APLIKASI REAL COUNT PEMILIHAN KEPALA DAERAH
SEBAGAI ALAT UKUR PEMETAAN POLITIK PARTAI
STUDI KASUS TAPANULI UTARA
Yoshida Sary, S.Kom, M.Kom Dosen STMIK TIME MEDAN
Yochie56@yahoo.com
Abstract
Pemilihan Kepala Daerah atau disingkat PILKADA pada kenyataan di lapangan banyak terjadi kecurangan pada saat pelaporan hasil peroleh suara. Indikasi kecurangan pun tidak hanya terjadi pada tingkat TPS saja namun juga bisa terjadi di tingkat Desa, kelurahan, kecamatan atau tempat lainnya. Hasil akhir perolehan suara pun jika menunggu pengumuman resmi yang dikeluarkan KPU akan memakan waktu yang lama. Pada masa ini pula kecurangan atau kesalahan juga bisa saja terjadi. Sehingga kandidat maupun partai politik penggusung tidak mengetahui adanya kecurangan atau kesalahan tersebut. Kandidat tidak dapat segera langsung mengetahui hasil perolehan suara diseluruh TPS. Sehingga diperlukan suatu sistem yang dapat mengetahui secara cepat hasil perhitungan perolehan suara per TPS. Kecepatan dan ketepatan data perolehan suara dibutuhkan agar Dewan Pimpinan Pusat Partai Politik tersebut juga bisa segera mengetahui perkembangan jumlah suara pada saat berlangsungnya perhitungan suara di seluruh TPS. Aplikasi Real Count Pilkada berfungsi untuk membantu perhitungan suara secara real dan hasilnya dapat diketahui secara langsung dalam sebuah aplikasi web.
Kata kunci: real count, pilkada, web
1.
Pendahuluan
1.1
Latar Belakang Masalah
Perhitungan Cepat atau biasa disebut quick count pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) yaitu sistem hitung cepat hasil perolehan suara dengan mengambil beberapa sampel TPS saja. Hasil cepat pun bisa didapat hanya berselang beberapa jam saja sejak penutupan pencoblosan suara. Namun hasil perolehan suara sering kali tidak akurat dan berbeda bahkan dibeberapa pilkada, hasil quick count meleset. Hal ini disebabkan ada margin error 3-5%. Penyelenggara quick count hanya melaporkan data total, tetapi tidak menampilkan data detail per TPS. Quick count biasanya lebih cocok dipakai untuk media massa seperti TV, Koran atau media portal berita di internet.
Salah satu partai politik penggusung calon kepala daerah ingin mengetahui lebih detail berapa jumlah perolehan suara di tiap TPS dari tingkat desa/kelurahan sampai kota/kabupaten. Sehingga partai tersebut memiliki data akurat yang nanti nya dapat dijadikan acuan perbandingan jumlah suara yang dihitung oleh KPU.
Makalah ini mencoba mengangkat topik tersebut dengan mencoba membuat perancangan aplikasi yang
paling tepat untuk mengakomodasi kebutuhan data perolehan jumlah suara diseluruh TPS secara akurat. Data perolehan jumlah suara tidak hanya penting untuk diketahui oleh kandidat, namun partai politik penggusung calon kepala daerah sampai ke tingkat dewan pimpinan pusat juga ingin mengetahui data pasti secara online. Untuk itu peneliti tertarik dengan
mengambil judul “Aplikasi Real Count pemilihan
Kepala Daerah Studi Kasus Kabupaten Tapanuli Utara”.
1.2. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan utama dari penelitian ini adalah:
a. Membantu kandidat dan partai penggusung calon
kepala daerah untuk mengetahui hasil
perhitungan suara diseluruh TPS secara akurat.
b. Mengetahui perbandingan perhitungan suara
versi KPU jika terjadi perbedaan hasil
perhitungan suara.
c. Sebagai acuan untuk pengawasan perhitungan di semua TPS.
d. Mengetahui kekuatan politik partai disetiap
daerah dari tingkat kabupaten sampai ke kelurahan.
e. Mengantisipasi penggelembungan suara di TPS
Manfaat dari penelitian ini adalah :
a. Partai politik dan kandidat mendapatkan hasil pemetaan suara untuk kebutuhan penyusunan strategi apabila terjadi pilkada putaran kedua. b. Dapat digunakan sebagai acuan dalam keperluan
pemilihan legislatif, pemilihan presiden dan pemilihan gubernur di masa yang akan datang.
1.3. Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian ini adalah:
a.
Bagaimana merancang tampilan antar muka hasilreal count pilkada agar bisa disaksikan melalui layar televisi di Media center pemenangan kandidat.
b.
Bagaimana membangun aplikasi back-end untukpenginputan hasil perhitungan suara per TPS.
1.4. Batasan Masalah
Batasan masalah penelitian ini adalah:
a. Pengumpulan data hasil perolehan perhitungan suara dilakukan menggunakan media komunikasi melalui telepon bukan sms.
b. Aplikasi dibangun menggunakan bahasa
pemrograman berbasis web yaitu php dan sebagai tempat untuk basis data digunakan MySQL.
2.
Landasan Teori
2.1 Defenisi Real Count.
Perhitungan Suara Cepat Secara Riil (Real Count) atau juga dikenal sebagai Tabulasi Suara Paralel (Parallel Vote Tabulation) merupakan salah satu metode yang berguna untuk memantau proses
pemungutan suara. Real Count merupakan sebuah
proses pengumpulan informasi oleh ratusan relawan melalui pemantauan langsung saat pemungutan dan perhitungan suara di seluruh tempat pemungutan suara (TPS) yang yang ada. Pemantau mencatat informasi, termasuk hasil perhitungan suara yang ada, dan melaporkan hasil tersebut ke pusat pengumpulan data (Server) melalui telepon.
Real count atau hitung nyata merupakan suatu sistem yang menampilkan hasil perolehan suara (voting) dalam suatu pemilihan umum (pemilu). Artinya real count merupakan perhitungan untuk memperoleh hasil pemilihan yang nyata tanpa perwakilan sebagai sampel.
Real Count tidaklah sama dengan penelitian opini publik maupun exit polling. Real Count bukan opini
dan tidak menanyakan pada pemilih siapa dan bagaimana mereka memilih, melainkan berdasarkan fakta karena data diambil langsung TPS sehingga datanya pun lebih dapat dipertanggungjawabkan. Metode pengumpulan data secara komprehensif (data dari semua TPS) dengan menggunakan relawan-relawan dari kandidat masing-masing.
2.2. Situs Web
Situs web atau sering disingkat dengan istilah situs adalah sejumlah halaman web yang memiliki topik saling terkait, terkadang disertai pula dengan berkas-berkas gambar, video, atau jenis-jenis berkas lainnya. Sebuah situs web biasanya ditempatkan setidaknya pada sebuah serverweb yang dapat diakses melalui jaringan seperti internet, ataupun jaringan wilayah lokal (LAN) melalui alamat internet yang dikenal sebagai URL. Gabungan atas semua situs yang dapat diakses publik di internet disebut pula sebagai
World Wide Web (WWW).
Sebuah situs web secara umum digunakan untuk menyebar luaskan informasi dalam berbagai bentuk dan tujuan, dan/atau memberikan layanan secara terhubung (online). Layanan dalam situs web
sangat beragam dan belum dapat secara pasti dibatasi/dikategorikan, karena perkembangan teknologi yang kerkaitan dengan internet terus berkembang. Tujuan penggunaannya pun sangat beragam, ada yang menjadi portal berita, media jejaring social, email, multimedia, perorangan (blog), komersial, maupun kepemerintahan.
2.3. Modul yang ada pada aplikasi real count. 1. Perhitungan Suara secara riil akan lebih akurat,
dengan menggunakan sistem komputerisasi pada saat pelaksanaan Pilkada.
2. Proses penginputan suara di pusat pengolahan data (scanner) langsung dari TPS melalui media komunikasi langsung ke relawan dan diproses ke Media Center secara realtime sehingga menit per menit rekapitulasi perolehan suara dapat diketahui dan Maksimal 24 jam rekapitulasi perhitungan seluruh TPS dapat diselesaikan .
3. Aplikasi Real Count dikembangkan dengan berbasis web agar dapat diakses dari masa saja. Aplikasi dirancang khusus untuk perhitungan suara secara riil/detail dan bukan menggunakan metode statistik.
5. Hasil Rekapitulasi Suara Aplikasi Real Count
dapat dijadikan sebagai data pembanding dengan hasil Rekapitulasi suara KPU.
6. Hasil Lengkap aplikasi Real Count dapat diperoleh dalam bentuk print out.
Tujuan Aplikasi Real Count
1. Untuk Membantu Calon di Pilkada dalam perhitungan suara diseluruh TPS.
2. Membandingkan Perhitungan suara KPU dengan Perhitungan suara yang dilakukan oleh Kandidat Pilkada melalui Aplikasi Real Count
3. Sebagai Alat Pengontrolan Perhitungan disemua TPS
4. Memperoleh Informasi perolehan suara secara real time
5. Menjaga hasil perhitungan suara dari manipulasi politik.
6. Menjaga Pilkada Jurdil karena input suara langsung dari TPS
Metode pengembangan perangkat lunak.
Metode yang digunakan dalam proses pengembangan perangkat lunak berbasis web
1. Web Rapid Application Development (Web RAD) 2. Waterfall Model (Model Rekayasa Web Air
Terjun)
3. Modified Waterfall Model (Variasi Rekayasa Web variasi Model Air Terjun)
Web Rapid Application Development (Web RAD) • Adalah proses pembuatan situs web dimana
desainer tidak memerlukan banyak diskusi dengan pihak pengguna sehubungan dengan desain situs web yang ditampilkan.
• Metode ini dapat mempercepat proses pembuatan web, tapi mengakibatkan banyak kekurangan yang terjadi.
• Metode ini tidak disarankan untuk pembuatan aplikasi web berskala besar.
Waterfall Model (Model Rekayasa Web Air Terjun) • Adalah proses pembuatan situs web secara
terstruktur dan berurutan dimulai dari penentuan masalah, analisa kebutuhan, perancangan implementasi, integrasi, uji coba sistem, penempatan situs web dan pemeliharaan.
• Metode ini cocok untuk pembuatan situs web berskala besar.
• Penentuan Masalah ; Pada tahap ini dilakukan diskusi antara pihak pengembang dan pengguna mengenai apa tujuan pembuatan situs web bagi pengguna dan apa saja keuntungan yang
diperoleh pengguna dari pembuatan situs web tersebut.
• Analisa Kebutuhan ; pada tahap ini dilakukan analisa kebutuhan dan spesifikasi lengkap tentang isi, jenis skrip yang digunakan, menentukan web statis atau dinamis, penggunaan multimedia dan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Pada tahap ini harus menerangkan sejelas-jelasnya terhadap situs web yang akan dibangun
• Perancangan ; pada tahap ini kelompok web desainer dan kelompok web programmer berkolaborasi dalam menentukan rancangan situs web sesuai dengan spesifikasi yang diberikan. Kelompok web desainer membuat rancangan tampilan visual sedangkan web programer menentukan rancangan program yang dibutuhkan dalam pembuatan fasilitas-fasilitas yang ada pada situs web
• Implementasi ; pada tahap ini dilakukan proses implementasi terhadap seluruh situs web sesuai dengan tugas masing-masing kelompok. Pada tahap ini dilakukan proses uji coba masing-masing unit, sehingga dapat diketahui bagian mana yang masih harus diperbaiki.
• Integrasi ; adalah tahapan yang dilakukan penggabungan dari semua komponen penyusun situs web, sehingga menjadi situs web yang solid dan sesuai dengan spesifikasi yang ada.
• Uji coba sistem ; pada tahap ini dilakukan proses uji coba terhadap sistem yang dibangun termasuk di dalamnya sistem navigasi, fasilitas situs web seperti buku tamu, counter, login pengguna dan fasilitas lainnya diuji kinerjanya, sehingga dapat diketahui bagian-bagian mana yang belum berfungsi dengan baik.
• Penempatan dan pemeliharaan situs web ; pada tahap ini situs web siap untuk dipublikasikan di internet. Pada proses ini selain pemeliharaan hosting yang baik juga perlu diperhitungkan pemeliharaan situs web tersebut. Seperti isinya perlu diganti atau diperbaiki yang pada dasarnya adalah menjadi tugas web administrator.
Modified Waterfall Model (Variasi Rekayasa Web variasi Model Air Terjun)
Use-Case
Use case merupakan teknik berdasarkan skenario yang mendeskripsikan model sistem berorientasi objek, yang mengidentifikasikan aktor yang terlibat dalam interaksi dan nama dari tipe interaksi tersebut.
Perencanaan persiapan dalam pembuatan proyek website adalah sebagai berikut :
1. Tujuan Pembuatan Situs Web
• Mengapa pengguna memerlukan situs web ?
• Mengapa situs web yang dibangun
memerlukan teknologi canggih ?
• Mengapa situs memerlukan komponen
mulitmedia?
2. Menentukan Siapa pengunjung Situs Web
• Jangan terlalu fokus pada jangkauan situs web.
• Range usia.
• Latar belakang target pengunjung utama. • Akses situs web
3. Analisa Kebutuhan dan Spesifikasi Situs Web. • Menentukan apakah situs web yang dibangun
bersifat dinamis atau statis.
• Situs web statis adalah situs yang dalam menampilkan informasinya tidak memisahkan antara isi dan presentasi atau secara singkat isinya tetap.
• Situs dinamis adalah situs web yang dalam menampilkan informasinya memisahkan antara isi dan presentasi, dan isinya bersifat dinamis atau dapat diubah setiap saat tanpa mengubah seluruh dokumen HTML.
• Memilih jenis situs web yang akan dibangun berdasarkan jenis isi dan keinginan pengguna. • Memilih database server.
• Membuat skema database.
• Menentukan requirement dari sistem yang digunakan pengguna.
• Menentukan kebutuhan isi situs web. • Menentukan kebutuhan fungsional situs web. • Menentukan kebutuhan sistem situs web. Tahapan dalam pengerjaan proyek aplikasi web
1. Desain 2. Implementasi 3. Integrasi Sistem 4. Penempatan Situs Web 5. Pemeliharaan Situs Web.
1. Desain
Tahapan desain ini pun terdapat beberapa tahapan sebagai berikut :
• Desain visual ; adalah web desainer menentukan tampilan halaman web, seperti letak banner, navigasi, logo untuk situs web.
• Desain teknologi ; adalah pendefinisian prosedur-prosedur yang diperlukan dan antar muka antara prosedur tersebut (bila situs web bersifat dinamis) • Desain struktur informasi ; web desainer menentukan bagaimana isi situs (informasi) bisa dicocokkan dengan halaman web. Dijelaskan secara singkat bagaimana sumber informasi pada isi situs dipecah-pecah sesuai dengan struktur dari situs web dan dihubungkan dengan link-link. • Pembuatan Storyboard yaitu digunakan untuk
mengemukakan bagaimana layout dan navigasi situs web yang berguna agar klien dapat mengetahui bagaimana situs web yang dibangun bekerja. Bila pengguna sudah setuju, maka dapat dilanjutkan dengan proses pembuatan prototipe. • Pembuatan prototipe: Pada tahap ini dibuat
beberapa desain halaman depan situs web. Hal ini dilakukan karena seluruh desain halam situs web akan mengacu pada desain halaman depan ini.
2. Implementasi
Pada tahapan ini merupakan tugas dari web desainer yaitu :
• Membuat image-image pada halaman situs web. • Menata ulang letak banner, link dan animasi
sesuai masukan dari klien terhadap prototipe yang dibuat.
• Mengatur isi situs pada setiap halaman sesuai pembagian kategori isi.
• Membangun situs web mulai halaman depan sampai halaman akhir dengan aplikasi web editor sesuai dengan struktur web yang dipilih.
• Melakukan uji coba setiap halaman situs web yang akan dibangun untuk menekan tingkat kesalahan situs web secara keseluruhan.
• Selalu memperhatikan prinsip-prinsip desain web. • Menggunakan bahasa pemrograman yang telah disepakati pada tahap analisis kebutuhan sistem. • Membagi tugas pemrograman dengan
memecah-mecah setiap unit pemrograman yang besar menjadi unit yang kebih kecil.
• Melakukan pengkodean terhadap setiap unit-unit kecil tersebut.
• Melakukan uji coba kinerja program pada setiap unit pemrograman, sehingga kinerja web programer lebih efektif dan efisien.
3. Integrasi Sistem
• Web desainer menggabungkan semua halaman situs dan memastikan tidak ada kesalahan link (broken link).
• Web desainer membuang semua tag-tag HTML yang tidak berguna yang biasanya dibuat oleh program aplikasi editor web.
• Web programer menggabungkan unti-unti pemrograman dan memastikan tidak ada kesalahan dalam pemrograman (error free)
• Web desainer dan web programer
menggabungkan semua komponen-komponen situs web (image, isi, link, animasi, buku tamu, login pengguna, dll)
• Melakukan uji coba terhadap kinerja situs web secara keseluruhan.
4. Penempatan Situs Web
• Memastikan tidak ada masalah pada situs web yang dibangun.
• Memiliki web hosting. • Mendaftar ke ISP.
• Mengupload file-file ke server.
5. Pemeliharaan Situs Web
• Update isi, keterangan, artikel, dll.
• Mengganti image, gambar dan elemen grafis lainnya.
• Menambahkan atau mengurangi halaman, • Manupilasi image dan penambahan image
berdasarkan usulan klien.
• Newsletter dan pemeliharaan daftar e-mail. • Update keranjang belanja.
• Pembuatan dokumen pdf dan uploading. • Mendesain ulang (bila diperlukan).
3.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Studi Data
Mengumpulkan data-data mengenai real count, metode real count, data TPS dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten/kota dan sebagainya.
b. Observasi
Metode observasi dilakukan dengan cara
pengamatan secara langsung ke partai politik penggusung kandidat bagaimana kebutuhan partai akan kebenaran data yang diperoleh, cara
menyampaikan data hasil perhitungan suara dan lain-lain.
c. Studi Literatur
Studi literature dilakukan dengan mencari bahan-bahan artikel yang ada di Internet, buku-buku, jurnal dan penelitian yang berkaitan dengan pilkada dan metode real count.
d. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan tim pemenangan partai dan kandidat. Wawancara ditujuan untuk mendapat masukan data apa saja yang dibutuhkan oleh partai, bagaimana menampilkan hasil perolehan suara baik melalui media website atau ditampilkan di media televisi agar bisa disaksikan bersama di media center tim pemenangan.
4.
Analisa dan Pembahasan
4.1
Analisa sistem
Proses pengembangan aplikasi real count pilkada kandidat berbasis web adalah sebagai berikut:
1. Melakukan survei untuk mendapatkan gambaran mengenai proyek yang akan dikerjakan. Survei
pendahuluan dapat langsung berupa pengambilan
data dari partai politik penggusung kandidat, penggalian data apa saja dibutuhkan, output yang ingin ditampilkan dari aplikasi, data kecamatana, kelurahan, desa, TPS dan lain sebagainya.
2. Proses analisis dan desain sistem. Analisis dan desain sistem berguna untuk mengetahui dan memberikan gambaran aplikasi baik secara detail dan menyeluruh, mengidentifikasi permasalahan
kebutuhan dan melakukan perencanaan terhadap sistem. Desain sistem meliputi perancangan
pembuatan basis data untuk memudahkan
implementasi pembuatan program aplikasi.
3. Programming. Programming merupakan proses inti dalam pengerjaan aplikasi real count. Dalam proses
ini memuat permintaan kandidat akan suatu
aplikasi, yang akan membantu memecahkan permasalahan partai politik penggusung kandidat. Programming merupakan proses pembuatan
aplikasi sesuai dengan permintaan kandidat. Masing-masing modul yang dibuat ditunjukkan
kepada kandidat atau tim media center pemenangan
untuk disesuaikan dengan permintaan dan
kebutuhan.
pemenangan kandidat apakah aplikasi mudah digunakan, semua modul bisa berjalan dengan baik, dan output yang dihasilkan apakah sudah sesuai dengan kebutuhan. Selama masa testing akan ada terjadi perbaikan dan penambahan modul agar aplikasi dapat berfungsi secara maksimal pada saat pilkada berlangsung.
5. Uploading. Tahapan ini adalah dimana website siap untuk dionlinekan di server web. Sebelumnya harus mendaftarkan nama domain dan memiliki web hosting terlebih dahulu. Pada tahapan ini programming juga melakukan testing di server web apakah aplikasi sudah berjalan dengan baik.
6. Implementasi. Adalah tahapan dimana aplikasi sudah dapat dan siap untuk digunakan pada hari pemilihan.
4.2. Pembahasan
Pada saat pilkada berlangsung dan tahapan
pencoblosan surat suara telah selesai maka kemudian tahapan selanjutnya adalah penghitungan surat suara. Relawan setiap TPS akan menunggu sampai proses perhitungan selesai. Kemudian relawan merekap secara manual hasil perhitungan suara didalam satu formulir yang telah disiapkan dari Media center pemenangan kandidat. Setelah selesai merekap kemudian relawan mulai melakukan komunikasi secara langsung ke operator aplikasi real count yang telah ditunjuk sesuai dengan kecamatannya.
Selanjutnya data tersebut akan disimpan dalam sebuah database (DB) yang berhubungan langsung dengan sebuah aplikasi web untuk menampilkan secara real-time hasil perhitungan suara yang diperoleh, yang kemudian akan disajikan dalam 2 bentuk, yaitu dalam bentuk grafik dan teks. Aplikasi web ini dikelola oleh seorang administrator, yang bertugas mengontrol kerja aplikasi. Proses kerja aplikasi real count ini dapat digambarkan seperti pada gambar 1 berikut ini:
Gambar 1. Deskripsi Umum Aplikasi Real Count
1. Karakteristik Pengguna
Karakteristik dari pengguna Aplikasi real count
Pilkada terbagi atas 2, seperti yang terlihat pada tabel karakteristik pengguna berikut ini:
a. Aktor Pengelola web
Nama Aktor Defenisi
Administrator Administrator bertugas untuk
mengontrol jalannya aplikasi web
Petugas/operator desk pilkada
Petugas yang mempunyai hak akses untuk mengirim hasil perhitungan suara
Tabel 1. Tabel aktor pengelola web
b. Aktor Pengguna web
c.
Nama Aktor Defenisi
Eksternal (Peneliti, Politisi, LSM, Masyarakat Umum dan pihak-pihak lain
Aktor yang
mendapatkan layanan untuk melihat hasil perhitungan suara.
Tabel 2. Tabel aktor pengguna web
2. Kebutuhan Antarmuka Eksternal
Antarmuka Pemakai
Aplikasi real count pilkada menggunakan antar muka berbasis web. Pengguna dapat mengoperasikan website
yang dilengkapi dengan sistem operasi Windows atau Linux atau mac os.
Antarmuka Perangkat-Keras
Aplikasi real count berjalan di server hosting yang
disewa pertahun. Sehingga tidak dibutuhkan
penyediaan perangkat keras berupa server. Untuk petugas/operator dan pengguna dapat menggunakan
perangkat keras Personal Computer (PC) dengan
spesifikasi minimum Processor core duo, Memory RAM 1G, Harddisk 40G, dan sistem operasi. Handphone yang digunakan untuk komunikasi relawan dengan petugas desk pilkada. TV LCD dengan ukuran yang besar untuk para pendukung kandidat yang ingin menyaksikan berlangsungnya perhitungan secara riil di media center.
Antarmuka Perangkat-Lunak
Aplikasi real count adalah program yang dibangun dengan menggunakan bahasa pemograman PHP dan database MySQL.
Kebutuhan Fungsional Deskripsi Proses
1. Proses penerimaan data suara di TPS dilakukan dengan cara melakukan komunikasi melalui telepon/handphone ke relawan yang berada di TPS.
2. Proses pada aplikasi web.
• Proses penginputan data suara ke TPS
• Proses menampilkan hasil kalkulasi suara
pilkada
Conceptual Data Model
Conceptual Data Model menunjukkan hubungan antar entitas serta atribut-atribut dari masing-masing entitas
tersebut.CDM untuk aplikasi real count di gambarkan
pada gambar berikut ini:
Gambar 2. Conceptual Data Model Aplikasi Real Count
Kebutuhan Non-Fungsional Performasi
Tidak ada batasan performasi, karena kemampuan perangkat-keras yang digunakan telah memadai.
Batasan Memori
Besarnya memory yang dibutuhkan untuk menjalankan perangkat lunak aplikasi minimal 512 MB.
Modus Operasi
Modus operasi perangkat lunak SI-Q-CUP ada dua, yaitu sebagai berikut:
1. Level pengelola: dapat melihat sistem secara
keseluruhan dan melakukan perbaikan untuk
aplikasi web jika diperlukan.
2. Level pengguna: pada level ini, pengguna di bagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut:
• Petugas desk pilkada: dapat melakukan pengiriman hasil suara yang diperoleh oleh masing-masing TPS
• Pengguna Eksternal: terdiri atas peneliti, politisi, LSM, masyarakat, dan pihak lain yang menggunakan system ini, yang mana pengguna eksternal ini hanya dapat melihat hasil perolehan suara dalam aplikasi web yang tersaji dalam bentuk grafik dan teks.
Kebutuhan Adaptasi Lokasi
Aplikasi real count hanya dapat diaplikasikan dalam lokasi yang memiliki jaringan terkoneksi ke internet.
Keandalan
Sistem disajikan dalam bentuk aplikasi web, yang dapat diakses dengan protokol HTTP. Protokol HTTP merupakan protokol yang umum digunakan dalam aplikasi internet.
Ketersediaan
Aplikasi web dapat diakses selama 7 hari seminggu dan 24 jam sehari, dalam jangka waktu tertentu selama event pilkada berlangsung.
Keamanan
Aplikasi web diakses dengan menggunakan protokol HTTPS. Protokol HTTPS merupakan protokol HTTP yang dilapisi lapisan TLS Protocol Version 1.1 (RFC 4346) di atasnya. Protokol ini biasa disediakan oleh server hosting yang disewa.
Use-Case
relawan kepada aktor petugas TPS, sedangkan aktor masyarakat umum hanya dapat melihat hasil pilkada.
Gambar 3. UML Aplikasi Real Count Pilkada
Setelah operator desk pilkada memasukkan data suara ke TPS, hasil sementara perolehan suara calon dapat dilihat dihalaman antar muka untuk masyarakat umumt. Berikut tampilan aplikasi web real count
pilkada yang dapat dilihat oleh masyarakat umum pada gambar 4 berikut ini.
Gambar 4. Tampilan antar muka hasil perolehan suara
5.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari pembuatan aplikasi real count pilkada ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Aplikasi real count pilkada ini mempercepat hasil
perhitungan suara sehingga mengurangi terjadinya kecurangan.
2. Hasil yang didapat dari real count pilkada ini sudah akurat dan tepat waktu sesuai penerimaan data hasil suara dari tiap-tiap TPS dari relawan.
Saran dari implementasi Aplikasi real count pilkada ini adalah:
1. Pada saat implementasi dibutuhkan akses internet
yang cukup cepat agar proses penginputan data suara dapat berjalan lancar.
2. Memberikan pelatihan yang cukup agar operator
atau petugas desk pilkada dapat melakukan
pemasukan data TPS dengan benar.
5. Daftar Pustaka
Fowler, Martin, UML Distilled 3th., Panduan singkat bahasa pemodelan object standar, Andi offset, 2004.
Hoffer, Jeffrey A., Modern Database Management eighth edition, Pearson Education, 2007.
Sommerville, Ian, Software Engineering ( Rekayasa Perangkat Lunak ) Jilid 1, Erlangga, 2003.
http://iridsindonesia.wordpress.com/smr-real-count/ diakses tanggal 2 November 2013.
http://digilib.ittelkom.ac.id/index.php?option=com_rep ository&Itemid=34&task=detail&nim=611070042 diakses tanggal 2 November 2013.
elista.akprind.ac.id/upload/files/1515_tahapan_rek_we b.ppt