1062
Tema: 5 (Kewirausahaan, Koperasi dan UMKM)
PENGARUH MOTIVASI MANAJEMEN DAN KOMPETENSI
INTERNAL AUDITOR TERHADAP PRAKTIK PENGELOLAAN
LABA: STUDI PADA BUMN DI INDONESIA
Oleh
Puji Lestari
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UNSOED
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi manajemen dan kompetensi internal auditor terhadap praktik pengelolaan laba. Analsis dilakukan terhadap 59 data perusahaan BUMN di Indonesia yang terpilih sebagai sampel dengan menggunakan metode simple random sampling. Dengan menggunakan metode structural equation modelling partial least square (SEM-PLS), hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1). motivasi manajemen berpengaruh terhadap praktik pengelolaan laba. 2). Kompetensi internal auditor tidak berpengaruh terhadap praktik pengelolaan laba.
Kata Kunci : Motivasi manajemen, kompetensi internal auditor, pengelolaan laba.
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of management motivation and internal auditor’s
competence, on earnings management. Data of 59 state-owned interprises in Indonesia which obtained of simple random sampling were analyzed. By using Structural Equation Modelling-Partial Least Square (SEM-PLS), the results are as follows: 1). Management motivation influence on earnings management, 2). Competence of internal auditor has no influence on earnings management.
Keywords: Management motivation, competence of internal auditor, earnigs management
PENDAHULUAN
Kualitas pelaporan keuangan yang belum sesuai harapan masih banyak terjadi di Indonesia
di Indonesia, baik pada sektor publik maupun sektor swasta. Salah satu penyebabnya adalah adanya
earnings management dalam proses pelaporan keaungan. Earnings management adalah manipulasi
aktif atas earnings demi target yang sudah ditetapkan oleh managemen, perkiraan yang dibuat
analis, atau jumlah yang konsisten dengan aliran yang lebih halus, lebih berkesinambungan
(Mulford and Comiskey, 2002;3). Chen dan Cheng Tsai (2010) menemukan bahwa manipulasi
produksi/distribusi didorong terutama oleh motivasi specullative, sementara manipulasi item-item
tangguhan (accrued item) didorong terutama oleh motivasi altruistik dan tekanan dari pihak
terafiliasi. Hamid, et al. (2012) menunjukkan bahwa tujuan utama earning management oleh
1063
kepuasan penuh kepada pihak terafiliasi. Motif kedua adalah altruistik dan diikuti oleh motivasi
spekulatif.
Motivasi merupakan proses mengawali tindakan secara sadar dan terarah (Siegel-Marconi,
1989:34). Motivasi ini merupakan kunci untuk menginisiasi, mendorong, mempertahankan dan
mengarahkan perilaku. Motivasi ini juga berkaitan dengan reaksi subjektif yang terjadi selama
proses. Sementara itu, Robbin (2001:155) mendefiniskan motivasi sebagai proses yang
menjelaskan intensitas, arahan dan ketekunan usaha untuk mencapai tujuan. Selanjutnya, Muscalu
and Muntean (2013) mengatakan bahwa motivasi adalah sejumlah motif psikologikal yang
memprakarsai dan mengarahkan perilaku karyawan untuk mencapai tujuan. Pencapaian tujuan ini
selaras dengan pemenuhan kebutuhan karyawan. Sementara itu, dalam perspektif Islam, motivasi
didefinisikan dalam perspektif yang lebih luas.
Iatridis dan Kadorinis (2009) membuktikan bahwa perusahaan-perusahaan yang berisiko
melanggar perjanjian utang cenderung melakukan manajemen laba sebagai sarana untuk
menghindari kesulitan keuangan dan kekecewaan pemberi pinjaman. Manajer juga cenderung
menggunakan manajemen laba dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan dan kemudian
memperkuat kompensasi mereka. Selain itu, perusahaan-perusahaan cenderung untuk
menggunakan manajemen laba untuk membuat financial number mereka terlihat lebih baik dan
lebih menarik, dan karenanya, memperoleh akses yang lebih mudah dan tanpa hambatan ke pasar
modal ekuitas dan utang. Pertimbangan yang sama berlaku ketika perusahaan berusaha untuk
memenuhi dan/atau melebihi perkiraan pendapatan analis keuangan. Hasil penelitian Hashim,et.al
(2013) menunjukkan bahwa terdapat motif yang mendasari dilakukannya earnings management.
Penelitian ini mengindikasikan bahwa motif utama direktur melakukan earnings management
adalah untuk memenuhi ekspektasi pasar dan memuaskan pihak-pihak lain daripada kepentingan
mereka sendiri.
Berdasarkan premis dan hasil-hasil penelitian sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian
ini adalah:
H1: Motivasi manajemen berpengaruh positif terhadap praktik pengelolaan laba
Kompetensi merupakan kemampuan untuk melakukan tugas-tugas dan peran yang
diharapkan dari seorang akuntan profesional, yang berkualitas dan berpengalaman,dengan standar
yang diharapkan oleh pemberi kerja dan masyarakat umum (IFAC,1998a). Kompetensi juga
didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk melaksanakan pekerjaan tertentu
(Boyatzis,2008). Sementara itu, Borthwick (1993) mengatakan bahwa kompetensi adalah
kemampuan untuk menggunakan keahlian dan pengetahuan secara efektif untuk mencapai tujuan.
Auditor internal menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang diperlukan
dalam pelaksanaan layanan audit internal. Dalam menjalankan tugasnya, auditor internal
1064
bahwa fungsi audit internal berkaitan dengan tingkat earnings management. Johl, et al (2013) dan
Garcia, et al (2012) menunjukkan hasil adanya hubungan negatif antara kualitas internal audit
dengan abnormal accrual. Sementara itu, Al Kabash, et al (2008), menemukan bahwa auditor
eksternal percaya bahwa manajemen terlibat secara signifikan dalam earnings management, baik
income increasing maupun income discreasing. Namun, auditor internal percaya bahwa
manajemen terlibat dalam praktek-praktek manajemen laba, hanya pada income increasing.
Al-Rassas & Kamardin (2015) menemukan bahwa independensi komite audit dan investasi lebih pada
audit internal terkait dengan kualitas laba yang lebih tinggi. Sebaliknya, Al-Shetwi, et.al (2011)
menemukan hubungan yang lemah antara fungsi internal audit dan kualitas pelaporan keuangan.
Berdasarkan premis tersebut, hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H2 = Kompetensi internal auditor berpengaruh terhadap praktik pengelolaan laba.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini disebut juga penelitian verifikatif yaitu penelitian yang bertujuan menguji
kebenaran teori atau hasil penelitian yang sudah ada sebelumnya, yang dirumuskan dalam hipotesis
penelitian. Unit analisis penelitian ini adalah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Populasi penelitian ini adalah 105 BUMN di Indonesia yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT).
Dengan teknik simple random sampling, terpilih 59 sampel perusahaan sebagai unit analisis.
Metode analisis yang digunakan adalah Structural Equation Modelling-Partial Least Square
(SEM-PLS).
Operasionalisasi Variabel
1. Variabel Independen; a). Motivasi Manajemen (X1), dengan dimensi meliputi: a).
Attitudes and beliefs,dengan indikator:altruistik, selfish, behavior conviction, dan b).
pressure from affiliated parties, c. speculative motivation, d).kompensasi /insentif
manajemen (Chen dan Tsai, 2010; Jones dan Wu, 2010 ; Hamid, , et al, 2012;Hashim et
al,2013); b). Kompetensi Internal Auditor (X2), dengan dimensi meliputi: kombinasi
dari atribut-atribut pengetahuan, kapabilitas, skill dan sikap/attitudes,(Preston
danWalker (1993).
2. Variabel Dependen adalah manajemen laba yang diukur dengan proksi discretionary
accruals (DA). Manajemen laba diukur dengan discretionary accruals model Kothari
(2005) yang merupakan pengembangan dari modifield Jones Modelsebagaimana
digunakan Dechow et al. (1995). Penggunaan DA sebagai proksi discretionary accruals
1065
Persamaan penghitungan manajemen laba adalah sebagai berikut:
TAit = NIit - CFOit... (1)
TAit = NDAit + DAit... (2)
TAit/Ait-1 = α1(1/Ait-1) + β1(ΔREVit/Ait-1) + β2(PPEit/Ait-1) + β3ROA+ εit... (3)
DAit = TAit - NDAit... (4)
DAit = (TAit/ Ait-1) - [α1(1/Ait-1)+β1(ΔREVit/Ait-1)+β2(PPEit/Ait-1)]+ β3ROA... (5)
Keterangan:
TAit = Total akrual perusahaan i pada tahun t
NIit = Laba bersih (net income) perusahaan i pada tahun t
CFOit = Kas dari operasi (cash flow from operation) perusahaan i pada tahun t
NDAit = Non discretionary accrual perusahaan i pada tahun t
DAit = Discretionary accrual perusahaan i pada tahun t
ΔREVit = Pendapatan perusahaan i pada tahun t dikurangi pendapatan tahun t-1
PPEit = Aktiva tetap perusahaan i pada tahun t
α1 = Konstanta
β1, β2 = Koefisien regresi
Ait-1 = Total aktiva perusahaan i pada tahun t-1
εit = Error term perusahaan i pada tahun t
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis DeskriptifDeskriptif Statistik Motivasi Manajemen (X1) dan Kompetensi Internal Auditor (X2).
Analisis deskripsi data hasil penelitian dapat digunakan untuk memperkaya pembahasan,
melalui analisis deskriptif dapat diketahui bagaimana tanggapan responden terhadap setiap
indikator variabel yang diteliti. Analisis deskriptif yang dilakukan mengacu kepada setiap indikator
yang ada pada setiap variabel yang diteliti. Analisis deskriptif dengan menggunakan perhitungan
skor konstruk, dengan kriteria sebagai berikut:
[0 – 1) : Sangat rendah /tidak pernah/ tidak baik
[1 – 2) : Rendah / kurang baik
[2 – 3) : Sedang / kadang-kadang / cukup
1066
[4 – 5) : Sangat tinggi / sangat sering / sangat baik
[5] : Sempurna / selalu
Berikut adalah hasil perhitungan skor masing-masing konstruk motivasi manajemen dan
kompetensi internal auditor, sedangkan earnings management tidak dihitung skor konstruknya
karena variabel tersebut merupakan variabel observed/manifest yang tidak dijelaskan melalui
indikator-indikatornya.
Variabel Praktik pengelolaan laba/earnings management (Y) diukur menggunakan
discreationary accrual (DA). Untuk memisahkan (dekomposisi) total akrual menjadi normal akrual
dan abnormal akrual atau discretrionary accrual dihitung dengan model Kothari yang merupakan
pengembangan dari modified Jones model.Abnormal accrual/discretionary accrual merupakan
komponen akrual yang tidak dijelaskan oleh variasi perubahan penjualan, variasi perubahan
piutang dan variasi aktiva tetap. Secara teori besarnya akrual dipengaruhi oleh perubahan
penjualan, piutang, dan aktiva tetap. Oleh karena itu, dapat diartikan bahwa terjadinya
discretionary accrual yang muncul disebabkan oleh kebijakan akuntansi tertentu yang dipilih
manajemen untuk mengarahkan laba pada tingkat tertentu yang diinginkan oleh manajemen.
Berdasarkan nilai rata-rata, nilai tertinggi dan nilai terendah dapat disajikan pada tabel 2 sebagai
berikut.
Tabel 2. Deskripsi Statistik Variabel Discretionary Accrual
Item Min Max Skor
Rata-Rata
Standar Deviasi
Discretionary Accrual -0,99 1,00 0,419 0,381
Data Diolah.
Dari 59 perusahaan memiliki rata-rata DA sebesar 0,419 dengan nilai terendah -0,99dan
nilai tertinggi sebesar 1,00. Nilai rata-rata manajemen laba sebesar 0,419 yang menunjukkan bahwa
1067
Standar deviasi sebesar 0,381 menunjukkan bahwa nilai manajemen laba dalam dalam penelitian
ini memiliki variabilitas yang cukup rendah, atau cenderung homogen.
Pengujian Hipotesis dan Pembahasan
Evaluasi model struktural dilakukan dengan menguji masing-masing koefisien jalur yang
menunjukkan arah dan kuatnya pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya.Dalam penelitian
ini model struktural terkait kepada hipotesis penelitian yang mengisyaratkan hubungan kausalitas
diantara variabel-variabel laten dan variabel observed. Model struktural dalam penelitian ini
melibatkan 2 variabel laten eksogen (motivasi manajemen dan kompetensi internal auditor,) dan
satu variabel observed (earnings management)
Sebelumnya akan dilakukan uji kolinearitas untuk menjamin bahwa hasil analisis data tidak
dipengaruhi oleh kondisimultikolinearitas. Menguji multikolinearitas di antara variabel laten
ditentukan oleh nilai Variance Inflation Factor (VIF). Nilai-nilai VIF variabel laten disajikan pada
tabel 3. kolom 6 dengan nilai di bawah 5.
Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa pada variabel-variabel Motivasi Manajemen (X1)
dan Kompetensi Internal Auditor (X2), tidak terjadi multikolinieritas, yang ditunjukkan oleh nilai
VIF dibawah 5. Nilai estimasi untuk hubungan jalur dalam model struktural harus signifikan.Nilai
signifikansi ini dapat diperoleh dengan prosedur boostrapping. Prinsip pengujiannya adalah dengan
membandingkan p-value dengan tingkat signifikansi (α). Tingkat signifikansi yang dikehendaki
dalam penelitian ini adalah 0,05 atau 0,1 sebagai pengertian penerimaan dan penolakan hipotesis
nol (H0).
Tabel 4. Evaluasi Model Struktural-Pengujian Hipotesis
Variabel Koefisien jalur p-value Kesimpulan
MM-> EM 0,292 0,03 Signifikan
KIA-> EM 0,229 0,95 Tidak Signifikan
1068
Pengaruh Motivasi Manajemen Terhadap Praktik Pengelolaan LabaHipotesis pertama yang akan diuji adalah pengaruh motivasi manajemen (X1) terhadap
praktik earnings management (Y) dengan uji hipotesis statistik sebagai berikut :
Hipotesis tersebut dirumuskan kedalam persamaan operasional sebagai berikut:
H0 : β1 ≤ 0 Motivasi Manajemen tidak berpengaruh positif terhadap praktik
pengelolaan laba
H1 : β1 > 0 Motivasi Manajemen berpengaruh positif terhadap praktik
pengelolaan laba.
Kriteria Uji: tolak H0 jika p-value lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05
Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa
pengaruh motivasi manajemen terhadap praktik pengelolaan laba ditunjukkan oleh nilai koefisien
jalur sebesar 0,292 dan p-value 0,03, yang berarti H0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi
manajemen berpengaruh positif terhadap praktik pengelolaan laba. Hasil ini sesuai dengan konsep
yang dinyatakan oleh Siegel-Marconi, (1989:34) yang menyatakan bahwa motivasi merupakan
kunci untuk menginisiasi, mendorong, mempertahankan dan mengarahkan perilaku.
Motivasi manajemen pada perusahaan BUMN termasuk dalam kategori cukup tinggi.
Motivasi manajemen diukur dengan dimensi altruistik, pressure from affiliated parties, speculative
motivation, kompensasi/insentif manajemen. Berdasarkan nilai loading factor pada pengujian
menggunakan smart-PLS, diketahui bahwa dimensi speculative motivation merupakan motivasi
terbesar pada terjadinya creative accounting, diikuti oleh motivasi kompensasi dan pressure from
the affiliated parties, dan terakhir motivasi altruistik.
Hasil penelitian sejalan dengan hasil-hasil penelitian sebelumnya yang menunjukkan
bahwa motivasi manajemen berpengaruh terhadap earnings management. Lebih rinci, Chen dan
Tsai (2010) menemukant tiga motivasi dalam manajemen laba, yaitu: 1). Motivasi altruistic.
Motivasi altruistik didasarkan pada manfaat bagi perusahaan, atau sebagai respons terhadap krisis
potensial yang dihadapi dengan perusahaan. 2). Motivasi berupa tekanan dari pihak terafiliasi
(affiliated-party pressure), seperti supervisor, rekan, akuntan, pemegang saham, kreditur, atau
analis, 3). Motivasi spekulatif. Hashim, et al. (2013) membuktikan bahwa motif yang mendasari di
balik kecenderungan direksi melakukan manajemen laba. Menggunakan instrumen survei, hasil
menunjukkan bahwa motif utama manajemen laba adalah untuk memenuhi harapan pasar dan
untuk memenuhi pihak lain bukan untuk keuntungan mereka sendiri.
Pengaruh Kompetensi Internal Auditor Terhadap Praktik Pengelolaan Laba
Hipotesis kedua yang akan diuji adalah pengaruh Kompetensi Internal Auditor (X2)
1069
H0: β2≥0 Kompetensi Internal Auditor tidak berpengaruh negatif terhadap
praktik pengelolaan laba.
H1: β2< 0 Kompetensi Internal Auditor berpengaruh negatif terhadap
Praktik pengelolaan laba.
Kriteria Uji: tolak H0 jika p-value lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05
Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa
hubungan kompetensi internal auditor terhadap praktik earnings management ditunjukkan oleh
nilai koefisien jalur sebesar 0,229, dan p-value sebesar 0,95, yang berarti H0 tidak dapat ditolak.
Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi internal auditor tidak berpengaruh terhadap praktik
pengelolaan laba.
Penelitian ini memberikan bukti empiris bahwa kompetensi internal auditor pada BUMN
belum berhasil mengurangi praktik earnings management. Hal ini disebabkan karena internal
auditor yang biasanya tergabung dalam Satuan Pengawas Intern (SPI) memiliki peran sebagai
fungsi staff yang memberikan masukan kepada managemen, bukan pihak yang memiliki wewenang
dalam pengambilan kebijakan berkaitan dengan pelaporan keuangan. Earnings management
dihasilkan dari kebijakan managemen tingkat atas. Dalam struktur organisasi perusahaan BUMN,
SPI bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama.
Hasil ini berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya. Prawitt, et al (2009) menyatakan
bahwa fungsi audit internal berkaitan dengan tingkat earnings management. Johl, et al (2013) dan
Garcia, et al (2010) menunjukkan hasil adanya hubungan negatif antara kualitas internal audit
dengan abnormal accrual. Al-Rassas dan Kamardin (2015) menemukan bahwa independensi
komite audit dan investasi lebih pada auditinternalterkaitdengankualitas laba yang lebih tinggi.
Sebaliknya, Al-Shetwi, et al.(2011) menemukan hubungan yang lemah antara fungsi internal audit
dan kualitas pelaporan keuangan.
KESIMPULAN
1. Motivasi manajemen berpengaruh positif terhadap praktik pengelolaan laba. Hal ini berarti
peningkatan pada motivasi manajemen akan meningkatkan terjadinya manajemen laba. Hasil ini
sesuai dengan konsep yang dinyatakan oleh Siegel-Marconi, (1989:34) yang menyatakan
bahwa motivasi merupakan kunci untuk menginisiasi, mendorong, mempertahankan dan
mengarahkan perilaku. Motivasi manajemen diukur dengan dimensi altruistik, pressure from
affiliated parties, speculative motivation, kompensasi/insentif manajemen.
2. Kompetensi internal auditor tidak berpengaruh terhadap praktik creativeaccounting. Hal ini
disebabkan karena internal auditor yang biasanya tergabung dalam Satuan Pengawas Intern
1070
bukan pihak yang memiliki kewenangan dalam pengambilan kebijakan berkaitan dengan
pelaporan keuangan. Earnings management merupakan kebijakan management tingkat atas.
Kompetensi internal auditor dalam penelitian ini diukur melalui dimensi-dimensi pengetahuan,
kapabilitas (keahlian), ketrampilan (skill) dan sikap/attitude.
DAFTAR PUSTAKA
Al‐Khabash,Ahmed A..Ali A. Al‐Thuneibat, (2008) "Earnings Management Practices From The
Perspective Of External And Internal Auditors: Evidence From Jordan", Managerial Auditing Journal, Vol. 24 Issue: 1, pp.58-80
Al-Rassas, Ahmed Husseinand Hasnah Kamardin. Director’s Independence, Internal Audit Function, Ownership Concentration and Earnings Quality in Malaysia. Asian Social Science; Vol. 11, No. 15; 2015
Al-Shetwi, Mohammed.Shamsher Mohamed Ramadili, Taufiq Hassan Shah Chowdury And Zulkarnain Muhamad Sori, 2011. Impact Of Internal Audit Function (IAF) On Financial Reporting Quality (FRQ): Evidence From Saudi Arabia. African Journal Of Business Management Vol.5 (27), Pp. 11189-11198, 9 November.
Borthwick, 1993. Key Competencies-Uncovering The Brigde Between General And Vocational DalamCollin, Cherry (Ed). The Competencies Debate In Australian Education And Training.Hlm. 21-34. Canberra: The Australian College Of Education.
Boyatzis, Richard E. 2008. Competencies In The 21st Century. Journal Of Management Development Vol. 27 No. 1. pp: 5-12Q.
Chen, Ming-Chia. Tsai,Yuan-Cheng. 2010. Earnings Management Types And Motivation: A Study In Taiwan. Social Behavior And Personality.38. 7. Proquest Sociology. pp. 955-962.
Dechow, Patricia M, Sweeney, Amy P. 1995. Detecting Earning Management. The Accounting Review, Vol.70, No 2, April. pp:193-225
García, Sierra Laura. Emiliano Ruiz Barbadillo.Manuel Orta Pérez. 2012. Audit Committee And Internal Audit And The Quality Of Earnings: Empirical Evidence From Spanish Companies.
Journal of Management & Governance.May 2012, Volume 16, Issue 2, pp 305–33.
Hamid, Farisha. Hafiza Aishah Hashim, Zalailah Salleh. 2012. Motivation For Earnings Management Among Auditors In Malaysia. Procedia-Social And Behavioral Sciences 65.
pp. 239–246.
Hashim, H. A.Z, Salleh, And A. Mohamad Ariff. 2013. The Underlying Motives For Earnings
Management: Directors’ Perspective International. Journal Of Trade, Economics And Finance, Vol. 4. No. 5. October. pp:296-299.
Healy, Paul M. 1985.The Effect of Bonus Schemes On Accounting Decisions. Journal of Accounting and Economics 7 (1985) 85-107. North-Holland.
Iatridis, George. George Kadorinis. 2009. Earnings Management And Firm Financial Motives: A
financial Investigation Of UK Listed Firms. International Review Of Financial Analysis 18.
1071
International Federation Of Accountants (IFAC).1998a. IES 6. Assessment Of Professional Capabilities And Competence.
Johl ,Shireenjit K, Satirenjit Kaur Johl , Nava Subramaniam , Barry Cooper . 2013. Internal Audit Function, Board Quality And Financial Reporting Quality: Evidence From Malaysia. Managerial Auditing Journal, Vol 8 Issue 9, 2013, Pp:780-814.
Jones, Robert A. Yan Wendy Wu. 2010. Executive Compensation, Earnings Management And
Shareholder Litigation. Review Of Quantitative Finance And Accounting 35.pp:1–20
Kothari, S.P., Leone,Andrew J. 2005. Performance Matched Discretionary Accrual Measures. Journal Of Accounting And Economics. Vol.39.Issue 1. February. pp: 163-197.
Mulford, Charles W. Eugene E. Comiskey. 2002. The Financial Number Game. Detecting Creative Accounting Practice. New York: John Wiley AndSons, Inc.
Muscalu, Emanoil. Silvana Muntean. 2013. Motivation-A Stimulating Factor For Increasing Human Resource Management Performance. Review Of International Comparative Management Volume 14. Issue 2. May. pp 303-309
Prawitt,Douglas F. Jason L. Smith, David A. Wood. 2009. Internal Audit Quality And Earnings Management.The Accounting Review.Juli 2009, vol 84, issue 4, pp: 1255-1280.
Preston,Barbara And Jim Walker.1993. Competency Standard In The Profession And Higher Education: A Holistic Approach. Dalam Collin, Cherry (Ed). The Competencies Debate In Australian Education And Training. Hlm.116-130. Canberra: The Australian College Of Education.
Robbins, Stephen. Timothy A. Judge. 2013. Organizational Behavior, 15th Ed. Pearson.
Siegel, Gary. Helene Ramanauskas-Marconi.1989. Behavioral Accounting. Cincinnati: