• Tidak ada hasil yang ditemukan

THE EFFECT OF ORGANIZATIONAL STRUCTURE, LEADERSHIP BEHAVIORS AND DECISION MAKING TOWARD ORGANIZATION COMMITMENT A

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "THE EFFECT OF ORGANIZATIONAL STRUCTURE, LEADERSHIP BEHAVIORS AND DECISION MAKING TOWARD ORGANIZATION COMMITMENT A"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

THE EFFECT OF ORGANIZATIONAL STRUCTURE, LEADERSHIP

BEHAVIORS AND DECISION MAKING TOWARD ORGANIZATION COMMITMENT A CausaL Study on Association of Indonesian Islamic Education Teachers

(AGPAII) Bekasi City MADALIABSTRACT

The object of this study was to determine the effect of organizational structure, leadership behaviors, and decision making towards organizational commitment DPD board AGPAII Bekasi City. This study uses a quantitative approach with survey method and path analysis techniques. The study population was all members of DPD AGPAII Bekasi city. This study sampled 55 administrators. This research data collection techniques using a questionnaire with five alternative answers (1) always (2) often (3) sometimes, (4) rarely, (5) never. At each study variable. Development of instruments for each variable through the conceptual definition, operational definition, grating instrument, testing the validity and reliability calculation. Data analysis techniques with descriptive statistics, inferential. The findings lead to recommendations for improvement of organizational structure will lead to increased organizational commitment, improved behavior of a leader with some of the leadership style will enhance organizational commitment, decision-making right individuals will increase organizational commitment, improvement of the organizational structure will improve decision making, improvement leader behavior will lead to increased retrieval decision

Keyword: Organizational structure, leadership behaviors, decision making, and Organizational commitment

PENDAHULUAN10

Pada era globalisasi saat ini yang ditandai dengan persaingan kualitas atau mutu sehingga menuntut perubahan mendasar dalam berbagai bidang. Hal tersebut mendudukkan pentingnya upaya peningkatan kualitas pendidik atau guru. Guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan, yang harus mendapatkan perhatian sentral, pertama, dan utama. Oleh karena itu, upaya perbaikan apapun yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang signifikan tanpa didukung

STAI Assyiyah Klender

oleh guru yang professional dan berkualitas (Mulyasa, 2009:5).

Dalam Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (UUGD), pada bagian kesembilan tentang organisasi profesi dan kode etik pasal 41 ayat: (1) dijelaskan bahwa guru dapat membentuk organisasi profesi yang bersifat independen, dan lebih lanjut dijelaskan pada ayat: (2) bahwa guru wajib menjadi anggota organisasi profesi. Hal ini mengandung arti bahwa organisasi profesi guru adalah perkumpulan yang berbadan hukum yang didirikan dan diurus oleh guru untuk mengembangkan profesionalitas guru (Mulyasa: 47).

© 2016 Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana UNJ 1169

(2)

Organisasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam hidup dan kehidupan manusia walaupun pengalaman berorganisasi setiap manusia berbeda satu dengan yang lainnya, tetapi manusia tetap membutuhkan organisasi. Perbedaan ini terjadi karena faktor latar belakang pendidikan, pengalaman, status sosial ekonomi, budaya, usia, dan lain-lain. Hal yang terpenting dalam berorganisasi adalah memiliki komitmen yang kuat pada organisasi sebagai psychological state. Komitmen terhadap organisasi merupakan tuntutan bagi setiap anggota organisasi dalam rangka menunjang kemajuan dan keefektifan organisasi.

Komitmen organisasi cenderung dimaknai sebagai suatu perpaduan antara sikap dan perilaku. Dalam hal ini Colquitt, LePine, dan Wesson (2011:69) mengatakan “Organizational commitment is defined as the desire on the part of an employee to remain a member of the organization”. Komitmen organisasi dapat mempengaruhi seseorang untuk memilih apakah dia tetap berada menjadi anggota organisasi tersebut atau keluar berpindah ketempat lain (turn over). Hampir senada dengan itu apa yang telah diungkapkan oleh Robbins dan Judge (2011:111) bahwa “organizational comimtment is the degree to which an employee identifies with a particular organization and its goals and wishes to maintain membership in the organization”.

Tingkat dimana karyawan

mengidentifikasikan diri dengan organisasi tertentu yang tujuan dan keinginan untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi.

Sementara itu McShane dan Von Glinow (2010:112) mengatakan bahwa “organizational comimtment is the employe’s emotional attachment to, identification with, and involvement a

particular organization”. Komitmen organisasi efektif merupakan ketertarikan seseorang pegawai dalam aspek emosionalnya kepada organisasi, identifikasi diri dengan organisasi, dan keterlibatan diri dalam organisasi. O’Reilly yang dikutip oleh Mullins (2005:902) mengatakan bahwa “organizational comimtment as typically conceived of as an individual’s psychological bond to the organization, including asense of job involvement, loyality, and a belief in the values of the organization”.

Komitmen organisasi sebagai keinginan kuat untuk tetap sebagai anggota tertentu, keinginan untuk berusaha keras sesuai keinginan organisasi, keyakinan tertentu, dan menerima nilai dan tujuan organisasi. Senada dengan itu apa yang dikemukakan oleh Andre (2008:50) bahwa “organizational comimtment is person’s emotional attachment to and identification with their organization”. Komitmen organisasi adalah suatu pernyataan pegawai tentang identifikasinya dengan tujuan-tujuan oganisasi dan keinginannya untuk memelihara keanggotaannya pada organisasi.

Selanjutnya menurut McShane dan Von Glinow (2010:13), untuk membangun komitmen dalam organisasi maka yang harus diwujudkan adalah; (1) keadilan dan dukungan (justice and support) komitmen akan lebih tinggi di organisasi yang dapat memenuhi kewajiban dan kesejahteraan kepada anggota dan didasari oleh nilai-nilai kemanusiaan (humanitarian values), bertindak fair (such as fairness), sikap menghargai (courtesy), memaafkan (forgiveness), dan itegritas moral (moral integrity), (2) membagikan nilai-nilai (Shared Values) definisi komitemn efektif yang mengacu pada identifikasi pegawai terhadap organisasinya, dan identifikasi tersebut akan semakin tinggi apabila nilai-© 2016 Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana UNJ 1170

(3)

nilai individu searah dengan nilai-nilai organisasi, (3) kepercayaan (Trust). Kepercayan mengarah kepada harapan yang positif dari seseorang kepada orang lain dalam kondisi penuh resiko, kepercayaan dalam arti kata meletakkan keyakinan (Faith) kepada orang lain atau kepada kelompok, kepercayaan merupakan kegiatan timbal balik untuk menerima kepercayan seseorang harus menerima dan meneunjukkan kepercayaan itu, (4) organisai yang mencakup keseluruhan (Organizational Comprehension), dan (5) pemahaman Organisasi (Employe Involvement) keterlibatan karyawan kepada harapan komitmen yang efektif dengan memperkuat identitas sosial pegawai dengan organisasi dan pegawai merasa bahwa mereka bagian dari organisasi mereka ikut ambil bagian dalam membuat keputusan tentang masa depan, keterlibatan karyawan akan membangun loyalitas sebab dengan terlibat langsung tersebut menunjukkan kepercayaan terhadap pegawainya. Banyak variabel yang mempengaruhi komitmen organisasi akan tetapi penelitian ini difokuskan pada tiga variabel saja, yaitu: struktur organisasi, perilaku pemimpin, dan pengambilan keputusan.

Tujuan penelitian dan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui pengaruh struktur organisasi terhadap komitmen organisasi, perilaku pemimpin terhadap komitmen organisasi, struktur organisasi terhadap pengambilan keputusan, perilaku pemimpin terhadap pengambilan keputusan, dan pengambilan keputusan terhadap komitmen organisasi.

METODE

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, metode survei, dan teknik analisis jalur (Path Analysis). Variabel pada analisis jalur terdiri dari

variabel eksogen, yaitu: struktur organisasi, perilaku pemimpin, dan pengambilan keputusan sedangkan variabel endogen, yaitu: komitmen organisasi.

Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh guru agama yang tergabung dan menjadi anggota dalam Asosiasi Guiru Agama Islam Indonesia (AGPAII) kota Bekasi. Sedangkan populasi terjangkau dalam penelitian ini hanya guru agama Islam yang menjadi pengurus DPD AGPAII kota Bekasi masa bakti 2013-2017 sebanyak 75 orang. Selanjutnya untuk kepentingan penelitian ini ditetapkan jumlah sampel 55 orang pengurus DPD AGPAII kota Bekasi.

Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Penggunaan kuesioner dipilih dengan pertimbangan bahwa pengurus adalah orang- orang yang mengetahui dirinya sendiri, apa yang dinyatakan oleh pengurus kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya, dan interprestasi pengurus adalah sama dengan apa yang dimaksud peneliti. Berdasarkan teori-teori yang dibahas pada bab sebelumnya, kemudian barulah disusun definisi konseptrual dan definisi operasional dari setiap variabel penelitian, dari definisi tersebut kemudian dijabarkan kebeberapa dimensi, indikator, dan kemudian dibuat pernyataan. Pengembangan instrumen melalui (1) kajian teori yang berkaitan dengan semua variabel, (2) menyusun dimensi dan indikator setiap variabel, (3) menyususn kisi-kisi, (4) menyusun butir pernyataan dari penempatan skala pengukuran, (5) melaksanakan uji coba instrumen dan perbaikan butir pernyataan; (6) mengadakan penelitian dengan menyebar angket kepada sampel yang dipilih, (7) menganalisis butir melalui pengujian validitas dan reliabilitas, serta (8) menyususn hasil pengumpulan data sebagai laporan penelitian dengan membuat skala © 2016 Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana UNJ 1171

(4)

pengukuran, yaitu: selalu (skor 5), sering (skor 4), kadang-kadang (skor 3), jarang (skor 2), tidak pernah (skor 1). Data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik deskiptif dan statistik inferensial. Penyajian data mencakup daftar distribusi dan daftar histogram. Ukuran sentral meliputi mean, median, dan modus. Ukuran penyebarannya berupa varian dan simpangan baku.(standar deviasi), nilai maksimum, nilai minimum dan range. Analisis inferensial digunakan pada analisis yang berkaitan dengan uji persyaratan analisis, yaitu: (1) uji normalitas galat taksir; (2) uji homogenitas, dan (3) uji linearitas melalui perhitungan signifikansi model regresi sederhana. Sedangkan statistik multivariat adalah teknik analisis yang digunakan untuk menjawab hipotesis yang diajukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan kemudian dioleh secara statistik dengan menggunakan program LISREL 8.70 kedalam daftar distribusi frekuensi diperoleh dari pengisian kuesioner yang terdiri atas 30 butir pernyataan yang memiliki 5 (lima) alternatif jawaban. Pemberian skor dilakukan dengan menggunakan skala Likert, yaitu pendekatan pembobotan 1 sampai 5, maka dengan demikian secara teoretik skor minimum adalah 100, dan skor mksimum adalah 127 dari rentang yang dihitung. Perhitungan selanjutnya, memberikan nilai rata-rata (x ) 115,327; nilai tengah atau Median (Me) sebesar 116,167dan Modus (Mo) sebesar 117,318; simpangan baku 6,242 serta rentang skor sebesar 27.

Struktur organisasi berpengruh langsung positif terhadap komitmen organisasi, perilaku pemimpin berpengaruh langsung positif terhadap komitmen

organisasi, pengambilan keputusan berpengaruh langsung positif terhadap komitmen organisasi, struktur organisasi berpengaruh langsung positif terhadap pengambilan keputusan, dan perilaku pemimpin berpangaruh langsung positif terhadap pengambilan keputusan.

Selanjutnya berdasarkan hasil analisis data, diperoleh koefisien jalur X1 terhadap Y ( ρy1) sebesar = 0,246 dengan harga thitung = 3,041 dan harga ttabel = 2,000 (2,660). Karena thitung> ttabel maka tolak Ho dan terima H1. Jadi, ada pengaruh langsung positif pada taraf signifikani α = 0,01 yang berarti Ho ditolak dan H1 diterima. Temuan ini mengungkapkan, bahwa koefisien jalur ini sangat signifikan. Artinya, bahwa Struktur organisasi (X1) berpengaruh langsung positif terhadap Komitmen organisasi (Y). Dengan demikian struktur organisasi merupakan variabel yang penting di dalam peningkatan komitmen organisasi. Berdasarkan pembuktian empirik ini, dapat dikatakan bahwa temuan ini menunjukkan struktur organisasi merupakan salah satu variabel yang sangat penting dan berpengaruh langsung terhadap variabel komitmen organisasi.

Perhitungan berdasarkan hasil analisis data, diperoleh koefisien jalur X2 terhadap Y ( ρy2) sebesar 0,346 dengan harga thitung = 3,920 dan harga ttabel = 2,000 (2,660). Karena thitung> ttabel maka tolak Ho dan terima H1. Jadi, ada pengaruh langsung positif pada taraf signifikani α = 0,01 yang berarti Ho ditolak dan H1 diterima. Temuan ini mengungkapkan, bahwa koefisien jalur ini sangat signifikan. Artinya, bahwa Perilaku Pemimpin (X2) berpengaruh langsung positif terhadap Komitmen Organisasi (Y). Berdasarkan pembuktian empirik ini, dapat dikatakan bahwa temuan ini menunjukkan perilaku pemimpin merupakan salah satu variabel yang sangat © 2016 Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana UNJ 1172

(5)

penting dan berpengaruh langsung terhadap variabel komitmen organisasi.

Perhitungan berdasarkan hasil analisis data, diperoleh koefisien jalur X3 terhadap Y( ρy3) sebesar 0,450 dengan harga thitung = 4,655 dan harga ttabel = 2,000 (2,660). Karena thitung> ttabel maka tolak Ho dan terima H1. Jadi, ada pengaruh langsung positif pada taraf signifikani α = 0,01 yang berarti Ho ditolak dan H1 diterima. Temuan ini mengungkapkan, bahwa koefisien jalur ini sangat signifikan. Artinya, bahwa pengambilan keputusan (X3) berpengaruh langsung positif terhadap komitmen organisasi (Y). Berdasarkan pembuktian empirik ini, dapat dikatakan bahwa temuan ini menunjukkan pengambilan keputusan merupakan salah satu variabel yang sangat penting dan berpengaruh langsung positif terhadap variabel komitmen organisasi.

Perhitungan berdasarkan hasil analisis data, diperoleh koefisien jalur X1 terhadap X3 ( ρ31) sebesar 0,345 dengan harga thitung = 3,260 dan harga ttabel = 2,000 (2,660). Karena thitung> ttabel maka tolak Ho dan terima H1. Jadi, ada pengaruh langsung positif pada taraf signifikani α = 0,01 yang berarti Ho ditolak dan H1 diterima. Temuan ini mengungkapkan, bahwa koefisien jalur ini sangat signifikan. Artinya, bahwa struktur organisasi (X1) berpengaruh langsung positif terhadap Pengambilan Keputusan (X3). Besarnya kontribusi struktur organisasi terhadap pengambilan keputusan sebesar 0,345. Berdasarkan pembuktian empirik ini, dapat dikatakan bahwa temuan ini menunjukkan struktur organisasi merupakan salah satu variabel yang sangat penting dan berpengaruh langsung positif terhadap variabel pengambilan keputusan,

Perhitungan berdasarkan hasil analisis data, diperoleh koefisien jalur X2 terhadap

X3 ( ρ32) sebesar 0,502 dengan harga thitung = 4,754 dan harga ttabel = 2,000 (2,660). Karena thitung> ttabel maka tolak Ho dan terima H1. Jadi, ada pengaruh langsung positif pada taraf signifikani α = 0,01 yang berarti Ho ditolak dan H1 diterima. Temuan ini mengungkapkan, bahwa koefisien jalur ini sangat signifikan. Artinya, bahwa perilaku pemimpin (X2) berpengaruh langsung positif terhadap pengambilan keputusan (X3), dalam penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku pemimpin memiliki kontribusi yang positif dan signifikan terhadap tinggi rendahnya pengambilan keputusan. Berdasarkan pembuktian empirik ini, dapat dikatakan bahwa temuan ini menunjukkan perilaku pemimpin merupakan salah satu variabel yang sangat penting dan berpengaruh langsung positif terhadap variabel pengambilan keputusan.

Hasil perhitungan koefisien jalur dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa: hipotesis pertama terdapat pengaruh langsung positif struktur organisasi terhadap komitmen organisasi. Komitmen organisasi merupakan ketertarikan seorang pegawai dalam aspek emosionalnya kepada organisasi, mau mengidentifikasikan dirinya kepada organisasi, dan mengikutsertakan dirinya terlibat langsung dengan tugas-tugas organisasi (MacShane dan Von Glinow, 2010:112) pengertian ini menunjulkkan bahwa komitmen organisasi merupakan loyalitas seseorang terhadap organisasinya untuk melakukan hal yang terbaik untuk kemajuan organisasi. Pengurus DPD AGPAII yang memiliki komitmen terhadap organisasi akan menunjukkan sikap dan perilaku yang positif terhadap organisasinya. Komitmen organisasi suatu keinginan yang kuat untuk tetap sebagai pengurus, mampu berusaha keras sesuai keinginan organisasi, © 2016 Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana UNJ 1173

(6)

yakin terhadap organisasi, dan selalu menerima nilai-nilai dan tujuan organisasi (Mullins, 2005:902). Pengurus DPD AGPAII akan memiliki jiwa untuk tetap membela organisasinya, berusaha meningkatkan prestasi, dan memiliki keyakinan yang kuat membantu mewujudkan tujuan organisasi. Selanjutnya tinggi rendahnya komitmen pengurus DPD AGPAII dipengaruhi oleh struktur organisasi. Kemampuan suatu organisasi memberikan reaksi cepat tepat terhadap ancaman-ancaman lingkungan dan menjadi efisiensi rasio dari input ke output sebagian ditentukan oleh struktur organisasi, karena struktur organisasi mencakup hubungan peran dan rumusan aturan interaksi (Griffin dan Moorhead, 2014: 430). Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan (teori dan penelitian yang relevan) oleh (Azawar Seputih, 2010) menjelaskan bahwa struktur yang susun mengakomodasi tugas dan fungsi organisasi, maka para pengurus akan memahami pekerjaannya dengan baik dan jelas hal ini akan membuat pengurus tidak akan meninggalkan pekerjaannya.

Dari hasil penghitungan koefisien jalur pengaruh perilaku pemimpin terhadap komitmen organisasi menunjukkan bahwa perilaku pemimpin berpengaruh langsung positif terhadap komitmen organisasi. Hal ini memberi petunjuk bahwa perilaku pemimpin merupakan salah satu variabel yang penting dan memberikan pengaruh langsung positif terhadap komitmen organisasi, sehingga tinggi-rendahnya komitmen pengurus DPD AGPAII dipengaruhi oleh baik buruknya perilaku pemimpin. Ini membuktikan bahwa perilaku pemimpin akan bisa diterima pengurus (bawahan) sejauh pengurus melihat perilaku tersebut baik sebagai sumber langsung dari kepuasan atau sebagai instrumen untuk kepuasan masa depan (Schermerhon, et al,

2011:307). Perilaku pemimpin dapat dilihat dari perilaku sehari hari, namun juga tak kalah pentingnya bagaimana pemimpin memotivasi pengurus. Untuk meningkatkan komitmen pengurus.perilaku pemimpin mampu menempatkan dirinya sebagai bagian dari organisasi, hasil penelitia terdahulu yang dilakukan oleh Ming Jian dan Ning Chia Chen, 2007) pemimpin memerlukan komunikasi dengan jelas dengan bawahan (pengurus) dan memastikan bahwa pengurus DPD AGPAII telah memahami tugas secara efektif. Dengan demikian temuan dalam penelitian ini semakin mempertegas temuan-temuan terdahulu mengenai adanya pengaruh pisitif perilaku pemimpin terhadap peningkatan komitmen organisasi.

Dari hasil perhitungan koefisien jalur pengaruh pengambilan keputusan terhadap komitmen organisasi memberikan petunjuk bahwa pengambilan keputusan individu merupakan salah satu variabel yang penting dan memberikan pengaruh langsung positif terhadap komitmen organisasi sehingga tinggi rendahnya komitmen pengurus DPD AGPAII dipengaruhi oleh pengambilan keputusan individu. Pengambilan keputusan individu dalam penelitian ini proses identifikasi masalah dan peluang kemudian menyelesaikannya (Daff, 2010:214). Tinggi rendahnya komitmen pengurus DPD AGPAII dipengaruhi oleh pengambilan keputusan individu untuk masuk menjadi pengurus DPD AGPAII. Tepatnya pengambilan keputusan yang dilakukan oleh seseorang untuk menjadi bagian dari organisasi akan terwujud dari sikap yang teguh dalam menyikapi keberadaannya pada organisasi dan mau berkorban untuk kepentingan dan kemajuan organisasi yang dipilihnya. Pengambilan keputusan adalah mengidentifikasi dan memilih solusi yang mengarah kepada keadaan yang diinginkan © 2016 Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana UNJ 1174

(7)

(Kreitner dan Kinicki, 2010:336) .untuk menemukan strategi pengambilan keputusan , perlu dilakukan evaluasi, dan membuat strategi, dengan mengutif pendapat Herbert A. Simon Luthans mengenukakan bahwa ada tiga tahapan utama dalam proses pengambilan keputusan, yaitu; (1) aktivitas intelegensi, menelusuri lingkungan yang memerlukan pengambilan keputusan, (2) aktivitas desain terjadi tindakan penemuan, aktivitas pengembang dan analisis masalah, (3) aktivitas memilih dari tindakan tertentu. (Luthans, 2011:256).

Dari ketiga jalur yang ada yaitu adanya pengaruh langsung positif struktur organisasi terhadap komitmen oranisasi, adanya pengaruh langsung perilaku pemimpin terhadap organisasi dan terdapat pengaruh langsung positif perilaku pemimpin terhadap komitmen organisasi. Maka dari perhitungan statistik yang ada dan telah dipaparkan sebelumnya dapat ditarik kesimpulan bahwa secara keseluruhan variabel terdapat pengaruh satu sama lain, diantaranya terdapat pengaruh langsung positif variabel struktur organisasi terhadap komitmen organisasi, terdapat pengaruh langsung positif perilaku pemimpin terhadap komitmen organisasi, terdapat pengaruh langsung positif pengambilan keputusan terhadap komitmen organisasi, terdapat pengaruh langsung positif struktur organisasi terhadap pengambilan keputusan, dan terdapat pengaruh langsung positif perilaku pemimpin terhadap pengambilan keputusan.

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan dan temuan, diperoleh kesimpulan penelitian sebagai berikut:

Pertama, struktur organisasi berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi. Artinya perbaikan struktur

organisasi akan mengakibatkan peningkatan komitmen organisasi. Implikasinya adalah komitmen organisasi dapat ditingkatkan dengan memperbaiki struktur organisasi maka upaya yang perlu dilakukan untuk memperbaiki struktur organisasi adalah: memperjelas pembagian tugas kerja, menegakkan aturan organisasi, saling berkoordinasi, selalu berkomunikasi dalam pekerjaan, dan menuyusun laporan dan pertanggungan jawab. Kedua, perilaku pemimpin berpengaruh langsung terhadap komitmen organisasi. Artinya perbaikan perilaku pemimpin akan mengakibatkan peningkatan komitmen organisasi. Implikasinya adalah komitmen organisasi dapat ditingkatkan dengan memperbaiki perilaku pemimpin, maka upaya perlu dilakukan untuk memperbaiki perilaku pemimpin adalah: memberikan perintah dengan cara yang baik, sederhana dalam memberikan instruksi, ikut berpartisipasi secara nyata, dan tugas-tuga selalu didelegasikan kepada pengurus. Ketiga, pengambilan keputusan berpengaruh langsung terhadap komitmen organisasi. Artinya perbaikan pengambilan keputusan akan mengakibatkan peningkatan komitmen organisasi. Implikasinya komitmen organisasi dapat ditingkatkan dengan memperbaiki pengambilan keputusan maka upaya yang perlu dilakukan adalah: tentukan masalah yang akan diambil, pastikan masalah sudah teridentifikasi, siapkan solusi, selesaikan masalah dengan segera, dan ambil keputusan yang terbaik diantara yang terbaik. Keempat, struktur organisasi berpengaruh langsung positif terhadap pengambilan keputusan Artinya perbaikan struktur organisasi akan mengakibatkan peningkatan pengambilan keputusan. Implikasinya adalah: pengambilan keputusan dapat ditingkatkan dengan memperbaiki struktur organisasi, maka © 2016 Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana UNJ 1175

(8)

upaya yang perlu dilakukan untuk memperbaiki struktur organisasi adalah: menentukan posisi jabatan sesuai dengan kompetensi, menghatrgai kemampuan pengurus, harus ada rotasi jabatan. Kelima, perilaku pemimpin berpengaruh positif terhadap pengambilan keputusan. Artinya perbaikan perilaku pemimpin akan mengakibatkan peningkatan pengambilan keputusan. Implikasinya adalah: pengambilan keputusan dapat ditingkatkan dengan memperbaiki perilaku pemimpin, maka upaya yang perlu dilakukan untuk memperbaiki perilaku pemimpin adalah: memberikan motivasi kepada bawahan, membimbing dan memberi arahan kepada bawahan, memberikan penghargaan kepada bawahan.

DAFTAR PUSTAKA

Andre, Rae. Organizational Behavior an Introduction to your life in Organizations . Singapore: Pearson Prentice Hall, 2008.

Azwar Seputih, “The effect of Organizational Culture,

Organizational Structure ang Job Satisfaction on Organizational Commitment”. Disertasi, Universitas Negeri Jakarta, 2010.

Colquitt, Jason A., Jeffery A. Lepine, and Michael J. Wesson, Organizational Behavior. Improving Performance and Commitmen in the Workplace. New York: McGraw-Hill

Companies, Inc, 2011.

Griffin, Ricky. W, Gregory Moorhead,

Organizational Behaviopr: Managing People and Organizations.

New Zeland: South-Western, 2014.

Ivancevic, John M, Robert Konopaske, Michael T. Matteson, Organizational Behavior and Management. New York: MicGraw-Hill, 2008.

Kreitner, Robert, Angelo Kinicki, Organizational Behavior. New York: McGraw-Hill, 2010.

Luthan, Fred. Organizational Behavior: An Evidence-Based Approach . Boston: McGraw Hill, 2011.

McShane, Stevent L., and Mary Ann Von Glinow, Organizational Behavior . New York: McGraw- Hill, 2010. Ming Jian dan Ming Chia Chen, The

Relationshipof Leadership, Team Trust and Team Performance, .2007. Mullins, Laurie. J, Management and

Organizational Behavior. London: Pearson Education, 2005.

Mulyasa. E, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008..

Robbins, Stephen P. and Timothy A. Judge, Organizational Behavior. New Jersey: Pearson Prentice Hall, 2011.

Referensi

Dokumen terkait

Rata-rata petugas kesehatan gigi dalam bekerja menggunakan sarung tangan dan masker serta selalu cuci tangan sebelum dan sesudah melayani pasien, agar tidak mudah tertular

When that value is apparent, Instructables’ Wilhelm maintains, open source hardware “will change the world…If a company does open itself up, it could get a lot more people working

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “ Penerapan

Pemerintah Falkland/Malvinas mengakui Inggris sebagai negara induk dari kepualaun Falkland/Malvinas, namun Argentina juga mengklaim kedaulatan atas Falkland/Malvinas dan

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah: (1) hasil tes akhir setiap akhir tindakan (evaluasi), (2) hasil catatan pengamatan (observasi) yang memuat catatan

Kerja sama merupakan watak masyarakat ekonomi menurut ajaran Islam. Kerja sama tersebut harus tercermin dalam segala tingkat kegiatan ekonomi, produksi, distribusi, baik barang

Beliau adalah sesosok dosen pembimbing yang bertanggung jawab dalam mengarahkan mahasiswa praktikan mengenai hal-hal yang perlu dilakukan agar dapat melaksanakan

Seperti telah dikemukakan, jumlah ubikayu yang diekspor dari Jawa Timur hanya sejum- lah 3.41 persen dari seluruh produksi.. Karena pedagang besar membeli ubikayu dalam skala