• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PESERTA DIDIK KELAS VIII A SMP STELLA MATUTINA SALATIGA TAHUN AJARAN 20162017 MELALUI TEKNIK TOKEN ECONOMY ARTIKEL TUGAS AKHIR - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Komunikasi In

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MENINGKATKAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PESERTA DIDIK KELAS VIII A SMP STELLA MATUTINA SALATIGA TAHUN AJARAN 20162017 MELALUI TEKNIK TOKEN ECONOMY ARTIKEL TUGAS AKHIR - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Komunikasi In"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL

PESERTA DIDIK KELAS VIII A SMP STELLA MATUTINA

SALATIGA TAHUN AJARAN 2016/2017 MELALUI TEKNIK

TOKEN ECONOMY

ARTIKEL TUGAS AKHIR

Oleh Anton Fauzi

132013014

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

(2)
(3)
(4)

LEMBAR PERSETUJUAN

MENINGKATKAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL

PESERTA DIDIK KELAS VIII A SMP STELLA MATUTINA

SALATIGA TAHUN AJARAN 2016/2017 MELALUI TEKNIK

TOKEN ECONOMY

ARTIKEL TUGAS AKHIR

Oleh Anton Fauzi

132013014

Disetujui oleh :

Drs. Sumardjono Pm., M.Pd.

Pembimbing I

(5)
(6)

1

MENINGKATKAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL

PESERTA DIDIK KELAS VIII A SMP STELLA MATUTINA

SALATIGA TAHUN AJARAN 2016/2017 MELALUI TEKNIK

TOKEN ECONOMY

Oleh : Anton Fau

zi

Pembimbing :

Drs. Sumardjono Pm., M.Pd dan Drs. Umbu Tagela, M.Si Program Studi Bimbingan dan Konseling

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi peningkatan Komunikasi Interpersonal melalui teknik Token Economy pada peserta didik kelas VIII A SMP Stella Matutina Salatiga. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Subjek penelitian adalah peserta didik kelas VIII A SMP Stella Matutina Salatiga tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah 9 peserta didik yang memiliki Komunikasi Interpersonal rendah yang ditentukan secara purposive sampling .Teknik pengumpulan data dengan menyebarkan instrumen skala Komunikasi Interpersonal berdasarkan DeVito (2011) yang diadopsi dari Damayanti (2014) . Teknik analisis data menggunakan uji Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan pretest dari kedua kelompok eksperimen dan kontrol yang menghasilkan p = 0,755. > 0,050, artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan demikian eksperimen dapat dilanjutkan. Hasil analisis data hasil Pretest dan Postest

kelompok ekperimen dengan menggunakan teknik analisis Mann-Whitney Test

maka diperoleh hasil Asymp. Sig, 2-Tailed 0.002 < 0.050 dengan Mean Rank Pretest kelompok ekperimen adalah 5,61 dan Mean Rank Postest kelompok ekperimen adalah 13,39. Jadi, terdapat peningkatan Komunikasi Interpersonal yang signifikan setelah kelompok ekperimen menerima Token Economy.. Artinya hipotesis yang diajukan berbunyi teknik Token Economy dapat meningkatkan secara signifikan Komunikasi Interpersonal peserta didik kelas VIII A SMP Stella Matutina, dapat diterima.

(7)

2

PENDAHULUAN

Menurut Ali (2012) Sekolah adalah lembaga formal yang diberi tanggung jawab untuk meningkatkan perkembangan anak termasuk perkembangan berpikir anak. Di sekolah peserta didik akan mendapatkan berbagai ilmu pengetahuan yang diberikan oleh guru yang nantinya akan di gunakan baik dalam kehidupan bermasyarakat maupun di tempat pekerjaan. Dalam proses pembelajaran peserta didik sering berhadapan dengan berbagai masalah, tidak hanya masalah mata pelajaran, namun peserta didik sering kali dihadapkan dengan masalah yang menyangkut hubungan sosial.

Peserta didik di Sekolah pasti memiliki hubungan sosial dengan teman sebayanya karena pada hakekatnya peserta didik juga makhluk sosial yang membutuhkan orang lain untuk bertahan hidup. Salah satu cara berhubungan dengan peserta didik lain yaitu dengan cara berkomunikasi. Tanpa hubungan sosial yang baik dengan individu yang lain dapat mempengaruhi kesehatan mental peserta didik. Jika hubungan dengan peserta didik lain buruk, maka peserta

didik dapat mengalami stres dan hal ini dapat mengganggu kesehatan peserta didik.

Hal tersebut didukung penelitian yang dilakukan oleh Nastiti (2013) menunjukkan bahwa terdapat 22 % siswa kelas VIII A SMP 1 Kunjang Kediri yang mengalami keterisoliran. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya perilaku suka menyendiri ketika jam istirahat berlangsung, dijauhi teman-teman sekelasnya, saat pembagian kelompok tidak mendapatkan kelompok, dan tidak berani mengungkapkan pendapatnya di depan kelas.

(8)

3 Penulis akan melakukan penelitian

yang berjudul “ Meningkatkan

Komunikasi Interpersonal Peserta Didik Kelas VIII A SMP Stella Matutina Tahun Ajaran 2016/2017 Melalui Teknik Token Economy”.

LANDASAN TEORI

1.Komunikasi Interpersonal

Komunikasi Interpersonal menurut DeVito (2011) adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan penerima pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera.

Menurut DeVito (2011), aspek-aspek komunikasi interpersonal antara lain :

a. Keterbukaan (Opennes)

Kesediaan untuk terbuka kepada orang yang diajak berinteraksi, dimana tidak ada yang disembunyikan, dan mengacu pada kesediaan komunikator untuk bereaksi secra jujur terhadap stimulus yang dating dimana komunikator disini mesti tanggap dan kritis dalam menerima stimulus tersebut serta bertanggung jawab atas informasi yang disampaikan kepada orang lain.

b. Empati (Empathy)

Ikut merasakan perasaan yang sama dengan cara yang sama, dimana rasa empati akan membuat seseorang lebih mampu menyesuaikan komunikasinya. Empati yang terjadi selama komunikasi berlangsung, menjadikan para pelakunya memiliki pemahaman yang sama mengenai perasaan masing-masing karena masing-masing pihak berusaha untuk merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain.

c. Sikap mendukung (Supportive-ness)

Sikap mendukung adalah suatu yang mendorong terjalinnya hubungan baik atau berkomunikasi yang emapatik dan menciptakan suasana yang baik.

d. Sikap positif (Positiveness)

(9)

4 e. Kesetaraan (Equility)

Kesetaraan antar pelaku merupakan suatu keharusan agar proses komunikasi dapat berjalan dengan baik. Kesetaraan berarti menerima dan mengakui bahwa kedua pihak dalam komunikasi adalah sama-sama bernilai dan berharga atau memberi orang lain orang lain penerimaan (penghargaan) yang positif tanpa syarat

2.Ekonomi Token (Token Economy )

Menurut Bradley T. Erford (2016)

Token Economy adalah bentuk

reinforcement positif di mana klien menerima suatu token ketika mereka memperlihatkan perilaku yang diinginkan. Token Economy menurut Loekmono (2003) adalah salah satu teknik yang biasanya digunakan untuk menghapuskan suatu perilaku yang tidak diinginkan.

Menurut Corey (dalam Komalasari : 2011) penggunaan token sebagai reinforcer untuk membentuk tingkah laku memiliki beberapa keuntungan – keuntungan, diantaranya :

a. Token tidak mengurangi nilai insentif, terutama ketika kekuatan pemerolehan (earning power) dan

nilainya meningkat seiring dengan peningkatan peringkat.

b. Token dapat mengurangi penundaan antara tingkah laku yang diinginkan dengan hadiah.(reward). c. Token dapat digunakan sebagai motivator konkrit ( concrete motivator) untuk mengubah tingkah laku tertentu. d. Token adalah bentuk dari penguatan positif.

e. Individu memiliki kesempatan untuk menentukan bagaimana menggunakan token yang didapat.

f. Token economy dapat

mengarahkan ke peningkatan moral konseli dan staf.

g. Sistem token dapat memungkinkan untuk mengukur penguatan sosial.

Menurut Reid ( dalam Erford, 2016 ) menyediakan langkah-langkah untuk melaksanakan Token Economy,

yaitu :

a.Mengidentifikasi perilaku-perilaku yang ingin dirubah.

Erford mengusulkan untuk menyebutkan secara spesifik perilaku-perilaku itu dan mendiskripsikan standar untuk kerja yang memuaskan.

(10)

5 Sangat penting untuk

memastikan bahwa semua peserta memahami aturan untuk memberikan token, kuantitas token yang dianugerahkan untuk perilaku-perilaku yang berbeda.

c. Menentukan kapan klien dapat menukarkan token untuk mendapatkan

reward.

d.Memilih apa yang digunakan sebagai token.

Token haruslah aman, kuat, mudah diberikan, dan sulit direplikasikan seperti lembar check, stiker, stik kayu atau cip game plastik.

e. Menentukan backup reinforcer Back up reinforcer haruslah memiliki daya tarik bagi klien. Untuk menekan matrealistis dan mendorong interksi sosial, menu reward-nya seharusnya memasukkan sejumlah kegiatan di mana klien dapat terlibat

f. Menetapkan “harga” dengan

memilih berapa banyak token yang harus dimiliki partisipan sebelum

menukarkannya untuk backup reinforcer.

Sebelum menerapkan sistemnya, penanggung jawabnya seharusnya melakukan uji lapangan terhadap sistemnya, memastikan harganya akurat : jika seorang partisipan tidak mampu mengumpulkan cukup token untuk melakukan pembelian, mereka akan kehilangan motivasi untuk terlibat dalam perilaku yang diinginkan.

Penelitian yang dilakukan oleh

Murfidah (2013) yang berjudul“

Efektivitas pemberian reward melalui metode token ekonomi untuk meningkatan kedisiplinan anak usia

dini” menujukkan bahwa nilai

(11)

6 Kelas X MIA SMA Negeri 1 Singaraja

menunjukkan bahwa hasil analisis kelompok eksperimen I menghasilkan t/hitung > t/tabel (130,5> 2,365), kelompok eskperimen II menghasilkan t/hitung > t/tabel (167,6> 2,365). Konseling behavioral teknik Token Economy dan Teknik Pembanjiran memiliki perbedaan yaitu R1>R2 atau 163>103. Hasil hipotesis menunjukkan

H > X2kw (α) (k-1) ( 671 > 5,59) maka H0 ditolak dan Ha diterima yang berbunyi 1) terdapat pengaruh konseling behavioral teknik Token Economy terhadap keterampilan Komunikasi Antar Pribadi siswa, 2) terdapat pengaruh konseling behavioral teknik pembanjiran terhadap keterampilan komunikasi antar pribadi siswa, 3) terdapat perbedaan pengaruh antara konseling behavioral teknik Token Economy

dengan konseling behavioral Teknik Pembanjiran terhadap keterampilan Komunkasi Antar Pribadi siswa kelas X MIA SMA Negeri 1 Singaraja, yang berarti teknik Token Economy lebih berpengaruh dalam meningkatkan keterampilan Komunikasi Antar Pribadi siswa.

Hipotesisnya adalah Terdapat peningkatan yang signifikan Komunikasi Interpersonal peserta didik kelas VIII A SMP Stella Matutina Salatiga Tahun ajaran 2016/2017 melalui teknik Token Economy.

METODE PENELITIAN 1.Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian ekperimen. Penelitian eksperimen yang digunakan adalah

desain pretest-posttest Control Group

Design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok ekperimen (kelompok yang diberikan treatment) dan kelompok kontrol yang tidak diberikan treatment.

2.Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII A SMP Stella Matutina, dibagi menjadi 2 kelompok berjumlah 9 peserta didik masuk dalam kelompok ekperimen (KE) dan 9 peserta didik masuk dalam kelompok kontrol (KK).

3.Variabel Penelitian

Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

(12)

7

b.Variabel terikat (Y) : Komunikasi Interpersonal

4.Definisi Operasional Variabel

a. Komunikasi Interpersonal

Token Economy adalah bentuk

reinforcement positif di mana klien menerima suatu token ketika mereka memperlihatkan perilaku yang diinginkan

b. Komunikasi Interpersonal

Komunikasi Interpersonal adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan penerima pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera..

5. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dalam rangka mengetahui Komunikasi Interpersonal peserta didik kelas VIII A SMP Stella Matutina Salatiga dengan skala Komunikasi Interpersonal yang diadopsi dari penelitian Damayanti (2014) berdasarkan teori DeVito (2011).

6.Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan untik menguji hipotesis dari penelitian ini adalah Mann-Whitney

Test, karena data yang diperoleh berskala data ordinal.

HASIL PENELITIAN 1.Pelaksanaan Penelitian

a.Test Awal (Pre-test)

Pre-test dilaksanakan pada tanggal 20 Maret 2017 dengan menyebar skala Komunikasi Interpersonal yang terdiri dari 50 item pernyataan. Skala tersebut diberikan kepada 31 peserta didik kelas VIII A SMP Stella Matutina Salatiga, maka diperoleh 18 peserta didik dan dibagi menjadi 2 kelompok yang terdiri dari 9 peserta didik menjadi kelompok ekperimen dan 9 peserta didik menjadi kelompok kontrol.

Tabel 1. di bawah ini merupakan hasil uji homogenitas antara kelompok ekperimen dan kelompok kontrol.

Tabel 1.

Hasil Uji Homogenitas Kelompok

Ekperimen dan Kelompok Kontrol

Hasil Uji Mann-Whitney Test

(13)

8

Test Statisticsa

Nilai

Mann-Whitney U 37.000

Wilcoxon W 82.000

Z -.312

Asymp. Sig. (2-tailed) .755 Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .796b

a. Grouping Variable: Kelompok

b. Not corrected for ties.

Dari uji beda yang dilakukan dengan menggunakan Mann-Whitney Test ini, dapat dilihat dari tabel di atas bahwa Mean Rank kelompok eksperimen adalah 9,11 sedangkan

Mean Rank kelompok kontrol adalah sebesar 9,89 jadi terdapat selisih angka sebesar 0,78.

Dari hasil Test Statistic di atas dapat dilihat bahwa P = 0,755. Jadi P > 0,05, maka dari itu dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok ekperimendengan kelompok kontrol sebelum dilakukan treatment , sehingga penelitian dapat dilanjutkan. b. Layanan (Treatment)

Dalam pemberian treatment

kepada 9 peserta didik, waktu ditentukan dari kesepakatan bersama oleh peserta didik. Pelaksanaan Token Economy dilaksanakan delapan kali

sesi pertemuan dengan menggunakan 5 topik yang berbeda sesuai aspek Komunikasi Interpersonal berdasarkan teori DeVito (2011).

c. Tes Akhir (Post-test)

Penulis memberikan skala Komunikasi Interpersonal kepada kelompok ekperimen dan kelompok kontrol untuk mengetahui perbedaan setelah diberikan treatment, maka hasil dari post-test diolah menggunakan teknik analisis Mann- Whitney.

Tabel 2.

Uji Mann-Whitney Postest Kelompok

Kontrol dan Kelompok Eksperimen

Ranks

Mann-Whitney U 16.500

Wilcoxon W 61.500

Z -2.121

Asymp. Sig. (2-tailed) .034 Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .031b

a. Grouping Variable: Kelompok b. Not corrected for ties.

(14)

9

Asymp. Sig, 2-Tailed sebesar 0,034 < 0,050 dengan Mean Rank Postest

kelompok ekperimen adalah 12,17 dan

Mean Rank Posttest kelompok kontrol adalah 6,83. Selisih Mean Rank

kelompok ekperimen dan kelompok kontrol sebesar 5,34. Dengan demikian, terdapat perbedaan yang signifikan Komunikasi Interpersonal pada kelompok ekperimen dan kelompok kontrol.

Tabel 3.

Uji Mann-Whitney Pretest dan Postest

Kelompok Ekperimen Mann-Whitney U 5.500 Wilcoxon W 50.500

Z -3.099

Asymp. Sig. (2-tailed) .002 Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .001a

a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: Kelompok

Hasil uji Statistik pada tabel 4.7 terhadap hasil Pretest dan Postest

kelompok ekperimen dengan

menggunakan teknik analisis

Mann-Whitney Test maka diperoleh hasil Asymp. Sig, 2-Tailed 0.002 < 0.050 dengan Mean Rank Pretest

kelompok ekperimen adalah 5,61 dan

Mean Rank Postest kelompok

ekperimen adalah 13,39. Jadi, terdapat peningkatan Komunikasi Interpersonal yang signifikan setelah kelompok ekperimen menerima Token Economy.

2.Hipotesis

Pada penelitian ini adalah hi

diterima yaitu “ Terdapat peningkatan yang signifikan Komunikasi Interpersonal peserta didik kelas VIII A SMP Stella Matutina Salatiga Tahun ajaran 2016/2017 melalui teknik Token

Economy.”

PEMBAHASAN

Berdasarkan analisis yang telah dilaksanakan, terlihat tidak ada perbedaan Komuniksi Interpersonal antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (saat pretest dengan nilai Asymp. Sig 0,755 > 0,050. Setelah kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan Token Economy

(15)

10 hasil posttest dengan nilai Asymp. Sig

0,034 < 0,050. Serta dapat dilihat dari rata-rata mean kelompok eksperimen mengalami perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah eksperimen, yaitu 9,11 pada saat sebelum eksperimen dan 12,17 setelah selesai eksperimen.

Menurut Bradley T. Erford (2016)

Token Economy adalah bentuk

reinforcement positif di mana klien menerima suatu token ketika mereka memperlihatkan perilaku yang diinginkan. Selama pelaksanaan

Token Economy yang dilakukan 8 pertemuan, peserta didik mendapatkan

reinforcment positif yang nantinya dapat ditukar dengan hadiah ketika memperlihatkan perilaku yang diinginkan. Saat mengikuti Token economy cukup antusias, terbukti selama pelaksanaan Token Economy,

peserta didik mendapatkan token di atas rata-rata walau tidak ada satupun yang mendapatkan token penuh. Peserta didik selain mendapatkan

reward juga dilatih untuk terbuka dengan kelompok, berempati dengan kelompok, memberikan dukungan dengan kelompok, bersikap positif kepada diri sendiri maupun kelompok, serta kesetaraan dengan kelompok. Hal

ini sesuai dengan pernyataan dari DeVito (2011) bahwa dari kelima aspek diantaranya yaitu keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif dan kesetaraan yang menjadi dasar dalam Komunikasi sehingga Komunikasi Interpersonalnya meningkat secara signifikan berdasarkan hasil analisis yang sudah dikemukakan penulis di atas.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Dilyan (2013) yang berjudul Pengaruh Model Konseling Behavioral Teknik Token Economy dengan Teknik Pembanjiran untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Antar Pribadi Pada Siswa Kelas X MIA SMA Negeri 1 Singaraja. Hasilnya menunjukan adanya peningkatan skor Komunikasi Interpersonal melalui teknik Token Economy .

PENUTUP 1.Kesimpulan

(16)

11 2016/2017 melalui teknik Token

Economy, dengan nilai Asymp p = 0,034 < 0,050 dengan mean rank kelompok eksperimen pada saat pretest

yaitu 9.18 meningkat menjadi 12.17 pada saat posttest.

2.Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini maka terdapat beberapa saran sebagai berikut :

1. Bagi Guru BK

Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru BK dalam meningkatkan Komunikasi Interpersonal melalui teknik Token Economy.

2. Bagi Peneliti lebih lanjut

Peneliti selanjutnya dapat mengambil penelitian ini sebagai dasar atau pembanding dari penelitian lain dengan judul yang sama. Hasil yang didapat bisa dijadikan bahan pembanding dengan penelitian yang lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad dan Mohammad Asrori. 2012. Psikologi

Remaja Perkemabngan

Peserta Didik. Cetakan Kedelapan. Jakarta : PT. Bumi Aksara

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta : PT.Rineka Cipta Azwar, S. 2012. Validitas dan

Relibialitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Damayanti, Uci. 2014. Hubungan

antara Komunikasi

Interpersonal dengan

Respon terhadap Konflik Antar Pribadi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2

Suruh. Program Studi

Bimbingan dan Konseling FKIP-UKSW. Skripsi DeVito, Joseph A. 2011.Komunikasi

Antar Manusia. Edisi Kelima. Tangerang Selatan : KARISMA Publishing Group (Bahasa Indonesia). Dilyan, Ni Putu Febry 2013. Pengaruh

Model Konseling

Behavioral Teknik Token Economy dengan Teknik Pembanjiran untuk Meningkatkan

Keterampilan Komunikasi Antar Pribadi Pada Siswa Kelas X MIA SMA Negeri 1 Singaraja. Universitas Pendidikan Ganesha. Jurnal Erford, Bradley T. 2016. 40 Teknik Yang Harus Diketahui Setiap Konselor. Edisi Kedua. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Hardjana, Agus M. 2007. Komunikasi

Intrapersonal &

(17)

12 Komalasari, Gantina. 2011. Teori dan

Teknik Konseling. Cetakan ke-2 Jakarta : Indeks

Loekmono, J.T. Lobby. Model-Model Konseling. 2003.Salatiga : Widya Sari Press

Lunardi, A.G. 2003. Komunikasi Mengenai : Meningkatkan Efektivitas Komunikasi antar Pribadi. Yogyakarta : Andi

Murfidah, Umri. 2013. Efektivitas pemberian reward melalui metode token ekonomi

untuk meningkatan

kedisiplinan anak usia dini. Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini. Universitas Negeri Semarang. Skripsi Nastiti, Elsa Dyad dan Naqiyah,

Najlatun. 2013.

Pelaksanaan Bimbingan Kelompok dengan Teknik

Permainan Untuk

Mengatasi Siswa Terisolir di Kelas VIII A SMP Negeri 1 Kujang Kediri. Jurnal BK Unesa. Vol 04/No.01 Purwanta, Edi. 2012. Modifikasi

Perilaku. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Suherlan, Heri. 2005. Perbedaan Sosial dan Konsep Diri Antara Siswa Terisolir dengan Siswa Populer di Sekolah. Skripsi : PBB UPI

Gambar

Tabel 1. di bawah ini merupakan
tabel 2. antara kelompok kontrol dan
Tabel 3.

Referensi

Dokumen terkait

3. Hasil karya ilmiah sesuai dan memenuhi persyaratan sebagai tulisan ilmiah. Mahasiswa adalah pihak yang menempuh skripsi dan akan melakukan proses pembimbingan. Dosen Pembimbing

Potensi lestari (MSY) untuk sumberdaya ikan tembang di perairan Selat Malaka, Kabupaten Serdang Bedagai sebesar 5.930,582 ton/tahun, sementara effort optimum sebesar 22.466

• Understanding the Adjective Superlative Degree. Find the patterns of Adjective Superlative Degree. Answer the questions in order to apply the Adjective Superlative Degree. Choose

Mengacu pada uraian analisis situasi, persoalan prioritas yang disepakati untuk diselesaikan selama pelaksanaan program pengabdian masyarakat di SMK 17 Agustus 1945

Seiring dengan perkembangan teknologi, memungkinkan pengolahan sampah menjadi berbagai produk, seperti kompos (paling umum), pakan ternak, alkohol, minyak atsiri, energi

Upaya yang sebaiknya dilakukan untuk meningkatkan pemanfaatan Posbindu PTM adalah melakukan advokasi kepada kelompok potensial seperti tempat kerja, sekolah, kelompok

1. Kemampuan yang dimiliki dari ke-5 siswa dalam menyelesaikan soal program linear adalah: a). Dalam menentukan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan ke-5 siswa

Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.12 diperoleh koefisien regresi Kepemimpinan transformasional sebesar 0,883 (positif). Jadi dapat disimpulkan bahwa secara parsial