• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian lapangan dilakukan di perairan Kabupaten Bengkalis, Propinsi. dilakukan pada bulan Mei Persiapan yang dilakukan meliputi pengamatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penelitian lapangan dilakukan di perairan Kabupaten Bengkalis, Propinsi. dilakukan pada bulan Mei Persiapan yang dilakukan meliputi pengamatan"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

3. METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian lapangan dilakukan di perairan Kabupaten Bengkalis, Propinsi

Riau dan Selat Malaka, selama 6 bulan, yaitu dari bulan Maret 2001 hingga bulan

September 2001. Kegiatan experimental jishing dengan jaring insang hanyut dilakukan pada bulan Mei 2001. Persiapan yang dilakukan meliputi pengamatan

komponen jaring insang hanyut dan penelusuran data sekunder didapatkan di Dinas

Perikanan Riau dan instansi yang terkait.

' 3.2. Kerangka pemikiran

Definisi hanging ratio menurut Ayodhya (1981); Nielsen and Lampton

(1983) adalah perbandmgan antara panjang tali ris atas dibagi dengan panjang dalam keadaan teregang sempurna (stretch). Hanging ratio berkaitan erat dengan

pembentukan mata jaring ke samping, ha1 ini berarti bahwa semalan besar hanging

ratio tersebut, maka mata jaring semakin terbuka ke samping. Sehubungan dengan

prinsip dasar dari hanging ratio tersebut maka erat hubungannya dengan hasil tangkapan yang akan d~peroleh baik berupa jumlah (ekor), berat (kg) dimana

semakin tinggi nilai hanging ratio maka jumlah hasil tangkapan bisa meningkat atau

turun dan cara tertangkapnya ikan dimana dengan meningkmya nilai hanging ratio maka ikan yang tertangkap secara entangled (E) akan menurun begitupula jenis ikan

(2)

yang tertangkap juga akan menunm jenisnya. Kesemua dari pernyataan tersebut akan mempengardn kurva selektivitas yang akan terbentuk. Untuk itu peneliti

membuat diagram kerangka pemikiran seperti terlihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Diagram kerangka pemkuan penelitian yang di lakukan.

Penulis juga membuat rangkuman proses penelitian untuk mempennudah dalam mengambil langkah-langkah dalam penelitian, dimana dalam rangkuman proses penelitian termuat beberapa tujuan penelitian, metode yang digunakan dilapangan, desain dari pada experimental fishing yang akan dilaksanakan, data-data

0

0 0 0 0 0

45% 50% 55% 60% 65% 70% -

1

v

1

Has11 tangkapan Jumlah (ekor), berat (gram)

Ukuran ikan has11 tangkapan (cm) Cara tertangkapnya ~kan (SGW&E)

*

Kurva Selektivltas menurut Matsuoka 4

(3)

yang dikumpulkan untuk keperluan analisis data dan analisis data yang digunakan untuk membantu dalarn menjawab dari pada tujuan penelitian tersebut,(lihat Tabel 1). Tabel 1. Rangkuman proses penelitian yang dilakukan.

kapan

Kornposisi hasil Exper~mmral menurut cara

tertangkap

1

Tujuan

Pengaruh hang ing ratio terhadap jumlah hasil tang

Menentukan dua arah hanging ratio dancara tertangkap Metode Experimental fishing Desain Rancangan Acak Lengkap Ulangan pengo perasian Jumlah ikan me nurut cara tertang kapnya berdasarkan hanging ratio Fork length , TL, berat, cara ter tangkap ikan, GM Go dan GN Data yaug di

kumpulkan

Jenis, jumlah dan berat ikan

-

C k e y Histogram Perhandingan Frekuensi harapan (X2)

Kuwa selekti vitas berdasarkan Masuoka Grafik, menentukan FL,,, Analisis data Uji keragaman Sidig ragam Uii bandine

3.3. Bahan dan Alat

3.3.1. Experimental drift gillnet.

Jaring insang yang digunakan dalam experimentaljshing ini sebanyak 12 kebat (1 kebat = 2 pieces) yang terdiri dari (1) kondisi bahan dan alat yang sama kecuali hanging ratio 45 %, 50%, 55%, 60%, 65% dan 70% (H45, H50, H55, H60, H65 dan H70) masing-masing sebanyak dua kebat dengan ukuran mata jaring adalah

8,75 cm (nilai nominal mata jaring adalah 3,5") sama dengan yang digunakan nelayan di lokasi penelitian; (2) panjang dan tinggi setiap jaring sama, yaitu 70 m dan

9,4 m agar upaya penangkapan sama. Mesh opening (M,) dari jaring tersebut secara acak diukur dengan verner calliper. Bahan jaring yang digunakan polyamid PA

(nylon mult$lament) dl18 dengan jumlah mata jaring setiap panjang dan lebar

(4)

Tabel 2. Setiap kebat dipasang tali ris atas yang terdiri dari 2 utas tali polyethylene/PE diameter 6 mm yang berlawanan pintalan dan tali pelampung dengan ukuran dan bahan yang sama dan satu unit jaring di pasang 3 buah pelampung tanda dan 36 buah pelampung besar dari bahan polyvinylchlorid/PVC (pelampung sintetis) panjang 2 1,5 cm dan keliling 97 cm dengan berat 90 gr sedangkan dibawah bagian jaring utama terdapat selvedge dari bahan saran (Polyvinylidene chloride, PVD) sebagai pemberat pengganti dari batu alam dengan jumlah mata jaring 17 mata arah lebar dan panjang sesuai dengan jumlah mata jaring utarna. Lebih lanjut deskripsi dan spesifikasi drifr gillnet disajikan pada Tabel 3, disain d r i j gillnet yang digunakan dalam penelitian digambarkan dalam Gambar 3 , 4 , dan 5.

Kedalaman jaring insang terpasang sangat erat kaitannya dengan hanging ratio yang diterapkan pada jaring insang tersebut, untuk menentukan luas areal jaring insang yang terpasang kita harus mengetahui hanging ratio, jumlah mata jaring arah vertikal dan horizontal, ukuran mata jaring. Untuk itu disajikan beberapa formula untuk mencari kedalaman dan panjang jaring serta luas permukaan webbing sebagai berikut:

s = I - H, untuk mengetahui nilai shortening;

L, =

2bp(l- s )

,

untuk mengetahui panjang jaring arah horizontal; d = 2bq=, untuk mengetahui panjang jaring arah vertikal;

4.

= 4bzpq(1 - s ) m ,untuk mengetahui luas permukaan webbing;

dimana : L, = panjang jaring arah horizontal;

d = panjang jaring arah vertikal (tinggi jaring);

p = jumlah mata jaring arah horizontal;

q = jumlah mata jaring arah vertikal (tinggi jaring);

(5)

s = shorteming;

b = panjang bar dalam mata jaring. Tabel 2. Spesifikasi experimental d r ~ j i gillnet per kebat.

Keterangan:

*

= Tinggi dan panjang setelah ditarnbah mata jaring agar panjangnya

menjadi 70 m dan tingginya menjadi 9,4 m.

3.3.2. Peralatan lain

Pengoperasian jaring dilakukan dengan menggunakan Kapal Motor milk

nelayan jaring insang hanyut yang terbuat dari kayu dengan ukuran panjang 15,O m (LOA), lebar 2,O m (B) dalam 1,3 m (D) dengan tenaga pengerak 16 PK seperti ditunjukkan pada Gambar 6.

Panjang hasil tangkapan diukur dengan menggunakan penggaris plastik sepanjang 1 m dengan akurasi 1 mm sedangkan beratnya ditimbang dengan timbangan duduk 5 kg dengan akurasi 100 gr sedangkan kelilmg badan m a k s i m dan keliling tutup insang (sampai belakang) diukur dengan cara melmgkarkan benang nilon (polyamida) disekeliling tutup insang kemudian diukur dengan penggaris yang akurasinya 1 mm. Alat-alat lain yang diperlukan seperti kantong plasbk (glangsing)

ukuran 25 kg, termometer suhu udara (satuan derajat Celcius), stop watch, kompas, GPS, jam tangan, tali pengukur kedalaman perairan, Buku Pedoman Pengenalan Sumberdaya Perikanan Laut, jenis-jenis ikan ekonomis penting (Ditjen. Perikanan,

(6)

Drift Gillnet

Tenggiri dan Parang-parang Malacca Strait m y - 3 HR - - 65 O/" <<DF-z 44DE-7 7 ~ 3 ~ 1266 146

$

87,5 mm PE Multifilament 210 Dl18 146

y:

i--

1,65 meter Detail D ; Meter r

(7)

D. Tali Peluntang

H. Tali Peikat Ris dan Pelampung

Simpul Mata Jaring (English Knot) Ikatan Tali Peluntang dan Ris Atas

Pengikatan Peluntang Pemasangan Pelampung Silvedge dan Badan Jaring

(8)
(9)

Keterangan: 1. Ruang kemudi 2. Ruang istirahat ABK

3 . Tempat persediaan air dan bahan bakat

4. Ruang palka alat tangkap

5 . Bok plastik tempat hasil tangkapan

6 . Ruang mesin

I J

Gambar 6

.

Tata ruang kapal drij gillnet 2 - ... ... i

a

i 8 4 i ... ... I 1 Tampak samping

-

5

(10)

Tabel 3. Spesifikasi experimental dr@ gillnet per kebat.

--- --- -

r

Jenis benda dan e i r i / Jenis bahan dan satuan

1

Jaring - wama -Mesh size - hahan - benang - simpul - panjang - tinggi hijau kehiruan 3,5 inci

nylon polyomide (PA) multiflament 21 0d/18 yam double english knot

70 rn (terpasang); asal I00 m stretch 136-1 5 5 mesh depth jaring utama

17 mesh depth saran di bagian bawah

- merk

1

United Pelampung kecil - wama - tipe - bentuk - jumlah - panjang - keliling - berat Pelampuug besar -wama - tipe - jumlah - keliling - b a h g -wama - henang - simpul - panjang - tinggi

Tali ris atas - jumlah - pintalan - bahan - panjang -diameter - wama - sambungan - merk Tali pelampung - jumlah - pintalan - bahan

-

w j a n g -diameter

-

wama

-

merk merah hata Y - 3 silindris 42 bh 81.8 mm 21,5 mm 21,5 gr putih silindris 3 buah 970 mm 90 gr saran putih kebiriuan multifilament 21 0d/l8 yam double enalish knot -

70 m (terpasang); asal 100 m stretch 17 mesh depth saran

2 huah S

Polyethylene lpE)

5 5 mm (termasuk 1 m : kanan dan kin) 6 mm

him tua tanda sesuai dengan Tahel4 simpul double english knot

s e a p l l

1 bh. Per pelampung bola plastik

S

I

Polyethgene (IJ@

(11)

3.4. Experimental fishing

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan hanging ratio terhadap selektivitas jaring insang hanyut. Jaring insang hanyut dioperasikan sebanyak 16 kali setting di sekitar perairan Bengkalis dan Selat Malaka. Posisi setting terdekat be rjarak 14,2 km danjshing base (Selat Baru) dan posisi terjauh berjarak 28

km. Kedalaman air pada posisijshing ground terdangkal19,8 m (1 2 depa) dari dasar ke permukaan air laut dan posisi terdalam 54,45 m (33 depa). Rata-rata lama jaring didalam air selama 247 menit (4 jam 7 menit).

Berdasarkan pengamatan pendahuluan, umumnya posisi dan bekas terjeratnya benang jaring dapat diketahui dengan jelas. Hal ini memungkmkan untuk pengidentdikasian cara terjeratnya ikan pada jaring dengan jelas pula dan hal ini dilakukan diatas kapal. Selanjutnya, ikan hasil tangkapan untuk masing-masing kebat dipisahkan pada kantong plastik (glangsing) dan kemudian diberi label. Hal ini menyangkut pengambilan dan pemisahan ini dilkukan selagi masih berada di laut. Adapun hat-ha1 yang diterapkan pa& label mencakup nilai hanging ratio dan masing-masing tinting yang bersangkutan dan warna tali untuk penandaan tali ris atas. Warna tali penanda tali ris atas ini berbeda-beda berdasarkan hanging ratio jaring bersangkutan (lihat Tabel 4). Pengacakan perlakuan dilakukan pada saat mengeset dengan urutan kebat sebagai benkut tanda warna kuning (HSS), merah (HSO), orange (H60), hitam (H70), hitam (H70), putih (H45), merah (H50), biru (H65), orange (H60), kumng

(H55),

biru (H65) dan putih (H45). Untuk menambah pengacakan dilakukan saat setting posisi kapal bergantian dari pinggu laut menuju ke tengah laut begitu pula sebaliknya. Untuk mengurangi perbedaan waktu antara

(12)

perlakukan, dilakukan penankan (hauling) pertama kali pada posisi titik pembuangan jaring pertama.

Tabel 4. Berbagai warna penandaan tali ris atas untuk setiap nilai hanging ratio.

3.5. Data yang dikumpulkan.

Untuk setiap ikan yang tertangkap, dicatat identitas ikan, panjang cagak (FL, em), berat, keliling tubuh terbesar (body girth m a x i m u m l ~ ) , keliling tempat bagian tubuh terjerat (net marklGN), cara tertangkapnya (snagged, gilled, wedged dan entangled).

Data ikan:

- jenis ikan (berdasarkan Ditjen Perikanan

,

1990); - jumlah ikan (dalam ekor);

- berat ikan (dalam gram);

- panjang cagak Vork length) (dalam cm), yaitu panjang dari bagian ujung

kepala hingga lekukan ekor ikan;

- Keliling lingkaran tub& (girth) (dalam em), yaitu panjang hgkaran tubuh

ikan yang terbesar;

-

Keliling lingkaran tub& ikan tempat terjerat (diukur pada tempat bekas

te rjerat benang jaring).

- cara tertangkapnya ikan pada jaring apakah:

snagged (te jerat pada bagian sekitar kepala); Mata Jaring 3,5 inci (M) 3,5 inci (M) 3,5 inci (M) 3,5 inci (M) 3,5 inci @A) 3,5 inci (M) (HI a. putih (H45) b. merah (H50) c. kuning (H55) d. orange (H60) e. biru 0165) i? hitam (H70) (Hz) g. pubh + (H45) h. merah

+

(H50) i. kuning

+

(H55) j. orange

+

(H60) k. biru + (H65) 1. hitarn

+

(H70)

(13)

gilled (terjerat pada sekitar tutup insanglopercullurn); wedged (te jerat pada sekitar badan); atau

entangled (dimana ikan terbelit pada tonjolan-tonjolan badan seperti sungut, gigi, sirip, ekor oleh bagian jaring);

Data hasil tangkapan (berat, jumlah ekor, dan identitas ikan) dicatat untuk setiap setting dari dua kebat gillnet untuk masing-masing nilai hanging ratio beserta

cara tertangkapnya dirangkum dalam tabel sheet (Lampiran 12 dan 13).

Untuk mengetahui tingkat kematangan gonad dari kan-ikan yang tertangkap serta memberi rekomendasi teknis dalam pengelolaan secara biologis, adapun aspek yang dilihat adalah kondisi gonad sejumlah ikan hperiksa untuk mengetahui reproduksi biologinya (hngkat kematangan gonad).

Data penunjang guna melengkapi laporan berupa data primer mencakup ukuran dan bentuk dari kapal clan jaring insang berikut bagian-bagiannya; kedalaman dasar perairan. Data sekunder juga dikumpulkan mengenai keadaan umum dan khusus eeadaan perikanan) wilayah Bengkalis dan peta daerah penangkapan &an.

3.6. Analisis data

Dalam penelitian ini dikaji pengaruh sebuah faktor, yaitu hanging ratio terhadap sejumlah parameter hasil tangkapan (yaitu jumlah ekor, total berat, komposisi cara tertangkap) dan selektivitas alat tangkap terhadap dua jenis ikan (ikan parang-parang dan tenggiri)

.

3.6.1. Metode analisis untuk mengetahui pengaruh hanging ratio terhadap

jumlah hasil tangkapan.

Desain (rancangan percobaan) yang digunakan pada percobaan adalah Rancangan Acak Lengkap. Rancangan perlakuannya hanging ratio (H) sebanyak enam (H45, H50, H55, H60, H65 dan H70).

(14)

Perairan Bengkalis diasumsikan dalam kondisi homogen (pada perairan yang relatif sempit dan masih pada musim yang sama), sehingga faktor oseanografipun diasumsikan sama. Semua faktor dalam kontruksi jaring insang hanyut yang diynakan dalam penelitian dianggap sama kecuali ukuran hanging

ratio. Demikian pula keberadaan ikan diasumsikan menyebar secara merata.

Berdasarkan hal ini, maka penelitian didisain dengan Rancangan Acak Lengkap. Faktor hanging ratio terdm dari 6 tingkat perlakuan, yaitu H45, H50, H55, H a , H65, dan H70. Pengaruh hanging ratio terhadap jumlah ekor, total berat hasil tangkapan dipenksa dengan sidik ragam rancangan acak lengkap. Hanging ratio yang diajukan dalam penelitian ini adalah hanging ratio berpengaruh terhadap parameter hasil tangkapan.

Model m u m disain rancangan acak lengkap adalah:

Y, = U + T , i & , ... ( I )

dimana:

Y = jumlah hasil tangkapan tiap dua kebat gillnet per setting;

i = tingkat perlakuan hanging ratio ( 6 taraf);

j = jumlah ulangan (16 kali);

= rataan hasil tangkapan setiap setting dari setiap dua kebat gillnet,

7, = pengaruh hanging ratio ke-i;

so = pengaruh galat percobaan ke-j yang memperoleh perlakuan ke-i.

H, : hanging ratio tidak berpengaruh terhadap hasil tangkapan;

HI : hanging ratio berpengamh terhadap hasil tangkapan.

Jika sidii ragam menyimpukan bahwa faktor hanging ratio signifikan, analisis dilanjutkan untuk menentukan hanging ratio yang membenkan perbedaan signifikan. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan uji banding Tukey (BNJ)

(15)

yakni dengan nilai BNJ =

q ( , , , l . d m .

Perhitungan anahsis dilakukan dengan

perangkat lunak SPSS

Tabel 5. Jumlah h a i l tangkapan berdasarkan hanging ratio sebagai data sidik ragam. No

3.6.2 Metode analisis untuk mengetahui pengaruh hanging ratio terhadap

Jenis jaring insang hanyut (%)

n Total Rata-rata

komposisi cara tertangkapnya ikan.

-

Untuk menguji apakah hanging ratio berpengaruh terhadap komposisi cara

Y ~ I Ynz Y d Yn4 Yns Yn6

TI T2 T3 T4 T5 T6

XI x2 x3 &

xs

xh

tertangkapnya ikan, sebuah tabel kontingensi dibuat (Tabel 6 ) . H a i l tangkapan T.. X..

Cjumlah ekor) dikelompokkan menurut cara tertangkapnya untuk setiap tingkat

hanging ratio. Dengan demikian jika ada 4 cara tertangkap, maka akan ada 4x6 sel

data hasil pengamatan. Dalam penelitian ini ananlisis dilakukan juga jika cara tertangkap dikelompokkan menjadi E dan non E. Data akan dianalisis dengan

Homogenecity test (Walpole, 1995). Dengan metode ini, diperlukan nilai harapan

jumlah ikan untuk setiap sel kelompok ikan (kombinasi cara tertangkap dan niali

hanging ratio). Nilai harapan jumlah ikan untuk setiap sel akan dihitung dengan

(16)

dimana:

zr.

(r) = total jumlah hasil tangkapan setiap cara tertangkap selama experimentaljshing;

XY,

(c)

-

total jumlah hasil tangkapan setiap nilai hanging ratio selama experimentaljshing;

C

r,

= jumlah keseluruhan hasil tangkapan selama experimentaljshing.

Jumlah ikan harapan untuk setiap sel &catat dalam tanda kurung di samping

nilai sesungguhnya yang teramati. Hipotesis yang di uji dalam penelitian ini adalah

hanging ratio akan mempengaruhi komposisi cara tertangkapnya &an. Untuk

menguji hipotesis no1 untuk melihat apakah ditolak atau diterima dengan menggunakan pengujian beberapa komposisi dengan formula sebagai berikut:

dimana : oi = jumlah ikan yang teramati;

ei = jumlah ikan harapan.

&

: hanging ratio tidak berpengaruh terhadap komposisi cara tertangkapnya ikan;

HI : hanging ratio berpengaruh terhadap komposisi cara tertangkapnya kan.

Dengan penjumlahan dilakukan terhadap re sel. Bila

X

'

<

X

'

a dengan

~(derajat bebas) = (r I ) (c - I ) (tabel kontingensi), terima hipotesis no1 bahwa

komposisi cara tertangkapnya ikan pada jaring, kira-kira sama untuk semua nilai hanging ratio.

(17)

Tabel 6. Jumlah hasil tangkapan berdasarkan hanging ratio dan cara tertangkap ikan untuk data hekuensi harapan.

3.6.3. Metode analisis untuk membuat kurva selektivitas.

Pnnsip dan metode ini adalah menghitung probabilitas jika bagian anterior (dalam penelitian ini dipakai tutup insang bagian belakang) dapat masuk kedalam mata jaring dan jika bagian badan maksimum tertahan oleh mata jaring. Pada umumnya alat tangkap pasif seperti jaring insang mempunyai kurva normal dengan puncak sebagai efisiensi tertinggi dan menurun pada kedua sisinya.

Kuwa selektivitas Matsuoka mempakan kuwa probabilitas distribusi normal. Distribusi normal dimaksud mempunyai nilai tengah=O,O dan standar deviasi =1,0. Probabilitas diperoleh dari integral fungsi dstribusi normal N (0,l) dari - m ke nilai tertentu variable parameter (z). Kurva dihitung berdasarkan anterior girth dalam penelitian ini dipakai operculum girth (Go), maximum girth (&), length dipakai fork

length (FL), konstanta a, dan bl dari regresi GO-FL dan a2 dan b2 dari regresi (;M-FL.

Tertangkapnya ikan secara wedged dianggap tidak berhubungan dengan

terpuntal pada mata jaring, di mana ikan memenuhi dua konsekuensi penting yaitu: Cara tertangkap Snagged0 Gilled(<il Wedgedw) Entangled(@ Total

Jenis jaring insang hanyut (%)

H45 H5O H55 H60 H65 H70 Y I I y 2 1 Y 3 1 Y 4 ~ YSI y 6 1 y 2 1 y 2 2 y 3 2 y 4 2 y 5 2 y 6 2 y l 3 Yz3 Y 3 3 Y 4 3 y 5 3 y 6 3 Y 14 y 2 4 y 3 4 y44 Y54 y 6 4 Total

C

r 1

Cr2

Cr,

Cr,

(18)

( I ) girth anterior (kepala) lebih pendek dari keliling mata jaring;

(2) girth maksimum lebih besar dm keliling mata jaring dapat tertangkap.

Metode sekarang didasarkan pada probabilitas bila dua kondisi tersebut dlatas dipenuhi. Secara sederhana berkenaan dengan keragaman guth pada kepala dan

bagian tubuh maksimum terhadap panjang ikan.

Bila ditinjau probabilitas saat satu bagian girth anterior (kepala) (yaitu

posterior operculum) ikan ( G I ) lebih pendek dari kelilmg mata jaring (M) atau dua

kali ukuran bar dan satu simpul.

Girth anterior individu ikan (GI) mempw~yai keragaman nlecwut ukuran panjang tertentu. Ini aclalal~ h ~ c i a s m s i bahwa girth anterior berkolerasi positif dengan panjang ikan Vork lengthiFI,) dan keragaman GI pada beberapa ukuran panjang ikan didekati melalui distribusi normal.

Rata-rata girth anterior ikan (GI) dengan panjang tertentu didekati dengan persamaan regresi h e a r GI terhadap FIi

G, = a l + b l . F L ... (4)

dari persamaan ini tergambar bahwa girth anterior ikan berkolerasi positif dengan suatu ukuran panjang ikan tertentu.

Standar deviasi, Ul girth anterior ikan dengan panjang tertentu FL didekati dengan persamaan regresi linear parsial dengan standar deviasi U,, melalui beberapa

keragaman kisaran panjang yang kecil dLi terhadap FL:

Persamaan ini menggambarkan adanya korelasi antara standar deviasi girth anterior ikan dengan ukuran suatu panjang ikan.

(19)

Keliling mata jariug M dikahbrasi menurut tangkapan ikan pada lingkaran di mana benang memanjang dan tubuh ikan berubah menurut elastisitas benang jaring ketika tertangkap secara wedged. Kahbrasi dibuat dengan mengalikan koefisien kl

yang diperoleh secara eksperimen melalui ekspektasi ratio tanda jaring disekitar girth

anterior, G, dengan mata jaring M.

Panjang ikan pada saat rata-rata girth anterior GI adalah sama dengan body

girth ( M ' I ) didekati menurnt persamaan (4), yaitu:

FL, = (M'I -a,)lb, ... (8)

Standar deviasi girth anterior G I adalah sama dengan M '1 didekati dengan

persamaan:

Url = cI +dl.tiL,, ... ( 9 )

Dengan menggunakan G I dan 11,1 dari persamaan ( 4 ) dan (9), maka distribusi girth anterior pada panjang tertentu FL dinyatakan melalui distribusi nonnal, (N = a, 1- bl.FL, ~ ~ 1 ' ) . Dengan dermluan, probabilitas PI (FL) jika G I kurang

(20)

Disini, x dalam persamaan ( 1 1 ) adalah parameter untuk standar distribusi normal dan z, adalah standarisasi

My

Setelah melewati langkah-langkah di atas, jika lingkar tubuh (grrth) maksimum Gz lebih besar dari keliling mata jaring M maka ikan terhambat oleh mata jaring (M

akan

dkalibrasi dengan koefisien k2).

Sama scperti diatas, asumsi disini adalah bahwa lingkar tubuh (girth) maksimum GI berkorelasi positif dengan panjang ikan, dtshibusi G? didekati menjadi normal.

Rata-rata lingkar tubuh (girth) maksimum Gz ikan dengan panjang tertentu didekati dengan regresi linear G2 dengan FL. Standar deviasi U2 lingkar tubuh maksimum ikan dengan panjang tertentu Fl, juga didekati dengan regresi linear parsial standar deviasi 1/21 dengan range panjang kecil dLi terhadap FL:

(;2 = a , +b,. FL ... (13) I / , = c, + d , . FL ... (14)

Kalibrasi mata jaring dalam ha1 ini dibuat menurut koefisien yang lain kj adalah ekspektasi ratio tanda jaTing di sekitar bagian tubuh maksimum G, terhadap parameter mata jaring M.

...

M'Z = k,. M ( 1 5 )

Panjang ikan (FL,z) pada saat rata-rata l i a r tub& (girth) maksimum

(21)

...

FL,, = (M'I -a,)lb, (17)

Standar deviasi ( U d ) lingkar tub& (girth) maksimum di mana rata-rata lingkar tub& (girth) maksimum GZ adalah sama dengan M'2 didekati dengan:

...

U,, = c, +d,. FI+, ... .... (18)

Dengan menggunakan G2 dan Ur2 dan persamaan (13) d m ( l a ) , maka

dismbusi lingkar tub& (girth) maksimum dengan panjang tertentu FL dinyatakan

melalui distribusi normal N (a,

+

b,d,. FL,,z). Dengan demikian probabilitas P2m)

jika Gz lebih besar dari M'z pada panjang tertentu dinyatakan melalui persamaan berikut:

Disini x adalah persamaan (19) adalah parameter untuk standar distribusi normal dan z2 adalah dari standansasi W2.

Menurut asumsi awal maka selektivitas

P,

(FL) didefinisikan sebagai:

4

( F L ) = ~ ( F L ) . P,(FL) ... (22)

Kemudian dapat dihitung panjang selekhf a % (FL,) yang diinginkan yang merupakan selehvitas a % dibandingkan dengan efisiensi tertinggi:

(22)

Setelah itu hasil dan perhilungan nantinya dimasukkan kedalam tabel untuk mendapatkan kurva selektivitas (Matsuoka, 1995).

I

I

I I I

Length (FL)

Gmbar distribusi peluang lolosnya kcpala lkan (anterior girth/<;,)

di

sebut kurva PI begitupula

untuk

menggmbarkm kurva P2 ymg digunakan pelumg tertahannya badan ikan (maximum girlhlG2).

Gambar

Gambar 2. Diagram kerangka pemkuan penelitian yang  di lakukan.
Tabel  1. Rangkuman proses penelitian yang dilakukan.
Tabel 2. Spesifikasi experimental d r ~ j i   gillnet per kebat.
Gambar 3. Disain  Experimental Drijt  Gillnet
+5

Referensi

Dokumen terkait

block grant ICT-KKG/ MGMP dalam rangka percepatan pemerataan mutu pendidikan untuk daerah tertinggal. pemanfaatan ICT ini dilakukan melalui pemberdayaan

Dari data yang diperoleh dari berbagai pus- taka dan literatur, maka diperoleh analisis yang terdiri dari proses input suara, akuisisi, verifika- si, output data suara,

Moda pertunjukan Interactive theatre game (Gambar dari facebook Teater Garasi) Terlepas dari itu semua, tentu hal tersebut menjadi tawaran menarik untuk ditautkan pada ungkapan

PESTEL adalah singkatan untuk politik (political), ekonomi (economical), sosial budaya (sosiocultural), teknologi (technollogical), lingkungan hidup (environment), dan hukum

Pelaksanaan program ini terlihat tidak sungguh- sungguh dalam menanggulangi kemiskinan, terbukti telah melenceng dari tujuan umum yang ingin dicapai oleh Direktorat Jenderal

Berdasarkan uraian status dan permasalahan penegasan batas darat Indonesia dan Papua New Guinea, permasalahan teknis batas darat Indonesia dan Papua New Guinea dapat

PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA TBK FLASH NOTE

Indikator keberhasilan dalam memahami besar biaya dan pendapatan usahatani jagung hibrida sebesarnya bukan hanya dari jumlah pendapatan yang diterima, tetapi juga