BAB II
PESAWAT C-130 HERCULES VERSI MILITER
II.1 Deskripsi Umum Pesawat C-130 Hercules
Pesawat C-130 Hercules merupakan pesawat angkut taktis militer yang, memiliki kemampuan operasi jarak jauh (long-range), serta mampu beroperasi di segala cuaca (all-wheather operation capabilities). Pesawat dapat dioperasikan dalam konfigurasi cargo atau personil (pasukan/peterjun) serta dapat dikonversi untuk evakuasi medis udara, (aerial delivery missions) lihat lampiran A. Pesawat C-130 Hercules juga memiliki kemampuan mendarat dan terbang (landing and take
off) pada landasan yang pendek (short landing-take off), serta dapat digunakan
untuk pendaratan pasukan dalam operasi pangkalan (base operation).
Formasi Pesawat C-130 Hercules TNI AU saat ini sebanyak 23 pesawat dengan berbagai tipe (B, H dan L-100-30). Berdasarkan contract delivery Pesawat C-130B menjadi bagian kekuatan TNI AU secara berkala sejak tahun 1960, 1961, 1979, dan Pesawat C-130H pada tahun 1980. Sedangkan Pesawat L-100-30 Hercules adalah pesawat Hercules versi sipil yang sudah dimodifikasi menjadi versi militer, hibah dari Pelita Air Service dan Merpati Airlines pada tahun 1995 dan 1996. Dari segi usia operasional Pesawat C-130 Hercules sudah beroperasi selama 46 tahun (Tipe B) dan 36 tahun (Tipe H), sehingga masuk kategori sebagai
aging aircraft. Pesawat C-130B Hercules telah melaksanakan Service Life
Extension Program (SLEP 1991-1996), dan saat ini diprogramkan untuk
pemeliharaan pasca SLEP yang disebut dengan istilah Retrofit.
Pesawat C-130 Hercules versi militer merupakan pesawat jenis high wing
monoplane yang semua konstruksinya terbuat dari logam (metal). Rancangan struktur pesawat terbagi atas tiga bagian utama yaitu badan pesawat (fuselage), sayap (wing), dan ekor (empenage). Konstruksi fuselage seluruhnya adalah metal
semimonoque dan dibagi menjadi dua compartment utama yaitu : flight station
crew dan kendali terbang pesawat. Desain sayap dan ekor pesawat adalah kantilever penuh, box beam dan stiffener terintegrasi.
Crew station merupakan tempat yang diperuntukkan bagi pilot, kopilot, flight engineer dan navigator. Tempat duduk bersebelahan pilot (kiri) dan kopilot
(kanan), dipisahkan oleh kendali terbang di bagian depan flight station. Tempat duduk navigator di belakang kopilot, sedangkan flight engineer tempat duduknya di tengah. Ruang cargo (cargo compartment) mempunyai dimensi panjang 41 ft, lebar 10 ft 3 inch, dan tinggi 9 ft. Akses pintu pesawat terdiri dari : di sebelah kiri
fuselage terdapat pintu untuk crew yang dapat dioperasikan secara manual, 2 pintu
untuk peterjun yang ditempatkan di setiap sisi bagian belakang fuselage dekat roda pendarat. Selain itu terdapat 6 pintu darurat, 3 di bagian atas fuselage, 1 di sisi kanan fuselage bagian depan dekat roda serta 2 jendela di flight station yang juga dapat digunakan sebagai pintu darurat.
Daya pesawat disuplai oleh 4 engine Allison turboprop dengan putaran konstan. Setiap engine memutar 4 Blade standar hidromatik, constant speed full
feathearing, dan reversible-pitch propeller.
Bab 2 ini menguraikan sejarah singkat, definisi misi penerbangan dan tingkat kesiapan, status usia, serta prinsip kerja utama yang direpresentasikan dalam bentuk diagram blok fungsional (Functional Block Diagram/FBD) dari masing-masing sistem dan subsistem Pesawat C-130 Hercules.
II.2 Definisi Misi Penerbangan, Tingkat Kesiapan (Mission Readiness) dan Status Pesawat C-130 Hercules Versi TNI Angkatan Udara
II.2.1 Definisi Misi Penerbangan Pesawat C-130 Hercules Versi TNI AU
Kategori misi penerbangan militer yang akan dijalankan oleh Pesawat C-130 Hercules terdiri dari sembilan (9) misi penerbangan, di mana dari misi penerbangan ini akan diturunkan komponen penunjang kelaikan penerbangan (NO
GO ITEM) Pesawat. Adapun misi penerbangan militer, antara lain :
a. Very Very Important Person/Very Important Person (VVIP/VIP) b. Combat Operation (Operasi Tempur)
c. Local Training d. Cross Country
e. Overseas / Ferry Flight f. Night Flight
g. Instrument Flight
h. Search and Rescue (SAR)
i. Formation Flight (Terbang Formasi)
II.2.2 Definisi Tingkat Kesiapan (Mission Readiness) Pesawat C-130 Hercules Versi TNI AU
TNI Angkatan Udara mendefinisikan tingkat kesiapan pesawat dalam suatu satuan operasional (Skadron Udara) dengan prosentase perbandingan antara jumlah pesawat tersedia atau siap pakai (available) setiap hari dengan jumlah sasaran kesiapan pesawat dalam satu bulan.
Kesiapan pesawat tergantung kepada kebijakan yang diambil oleh Mabes TNI AU dengan mengalokasikan 3500 FH atau dalam usia kalendar selama 1 tahun, yang didistribusikan untuk 8 sampai 9 pesawat. Sehingga setiap pesawat dengan kebijakan Staggering mendapatkan 380 sampai 450 FH per tahun.
Jumlah Hari Pesawat Siap Pakai
Kesiapan Rata-Rata = x 100 %
Tabel II.1 Contoh Tingkat Kesiapan Pesawat C-130 Hercules TNI AU Tahun 2006
Tail
Number Prosentase Kesiapan Pesawat Tahun 2006
No. Pesawat Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nop Des perTN
1 A-1302 94 64 81 87 90 80 80 81 60 42 60 87 75.5 2 A-1303 90 82 81 93 94 76 87 84 80 81 80 42 80.8 3 A-1304 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 A-1305 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 A-1308 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 A-1309 0 0 0 0 0 0 32 23 50 100 0 0 51.3 7 A-1310 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 48 48 8 A-1312 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 23 84 53.5 9 A-1313 84 68 94 80 32 90 87 94 73 42 42 42 69 10 A-1315 0 0 36 80 26 0 48 0 43 68 83 81 46.5 11 A-1316 0 61 84 77 55 70 87 65 77 48 73 71 69.8 Rata-rata Kesiapan 89 69 75 83 59 79 70 69 64 64 60 65.0 61.8
Gambar II.1 Contoh Representasi Tingkat Kesiapan Pesawat C-130 Hercules Tahun 2006 T i n g k a t K e s i a p a n R a t a - R a t a P e s a w a t C - 1 3 0 H e r c u l e s T a h u n 2 0 0 6 0 1 0 2 0 3 0 4 0 5 0 6 0 7 0 8 0 9 0 1 0 0 Ja n Fe b M ar Apr Mei Ju n Jul Agt Se pt Okt N op Des B u l a n Pr os en ta se K es ia pa n /B ul an K e s ia p a n K R a ta - R a ta T i n g k a t K e s i a p a n P e r T a i l N u m b e r P e s a w a t C - 1 3 0 H e r c u l e s T a h u n 2 0 0 6 0 1 0 2 0 3 0 4 0 5 0 6 0 7 0 8 0 9 0 A-13 02 A-13 03 A-13 04 A-13 05 A-13 08 A-13 09 A-13 10 A-13 12 A-13 13 A-13 15 A-13 16 T a i l N u m b e r C - 1 3 0 H e r c u l e s Pr os en ta se K es ia pa n /B ul an K e s ia p a n / T N K R R / T N
Sedangkan pendefinisian tingkat kesiapan pesawat (available) dijabarkan secara sederhana dengan :
Kategori NMCT : - Pemeliharaan (Harian, Ringan, Sedang, Berat, khusus atau diluar TNI AU)
- Perbaikan - Modifikasi
- Tunggu Sukucadang - Ganti Motor
- Hambatan Kemampuan personel - IRAN/SIP/SDLM
- Tunggu alat, dan - Hambatan lain lain
II.2.3 Status Usia Pesawat C-130 Hercules Versi TNI AU
Status usia Pesawat C-130 Hercules TNI AU bisa dilihat dalam 2 kategori, yaitu ; usia berdasarkan Flight Hour (FH) dan usia berdasarkan kalender. Gambaran status usia Pesawat C-130 Hercules dapat dilihat pada Tabel II.2 dan Gambar II.2.
Tabel II.2 Status Pesawat C-130 Hercules TNI AU ( per 30 April 2006)
Pesawat C-130 Hercules TNI AU
No. Tail Number TSN Received No. Tail Number TSN Received
1 A-1302 16.081 1960 13 A-1318 9.479 1980 2 A-1303 15.309 1960 14 A-1319 15.224 1980 3 A-1304 9.800 1960 15 A-1320 13.593 1980 4 A-1305 11.906 1961 16 A-1321 12.060 1980 5 A-1308 12.524 1961 17 A-1323 11.785 1980 6 A-1309 9.673 1961 18 A-1325 14.959 1980 7 A-1310 8.102 1961 19 A-1326 9.033 1980 8 A-1312 16.394 1961 20 A-1327 2.2305 1980 9 A-1313 19.727 1961 21 A-1328 19.100 1980 10 A-1315 15.786 1961 22 A-1314 6.970 1983 11 A-1316 12.207 1979 23 A-1341 6.248 1987 12 A-1317 12.390 1980
Gambar II.2 Representasi Grafis Usia Pesawat C-130 Hercules TNI AU (2006)
II.3 Sistem Daya (PowerPlant)
Empat (4) engine Allison T56-A-15 Turboprop membangkitkan tenaga sekitar 2,6 HP/Lb berat saat maximum power. Engine terdiri dari 3 komponen utama : axial-flow gas turbine power unit merupakan pembangkit tenaga (power section)
yang mentransmisikan daya ke propeller dalam bentuk torque. Unit daya (power
unit) terdiri dari air inlet housing, 14-stage compressor, diffuser assembly, combustion section, 4-stage turbine dan accessory case.
Komponen kedua adalah reduction gear assembly, mentransmisikan daya dari
turbine power unit melalui single propeller shaft. Dan yang terakhir torquemeter Gambar II.3 Power Plant (Allison Turbo-Prop Engine) C-130 Hercules
Reducti on Gear Assembl y Combustion Assembly Prop eller Compressor Assembly Starter Gen APU/GT C Output Daya Bleed Air (Udara) Turbine Assembly FCU Fuel Tank Accessory Drive Housning Assembly Engine Section Air
U sia Pe sa w at C -13 0 H erc ule s Pe r Ta il N um be r
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 A -1 30 2 A -1 30 3 A -1 30 4 A -1 30 5 A -1 30 8 A -1 30 9 A -1 31 0 A -1 31 2 A -1 31 3 A -1 31 5 A -1 31 6 A -1 31 7 A -1 31 8 A -1 31 9 A -1 32 0 A -1 32 1 A -1 32 3 A -1 32 5 A -1 32 6 A -1 32 7 A -1 32 8 A -1 31 4 A -1 34 1 Ta il Nu m be r Ai rcr a ft A ir c r a ft A g e (Y e a rs )
assembly, mentransmisikan daya shaft ke propeller saat start engine, sehingga
akan memutar starter generator. Putaran starter generator akan memutar kompresor melalui kompresor 14 stage dan menghasilkan perbandingan kompresi mencapai 9,5 : 1.
II.4 Propeller
Sistem propulsi menggunakan turbojet engine dan propeller yang didesain beroperasi sebagai unit terkoordinasi. Engine menyediakan sumber daya dan
propeller mengubah daya ini menjadi gaya dorong (thrust). Komponen utama propeller adalah barrel assembly, blade assembly, dome assembly, spinner
assembly, de-icer control ring holder assembly dan propeller control assembly. Blade terbuat dari solid aluminium alloy yang di tempa. Daya listrik dari sistem
listrik pesawat ditransmisikan dari brush assembly. Barrel assembly berfungsi untuk mentransmisikan torque engine ke propeller blade serta mereduksi putaran poros propeller. Dome assembly berfungsi sebagai mekanisme untuk mengubah sudut blade propeller.
Gambar II.4 Propeller Systems C-130 Hercules
Propeller Systems
Propeller Propeller Control
Unit (PCU) Blade Assy
Barrel Assy Spinner Assy
Dome Assy Pitch Lock Assy De-Icer Contact
Valve Housing Pump Housing
RGB
P/H V/H Pitch Lock Barrel Dome
B L A D E Governor 340– 900 Controller 0 – 340 Constant Speed Take Off Saat Ground
Putaran Reduction Gear Box (RGB) yang terhubung dengan Pump Housing dan
Valve Housing ditransmisikan ke Barrel assembly melalui kontrol pitch lock. Torgue yang dihasilkan diteruskan ke dome untuk memutar propeller dengan dua
kondisi, yaitu saat ground controller akan mengatur sudut propeller (00 – 340), sedangkan jika putaran propeller berada pada putaran konstan atau saat pesawat take off, peran ini akan diambil alih oleh governor yang akan memberikan sudut propeller (340– 900).
II.5 Sistem Kelistrikan (Electrical System)
Daya listrik pesawat berasal dari 5 AC generator dan dari baterai. Tiap 1 engine dan APU menyuplai 40 KVA AC generator, yang digunakan untuk primary AC 3 phasa serta phasa tunggal secondary dan primary AC. Listrik AC dari 4 engine ditransmisikan melalui 4 bus AC, yaitu AC bus kiri, AC bus essensial, bus AC utama dan bus AC kanan dengan sistem operasi dari kombinasi 2 atau lebih
engine driven AC generator. Jika hanya 1 generator yang beroperasi maka daya listrik akan digunakan hanya untuk essensial AC bus dan AC bus utama. Sedangkan APU hanya dihubungkan dengan essensial AC bus. Daya listrik AC dan DC yang berasal dari luar (batterai) dihubungkan melalui sisi kiri fuselage di depan kompartemen batterai. Daya untuk sistem AC primer disuplai dari 5 AC generator, yang juga digunakan untuk mengoperasikan sistem AC sekunder dan sistem DC. Sumber daya listrik DC terdiri dari 4 transformer rectifier (TR) 28 volt 200 ampere. Yang terdiri dari 2 EA untuk essential DC bus dan 2 EA untuk
main DC bus. TR ini dihasilkan dari merubah arus AC menjadi arus DC. Selain
itu sumber power DC dihasilkan dari batterai yang berfungsi untuk menyuplai daya darurat serta digunakan untuk starter generator APU/GTC. Batterai yang digunakan adalah tipe Lid Acid 24 volt (36 amp hr) (31 Amp hr).
Selain daya listrik yang dihasilkan oleh tipa engine dan APU-nya ada sumber lain untuk menghasilkan daya listrik yang berasal dari eksternal power. Eksternal
power dibutuhkan untuk menghasilkan sumber arus AC dari generator pada
tiap-tiap engine yang memiliki kemampuan 8 pole main generator, 30 pole magnet generator, 40 KVA, 115/volt AC, 400 hz. Generator diputar oleh bagian depan
gear box pada tiap-tiap engine atau power section. Generator berfungsi normal
setelah putaran mesin mencapai 100 %. Sumber arus AC yang lain dihasilkan dari inverter 115 volts AC 250 volt amp dan 2500 volts amp. Inverter menaikkan dan mengubah tegangan volt DC menjadi volt AC dengan tenaga dari essential DC bus. Pada control panel inverter switch diberi tanda garis kuning horizontal dengan 3 posisi, apabila posisi horizontal power didapat dari arus AC ke arus AC. Apabila switch pada posisi off berarti putus hubungan power tersebut. Sedangkan kalau kita memposisikan ke switch horisontal maka inverter akan bekerja dan akan menghasilkan 115 volt s AC 400 hz.
Gambar II.5 Electrical System C-130 Hercules
II.6 Sistem Bahan Bakar (Fuel System)
Sistem bahan bakar Pesawat C-130 Hercules dirancang agar pesawat memiliki kemampuan untuk melakukan misi jarak jauh. Kapasitas total bahan bakar Pesawat C-130 Hercules adalah 64.000 lbs dan dapat digunakan sampai pada level 62.920 lbs. Pesawat juga dapat di-refuel dan defuel dari adapter Single Point
Refueling (SPR), yang ditempatkan di sisi kanan penutup roda bagian depan. Tiap engine memungkinkan untuk disuplai bahan bakar baik secara langsung (gravity)
Electrical System
Secondary AC DC Power System
Primary AC External DC TRU Battery Generator Outlight APU Generator Engine Driven Gen
Meter Frequency Meter Volt meter Loadmeter Power Outlight Power Relay Inverter Voltage Regulator
dari tangki bahan bakar utama ataupun melalui crossfeed manifold system, dari setiap tangki. Sedangkan bahan bakar APU disuplai langsung dari tangki bahan bakar nomor 2. Empat tangki bahan bakar utama ditempatkan di sayap yang dihubungkan secara terintegrasi serta menggunakan seal struktur sayap untuk dinding tangki. Booster pump di pompa kepada engine yang akan diputar, untuk mencegah terjadinya aliran fuel yang tidak diinginkan maka dipasanglah valve. Dua kontrol panel dibutuhkan untuk mengontrol operasi dan manjemen seluruh sistem atau yang biasa disebut dengan Fuel Management Systems (FMS).
Gambar II.6 Fuel Systems C-130 Hercules
II.7 Sistem Hidraulik (Hydraulic System)
Sistem hidraulik Pesawat C-130 Hercules terbagi atas tiga sistem utama dan satu sistem pendukung, yaitu ; Auxiliary Hydraulics System (AHS), Utility Hydraulics
System (UHS), dan Booster Hydraulics Systems (BHS) sebagai sistem utama serta Forward Cargo Door yang dioperasikan secara terpisah. Hydraulic power souce
berasal dari Engine Driven Pump (EDP) pada tiap-tiap engine. Apabila engine memutar EDP, maka EDP akan menghasilkan pressure hydraulic (3000±200) Psi.
Engine 1 dan 2 menyuplai pressure untuk utility sedangkan engine 3 dan 4
menyuplai pressure ke booster. Sistem AHS dihasilkan dari auxiliary pump yang menghasilkan pressure (3000 ± 200) psi. Penggunaan AHS hanya digunakan untuk ramp door system dan aft door serta brake system. Namun AHS bisa juga digunakan saat pesawat tidak terbang (on ground). AHS juga bisa menyuplai
utility system dengan jalan menurunkan posisi switch (ground check out valve) ke
Fuel System
Main Tank Auxiliary Tank External Tank
Maifolds Vents Pumps Valves Indicator
Fuel Management System (FMS) Water Removal System
bawah. Sumber daya sistem hidraulik untuk utility maupun booster disuplai oleh
engine driven pump (EDP) yang terpasang pada gear box, sehingga jika engine
berputar maka tekanan akan menunjukkan 3000 ± 200 psi. UHS ini digunakan untuk mengoperasikan flight control, flap system, landing gear system serta anti
skid system. BHS hanya bisa digunakan untuk mengoperasikan flight control system saja seperti untuk menggerakkan aileron, rudder dan elevator. Adapun
pressure dari BHS sama dengan UHS.
Gambar II.7 Hydraulics Systems C-130 Hercules
Gambar II.8 Booster Hydraulics System (BHS)
Gambar II.9 Forward Cargo Door and Nose Landing Gear Extention
BHS R E S E R V O I R Aileron Rudder EDP Engine 3 & 4 A C C U M U L A T O R Shutoff V. Shutoff V. Shutoff V
Diverter V Press Trans
Press Trans & Snubber Press Trans & Snubber Elevator Suction Boost Pump R E S E R V O I R Hand Pump FCD Control Valve FCD Actuating Cylinder NLG Emergency Extention Valve AHS Hydraulics Systems
Forward Cargo Door Booster Hyd Syst
Auxiliary Hyd Syst Utility Hyd Syst
Ramp Act Cyld
Aft Cargo Door
Nose Landing Gear Actuating Cyilnder
Aileron
Rudder
Elevator Forward Cargo Door
Act Cyilnder
Engine Driven Pump 3 & 4 Engine Driven
Gambar II.10 Auxiliary Hydraulics System (AHS)
II.8 Sistem Kendali Terbang (Flight Control System)
Flight control terdiri kontrol permukaan utama (aileron, rudder dan elevator),
sistem kontrol trim tab, dan sistem kontrol flap. Main control surface dikontrol secara mekanik oleh booster hydraulic. Trim tab dikontrol oleh sistem kontrol elektrik. Keduanya juga dapat dikontrol secara autopilot, jika autopilot dioperasikan. Sedangkan flap kontrol dioperasikan dengan tekanan hidrolik.
Gambar II.11 Flight Control System (FCS)
AHS R E S E R V O I R Cooler Assmbly A C C U M U L A T O R Press Trans & Snubber Hand Pump Electrical Driven Ramp Actuating Cylinder
Aft Cargo Door Actuating & Lock Cylinder Ramp
Control
Aileron Boost Cylinder
Rudder Boost Cylinder
Elevator Boost Cylinder
BHS Pressure UHS Pressure
Rudder Pedal LH Rudder Pedal RH Contro l Wheel Flaps Lever
II.9 Sistem Pneumatik (Pneumatic System)
Sistem pneumatik Pesawat C-130 Hercules disuplai oleh Bleed Air System (BAS) yang digunakan untuk starter engine, sistem floor heat, sistem anti icing (engine
inlet air duct, sayap dan ekor, radome, urinal drain), sistem AC untuk flight station dan cargo compartment, serta sistem tekanan kabin. Setelah engine pesawat di starter, bleed air akan didapatkan dari compresor section dari tiap-tiap
engine, dengan output 158 PPM aliran udara pada 6350F dan 125 PSIG.
Gambar II.12 Pneumatic System (AHS)
II.10 Sistem Roda Pendarat dan Pengereman (Landing Gear and Brake
System)
Landing gear system terdiri dari roda, steering nose gear (NSG) dan main landing gear (MLG). Dalam operasi normal sistem ini menggunakan UHS. Nose gear retrack kedepan searah dengan bagian nose fuselage, MLG retrack secara vertikal
kesisi kiri dan kanan roda di fuselage. Dalam posisi retrack, semua landing gear ditutup oleh pintu secara mekanik. Sistem penunjukan posisi landing gear memberikan indikasi visual dari posisi tiap gear, dan penunjukan visual pada kondisi landing gear jika tidak terkunci. Dalam operasi normal, waktu retrack ataupun ekstensi baik NLG maupun MLG adalah 19 detik atau kurang.
Bleed Air
APU
Bleed Air Valves: Pressure regulator & shutoff V.
Divider V. Wing Isolations V.
Anti Icing V. Floor Heat shutoff V. Flow control & shutoff V. Radome A|nti-Icing control V.
Engine Pressuri zation Anti Icing Syst Oxygen Syst Sistem AC Cargo compartment syst Under Floor Heating
Flight Station syst AUX Vent Wing & Empenage Radome NESA Winshield AUX Vent
Gambar II.13 MLG dan NLG System
Brake system dioperasikan secara hidrolik, brake jenis multiple disk terpasang
pada empat roda MLG, sedangkan NLG tidak memiliki brake. Brake secara
normal dioperasikan dari tekanan UHS, dengan alternatif supplai tersedia melalui AHS. Jika daya listrik off, sistem akan menyuplai tekanan untuk mengoperasikan
brake. Fluida untuk sistem operasi normal mengalir melalui selector valve
menuju katub kontrol brake kiri dan kanan. Dari katub kontrol fluida mengalir melalui katub dual anti skid, brake fuse, dan shuttle valve menuju brake. Tiap
brake dikontol oleh katub kontrol brake, katub anti skid, dan shuttle valve brake.
AHS menyuplai pressure melalui katub selector emergency brake, dan menggerakkan emergency brake system. UHS dan AHS posisinya dipilih secara manual dengan brake select switch. Jika AHS pressure tidak dapat dioperasikan secara elektrik, maka dapat menggunakan handpump AHS.
LG Control Panel
LH MLG RH MLG
Gear Box Gear Box
Motor Motor
Brake Lock Brake Lock
LG Selector Valve UHS Pressure LH/RH NLG Steering Cylinder Steering Control Valve Steering Wheel Down lock Cylinder Uplock Cylinder MLG System NLG System
Gambar II.14 MLG Brake System
II.11 Sistem Pendingin dan Tekanan Kabin (Air Conditioning and
Pressurization System)
Sistem AC Pesawat C-130 terbagi menjadi 2 bagian yaitu, AC flight station dan AC cargo compartment, yang beroperasi secara independen ataupun simultan. Keduanya dioperasikan oleh bleed air yang disupplai dari engine compressors, atau jika dioperasikan di bawah menggunakan APU. Kedua sistem menjaga udara sesuai temperatur yang disyaratkan dan membuang ekses kelembaban sebelum udara masuk ke pesawat melalui duct system. Udara yang masuk ke sistem AC dikontrol oleh sistem regulator dengan dua kondisi operasi, yaitu selama terbang dan selama kondisi shutoff baik AC ataupun pressurization yang disyaratkan. Setiap regulator akan mengkompensasi udara sesuai ketinggian pesawat sekitar 70 PPM, dan saat ketinggian 35.000 ft menjadi 34 PPM. Sedangkan pada under
AHS Pressure UHS Pressure
Accumulator Transmitter
Accumulator Transmitter Emergency
Brake Valve Normal BrakeValve
Selector Emerg/Normal Rudder Pedal Brake Control Valve Rudder Pedal Brake Control Valve Parking Brake Handle Shuttle V.
Anti Skid Valve
De-energized Anti Skid ValveDe-energied
Whell brake Trans-duser Shuttle V. Whell brake Trans-duser Shuttle V. Whell brake Trans-duser Shuttle V. Whell brake Trans-duser Parking Brake
Shuttle Valve Parking BrakeShuttle Valve
Anti Skid Control Box
ON FWD LH LH RH RH
OFF AFT FWD AFT FWD AFT ON/OFF
floor heating system mencapai 34 PPM saat 35.000 ft. Pressure dari engine masuk
ke heat exchanger, kemudian melewati turbine cooling sehingga menghasilkan udara bertekanan untuk AC dan pressurize system. Daya listrik untuk komponen kontrol sistem AC disuplai melalui sirkuit breaker pada panel kopilot.
II.12 Sistem Anti es dan De-ice (Anti-Icing and De-Icing System)
Anti icing system digunakan untuk mencegah formasi es pada daerah kritis di
pesawat, sedangkan De ice system membuang es setelah terbentuk. Panas untuk sistem didapatkan baik dari penggunaan elemen pemanas elektrik atau udara yang berasal dari bleed air system (BAS). Udara panas dari BAS ini digunakan anti
icing system untuk wing and empenage leading edge, nose radome, dan engine inlet air and cooler scoops. Anti icing system menggunakan panas dari sumber
listrik yang di pasang pada winshields, pitot tubes, dan bagian depan dari
propeller spinner. De-icing blade propeller dan bagian belakang propeller spinner juga dibuat secara elektrik. Ice detection system digunakan untuk
mencapai operasi otomatis dari anti icing dan de-icing system.
Gambar II.15 Anti Icing and De-Icing System
Anti Icing De-Icing System Ice Detection System
Bleed Air System Electrical Heating element Wing & Empenage
Leading Edge Nose Radome Engine Inlet Air & Oil
Cooler Scoops Wing & Empenage
Leading Edge
Winshields Pitot Tube Forward section & afterbody Prop spinner
Prop Blade & rear section Prop spinner
Automatic Operation Nose Radome
Anti Icing Engine Inlet Air Duct
Anti Icing Compressor Inlet Guide Vane Anti Icing
Propeller Spinner Anti Icing Propeller Blade
De-Icing Prop spinner middle,
II.13 Sistem Oksigen (Oxygen System)
Pesawat C-130 Hercules dilengkapi dengan sistem oksigen cair dengan tekanan 300 Psi. Sistem menggunakan diluter-demand automatic pressure breathing
regulator dan beroperasi pada tekanan 270 sampai 455 Psi dalam sistem statis di
bawah kondisi tanpa aliran. Pada saat digunakan tekanan menunjukkan 270 sampai 340 Psi. Pemilihan secara manual memungkinkan sistem menyediakan oksigen sesuai dengan kebutuhan tergantung pada perubahan cabin altitude, atau saat darurat menggunakan oksigen 100 %. Sistem oksigen pesawat ada dua macam, pertama yang terpasang di pesawat (diisi setiap habis pemakaian) terdiri dari 11 Oksigen masker, dan yang kedua adalah sistem portabel (4 unit). Oksigen disuplai dari 15 liter oksigen cair oleh converter melalui 2 unit heat exchanger ke 6 supplai regulator (di flight deck) dan 4 (di cargo compartment).
II.14 Sistem Kendali Terbang 105 (Flight Control System / FCS 105)
FCS 105 adalah kombinasi autopilot, guidance, display dan sensor, dan dibuat dari 2 flight director system (FDS) dan autopilot. FDS 1 dan 2 menggunakan daya 28 VDC dari essential DC bus dan daya 115 VAC dari essential AC bus.
Autopilot menggunakan daya 28 VDC dari essential DC bus dan 115 VAC dari essential AC bus. FCS dilengkapi dengan indikator dan kontrol, seperti : ADI,
GYRO ATT, INS ATT, dan lain-lain.
II.15 Sistem Avionic (Avionic System)
Definisi avionic system Pesawat C-130 Hercules, berdasarkan Flight Manual (FM382C-94D) adalah seluruh peralatan avionik kecuali FCS 105. Sistem navigasi pesawat merupakan gabungan komposisi dari peralatan avionik dan radio, yang berfungsi untuk mendapatkan informasi tentang posisi pesawat dan arah terbangnya seperti pada pemakaian kompas dan internal navigation system (INS). Sumber daya dari semua alat navigasi dan komunikasi pada pesawat ini disuplai oleh 26 volts AC, 115 volts AC dan 28 volts DC dari sistem listrik pesawat. Instrumen navigasi Pesawat Hercules terdiri dari radio magnetic
altimeter indicator, bearing distance horizontal indicator, magnetic compass
(C12 compass system) dan outside air temperature, serta dilengkapi dengan peralatan avionik untuk komunikasi intercom.
II.16 Instrument
Instrumen Pesawat C-130 Hercules terbagi dalam dua kelompok utama yaitu, pitot
static instrument dan miscellaneous instrument. Pitot static system menyuplai
tekanan udara dari atmosfer untuk mengoperasikan vertical velocity, airspeed, dan
altimeter indicator. Pitot Static system juga menyuplai tekanan ke flight control system (FCS) air data control, airspeed sensor, dan true air speed (TAS). Dua pitot tube ditempatkan pada sisi yang berlawanan di nose pesawat. Sedangkan miscellaneous instrument terdiri dari 4 instrumen yaitu, indikator temperatur
udara, magnetic compass, accelometer, dan jam pesawat.
II.17 Miscellaneous System and Equipment
Miscellanous system and equipment merupakan sistem dan alat-alat kelengkapan
pendukung lainnya dari Pesawat C-130 Hercules. Miscellanous system antara
lain, missile, cargo loading equipment, cargo door and ramp system, aerial
delivery system, troop carrying equipment, casualty carrying equipment, paratroop equipment air deflectors, crew entrance door, door warning system,
dan crew seats. Sedangkan miscellanous equipment terdiri dari winshield wipers, fasilitas toilet, galley equipment, ladders, tutup pelindung, blackout curtains, sistem alarm, pelampung, alat pemadam kebakaran yang dioperasikan dengan tangan, peralatan pertama pada kecelakaan (P3K), lampu darurat, tali darurat, kapak tangan, dan baju anti api. Semua perlengkapan di atas, ada yang merupakan opsi (pilihan) dan ada yang merupakan peralatan yang harus dipunyai dan dibawa oleh pesawat sesuai dengan ketentuan aturan dan misi penerbangan yang dijalankan.