuh.

b. Proses Kehamilan

Kehamilan dimulai dari pelepasan ovum yang terjadi satu kali setiap bulan, sekitar hari ke – 14 pada siklus menstruasi normal 28 hari. Saat terjadi hubungan seksual sekitar 300 juta sperma tersimpan pada perjalanan di sepanjang uterus dan hanya seribu yang dapat mencapai tuba falopii dan bertemu dengan ovum di ampula. Banyak sperma dikeluarkan tapi hanya satu yang dapat membuahi ovum (Salmah, 2006).

(22)

Setelah itu membran menutup untuk mencegah masuknya sperma yang lain dan inti dari dua sel ini bersatu (Salmah, 2006).

Dalam beberapa jam setelah pembuahan terjadi, mulailah

perkembangan zigot. Nidasi adalah peristiwa tertanamnya atau bersarangnya sel telur yang telah dibuahi ke dalam endometrium (Kusmiyati, 2008).

c. Tanda dan Gejala Kehamilan

Menurut Prawirohardjo (2005), tanda-tanda kehamilan dibagi menjadi 3 yaitu:

1) Tanda tidak pasti kehamilan

a) Amenorea (tidak dapat haid), gejala ini penting diketahui

karena wanita yang hamil tidak mengalami haid lagi dan perlu diketahui tanggal hari pertama haid terakhir untuk menentukan tuanya kehamilan.

b) Nausea (enek) dan emesis (muntah), sering terjadi pada pagi

hari, tetapi tidak selalu.

c) Mengidam, terjadi pada bulan-bulan pertama dan menghilang

dengan makin tuanya kehamilan.

d) Mammae menjadi tegang dan membesar.

e) Anoreksia (tidak ada nafsu makan).

f) Sering kencing terjadi karena kandung kencing tertekan oleh

(23)

2) Tanda-tanda kemungkinan hamil

a) Perut membesar

b) Uterus membesar

c) Tanda hegar, yaitu hipertropi ismus, ismus menjadi panjang

dan lunak.

d) Tanda chadwick, yaitu vagina dan vulva mengalami

peningkatan pembuluh darah, karena pengaruh estrogen, sehingga tampak makin merah dan kebiru-biruan.

e) Tanda piscaseck, yaitu uterus membesar ke salah satu jurusan

hingga menonjol jelas ke jurusan pembesaran tersebut.

f) Kontraksi-kontraksi kecil uterus atau Broxton hicks

g) Teraba ballotement, yaitu lentingan dari bawah janin.

h) Reaksi kehamilan positif.

3) Tanda pasti kehamilan

a) Pada umur kehamilan 20 minggu gerakan janin kadang-kadang

dapat diraba secara obyektif oleh pemeriksa dan bagian-bagian janin dapat diraba pada kehamilan lebih tua.

b) Bunyi denyut jantung janin dapat didengar pada umur

kehamilan 18 – 20 minggu memakai Doppler.

c) Pada primigravida ibu dapat merasakan gerakan janinnya pada

usia kehamilan 18 minggu sedangkan pada multigravida umur 16 minggu.

(24)

d) Bila dilakukan pemeriksaan dengan sinar rontgen kerangka janin dapat dilihat.

d. Diagnosis Banding

Diagnosis banding kehamilan menurut Wiknjosastro (2006), adalah sebagai berikut:

1) Pseudocyesis

Wanita tersebut mengaku dirinya hamil, tetapi sebenarnya tidak. Hal ini biasanya terjadi pada wanita yang ingin sekali hamil.

2) Kistoma ovarii

Dapat terjadi amenorrhea, perut penderita makin besar tetapi

uterusnya seperti biasa.

3) Mioma uteri

Dapat menjadi amenorrhea, perut penderita makin besar uterusnya makin besar, kadang-kadang tidak merata. Akan tetapi tanda-tanda kehamilan seperti tanda Braxton-Hicks dan reaksi kehamilan negatif.

e. Pemeriksaan Kehamilan

Setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap wanita memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan selama periode antenatal. Tujuan pemeriksaan antenatal adalah menyiapkan fisik dan mental ibu serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan nifas agar sehat dan normal setelah ibu melahirkan (Masjoer, 2005).

(25)

Menurut Saifuddin (2006) kunjungan selama periode antenatal yaitu satu kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum 14 Minggu), satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14-28), dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara 28-36 minggu dan sesudah minggu ke-36).

f. Nutrisi Ibu Hamil

Seiring pertambahan usia kandungan, kebutuhan gizi ibu hamil akan meningkat terutama setelah memasuki kehamilan trimester kedua. Sebab pada saat itu, pertumbuhan janin berlangsung pesat

terutama perkembangan otak dan susunan saraf sehingga

membutuhkan asupan gizi yang optimal (Maharani, 2008). Nutrisi penting yang diperlukan selama hamil menurut Kusmiyati (2008), antara lain sebagai berikut:

1) Karbohidrat dan lemak

Karbohidrat sebagai sumber zat tenaga untuk menghasilkan kalori yang dapat diperoleh dari sereal dan umbi-umbian. Kebutuhan kalori untuk orang hamil adalah 2300 kkal (Sabrina, 2008).

2) Protein

Protein sebagai sumber zat pembangun dapat diperoleh dari daging, ikan, telur dan kacang-kacangan (Sabrina, 2008). Ibu hamil membutuhkan tambahan protein di atas normal yaitu sebesar 20 gram/ hari. Protein sangat dibutuhkan untuk perkembangan

(26)

kehamilan yaitu untuk pertumbuhan janin, uterus, plasenta, selain itu untuk ibu penting untuk pertumbuhan payudara dan kenaikan sirkulasi ibu (protein plasma, hemoglobin dan lain-lain (Kusmiyati, 2008).

3) Mineral

Sebagai zat pengantur dapat diperoleh dari buah-buahan dan sayur-sayuran (Sabrina, 2008). Pada prinsipnya semua mineral dapat terpenuhi dengan makan makanan sehari-hari yaitu buah-buahan, sayur-sayuran dan susu. Hanya zat besi yang tidak bisa terpenuhi dengan makanan sehari-hari. Kebutuhan akan zat besi pada pertengah kedua kehamilan kira-kara 17 mg/ hari. Kebutuhan kalsium, umumnya terpenuhi dengan minum susu. Satu liter susu sapi mengandung kira-kira 0,9 gram kalsium (Kusmiyati, 2008).

4) Vitamin

Vitamin sebenarnya telah terpenuhi dengan makan sayur dan buah-buahan, tetapi dapat pula diberikan ekstra vitamin (Kusmiyati, 2008). Kebutuhan asam folat selama hamil adalah 800 mcg per hari, terutama pada 12 minggu pertama kehamilan (Sabrina, 2008).

(27)

2. Hiperemesis Gravidarum

a. Pengertian

Hiperemesis Gravidarum adalah mual muntah berlebihan yang sering terjadi pada kehamilan trimester I sekaligus menimbulkan gangguan aktivitas sehari - hari dan bahkan dapat membahayakan hidupnya serta merupakan gejala klinis yang memerlukan perawatan supaya tidak menyebabkan dehidrasi dan berat badan menurun (Manuaba, 2007).

Menurut Prawirohardjo (2005), Hiperemesis Gravidarum adalah perasaan mual dan muntah yang disebabkan karena meningkatnya kadar hormon esterogen dan HCG, sering terjadi pada kehamilan trimester I. Sedangkan menurut Achdiat (2004), Hiperemesis

Gravidarum adalah suatu keadaan (biasanya pada hamil muda) dimana penderita mengalami mual muntah yang berlebihan, sedemikian rupa sehingga mengganggu aktivitas dan kesehatan penderita secara keseluruhan.

b. Etiologi

Menurut Prawirohardjo (2005), etiologi Hiperemesis Gravidarum belum diketahui secara pasti, tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik. Beberapa faktor yang telah ditemukan yaitu sebagai berikut:

1) Faktor predisposisi, yaitu antara lain primigravida, mola

(28)

hidatidosa dan kehamilan ganda menimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan karena pada kedua keadaan tersebut hormon khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.

2) Faktor organik, yaitu antara lain (salah satu respons dari jaringan

ibu terhadap anak) dan masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat hamil serta resistensi ibu menurun terhadap perubahan.

3) Faktor psikologik, yaitu faktor yang memegang peranan penting

pada penyakit ini, rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah.

c. Patofisiologi

Mual dan muntah yang berlebihan dapat menimbulkan dehidrasi, tekanan darah turun dan diuresis menurun. Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar esterogen keluhan ini terjadi pada trimester pertama. Pengaruh fisiologik hormon esterogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari sistem saraf pusat atau akibat berkurangnya pengosongan asam lambung. Hiperemesis Gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda, belum jelas mengapa gejala ini hanya terjadi pada sebagian kecil wanita, tetapi faktor psikologik merupakan faktor utama disamping pengaruh hormonal. Hiperemesis Gravidarum dapat mengakibatkan cadangan

(29)

karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tidak sempurna terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton dalam darah (Prawirohardjo, 2005).

d. Komplikasi Hiperemesis Gravidarum

Komplikasi yang dapat muncul pada kasus Hiperemesis

Gravidarum antara lain Ensefalopati Wernicke dengan gejala nistagmus, diplopia dan perubahan mental, serta payah hati dengan gejala timbulnya ikterus (Mansjoer, 2005).

e. Tingkatan Hiperemesis Gravidarum

Menurut Manuaba (2007), dengan mengetahui patofisiologi tersebut Hiperemesis Gravidarum dibagi menjadi 3 yaitu:

1) Hiperemesis Gravidarum Grade I

Hiperemesis gravidarum grade I mempunyai gejala seperti: lemah, nafsu makan menurun; berat badan menurun; nyeri epigastrium; penurunan tekanan darah sistolik; lidah kering; turgor kulit kurang; dan mata cekung.

2) Hiperemesis Gravidarum Grade II

Hiperemesis gravidarum grade II mempunyai gejala seperti: mual muntah hebat; keadaan umum lemah; apatis; nadi cepat dan kecil; lidah kering dan kotor; suhu badan meningkat (dehidrasi); mata cekung dan ikterik ringan; oliguria dan konstipasi; nafas bau aseton dan aseton dalam urin.

(30)

3) Hiperemesis Gravidarum Grade III

Hiperemesis gravidarum grade III mempunyai gejala seperti: keadaan umum jelek; mual muntah berhenti; kesadaran menurun (somnolen hingga koma); nadi kecil, cepat dan halus; suhu badan meningkat; dehidrasi hebat; tekanan darah turun sekali; ikterus dan terjadi komplikasi fatal ensefalopati Wernicke (nistagmus, diplopia, perubahan mental).

f. Diagnosis Hiperemesis Gravidarum

Diagnosis Hiperemesis Gravidarum dapat ditentukan dengan adanya kehamilan muda dan muntah yang terus menerus, sehingga mempengaruhi keadaan umum. Hiperemesis Gravidarum yang terus menerus dapat menyebabkan kekurangan makanan yang dapat mempengaruhi perkembangan janin, sehingga pengobatan perlu segera diberikan (Prawirohardjo, 2005).

Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan pasien lemah, apatis sampai koma, suhu meningkat, tekanan darah turun atau tanda dehidrasi lainnya (Mansjoer, 2005).

g. Pencegahan Hiperemesis Gravidarum

Menurut Prawirohardjo (2005), pencegahan Hiperemesis

Gravidarum perlu dilaksanakan dengan memberikan informasi tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan

(31)

hilang setelah kehamilan 4 bulan. Beberapa cara untuk mencegah

Hiperemesis Gravidarum antara lain:

1) Menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan

dalam jumlah kecil tapi sering.

2) Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi

dianjurkan duduk dahulu dan baru perlahan berdiri bangun dan dianjurkan makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat.

3) Menghindari makanan yang berbau, berlemak dan berminyak.

4) Defekasi yang teratur.

5) Makan dan minuman sebaiknya disajikan dalam keadaan panas

atau sangat dingin.

6) Menganjurkan makanan yang mengandung gula dan hindari

kekurangan karbohidrat.

3. Hiperemesis Gravidarum Grade I

a. Pengertian

Hiperemesis Gravidarum Grade I adalah kejadian mual dan muntah yang berlebihan selama kehamilan dengan intensitas lebih sering dan durasi lebih lama daripada mual dan muntah yang biasa dialami pada trimester pertama (Varney, 2005).

b. Tanda dan Gejala menurut Prawirohardjo (2005), antara lain:

1) Muntah terus menerus sehingga menimbulkan dehidrasi

2) Turgor kulit turun

(32)

4) Berat badan turun

5) Mata cekung dan lidah kering

6) Nadi meningkat dan tekanan darah turun

7) Nyeri epigastrum karena asam lambung meningkat

8) Tampak lemah dan lemas

c. Penanganan dan Penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum Grade I

Penanganan Hiperemesis Gravidarum Grade I menurut Prawirohardjo (2005), antara lain adalah:

1) Obat-obatan

Sedatif yang sering diberikan adalah Phenobarbital. Vitamin yang

dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6. Antihistamin juga dianjurkan

seperti Dramamin avomin. Pada keadaan lebih berat diberikan Antiemetik seperti Khlorpromasin.

2) Isolasi

Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, cerah dan peredaran udara yang baik. Hanya dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar penderita, sampai muntah berhenti dan penderita bersedia makan. Tidak diberikan makan/ minum dan selama 24 jam.

3) Terapi psikologi

Terapi psikologi pada wanita hamil yang paling utama adalah support mental. Support mental adalah bantuan atau dukungan yang diberikan kepada pasien untuk menyelesaikan masalahnya

(33)

yang berhubungan dengan batin atau pikirannya. Alasan diberikan support mental adalah karena setiap wanita hamil akan mengalami perasaan khawatir kalau-kalau akan terjadi masalah dalam kehamilannya, khawatir akan kehilangan kecantikannya dan khawatir ada kemungkinan bayinya tidak normal. Peran support mental pada wanita hamil ternyata sangat besar.

4) Cairan parental

Berikan cairan parental yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukose 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2 – 3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C dan bila ada kekurangan protein dapat juga diberikan asam amino secara intravena.

5) Diit

Diet diberikan pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum

Grade I. Makanan terdiri dari roti kering dan buah-buahan, semua zat gizi dikurangi, kecuali vitamin C, oleh karena itu hanya diberikan beberapa hari. Cairan tidak diberikan bersama makanan, tetapi 1 – 2 jam sesudahnya.

(34)

B. Teori Manajemen Kebidanan

1. Pengertian

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah. Penemuan-penemuan, keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang berfokus pada klien (Varney, 2004).

Manajemen kebidanan terdiri dari beberapa langkah yang berurutan, dimulai dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi, langkah-langkah tersebut membentuk kerangka yang lengkap sehingga dapat diaplikasikan dalam semua situasi, akan tetapi setiap langkah tersebut bisa dipecah-pecah sehingga sesuai dengan kondisi pasien (Varney, 2004).

2. Manajemen Kebidanan Tujuh Langkah Menurut Hellen Varney

a. Langkah I: Pengkajian

Pengkajian adalah pengumpulan data dasar untuk mengevaluasi keadaan pasien. Data ini termasuk riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik. Data yang dikumpulkan meliputi data subyektif dan data obyektif serta data penunjang.

1) Data Subyektif

Data subyektif adalah data didapat dari klien sebagai suatu pendapat terhadap situasi dan kejadian, informasi tersebut tidak

(35)

dapat ditentukan oleh tenaga kesehatan secara independent tetapi melalui suatu sistem interaksi atau komunikasi (Nursalam, 2003).

a) Biodata

(1) Nama : Untuk mengenal dan mengetahui pasien.

Nama harus jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari-hari agar tidak keliru dalam memberikan pelayanan.

(2) Umur : Umur dicatat dalam tahun untuk mengetahui

adanya resiko seperti kurang dari 20 tahun, alat-alat reproduksi belum matang, mental, psikisnya belum siap dan ditulis dalam tahun.

(3) Agama : Untuk memberikan motivasi dorongan moral

sesuai dengan agama yang dianut.

(4) Suku bangsa : Untuk mengetahui faktor bawaan atau ras

serta pengaruh adat istiadat atau kebiasaan sehari-hari.

(5) Pendidikan : Perlu dinyatakan karena tingkat pendidikan

berpengaruh pada pengetahuan, sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya.

(6) Pekerjaan : Untuk mengetahui status ekonomi keluarga,

karena dapat mempengaruhi pemenuhan gizi pasien tersebut.

(36)

(7) Alamat : Untuk mengetahui tempat tinggal serta mempermudah pemantauan bila diperlukan.

b) Alasan datang atau keluhan utama

Keluhan utama adalah mengetahui keluhan yang dirasakan saat pemeriksaan (Varney, 2004). Keluhan-keluhan yang muncul pada kasus Hiperemesis Gravidarum Grade 1 adalah muntah terus menerus sehingga menimbulkan dehidrasi, turgor kulit turun, nafsu makan berkurang, berat badan menurun, lidah kering dan tampak lemah atau lemas (Prawirohardjo, 2005).

c) Data kebidanan

(1) Riwayat haid

Untuk mengetahui menarche, haid teratur atau tidak, siklus, sifat darah, banyaknya, lama, disminorhoe atau tidak (Wheeler, 2004)

(2) Riwayat perkawinan

Untuk mengetahui setatus perkawinan klien dan lamanya perkawinan (Wheeler, 2004).

(3) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

(a) Kehamilan : Untuk mengetahui berapa umur

kehamilan ibu dan hasil pemeriksaan kehamilan (Winkjosastro, 2007).

(37)

(b) Persalinan : Spontan atau lahir buatan aterm atau prematur ada perdarahan atau tidak, waktu persalinan ditolong oleh siapa dan

dimana tempat melahirkan

(Winkjosastro, 2007).

(c) Nifas : Untuk mengetahui hasil akhir

persalinan (abortus, lahir hidup, apakah dalam kesehatan yang baik) apakah terdapat komplikasi atau intervensi pada masa nifas dan apakah ibu

tersebut mengetahui penyebabnya

(Sujiyatini, 2009).

(4) Riwayat kehamilan sekarang

Riwayat kehamilan sekarang menurut Winkjosastro (2007) perlu dikaji untuk mengetahui apakah ibu beresiko tinggi atau tidak, meliputi:

(a) Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT)

Digunakan untuk mengetahui umur kehamilan.

(b) Hari Perkiraan Lahir (HPL)

Untuk mengetahui perkiraan lahir.

(c) Umur Kehamilan (UK)

(38)

(d) Keluhan-keluhan

Untuk mengetahui apakah ada keluhan-keluhan pada trimester I, II, dan III (Winkjosastro, 2007). Keluhan yang muncul pada kasus ini adalah mual dan muntah yang disertai saat hamil muda (Rumdasih dkk, 2005).

(e) Ante Natal Care (ANC)

Mengetahui riwayat ANC, teratur atau tidak, tempat ANC, dan saat kehamilan berapa (Sujiyatini, 2009).

(f) Penyuluhan yang didapat

Perlu dikaji apakah klien pernah mendapatkan penyuluhan, tempat penyuluhan dan saat usia kehamilan berapa (Nursalam, 2004).

(g) Imunisasi TT

Perlu dikaji apakah klien pernah mendapatkan imunisasi TT (Nursalam, 2004).

(h) Penggunaan obat-obatan dan jamu atau rokok

Pengkajian dilakukan untuk mengetahui apakah ibu merokok, minum minuman keras/ alkohol dan mengkonsumsi obat-obatan tanpa indikasi atau obat terlarang.

(5) Riwayat keluarga berencana

Ibu pernah atau belum pernah menjadi akseptor KB, bila pernah disebutkan alat kontrasepsi apa yang pernah dipakai

(39)

dan lamanya penggunaan, sehingga dapat diketahui jarak kehamilannya (Nursalam, 2004).

(6) Riwayat kesehatan

(a) Riwayat penyakit sekarang

Untuk mengetahui penyakit yang diderita saat ini (Sujiyatini, 2009).

(b) Riwayat penyakit sistemik

Untuk mengetahui apakah pasien menderita penyakit seperti jantung, ginjal, asma, hipatitis, DM, hipertensi dan epilepsi atau penyakit lainnya (Sujiyatini, 2009).

(c) Riwayat penyakit keluarga

Untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit menular seperti TBC dan Hepatitis, menurun seperti jantung dan DM (Sujiyatini, 2009).

(d) Riwayat keturunan kembar

Untuk mengetahui ada tidaknya keturunan kembar dalam keluarga (Sujiyatini, 2009).

(7) Riwayat operasi

Untuk mengetahui riwayat operasi yang pernah dijalani (Sujiyatini, 2009).

(40)

(8) Data kebiasaan sehari-hari (a) Nutrisi

Dikaji untuk menanyakan ibu hamil apakah menjalani diet khusus, bagaimana nafsu makannya, jumlah makanan, minuman, atau cairan yang masuk. Pada kasus kehamilan dengan Hiperemesis Gravidarum

Grade I diharapkan memberi tambahan asupan Zink dan asam folat dalam makanan (Saifuddin, 2006). Pada kasus ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum

Grade I nafsu makannya menurun.

(b) Eliminasi

Hal ini dikaji untuk mengetahui kebiasaan BAK dan BAB yang meliputi frekuensi dan kosistensi (Alimul, 2006).

(c) Pola Aktivitas

Dikaji untuk mengetahui apakah ibu dapat istirahat atau tidur sesuai kebutuhannya. Berapa jam ibu tidur dalam sehari dan kesulitan selama ibu melakukan istirahat. Kebutuhan tidur + 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang hari. Ibu hamil dengan Hiperemesis

Gravidarum Grade I diharapkan untuk tidak melakukan aktivitas yang berat karena dapat menyebabkan kelelahan fisik (Henderson, 2006).

(41)

(d) Istirahat

Dikaji untuk mengetahui berapa jam ibu tidur malam, dan berapa jam ibu istirahat atau tidur siang (Saifuddin, 2006). Ibu hamil dengan

Hiperemesis Gravidarum Grade I diharapkan istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan, tidur siang selama 1 – 2 jam dan tidur malam selama 8 jam (Saifuddin, 2006).

(e) Personal Hygiene

Untuk mengetahui berapa kali pasien mandi, gosok gigi, keramas, ganti pakaian. Pada ibu hamil diharapkan mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari, keramas 2 kali seminggu, ganti pakaian 2 kali sehari dan ganti pembalut setidaknya 2 kali sehari (Wiknjosastro, 2007).

(f) Pola seksual

Dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu melakukan hubungan seksual dalam satu minggu (Manuaba, 2007).

(9) Data psikososial

Untuk mengetahui respon ibu terhadap kondisi yang dialaminya yaitu mengalami mual dan muntah pada waktu hamil muda, dan wanita mengalami banyak perubahan emosi atau psikologis selama masa hamil, sementara ia menyesuaikan diri menjadi seorang ibu (Ambarwati, 2008).

(42)

(10) Kebiasaan sosial budaya

Untuk mengetahui pasien dan keluarga yang menganut adat istiadat yang akan menguntungkan atau merugikan pasien khususnya pada masa hamil, misalnya pada kebiasaan pantangan makanan (Ambarwati, 2008).

2) Data Obyektif

Data obyektif adalah data yang sesungguhnya dapat diobservasi dan dilihat oleh tenaga kesehatan (Nursalam, 2003).

a) Pemeriksaan Umum

(1) Keadaan umum : Untuk mengetahui keadaan umum

apakah baik, sedang dan jelek

(Prihardjo, 2007). Pada kasus

Hiperemesis Gravidarum keadaan umum ibu sedang (Manuaba, 2007).

(2) Kesadaran : Untuk mengetahui tingkat kesadaran,

yaitu composmentis, apatis atau

somnolen (Alimul, 2006). Pada kasus

Hiperemesis Gravidarum kesadaran ibu composmentis (Manuaba, 2007).

(3) Tekanan darah : Untuk mengetahui faktor resiko

hipertensi dan hipotensi. Batas

normalnya 120/ 80 mmHg

(43)

Hiperemesis Gravidarum Grade I

terjadi penurunan tekanan darah < 100 mmHg (Manuaba, 2007).

(4) Suhu : Untuk mengetahui suhu tubuh klien,

memungkinkan febris atau infeksi dengan menggunakan skala derajat celcius. Suhu badan wanita hamil batas

normalnya adalah 35,6 – 37,6o C

(Wiknjosastro, 2005). Pada kasus ini suhu badan ibu mengalami kenaikan dari batas normal (Manuaba, 2007).

(5) Nadi : Untuk mengetahui nadi pasien yang

dihitung dalam 1 menit, denyut normal 70 x/ menit sampai 88 x/ menit (Saifuddin, 2006). Pada ibu hamil

dengan Hiperemesis Gravidarum

Grade I terjadi peningkatan nadi (Prawirohardjo, 2005).

(6) Respirasi : Untuk mengetahui frekuensi

pernafasan pasien yang dihitung dalam 1 menit, batas normalnya 18 – 24 x/ menit (Saifuddin, 2006).

(44)

(7) Tinggi badan : Untuk mengetahui tinggi badan ibu (Nursalam, 2003).

(8) Berat badan : Untuk mengetahui berat badan ibu,

malnutrisi atau tidak. Malnutrisi dapat mempengaruhi keadaan gizi janin dalam uterus, peningkatan BB pada trimester I adalah 1 kg, pada trimester II adalah 2 kg dan pada trimester III adalah 6 kg (Wiknjosastro, 2007). Pada

ibu hamil dengan Hiperemesis

Gravidarum Grade I terjadi penurunan berat badan (Prawirohardjo, 2005).

b) Pemeriksaan Sistematis

Pemeriksaan sistematis yaitu pemeriksaan dengan melihat klien dari ujung rambut sampai ujung kaki (Nursalam, 2003), meliputi:

(1) Kepala

(a) Rambut : Meliputi warna mudah rontok atau tidak

dan kebersihannya.

(b) Muka : Untuk mengetahui apakah asimetri atau

tidak, muka pucat atau tidak, ada

oedema dan cloasma gravidarum atau tidak (Prawirohardjo, 2005).

(45)

(c) Mata : Untuk mengetahui apakah konjungtiva pucat atau tidak, sklera pucat atau tidak, mata cekung atau tidak (Alimul, 2006). Pada ibu hamil dengan Hiperemesis

Gravidarum Grade I matanya cekung (Prawirohardjo, 2005).

(d) Hidung : Bagaimana kebersihannya, ada polip

atau tidak (Alimul, 2006).

(e) Telinga : Bagaimana kebersihannya, ada serumen

atau tidak, besar telinga, posisi dan ketajaman pendengaran (Alimul, 2006).

(f) Mulut/ lidah : Untuk mengetahui ada stomatitis atau

tidak, keadaan gigi, gusi berdarah atau tidak (Prawirohardjo, 2005). Pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum

Grade I mulut dan lidah tampak kering (Prawirohardjo, 2005).

(g) Turgor kulit : Pada ibu hamil dengan Hiperemesis

Gravidarum Grade I turgor kulit turun (Prawirohardjo, 2005).

(2) Leher : Untuk mengetahui ada atau tidak

(46)

atau tidak, adakah pembesaran kelenjar limfe (Alimul, 2006).

(3) Dada dan axilla : Untuk mengetahui keadaan payudara,

simetris atau tidak, ada benjolan atau tidak, ada nyeri atau tidak dan kolostrum atau ASI sudah keluar atau belum (Farrer, 2003).

(4) Abdomen : Apakah ada luka bekas operasi, ada

benjolan atau tidak, ada nyeri atau tidak (Alimul, 2006). Pada ibu hamil dengan

Hiperemesis Gravidarum Grade I terjadi nyeri epigastrum karena asam lambung meningkat (Prawirohardjo, 2005).

(5) Ekstremitas atas dan bawah

Ada cacat atau tidak oedema atau tidak terdapat varises atau tidak (Wiknjosastro, 2006).

(6) Pemeriksaan khusus obstetri (lokalis)

(a) Inspeksi

Ukuran uterus dikaji dengan memperkirakan melalui observasi. Bidan dapat mengobservasi gerakan janin dan perubahan kulit pada abdomen (Salmah, 2006).

(47)

(b) Palpasi

Palpasi adalah suatu teknik yang menggunakan indera peraba tangan dan jari (Nursalam, 2003). Cara pemeriksaan yang umum digunakan adalah cara Leopold yang dibagi dalam 4 tahap, yaitu:

Leopold I : Untuk mengetahui tinggi fundus uteri.

Leopold II : Untuk mengetahui letak punggung dan

letak bagian kecil pada janin.

Leopold III : Untuk mengetahui bagian apa yang terdapat di bagian bawah dan apakah bagian bawah janin sudah atau belum masuk pintu atas panggul.

Leopold IV : Untuk mengetahui apa yang menjadi bagian bawah dan seberapa masuknya bagian bawah tersebut ke dalam rongga panggul.

(c) Auskultasi

Auskultasi adalah cara pemeriksaan dengan mendengarkan bunyi yang dihasilkan oleh tubuh melalui alat stetoskop (Alimul, 2006).

Dengarkan bunyi jantung janin pada daerah punggung janin dengan stetoskop monoaural (Laenec)

(48)

janin terdengar pada kehamilan 18-20 minggu, sedangkan dengan Doppler terdengar pada kehamilan 12 minggu (Mansjoer, 2005).

(d) Perkusi

Perkusi adalah pemeriksaan dengan jalan mengetuk atau membandingkan kanan - kiri pada setiap daerah permukaan tubuh dengan tujuan menghasilkan suara dan mengidentifikasi lokasi, ukuran, bentuk dan konsistensi jaringan, seperti pada reflek patella kanan-kiri, negatif atau positif (Prawirohardjo, 2005).

c) Pemeriksaan Penunjang

Dilakukan untuk mendukung menegakkan diagnosa seperti pemeriksaan laboratorium, rontgen utrasonografi dan lain-lain (Varney, 2004). Pada kasus Hiperemesis Gravidarum

Grade I pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah pemeriksaan darah (Mansjoer, 2005).

b. Langkah II: Interpretasi Data

Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik. Rumus dan diagnosa tujuannya digunakan karena masalah tidak dapat didefinisikan seperti diagnosa tetapi membutuhkan penanganan (Varney, 2004).

(49)

1) Diagnosa Kebidanan

Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan dalam lingkup praktek kebidanan (Varney, 2004). Pada kasus ini adalah

Hiperemesis Gravidarum Grade I.

“Ny. X G … P … A … umur … tahun, umur kehamilan … minggu dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I”.

Dasar diagnosa tersebut adalah:

a) Data Subyektif:

(1) Ibu mengatakan mual dan muntah terus menerus.

(2) Ibu mengatakan badannya lemas.

(3) Ibu mengatakan tidak nafsu makan.

(4) Ibu mengatakan nyeri pada lambung.

(Prawirohardjo, 2005).

b) Data obyektif:

Menurut Prawirohardjo (2007), data obyektif meliputi:

(1) Keadaan umum ibu sedang

(2) Tekanan darah turun

(3) Terjadi peningkatan nadi

(4) Lidah kering dan kotor

(5) Berat badan turun

(6) Mata cekung, dan

(50)

2) Masalah

Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman pasien yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosa sesuai dengan keadaan pasien. Masalah yang sering muncul pada ibu hamil yaitu merasa cemas dan gelisah menghadapi kehamilannya, pada kasus Hiperemesis Gravidarum adalah badan lemas dan berat badan turun (Mansjoer, 2005).

3) Kebutuhan

Kebutuhan merupakan hal-hal yang dibutuhkan pasien dan belum teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah yang didapatkan dengan analisa data (Varney, 2004).

Menurut Mansjoer (2005), kebutuhan pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum adalah:

a) Beri penyuluhan bahwa kehamilan dan persalinan merupakan

proses fisiologi.

b) Anjurkan untuk makan sedikit-sedikit tapi sering.

c. Langkah III: Diagnosa Potensial

Pada langkah ini mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial berdasarkan diagnosa masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien. Bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi (Varney, 2004).

(51)

Menurut Prawirohardjo (2005), diagnosa potensial pada pasien dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I adalah Hiperemesis

Gravidarum Grade II.

d. Langkah IV: Antisipasi dan Tindakan Segera

Menunjukkan bahwa bidan dalam melakukan tindakan harus sesuai dengan prioritas masalah atau kebutuhan dihadapi kliennya. Setelah bidan merumuskan tindakan yang dilakukan untuk mengantisipasi diagnosa/ masalah potensial pada step sebelumnya, bidan juga harus merumuskan tindakan emergency atau segera. Dalam rumusan ini termasuk tindakan segera yang mampu dilakukan secara mandiri, secara kolaborasi atau bersifat rujukan (Varney, 2004).

Menurut Prawirohardjo (2005), tindakan segera yang dilakukan agar pasien dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I tidak menjadi

Grade II antara lain:

1) Memberitahu ibu bahwa mual muntah merupakan gejala fisiologis

pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan.

2) Pemberian obat, seperti vitamin B1, vitamin B6 dan antihistamin.

3) Kolaborasi dengan ahli gizi.

e. Langkah V: Perencanaan

Tahap ini merupakan tahap penyusunan rencana asuhan kebidanan secara menyeluruh dengan tepat dan berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah sebelumnya. Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini harus rasional dan

(52)

benar-benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori yang up to date serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan dilakukan klien (Varney, 2004).

Menurut Prawirohardjo (2005), perencanaan yang diberikan pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I diantaranya adalah:

1) Memberikan sedatif Phenobarbital, vitamin B1 dan B6,

Antihistamin Dramamin avomin. Pada keadaan lebih berat diberikan Antiemetik seperti Khlorpromasin.

2) Penderita diisolasi dan disendirikan dalam kamar yang tenang,

cerah dan peredaran udara yang baik.

3) Terapi psikologi pada wanita hamil yang paling utama adalah

support mental.

4) Berikan cairan parental yang cukup elektrolit, karbohidrat dan

protein.

5) Diet diberikan pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum

Grade I.

f. Langkah VI: Implementasi/ Pelaksanaan

Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Yang dilaksanakan semua oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya (Varney, 2004).

(53)

Pada kasus Hiperemesis Gravidarum Grade I diberikan obat-obatan sedative ringan seperti luminal 30 mg atau antialergi, diberikan juga antihistamin, seperti dramamin atau avomin dan obat

anti mual muntah dapat diberikan vitamin B6, B12 dan vitamin C

(Manuaba, 2007).

g. Langkah VII: Evaluasi

Pada langkah ini keefektifan dari asuhan yang telah diberikan, meliputi pemenuhan kebutuhan bantuan apakah benar-benar telah

terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah

diidentifikasikan di dalam diagnosa dan masalah. Langkah-langkah proses evaluasi umumnya merupakan pengkajian yang memperjelas proses pemikiran yang mempengaruhi tindakan serta berorientasi pada proses klinis, karena proses penatalaksanaan tersebut berlangsung di dalam situasi klinik dan dua langkah terakhir tergantung pada klien dan situasi klinik (Varney, 2004).

Adapun evaluasi dari asuhan kebidanan ibu hamil dengan

Hiperemesis Gravidarum Grade I menurut Prawirohardjo (2005), meliputi:

1) Keadaan umum ibu baik

2) Mual muntah berkurang

3) Ibu bersedia makan dan minum sedikit tapi sering

(54)

5) Berat badan ibu sudah stabil

6) Tidak terjadi Hiperemesis Gravidarum Grade II.

C. Data Perkembangan (SOAP)

Menurut Varney (2004), pendokumentasian data perkembangan asuhan kebidanan yang telah dilaksanakan menggunakan SOAP yaitu:

S : Subyektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa.

O : Obyektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan test diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung assesment.

A : Assessment

Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data subyektif dan obyektif dalam suatu identifikasi meliputi diagnosa/ masalah serta antisipasi maslaah potensial.

P : Planning

Menggunakan pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi berdasarkan assesment.

(55)

D. Landasan Hukum

Sebagai seorang bidan dalam memberikan asuhan harus berdasarkan aturan atau hukum yang berlaku, sehingga penyimpangan terhadap hukum (mal praktik) dapat dihindarkan dalam memberikan asuhan kebidanan dengan

Hiperemesis Gravidarum, landasan hukum yang digunakan di antaranya:

1. Keputusan Menteri Kesehatan No. 900/ Menkes/ SK/ VII/ 2002 yang

berisi:

a. Bahwa dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan

jiwa ibu hamil atau janinnya, dapat dilakukan tindakan medis tertentu.

b. Tindakan medis tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 hanya

dapat dilakukan:

1) Berdasarkan indikasi medis yang mengharuskan diambilnya,

tindakan tersebut.

2) Oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan

untuk itu dilakukan sesuai dengan tanggung jawab profesi serta berdasarkan pertimbangan tim ahli.

3) Dengan peraturan, ibu hamil yang bersangkutan atau suami atau

keluarga.

4) Pada sarana kesehatan tertentu.

2. Standar 16 – Standar Pelayanan Kebidanan

Sebagai seorang bidan harus bisa mengenali cara tepat tanda dan gejala perdarahan pada kehamilan, tujuan dari dilakukannya standar ini adalah mengenali dan melakukan tindakan secara tepat dan cepat

(56)

perdarahan, serta melakukan pertolongan pertama dan melakukan rujukan secara dini ke tempat yang memadai (RS atau Puskesmas).

3. Kompetensi Bidan Indonesia, 2003

Selain itu sebagai seorang bidan juga harus mempunyai kompetensi dalam memberikan asuhan kebidanan. Kompetensi bidan yang sesuai dengan kasus ini adalah kompetensi bidan ke-3, yaitu bidan memberikan asuhan antenatal bermutu tinggi untuk mengoptimalkan kesehatan selama hamil yang meliputi: deteksi dini, pengobatan atau rujukan dari kasus tertentu (Sofyan, 2006).

E. Kerangka Konsep

INPUT PROSES OUTPUT

Gambar 2.1. Kerangka Konsep Asuhan Kebidanan Hiperemesis Gravidarum Grade I Manajemen Asuhan 7 Langkah Kebidanan menurut Varney: 1. Pengkajian 2. Interpretasi data 3. Diagnosa potensial 4. Antisipasi 5. Perencanaan 6. Implementasi/ Pelaksanaan 7. Evaluasi

Hasil asuhan yang diharapkan: 1. Keadaan umum ibu baik 2. Mual muntah berkurang 3. Ibu bersedia makan dan minum sedikit tapi sering

4. Nadi dan tensi

ibu kembali normal

5. Ibu dan janin

sehat

6. Berat badan ibu

(57)

BAB III

METODOLOGI STUDI KASUS

A. Jenis Studi

Jenis laporan ini adalah studi kasus. Studi kasus adalah studi yang dilakukan dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu proses yang terdiri dari unit tunggal (Notoatmodjo, 2005). Metode yang digunakan dalam studi kasus ini adalah metode deskriptif yaitu suatu metode yang dilakukan dengan tujuan utama untuk memaparkan atau membuat gambaran tentang keadaan secara obyektif (Notoatmodjo, 2005).

B. Lokasi Studi Kasus

Lokasi studi kasus ini dilakukan di Puskesmas Sambung Macan I Sragen. Lokasi studi kasus merupakan tempat dimana pengambilan kasus tersebut akan dilaksanakan (Notoatmodjo, 2005).

C. Subyek Studi Kasus

Subyek studi kasus ini dilakukan pada ibu hamil Ny. A G1P0A0 dengan

Hiperemesis Gravidarum Grade I. Subyek studi kasus merupakan hal atau orang yang akan dikenai kegiatan pengambilan kasus (Notoatmodjo, 2005).

(58)

D. Waktu Studi Kasus

Studi kasus ini dilakukan pada tanggal 5 sampai 14 Mei 2013. Waktu studi kasus adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis untuk memperoleh data studi kasus yang dilaksanakan (Budiarto, 2003).

E. Instrumen Studi Kasus

Instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data adalah dengan

format asuhan kebidanan pada ibu hamil Ny. A G1P0A0 dengan Hiperemesis

Gravidarum Grade I menurut Varney dan data perkembangan dengan format SOAP. Instrumen studi kasus merupakan alat atau fasilitas yang digunakan untuk mendapatkan data-data kasus (Notoatmodjo, 2005).

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah:

1. Data Primer

Data primer adalah materi atau kumpulan fakta yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti pada saat berlangsung suatu penelitian (Nursalam, 2003).

Data ini meliputi data subyektif, yaitu identitas diri, keluhan utama, data kebidanan, data kesehatan, data kebiasaan sehari-hari, data psikososial dan agama, serta data obyektif yaitu hasil pemeriksaan umum dan pemeriksaan khusus.

(59)

a. Pemeriksaan Fisik

Menurut Nursalam (2003), pemeriksaan fisik dipergunakan untuk mengetahui keadaan fisik pasien sistematis dengan cara:

1) Inspeksi

Adalah suatu proses observasi yang dilakukan sistematik dengan menggunakan indera penglihatan, pendengaran, dan penciuman sebagai suatu alat untuk mengumpulkan data. Inspeksi pada kasus ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I dilakukan secara berurutan mulai dari kepala sampai ke kaki dan memeriksa conjungtiva, pada mata ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum

Grade I kelihatan cekung dan turgor kulit turun.

2) Palpasi

Palpasi suatu teknik yang menggunakan indera peraba tangan, jari, adalah suatu instrument yang sensitif yang digunakan untuk

mengumpulkan data tentang temperatur, turgor, bentuk,

kelembaban, vibrasi, dan ukuran. Pada kasus ibu hamil dengan

Hiperemesis Gravidarum Grade I tidak dilakukan pemeriksaan palpasi.

3) Perkusi

Adalah suatu pemeriksaan dengan jalan mengetuk untuk membandingkan kiri kanan pada setiap permukaan tubuh dengan tujuan menghasilkan suara, perkusi yang bertujuan untuk mengidentifikasi, lokasi, ukuran, bentuk dan konsistensi jaringan.

(60)

Pada kasus ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I dilakukan pemeriksaan reflek patella.

4) Auskultasi

Adalah pemeriksaan dengan jalan mendengarkan suatu yang dihasilkan oleh tubuh dengan menggunakan stetoskop Doppler. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui detak jantung janin untuk memastikan adanya tanda pasti kehamilan.

b. Wawancara

Adalah suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dimana peneliti mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seseorang sasaran penelitian (Responden) atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (Face to face) (Notoatmodjo, 2005). Wawancara dilakukan pada pasien ibu

hamil Ny. A G1P0A0 dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I, dan

keluarganya serta tenaga kesehatan atau bidan.

c. Observasi

Adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati subyek dan melakukan berbagai macam pemeriksaan yang berhubungan dengan kasus yang akan diambil. Observasi dapat berupa pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang (Notoatmodjo, 2005).

(61)

Pada kasus ini penulis melakukan pengamatan langsung pada pasien untuk mengetahui perkembangan dan perawatan yang dilakukan pada kasus Hiperemesis Gravidarum Grade I. Observasi berupa pemeriksaan umum, tanda-tanda vital, berat badan, terapi yang diberikan serta nafsu makan (Manuaba, 2008).

2. Data Sekunder

Adalah data yang diperoleh selain dari pemeriksaan fisik atau tetapi diperoleh dari keterangan keluarga dan lingkungannya, mempelajari status dan dokumentasi pasien, catatan dalam kebidanan dan studi (Notoatmodjo, 2005).

a. Studi Dokumentasi

Dokumen adalah semua bentuk sumber informasi yang berhubungan dengan dokumen (Notoatmodjo, 2005). Dalam studi kasus ini dokumentasi yang digunakan adalah buku catatan rekam medik tentang kasus kehamilan dengan Hiperemesis Gravidarum

Grade I yang didapatkan dari Puskesmas Sambung Macan I Sragen.

b. Studi Kepustakaan

Adalah bahan-bahan pustaka yang sangat penting dan menunjang latar belakang teoritis dari studi penelitian (Notoatmodjo, 2005). Pada kasus ini mengambil studi kepustakaan dari buku, laporan penelitian, majalah ilmiah, jurnal dan sumber terbaru yang berhubungan dengan Hiperemesis Gravidarum terbitan tahun 2003 – 2012.

(62)

G. Alat-alat yang Dibutuhkan

Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pengambilan data antara lain:

1. Alat dan bahan dalam pengambilan data

a. Format pengkajian pada ibu hamil

b. Buku tulis

c. Ballpoint

2. Alat dan bahan dalam melakukan pemeriksaan fisik dan observasi

a. Timbangan berat badan

b. Alat pengukur tinggi badan

c. Tensimeter

d. Stetoskop Doppler/ Leanec

e. Termometer

f. Jam tangan

3. Alat untuk pendokumentasian adalah:

a. Status atau catatan pasien

b. Rekam medis

(63)

BAB IV

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Kasus

Tanggal : 5 Mei 2013

Pukul : 10.00 WIB

Ruang : KIA

1. Pengkajian

a. Identitas Pasien Identitas Suami

1) Nama : Ny. A Nama : Tn. T

2) Umur : 21 Tahun Umur : 23 Tahun

3) Agama : Islam Agama : Islam

4) Suku Bangsa : Jawa/ Indonesia Suku Bangsa : Jawa/ Indonesia

5) Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

6) Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta

7) Alamat : Pucang RT. 21 Bedoro, Sambung Macan Sragen

b. Anamnese (Data Subyektif)

1) Keluhan utama pada waktu masuk

Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama, mengeluh sejak 4 hari ini mengalami mual dan muntah + 5 – 6 sehari, tidak nafsu makan dan badan terasa lemas.

2) Riwayat menstruasi

a) Menarche : Ibu mengatakan haid pertama umur 13 tahun

(64)

b) Siklus : Ibu mengatakan siklusnya 28 hari

c) Lama : Ibu mengatakan lama haid 7 hari

d) Banyaknya : Ibu mengatakan 2 – 3 kali ganti pembalut per

hari

e) Teratur/ tidak : Ibu mengatakan haidnya teratur

f) Sifat darah : ibu mengatakan sifat darahnya Encer

g) Dismenorhoe : Ibu mengatakan Kadang nyeri waktu haid

3) Riwayat hamil ini

a) HPHT : 5 April 2013

b) Gerakan janin

Ibu mengatakan belum merasakan gerakan janin.

c) Obat yang dikonsumsi

Ibu mengatakan mengkonsumsi vitamin B12, B6 dan vitamin C.

d) Keluhan-keluhan pada

Trimester I : Ibu mengatakan mual muntah dan pusing

e) ANC

Ibu mengatakan periksa 2 kali ke bidan dan belum pernah mendapatkan ANC.

f) Penyuluhan yang pernah didapat

Ibu mengatakan belum pernah mendapat penyuluhan pada kehamilan.

(65)

g) Imunisasi TT

Ibu mengatakan sudah mendapatkan imunisasi TT 1 kali pada waktu akan menikah.

h) Kekhawatiran khusus

Ibu mengatakan merasa cemas dan gelisah terhadap mual dan muntah yang dialaminya ini.

4) Riwayat penyakit

a) Riwayat penyakit sekarang

Ibu mengatakan saat ini merasa mual muntah dan badan terasa lemas.

b) Riwayat penyakit sistemik

(1) Jantung : Ibu mengatakan tidak merasa cepat lelah

dan jantung berdebar-debar saat beraktifitas ringan.

(2) Ginjal : Ibu mengatakan tidak pernah nyeri

pinggang bagian kanan maupun kiri.

(3) Asma/ TBC : Ibu mengatakan tidak pernah merasakan

sesak nafas.

(4) TBC : Ibu mengatakan tidak pernah menderita

batuk yang berkepanjangan.

(5) Hepatitis : Ibu mengatakan tidak pernah ada

tanda-tanda kuning pada mata, kulit maupun ujung-ujung kuku.

Gambar

Gambar 2.1.  Kerangka Konsep Asuhan Kebidanan Hiperemesis Gravidarum Grade I Manajemen Asuhan  7 Langkah Kebidanan menurut Varney: 1

Referensi

Dokumen terkait

Ada tiga analisis dalam penelitian ini, yaitu: Reduksi data (data reduction), paparan data (data display), dan kesimpulan. Jenis Pola Asuh Orang Tua untuk Membina Anak

Indikator keberhasilan bagi siswa dalam penelitian tindakan kelas ini adalah jika minimal 85% siswa yang diajar dengan menggunakan metode picture and picture

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan inovasi dalam pemanfaatan teknologi dan media pembelajaran yang berkaitan dengan pengembangan media pembelajaran aplikasi

Kemudian hubungan makna lafâdz al-Insân dan basyar ialah saling terhubung satu sama lain sebagai penamaan untuk manusia dalam bentuk jasad yang saling menyatu dengan konteks dan

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 34 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Peraturan Menteri Lingkungan

Sistem peringatan dini tanah longsor mempunyai sensitivitas yang tinggi yaitu pergeseran tanah lebih dari 4 cm maka sirine akan aktif dan pada saat curah hujan lebih dari 100

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disusun hipotesis dalam penelitian ini adalah sifat fisik krim ekstrak etanolik buah mahkota dewa dengan basis M/A mempunyai viskositas dan