• Tidak ada hasil yang ditemukan

SOSIALISASI PENDIDIKAN NILAI DAN KARAKTER DI MASYARAKAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SOSIALISASI PENDIDIKAN NILAI DAN KARAKTER DI MASYARAKAT"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

SOSIALISASI PENDIDIKAN NILAI DAN

KARAKTER DI MASYARAKAT

Agus Waluyo

Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Agama Islam IAIN Purwokerto

Abstract: The formulation of the problem of this paper is "How is the orientation and problems of education values and characters in the community, with the formulation of this problem it is hoped that it will find an answer to the problems of character and values that arise in the community. From the presentation of education socialization of values and characters, it can be found that some of the things expressed in this paper contain several things that we need to understand including: 1) That education of values and character is a process to direct someone towards goodness, good to others, others , environment and God Almighty. 2). That the orientation of values and character education aims to socialize positive values in the community so that they are able to form distinctive characters or characters with noble character. 3) Dissemination of values and character education in the community is carried out with relationship-based, cultural, and community-based character design.

Key Words: Value and Character Education, Society

Abstrak: Rumusan masalah makalah ini adalah “Bagaimana orientasi dan masalah pendidikan nilai dan karakter di masyarakat, dengan rumusan masalah ini dioharapkan akan menemukan sebuah jawaban dari permasalahan karakter dan nilai yang timbul dimasyarakat. Dari paparan sosialisasi pendidikan nilai dan karakter di dapat bahwa dari beberpa yang di ungkapkan dalam tulisan ini mengandung beberapa hal yang perlu kita pahami diantaranya :1).Bahwa pendidikan nilai dan karakter merupakan proses untuk mengarahkan seseorang dalam menuju kebaikan, baik terhadap dirinya, orang lain, lingkungan maupun kepada Tuhan YME. 2). Bahwa orientasi pendidikan nilai dan karakter bertujuan mensosialisasikan nilai-nilai positif dalam masyarakat sehingga mampu membentuk watak atau karakter khas yang berbudi pekerti luhur. 3)Sosialisasi pendidikan nilai dan karakter di masyarakat dilakukan dengan desain karakter berbasis relasi, kultural, dan berbasis komunitas.

Kata Kunci: Pendidikan Nilai dan Karakter, Masyarakat PENDAHULUAN

Kemerosotan kepribadian sekarang ini seba-gai pertanda punahnya karakter masyarakatnya. Kondisi masyarakat saat ini mengalami perge-seran nilai, sehingga karakter menurun dan mengalami krisis yang luar biasa di elemen masyarakat Indonesia, tanpa terkecuali penu-runan karakter terjadi mulai dari dunia anak-anak sampai orang dewasa maupun tua.

Krisis yang dialami bangsa ini sudah men-capai tahap multidimensi sangat terasa dan membutuhkan tenaga maupun pikiran dalam membangun tercapainya karakter bangsa mela-lui pendidikan nilai dan karakter.

Peranan pendidikan nilai dan karakter yang diwujudkan dalam bentuk perilaku itulah yang

disebut dengan karakter, dari sumber nilai inilah karakter dibentuk. Jadi pada dasarnya karakter itu selalu melekat pada nilai dari perilaku. Na-mun demikian kita memahami nilai yang terkan-dung dalam perilaku seseorang atau kelompok memungkinkan seseorang berada pada posisi dan kondisi yang tidak jelas, karenanya tidak ada seorangpun yang bebas dari nilai.

Dalam Islam memiliki referensi yang mencerminkan nilai itu sangat terkenal dan melekat dengan cerminan akhlak atau perilaku yang luar biasa tercermin pada figur Nabi Muhammad saw yaitu; 1) sidiq, 2) amanah, 3) tabligh, 4) Fathonah. Dengan nilai inilah yang menjadi karakter integral yang sabar dan tangguh.

(2)

Rumusan Masalah

Untuk mengetahui penjabaran dari latar belakang di atas maka penulis merumuskan permasalahan adalah bagaimana sosialisasi pendidikan nilai dan karakter di masyarakat ?

Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah sesuai rumusan masalah di atas adalah menggambarkan dan menganalisis Sosialisasi pendidikan nilai dan karakter di masyarakat.

LANDASAN TEORI

Pengertian Pendidikan Nilai dan Karakter

Nilai merupakan sesuatu yang dinilai positif, dihargai, dipelihara, diagungkan, dihormati, membuat orang gembira, puas bersyukur (kepuasan rohani). (EM. K. Kaswardi, 1993, 9). Sebagai realitas abstrak, sebab itu nilai menduduki tempat penting dalam kehidupan seseorang, sampai pada suatu tingkat dimana seseorang lebih siap untuk mengorbankan hidup mereka daripada mengorbankan nilai yang menjadi sesuatu yang abstrak mudah dilacak.

Selain itu pendidikan nilai menjadi dasar atau landasan bagi perubahan, sebagai pen-dorong dalam hidup pribadi atau kelompok. Oleh sebab itu fungsi nilai berperan sebagai daya pendorong dalam hidup, maka untuk mengubah orang atau masyarakat, kita harus berusaha mengubah nilai-nilainya.

Sedangkan menurut terminologi pendidikan karakter menurut Thomas Lickona dalam bukunya yang berjudul The Return of Character

Education dan dengan melalui karya kedunya

berjudul Educatig for Character; How Our School

Can Teach Respect and Responsibility bahwa

pendidikan karakter mengandung tiga unsur pokok yaitu :

1. Mengetahui kebaikan (knowing the good) 2. Mencintai kebaikan (desiring the good)

3. Melakukan kebaikan (doing the good). (Darmiyati Zuchdi,. 2013, 17).

Adapun pendidikan karakter menurut Ratna Megawangi (Dharma Kesuma, 2012, 5).adalah sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang posiitif kepada lingkungannya.

Dari penjelasan tentang pendidikan karakter di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter merupakan proses untuk mengarahkan

seseorang dalam menuju kebaikan, baik terhadap dirinya, orang lain, lingkungan maupun kepada Tuhan YME.

Sedangkan tujuan dalam pendidikan karak-ter diantaranya; memfasilitasi penguatan dan pembangunan nilai-nilai tertentu sehingga terwujud dalam perilaku seseorang, mengkoreksi yang tidak bersesuaian dengan karakter di masyarakat sehingga tujuan ini memiliki makna dan sasaran untuk meluruskan berbagai perilaku negatif menjadi positif, dan membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat dalam memerankan tanggung jawab pendidikan karakter secara bersama.

Orientasi Pendidikan Nilai dan Karakter di Masyarakat

Sekilas pandang terhadap berjalannya adat istiadat, budaya, bahkan agama merupakan cer-minan tentang orang Indonesia sebagai masya-rakat yang majemuk atau multi etnis, multi bahasa, dan sebagainya dan masing-masing berperan erat melalui pendekatan yang berbeda dalam menanamkan nilai. Falsafah nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat sekalipun pada kelompok sosial yang berbeda adalah kera-mahan, berbudaya, dan berbudi pekerti luhur.

Penanaman nilai dimasyarakat sebagai pro-ses karakter bertujuan untuk membentuk manu-sia yang mempunyai keseimbangan antara kemampuan kognitif dan psikomotorik maupun kemampuan afektif. Penanaman sistem nilai keimanan dan ketaqwaan yang mampu meman-carkan ketundukan manusia untuk melaksana-kan ibadah menurut keyakinannya masing-masing, berakhlak mulia, serta menjaga harmoni hubungan dengan Tuhan, dengan sesama, dan dengan lingkungan. Penanaman dalam mentrans-formasikan tata nilai untuk mendukung indus-trialisasi dan penerapan teknologi, seperti menghargai waktu, etos kerja tinggi, disiplin, kemandirian, kewirausahaan dan sebagainya. (Masnur Muslich, 2011, 37).

Sosialisasi terhadap pendidikan nilai dan karakter memiliki orientasi sebagaimana yang ditetapkan oleh Ary Ginanjar ada tujuh nilai utama yang membangun karakter yaitu; kejujuran, tanggung jawab, visioner, kedisiplinan, kerjasama, keadilan, dan kepedulian. Dengan dasar itulah kemudian Ary Ginanjar mengaitkan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Asma’ul Husna setelah memperhatikan aspek kemerosotan moral negeri ini.

(3)

Jurnal El-Hamra

(Kependidikan dan Kemasyarakatan) Vol. 3. No. 3 Oktober 2018 – ISSN 2528-3650

http://ejournal.el-hamra.id/index.php/jkk

Setelah dapat diperhatikan dari beberapa aspek nilai di atas menurut seminar lokakarya tahun 2008 tentang pembinaan karakter di Universitas Yogyakarta sehingga memunculkan 16 nilai yang di targetkan antara lain :

1. Ketaatan beribadah; yaitu pikiran, perkataan dan tindakan seseorang yang diupayakan untuk selalu menjalankan ajaran agamannya. 2. Kejujuran; sikap dan perilaku seseorang yang

didasarkan pada upaya menjadikan dirinya selalu dapat dipercaya.

3. Tanggung jawab; sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagimana yang seharusnya dilakukan baik terhadap dirinya, masyarakat atau lingkungan, negara maupun kepada Tuhan YME.

4. Kedisiplinan; sikap dan perilaku yang menunjukkan tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

5. Etos kerja; sikap dan perilaku yang menunjukkan semangat dan kesungguhan dalam melakukan suatu pekerjaan. Inilah yang terwujud dalam bentuk kerjasama secara sinergis demi tercapainya tujuan.

6. Kemandirian; sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.

7. Kasih sayang dan kepedulian; sikap dan perilaku yang menunjukkan suatu perbuatan atas dasar cinta dan perhatian pada orang lain maupun lingkungan dan proses yang terjadi di sekitarnya.

8. Keikhlasan; sikap dan perilaku untuk melakukan suatu perbuatan dengan ketulusan hatinya.

9. Keadilan; sikap dan perilaku yang menunjukkan upaya melakukan perbuatan yang sepatutnya sehingga terhindar dari perbuatan yang semena-mena dan berat sebelah.

10. Kesederhanaan; sikap dan perilaku yang menunjukkan kesahajaan dan tidak berlebihan dalam berbagai hal.( Darmiyati Zuchdi, 2013, 28).

11. Nasionalisme; cara berpikir, sikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisikm sosial budaya, ekonomi dan politik bengsanya. Berdasarkan nilai sebagai penanaman ka-rakter di atas pendidikan kaka-rakter terarah pada

pengembangan kultur edukatif yang ada di masyarakat, mengarahkan generasi muda untuk menjadi pribadi yang integral. Orientasi pen-didikan nilai dan karakter di masyarakat ber-peran erat dalam memberikan pembuktian terhadap sikap dan perilaku yang ada di lingkungan sosial.

Sementara itu orientasi karakter dalam kecakapan hidup bermasyarakat pada abad modern 21 ini diperlukan; kepemimpinan, etika, akuntabilitas, adaptabilitas (kemampuan menye-suaikan diri), produktivitas pribadi (personal

productivity), pertanggungjawaban pribadi (per-sonal responsibility), kecakapan sebagai manusia

(people skills), pengarahan diri self direction), dan pertanggung jawaban sosial (sosial responsibility) (Muchlas Samani, 2013,38).

Setelah memahami orientasi peranan pen-didikan nilai dan karakter tersebut dapat disim-pulkan bahwa orientasi pendidikan antara nilai dan karakter berperan sebagai pembuktian yang melekat dari kedua unsur itu sebagai slogan dan

social loyality terhadap sikap dan perilaku yang

diharapkan berbuah kebaikan sehingga inter-pretasi nilai itu mencerminkan arti yang bernilai dan berkarakter tumbuh di tengah-tengah masyarakat.

PEMBAHASAN

Sosialisasi Pendidikan Nilai dan Karakter di Masyarakat

Mensosialisasikan pendidikan nilai maupun karakter di masyarakat merupakan pekerjaan dan tanggung jawab moral yang sangat berat dan harus dilakukan demi terciptanya efektifitas sosial yang berkarakter. Tahap memperkenalkan maupun menanamkan dalam konteks sosialisasi nilai dan karakter dilakukan dengan melalui: 1. Desain pendidikan karakter berbasis relasi

dalam pranata sosial ada bentuk pemahaman baik sikap maupun perilaku dari proses relasi antar orang tua dengan anak muda dan sebaliknya, anak-anak dengan orang dewasa atau sebaliknya begitu juga jalinan dalam status sosial yang disandang dapat memberikan gambaran nilai seperti seseorang yang berpendidikan tinggi memberikan gambaran sikap nilai yang jelas dan rasional kepada lingkungan sosial sehingga predikat pendidikannya dapat dijadikan makna yang berarti, orang kaya dalam sikap dan perilaku kedermawanannya terhadap orang miskin maupun sebaliknya orang miskin terinspirasi

(4)

dengan sikap dan perilaku gigih disiplin dan kerja keras yang dibentuk dari orang kaya. Harapan semacam inilah sosialisasi pendi-dikan nilai dan karakter di masyarakat itu dapat bermanfaat.

2. Desain sosialisasi pendidikan karakter berbasis kultur atau budaya yang mampu membentuk peradaban modern seperti pendidikan nilai yang telah lama terjaga sekarang menjadi asing dapat di temui pada contoh kejujuran, budaya jujur di masyarakat modern mengalami pergeseran makna. 3. Desain sosialisasi berbasis komunitas,

bahwasanya untuk melakukan pendidikan nilai dan karakter di masyarakat itu harus dilakukan secara bersama dan saling mendukung tidak sendirian. Baik lingkungan sosial terkecil keluarga, masyarakat umum, dan negara penting mengintegrasikan moral untuk pembentukan karakter dalam konteks kehidupan mereka (Masnur Muslich, 2011, 160-161).

Dengan cara mensosialisasikan nilai dan karakter di atas maka pendidikan nilai dan ka-rakter dapat tertanam di masyarakat sebagimana pranata sosial memiliki peran penting sebagai contoh dari seseorang yang menduduki dalam status pranata sosial.

Namun demikian dalam sosialisasi pendi-dikan nilai dan karakter perlu melibatkan seluruh komunitas dalam membangun karakter yang baik diantaranya:

1. Memperkuat kemitraan sekolah-komunitas Hasil dari sekolah komunitas pemerin-tahan, kepolisian, kehakiman, pengusaha dan rakyat biasa akan melakukan pekerjaan yang baik dalam kejujuran,rasa hormat, kerja keras, dan disiplin sehingga efektif bagi pendidikan karakter.

2. Memperkuat keluarga

Keluarga sebagai bagian komunitas sosial masyarakat secara besar yang semakin hari bertambah pada kegiatan anak atau pemudanya, sehingga tidak menutup kemung-kinan karakter keluarga akan dikorbankan untuk itu dalam satuan keluarga perlu mem-bangun komiten karakter pada moment li-buran ataupun event lain yang dapat mem-berikan pencerahan kepada anggota keluarga 3. Berkomitmen untuk menjadi komunitas

berkarakter

Baik dalam keluarga maupun sekolah bawahsanya masyarakat juga memiliki

karak-ter seperti menurut “charackarak-ter education partnership agrreement” rasa hormat, tang-gung jawab, kepedulian, kejujuran, dan gaya hidup sehat

4. Menciptakan kelompok kepemimpinan Menjadikan kelompok kepemimpinan se-perti komunitas yang terwakili oleh per-orangan pada komunitas tertentu kalau di Indonesia dalam pemilihan umum pada setiap daerah pemilihan selalu diwakili oleh bebe-rapa anggota DPR, kemudian kepengurusan dalam organisasi sosial dan pemerintahan mulai dari pusat sampai daerah yang ada perwakilannya. Namun begitu kelompok kepemimpinan tetap memandang karakter seseorang sebagai perwakilan kepemimpinan tersebut.

5. Berikan setiap orang kesempatan untuk bergabung

Menempatkan seseorang bergabung dengan semuanya termasuk dari latar bela-kang yang berbeda untuk mendapat kesem-patan yang sama sehingga seseorang dapat berinteraksi dan bersosialisasi dengan yang lain dan saling memperhatikan karakter yang dapat dimengerti secara positif

6. Mengidentifikasi ciri-ciri sasaran

Membaca situasi yang tepat dengan mem-perhatikan pada sesuatu yang dikagumi dan diinginkan

7. Memberikan pelatihan kepemimpinan

Memberikan pelatihan kepemimpinan melalui organisasi-organisasi formal maupun non formal yang mendukung seseorang mengerti tentang kepemimpinan

8. Buatlah pebisnis terlibat

Dalam dunia bisnis sangat memper-taruhkan karakternya agar usahanya dapat berkembang pesat, diantara yang mendukung karakter itu seperti kejujuran, ketergantungan pada konsumen maupun distributor, kebang-gaan dalam bekerja, dan kemampuan bekerja sama yang akan menciptakan tenaga kerja yang kuat. Dengan alasan inilah pebisnis membantu menanggung pendidikan karakter yang ada di masyarakat.

9. Mendorong kesadaran komunitas akan karakter

Mendorong dan mempertahankan karak-ter dalam kesadaran publik karak-termasuk men-ciptakan kebudayaan atau kultur visual, seperti logo karakter pada truk, bus, tempat sampah, pavilium taman, dan ruang-rung yang dapat mendorong kesadaran berkarakter

(5)

Jurnal El-Hamra

(Kependidikan dan Kemasyarakatan) Vol. 3. No. 3 Oktober 2018 – ISSN 2528-3650

http://ejournal.el-hamra.id/index.php/jkk

10. Mengintegrasikan karakter ke dalam seluruh program komunitas

Mengintegrasikan karakter melalui komunitas kecil yang integratif sehingga komunitas tersebut mampu memperoleh pendidikan karakter yang baik seperti kemah, focus group discustion

11. Menciptakan peranan khusus bagi polisi Kepolisian melakukan sosialisasi dan pe-latihan yang berhubungan dengan ke-amanan agar terhindar dari perilau menyimpang

12. Memberikan anak-anak peran kepemim-pinan

Kesempatan kepada pemuda untuk ber-dialog dengan pemimpin daerah agar pemuda memberikan masukan yang ber-kaitan dengan kepemimpinan

13. Menghargai karakter yang baik

Penghargaan yang diberikan kepada pemuda dalam kegiatan tahunan dan setiap orang diberikan hak untuk menyampaikan usulan kepada pemuda yang akan masuk nominasi penghargaan

14. Meminta para relawan komunitas untuk mengajarkan karakter di sekolah

Mempraktikkan keahlian karakter ma-sing-masing “berjabatan tangan dengan genggaman tangan yang kuat, belajarlah untuk mengampuni” sehingga menjadikan praktik karakter ini menjadi yang spesial selain itu “berjalan tegak dengan senyuman, rasa hormat, tanggung jawab, dan sopan santun dari kedia orang tua” sehingga menjadi potensi model pendidikan karakter di komunitas

15. Menilai dampak inisiatif karakter komunitas (Thomas Lickona, 2012, 338).

Search institute mengidentifikasi 40 aset perkembangan anak muda yang mendorong berperilaku positif dan melindungi diri mereka dari beresiko tinggi dengan membagi menjadi 8 kategori antara lain :

a. Dukungan; dari keluarga, teman dewasa lainya

b. Pemberdayaan; peranan berguna bagi komunitas

c. Ikatan dan ekspektasi; aturan keluarga, panutan orang dewasa, pengaruh teman sebaya

d. Pemakaian waktu yang membangun; keter-libatan aktivitas kreatif, program pemuda, dan komunitas relegius

e. Komitmen terhadap pembelajaran; keterli-batan sekolah, motivasi prestasi f. Nilai positif; kepedulian, integritas,

keadil-an sosial, keyakinan untuk tidak aktif secara seksual, tidak menggunakan alkohol dan obat terlarang lainnya

g. Kompetensi sosial; keahlian pengambilan keputusan, keahlian memecahkan ma-salah

h. Identifikasi positif; pemahaman akan tu-juan dan pandangan terhadap masa de-pan seseorang.

Dari beberapa komponen komunitas yang merupakan bagian dari masyarakat secara luas maka nilai dan karakter dalam masyarakat dapat tertanamkan melalui perilaku kultural, natural, beragama dan filosofi kehidupan.

PENUTUP

Dari paparan sosialisasi pendidikan nilai dan karakter di atas maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Bahwa pendidikan nilai dan karakter meru-pakan proses untuk mengarahkan seseorang dalam menuju kebaikan, baik terhadap dirinya, orang lain, lingkungan maupun kepada Tuhan YME.

2. Bahwa orientasi pendidikan nilai dan karakter bertujuan mensosialisasikan nilai-nilai positif dalam masyarakat sehingga mampu mem-bentuk watak atau karakter khas yang berbudi pekerti luhur.

3. Sosialisasi pendidikan nilai dan karakter di masyarakat dilakukan dengan desain karakter berbasis relasi, kultural, dan berbasis komunitas.

DAFTAR PUSTAKA

Kesuma, Dharma, (2012). Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, Cet. 3. Muslich, Masnur, (2011). Pendidikan Karakter

Menjawab Tantangan Krisis

Multidimensional. Jakarta: Bumi Aksara, Samani, Muchlas, dan Hariyanto, (2013). Konsep dan Model Pendidikan Karakter, Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

(6)

Thomas lickona character matters Pendidikan Nilai Memasuki Tahun 2000

Zuchdi, Darmiyati, (2013). Pendidikan Karakter; Konsep Dasar dan Implementasi di Perguruan Tinggi, Yogyakarta : UNY Press.

Kaswardi, EM. K. (1993). Pendidikan Nilai Memasuki Tahun 2000, Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Lickona, Thomas, (2012) “Character matters Persoalan Karakter; Bagaimana Membantu Anak Mengembangkan Penilaian yang baik, integritas, dan kebajikan penting lainnya, Terj. Juma Abdu Wamaungo dan Jean Antunes Rudolf Zien, Jakarta: Bumi Aksara.

Referensi

Dokumen terkait

Description of the Raw Data File PATIENTS.TXT 2 Using a DATA Step to Check for Invalid Values 7 Describing the VERIFY, TRIM, MISSING, and NOTDIGIT Functions 9 Using PROC PRINT with

Menurut Assauri (1999:4) mendefinisikan pemasaran: “Sebagai usaha menyediakan dan menyampaikan barang dan jasa yang tepat kepada orang-orang yang tepat pada tempat dan waktu

3) Berdasarkan hasil analisis Impulse Response Function, variabel Debt to Equity Ratio (DER) direspon pertama kali oleh harga saham PT. Indofood Sukses Makmur Tbk pada tahun

Berpijak dari keterangan diatas,maka Gerakan Pramuka Racana Dhamar Wulan - Kencana Wungu Universitas Slamet Riyadi dirasa perlu untuk menyelenggarakanKompetisi

 Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang diupayakan untuk dapat meningkatkan peran serta siswa, memfasilitas isiswa dengan pengalaman sikap

Judul: “ Pengaruh Profitabilitas Terhadap Dividend Payout Ratio (Studi Pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index Tahun 2008-2010) “ Pembimbing : Drs.

Dengan adanya indeks tebakan semu pada model logistik tiga parameter, memungkinkan subjek yang memiliki kemampuan rendah mempunyai peluang untuk menjawab butir soal

- Pasien mengetahui perubahan aktual pada penampilan tubuh - Pasien akan megambarkan perubahan aktual pada fungsi tubuh - Pasien dapat memelihara hubungan soaial yang dekat