• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Sistem Monitoring Suhu dalam Rumah Kaca Menggunakan Wireless Sensor Network dan Web Server

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Sistem Monitoring Suhu dalam Rumah Kaca Menggunakan Wireless Sensor Network dan Web Server"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Perancangan Sistem Monitoring Suhu Dalam Rumah Kaca

Menggunakan Wireless Sensor Network dan Web Server

Artikel Ilmiah

Peneliti:

Marlock Riupassa (672013064)

Indrastanti R. Widiasari, MT.

Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

(2)

ii

Perancangan Sistem Monitoring Suhu Dalam Rumah Kaca

Menggunakan Wireless Sensor Network dan Web Server

Artikel Ilmiah

Diajukan Kepada

Fakultas Teknologi Informasi

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Peneliti:

Marlock Riupassa (672013064)

Indrastanti R. Widiasari, MT.

Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

viii

Perancangan Sistem Monitoring Suhu Dalam Rumah Kaca

Menggunakan Wireless Sensor Network dan Web Server

Marlock Riupassa1, Indrastanti R. Widiasari 2

Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia E-mail: okenriupassa@gmail.com1, indrastanti@staff.uksw.edu2

Abstract

Information and communication are two important parts needed to build a system. In building an effective and efficient system required a network that is able to communicate through LAN and WLAN media. WLAN has been implemented in various sectors, agricultural sector is no exception. Wireless sensor network (WSN) is a wireless network which connects devices such as Node sensor, Router and Sink Node. This article presents a monitoring of temperature and humidity system in a greenhouse with web server interface. The results show the system can measure temperature and humidity as a reference for users to take action further on plants in the greenhouse in order to improve the quality and growth of plants in the greenhouse to be much better.

Keywords: Wireless Sensor Network, Monitoring System, Web Server, Greenhouse

Abstrak

Informasi dan komunikasi merupakan dua bagian penting yang dibutuhkan untuk membangun sebuah sistem. Dalam membangun sistem yang efektif dan efisien diperlukan sebuah jaringan yang mampu mengkomunikasikannya melalui media LAN dan WLAN. WLAN telah diimplementasikan di berbagai sektor, sektor pertanian tidak terkecuali. Wireless sensor network (WSN) adalah jaringan nirkabel yang menghubungkan perangkat seperti Node sensor, Router dan Sink Node. Artikel ini menyajikan sebuah sistem monitoring

suhu dan kelembapan pada rumah kaca dengan interface web server. Hasil penelitian menunjukkan sistem dapat mengukur suhu dan kelembapan sebagai acuan bagi pengguna untuk mengambil tindakan lebih lanjut terhadap tanaman dalam rumah kaca agar dapat meningkatkan kualitas dan pengembangan tanaman dalam rumah kaca menjadi lebih baik lagi.

Kata Kunci : WirelessSensor Network, Sistem Monitoring, Web Server, Rumah Kaca

1 Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

(9)

1

1. Pendahuluan

Indonesia merupakan Negara kepulauan yang memiliki daratan yang luas, Indonesia juga terkenal dengan tanahnya yang subur, sehingga sebagian besar penduduknya bekerja pada sektor pertanian. Pertanian merupakan sektor yang sangat berpengaruh pada sistem perekonomian Indonesia. Agar sektor pertanian dapat memberikan peran yang signifikan pada perekonomian Indonesia, diperlukan suatu pengelolaan yang tepat dan optimal. Tetapi pada tahun 2017 muncul berbagai masalah di sektor pertanian. Masalah yang paling utama adalah keterbatasan lahan dengan bertambahnya jumlah penduduk yang tidak dapat dikendalikan. Hal ini diperparah dengan produk lokal yang kalah bersaing dengan produk luar, baik dari segi internal maupun kualitas. Perkembangan teknologi dalam bidang pertanian membuat Indonesia harus menyesuaikan diri dan bersaing dengan Negara-negara maju, salah satu langkah yang dapat diambil adalah penggunaan rumah kaca pada daerah pertanian.

Rumah kaca atau greenhouse pada prinsipnya adalah sebuah bangunan yang terdiri dari bahan kaca atau plastik yang sangat tebal dan menutup di seluruh pemukaan bangunan, baik atap maupun dindingnya. Di dalam rumah kaca dilengkapi juga dengan peralatan pengatur temperatur dan kelembapan udara serta distribusi air maupun pupuk. Bangunan ini tergolong bangunan yang sangat langka, karena peralatan yang terdapat di rumah kaca sangat mahal. Padahal peralatan pengatur suhu dan kelembapan di rumah kaca sangat berpengaruh dalam peningkatan kualitas dan menjaga tanaman agar tetap hidup, walau tidak di ekosistemnya.

Pertumbuhan tanaman juga sangat dipengaruhi oleh kelembapan. Apabila kelembapan lingkungan berada di luar batas, maka tanaman tersebut terganggu pertumbuhannya. Setiap golongan tanaman memerlukan kelembapan udara yang berbeda-beda untuk perkembangan optimalnya. Suhu udara mempengaruhi aktifitas kehidupan tanaman, antara lain pada proses fotosintesis, respirasi, transpirasi, pertumbuhan, penyerbukan, pembuahan, dan keguguran buah. Perubahan suhu beberapa derajat saja dapat menyebabkan perubahan yang nyata dalam laju pertumbuhan tanaman. Setiap spesies dan varietas tanaman masing-masing mempunyai suhu cardinal yaitu suhu minimum, optimum dan maksimum. Laju pertumbuhan tanaman sangat rendah apabila tanaman dikondisikan di bawah suhu minimum dan di atas suhu maksimum, sedangkan pada kisaran suhu optimum diperoleh laju pertumbuhan tanaman yang lebih tinggi [1].

(10)

2

WSN (wireless network sensor) banyak digunakan pada berbagai aspek kehidupan, salah satunya pada sektor agriculture. Wireless sensor network adalah jaringan komunikasi sensor yang saling terhubung untuk memonitor kondisi lingkungan tertentu pada suatu lokasi.

Implementasi WSN di bidang pertanian disebut dengan Agricultural Wireless Sensor Network (AWSN), yaitu bertujuan untuk membantu pemantauan proses identifikasi faktor abiotik seperti iklim (suhu, kelembapan udara, angin, cahaya), tanah, air, ruang dan nutrisi. Input dari Wireless Sensor Network akan diklasifikasikan oleh mikrokontroler yang ada pada node sensor kemudian dikirim ke database menggunakan teknologi nirkabel Zigbee.

Berdasarkan latarbelakang masalah maka dilakukan penelitian yang membahas tentang Perancangan Sistem Monitoring Suhu Dalam Rumah Kaca Menggunakan Wireless Sensor Network dan Web Server. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk membuat sebuah sistem dengan Wireless Sensor yang dapat memantau kondisi lingkungan, kemudian mengirimkan data yang telah diolah oleh mikrokontroler ke coordinator dengan teknologi nirkabel zigbee. Rumusan masalah dalam penelitian ini dipaparkan sebagai berikut, Rumah kaca adalah sebuah bangunan di mana tanaman dibudidayakan. Sebuah rumah kaca terbuat dari gelas atau plastik, rumah kaca menjadi panas karena radiasi elektromagnetik yang datang dari matahari untuk memanaskan tumbuhan, tanah, dan barang lainnya di dalam bangunan ini. Rumah kaca dapat memberikan suatu negara persediaan bahan makanan, di mana tanaman tidak dapat tumbuh karena keganasan lingkungan. Rumah kaca melindungi tanaman dari panas dan dingin yang berlebihan, melindungi tanaman dari badai debu dan "blizzard", dan menolong mencegah hama. Pengontrolan cahaya dan suhu dapat mengubah tanah tidak subur menjadi subur, maka rumah kaca membutuhkan sistem yang dapat memantau kondisi lingkungan dalam ruangan. Batasan masalah dalam penelitian yang dilakukan adalah: 1) WSN dirancang pada sektor pertanian; 2) Sistem yang dirancang tidak membahas tentang keamanan data pada wireless sensor; 3) Proses routing dan pembagian IP tidak dibahas dalam sistem yang dirancang; dan 4) Perancangan sistem tidak membahas tentang kemungkinan terjadinya Packet loss. Penelitian yang dilakukan menghasilkan sistem monitoring yang diharapkan dapat memantau suhu dan kelembapan dalam rumah kaca, dan dapat mengambil langkah yang tepat untuk mengembangkan kualitas tanaman dalam rumah kaca.

2. Tinjauan Pustaka

(11)

3

sensor nirkabel. Pada MoteWorks tersedia sekumpulan software yang berupa development tools untuk berbagai macam aplikasi Mote yang diinginkan, termasuk di dalamnya driver untuk sensor, pemrosesan dan pengkondisian sinyal sensor, serta pengambilalihan pesan. MoteWorks meliputi cross-compiler yang optimal untuk mote platform sasaran dan sebuah editor tingkat lanjut untuk aplikasi TinyOS. MoteWorks secara otomatis meng-install dan mengkonfigurasi tools yang ada untuk proses pemasangan yang cepat dan intensitas tinggi [3].

Penelitian lain tentang perancangan sistem WSN yaitu penelitian yang dilakukan oleh Yang Wang yang berjudul Design and Implementation of a Wireless Sensor Network Node Based on Arduino. Penelitian ini membahas Proses kerja sistem perangkat lunak node Wireless Sensor Network. Proses awal sistem adalah menyambungkan node terminal dan sink node, kemudian data sensor dan data daya baterei yang tersisa dikumpulkan, dan diproses oleh terminal node. Selanjutnya, dengan menggunakan protocol ZigBee, data ditransmisikan ke sink node secara nirkabel, setelah data diterima oleh sink node, data yang dikirimkan melalui jalur koneksi USB, dikirim lagi ke port PC. Kemudian PC membaca informasi yang diperoleh dan ditampilkan pada Interface [4].

Penelitian lain membahas tentang perancangan sistem WSN yang terdiri atas beberapa sensor node dengan menggunakan papan mikrokontroler Arduino Uno dan radio Xbee sebagai perangkat transmisi data yang berasal dari node WSN menuju ke coordinator. WSN dibangun berdasarkan standar internasional Zigbee 802.15.4 sebagai protocol komunikasi. Standar Zigbee beroperasi pada frekuensi 2,4 GHz (LAN/MAN Standards Committee, 2011). Keuntungan menggunakan standar Zigbee antara lain: Zigbee membutuhkan daya rendah (misalnya, Zigbee Series 2 yang diimplementasi pada radio Xbee menggunakan daya rendah sebesar 1mW). Konsumsi daya rendah yang dimiliki oleh Zigbee sangat berguna untuk mempertahankan umur hidup yang panjang dari node. Struktur jaringan sensor nirkabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas dua buah sensor node yang berfungsi sebagai node pengambil data yang berasal dari sensor dan sebuah node yang berfungsi sebagai coordinator. Sensor mengambil data suhu dan kelembaban udara dalam waktu bersamaan atau berbeda. Struktur semacam ini menyerupai sebuah jaringan dengan topologi star yang mana masing-masing sensor node berhubungan dengan sebuah hub (dalam hal ini node coordinator) sebagai tempat pengumpul data. Proses komunikasi data sensor suhu dan sensor kelembapan udara menuju ke coordinator menggunakan sebuah protocol komunikasi yang telah ditanam pada masing-masing node. Berdasarkan hasil uji coba, protocol komunikasi juga memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi masing-masing sensor node yang berbeda di dalam sebuah jaringan WSN [5].

(12)

4

menyala (kipas menyala) selama 30 detik, namun jika suhu yang terukur kurang dari 28°C maka relay diberikan kondisi tidak aktif (kipas tidak menyala). Pengujian akalibrasi terhadap suhu kelembaban udara menggunakan termometer digital AZ-HT-02 [6].

Penelitian tentang web server dan sensor juga telah diteliti oleh Amanda Fahmi, dkk., membahas tentang Sistem Monitoring Dan Controlling Air Nutrisi Aquaponik Menggunakan ARDUINO UNO Berbasis Web Server. Pada penelitian ini dilakukan monitoring sekaligus melakukan otomatisasi terhadap perubahan faktor yang mempengaruhi perkembangan tanaman dan ikan pada aquaponik yaitu Derajat Keasaman (PH) dan Elektrokonductivitas (EC). Langkah awal proses kerja sistem adalah membaca data dari sensor sebagai masukan data yang diproses oleh mikrokontroler ARDUINO UNO. Data yang dibaca oleh sensor kemudian dikirim ke web server dan disimpan dalam database. Selanjutnya data ditampilkan dalam bentuk chart statistik pada web. Selain itu data juga terangkum dalam bentuk report monitoring. Apabila nilai data dari PH dan EC tidak berada pada batas normal, maka alert memberikan notifikasi dan sistem controlling bekerja untuk melakukan penyesuaian EC ataupun PH. Selanjutnya data nilai EC dan PH yang telah dikontrol oleh sistem masuk ke dalam report controlling [7].

Berdasarkan beberapa penelitain terdahulu tersebut maka dilakukan penelitian yang membahas tentang Perancangan Sistem Monitoring Suhu Dalam Rumah Kaca Menggunakan Wireless Sensor Network dan Web Server. Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah dengan menggabungkan beberapa penelitian yang telah dilakukan, seperti penggunaan mikrokontroler ARDUINO UNO dengan teknologi Zigbee sampai Interface-nya yang berupa web server, serta implementasi langsung pada rumah kaca. Maksimal range yang dibutuhkan sensor untuk mengirimkan data adalah 10 meter. Untuk daya node sensor menggunakan baterai recharger 9 volt yang mampu bertahan minimal 1 bulan.

Jaringan sensor nirkabel dapat didefinisikan sebagai sistem jaringan dengan multihop dan sifat yang terurai sendiri, terdiri dari sarana transmisi informasi nirkabel dan jaringan sensor nirkabel dengan jumlah besar dan node sensor dengan volume miniaturisasi. Jaringan nirkabel adalah jalur utama yang menghubungkan beberapa elemen dasar, sensor, dan pengguna untuk mendapatkan informasi secara kolaboratif [8].

Topologi jaringan menghubungkan komputer yang satu dengan komputer lainnya dan merangkainya menjadi sebuah jaringan. Point-to-Point Protocol (sering disingkat menjadi PPP) menkapsulasi paket jaringan yang banyak digunakan pada wide area network (WAN). Protokol ini merupakan standar industri yang berjalan pada lapisan data link dan dikembangkan pada awal tahun 1990-an sebagai respon terhadap masalah-masalah yang terjadi pada Serial Line Internet Protocol (SLIP), yang hanya mendukung pengalamatan IP statis kepada para kliennya. Teknologi Point-to-Point digunakan pada kondisi di saat ada satu router lain yang terkoneksi langsung dengan sebuah perangkat router.

(13)

5

hasilnya dalam bentuk halaman web yang umumnya berbentuk dokumen HTML (HyperText Markup Language). Web server berguna sebagai tempat aplikasi web dan sebagai penerima request dari client [9]. Pada umumnya web server telah dilengkapi pula dengan mesin penerjemah bahasa skrip yang memungkinkan web server menyediakan layanan situs web dinamis dengan memanfaatkan pustaka tambahan seperti PHP (PHP: Hypertext Preprocessor) dan ASP (Active Server Pages).

Gambar 1 Arsitektur Web Server [9]

Gambar 1 merupakan arsitektur dari web server. Client melakukan HTTP request ke web server dan web server akan mengembalikan request berupa halaman website meliputi HTML, image, CSS, dan javascript. Server juga dapat melakukan query atau request data ke database jika client ingin mengelola data. Database akan mengembalikan request dari server berupa data dan server menampilkannya berupa halaman web ke client. Dua contoh web server yang sering digunakan adalah Apache 3.1 dan IIS. Sedangkan database yang digunakan adalah MySQL, MySQL merupakan software sistem manajemen database (DBMS) yang sangat populer atau banyak digunakan untuk membangun aplikasi web sebagai sumber data. MySQL bersifat open source, mudah, dan cepat dalam mengeksekusi query.

3. Metode dan Perancangan Sistem

Tahapan penelitian yang digunakan dalam merancang sistem Monitoring Suhu Dalam Rumah Kaca Menggunakan Wireless Sensor Network dan Web Server adalah model SDLC. Model SDLC (Sistems Development Life Cycle) merupakan pendekatan melalui beberapa tahap untuk menganalisis dan merancang sistem, di mana sistem tersebut telah dikembangkan dengan sangat baik melalui penggunaan siklus kegiatan penganalisis dan pengguna secara spesifik.

(14)

6

Tahapan penelitian berdasarkan Model SDLC pada Gambar 2, dijelaskan sebagai berikut, Tahap Perencanaan Sistem : Pada tahap ini dilakukan perencanaan berupa membuat batasan masalah terkait dengan proses pembuatan sistem monitoring menggunakan wireless sensor agar mempermudah peneliti mencapai tujuan akhir dan dapat mengembangkan aktivitas penelitian; Tahap Analisis Sistem : Selanjutnya setelah mengetahui perencanaan sistemnya, maka akan dilakukan analisis dari siklus pengembangan sistem dengan melakukan studi literature mengenai wireless sensor dan mengidentifikasi batasan masalah untuk dapat membangun sistem; Tahap Perancangan atau Desain Sistem Secara umum : Pada tahap ini dimulai pembuatan alat-alat yang digunakan dalam penelitian dan membuat sistem secara terstruktur. Desain arsitektur sistem ditunjukkan pada Gambar 3. Pada arsitektur WSN dijelaskan bahwa node sensor router yang bertugas sebagai end device akan mengirimkan data sensor ke node coordinator. Node coordintor berfungsi sebagai penerima data dan dikirimkan ke PC untuk ditampilkan di web server melalui kabel ethernet.

Gambar 3 Desain Arsitektur Wireless Sensor Network

Tahap Evaluasi dan Seleksi Sistem : Pada tahap ini dilakukan proses pengoptimasian yang melihat apakah sistem sudah dibangun sesuai dengan kebutuhan dari sistem; Tahap Desain (Perancangan) Sistem Secara Terinci : Pada tahap ini memulai membuat sistem sesuai dengan hasil evaluasi yaitu meliputi penambahan komponen-komponen yang diperlukan seperti Node Coordinator dan Node Router seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4 dan Gambar 5.

Gambar 4 Kerangka Node Coordinator [11] Gambar 5 Kerangka Node Router Sensor [11]

(15)

7 4. Hasil dan Pembahasan

Pada bagian ini dijelaskan pembahasan berdasarkan perancangan sistem, yang dilakukan pada proses desain. Tindakan awal yang diambil adalah menghubungkan Node Coordinator dan Node router menggunakan perangkat lunak X-CTU. Di dalam X-CTU, XBee ditentukan function set masing-masing berupa Node Coordinator AT maupun Node router AT dengan memasukkan PAN ID 2001. Kemudian pada Node Coordinator AT di bagian addressing dimasukkan destination address high 13A200 dan destination address low 40A767FC sesuai Node Router yang dituju. Untuk Node Router AT dimasukkan destination address high 13A200 dan destination address low 414E6D6A sesuai Node Coordinator yang dituju. Proses function set pada X-CTU dapat dilihat pada Gambar 6 dan Gambar 7.

Gambar 6 Setting Node Coordinator Gambar 7 Setting Node Router

Proses berikutnya adalah proses perangkaian sistem berdasarkan desain awal yang dapat dilihat pada Gambar 8 dan Gambar 9.

(16)

8

Langkah berikutnya adalah pembuatan kode program yang dimasukkan ke dalam tiap Node Router Sensor ARDUINO UNO. Kode program dapat dilihat pada Kode Program 1.

Kode Program 1 Perintah Untuk Membaca Sensor DHT11 Node Router Sensor 1. void setup()

12. Serial.println(" C : Temperature"); 13. Serial.print(">");

24. Serial.print(kelembaban); //menampilkan nilai kelembaban 25. Serial.print(" Suhu: "); //menampilkan tulisan suhu 26. Serial.println(suhu); //menampilkan nilai suhu

Kode Program 1 merupakan perintah yang berfungsi untuk membaca sensor DHT11 node router sensor. Pada bagian void loop, ARDUINO diprogram untuk membaca sensor DHT11 secara berulang-ulang. Perintah pada baris 7-8 adalah perintah untuk menentukan tipe data yang digunakan yaitu dalam bentuk integer. Perintah pada baris 15 dan 22 adalah untuk memberikan delay kepada suhu dan kelembaban setiap 2000 mili detik saling bergantian diproses, kemudian dikirim langsung melalui XBee yang sebelumnya telah di-setting function-nya.

(17)

9

Kode Program 2 merupakan perintah yang berfungsi untuk menangkap data sensor yang dikirim dari node router secara berualang-ulang. Perintah pada baris 4 sampai baris 23 adalah perintah untuk mengambil data yang dikirim dari node router. Perintah pada baris 28 sampai dengan baris 45 adalah perintah untuk mengolah data dan menampilkan data di serial monitor ARDUINO UNO.

Kode Program 3 Perintah Untuk Menghubungkan Node Coordinator dengan Komputer 1. byte mac[] = {

2. 0xDE, 0xAD, 0xBE, 0xEF, 0xFE, 0xED 3. };

4. IPAddress ip(192, 168, 1, 177); 5. IPAddress gateway(192, 168, 1, 1); 6. IPAddress subnet(255, 255, 255, 0); 7. // Initialize the Ethernet server library 8. // with the IP address and port you want to use

(18)

10 28. server.begin();

29. Serial.print("server is at "); 30. Serial.println(Ethernet.localIP());

31. }

Kode Program 3 merupakan perintah yang berfungsi untuk menghubungkan node coordinator dengan komputer, dengan membuat komunikasi 1 arah ke komputer yang berfungsi sebagai Interface. Pada bagian awal kode program ditentukan ip address dari ARDUINO UNO, subnet dan juga gateway-nya. Port Server yang digunakan adalah Port Default (80) untuk HTTP. Perintah pada baris 20 berfungsi untuk mengecek komunikasi serial antara PC dengan ARDUINO.

Kode Program 4 Perintah Untuk Memanggil Data ke Web Server 1. EthernetClient client = server.available(); 2. if (client) {

3. Serial.println("new client");

4. // an http request ends with a blank line 5. boolean currentLineIsBlank = true; 6. while (client.connected()) {

(19)

11

Kode Program 4 digunakan untuk menampilkan data di Web Server, dengan memanggil data yang telah diterima ARDUINO UNO ke dalam bentuk HTML. Pada baris 18 digunakan untuk memberikan jeda tiap 5 detik pada tampilan HTML. Baris 36 sampai 37 berfungsi untuk menampilkan data yang telah diterima oleh ARDUINO ke HTML.

Pengujian sistem monitoring yang telah dibangun, dilakukan dengan mengimplementasikan sistem pada Rumah Kaca Dinas Perhutani Kota Salatiga. Hasil Pengujian ditunjukkan pada Gambar 10, Gambar 11, Gambar 12 dan Gambar 13.

Gambar 10 Node Coordinator Pada Rumah Kaca Gambar 11 Node Router Pada Rumah Kaca

Gambar 10 menunjukkan Node Coordinator yang dipasang di dekat rumah kaca dengan PC sebagai interface untuk monitoring suhu dan kelembapan. Kemudian Pada Gambar 11 Node Router dipasang di dalam rumah kaca dengan menggunakan baterai sebagai dayanya.

Gambar 12 Tampilan Presentasi Kelembapan Gambar 13 Tampilan Derajat Suhu

(20)

12

Tabel 1 Hasil Pengukuran Suhu dan Kelembaban Pada Rumah Kaca menggunakan Termometer dan Sistem Monitoring

Suhu Kelembapan Suhu Kelembapan

Jumat, 29

(21)

13

5. Simpulan

Berdasarkan perancangan, hasil dan pembahasan dalam penelitian tentang

Perancangan Sistem Monitoring Suhu Dalam Rumah Kaca Menggunakan Wireless Sensor Network dan Web Server, dapat disimpulkan bahwa 1) Sistem monitoring

yang dibangun dapat memantau suhu dan kelembapan dalam rumah kaca; 2) Sistem

monitoring yang dibangun dapat menjadi acuan bagi pengguna untuk mengambil

tindakan lebih lanjut terhadap tanaman dalam rumah kaca agar dapat meningkatkan kualitas dan pengembangan tanaman dalam rumah kaca menjadi lebih baik lagi; dan 3) Penelitian ini juga dapat menjadi perbandingan dan tolak ukur terhadap sistem

wireless sensor network dengan interface yang berbeda. Saran pengembangan ke

depannya adalah 1) Penambahan node sensor agar topologinya menjadi lebih bervariasi lagi; 2) Sistem ini masih membutuhkan koneksi langsung ke internet untuk dapat memenuhi konsep IOE; dan 3) Sistem tidak hanya digunakan di dalam rumah kaca tetapi juga tempat-tempat yang sensitif terhadap suhu dan kelembaban agar sistem dapat bekerja lebih efektif dan efisien.

6. Daftar Pustaka

[1]. Salisbury. F. B. & C. W. Ross. 1992. Plant physiology. 4th edition. Wadsworth Publishing Company. Belomont, Calofornia.

[2]. Klemenjak, C., Egarter, D., & Elmenreich, W. (2016). Yomo: The Arduino-Based Smart Metering Board. Computer Science - Research and

Development, 31(1-2), 97-103. http://dx.doi.org/10.1007/s00450-014-0290-8. [3] Rizativa, M. (2010). Deteksi Kadar pH Air Untuk Monitoring Kualitas Air

Berbasiskan Sensor. http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-12765-Paper.pdf.

[4]. Wang, Y. (2017). Design and Implementation of a Wireless Sensor Network Node Based on Arduino.

http://web.a.ebscohost.com/ehost/pdfviewer/pdfviewer?vid=1&sid=6ba4962d -178b-4ea0-a33a-2205e62e61f6%40sessionmgr4009

[5]. Jusak. (2013). Implementasi ZIGBEE IEEE 802.15.4 Untuk Pemantauan. http://sir.stikom.edu/556/1/2013-ICCS-21.pdf.

[6]. Islam, H. I., Nabilah, N., Atsaurry, S. S., Saputra, D. H., Pradipta, G. M., Kurniawan, A., Irzaman. (2016). Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-Journal) SNF. Sistem Kendali Suhu Dan Pemantauan Kelembaban Udara Ruangan Berbasis ARDUINO UNO Dengan Menggunakan Sensor DHT22 Dan Passive Infrared (PIR).

(22)

14

61_Sistem_Kendali_Suhu_Dan_Pemantauan_Kelembaban_Udara_Ruangan_ Berbasis_ARDUINO_UNO_Dengan_Menggunakan_Sensor_DHT22_DAN_ Passive_Infrared_PIR/links/5949f07caca272a30c6cc4a2/Sistem-Kendali- Suhu-Dan-Pemantauan-Kelembaban-Udara-Ruangan-Berbasis-ARDUINO-UNO-Dengan-Menggunakan-Sensor-DHT22-Dan-Passive-Infrared-PIR.pdf [7]. Ma’arif, A. F., Wijaya, I. A., Ghani, N. A., & Sugiharto, A. (2016). Sistem

Monitoring Dan Controlling Air Nutrisi Aquaponik Menggunakan Arduino Uno Berbasis Web Server.

https://www.researchgate.net/publication/309877918_System_Monitoring_An d_Controlling_Water_Nutrition_aquaponics_Using_Arduino_Uno_Based_W eb_Server/fulltext/5900ce454585156502a02391/309877918_System_Monitor ing_And_Controlling_Water_Nutrition_aquaponics_Using_Arduino_Uno_B ased_Web_Server.pdf?origin=publication_detail

[8]. Barbon, G., Margolis, M., Palumbo, F., Raimondi, F., & Weldin, N. (2016). Taking Arduino To The Internet Of Things: The Asip Programming Model. Computer Communications, s 89–90, 128-140.

http://dx.doi.org/10.1016/j.comcom.2016.03.016.

[9] Warman, I., & Zahni, A., (2013). Rekayasa Web Untuk Pemesanan

Handphone Berbasis JQUERY pada Permata Cell, Jurnal Momentum, Vol. 15, No. 2, ISSN : 1693-752X.

[10] COX, C. A. (1985). A Dynamic Systems Development LifeCycle,

http://web.a.ebscohost.com/ehost/pdfviewer/pdfviewer?vid=0&sid=e1d6a7d6 -9ede-4ec6-bfd7-6eec1d7c06e8%40sessionmgr4009.

[11] Configuring a Sensor Node and IoT Gateway to Collect and Visualize Data

— Part 2. (2015, july 6). Retrieved from thenewstack.io:

Gambar

Gambar 2 SDLC Model [10]
Gambar 3 Desain Arsitektur Wireless Sensor Network
Gambar 9 Node Router Sensor
Gambar 10 Node Coordinator Pada Rumah Kaca
+2

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Berkat serta Karunia-Nya sehingga penulis dapat melaksanakan Kuliah Kerja Media di

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada penelitian ini adalah : “Bagaimanakah karakteristik hipertensi pada pasien lansia di RSUP H.

Aset diklasifikasikan sebagai aset dimiliki untuk dijual ketika nilai tercatatnya akan dipulihkan terutama melalui transaksi penjualan daripada melalui pemakaian

In contrast to the standard design procedure, product quality driven process design starts from the specified prod- uct quality and searches in the backward direction using a

Pencapaian dan peningkatan Advanced Mathematical Thinking mahasiswa yang memperoleh pembelajaran Model PACE , baik secara keseluruhan maupun untuk semua level kemampuan

Tunagrahita mampudidik umumnya tidak desertai dengan kelainan fisik baik sensori maupun motoris, sehingga kesan lahiriah anak mampudidik tidak berbeda dengan anak normal

[r]

Berdasarkan uraian mengenai elemen-elemen pembentukan karya seni di atas dapat dinyatakan bahwa konsep bentuk dalam penciptaan Imajinasi Tentang Ayam Dalam Lukisan adalah