• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN Pertumbuhan Tunas dan Anakan Hidromakrofita Lokal di Kolam Fitoremediasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HASIL DAN PEMBAHASAN Pertumbuhan Tunas dan Anakan Hidromakrofita Lokal di Kolam Fitoremediasi"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Biotropika | Vol.2 No. 2 | 2014 73 PRODUKTIVITAS DAN PERTUMBUHAN BEBERAPA HIDROMAKROFITA LOKAL

TERGENANG DI KOLAM FITOREMEDIASI DI DESA SENGGURUH, KECAMATAN KEPANJEN, KABUPATEN MALANG

Anak Agung Ayu, Endang Arisoesilaningsih

Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya, Malang ayuputriindra@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan dan produktivitas beberapa hidromakrofita lokal (Acorus calamus L., Colocasia esculenta L., Cyperus alternatifolius L., Equisetum debile Roxb., Fimbristylis globulosa (Retz), Ipomoea aquatica (Forsk), Ipomoea crassicaulis Rob., Scirpus grossus (L.F), Typha angustifolia L. dan Vetiveria zizanioides L.) yang ditanam pada polibag dan tergenang air di kolam fitoremediasi dibandingkan rumput liar eksotik Panicum repens L. Pengamatan adanya tunas dan anakan serta pemangkasan hidromakrofita lokal dilakukan 1 bulan sekali. Pemangkasan digunakan untuk mengamati produktivitas tanaman. Analisis data pertumbuhan dan produktivitas menggunakan Ms. Excel 2007 dan PAST. Pertumbuhan tunas dan anakan bervariasi antar spesies. Selain I. aquatica dan P. repens, tanaman yang pertumbuhannya tinggi adalah pada S. grossus, T. angustifolia, dan I. crasicaulis. Spesies dengan pertumbuhan sedang adalah F. globulosa, A. calamus, E. debile, dan C. esculenta. Pertumbuhan paling rendah dijumpai pada C. alternatifolius dan V. zizanoides. Produktivitas pangkasan hidromakrofita lokal yang paling tinggi adalah S. grossus, T. angustifolia, I. crasicaulis, P. repens, dan I. aquatica. Tanaman F. globulosa memiliki produktivitas sedang, sedangkan V. zizanoides, A. calamus, C. alternatifolius, C. esculenta dan E. debile memiliki produktivitas rendah.

Kata Kunci : Hidromakrofita, kolam fitoremediasi, pertumbuhan, produktivitas

ABSTRACT

This study aimed to determine the growth and productivity of several local hydromacrophytes such as Acorus calamus L., Colocasia esculenta L., Cyperus alternatifolius L., Equisetum debile Roxb., Fimbristylis globulosa (Retz), Ipomoea aquatica (Forsk), Ipomoea crassicaulis Rob., Scirpus grossus (L.F), Typha angustifolia L. and Vetiveria zizanioides L. All species were planted in polybag as emergent plants in phytoremediation pond comparing to exotic wild grass Panicum repens L. Plant growth were observed based on presence of shoot and tillers, while trimming was done once a month to measure their productivity. All data were analyzed using Ms. Excel 2007 and PAST program. Presence of shoot and tillers varied among species. The highest plant growth were observed in I. aquatica, P. repens, S. grossus, T. angustifolia and I. crasicaulis. Besides that, the medium plant growth were found in F. globulosa, A. calamus, E. debile and C. esculenta, while C. alternatifolius and V. zizanoides showed the lowest growth. Furthermore S. grossus, T. angustifolia, I. crasicaulis, P. repens, and I. aquatica showed the highest trimming productivity, followed by F. globulosa that showed a medium productivity. Otherwise, the lowest were V. zizanoides, A. calamus, C. alternatifolius and C. esculenta.

Keyword : Phytoremediation pond, growth, hydromacrophytes, productivity

PENDAHULUAN

Air merupakan salah satu faktor penentu dalam proses produksi pertanian. Adanya berbagai residu pupuk dan jenis bahan organik yang digunakan untuk meningkatkan produksi pertanian mengakibatkan tercemarnya sumber irigasi bagi pertanian organik. Selanjutnya, penggunaan pestisida sintetik dalam rangka meningkatkan produksi pangan menimbulkan dampak negatif pada lingkungan [1].

Air irigasi pertanian sawah padi organik di Desa Sengguruh, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur berasal dari air sungai yang tercemar bahan organik dan belum memenuhi

(2)

Beberapa tumbuhan riparian dapat beradaptasi di lahan basah sebagai emergent hydromacrophytes,

beberapa hidromakrofita seperti Equisetum ramosissium, Typha angustifolia, Scirpus grossus,

dan Lmynocharis flava baik yang ditumbuhkan secara monokultur dan polikultur mampu mereduksi nitrat lebih dari 99 % setelah 12 hari inkubasi serta mereduksi fosfat terlarut lebih dari 90 % setelah 15 hari inkubasi [11]. Akan tetapi belum diketahui potensinya sebagai tumbuhan yang hidup tergenang di kolam fitoremediasi. Oleh karena itu, penelitian tentang pertumbuhan dan produktivitas beberapa tumbuhan air perlu dilakukan untuk mengolah air irigasi dalam bentuk kolam penampungan dengan menanam hidromakrofita lokal sebagai fitoremediator (Acorus calamus L., Colocasia esculenta L., Cyperus alternatifolius L., Equisetum debile Roxb., Fimbristylis globulosa (Retz)., Ipomoea aquatica

(Forsk)., Ipomoea crassicaulis Rob Scirpus grossus (L.F), Typha angustifolia L., dan Vetiveria zyzanioides L.). Pertumbuhan hidromakrofita lokal tersebut dibandingkan dengan rumput liar eksotis yang tumbuh di sekitar sawah yaitu Panicum repens

L.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Mei 2013- Juni 2014. Percobaan bertempat di Kolam Fitoremediasi Pertanian Organik Desa Sengguruh Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang dari Agustus hingga Desember 2013. Analisis biomassa dilakukan di Laboratorium Ekologi dan Diversitas Hewan, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya.

Gambar 1. Lokasi penelitian di Desa Sengguruh Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang

Hidromakrofita yang diperoleh dari lahan-lahan sekitar pertanian, lahan-lahan kosong di sekitar komplek perumahan, ditanam di dalam polibag ukuran diameter 30 cm dengan luas 0,12 m2 berisi media tanam menggunakan tanah liat. Hidromakrofita lokal yang ditanam di kolam fitoremediasi memiliki jumlah yang berbeda.

Rancangan kolam fitoremediasi dibagi menjadi dua bagian, masing-masing bagian ditanami hidromakrofita berbeda. Pada bagian pertama ditanami tanaman hidromakrofita (I. aquatica, I. crasicaulis, T. angustifolia, S. grossus) yang ukurannya tinggi mencapai kedalaman 1 m atau mengapung.

Pada bagian ke 2 ditanami dengan tanaman hidromakrofita (I. aquatica, A. calamus, E. debile, F. globulosa, C. esculenta, I. aquatica, C.

alternatifolius) karena ukuran tanaman

hidromakrofita kurang lebih 0,5 m mengikuti kedalaman kolam. Tanaman I. aquatica ada di setiap plot, karena tumbuh terapung. Tanaman P. repens tumbuh liar dan terapung di antara I. aquatica.

Pertumbuhan hidromakrofita lokal ditentukan berdasarkan tiap bulan ada tidaknya anakan dan tunas di setiap polibag selama 5 bulan. Data ditabulasi dan kompilasi menggunakan Ms. Excel. Produktivitas ditentukan berat kering pangkasan dibagi dengan luas 0,3 x 0,4 m2 dikalikan waktu 1 bulan. Sementara itu, pengelompokan profil pertumbuhan dan produktivitas dianalisis cluster dan biplot menggunakan PAST.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pertumbuhan Tunas dan Anakan Hidromakrofita Lokal di Kolam Fitoremediasi

Sepuluh hidromakrofita yang diamati pada 57 – 159 hst menunjukkan variasi pertumbuhan tunas dan anakan sesuai karakter spesies. Selain I. aquatica yang tumbuh terapung, tanaman emergent T. angustifolia, S. grossus, dan I. crassicaulis

menunjukkan pertumbuhan tunas dan anakan yang baik.

Gambar 2. Persentase hidromakrofita lokal yang menunjukkan pertumbuhan tunas.

Keterangan: Ac (Acorus calamus), Ce (Colocasia esculenta), Ca (Cyperus alternatifolius), Ed (Equisetum debile), Fg (Fimbristylis globulosa), Ic (Ipomoea crassicaulis), Sg (Scirpus grossus), Ta

(3)

Jurnal Biotropika | Vol.2 No. 2 | 2014 75

(Typha angustifolia), dan Vz (Vetiveria zyzanioides). *diamati sebanyak empat kali.

Hidromakrofita lokal seperti T. angustifolia, S. grossus, dan I. crasicaulis memiliki pertumbuhan populasi) (Gambar 2).

Pertumbuhan anakan yang paling tinggi dijumpai pada T. angustifolia, S. grossus dan I.

crasicaulis. Ketiganya memiliki pertumbuhan

anakan pada sebagian besar atau seluruh populasi (74-100 %). Pertumbuhan anakan sedang diamati pada F. globulosa, E. debile dan C. esculenta (17-98 % populasi). Sedangkan, pertumbuhan anakan yang paling rendah pada C. alternatifolius, A.calamus, dan V. zizanoides (0-70 % populasi) (Gambar 3). Anakan menggambarkan bagian tanaman yang tumbuh dari batang, berasal dari tunas yang membentuk individu baru ( Rukmana, 1995).

Gambar 3. Persentase hidromakrofita lokal yang menunjukkan pertumbuhan anakan. Keterangan: Ac (Acorus calamus), Ce (Colocasia esculenta), Ca (Cyperus alternatifolius) , Ed (Equisetum debile), Fg (Fimbristylis globulosa), Ic (Ipomoea crassicaulis), Sg (Scirpus grossus), Ta (Typha angustifolia), dan Vz (Vetiveria zyzanioides). * diamati selama empat kali.

Tanaman T. angustifolia, S. grossus, dan I. crassicaulis memiliki pertumbuhan anakan yang paling tinggi hal ini menunjukkan bahwa T. angustifolia, S. grossus dan I. crassicaulis dapat beradaptasi dengan baik di kolam fitoremediasi meskipun air kolam berasal dari air sungai yang mengandung bahan organik tercemar nitrat, fosfat, dan amonium. Hidromakrofita ini dapat memanfaatkan nitrat dan fosfat dalam air maupun ion-ion terlarut di tanah yang secara tidak langsung akan dimanfaatkan untuk pertumbuhan dan perkembangan sel [6].

Pertumbuhan anakan lebih rendah diamati pada

F. globulosa, A. calamus, E. debile, dan C. esculenta. Pertumbuhan yang rendah ini disebabkan ukuran tanaman kecil dan terendam, sehingga tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik bahkan membusuk seperti yang dialami C. alternatifolius. Tanaman C. alternatifolius dan V. zizanoides

memiliki pertumbuhan anakan yang sangat rendah karena kedua tanaman tersebut mengalami kematian pada hampir seluruh bagian tanaman.

Produktivitas Hidromakrofita Lokal di Kolam Fitoremediasi

Sebelas hidromakrofita lokal yang ditanam di kolam fitoremediasi hingga 159 hst menunjukkan variasi produktivitas. Produktivitas ditentukan dari biomassa pemangkasan tanaman air. Selain untuk meningkatkan jumlah cabang produktif, pemangkasan berguna untuk meningkatkan kapasitas penyerapan nutrisi dan fitoremediasi [ ]. Pada prinsipnya pemangkasan pucuk akan merangsang tumbuhnya tunas lebih banyak [10], agar sinar matahari dapat menyinari seluruh bagian tanaman, sehingga proses fotosintesis dapat berlangsung lebih baik [2].

Gambar 4. Produktivitas pangkasan beberapa hidromakrofita lokal.

Keterangan: Ac (Acorus calamus), Ce (Colocasia esculenta), Ca (Cyperus alternatifolius), Ed (Equisetum debile), Fg (Fimbristylis globulosa), Ic (Ipomoea crassicaulis), Sg (Scirpus grossus), Ta (Typha angustifolia), dan Vz (Vetiveria zyzanioides). * diamati selama tiga kali.

(4)

Jurnal Biotropika | Vol.2 No. 2 | 2014 76

Produktivitas S. grossus paling tinggi dibandingkan dari hidromakrofita lain, sehingga, S.

grossus dapat direkomendasikan sebagai

hidromakrofita yang dapat tumbuh baik di kolam fitoremediasi yang sumber air irigasinya berasal dari bahan organik (ammonium, nitrat, fosfat). Hidromakrofita seperti S. grossus dan Lymnocharis

flava memiliki potensi yang sama untuk

mengurangi nitrat dan ortofosfat tingkat sampai 90 % setelah enam hari inkubasi [8].

Typha angustifolia merupakan tanaman yang mempunyai tingkat toleransi tinggi terhadap bahan pencemar limbah. Hal ini sesuai dengan karakteristik tanaman yang memiliki daerah perakaran yang lebat serta berperan dalam proses perombakan bahan pencemar organik limbah. Tanaman dapat mendegradasi pencemar organik melalui rhizofiltration sehingga terjadi penyerapan bahan pencemar limbah cair oleh akar tanaman. Selain itu T. angustifolia mempunyai kemampuan mengakumulasi bahan pencemar limbah cair dengan mekanisme phytoextraction [9].

Hidromakrofita lokal yang tumbuh terapung I. aquatica,dan P. repens memiliki produktivitas yang tinggi. Pada pengamatan (177 hst, 133 hst, dan 159 hst) walaupun kondisi kolam banjir, produktivitaskeduanya tidak terpengaruh dan tahan pangkasan. Penelitian [7] menyebutkan bahwa pengolahan lahan basah yang disinergikan dengan budidaya tanaman mendong (F. globulosa) cukup efektif diaplikasikan pada pengolahan limbah cair industri.

Tiga spesies yang lain produktivitasnya rendah yaitu V. zizanoides, C. esculenta,dan C. alternatifolius kurang mampu beradaptasi sebagai tumbuhan tergenang air. Tanaman C. esculenta

hanya dapat diamati pada 117 hst memiliki produktivitas sangat rendah dikarenakan C. esculenta berukuran kecil dan pendek sehingga mudah terendam air kolam yang menyebabkan tanaman mati dan membusuk. Tinggi tanaman E. debile di kolam fitoremediasi ± 50 cm batas permukaan air agar tanaman tidak tergenang ± 30 cm sehingga pucuk atau tunas tanaman E.debile

tetap kering.

Pengelompokan Karakter Hidromakrofita Lokal di Kolam Fitoremediasi

Pengelompokan sebelas hidromakrofita lokal selama lima periode (57 hst, 89 hst, 117, hst, 133 hst, dan 159 hst) pengamatan menggunakan jarak

Euclidean terdapat enam kelompok (Gambar 5). Pengelompokan sebelas hidromakrofita lokal dibawah ini dihubungkan dengan variabel pertumbuhan anakan, tunas, dan produktivitas.

Pada kelompok pertama T. angustifolia

tergolong dengan kelompok hidromakrofita yang

pertumbuhan tunas dan anakan serta produktivitasnya tinggi. Kelompok kedua dan kelompok ketiga I. aquatica. Kelompok ke empat

F. globulosa dan I. crasicaulis pertumbuhan anakan, tunas dan produktivitas sedang. Kelompok klima C. alternatifolius, V. zizanoides, A. calamus, E. debile dan C. esculenta tergolong dengan kelompok hidromakrofita yang pertumbuhan tunas dan anakan serta produktivitasnya rendah. Kelompok keenam S. grossus memiliki pertumbuhan anakan, tunas, dan produktivitas yang paling tinggi nilainya.

Gambar 5. Pengelompokan pertumbuhan dan produktivitas hidromakrofita di kolam fitoremediasi.

Gambar 6. Profil pertumbuhan dan produktivitas beberapa hidromakrofita lokal.

Keterangan : Ac (Acorus calamus), Ce

(Colocasia esculenta), Ca (Cyperus alternatifolius), Ed (Equisetum debile), Fg (Fimbristylis globulosa), Ic (Ipomoea crassicaulis), Sg (Scirpus grossus), Ta (Typha angustifolia), dan Vz (Vetiveria zyzanioides).

Gambar 6 menunjukkan profil pertumbuhan dan produktivitas beberapa hidromakrofita yang terdiri dari enam kelompok.

(5)

Jurnal Biotropika | Vol.2 No. 2 | 2014 77 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian ini maka disimpulkan :

1. Pertumbuhan tunas dan anakan bervariasi antar spesies. Selain I. aquatica dan P. repens, tanaman yang pertumbuhannya tinggi adalah S. grossus, T. angustifolia,

dan I.crasicaulis. Pertumbuhannya sedang adalah F. globulosa, A. calamus, E. debile,

dan C. esculenta, sebaliknya pertumbuhan paling rendah dijumpai pada C. alternatifolius dan V. zizanoides.

2. Produktivitas pangkasan hidromakrofita lokal yang paling tinggi adalah S. grossus, T. angustifolia, I. crasicaulis, P. repens,

dan I. aquatica. Tanaman F. globulosa

memiliki produktivitas sedang, sedangkan

V. zizanoides, A. calamus, C.

alternatifolius, C. esculenta dan E. debile

memiliki produktivitas rendah.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universita Brawijaya atas kesempatan menggunakan research grant DPP/SPP Nomor 10/UN10.9/PG/2013. An. Dr. Endang Arisoesilaningsih. Selain itu peneliti mengucapkan terimakasih pada Dr. Catur Retnaningdyah, M.Si dan Dr. Serafinah Indriyani, M.Si atas masukan dan nasehat selama penelitian dan penyelesaian tugas akhir. Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Puji Rahardjo yang telah bersedia memfasilitasi tempat penelitian. Tidak lupa juga penulis ucapkan terima kasih kepada Purnomo, S.Si., Tiara A.P, S.Si, Sholifatul L.A, S.Si, Bernadeta Putri I.D S.Si., Ria Pravita Sari, S.Si dan Shinta M.Si atas bantuannya selama penelitian di lapang.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Daam, M.A. dan E.B. Brink. 2013. Ground water polution: phytoremediation. http: www.cee.vt. edu/program _areas /environmental /teach/gwprimer /phyto/phyto/html. Diakses tanggal 14 September 2013.

[2] Dwidjoseputro, D. 1994. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

[3] Hariyadi. 2005. Sistem budi daya tanaman jarak pagar (Jatropha curcas Linn). Seminar Nasional Pengembangan Jarak Pagar (Jatropha curcas Linn.) untuk Biodiesel dan Minyak Bakar tanggal 20 Desember 2005.

[4] Kartikasari, D., C. Retaningdyah dan E. Arisoesilaningsih. 2013. Application of water quality and ecology indices of benthic macroinvertebrate to evaluate water quality of tertiary irrigation in Malang. J. Trop. Life Science 3(3):193-201.

[5] Loveless, A.R. 2007. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik 2. PT. Gramedia. Jakarta.

[6] Newman, L.A dan C.M. Reynolds. 2004. Phytodegradation of organic compounds. Curr. Opin. Biotechnol. 15:225–230.

[7] Purwati, S. 2007. Potensi dan pengaruh tanaman pada pengolahan air limbah pulp dan kertas dengan sistem lahan basah. Berita Selulosa. 42(2):45-53.

[8] Retnaningdyah, C., Suharjono, A. Soegianto dan B. Irawan. 2010. Blooming stimulation of

Microcystis in Sutami Reservoir using nutrients nitrate and phosphate in different ratio. J Trop. Life Science. 1(1):42-46.

[9] Yulianti, P.R. 2011. Keanekaragaman jenis vegetasi akuatik di Perairan Banyubiru Rawa Pening Kabupaten Semarang. IKIP PGRI Semarang.Skripsi

[10] Yuniastuti, S., T. Purbiati, P. Santoso, dan E. Srihastuti. 2001. Pengaruh pemangkasan cabang dan aplikasi paklobutrazol terhadap hasil dan pendapatan usaha tani mangga. Jurnal Hortikultura. 11(4) :223-231.

[11] Vidayati, V., C. Retnaningdyah., Suharjono. 2012. The capability of Equisetum ramosissium

and Typha angustifolia as phytoremediation agents to reduce nitrate-phosphate pollutants and prevent Microcystis blooming in fresh water ecosystem. The J. Trop. Life Science.

Gambar

Gambar 2. Persentase hidromakrofita lokal yang
Gambar 3. Persentase hidromakrofita lokal yang
Gambar 5.

Referensi

Dokumen terkait

mikroalga untuk melaksanakan fotosintesis yang lebih cepat, sehingga nutrisi yang ada di dalam medium masih ada dan dapat digunakan untuk pertumbuhan berikutnya

Di bagian Faculty Members ini, di website universitas lain namanya bisa berbeda, tersedia informasi tentang semua Professor yang mengajar di jurusan tersebut beserta kontak

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat diperoleh metode ekstraksi hara tanah yang sesuai untuk tanaman nenas dan menentukan dosis pupuk yang optimal untuk tanaman nenas

&.. Lakukan k-ntak sin)kat ta*i se!in).. Diskusikan  *ula kea*uan.. Tin)katkan ke)iatan sesuai &en)an t-le!ansi k-n&isi klien.. Be!i

Dari segi isi program, aplikasi ini mempunyai rambu-rambu lalu lintas sudah memadai, penggunaan tombol sudah sesuai dengan fungsinya, tingkat kesulitan pada aplikasi ini sudah

Tengah dalam artian surat kabar ini telah hidup dan besar bersama gerak dan dinamika masyarakat Jawa Tengah. Oleh karena itu, strong point pemberitaan dan kebijakan redaksional

Observasi yang dilakukan oleh penulis adalah pengamatan langsung terhadap kegiatan di industri kain Lurik Pedan “Yu Siti” tentang proses produksi serta upaya

Sedangkan tingkat kesalahan yang paling besar terjadi saat percobaan kondisi dapur kompor keadaan menyala satu dengan nilai 1,2353. 4