Biological explore merupakan wisat a yang mengenalkan keanekaragaman hayat i, biot a di
lingkungan pant ai, karst dan gunung. Akt ivit as yang dilakukan yait u dengan melakukan pengamat an, pengumpulan sampel unt uk herbarium, dan diskusi at as j enis-j enis makhluk hidup
yang dij umpai di lokasi kaj ian.
Dalam buku panduan ini, kami menyampaikan suat u bent uk pembelaj aran yang disesuaikan dengan
kondisi dil apangan. Dengan harapan siswa/ i dapat menyesuikan dasar t eori yang didapat kan
dengan penget ahuan dilapangan secara langsung. Buku Panduan ini t elah disesuikan dengan
kurikulum yang ada. Sehingga sangat mudah unt uk dipahami.
Unt uk melihat hasil yang didapat kan oleh para pesert a ( siswa/ i ) maka kami melangkapi dengan
buku Lembar Kerj a Siswa yang t erpisah. Lembar Kerj a Siswa sebagai panduan kerj a dan melihat
hasil kerj a siswa selama mengikut i program Wisat a Pendidikan di lapangan.
Selain Buku Panduan t ent ang Biological explore kami pun memiliki beberapa seri lainnya yang menyangkut pelaj aran t ert ent u ; Geographical Field Trip dan Archaeological Adventure. Dan beberapa Lembar Kerj a Siswa dal am bent uk paket -paket .
Demikian yang dapat kami sampikan, kami menyadari masih banyak kekurangan dan hal -hal yang
mungkin t idak kami ket ahui sebelumnya. Kami berharap dapat menerima krit ik dan saran unt uk
pengembangan dunia pendidikan khususnya perbaikan kualit as Buku Panduan ini.
Hormat kami,
Judul Indonesia : Dasar Teori Biological Explore Sub Bahasan : Biot a Laut
Penyusun : Irman Ariadi
Edit or : Sof an Wardhana S. si
Desain Sampul : Khusnur Rof iq
Penerbit : Geowisat a Tour & Travel
Digunakan Untuk Kalangan Terbatas
Cet akan Kedua : Desember 2008
Unt uk inf ormasi lebih lanj ut t ent ang produk dan l ayanan kami yang lain, Hubungi :
GEOWISATA Tour and Travel,
Condongsari d. 13 Condongcat ur Depok
Sleman Yogyakart a
Telp : 0274 - 486. 348 - 650. 5026
Fax : 0274 - 486. 348
E-mail : enquiry@geowisat a. com
Web : www.geowisata.com
Mot t o :
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Tanaman Put ri Malu mempunyai gerak irit abilit as . . . 5
Gambar 2 : Ikan, Makhluk Hidup yang Habit at nya Di Air. . . . 6
Gambar 3 : Telur-t elur Aves yang sudah di awet kan . . . 6
Gambar 4 : Cont oh Keanekaragaman Ekosist em . . . 8
Gambar 5 : Cont oh Keanekaragaman j enis Biot a Laut . . . 9
Gambar 6 : Hut an adalah Ekosist em dengan Keanekaragaman Hayat i t erbesar . . . 9
Gambar 7 : Cont oh Simbiosis Mut ualisme . . . 13
Gambar 8 : Cont oh Carnivora yang Telah Diawet kan . . . 14
Gambar 9 : Kera merupakan hewan Bioma Hut an Basah . . . 16
Gambar 10 : Ikan merupakan Cont oh Nekt on . . . 19
Gambar 11 : Hut an Merupakan Unsur Keseimbangan Lingkungan . . . 20
Gambar 12 : Cont oh Jamur yang Tumbuh di Hut an . . . 23
Gambar 13 : Cont oh Herbarium Kering . . . 29
Gambar 14 : Cont oh Mollusca yang Sudah Diawet kan . . . 36
Gambar 15 : Cacing Tanah, merupakan Cont oh Annelida . . . 37
Gambar 16 : Lobst er, Cont oh Crust acea Sudah Diawet kan . . . 38
Gambar 17 : Bel alang merupakan cont oh ort hopt era . . . 40
Gambar 18 : Ular, Cont oh Chordat a . . . 42
RUANG LINGKUP BIOLOGI
Alam semest a dicipt akan oleh Al lah swt , dengan beraneka ragam j enis makhluk hidup yang
mempunyai karakt erist ik masing-masing, dan it u merupakan bent uk keaj aiban alam. Biol ogi
yang berasal dari kat a bios (hidup) dan l ogos (penget ahuan), merupakan ilmu penget ahuan
yang mengkaj i dan menj elaskan t ent ang makhluk hidup.
Gambar 1 : Tanaman Put ri Mal u mempunyai gerak irit abil it as Phot o by Irman Ariadi, 2008.
Adapun Ciri ciri Mahluk hidup Adalah Sebagai Berikut :
1). Memerlukan nut risi. 2). Repirasi. 3) Irit abilit as. 4)
Bergerak. 5) Eskresi. 6) Reproduksi. 7) Tumbuh.
Tingkat an – t ingkat an Organisasi Dalam Kehidupan
Gambar 2 : Ikan, Makhl uk Hidup berabit at Di Air. Phot o by Irman Ariadi, 2008.
Gambar 3 : Tel ur-t el ur Aves yang sudah di awet kan Phot o by Chol if ah, , 2008.
Apa ya manfaatnya belajar Biologi?
Kit a bisa mempelaj ari sist em anat omi diri kit a at au makhluk hidup lain
Membant u melihat kondisi dunia dan alam kehidupan yang t erdapat beraneka ragam j enisnya
BIODIVERSITY
Keanekaragaman hayati at au biodiversitas (Bahasa Inggris: biodiversity) adalah suat u ist ilah pembahasan yang mencakup semua bent uk kehidupan, yang secara il miah dapat
dikelompokkan menurut skala organisasi biol ogisnya, yait u mencakup gen, spesies t umbuhan,
hewan, dan mikroorganisme sert a ekosist em dan proses-proses ekologi dimana bent uk
kehidupan ini merupakan bagiannya.
A.
Jenis keanekaragaman hayati
Keanekaragaman genet ik (genetic diversity); Jumlah t ot al inf ormasi genet ik yang
t erkandung di dalam individu t umbuhan, hewan dan mikroorganisme yang mendiami
bumi.
Keanekaragaman spesies (species diversity); Keanekaragaman organisme hidup di bumi
(diperkirakan berj umlah 5 - 50 j ut a), hanya 1, 4 j ut a yang baru dipelaj ari.
Keanekaragaman ekosist em (ecosystem diversity); Keanekaragaman habit at , komunit as
biot ik dan proses ekol ogi di biosf er.
Keanekaragaman pada Berbagai Tingkat an Persekut uan Makhluk
Unt uk menget ahui mengapa t erj adi keanekaragaman j enis, t erlebih dahulu akan dibahas
t ent ang apa yang menyebabkan adanya keanekaragaman ekosist em.
B.
Keanekaragaman Ekosistem
Ekosist em t erdiri at as perpaduan berbagai j enis makhluk hidup (unsure biot ic) dengan
lingkungan abiot ik yang meliput i f act or f isis (t anah, air, iklim) dan f act or kimia
(keasaman dan salinit as) sert a t erj adi saling int eraksi ant ara sat u sama lainnya.
Perpaduan ant ara unsure biot ic yang bervariasi dengan f act or abiot ik yang
ekosist em yang ada di alam ini t ersusun dari organisme yang sama dengan lingkungan
f isik dan kimia yang sama. Suat u t ipe ekosist em t ert ent u akan t erdiri at as kombinasi
organisme besert a unsure lingkungan yang khas dan berbeda dengan susunan kombinasi
ekosist em yang l ain.
Cont oh:
a. Padi di sawah, membent uk ekosist em sawah
b. Ikan mas di kolam, membent uk ekosist em kolam
c. Kelapa di pant ai, membent uk eksist em pant ai
Gambar 4 : Cont oh Keanekaragaman Ekosist em Phot o by Irman Ariadi, 2008.
C.
Keanekaragaman Jenis
Jenis (spesies) adalah kel ompok individu yang mempunyai banyak persamaan ciri
(dikenal dari bent uk at au penampilan) dan mampu unt uk saling kawin dengan sesamanya
secara bebas sert a menghasilkan ket urunan yang subur (fertile). Pada makhluk hidup yang berkembang biak secara t ak kawin, bat asan j enis dit ent ukan oleh kemampuan
renik. Set iap j enis makhluk hidup t erbent uk oleh kecocokan kandungan genet ika yang
mengat ur sif at -sif at menurun j enis t ersebut dengan lingkungan t empat hidup (habit at ).
Oleh karena lingkungan (habit at ) j enis it u beranekaragam maka j enis yang dihasilkan
j uga akan berbeda.
Cont oh :
a. Kelapa, habit at : pant ai
b. Aren, habit at : pegunungan basal
c. Siwalan, habit at : t empat kering
Gambar 5 : Cont oh Keanekaragaman j enis Biot a Laut
Phot o by Irman Ariadi, 2008.
Gambar 6 : Hut an adal ah Ekosist em dengan Keanekaragaman Hayat i t erbesar
Phot o by Irman Ariadi, 2008.
Keanekaragaman dalam sat u j enis (spesies) sepert i t ampak pada j enis sapi disebut
variasi. Variasi dalam j enis disebabkan adanya perbedaan f akt or-f akt or pengat ur sif at
(gen) yang t erdapat pada individu.
D.
Pemanfaatan Keanekaragaman Hayati
Pemanf aat an keanekaragaman genet ika pada t ingkat individu dil akukan dengan
pembudidayaan t umbuhan dan hewan. Pembudidayaan diawali dengan memilih individu
yang paling baik dari populasi liar yang ada. Pemilihan ini didasarkan pada t ot alit as
Kemaj uan ilmu dan t eknologi dalam bidang sel eksi dan pemuliaan melalui persilangan,
meningkat kan pemanf aat an organisme. Bukan saj a di t ingkat individu, t et api pada
t ingkat an gen sebagai penent u sif at organisme. Cont ohnya, persil angan ant ara dua j enis
padi yang memiliki sif at yang berbeda.
Sif at yang menent ukan rasa dan umur dikendalikan oleh gen t ert ent u. Penyilangan ant ar
padi rasa enak berumur panj ang dengan padi rasa t idak enak berumur pendek
Hasil penyilangan di at as seleksi dan diperoleh bibit unggul yait u padi rasa enak berumur
pendek.
E.
Pelestarian Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman sumberdaya hayat i mut l ak diperlukan unt uk menunj ang kehidupan
dimuka bumi ini dalam upaya memenuhi kebut uhan dasar manusia, kit a t elah
memanf aat kan sumber daya alam yang ada di sekit ar kit a. Unt uk menj aga
kelest ariannya perlu pengelolaan kegiat an manusia dalam memanf aat kan
keanekaragaman hayat i t ersebut .
Berikut beberapa usaha pelest arian keanekaragaman hayat i, ant ara lain:
EKOSISTEM
Int eraksi ant ara makhluk hidup dan lingkungannya akan membent uk ekosist em. Di dalamnya
t erj adi int eraksi yang kompleks dan memiliki komponen penyusun yang beragam. Ekosist em
t erdiri dari komponen biot ik maupun abiot ik. Dilihat dari susunan dan f ungsinya, suat u
ekosist em t ersusun at as berbagai komponen yait u :
a) Komponen autotrof
(Aut o = sendiri dan trophikos = menyediakan makan). Aut ot rof adalah organisme yang mampu menyediakan/ mensint esis makanan sendiri yang berupa bahan organik
dari bahan anorganik dengan bant uan energi sepert i mat ahari dan kimia. Komponen
aut ot rof berf ungsi sebagai produsen, cont ohnya t umbuh-t umbuhan hij au.
b) Komponen heterotrof
(Heteros = berbeda, trophikos = makanan). Het erot rof merupakan organisme yang memanf aat kan bahan-bahan organik sebagai makanannya dan bahan t ersebut
disediakan oleh organisme lain. Yang t ergolong organisme het erot rof adal ah
Pengurai adalah organisme het erot rof yang menguraikan bahan organik yang
berasal dari organisme mat i (bahan organik kompleks). Organisme pengurai
menyerap sebagian hasil penguraian t ersebut dan melepaskan bahan-bahan yang
sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Yang t ermasuk pengurai
Makhluk hidup, hidup berdampingan dengan makhluk hidup lainnya sesama spesies disebut
dengan populasi. Suat u individu dianggap sebagai anggot a populasi t ert ent u apabila mereka
hidup bersama dalam sat u populasi, berf ungsi sebagai anggot a populasi, mempunyai
persamaan anat omi dan f isiologi dengan anggot a lainnya, sert a dapat melakukan
int erhibridisasi dengan anggot a-anggot a populasi t ersebut .
Dalam sebuah populasi t erj adi int eraksi ant ar anggot anya. Hubungan int eraksi t ersebut
dibedakan menj adi beberapa int eraksi yait u:
a. Net ral, bila t idak ada saling mempengaruhi diant ara populasi
b. Kompet isi, bila t erj adi persaingan ant ara populasi
c. Mut ualisme , bil a ant ara populasi t erj adi hubungan saling mengunt ungkan
d. Predasi , hubungan ant ara pemangsa dan mangsanya
e. Parasit isme, bila salah sat u popul asi parasit t erhadap populasi lain
f . Komensialisme, int eraksi ant arpopulasi, dimana populasi yang sat u unt ung sedang yang
lainnya t idak merasa dirugikan.
Makhluk hidup dalam populasi t ersebut saling berint eraksi dengan populasi lain sehingga
t erbent uk suat u komunit as. Dalam komunit as t erj adi int eraksi int raspesies maupun
int erspesies membent uk t ipe komunit as t ert ent u. Komunit as dapat dibedakan menj adi dua
yait u komunit as t erest rial dan akuat ik.
a. Komunit as t erest rial, t ersusun at as kelompok organisme yang t erdapat di darat .
Misalnya organisme yang hidup di hut an, padang rumput , gurun pasir, dsb.
b. Komunit as akuat ik, t ersusun at as kelompok organisme yang hidup di air, sepert i di laut ,
Gambar 7 : Cont oh Simbiosis Mut ual isme Phot o by Irman Ariadi, 2008.
Komunit as makhluk hidup pada suat u t empat besert a dengan f akt or lingkungannya akan
membent uk suat u ekosist em. Jadi ekosist em t ersusun oleh int eraksi ant ara komponen biot ik
dan abiot ik. Lingkungan Biot ik berupa makhluk hidup lainnya yang t erdapat disekit ar suat u
organisme. Sedangkan lingkungan abiot ik adalah benda-benda t ak hidup yang berada di
lingkungan suat u organisme.
1. Komponen biot ik (hayat i), t erdiri at as t iga j enis ant ara lain: produsen, konsumen, dan
pengurai (dekomposer)
2. Komponen abiot ik (non hayat i), t erdiri at as benda- benda t ak hidup sert a keadaan yang
t erdapat dalam suat u ekosist em, misalnya t anah, air, udara, iklim, panas, dingin,
Di dalam ekosist em t ersebut yang di dalamnya t erdapat produsen dan konsumen. Berdasarkan
macam makanannya, konsumen dibedakan menj adi t iga yait u :
♦ Herbivor memakan t umbuhan langsung, cont ohnya kambing, sapi, kerbau, dan beberapa serangga. Herbivor dalam rant ai makanan menempat i posisi konsumen primer.
♦ Karnivor berupa hewan-hewan pemakan daging misal kucing, harimau, singa, dsb ♦ Omnivor adalah hewan yang memakan t umbuhan maupun hewan lainnya. Cont oh hewan
omnivora ant ara lain ayam. Manusia t ermasuk omnivora, dan menempat i posisi sebagai
konsumen puncak.
Gambar 8 : Cont oh Carnivora yang Telah Diawet kan Phot o by Chol if ah, 2008.
Hubungan ant ar organisme dal am ekosist em berupa perist iwa makan memakan dengan arah
t ert ent u disebut rant ai makanan ( food chain). Rant ai makanan merupakan perpindahan energi dari sinar mat ahari yang mula-mula dipakai oleh t umbuhan melalui serangkaian
organisme dalam perist iwa makan memakan dengan arah t ert ent u. Tumbuhan sebagai
produsen dimakan oleh konsumen pert ama, kemudian konsumen pert ama dimakan oleh
konsumen kedua, dan set erusnya sampai konsumen puncak, dan berakhir pada pengurai. Ada
dua t ipe rant ai makanan yait u rant ai makanan herbivor dan rant ai makanan det rit ivor. Akan
t et api int erksi makan-memakan t ersebut t idak berj alan lurus dan sederhana, melainkan
organisme dapat menempat i lebih dari sat u t ingkat t rof ik. Hubungan t ersebut sangat
Ekosist em perairan dibedakan at as ekosist em air t awar dan ekosist em air Laut .
1.
Ekosistem Darat
memiliki akar panj ang sert a mempunyai j aringan unt uk menyimpan air. Hewan yang
hidup di gurun ant ara lain rodent ia, ular, kadal, kat ak, dan kalaj engking.
2. Bioma padang rumput
Bioma ini t erdapat di daerah yang t erbent ang dari daerah t ropik ke subt ropik. Ciri
-cirinya adalah curah huj an kurang lebih 25-30 cm per t ahun dan huj an t urun t idak
t erat ur. Porosit as (peresapan air) t inggi dan drainase (aliran air) cepat . Tumbuhan
pada kelembapan. Hewannya ant ara lain: bison, zebra, singa, anj ing liar, serigala,
gaj ah, j erapah, kangguru, serangga, t ikus dan ular.
3. Bioma Hutan Basah
Bioma Hut an Basah t erdapat di daerah t ropika dan subt ropik Ciri-cirinya adalah,
curah huj an 200-225 cm per t ahun. Species pepohonan relat if banyak, j enisnya
berbeda ant ara sat u dengan yang lainnya t ergant ung let ak geograf isnya. Tinggi
pohon ut ama ant ara 20-40 m, cabang-cabang pohon t inggi dan berdaun lebat hingga
membent uk t udung (kanopi). Dalam hut an basah t erj adi perubahan iklim mikro
(iklim yang langsung t erdapat di sekit ar organisme). Daerah t udung cukup
mendapat sinar mat ahari. Variasi suhu dan kelembapan t inggi/ besar; suhu
sepanj ang hari sekit ar 25° C. Dalam hut an basah t ropika sering t erdapat t umbuhan
khas, yait u liana (rot an), kakt us, dan anggrek sebagai epif it . Hewannya ant ara lain,
kera, burung, badak, babi hut an, harimau, dan burung hant u.
Gambar 9 : Kera merupakan hewan Bioma Hut an Basah Phot o by Irman Ariadi, 2008.
4. Bioma hutan gugur
Bioma hut an gugur t erdapat di daerah beriklim sedang, Ciri-cirinya adalah curah
(dingin, semi, panas, dan gugur). Jenis pohon sedikit (10 s/ d 20) dan t idak t erlal u
hut an yang t ersusun at as sat u spesies sepert i konif er, pinus, dap sej enisnya. Semak
dan t umbuhan basah sedikit sekali. Hewannya ant ara lain moose, beruang hit am,
aj ag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selat an pada musim gugur.
6. Bioma tundra
Bioma t undra t erdapat di belahan bumi sebelah ut ara di dalam lingkaran kut ub
ut ara dan t erdapat di puncak-puncak gunung t inggi. Pert umbuhan t anaman di
daerah ini hanya 60 hari. Cont oh t umbuhan yang dominan adalah Sphagnum, liken, t umbuhan bij i semusim, t umbuhan kayu yang pendek, dan rumput . Pada umumnya,
t umbuhannya mampu beradapt asi dengan keadaan yang dingin. Hewan yang hidup
di daerah ini ada yang menet ap dan ada yang dat ang pada musim panas, semuanya
berhent i sendiri. Tumbuhan t ingkat t inggi, sepert i t erat ai (Nymphaea gigantea), mempunyai akar j angkar (akar sulur). Hewan dan t umbuhan rendah yang hidup di
habit at air, t ekanan osmosisnya sama dengan t ekanan osmosis lingkungan at au isot onis.
Adaptasi hewan
Ekosist em air t awar dihuni oleh nekt on. Nekt on merupakan hewan yang bergerak akt if
dengan menggunakan ot ot yang kuat . Hewan t ingkat t inggi yang hidup di ekosist em air
t awar, misalnya ikan, dalam mengat asi perbedaan t ekanan osmosis mel akukan
osmoregulasi unt uk memelihara keseimbangan air dalam t ubuhnya melalui sist em
ekskresi, insang, dan pencernaan.
Habit at air t awar merupakan perant ara habit at laut dan habit at darat . Penggolongan
organisme dalam air dapat berdasarkan aliran energi dan kebiasaan hidup.
1. Berdasarkan aliran energi, organisme dibagi menj adi dua yait u : ♦ autotrof (t umbuhan),
♦ fagotrof (makrokonsumen), yait u karnivora predat or, parasit , dan saprot rof
at au organisme yang hidup pada subst rat sisa-sisa organisme.
2. Berdasarkan kebiasaan hidup, organisme dibedakan sebagai berikut : ♦ Plankton;
t erdiri alas f it oplankt on dan zooplankt on, biasanya melayang-layang (bergerak
pasif ) mengikut i gerak aliran air. ♦ Nekton;
Gambar 10 : Ikan merupakan Cont oh Nekt on Phot o by Irman Ariadi, 2008.
B.
Makhluk Hidup dan Lingkungannya
Environment at au lingkungan adalah segala sesuat u yang berada di luar suat u mahkluk hidup.
Lingkungan bagi seorang manusia diant aranya adalah f akt or-f akt or suhu, makanan dan
manusia lainnya. Suat u lingkungan t anaman bisa t erdiri dari t anah, sinar mat ahari dan
binat ang yang akan memakan t anaman. Lingkungan abiot ik diant aranya adalah suhu, air,
udara dan sinar mat ahari. Lingkungan biot ik diant aranya ganggang dan makanan. Keduanya
biot ik dan abiot ik membent uk keseluruhan lingkungan dari mahkl uk hidup maupun non hidup.
Lingkungan abiot ik t erdiri dari f akt or-f akt or sepert i t anah, air, udara dan radiasi. Lingkungan
abiot ik membent uk banyak obj ek dan memberi kekuat an yang mempengaruhi sat u dengan
yang lainnya dan mempengaruhi komunit as di sekit ar mahkluk hidup. Misalnya j enis-j enis
t anaman dan binat ang yang hidup dan bagaimana cara mereka hidup di ekosist em suat u
Fakt or lingkungan t idak bekerj a secara sendiri-sendiri. Mereka saling mempengaruhi sat u
dengan yang lainnya dan mempengaruhi komunit as di sekit ar mahkl uk hidup. Benda hidup dan
mat i dipengaruhi oleh huj an, salj u, suhu yang panas at au dingin, penguapan air, kelembaban,
angin, dan sej umlah kondisi-kondisi cuaca lainnya. Kegiat an yang dilakukan oleh manusia j uga
akan mempengaruhi lingkungan sekit arnya. Manusia membangun rumah dan menggunakan
pakaian unt uk melindungi t ubuh mereka dari iklim yang keras. Mereka mempelaj ari cuaca
dengan t uj uan unt uk menget ahui cara mengat urnya.
Lingkungan t empat hidup suat u organisme t idak t et ap, t et api selalu mengalami perubahan
karena berbagai sebab. Perubahan Lingkungan, dapat t erj adi secara :
a. alamiah, misalnya kemarau panj ang
b. akibat campur t angan manusia, misalnya menangkap ikan dan memberant as hama
dengan zat racun, menebang dan membakar hut an, pengeringan rawa, pembuat an j alan,
dsb.
Sosial dan budaya disekelilingnya merupakan bagian pent ing dari lingkungan biot ik manusia.
Perkembangan sist em syaraf yang pesat meningkat kan daya ingat , daya pikir, dan komunikasi.
Manusia mengaj arkan sat u sama lainnya t ent ang hal -hal yang t elah mereka pelaj ari. Dengan
bert ambahnya penget ahuan manusia mengembangkan agama, seni, musik, sast ra, t ehnologi
dan ilmu penget ahuan. Kekayaan budaya dan kekayaan biol ogis manusia menj adikan manusia
melebihi binat ang dan mampu mengat ur. Akan t et api kegiat an manusia dalam memenuhi
kebut uhan hidupnya dan perkembangan budaya manusia sering secara sadar at au t idak
disadari dapat mengganggu keseimbangan ekosist em. Hal ini akan menimbulkan masalah
lingkungan, misal pencemaran lingkungan dan perusakan f isik. Secara umum, kegiat an
manusia yang dapat mengganggu ekosist em kit a dapat dibagi menj adi 3 yait u perusakan
habit at secara f isik, pengurangan keanekaragaman spesies, dan mengurangi kompet isi ant ar
makhluk hidup di ekosist emnya.
Ada berbagai kerusakan f isik yang disebabkan oleh akt ivit as manusia diant aranya adalah
pembukaan l ahan unt uk pert anian, pemukiman, at au unt uk dimanf aat kan kayunya t anpa
menanam kembali, pemanf aat an t erumbu karang dan hut an bakau secara t idak bert anggung
j awab, sert a pencemaran pant ai dan laut . Int ensif ikasi pert anian monokult ur dan pembukaan
hut an unt uk dit anami dengan t anaman budidaya sej enis j uga akan mengganggu keseimbangan
lingkungan karena akan mengurangi keanekaragaman ekosist em. Saat ini t idak ada sat u
bagian pun t empat di at as bumi ini yang t idak t ersent uh oleh t angan –t angan manusia dan
t eknologinya. Pembukaan lahan unt uk pert anian, pemukiman, at au indust ri, penambangan
dan eksploit asi sumber daya alam lainnya t el ah mengganggu ekosist em, menyebabkan
FUNGI
Jamur at au f ungi lebih dikenal dengan nama cendawan, lapuk, kulat , at au kapang. Jamur
dapat t umbuh di bat ang t umbuhan, dihalaman rumah set elah huj an, sisa makanan yang sudah
Manf aat Jamur
a. Berperan dalam pembuat an t apai, rot i, dan t empe
b. Berperan dalam pembuat an anggur, bir, sake, at au wine.
c. Pembuat an obat -obat an at au zat ant ibiot ik
d. Pengurai sampah
Gambar 12 : Cont oh Jamur yang Tumbuh di Hut an
ALGAE
Algae ada yang uniseluler berf lagela dan t idak berf lagela dan bent uk mult iseluler. Alga
mult iseluler mempunyai bermacam-macam bent uk t ubuh yait u berupa kol oni ( mot il & kokoid
), agregasi ( bent uk palmeloid, dendroid, dan rizopoidal), bent uk f ilament ik ( f ilamen
sederhana, bercabang, het erot rikh, pseudoparenkhimat ik), dan bent uk sif on/ pipa.
Sist em klasif ikasi algae ada bermacam-macam. Mulanya alga dibagi menj adi empat kelas
Seiring dengan maj unya il mu penget ahuan t erut ama dalam penelit ian f isiologi, biokimia, dan
penggunaan mikroskop elekt ron, maka klasif ikasi algae ke dalam divisinya, kini didasarkan
1. Hasil f ot osint esis berupa amilum dan t ersimpan dalam khloroplas.
2. Khloroplas berj umlah sat u at au lebih; berbent uk mangkuk, bint ang, lensa, bulat ,
3. Sel berint i sej at i, sat u at au lebih.
c. kol oni mot il (sel-sel dalam koloni mempunyai f lagela) Volvox sp d. kol oni nonmot il (kokoid ): Pediastrum sp. , Hydrodictyon sp.
l. berbent uk silinder yang beruang di t engah: Enteromorpha m. berbent uk sif on/ spnosit ik: Caulerpa sp. , Codium sp.
Perkembangbiakan :
1. secara veget at if : dengan f ragment asi t alusnya
2. secara aseksual: dengan pembent ukan zoospora, aplanospora, hipnospora,
aut ospora.
3. secara seksual: isogami, Anisogami, oogami, aplanogami.
Tempat hidup:
Tet rasporales, Ulot hrichales, Ulvales, Schizogoniales (Prasiolales) Cladophorales,
Siphonocladales. Oleh beberapa penulis, Tet rasporales dan Volovocales sering disat ukan
menj adi sat u bangsa, yait u Vol vocales dan Tet rasporales dianggap sebagai anak bangsa
dan Volvocales. Mereka berpendapat bahwa kedua ordo t ersebut hanya mempunyai
sedikit perbedaan.
Di sini akan kit a bahas beberapa cont oh ordo dari kelas Chlorophyceae.
Ordo Ulvales t al usnya membent uk lembaran melebar at au sepert i pipa. Cont ohnya Ulva, Enteromorpha, dan Monostroma.
Ordo Cladophorales t alusnya berbent uk f ilamen bercabang at au t idak bercabang.
Memiliki dua t ipe dasar daur hidup yait u isomorf ik dan het eromorf ik. Daur isomorf ik,
kedua ket urunannya berbent uk f ilamen semua, cont oh pada Cladophora dan Chaetomorpha. Sedangkan daur het eromorf ik memiliki dua bent uk hidup yait u t alus
uniseluler dan t alus f ilament ik yang hidup bebas. Cont oh Spongomorpha.
Ordo Zignemat ales t ubuh veget at if nya uniseluler at au berupa f ilamen, gamet nya
amuboid t idak berf lagel. Cont ohnya Spirogyra, yang t ubuhnya f ilament ik t idak bercabang, hidup di air t awar, reproduksi dengan f ragment asi dan konj ugasi.
Ordo Chlorococcales t alusnya uniseluler at au kol oni, cont ohnya Pediastrum dan Hydrodictyon.
Ordo Siphonales t aslusnya t idak bersekat (senosit ik), bercabang-cabang. Cont ohnya
Caulerpa, Codium, dan Halicystis.
Kelas Charophycaea
Charophyceae disebut ganggang karangan karena mempunyai cabang yang t erat ur
sepert i karangan. Talusnya t egak, beruas dan bercabang-cabang. Cabang yang
pert umbuhannya t ak t erbat as keluar dari buku-buku t ersebut dan dari set iap buku keluar
cabang yang pert umbuhannya t erbat as, yait u cabang lat eral (f iloid) yang let aknya
melingkari buku t ersebut . Tubuh umumnya diliput i oleh CaCO3. Charophyceae hanya
memiliki sat u ordo Charales. Semua j enisnya merupakan algae air t awar hidup di bawah
Reproduksi.
a. secara seksual dengan oogami. Alat kelamin bet ina dikelilingi benang-benang st eril
yang let aknya melingkar hingga membent uk spiral. Alat kelamin j ant an, t erdiri
dari sat u sel, masing-masing ant eridium disat ukan dalam f il amen yang uniseriat e
dan dibungkus ol eh selubung yang t erdiri dari 8 sel.
b. secara veget at if dengan membent uk bint ang-bint ang amilum dan bulbus.
B.
Divisi Phaeophyta
Hanya t erdiri dari sat u kelas : Phaeophyceae
Ciri-ciri
1. Tubuh selalu berupa t alus yang mult iseluler yang berbent uk f ilamen, lembaran at au
menyerupai semak/ pohon yang dapat mencapai beberapa puluh met er, t erut ama
j enis-j enis yang hidup di laut an daerah beriklim dingin.
2. St rukt ur veget at if nya mengandung khloroplast berbent uk bulat , bulat panj ang,
sepert i pit a; mengandung khlorof il a dan khl orof il c sert a beberapa sant of il
misalnya f ukosant in. Cadangan makanan berupa laminarin dan manit ol. Dinding sel
mengandung selulose dan asam alginat .
Alga ini memiliki sel reproduksi yang mot il baik zoospora at aupun zoogamet berf l agela 2
buah, t idak sama panj ang dan t erlet ak dibagian lat eral dari sel . Reproduksi aseksual
dilakukan dengan pembent ukan zoospora at au aplanospora. Reproduksi seksual
dilakukan secara isogami, anisogami at au oogami.
Phaeophyceae mempunyai daur hidup dengan pergant ian ket urunan, kecuali j enis-j enis
C.
Divisi Rhodophyta
3. Cadangan makanan berupa t epung f loridea yang t erdapat diluar khloroplas.
4. Talusnya hampir semua mult isel uler, hanya 2 marga saj a yang uniseluler. Talus
yang mult iseluler berbent uk f ilamen silinder at aupun helaian. Pada dasarnya t al us
yang mult iseluler, t erut ama yang t inggi t ingkat annya t erdiri dari f ilamen-f ilamen
yang bercabang-cabang dan let aknya sedemikian rupa hingga membent uk t alus yang
pseudoparenkhimat ik. Talus umumnya melekat pada subst rat dengan perant araan
alat pelekat . Pada Rhodophyt a yang t inggi t ingkat annya ada 2 t ipe t alus:
membent uk karposporangium yang int inya diploid int i karposporangium
mengadakan meiosis dan membent uk karpospora yang hapl oid. Karposporof it
berada pada gamet of it .
2. Trif asik: int i zigot hanya membelah mit osis, membent uk karposporangium dengan
karpospora yang dipl oid. Karposporof it t erdapat pada gamet of it , karpospora yang
diploid t umbuh menj adi t et rasporof it yang dipl oid dan hidup bebas,
spora yang hapl oid (t ert raspora). Tet raspora t umbuh menj adi gamet of it . Gamet of it
dan t et rasporof it umumnya isomorf ik.
Algae memiliki peranan pent ing sebagai f lora yang menyediakan habit at unt uk berbagai
bent uk kehidupan hewan. Tumbuhan ini j uga berf ungsi sebagai sumber organik, t empat
mencari makan dan t empat pembesaran anak-anak ikan. Ia menyediakan makanan sert a
mat a pencarian kepada penduduk di sepanj ang kawasan pant ai. Oleh karena it u
t umbuhan ini pent ing dari segi ekonomi sebagai bahan makanan, barang dagangan sert a
bahan penelit ian.
Gambar 13 : Cont oh Herbarium Kering Phot o by Chol if ah, , 2008.
Unt uk bahan penelit ian, t umbuhan ini harus dibuat awet annya dalam bent uk kering
maupun basah. Set elah koleksi sampel maka spesimen t ersebut harus segera diproses
agar t idak membusuk. Spesimen harus dicuci unt uk membersihkannya dari benda asing
sepert i bat u, lumpur, pasir at au epif it . Kemudian spesimen t ersebut disimpan di dalam
Spesimen ini sebaiknya disimpan dalam t empat yang gelap agar warnanya t idak cepat
berubah.
Pengawet an kering berupa herbarium, yang cara pembuat annya hampir sama dengan
pembuat an herbarium t umbuhan lainnya. Caranya spesimen dilet akkan dalam air,
kemudian diambil sat u per sat u dengan kert as. Cara ini adalah agar rumput laut t ert at a
sepert i keadaannya saat hidup. Kemudian spesimen dikeringkan denagn t isu
perlahan-lahan, . Set elah it u masing-masing spesimen dipindahkan pada kert as yang lebar, misal
kert as koran, unt uk kemudian dikeringkan. Dalam pengeringan dilakukan pengepresan
agar bent uknya pipih. Proses pengeringan biasanya selama dua hari bagi spesimen
lembut dan seminggu bagi spesimen kasar. Set elah kering barulah spesimen dit empelkan
pada kert as herbarium dan diberi label t et ap pada bagian poj ok bawah dari kert as
ANIMALIA
unt uk menyaring makanan dan oksigen dari luar t ubuh dan unt uk mengeluarkan sisa makanan
dan CO2 dari dalam t ubuh. Lubang t empat masuknya air dan makanan disebut ost ium,
sedangkan lubang keluarnya disebut osculum. Hewan ini merupakan hewan diploblast ik,
t erdiri dari dua l apis sel, bagian l uar disebut epit elium dermal ( pinacocyt ), dan bagian dalam
yang melapisi spongocoel berupa sel-sel bersilia disebut choanocyt . Porif era memiliki t iga
t ipe saluran yait u t ipe Ascon yang sangat sederhana, t ipe Sycon , dan t ipe l eucon at au
rhagon. Porif era hidup di air. Reproduksinya dengan pembent ukan kuncup ( gemmat io) baik
ekt ernal berupa penonj olan pada osculum yang kemudian melepaskan diri, at au kuncup
int ernal dengan pembent ukan sel gemmulae yang kemudian melepaskan diri menj adi individu
baru. Porif era j uga dapat bereproduksi secara seksual menghasilkan larva bersilia yang dapat
berenang bebas. Filum Porif era dibagi menj adi t iga kelas yait u Calcarea, Hexat inellida, dan
Demospongia.
♦ Calcarea berukuran kecil, hidup solit er at au berkoloni di air dangkal. Spikulanya dari
bahan karbonat . Cont ohnya Sycon ciliatum.
♦ Hexatinellida dikenal sebagai sponge gelas karena bent uknya sepert i t abung at au piala.
Spikulanya dari bahan silika. Cont ohnya Euplectella subereea.
Tet raxonisda. Ordo ini bent uknya bermacam-macam, padat , bercabang at au berbent uk
t abung. Sponge ini biasanya berwarna, sist em canalnya kompleks. Cont oh lain yait u
Euspongia yang merupakan anggot a f amilia Spongidae, ordo Kerat osa. Sponge ini t ubuhnya t erdiri dari serabut dengan spongi dari zat t anduk, t ubuhnya padat .
C.
Filum Coelenterata
Coelent erat a berasal dari kat a coelos : rongga dan ent eron : usus. Jadi semua anggot a hewan
ini memiliki rongga disebut rongga gast rovasculer yang berf ungsi unt uk pencernaan, sepert i
f ungsi usus pada hewan t ingkat t inggi. Bent uk t ubuhnya simet ri radial at au biradial. Selama
hidupnya dapat berbent uk polip, medusa, at au keduanya. Tubuhnya t erdiri at as sel
knidoblast , memiliki sel nemat ocyt yang berf ungsi unt uk membela diri, membant u
menangkap makanan, bergerak, dan melekat pada subst rat . Alat pencernaanya sangat
sederhana berupa saluran disebut ent eron. Reproduksi secara aseksual dengan membent uk
t unas, at au seksual dengan membent uk gamet . Dinding t ubuhnya t erdiri dari 2 lapisan
lembaga yait u Ekt oderm (bagian luar) dan Endoderm (bagian dalam). Diant ara dua lapisan
t ersebut t erdapat lapisan t ipis yang disebut Mesoglea. Karena dinding t ubuhnya t erdiri dari
dua lapisan lembaga maka hewan it u disebut hewan dipl oblast ik.
Filum Coelent erat a dibagi menj adi t iga kelas yait u Hydrozoa, Scypozoa, dan Ant hozoa. ♦ Hydrozoa hidup berkoloni di laut , kadang solit er, dan ada j uga yang hidup di air t awar.
Medusa biasanya kecil. Pembagiannya ke dalam ordo berdasarkan ada t idaknya pergiliran
ket urunan ( met agenesis), sif at eksoskelet onnya, dan susunan zoof it dan medusa.
Cont ohnya Hydra.
♦ Scypozoa dikenal sebagai t rue medusa at au j ellyf ish. Kelas ini t idak memiliki f ase polip, sedangkan f ase medusanya dominan dan berukuran besar t erapung at au melekat pada
suat u bent ukan t angkai. Cont ohnya Aurelia sp ( Ubur-ubur) yang medusanya berbent uk piring dengan 4 l engan ost ium yang panj ang dan bagian t epi umbrella t erdapat t ent akel
♦ Anthozoa hidup solit er at au koloni di laut , melekat pada subst rat . Tubuhnya bent uk silinsder simet ri biradia at au bilat eral. Polipnya memiliki mulut yang t erbuka dengan
melalui pharing ke dalam rongga gast rovasculer. Rongga gast rovasculer bersekat disebut
mesent ries. Uj ung oral berbent uk lempeng disebut oraldisc dengan 6 sampai rat usan
t ent akel mengelilinginya. Cont ohnya Acropora, Fungia, dan Tubifora musica.
D.
Filum Echinodermata
Echinodermat a berasal dari kat a echinus : duri dan derma : kulit . Semua anggot a hewan ini
t ubuhnya diselubungi oleh kulit duri. Echinodermat a hidup berkelompok at au solit er, hidup
bebas di laut , dan hanya sat u spesies yang hidup di air payau yait u j enis t imun laut Synapta similis. Tubuhnya simet ri radial, umumnya radial pent amerous pada wakt u muda dan biradial pada wakt u larva. Mempunyai sist em vascular air at au sit em ambulakral, yang merupakan
sist em t abung yang berisi cairan darah dan limf e. Sist em ini membuka keluar lewat lubang
disebut madreporit . Pada sist em ambulakral t erdapat alat t ambahan yait u kaki t abung at au
podia, yang berupa t abung lunak bersif at kont rakt il. Al at ini berf ungsi unt uk membant u
pergerakan, menangkap makanan, dan respirasi. Echinodermat a dilengkapi dengan
pedicelaroid yang berf ungsi unt uk membant u perl ekat an dan pembersih kot oran yang melekat
pada t ubuhnya. Pedicelaria dilengkapi dengan glandula bersif at racun sebagai alat prot eksi.
Reproduksi secara seksual. Berdasarkan ada t idaknya t angkai sebagai alat perlekat an, f ilum
ini dibagi menj adi dua subf ilum yait u Eleut erozoa dan Pel mat ozoa.
Eleut erozoa berasal dari kat a el eut hros : bebas, dan zoon : binat ang. Anggot a sub f ilum ini
hidup bebas t anpa t angkai pel ekat , t et api pada st adium larva kadang memekat dengan
t angkai berupa t onj olan sement ara. Kaki t abung dilengkapi dengan sucker berf ungsi unt uk
bergerak. Berdasarkan bent uk badannya, dibagi menj adi lima kelas yait u Ast eroidea,
Ophiuroidea, Echinoidea, Holot huroidea, dan Ophiocict ioidea.
♦ Asteroidea ( ast er : bint ang, eoides: bent uk) t ubuhnya pipih berbent uk sepert i bint ang
dengan 5 at au lebih lengan yang simet ri radial dari discus. Lekukan ambulakral
) yang merupakan anggot a f amili Linckiidae yang hidup pada laut dangkal di perairan
bergerak denagn meliukkan lenganya sehingga daapat bergerak cepat .
♦ Echinoidea ( echinos : landak, eidos : bent uk) t ubuhnya berbent uk globuler, t anpa
lengan. Lekukan ambulakral dil engkapi dengan sucker. Berdasarkan bent uk susunan
t ubuhnya, kelas ini dibagi menj adi dua subkelas yait u Regularia dan Irregularia. Subkelas
Regularia t ubuhnya berbent uk globuler ( bulat ), set engah bulat at au oval, bersif at
t ubuh sangat pipih, bent uk oval sampai bundar, mulut dit engah-t engah pada permukaan
Hol ot huroidae, ordo Aspidochirot a. Hewan ini banyak dij umpai pada perairan dangkal di
daerah t ropik dan subt ropik. Umumnya hidup berkelompok di dasar laut berpasir.
Tubuhnya memanj ang, simet ris bilat eral. Pada bagian vent ral t erdapat kaki t abung yang
t ersebar t idak t erat ur, berf ungsi unt uk bergerak, sedangkan kaki t abung pada bagian
hanya sat u kelas yait u kelas Crinoidea. Tubuhnya menyerupai t umbuhan , cont oh Anemon
E.
Filum Mollusca
Gast ropoda, Scapopoda, Cephal opoda, dan Pelecypoda.
♦ Kelas Amphineura t ubuhnya bilat eral simet ris, mempunyai beberapa lembar insang.
Berdasarkan j umlah val vanya, dibagi menj adi t iga ordo yait u ordo Monopl acopora
dengan sat u keping valva, ordo Aplacopora t anpa valva, dan ordo Polyplacopora memiliki
8 buah valva kalkareus yang t ersususn overlapping, cont ohnya Chiton sp yang hidup melekat pada bat uan di perairan dangkal.
♦ Kelas Gastropoda berdasarkan bent uk dan let ak alat pernaf asannya, dibagi menj adi 3 ordo yait u Posobranchia, Ophist hobranchia, dan Pulmonat a. Posobranchia kebanyakan
hidup di alut , insangnya di dalam rongga mant el bagian ant erior, cont ohnya Cypraea, Conus. Ophist hobranchia hidup di laut , cangkang kecil at au t anpa cangkang, insang di
insang, t et api memiliki alat pernaf asaan mirip paru-paru yang berupa kapiler-kapiler
darah dalam rongga mant el. Cont ohnya Achatina fulica ( bekicot ) yang hidup di darat dan persebarannya luas.
Gambar 14 : Cont oh Moll usca yang Sudah Diawet kan Phot o by Chol if ah, , 2008.
♦ Kelas Scapopoda t ubuhnya bilat eral simet ris, dilindungi cangkang t ubular yang t erbuka pada kedua uj ungnya. Hidup t ert imbun pada dasar laut berpasir, cont ohnya Dentalium sp.
♦ Kelas Cephalopoda merupakan mollusca paling maj u karena sudah memiliki
endoskelet on. Tubuhnya bilat eral simet ris, pada kepala t erdapat lengan berpenghisap,
mulut dengan rahang bergigi lunak. Berdasarkan j umlah insangnya, kelas ini dibagi
menj adi dua ordo yait u ordo Tet rabranchia yang memiliki dua pasang insang, cont ohnya
Nautilus sp, dan ordo Dibranchia memiliki sepasang insang, memiliki kant ung t int a, dan
8 – 10 t ent akel berpenghisap. Berdasarkan j umlah t ent akel ini, dibagi dua subordo yait u
subordo Dekapoda, berlengan 10, cont ohnya Loligo sp, dan subordo Oct opoda berlengan 8 cont ohnya Octopus sp ( gurit a ).
♦ Kelas Pelecypoda t ubuhnya simet ri bilat eral, cangkang dua keping. Cont ohnya Pecten
F.
Filum Annelida
Annelida t ubuhnya t erdiri at as segmen-segmen dengan berbagai sist em organ t ubuh yang
baik, sist em peredaran darah t ert ut up. Annelida sebagian besar memiliki dua kelamin
sekaligus dalam sat u t ubuh at au hermaprodit . Cont ohnya cacing t anah, lint ah.
Gambar 15 : Cacing Tanah, merupakan Cont oh Annel ida Phot o by Irman Ariadi, 2008.
G.
Filum Nemathelminthes
Nemat helmint hes at au cacing gilig memiliki t ubuh bilat eral simet ris dengan saluran
pencernaan yang baik t et api t idak ada sist em peredaran darah. Cont ohnya cacing askaris,
cacing t ambang, cacing f ilaria.
H.
Filum Platyhelminthes
Plat yhelmint hes at au cacing pipih memiliki t ubuh bilat eral simet ris t anpa peredaran darah,
dengan pusat syaraf yang berpasangan. Cacing pipih kebanyakan menyebabkan penyakit
karena hidup sebagai parasit pada hewan at au manusia. Cont ohnya cacing pit a dan cacing
I.
Filum Arthropoda
Art hropoda berasal dari kat a Art hros : sendi, dan podos : kaki. Hewan anggot a At hropoda
memiliki kaki beruas-ruas. Tubuhnya bilat eral simet ris, dapat dibedakan at as caput , t horaks,
dan abdomen. Eksoskelet on dari zat kit in. Sist em peredaran darah t erbuka, respirasinya
dengan insang, t rakhea, dan paru-paru buku. Filum Art hropoda dibagi menj adi 4 kelas yait u
Ct ust acea, Myriapoda, Arachnida, dan Insect a.
Kelas Crustacea, umumnya hidup di air laut , beberapa hidup di air t awar dan di darat yang
lembab. Caput nya dengan dua ant ena, t oraksnya t ersusun 2 – 60 segmen. Caput dan t oraks
kadang dit ut upi oleh karapaks. Abdomen pada bagian uj ungnya t erdapat t elson. Respirasi
dengan insang. Crust acea dibagi menj adi 2 subkelas yait u subkelas Ent omost raca yang
berukuran kecil, t anpa alkat gerak abdominal, dan subkelas Malacost raca merupakan
Crust acea sej at i, berukuran besar, memiliki alat gerak abdominal. Cont ohnya udang
Gambar 16 : Lobst er, Cont oh Crust acea Sudah Diawet kan Phot o by Chol if ah, , 2008.
♦ Kelas Myriapoda merupakan Art hropoda darat . Caput dengan sepasang ant ena, dan abdomen bersegmen-segmen, t iap segmen dengan sepasang kaki. Myriapoda dibagi
menj adi dua subkelas yait u Diplopoda dan Chilopoda. Diplopoda t ubuhnya sil indris,
abdomen dengan dua pasang kaki t iap segmen. Cont ohnya keluwing/ kaki seribu.
dengan t rakchea at au paru-paru buku. Cont ohnya laba-laba,
♦ Kelas Insecta t ubuhnya t erbagi at as caput , t oraks, dan abdomen. Insect a memiliki
caudalis. Tubuhnya memiliki sisik berwarna keperakan, sehingga serangga ini sering disebut
silverf ish, cont ohnya Lepisma ( kut u buku). Sedangkan Collembola ( col la : bahan perekat , embelon : pasak) merupakan serangga kecil dengan organ pelompat pada bagian abdomennya
sehingga dikenal sebagai springt ail, dan pada segmen pert ama abdomennya t erdapat
coll ophore yang berisi bahan perekat . Hidup pada serasah-serasah, lant ai hut an, pada t anah
yang lembab, j uga dalam gua.
Subkelas Pt erygot a berdasarkan t ipe met amorf osanya dibagi menj adi dua kelompok yait u
Hemimet abola (t ipe met amorf asa t idak sempurna) t erdiri dari ordo Ephemeropt era, Odonat a,
Ort hopt era, Isopt era, Plecopt era, Dermapt era, Embiopt era, Psocopt era, Zorapt era,
Mall ophaga, Anoplura, Thysanopt era, Hemipt era, dan Homopt era. Kelompok Hol omet abol a (
t ipe met amorf osa sempurna) t erdiri dari ordo Neuropt era, Coleopt era, st repsipt era,
Mecopt era, Tricopt era, Lepidopt era, Dipt era, Hymenopt ra, dan Siphonapt era. Berikut akan
Odonata ( odont : gigi ), merupakan bangsa capung. Tipe mulut nya penggigit dan pengunyah
dengan gigi yang kuat , mat a f aset besar, memiliki dua pasang sayap membran, nimf a
aquat ik. Baik nimf a maupun dewasanya berperan sebagai predat or.
Orthoptera ( ort hos : lurus, pt eron : sayap), memiliki 2 pasang sayap, sayap depan t ebal
sepert i kert as kaku dan lurus, menut upi sayap belakang yang bersif at membran. Tipe mulut
penggigit dan pengunyah, pemakan t umbuhan. Femurnya berkembang baik unt uk meloncat
at au berj alan. Cont oh belalang ( Valanga spp. ), j angkrik ( Gryllus spp).
Gambar 17 : Bel al ang merupakan cont oh ort hopt era Phot o by Irman Ariadi, 2008.
Isoptera (iso : sama, pt eron : sayap), merupakan bangsa rayap. Bersayap at au t anpa sayap.
Sayapnya membran, memiliki bent uk dan ukuran yang sama. Hidup dalam kol oni pada kayu
lapuk at au dalam t anah.
Hemiptera ( hemi : set engah, pt eron : sayap), memiliki 2 pasang sayap, sayap depan
mengeras sebagian, dan sayap belakang berupa membran. Tipe mulut penusuk dan pengisap.
Homopteta ( homo : sama, pt era : sayap), memiliki 2 pasang sayap membran yang sama
bent uknya, t et api berbeda ukurannya. Tipe mulut penusuk dan pengisap. Cont ohnya
t onggeret ( Cicadas) dan kut u l oncat ( aphids).
Coleoptera ( coelos : seludang, pt eros : sayap), memiliki 2 pasang sayap, sayap depan
mengeras, sayap belakang membraneus. Tipe mulut penggigit dan pengunyah. Cont ohnya
kumbang kelapa ( Oryctes rhinoceros), lady bird ( kumbang Cocci)
Lepidoptera ( lepidos : sisik, pt eron : sayap), memiliki 2 pasang sayap yang dit ut upi oleh
sisik-sisik halus sepert i t epung. Larvanya memiliki t ipe mul ut penggigit dan pengunyah,
sedangkan serangga dewasanya memiliki t ipe mulut pengisap. Cont ohnya kupu-kupu j eruk (
Papilio memnon), ulat sut era liar ( Attacus atlas).
Diptera (di: dua, pt eron: sayap), hanya memiliki sepasang sayap karena sayap belakangnya
mengalami modif ikasi menj adi halt er sebagai al at keseimbangan. Tipe mulut penj ilat misal
pada lalat , at au t ipe penusuk dan pengisap, misal pada nyamuk.
Hymenoptera (hymen: selaput , pt eron: sayap), memiliki 2 pasang sayap membran yang saling
t erkait . Tipe mulut pada larva adalah penggigit dan pengunyah, dan pada serangga
dewasanya ada yang mengalami modif ikasi menj adi t ipe penggigit dan pengisap, misal pada
lebah madu.
J.
Filum Chordata
Chordat a adalah hewan yang memiliki not okorda at au chorde yait u t ali sumbu t ubuh syaraf
belakang dengan rangka. Ukuran t ubuhnya beragam ada yang besar dan ada yang kecil
dengan ot ak yang t erlindung t engkorak unt uk berf ikir. Cont oh chordat a adalah manusia, ikan,
Gambar 18 : Ul ar, Cont oh Chordat a Phot o by Irman Ariadi, 2008.
Daftar Pustaka
1. Sudj adi, Bagod & Laila, Sit i. 2006. Biologi Sains Dalam Kehidupan. Surabaya : Yudist ira.
2. Prawirohart ono, Slamet , & Sugiri, Nawangsari, & Sut armi, Sit i. 1991. Buku Pelajaran SMA