1
KEMITRAAN
KEMITRAAN
DALAM
DALAM
HUBUNGAN
HUBUNGAN
DOKTER-PASIEN
DOKTER-PASIEN
F. Y. WIDODO
F. Y. WIDODO
MEDICAL EDUCATION UNIT
MEDICAL EDUCATION UNIT
FAKULTAS KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
2
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
UUD ’45 PASAL 28H AYAT (1)
UU NO. 23 TH 1992: BAB I PASAL 1 AYAT 15 BAB II PASAL 2
UU NO. 29 TH 2004: BAB II PASAL 2 & PASAL 3
MELINDUNGI MASYARAKAT
DOKTER HARUS MENGIKUTI PROSEDUR
MASYARAKAT PERLU TAHU ALASAN TINDAKAN PENGOBATAN
3
Hak Pasien
Hak Pasien
• Informasi layanan medik yang akan diterimanya
• Menerima/menolak tindakan medik
• Memilih Dokter / Rumah Sakit
• Informasi tentang biaya
• Tidak puas menerima layanan medis
dapat
diajukan sesuai mekanisme yang berlaku
KKI (Konsil Kedokteran Indonesia)
MKDKI (Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran
Indonesia)
4
KKI
KKI
Bertanggung jawab langsung kepada Presiden
Tugas:
– Melakukan registrasi dokter
– Mengesahkan standar pendidikan profesi dokter – Melakukan pembinaan terhadap penyelenggaraan
praktik kedokteran
MKDKI
Bertanggung jawab kepada KKI
Tugas:
– Menerima pengaduan, memeriksa dan memutuskan kasus pelanggaran disiplin dokter yang diajukan
5
PERAN SERTA PASIEN
PERAN SERTA PASIEN
a. MEMILIH DOKTER YANG COCOK
b. MENGUTARAKAN SESUATU KEPADA DOKTER
c. MENGETAHUI KIAT MENJALANI PENGOBATAN
Langkah pertama
memilih ke dokter umum
Mengetahui hampir semua penyakit yang umum dijumpai
Pengetahuan luas dan cukup, tidak mendalam
Banyak penyakit yang diketahui diobati / operasi kecil /
petunjuk utk dirawat
Merujuk pasien bila:
- Diluar batas kemampuan / kewenangan
- Upaya pengobatan yang kurang /tidak berhasil
6
Filosofi tentang Kesehatan & Kedokteran
Filosofi tentang Kesehatan & Kedokteran
• Hak asasi: memperoleh standar tertinggi atas
kesehatan fisik dan mental
• Ilmu Kedokteran dipakai untuk:
Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit
Pengurangan nyeri
Pengobatan penyakit
Penyempurnaan fisiologis & mempertahankan kondisi kesehatan tertentu
Pendidikan pasien (kondisi, prognosis)
Pemulihan kesehatan
7
KESUKSESAN / KEGAGALAN PENGOBATAN
KESUKSESAN / KEGAGALAN PENGOBATAN
• Kodrat alamiah penyakit
• Tersedianya / jangkauan layanan medis bermutu
(sarana, dokter, biaya, dll.)
pengobatan alternatif
• Kebiasaan masyarakat untuk mengobati diri sendiri
(self-therapy)
• Pemanfaatan ilmu klinik & epidemiologi
penga-laman empirik
EVIDENCE BASED MEDICINE
sistem yang kompleks & saling tergantung
KETIDAKPASTIAN MEDIK
8
HUBUNGAN DOKTER-PASIEN
HUBUNGAN DOKTER-PASIEN
ESENSI HUBUNGAN DOKTER PASIEN
Pasien “meminta”
pertolongan Dokter
tidak “memanfaatkan” pasien
Hubungan kontraktual: Dokter minta imbalan, pasien (klien) bersedia memenuhi saling menghormati hak & kewajiban,
saling bertanggung jawab
Dokter
Pasien
PASIEN
Jujur mengung-kapkan keluhan
DOKTER
9
Pola Komunikasi Dokter-Pasien
Pola Komunikasi Dokter-Pasien
Aktif – Pasif
Dokter: Aktif Pasien : Pasif
Pasien hanya menjawab bila ditanya, bertindak bila diperintah, minum
obat bila disuruh
Dokter Otoriter
Guidance – Cooperation
Pasien tidak perlu banyak tahu
Dibimbing / diajak kerja sama Tidak semata-mata
Menjalankan kekuasaan Mengharapkan
kerja sama
Kerja sama
Mutual Participation
Setiap manusia memiliki hak dan martabat yang sama Pasien aktif berperan pada pengobatan
Tidak dapat diterapkan pada: - pendidikan & sosial rendah - gangguan mental
10 PASIEN
Kehilangan kepercayaan diri Kehilangan lingkungan sosial
dan fisik Gegar budaya (culture shock) Mengalami kepasifan
Ketegangan jiwa
DOKTER
Kejujuran Integritas
Kepedulian (duty of care) Menghormati pasien
Memahami perasaan pasien (empati)
Ikut prihatin (compassion) Sopan santun
Mempertahankan kompetensi pengetahuan & keterampilan
11
Aspek Hukum Hubungan Dokter – Pasien
Aspek Hukum Hubungan Dokter – Pasien
a. Hubungan Karena Kontrak (Transaksi Terapeutik)
Resultaatsverbintenis, berdasarkan hasil kerja
Inspanningverbintenis, berdasarkan usaha maksimal
Dokter tidak menjanjikan kesembuhan, tetapi berikhtiar sekuatnya agar pasien sembuh
Tindakan medik tidak bertentangan dengan hukum bila:
Sesuai indikasi medik
Dilakukan sesuai aturan ilmu kedokteran (lege artis)
Harus sudah mendapat persetujuan dari pasien
b. Hubungan Karena Undang-Undang
(Zaakwarmeming)Pasien tidak sadar dokter dapat bertindak tanpa seijin
pasien
Setelah pasien sadar tindakan selanjutnya tergantung
12
Kesetaraan Dalam Hubungan Dokter - Pasien
Kesetaraan Dalam Hubungan Dokter - Pasien
Hubungan pasien-dokter bukan hubungan atasan
– bawahan
A. Menjadi pasien yang cerdas (
smart patient
)
Idealnya dokter menyediakan:
- formulir riwayat kesehatan
- brosur/buklet tentang penyakit-penyakit - pasien mencari informasi tentang dokter
Sebelum ke dokter sebaiknya pasien sudah
mempersiapkan diri untuk memberikan informasi yang lengkap (keluhan, lama sakit, riwayat penyaklit, lab. dll)
Saat bertemu dokter:
13
Hal Yang Perlu Dibicarakan Dengan Dokter
Jenis pelayanan medis
Tarif
Keluhan awal & tindakan apa yang telah dilakukan
Info tdk jelas tanyakan Prognosis
Pilihan lain bila ada
Copy data pemeriksaan2
Menanyakan apa yang perlu diperhatikan
Menjelaskan bila ada pihak yang ingin dilibatkan
Minta penjelasan tentang ‘akhir hubungan’
Minta penjelasan ttg hal yang paling buruk
Hal Yang Perlu Diketahui oleh Pasien
Jam praktik
Keahlian dokter
Biaya konsultasi
Tindakan/cara pemeriksaan & pengobatan
Rujukan
Laboratorium:
Pemeriksaan yang dilakukan
Biaya
Pembacaan hasil
Di Rumah Sakit:
Kelas, Biaya , Fasilitas
Tim dokter
Rujukan ke tempat lain
Pemeriksaan yang diperlukan
14
Persetujuan Tindakan Kedokteran
Persetujuan Tindakan Kedokteran
(Permenkes no. 585/Menkes/Per/XII/1989)
(Permenkes no. 585/Menkes/Per/XII/1989)
Persetujuan tindakan kedokteran (
Informed concent
):
Sebelum tindakan medis dilakukan
Tertulis (tindakan berat: operasi, dll) / tidak tertulis
Proses komunikasi info tentang penyakit dan tindakan
medik pasien paham pasien setuju
Dokter terlebih dahulu harus memberi informasi antara lin tentang: - prosedur yang akan dilakukan
- risiko yang mungkin timbul
- manfaat dari tindakan yang akan dilakukan
- akibat yang timbul bila tindakan tidak dilakukan - biaya
Yang berhak memberi persetujuan: Pasien atau keluarga pasien (anak-anak, gangguan jiwa, tidak sadar)
Gawat darurat / tidak sadar tidak perlu persetujuan (Pasal
15
Persetujuan Tindakan Kedokteran
Persetujuan Tindakan Kedokteran
(UU no. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran)
(UU no. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran)
Setiap tindakan harus mendapat persetujuan
pasien
Pasien harus mendapat penjelasan terlebih dahulu
yang meliputi:
Diagnosis dan tata cara tindakan medis
Tujuan tindakan medis
Alternatif tindakan lain dan risikonya
Risiko / komplikasi yang mungkin terjadi
Prognosis
Tertulis / lisan
16
HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN
HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN
UU No 23 tahun 1992:
• Hak atas informasi
• Hak atas pendapat kedua • Hak atas rahasia kedokteran • Hak untuk memberikan
persetujuan tindakan kedokteran
• Hak atas ganti rugi karena kesalahan/kealpaan tenaga kesehatan
• Hak untuk mendapat penjelasan
• Hak untuk memperoleh pelayanan medis standar
• Hak untuk menolak tindakan medis
• Hak untuk mendapatkan isi rekam medis
UU No 29 tahun 2004:
• Hak untuk mendapatkan penjelasan secara lengkap ttg tindakan medis
• Hak untuk minta pendapat dokter lain
• Hak untuk mendapat
pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis
• Hak untuk menolak tindakan medis
17
UU NO. 36 /2009 TENTANG KESEHATAN:
• Pasal 8:
Setiap orang berhak memperoleh informasi tentang data kesehatan dirinya termasuk tindakan dan pengobatan yang telah maupun yang akan diterimanya dari tenaga kesehatan. • Pasal 9 ayat (1):
Setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan,
mempertahankan, dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
• Pasal 10:
Setiap orang berkewajiban menghormati hak orang lain dalam upaya memperoleh lingkungan yang sehat, baik fisik, biologi, maupun sosial.
• Pasal 11:
Setiap orang berkewajiban berperilaku hidup sehat untuk mewujudkan, mempertahankan, dan memajukan kesehatan yang setinggi-tingginya.
18 • Pasal 12:
Setiap orang berkewajiban menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan bagi orang lain yang menjadi tanggung jawabnya.
• Pasal 13 ayat (1):
Setiap orang berkewajiban turut serta dalam program jaminan kesehatan sosial.
• Pasal 56 Ayat (1)
Setiap orang berhak menerima atau menolak sebagian atau seluruh tindakan pertolongan yang akan diberikan kepadanya setelah menerima dan memahami informasi mengenai tindakan tersebut secara lengkap.
Ayat(2)
Hak menerima atau menolak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku pada:
a. penderita penyakit yang penyakitnya dapat secara cepat menular ke dalam masyarakat yang lebih luas; b. keadaan seseorang yang tidak sadarkan diri; atau c. gangguan mental berat.
19
• Pasal 58 Ayat (1)
Setiap orang berhak menuntut ganti rugi terhadap
seseorang, tenaga kesehatan, dan/atau penyelenggara kesehatan yang menimbulkan kerugian akibat kesalahan atau kelalaian dalam pelayanan kesehatan yang diterimanya. Ayat (2)
Tuntutan ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku bagi tenaga kesehatan yang melakukan
tindakan penyelamatan nyawa atau pencegahan kecacatan seseorang dalam keadaan darurat.
20
Hak pasien di Rumah Sakit
Hak pasien di Rumah Sakit
Menolak tindakan
Mengakhiri pengobatan / perawatan
Didampingi keluarga saat kritis
Menjalankan ibadah tidak mengganggu pasien lain Keamanan dan keselamatan selama perawatan
Mengajukan usul, saran, perbaikan selama perawatan
Menerima / menolak bimbingan moril / spiritual
Hak – hak lain (WHO)
Tidak mengalami diskriminasi, termasuk pembiayaan
21
Kewajiban Pasien
Kewajiban Pasien
(pasal 53 UU Nomor 29 Tahun 2004)
(pasal 53 UU Nomor 29 Tahun 2004)
• Memberi informasi yang lengkap dan jujur
• Mematuhi nasehat/petunjuk dokter
• Mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana
pela-yanan kesehatan
22
HAK DAN KEWAJIBAN DOKTER
HAK DAN KEWAJIBAN DOKTER
HAK DOKTER
• Memperoleh perlindungan hukum
• Melakukan praktik sesuai dengan standar profesi • Memperoleh info yang jujur/lengkap dari pasien • Menerima imbalan jasa
KEWAJIBAN DOKTER
Kewajiban yang timbul akibat pekerjaan profesi
Kewajiban menghormati hak pasien
Kewajiban yang berhubungan dengan fungsi sosial
• Memberi pelayanan medis sesuai standar profesi • Merujuk pasien bila tidak mampu
• Merahasiakan yang diketahui tentang pasien • Melakukan pertolongan darurat
23
PELAYANAN KEDOKTERAN
PELAYANAN KEDOKTERAN
Dokter: dokter umum & dokter spesialis
Sarana Pelayanan Kedokteran:
- Praktik perorangan - Rumah Sakit:- Umum
- Klinik bersama - Khusus
- Puskesmas / Balkesmas - Pendidikan
Uji Kompetensi
Surat Ijin Praktek
STR sementara SIP
Sementara
Internship
Sistem Rujukan:
Dokter dokter spesialis / dokter spesialis dokter
subspesialis / dokter spesialis dokter spesialis Pertimbangkan: - dokter rujukan bisa memberi info
lengkap
- alasan merujuk, kompetensi, “2nd opinion”
- ekonomi
- tidak darurat praktik pribadi,
puskesmas
25
Pembiayaan
Pembiayaan
• Nilai Sosial:
– Imbalan jasa– Tidak mudah dinilai
– Rasa sukur dan terima kasih
• Nilai Ekonomi:
– Berkaitan dengan alat bantu obat, rawat inap, lab.,
radiologi, berbagai komponen biaya (unit cost)
• Pembayaran tunai & asuransi
26
HASIL PELAYANAN KEDOKTERAN
HASIL PELAYANAN KEDOKTERAN
1. Hasil optimal
Ada upaya bersama dokter dan pasien
Komunikasi yang jujur
Pemahaman akan keterbatasan
2. Hasil yang tidak diharapkan
Adverse events pasien tidak puas hasil tidak seperti yg diharapkan
Kedokteran tidak menjanjikan hasil layanan
menjanjikan upaya inspanningsverbintennis
Disebabkan oleh:
o Komplikasi / perjalanan penyakitnya sendiri o Hasil dari risiko yang tdk dpt dihindari
o Kelalaian medis
27
3. Mekanisme Pengaduan dan Penyelesaian
3. Mekanisme Pengaduan dan Penyelesaian
Hasil tak diharapkan
Minta penjelasan dokter/ Rumah sakit
Tidak memuaskan Memuaskan
Isu etik Isu disiplin Isu Hukum Pidana Isu Hukum Perdata Isu Hukum Admin.
MKEK MKDKI POLRI ADR Pengadilan
28 PELANGGARAN PROFESI KEDOKTERAN
PELANGGARAN PROFESI KEDOKTERAN
UU NO. 23/1992 DAN UU NO. 29/2004
UU NO. 23/1992 DAN UU NO. 29/2004
Etik Disiplin Hukum
MKEK MKDKI Perdata Pidana Administrasi
Pencabutan Pencabutan STR
•Mengikuti Pelatihan
Pengadilan
Ganti rugi Hukuman Teguran / Pencabutan Ijin Praktek
UU no. 36 /2009 (Pasal 29):
29