• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. Paguyuban Orang Tua dalam Mendukung Kualitas Proses Pembelajaran. di SD Muhammadiyah 01 Kandang Panjang Pekalongan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III. Paguyuban Orang Tua dalam Mendukung Kualitas Proses Pembelajaran. di SD Muhammadiyah 01 Kandang Panjang Pekalongan"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

53 BAB III

Paguyuban Orang Tua dalam Mendukung Kualitas Proses Pembelajaran di SD Muhammadiyah 01 Kandang Panjang Pekalongan

Dalam bab tiga akan membahas tentang hasil penelitian dari data yang diperoleh. Pembahasan diawali dengan Gambaran umum paguyuban orang tua di SD Muhammadiyah 01 Kandang Panjang Pekalongan, bentuk kegiatan paguyuban di SD Muhammadiyah 01 Kandang Panjang Pekalongan, Kualitas Proses Pembelajaran di SD Muhammadiayah 01 Kandang Panjang Pekalongan, kemudian hasil penelitiannya.

A. Gambaran Umum Paguyuban di SD Muhammadiyah Kandang

Panjang Pekalongan

1. Sejarah Berdirinya Paguyuban

SD Muhammadiyah 01 Kandang Panjang Pekalongan (disingkat SD Mutu KP) berdiri dan beroperasi sebagai sebuah institusi pendidikan secara yuridis formal sejak tahun 1959. Sekolah Dasar yang berada di bawah naungan Majelis Pendidikan dasar dan Menengah (Dikdasmen) Muhammadiyah ini berada di jalan Tentara pelajar No.73A Kelurahan Kandang Panjang Kec. Pekalongan Utara Kota Pekalongan. Di SD Muhammadiyah 01 Kandang Panjang Pekalongan mempunyai suatu wadah yang khusus menampung aspirasi wali murid dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat terhadap kemajuan sekolah, namun wadah tersebut berbeda dengan komite sekolah.

(2)

Peran serta orang tua dalam meningkatkan pembelajaran ditampung dalam suatu wadah yang dinamakan paguyuban. Sejarah berdirinya paguyuban sendiri dimulai dari kebutuhan sekolah akan suatu wadah guna menyampaikan informasi sekolah kepada para wali murid terkait dengan belajar murid dirumah. Kebutuhan akan adanya wadah tersebut di latar belakangi oleh keinginan para wali murid untuk bisa selalu mengetahui tentang perkembangan belajar murid di sekolah. Hal ini tentunya tidak mudah bagi sekolah untuk membentuk sebuah wadah tersebut.

Setelah melakukan rapat dengan para guru dan wali murid akhirnya terbentuklah Ikwam pada tahun 2001. Ikwam merupakan ikatan wali murid yang bertujuan untuk menyampaikan informasi sekolah tentang belajar murid di rumah kepada seluruh wali murid. Setelah berjalan hampir selama 4 tahun dan diadakan evaluasi ternyata Ikwam kurang begitu efektif dalam menyampaikan informasi kepada wali murid dan tidak sesuai dengan harapan yang di inginkan oleh sekolah dan wali murid.1

Akhirnya Ikwam di perkecil lagi lingkupnya menjadi pertemuan wali kelas dengan wali murid. Semula hanya satu kelas saja yang memulai pertemuan tersebuat dan setelah dilakukan evaluasi ternyata pertemuan kelas ini sangat baik, serta antusias dari para wali murid pun

1 Dokumentasi SD Muhammadiyah 01 Kandang Panjang, “Sejarah Berdirinya

(3)

sangat besar dan wali murid pun merasa puas dengan adanya pertemuan kelas tersebut.

Pertemuan kelas tersebut di ikuti oleh kelas-kelas yang lain dan akhirnya pertemuan kelas inilah yang dapat menyampaikan informasi dan aspirasi dari sekolah kepada wali murid atau dari wali murid kepada sekolah. Akhirnya pertemuan kelas ini pun diganti dengan nama paguyuban kelas pada tahun 2005. Dari tahun 2005 sampai sekarang paguyuban kelas tersebut berjalan dengan baik, serta efektif dan efisien karena pertemuan tersebut terdiri dari anggota kelas serta wali kelas sebagai mediator antara sekolah dan wali murid. Paguyuban tersebut di jalankan dan di urusi oleh masing-masing kelas dan di bawah tanggung jawab kepala sekolah.2

2. Struktur Organisasi Paguyuban

Struktur Organisasi Paguyuban ini terdiri dari ketua, sekertaris dan bendahara yang masing-masing dari anggota wali murid serta anggotanya adalah seluruh wali murid kelas. Struktur organisasi paguyuban kelas IB yaitu sebagai berikut :

a. Ketua paguyuban yaitu ibu Harjati wali murid dari Ajeng. b. Sekertaris yaitu ibu Khofifah wali murid dari Gilang. c. Bendahara yaitu Ibu Marheni. T wali murid dari Andra. d. Anggota paguyuban terdiri dari seluruh orang tua kelas IB.3

2 Dokumentasi SD Muhammadiyah 01 Kandang Panjang, dikutip pada tanggal 09 Juni

2014.

3 Dokumentasi Paguyuban Kelas IB SD Muhammadiyah 01 Kandang Panjang

(4)

Berikut ini penenliti paparkan mengenai data informan wawancara yang akan peneliti gunakan sebagai dasar penenlitian, sebagai berikut :

Tabel 01

Informan wawancara SD Muhammadiyah 01 Kandang Panjang Pekalongan

No. Inisial Kode subjek Status

Pelaksanaan wawancara 1. EW W1 Wali Kelas 14-6-2014 2. DW W2 Wali Murid 16-6-2014 3. WK W3 Kepala Sekolah 14-6-2014 4. HJ W4 Ketua Paguyuban 17-6-2014 5. SH W5 Wali murid 16-6-2014 6. EA W6 Wali murid 17-6-2013 7. HS W7 wali murid 18-6-2014 8. IM W8 Wali murid 16-6-2014 9. NC W9 Wali murid 18-6-2014 10. KH W10 Sekretaris Paguyuban 16-6-2014 11. AR W11 Wali murid 16-6-2014 12. NR W12 Wali murid 16-6-2014 13. SS W13 Wali murid 16-6-2014

(5)

14. SG W14 Wali murid 16-6-2014 15. SZ W15 Wali murid 20-8-2014 16. MT W16 Bendahara Paguyuban 20-8-2014

Data informan yang peneliti pilih adalah 14 wali murid kelas IB, 1 wali kelas IB dan 1 kepala sekolah sebagai data pelengkap.

B. Bentuk Kegiatan Paguyuban Orang Tua

Paguyuban orang tua merupakan perkumpulan wali murid dalam suatu kelas yang bertujuan untuk membangun, menumbuhkan dan meningkatkan partisipasi, kepedulian dan tanggung jawab wali murid dengan memberikan saran dan masukan dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa. Paguyuban orang tua tersebut dikelola oleh seluruh wali murid dalam satu kelas. Sedangakan guru (wali kelas) berperan sebagai mediator/informan yang bertugas menyampaikan mengenai kegiatan pembelajaran, memberikan informasi tentang kesulitan belajar, memberikan informasi mengenai trik/pola pembelajaran/ pendampingan belajar di rumah, serta membuka ruang konsultasi/sharing tentang kondisi belajar anak baik itu di sekolah dan di rumah. Serta memberikan informasi seperti pada saat akan ulangan, menjelang UAS/UTS, program remidial, dan jadwal pembelajaran selama 1 bulan ke depan. Paguyuban orang tua tersebut rutin mengadakan perkumpulan setiap satu bulan sekali terkait dengan kegiatan sekolah, peraturan pemerintah (pemerintah pusat/daerah). Peraturan pemerintah pusat

(6)

berkaitan dengan pendidikan, peraturan daerah menyangkut keseluruhn yang disampaikan oleh pemerintah pusat.

Penyampaian informasi disampaikan dengan cara mengadakan pertemuan rutin yang di hadiri oleh seluruh wali murid. Dalam pertemuan tersebut membahas tentang perkembangan anak, kesulitan belajar serta hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran.

Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh wali kelas IB yaitu EW menyampaikan :

”Bentuk kegiatan yang dilakukan paguyuban kelas adalah pertemuan rutin yang diadakan setiap 1 bulan sekali membahas mengenai perkembangan balajar dan proses belajar mengajar serta penyampaian informasi terkait dengan peraturan daerah maupun peraturan pusat, selain itu pada kegiatan paguyuban dijadikan sebagai ruang untuk konsultasi dan sahring antara orang tua dan guru. Sealain itu ada juga pertemuan tahunan yang yang membahas mengenai penilaian wali murid terhadap guru mengenai evaluasi proses belajar mengajar”.4

Adapun materi yang di bahas dalam pertemuan paguyuban tersebut adalah: Sharing tentang pola pembelajaran di kelas dan di rumah, Membangun kerja sama dalam rangka menunjang pembelajaran di kelas berupa konsultasi kesulitan belajar anak, dan Penyampaian hasil belajar, termasuk membahas kegiatan remidi dan pengayaan pasca tes.

Selain pertemuan rutinan ada juga pertemuan akhir tahun yang membahas tentang penilaian wali murid kepada guru dalam rangka evaluasi tentang proses belajar mengajar yang dilakukan selama proses pembelajaran di kelas.

4

(7)

Selain itu ada juga kegiatan kunjungan rumah apabila ada salah satu wali murid yang terkena musibah, hal ini sesuia dengan penjelasan ibu EA :

Pertemuan rutin setiap satu bulan sekali, ada juga pertemuan tahunan serta biasanya itu kunjungan jika ada wali murid yang sakit.5

Jadi, sesuai dengan pengamatan penulis bahwa terdapat tiga bentuk kegiatan yaitu kegiatan bulanan, tahunan serta kegiatan sosial.

1. Peran Serta Orang Tua dalam Kegiatan Rutinan

SD Muhammdiyah 01 Kandang Panjang Pekalongan merupakan sekolah yang dapat dijadikan contoh dalam pengembangan partisipasi masyarakat, khususnya orang tua siswa dalam pemyelenggaraan pendidikan sekolah.

Orang tua siswa di setiap kelas dari kelas satu sampai dengan kelas enam begitu peduli dengan pendidikan anaknya. Melalui prakarsanya sendiri dan di bantu oleh sekolah, wali murid telah berhasil membentuk paguyuban wali murid untuk setiap kelas. Jadi di SD Muhammadiyah 01 Kandang Panjang Pekalongan terdapat paguyuban wali murid kelas satu, paguyuban wali murid kelas dua dan seterusnya.

Berdasarkan observasi, wali murid selalu melakukan interaksi dengan wali kelas maupun dengan kepala sekolah. Orang tua siswa selalu memantau perkembangan anak dengan cara selalu menjalin komunikasi dengan wali kelas tentang cara belajar anak, baik itu bertanya langsung

(8)

saat selesai jam pelajaran, pada saat pertemuan paguyuban ataupun melalui telepon.

Guru selalu membuka ruang kepada semua wali murid untuk tidak segan-segan menanyakan mengenai kesulitan belajar anak dan cara pembelajaran yang tepat untuk menunjang keberhasilan belajar anak. Begitupun dengan sekolah khususnya kepala sekolah tidak membeda-bedakan apabila ada wali murid yang akan konsultasi mengenai anaknya.6

Hal ini juga sesuai dengan pernyataan dari ibu DW mengatakan : “Saya selalu mengawasi kegiatan dan perkembangan anak dengan selalu menanyakan keadaan anak di sekolah dengan guru kelas baik itu pada saat acara pertemuan paguyuban atau dengan datang ke sekolah”.7

Menurut ibu DW mengatakan bahwa beliau selalu mengamati perkembangan anak dengan bertanya saat kegiatan paguyuban/ kepada wali kelas.

2. Keaktifan Serta Orang Tua dalam Kegiatan Rutinan

Bahwa peran guru dan wali murid sangat aktif dalam menunjang keberhasilan pembelajaran terbukti dengan keaktifan wali murid dan guru dalam mengelola paguyuban. Seperti yang disampaikan oleh kepala sekolah SD Muhammadiyah 01 Kandang Panjang Pekalongan :

“Tiap wali murid dari masing-masing anak antusias dan selalu mengikuti kegiatan yang diadakan oleh sekolah. Setiap kali ada pemberitahuan diadakan pertemuan paguyuban selalu menghadiri pertemuan tersebut. Selain itu, dalam pertemuan

6

Obsevasi di SD Muhammadiyah 01 Kandang Panjang Pekalongan pada tanggal 20 Januari 2014.

(9)

setiap wali murid melakukan tanya jawab dengan guru mengenai perkembangan anak, mereka selalu menerapkan masukan dari guru mengenai cara belajar anak untuk menunjang keberhasilan pembelajaran anak“.8

Dalam pertemuan tersebut setiap orang tua aktif untuk mengikuti kegiatan rutin paguyuban. Dan dalam pertemuan tersebut orang tua tidak hanya duduk diam melain melakukan tanya jawab dengan wali kelas.

Sedangkan wali kelas IB mengatakan :

“Tiap kali akan diadakan pertemuan paguyuban seluruh orang tua siswa selalu mengikuti kegiatan tersebut, bukan hanya itu saja orang tua juga selalu menjalin komunikasi dengan saya terkait dengan perkembangan anak baik itu melalui sms, atau datang langsung ke sekolah. Dan apabila ada salah seorang dari wali murid yang berhalangan hadir dalam pertemuan paguyuban keesokan harinya wali murid menghubungi saya untuk meminta penjelasan materi yang disampaikan pada saat pertemuan paguyuban serta selalu menanyakan perkembangan anak di sekolah”.9

Dalam pertemuan rutin bulanan tersebut orang tua selalu menghadiri. Dan apabila berhalangan hadir keesokan harinya wali murid menemui wali kelas untuk menanyakan tentang perkembangan anak.

Sedangkan menurut ketua paguyuban yaitu ibu HJ mengatakan:

“Pada saat pertemuan paguyuban rata-rata semua wali murid selalu menghadiri pertemuan paguyuban, selain itu mereka juga ikut berperan aktif dalam menunjang pembelajaran, baik itu menjalin komunikasi dengan pihak sekolah atau sekolah menanyakan perkembangan anak”.10

8

Wawancara dengan W3 pada hari Sabtu,14 Juni 2014, Pukul 12.00 WIB.

9Wawancara dengan W1 pada hari Sabtu, 14 Juni 2014, Pukul 11.00 WIB. 10 Wawancara dengan W4 pada hari Selasa, 17 Juni 2014, Pukul 09.00 WIB

(10)

Menurut ibu HJ yang bahawa rata-rata semua wali murid menghadiri pertemuan, selain itu wali murid juga selalu menjalin komunikasi dengan pihak sekolah.

Sedangkan menurut ibu SH menyatakan:

“Saya selalu menghadiri pertemuan paguyuban yang diadakan oleh sekolah dan aktif dalam pertemuan. Dalam paguyuban tersebut saya jadikan sarana untuk berkomunikasi tentang perkembangan anak saya, ataupun kiat-kiat yang harus saya lakukan dalam menunjang keberhasilan anak di sekolah”.11

Menurut ibu SH menjelaskan bahwa beliau selalu mengikuti pertemuan rutin hal ini dijadikan sebagai sarana untuk mengetahui perkembangan anak di sekolah.

Menurut Ibu EA mengatakan:

“Tiap kali ada pertemuan saya selalu menghadiri pertemuan dan mendengarkan dengan seksama materi yang disampikan oleh wali kelas serta selalu aktif bertanya apabila ada hal-hal yang kurang saya pahami, selain itu apabila ada yang kurang jelas saat acara paguyuban selesai, saya berusaha untuk menyempatkan diri untuk bertanya langsung kepada guru kelas bagaimana anak saya di kelas, bagaimana dalam menerima pelajaran, serta tingkah laku saat proses belajar mengajar, dan sebagainya”.12

Menurut ibu EA mengatakan bahwa beliau selalu menyempatkan untuk menghadiri acara pertemuan rutin, dan mendengarkan dengan seksama dan bertanya apabila ada hal- hal yang kurang jelas.

Menurut pemaparan dari Ibu HS mengatakan:

“Tiap kali ada pertemuan saya selalu hadir dan apabila ada masukan dan saran dari wali kelas mengenai cara belajar anak di rumah saya sangat berterima kasih dan menerapkan apa saran dari guru. Selain itu apabila saya kurang puas dengan penjelasan guru

11 Wawancara dengan W5 pada Hari Senin,16 Juni 2014, Pukul 09.30 WIB 12 Wawancara dengan W6 pada hari Selasa,17 Juni 2014, pukul 09.30 WIB.

(11)

saya dengan cara sering menelepon/sms ke guru dan sering komunikasi/bertanya ketika waktu menjemput anak pualng sekolah”.13

Menurut pemaparan ibu HS menjelaskan bahwa beliau selalu menghadiri pertemuan rutin selain itu saya juga menjalin komunikasi dengan wali kelas.

Sedangkan menurut ibu IM mengatakan :

“Saya selalu bertanya mengenai perkembangan anak di sekolah melalui pertemuan paguyuban”.14

Sedangkan menurut ibu NC mengatakan :

“Saya selalu menghadiri pertemuan paguyuban sekolah dan apabila ada masukan dari guru mengenai cara belajar anak di rumah saya menerapkannya”.15

Sejauh pengamatan dari penulis pada saat pertemuan paguyuban seluruh wali murid aktif mengikuti pertemuan dan mendengarkan dengan seksama materi yang disampaikan oleh wali kelas. Selain itu wali murid juga aktif bertanya mengenai perkembangan anak di sekolah.16

C. Kualitas Proses Pembelajaran di SD Muhammadiyah 01 Kandang

Panjang Pekalongan

Kualitas proses pembelajaran merupakan salah satu titik tolak ukur yang dapat menentukan berhasil atau tidaknya proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang monoton akan menimbulkan kejenuhan bagi peserta didik sehingga proses pembelajaran tidak dapat berjalan maksimal. Di SD

13 Wawancara dengan W7 pada hari Rabu, 18 Juni 2014, pukul 09.00 WIB. 14

Wawancara dengan W8 pada hari Senin,16 Juni 2014, pukul 10.00 WIB.

15

Wawancara dengan W9 pada hari Rabu, 18 Juni 2014, pukul 09.30 WIB.

16 Observasi di SD Muhamamadiyah 01 Kandang Panjang Pekalongan pada tanggal 20

(12)

Muhammadiyah 01 Kandang Panjang Pekalongan terdapat tiga unsur yang mempengaruhi kualitas proses pembelajaran yaitu kompetensi guru, karakteristik kelas, dan karakteritik sekolah.

1. Kompetensi Guru

Seorang guru dalam pembelajaran bukan hanya datang dan memberikan pembelajaran saja, melainkan guru juga harus mempunyai kompetensi agar proses pembelajaran dapat berjalan maksimal. Serta untuk selalu menambah wawasan pengetahuan agar dapat mengikuti perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan kepala sekolah :

”Guru di SD Muhammadiyah Kandang Panjang selalu menjadi peserta seminar, diklat dan penataran guru untuk menambah wawasan ilmu pembelajarannya sehingga guru-guru disini selalu mengggunakan metode pembelajaran yang bervariasi.Sehingga peserta didik tidak merasa jenuh dan tujuan pembelajaran dapat tercapai”.17

2. Karakteritik Kelas

Di SD Muhammadiyah 01 Kandang Panjang Pekalongan juga memperhatikan karakteristik kelas. Dalam proses pembelajaran tidak serta merta melakukan pembelajaran begitu saja. Guru selalu memperhatikan suasana belajar di kelas. Hal ini sesui dengan pernyataan dari wali kelas :

“Proses pembelajaran di SD Muhammadiyah 01 Kandang Panjang menggunakan standar proses pembelajaran kurikulum 2013. Metode yang digunakan bervariasi di sesuaikan dengan meteri pembelajaran. Dalam proses pembelajaran anak sebagai sumber belajar sedangkan guru hanya sebagai mediator. Proses pembelajaran bukan hanya berpusat pada guru melainkan lebih

(13)

menekankan pada keaktifan siswa. Selain itu di SD Muhammadiyah 01 Kandang Panjang. Selain itu disini juga menggunakan metode bukan hanya teori saja melainkan teori dan praktik, seperti contoh pada saat pembelajaran batik anak- anak diberi teori tentang batik, setelah itu anak-anak mengunjungi museum batik untuk melihat proses pembatikan langsung serta anak- anak juga di suruh mempraktikkan. Guru juga terkadang melakukan kegiatan karya wisata ke tempat seperti kantor walikota untuk melakukan pembelajaran supaya anak melihat langsung mengenai peraturan pemerintahan”. 18

3. Karakteritik Sekolah

SD Muhammadiyah 01 Kandang Panjang Pekalongan merupakan sekolah yang selalu mengedapankan kedisiplinan.Selain itu sekolah ini juga dilengkapi dengan fasilitas yang menunjang pembelajaran. Letak geografis dari sekolah tersebut sangat mendukung serta sarana dan prasarana yang memadai. Bukan hanya itu saja lingkungan sekolah juga mendukung dalam menunjang pembelajaran.

Hal ini sesuai dengan pemaparan dari kepala sekolah:

”saya selalu mengedapankan kedisiplinan dengan cara saya membuat tata tertib jelas dan mudah dipahami oleh anak-anak. Agar kondisi lingkungan tidak gaduh akibat suara anak- anak saya membuat pengaturan jam belajar secara ketat. Disini juga dilengkapi sarana dan prasarana yang memadai seperti LCD, lab komputer, musholla, dan perpustakaan”.

Berdasarkan hasil wawancara hal ini sesuai dengan observasi penulis di mana guru dalam proses pembelajaran selalu menggunakan metode yang bervariasi dan interaktif, mengikuti keadaan siswa serta suasana pembelajaran yang demokrasi. Hal ini didukung dengan adanya alat peraga, LCD, lab komputer dan lingkungan yang mendukung. Selain itu hasil karya dari seluruh siswa di tempelkan di kelas masing-masing

(14)

sebagai hiasan kelas dengan tujuan memotivasi siswa supaya lebih semangat untuk belajar dan unggul dalam prestasi. Evaluasi pembelajaran menggunakan teknik tes dan non tes serta portofolio. Guru juga mengamati perilaku dan sikap peserta didik sebagai nilai psikomotorik anak.19

D. Peran Paguyuban Orang Tua dalam Mendukung Kualitas Proses

Pembelajaran.

Salah satu tujuan pembentukan paguyuban orang tua adalah menciptakan hubungan yang harmonis antara guru/wali kelas dengan orang tua dan sasama orang tua dalam upaya menumbuhkan rasa kebersamaan diantara sekolah dan orang tua.

Menurut wali kelas IB bu EW peran paguyuban orang tua di SD Muhammadiyah 01 Kandang Panjang Pekalongan yaitu:

Peran paguyuban orang tua dan guru dalam mendukung kualitas proses pembelajaran antara lain :

1. Adanya kegiatan paguyuban membuka ruang dan memberikan kesempatan kepada wali murid untuk ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran.

2. Disamping pendidik ,guru juga berperan sebagai mediator, motivator,pembimbing dan pelatih baik itu bagi anak didinya ataupun dengan wali murid.

19 Observasi di SD Muhammadiyah 01 Kandang Panjang Pekalongan tanggal 25 Agustus

(15)

3. Orang tua berperan sebagai mitra guru dalam memotivasi anak dalam rangka peningkatan kualitas belajar peserta didik.

4. Adanya paguyuban tersebut mempunyai suatu wadah yang efektif untuk menjalin komunikasi antara wali murid dan sekolah.20

Sedangkan peran paguyuban dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran menurut Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 01 Kandang Panjang Pekalongan adalah:

1. Membantu anak dalam proses belajar mengajar.

2. Sebagai media komunikasi yang efektif antara wali murid dan sekolah sehingga dapat terjalin kerjasama yang baik. Hal ini memudahkan penyampaian informasi antara sekolah dengan wali murid.

3. Silaturahmi antara wali murid dan sekolah dapat terjaga, sehingga timbul kedekatan antara wali murid dan sekolah khususnya kepada guru-guru.21

Sejauh pengamatan penulis melalui observasi terlihat bahwa antara sekolah dan wali murid terjalin kerjasama yang baik. Hal itu terbukti kedekatan antara pihak sekolah dengan wali murid sehingga wali murid tidak merasa enggan untuk hadir ke sekolah. Selain itu wali murid ikut berperan aktif dalam menunjang keberhasilan perkembangan anak serta selalu menjalin komunikasi dengan pihak sekolah baik dengan wali kelas ataupun dengan kepala sekolah.

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu SH menyatakan sebagai berikut :

20 Wawancara dengan W1 pada hari Sabtu,14 Juni 2014, pukul 11.00 WIB. 21 Wawancara dengan W3 pada hari Sabtu,14 Juni 2014, pukul 12.00 WIB.

(16)

“Menurut saya, paguyuban tersebut sangat berperan penting dalam proses pembelajaran, karena disamping sebagai sarana silaturahmi antar wali murid, paguyuban tersebut menjadi sarana sekolah terutama guru kelas untuk menyampaikan perkembangan belajar, prestasi belajar secara individu dan juga saling berbagi solusi antara orang tua wali murid”.22

Menurut penjelasan ibu SH bahwa paguyuban sangat berperan penting karena sebagai sarana untuk silaturahmi dan berbagi solusi antara wali murid dan guru.

Sedangkan menurut Ibu EA menyatakan sebagai berikut :

“Adanya pembentukan paguyuban tiap kelas sangat membantu dalam proses belajar mengajar, selain sebagai sarana silaturahmi antara wali murid dan guru, wali murid juga bisa mengetahui sejauh mana anak bisa mengikuti/ mengalami kendala dalam mengikuti pembelajaran di sekolah, setelah diadakannya paguyuban wali murid dapat memberikan pengarahan pada anak dalam belajar dengan kriteria yang telah diberikan guru saat paguyuban, serta wali murid menjadi lebih bisa dalam membantu anak belajar di rumah”.23

Menurut penjelasan dari Ibu EA mengatakan bahwa peran paguyuban untuk memberikan pengarahan pada anak saat belajar di rumah.

Sedangkan menurut ibu NR mengatakan :

“Sangat membantu bagi wali murid karena wali murid bisa berkomunikasi kepada guru kelas/wali kelas apakah ada peningkatan anak kita dalam belajar di sekolah serta dapat menanyakan kondisi anak kita di sekolah, apakah anak kita proses belajarnya tambah berkembang atau tidak. Serta mengetahui keadaan belajar anak kita di sekolah apakah ada perkembangan atau tidak dan informasi penting”.24

Menurut ibu NR mengatakan bahwa peran paguyuban untuk mengetahui perkembangan anak di sekolah

22

Wawancara dengan W5 pada hari Senin,16 Juni 2014, pukul 09.30 WIB.

23 Wawancara dengan W6 pada hari Senin,17 Juni 2014, pukul 09.30 WIB. 24

(17)

Sedangkan menurut ibu SS mengatakan :

“Saya merasa sangat terbantu sekali,melalui pertemuan paguyuban saya bisa berkonsultasi langsung dengan guru kelas”.25

Sedangkan menurut ibu SG mengatakan :

“Ya, saya sangat terbantu sekali, melalui pertemuan paguyuban saya bisa mengerti perkembangan anak di sekolah”.26

Dari beberapa penjelasan di atas, bahwa setelah diadakannya pembentukan paguyuban orang tua terjalinnya hubungan dan komunikasi antara wali murid dengan sekolah. Sebagai sarana untuk berkonsultasi tentang kesulitan belajar. Dengan demikian proses pembelajaran dapat berjalan efektif dan efisien karena adanya kerjasama antara orang tua dan guru. Hal ini dapat menunjang perkembangan kognitif anak bahkan mengalami kemajuan serta proses belajar mengajar di kelas dapat berdapat berjalan baik. Hal ini terbukti ada peserta didik yang tadinya tidak bisa menulis, wali murid selalu mengikuti pertemuan paguyuban dan menerapkan setiap saran dari wali kelas agar mendampingi anak saat belajar di rumah. Akhirnya anak tersebut dapat menulis dan bahkan sudah dapat mengikuti pelajaran yang diajarkan oleh guru.27

1. Peran Paguyuban dalam Proses Pembelajaran

Peran serta orang tua dan guru sangat dibutuhkan dalam rangka meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Bukan hanya sekedar hadir

25

Wawancara dengan W13 pada hari Senin,16 Juni 2014, pukul 11.30 WIB.

26 Wawancara dengan W14 pada hari Senin,16 Juni 2014, pukul 11.45 WIB. 27 Observasi SD Muhammadiyah 01 Kandang Panjang Pekalongan, 21 Juni 2014.

(18)

dalam pertemuan paguyuban melainkan keaktifan orang tua dalam rangka membantu perkembangan anak di sekolah sangat dibutuhkan.

Berdasarkan wawancara dengan anggota paguyuban, terdapat beberapa peran serta orang tua dalam mendukung kualitas proses pembelajaran, hal ini dapat dilihat dari keikutsertaan orang tua berperan dalam mendukung kualitas proses pembelajaran dan akan di jelaskan sebagai berikut :

a. Pengorganisasian Pembelajaran

Dalam kegiatan proses pembelajaran orang tua siswa ikut berperan serta dalam pengorganisasian pembelajaran. Hal ini dapat terwujud karena adanya kegiatan rutinan paguyuban, melalui kegiatan tersebut membuka ruang bagi orang tua untuk memberikan masukan kepada guru maupun sekolah, seperti halnya orang tua memberikan masukan kepada sekolah tentang pengeloaan dan pengelompokan pembelajaran berdasarkan kemampuan anak. Langkah ini dimaksudkan untuk memudahkan guru agar proses belajar mengajar dapat berjalan efektif dan efisien sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Hal ini sesui dengan wawancara dengan ibu SZ mengatakan: “ya mbak ,melalui kegiatan peguyuban digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan masukan kepada sekolah ataupun kepada guru kelas menyangkut pengorganisasian pembelajaran, seperti contoh pada saat awal pembelajaran biasanya wali murid mengadakan pertemuan paguyuban di hari ke 2 tahun pelajaran baru. Pada saat pertemuan paguyuban tersebut diberikan kewenangan untuk memberikan masukan, dan saya juga memberikan masukan kepada guru tentang pengorganisasian

(19)

pembelajaran seperti anak di kelompokkan berdasarkan kemampuan karena menurut saya kemampuan tiap anak dalam menangkan apa yang diajarkan berbeda-beda”.28

Menurut pemaparan ibu SZ mengatakan bahwa kegiatan paguyuban sebagai sarana untuk menyampaikan masukan seperti pengorganisasian pembelajaran.

b. Strategi Penyampaian Pembelajaran

Guru dalam menyampaikan materi pembelajaran tidak semata- mata melakukan begitu saja, melainkan harus mempersiapkan terlebih dahulu hal-hal untuk menunjang proses pembelajaran. Dalam hal ini guru harus mempunyai strategi khusus untuk dalam pembelajaran. Di SD Muhammadiyah 01 Kandang Panjang Pekalongan guru tidak secara otoriter dalam hal pembelajaran, melainkan melalui paguyuban wali murid memberikan masukan mengenai strategi pembelajaran.

Hal ini sesuai wawancara dengan ibu MT mengatakan :

“melalui paguyuban orang tua juga diberikan kebebasan untuk menyampaikan saran kepada guru mengenai strategi pembelajaranm seperti guru mengalami kesulitan dalam menghadapi anak- anak yang beragam, maka dari itu melalui paguyuban kita juga memberikan solusi tentang metode seperti Pak,( jangan hanya teori saja melainkan praktik juga)”.29

c. Pengelolaan Pembelajaran

Dalam melakukan proses belajar mengajar perlu dilakukan pengelolaan pembelajaran. Pengelolaan pembelajaran dimaksudkan untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi anak didik

28 Wawancara dengan W15 pada hari Rabu,20 Agustus 2014, pukul 09.00 WIB. 29 Wawancara dengan W16 pada hari Rabu, 20 Agustus 2014, pukul 09.30 WIB.

(20)

sehingga tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien. Ketika kelas terganggu, guru berusaha mengembalikannya agar tidak menjadi penghalang bagi proses belajar mengajar. Melalui kegiatan paguyuban guru menjalin komunikasi dengan wali murid agar proses pembelajaran dapat berjalan efektif, langkah ini dilakukan melalui kegiatan paguyuban. Hal ini dikuatkan dengan hasil wawancara dengan wali kelas IB :

“iya mbak, saya juga menerima masukan dari wali murid untuk menunjang pembelajaran, seperti halnya dalam paguyuban disini mereka bebas untuk mengutarakan kritik dan saran untuk keberhasilan proses belajar mengajar”.30

Dari beberapa penjelasan diatas, bahwa melaui kegiatan paguyuban wali murid mempunyai suatu wadah untuk menampung kritik dan saran baik itu dari guru kepada wali murid ataupun sebaliknya. Pada proses belajar guru juga tidak otoriter melainkan menerapkan apa yang disarankan oleh wali murid untuk keberhasilan dalam proses pembelajaran.31

2. Posisi dan Peran antara Paguyuban Orang Tua dan Sekolah

Sekolah merupakan suatu lembaga yang dirancang khusus untuk pengajaran para murid (siswa) di bawah pengawasan para guru. SD Muhammadiyah 01 Kandang Panjang mempunyai ciri khusus dimana untuk menunjang proses pembelajaran yaitu membentuk wadah perkumpulan kelas yang dinamakan paguyuban orang tua.

30

Wawancara dengan W1 pada hari Sabtu,14 Juni 2014, pukul 11.00 WIB.

31 Observasi di SD Muhammadiyah 01 Kandang Panjang Pekalongan tanggal 25 Juni

(21)

Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh wali kelas :

“Dalam proses pembelajaran peran paguyuban antara sekolah dengan paguyuban adalah sebagai sarana penyambung informasi dari sekolah kepada wali murid. Posisi antara sekolah dengan paguyuban berdiri sendiri namun ada keterkaitan antara keduanya yaitu sebagai sarana untuk menampung aspirasi atau masukan dari wali murid atau sebaliknya. Melalui paguyuban orang tua wali murid dapat memberikan masukan kepada sekolah baik itu yang berkaitan dengan kebijakan sekolah atau hal-hal untuk menunjang proses pembelajaran. Selain itu paguyuban berperan sebagai mitra sekolah dalam mendukung proses pembelajaran”.32

Menurut penjelasan dari wali kelas mengatakan bahwa peran antara sekolah dengan paguyuban adalah sebagai sarana penyambung inforamsi antara sekolah kepada wali murid. Sedangkan posisi diantara keduanya berdiri sendiri namun ada keterkaitan antara keduanya.

Sedangkan menurut kepala sekolah posisi dan peran sekolah yaitu :

“Posisi sekolah terhadap paguyuban itu sendiri yaitu sebagai pelindung paguyuban. Sedangkan peran sekolah penampung aspirasi/ masukan dari wali murid, guru ataupun pihak-pihak lain. Misalnya apabila terjadi permasalahan-permasalahan yang tidak dapat dipecahkan dalam pertemuan rutin paguyuban maka selanjutnya permasalahan tersebut dibahas melalui rapat sekolah untuk memecahkan masalah tersebut”. 33

Sejauh pengamatan dari penulis melalaui observasi bahwa peran dan posisi paguyuban sebagai mitra sekolah dalam meningkatkan proses pembelajaran, karena melalui paguyuban sebagai sarana untuk memberikan informasi mengenai pembelajaran

32 Wawancara dengan W1 pada hari Sabtu,14 Juni 2014, pukul 11.00 WIB. 33 Wawancara dengan W3 pada hari Sabtu,14 Juni 2014, Pukul 12.00 WIB.

(22)

serta hal-hal lainnya untuk menunjang pembelajaran, seperti pembelian modul untuk fotocopy dan alat-alat yang dibutuhkan dalam menunjang proses pembelajaran. Dalam pengambilan kebijakan sekolah, paguyuban tidak ikut andil dalam hal tersebut melainkan hanya sebatas memberikan masukan kepada sekolah dan yang berwenang mengambil kebijakan adalah sekolah. Sedangkan posisi dan peran sekolah terhadap paguyuban adalah sebagai pelindung dari semua kegiatan yang ada di sekolah baik itu kegiatan ekstrakulikuler ataupun kegiatan rutinan paguyuban.

E. Kendala yang dihadapi Oleh Paguyuban Orang Tua dalam Mendukung Kualitas Proses Pembelajaran

Dalam melaksanakan terselenggaranya paguyuban di SD Muhammadiyah 01 Kandang Panjang Pekalongan terdapat beberapa kendala-kendala yang dihadapi oleh paguyuban orang tua dalam mendukung kualitas proses pembelajaran seperti yang dijelaskan oleh kepala sekolah dan wali kelas yaitu :

1. Tidak semua kelas/orang tua mempunyai komitmen yang sama dengan orang tua yang lain.

2. Kesibukan antar wali murid yang berbeda-beda sehingga terkadang menyulitkan untuk menghadiri pertemuan rutin.

3. Sulitnya kederisasi kepengurusan.34

(23)

Itulah beberapa kendala yang dihadapi oleh orang tua dan guru dalam mendukung kualitas proses pembelajaran di SD Muhammadiyah 01 Kandang Panjang Pekalongan.

Sejauh ini selama saya amati dalam pelaksanaan pertemuan paguyuban kendala-kendala yang dipaparkan oleh kepala sekolah dan wali kelas tidak berpengaruh besar terhadap pertemuan rutin yang diadakan pada saat paguyuban. Hal ini terbukti dalam kenyataannya pertemuan rutin paguyuban dapat berjalan lancar tanpa suatu hambatan apapun. Penyampaian informasi yang akan disampaikan kepada wali murid dapat tersampaikan dengan baik, karena pada saat pertemuan paguyuban hanya beberapa orang yang tidak dapat hadir dalam pertemuan paguyuban tersebut. Selain itu, wali murid yang tidak dapat menghadiri pertemuan tersebut keesokan harinya meluangkan waktu untuk menemui wali kelas untuk meminta informasi mengenai materi dan jadwal 1 bulan kedepan dalam membantu proses pembelajaran.

Menurut ketua paguyuban kelas IB ibu HJ mengatakan :

“Tidak terdapat kendala yang sangat berarti, karena pada dasarnya semua wali murid aktif dalam setiap pertemuan hanya saja, kadang mereka terbentur dengan kegiatan lain seperti ada wali murid yang bekerja, maka tidak menghadiri pertemuan,namun sebetulnya mereka ingin mengetahui perkembangan anak di sekolah sehingga sebisa mungkin mereka menghadiri pertemuan”.35

Hal ini dikuatkan dengan pernyataan dari sekertaris paguyuban yaitu KH mengatakan :

“Dalam setiap pertemuan rutin tiap bulannya semua wali murid hampir seluruhnya menghadiri pertemuan paguyuban, dalam setiap

35

(24)

pertemuannya hanya satu atau dua orang yang tidak bisa hadir, itupun mereka izin terlebih dahulu dengan wali kelas”.36

Menurut penjelasan dari ketua dan sekertaris paguyuban bahwa kendala yang dihadapi oleh paguyuban dalam mendukung kualitas proses pembelajaran yaitu tidak hadirnya wali murid dalam pertemuan rutin.

Sedangkan menurut ibu AR mengatakan :

“Terkadang pada saat pertemuan rutin saya tidak bisa menghadirinya karena terkadang ada kegiatan yang sangat mendesak sehingga saya tidak sempat datang ke acara pertemuan namun saya selalu datang ke sekolah untuk minta informasi kepada kepala sekolah / wali kelas”.37

Selain itu, sebelum mengadakan pertemuan rutin terlebih dahulu wali kelas menghubungi ketua paguyuban untuk membuat kesepakatan jadwal mengenai diadakannya pertemuan paguyuban. Selanjutnya ketua paguyuban megadakan kesepakatan dengan anggota paguyuban untuk mengadakan pertemuan. Selain itu, sekolah juga tidak secara sepihak menentukan jadwal diadakannya pertemuan melainkan disesuaikan dengan waktu senggang wali murid. Maka dari itu, walaupun terdapat kendala-kenadala dalam paguyuban namun hal itu tidak berpengaruh dalam pelaksanaannya.38

36 Wawancara dengan W10 pada hari Senin,16 Juni 2014, pukul 10.30 WIB. 37

Wawancara dengan W11 pada hari Senin,16 Juni 2014, pukul 11.00 WIB.

38 Observasi di SD Muhammadiyah 01 Kandang Panjang Pekalongan pada tanggal 20

Referensi

Dokumen terkait

ndrangheta tudi daleč najbolj razkropljena mafija po vsem svetu, zaradi svoje krutosti pa ogroţa celo neapeljsko camorro, s katero tekmujeta za primat Saviano, 2008... Sacra

Lahan hutan mengalami penurunan terus dari tahun 1975 sampai tahun 2009, yang diduga karena alih fungsi untuk penggunaan lahan yang lebih ekonomis (perkebunan, tambak, sawah, dan

Berdasarkan data di atas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian tentang beberapa merek produk saus lombok lokal yang telah beredar dimasyarakat tentang keamanan

Dimana dalam memperoleh tenaga kerja yang berkualitas dari luar dapat diarahkan untuk memanfaatkan administrasi negara modern, sedangkan yang tidak berkualitas

Pembahasan dan temuan lapangan merupakan isi dari hasil analisis data dan fakta yang peneliti dapatkan dilapangan serta disesuaikan dengan teori yang peneliti

Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa senyawa metabolit yang dihasilkan oleh isolat fungi endofit FEF2 dan bakteri endofit BEF1 memiliki aktivitas antimikroba.. Hal

Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi pada Koperasi Iskandar Muda di Neusu Jaya.Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran Koperasi

Catatan yang digunakan dalam transaksi ini telah diterapkan dan dibuat dengan baik oleh peruashaaan sehingga menunjang kegiatan penjualan unit mobil pada