• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning pada Siswa Sekolah Dasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning pada Siswa Sekolah Dasar"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

Pendidikan merupakan hal penting bagi manusia. pendidikan membekali manusia akan ilmu pengetahuan, keterampilan, serta sikap yang positif sehingga dapat membentuk sumber daya manusia yang cerdas, terampil, dan bertaqwa. Sumberdaya manusia tersebut yang nantinya dapat membangun dan memperbaiki seluruh aspek kemajuan masyarakat, bangsa dan negara. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sitem Pendidikan Nasional (SIDIKNAS) pasal I dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

(2)

berlangsung secara terbuka dan objektif. Siswa memiliki kesempatan seluas-luasnya untuk mengemukakan pemikiran, perasaan, sikap dan pengalamannya. Namun siswa tetap meperhatikan sikap ilmiah dan tanggung jawab, dan (3) siswa didorong untuk selalu berpikir analitis dan kritis, tepat dalam memahami, mengidentifikasi, memecahkan masalah, serta mengaplikasikan materi-materi pembelajaran.

Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan sciantific adalah upaya seorang guru dalam pembelajaran siswa melalui proses pembelajaran yang bersifat ilmiah. Pembelajaran bukanlah suatu proses yang didominasi oleh guru melainkan pembelajaran lebih menuntut kepada siswa aktif untuk mengkontruksi pengetahuannya sendiri melalui kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, menalar/mengasosiasikan dan mengkomunikasikan. Pada Pembelajaran Sekolah Dasar (SD) pendidikan matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting. Pendidikan matematika mengutamakan agar siswa mengenal, memahami, dan mahir mempergunakan ilmu dengan objek abstrak dan dengan pengembangan melalui penalaran telah mampu mengembangkan model yang menerapkan suatu contoh dari sistem itu sendiri yang pada akhirnya telah digunakan untuk memecahkan persoalan demi persoalan dalam kehidupan sehari-hari.

(3)

variasi model pembelajaran, guru kurang mengaitkan materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, guru belum menerapkan model Problem Based Learning di dalam pembelajaran matematika. Proses pembelajaran ditemukan beberapa masalah siswa antara lain: kurangnya perhatian siswa ketika guru menjelaskan pelajaran, siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran.

Penelitian sebelumya yang telah dilakukakan oleh Dwi Ayu Wulandari tahun 2015 Universitas Muhammadyah Surakarta dengan judul Peningkatan Pemahaman Konsep dan Belajar Matematika Melalui Model Problem Based Learning. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat ditunjukkan melalui indikator pemahaman konsep matematika yang meliputi 1) menyatakan ulang suatu konsep sebelum tindakan (12.12%) dan diakhir tindakan (61.30%); 2) mengklasifikasi objek-objek menurut sifat-sifat tertentu sebelum tindakan (9.09%) dan diakhir tindakan (58.06%); 3) memberi contoh dan non contoh dari konsep sebelum tindakan (18.18%) dan diakhir tindakan (64.52%); 4) menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematika sebelum tindakan (6.06%) dan diakhir tindakan (54.83%). Sedangkan hasil belajar siswa yang hasil belajarnya memenuhi KKM yaitu sebelum tindakan (6.06%) dan diakhir tindakan (58.06%). Sehingga dapat disimpulkan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan pemahaman konsep dan hasil belajar matematika. Oleh karena itu, model ini dapat dikatakan berhasil. Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa matematika bukanlah merupakan mata pelajaran yang sulit untuk dipahami, hal ini dikarenakan siswa dapat mengembangkan suatu kreativitas dalam pembelajaran. Pada kenyataannya sebagian guru belum dapat mengajak siswa untuk menentukan atau membuat kreativitas dalam pembelajaran matematika. Sehingga siswa kesulitan memahami materi dalam pembelajaran.

(4)

pembelajaran dengan baik juga. Dalam dunia pendidikan ada banyak pendekatan, model dan teknik pembelajaran, namun seorang guru belum tentu memilih salah satu dari banyak pendekatan, metode, dan teknik dengan tepat untuk diaplikasikan pada kelas yang diampunya. Adanya kegiatan pembelajaran matematika yang kurang efektiv dan efisien salah satunya dapat digunakan metode Problem Based Learning. Metode pembelajaran ini memiliki keunggulan untuk menjawab permasalahan yang dialami siswa ketimbang metode atau model-model yang lain yaitu metode ini membiasakan siswa untuk memecahkan masalah-masalah yang dapat siswa temui dikehidupan sehari-hari. Konsep matematika sendiri merupakan hal penting yang sering digunakan oleh manusia dikehidupan nyata, sehingga cocok apabila digunakan pada pembelajaran matematika. Motode PBL apabila digunakan denagn maksimal pembelajaran akan berjalan dengan lancar. Adanya suatu masalah akan menjadi menarik untuk dipecahkan oleh siswa melalui fasilitas yang diberikan oleh guru.

Berdasarkan data yang diperoleh, peneliti mencoba mencari solusi dengan berdiskusi bersama guru kelas dan mencari model-model yang mendukung untuk mengatasi permasalahan tersebut. Solusi yang dapat ditempuh yaitu dengan menggunakan model Problem Based Learning. Menurut kosasih (2014: 88) menyatakan bahwa Problem Based Learning adalah model pembelajaran yang berdasarkan pada masalah-masalah yang dihadapi siswa terkait dengan kopetensi dasar yang sedang dipelajari siswa. Masalah yang dimaksud bersifat nyata atau sesuatu yang menjadi pertanyaan-pertanyaan pelik bagi siswa. Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan oleh peneliti, peneliti tertarik untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul: “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Sub Tema Keberagaman Budaya Bangsaku Melalui Model Problem Based Learning (PBL) Pada Siswa Kelas 4 SD Negeri Bergas Kidul 03 Kabupaten Semarang Semester I Tahun Pembelajaran 2017/2018"

1.2 Identifikasi Masalah

(5)

1. Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran kurang, khususnya pada pembelajaran Matematika, siswa cenderung pasif dalam mengikuti pembelajaran.

2. Proses pembelajaran masih berpusat pada guru, dikarenakan siswa tidak aktif bertanya dan mencari informasi sendiri.

3. Tingkat keseriusan siswa hanya dapat bertahan 15-25 menit, setelah itu siswa merasa bosan, berbicara dengan temannya, bermain sendiri dikelas dan tidak lagi fokus pada kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung. 4. Siswa kurang menyerap materi pada saat pembelajaran dengan baik sehingga mengakibatkan hasil belajar sebagian besar siswa masih jauh dibawah KKM.

Jika hal ini tidak dapat diatasi maka hasil belajar siswa akan kurang maksimal dan kualitas pendidikan bukannya meningkat seperti yang diharapkan tetapi akan sebaliknya. Model pembelajaran yang memenuhi karakter pada pendekatan sciantific satunya adalah Problem Based Learning (PBL), model pembelajaran ini memberikan kesempatan pada semua siswa untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga berpotensi untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang lebih baik.

1.3 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas peneliti dapat menyusun rumusan masalah sebagai berikut: Apakah penerapan model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. pada pembelajaran Matematika di kelas 4 SD Negeri Bergas Kidul 03 Kabupaten Semarang Tahun Pembelajaran 2017/2018. 1.4Tujuan Penelitian

(6)

1.5Manfaat Peneliti 1.5.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis, model Problem Based Learning (PBL)dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Serta dapat menjadi pendukung teori untuk kegiatan penelitian-penelitian selanjutnya.

1.5.2 Manfaat Praktis 1. Bagi Guru

Penerapan model Problem Based Learning dapat memberikan inovasi bagi pendidik agar selalu menerapkan model pembelajaran yang aktif serta menggunakan multimedia dalam pembelajaran.

2. Manfaat Bagi Siswa

Penerapan model Problem Based Learning dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk ikut secara aktif dalam pembelajaran serta dengan media multimedia presentasi peserta didik dapat mengingat materi yang diterimahnya dalam jangka waktu lama.

3. Bagi Sekolah

Penerapan model Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang ada di sekolah. Sehingga membawa nama baik sekolah serta menciptakan peserta didik yang siap untuk bersaing di tingkat selanjutnya.

4. Bagi Peneliti

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH METODE PROCESS GOAL SETTING TERHADAP MOTIVASI OLAHRAGA DAN PENGUASAAN KETERAMPILAN DASAR DROPSHOT CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS PADA ATLET PEMULA PB. 27) menyatakan

Marketing Public Relations sebagai suatu proses perencanaan, pelakasanaan dan pengevaluasian program-program yang memungkinkan terjadinya pembelian dan pemuasan konsumen melalui

[r]

Penulis melakukan analisa produk yang lebih banyak diproduksi dalam perusahaan tersebut dengan menggunakan klasifikasi ABC, kemudian melakukan peramalan terhadap data hisotri

Hal ini disebabkan karena CHCl3 memiliki energi ionisasi yang sangatkuat sebab kloroform mempunyai ikatan kovalen yang menyebabkan ia tidak dapat bereaksi dengan

dibawah titik beku pelarut murni yang semula yaitu dibawah 0°C, zat terlarut akan berpengaruh pada penurunan titik beku larutan karena pada suatu pelarut murni, zat

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dan kajian yang lebih mendalam tentang pengaruh penggunaan selebriti dalam

Aktivitas siswa yang melaksanakan prakerin pada industri BUMN dengan golongan besar sangat aktif dan di- namis serta sangat menujukkan pro- fesionalisme kerja yang