• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTAR PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP FREKUENSI PEMERIKSAAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG PADA BALITA DI PUSKESMAS SUNGAI JINGAH BANJARMASIN TAHUN 2015 MARIYANA, S.SiT., MM AKADEMI KEBIDANAN BUNGA KALIMANTAN ABSTRAK - Tampilan HUBUNGAN ANTAR PEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN ANTAR PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP FREKUENSI PEMERIKSAAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG PADA BALITA DI PUSKESMAS SUNGAI JINGAH BANJARMASIN TAHUN 2015 MARIYANA, S.SiT., MM AKADEMI KEBIDANAN BUNGA KALIMANTAN ABSTRAK - Tampilan HUBUNGAN ANTAR PEN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTAR PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP FREKUENSI PEMERIKSAAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG PADA BALITA DI

PUSKESMAS SUNGAI JINGAH BANJARMASIN TAHUN 2015

MARIYANA, S.SiT., MM

AKADEMI KEBIDANAN BUNGA KALIMANTAN

ABSTRAK

Millennium Development Goals (MDGs) have a lower target of under-five mortality by two-thirds of the state in 1990. Of the studies that have been done, DDST (Denver Developmental Screening Test) identified between 85-100% of infants and preschoolers who have developmental delays, and the "follow up" later turned out 89% of the abnormal DDST school failure 5-6 years later. This study aims to determine the relationship of knowledge and attitudes of mothers with early detection examination frequency growth and development in children under five. This type of research using the analytical method with cross sectional approach. The study population was all pregnant toddler who visited the health center River Jingah months from January to March. Sample a portion of the population of 99 people and techniques pemgambilan samples accidental sampling. Methods of data collection by questionnaire. Data analysis using Fisher's exact test α = 0.05

The results of this study is the frequency of inspection is the most growth and development of early detection in young infants less than complete as many as 83 people (83.83%), maternal knowledge of children less well 75 people (75.75%), maternal attitudes as much as 88 people agree toddlers (88 , 88%). Results of analysis of the statistical tests found a significant association between knowledge of the frequency of early detection examination of growth and development in children under five (p = 0.004) and there was no significant association between the frequency of examination of the relationship with the attitude of growth and development in children under five (p = 0.202) .

Should be enhancement of knowledge and attitudes conducted either through counseling or the mass media, print and other early detection examinations so that the frequency of growth and development in young children can be improved.

Keywords : Knowledge, Attitudes, Early Detection Inspection Frequency Growth

LATAR BELAKANG

Tumbuh kembang merupakan proses kontinu yang dimulai sejak konsepsi sampai maturasi/dewasa, pertumbuhan berdampak pada aspek fisik sedangkan perkembangan berdampak pada matangnya fungsi sistem organ (Nina. 2011). Aspek tumbuh kembang anak adalah salah satu aspek yang di perhatikan secara serius oleh para pakar, karena hal tersebut merupakan aspek yang menjelaskan mengenai proses pembentukan seseorang, baik secara fisik maupun psikososial. Namun, sebagai orang tua

belum memahami hal ini terutama orang tua yang mempunyai tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang relatif rendah. Mereka menganggap bahwa selama anak tidak sakit, berarti anak tidak mengalami masalah kesehatan termasuk pertumbuhan dan perkembangannya. Sering kali para orang

tua mempunyai pemahaman bahwa

pertumbuhan dan perkembangannya

mempunyai pengertian yang sama

(Nursalam, 2005).

(2)

kandungan hingga ia berusia 18 tahun. Anak mempunyai hak untuk hidup, tumbuh dan berkembang, mendapatkan perawatan, pelayanan kesehatan, stimulasi, pendidikan, perlindungan dari kekerasan serta pemenuhan hak-hak anak lainnya agar menjadi anak yang sehat, cerdas, berakhlak mulia serta berguna bagi dirinya, keluarga, masyarakat serta negara. Adalah kewajiban keluarga, masyarakat, dan pemerintah untuk memenuhi hak-hak anak tanpa kecuali, tanpa diskriminasi, serta menghargai pendapat anak. Oleh karenanya diperlukan pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan upaya yang optimal dari berbagai pihak dalam pemenuhan hak anak tersebut

sehingga anak dapat tumbuh dan

berkembang maksimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Pemenuhan hak anak ini juga sebagaimana tercantum di dalam UUD 1945 pasal 28, Konvensi Hak-hak Anak (Ratifikasi, berlaku dengan Kepres No. 36 thn 1990), serta UU Kesehatan No 36 tahun 2009 (Depkes RI. 2012).

Menurut Depkes RI, 2006 bahwa 16% balita Indonesia mengalami gangguan perkembangan, baik perkembangan motorik halus dan kasar, gangguan pendengaran, kecerdasan kurang dan keterlambatan bicara (Depkes. 2011a). Dari penelitian yang

pernah dilakukan, DDST (Denver

Developmental Screening Test) mengidentifikasi antara 85-100% bayi dan anak-anak prasekolah yang mengalami keterlambatan perkembangan, dan pada “follow up” selanjutnya ternyata 89% dari kelompok DDST abnormal mengalami kegagalan disekolah 5-6 tahun kemudian (Maryanti, 2011). Dengan ditemukan penyimpangan atau masalah tumbuh kembang anak secara dini, maka intervensi akan mudah dilakukan. Tenaga kesehatan juga akan memiliki waktu dalam membuat rencana tindakan atau intervensi yang tepat (Nanny, 2010).

Berdasarkan data tahun 2014 Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin cakupan kunjungan balita yang tertinggi berada di Puskesmas Kuin Raya (100%) dan cakupan terendah terdapat pada Puskesmas Tanjung Pagar (65%). Namun, berdasarkan data dari Puskesmas Sungai Jingah, data tahun lalu grafik pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang pada balita masih dalam warna merah (belum memenuhi target). Rata-rata tiap bulan balita berjenis kelamin laki-laki yang melakukan deteksi dini tumbuh kembang adalah sebesar 15,99 %, sedangkan rata-rata tiap bulan berjenis kelamin perempuan sebanyak 14,52 %. Data hasil pemeriksaan yang telah dilakukan kepada 2747 balita ditemukan 110 (4%) penyimpangan gizi (status gizi kurang) dan 1 (0,036%) orang memiliki penyimpangan emosional.

(3)

yang dapat dilihat dari sikapnya. Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang

direncanakan untuk mempengaruhi

pengetahuan dan kemampuan seseorang

untuk memahami sesuatu, juga

mempengaruhi sikap dan tindakan dalam melaksanakan kegiatan. Semakin tinggi pendidikan seseorang akan semakin besar

kemampuannya untuk menyerap dan

menerima informasi sehingga pengetahuan dan wawasan lebih luas.

Berdasarkan studi pendahuluan di Puskesmas Sungai Jingah, dari 5 ibu yang memiliki balita yang datang berkunjung ke Puskesmas Sungai Jingah didapatkan hasil 3 orang yang berpendidikan SD memiliki pengetahuan kurang (60%) dan 2 orang berpendidikan SMA dan SD memiliki pengetahuan cukup (40%). Sedangkan, 5 orang ibu tidak mengetahui manfaat dilakukan pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang pada balita.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Pengetahuan dan Sikap terhadap Frekuensi Pemeriksaan Deteksi Dini Tumbuh Kembang di Puskesmas Sungai Jingah Banjarmasin Tahun 2015”.

METODE

Rancangan penelitian ini

menggunakan metode survei analitik dengan rancangan cross sectional, Rancangan penelitian ini bermaksud untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu terhadap frekuensi Deteksi Dini Tumbuh Kembang di Puskesmas Sungai Jingah Banjarmasin Tahun 2015, Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang berkunjung membawa anak balita (13-59 bulan) di Puskesmas Sungai Jingah pada bulan Januari, februari, maret sebanyak 8299 orang, rata-rata perbulan adalah 2776 orang, Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan tehnik accidental sampling yaitu sejumlah 99

orang. Pada penelitian ini yang merupakan variabel bebas adalah Pengetahuan dan sikap dan variabel terikat adalah frekuensi

pemeriksaan Deteksi Dini Tumbuh

Kembang pada Anak Balita. Instrumen Penelitian menggunakan Kuesioner.

HASIL PENELITIAN 1. Analisis Data

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 99 ibu balita untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan frekuensi pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang pada anak balita

di Puskesmas Sungai Jingah

Banjarmasin 2015. Setelah itu data dikumpulkan, di olah dan di analisa secara univariat dan bivariat.

a. Analisa Univariat

1) Pengetahuan Ibu

Pengetahuan ibu dapat diketahui dalam tabel dibawah ini :

Tabel Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Pengetahuan di Puskesmas Sungai Jingah Banjarmasin Tahun 2015

No Pengetahuan f %

1. 2. 3.

Kurang Cukup Baik

75 16 8

75,76 16,16 8,08

Jumlah 99 100

(4)

2) Sikap

Sikap ibu dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:

Tabel Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Sikap Ibu di Puskesmas Sungai Jingah Banjarmasin 2015

No. Sikap f %

1. 2. 3. 4.

Sangat tidak baik Tidak baik Baik Sangat baik

0 10 88 1

0 10,10 88,89 1,01 Jumlah 99 100

Berdasarkan Tabel diatas dapat dijelaskan bahwa sebagian besar ibu balita memiliki sikap yang setuju terhadap pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang pada anak balita sebanyak 88 orang (88,89%) dan sikap sangat setuju terhadap pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang pada anak balita sebanyak 1 orang (1%). Tidak ada sikap ibu balita yang sangat tidak setuju.

3) Frekuensi Pemeriksaan Deteksi Dini Tumbuh Kembang pada Anak Balita

Tabel Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Frekuensi Pemeriksaan Deteksi Dini

Tumbuh Kembang pada

anak Balita di Puskesmas Sungai Jingah Banjarmasin Tahun 2015

Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa sebagaian besar ibu

balita mempunyai frekuensi

pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang pada anak balitanya kurang lengkap sebanyak 83 ibu balita (83,84%) dan sebanyak 16 ibu balita

(16,16%) mempunyai frekuensi

pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang lengkap.

b. Analisa Bivariat

Analisa bivariat untuk melihat apakah ada hubungan yang bermakna antara variabel independen dan

dependen yaitu kelengkapan

pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang terhadap pengetahuan dan sikap ibu, yang dilakukan dengan uji-square dengan tingkat kemaknaan p <0,05 untuk melihat korelasi antara variabel independen dan dependen. 1) Hubungan Pengetahuan dengan

frekuensi pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang pada Balita

Hubungan pengetahuan dengan frekeunsi pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang dapat dilihat di tabel dibawah ini : Tabel Hubungan Pengetahuan Ibu

Balita dengan Frekuensi Pemeriksaan Deteksi Dini Tumbuh Kembang pada Balita Di Puskesmas Sungai Jingah 2015

No Frekuensi Pemeriksaan

f %

1. 2.

Kurang Lengkap Lengkap

83 16

83,84 16,16

(5)

N o

Pengetahu an

Frekuensi

pemeriksaan Jumlah

Kurang

Keterangan * di gabung dalam uji statistik

Berdasarkan tabel 4,9 dapat terlihat hubungan pengetahuan dengan frekuensi pemeriksaan tumbuh kembang pada anak balita. Pada tabel 4.9 tersebut dapat dilihat ibu balita yang memiliki pengetahuan kurang sebagian besar 67 orang (90,5%) dengan frekuensi pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang pada anak balita kurang lengkap, pengetahuan ibu balita cukup baik sebagian besar 13 orang (76,5%) dengan frekuensi pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang pada anak balita kurang lengkap dan pada ibu balita pengetahuan baik sebagian besar 5 orang (62,5%) dengan frekuensi pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang anak balita lengkap.

Untuk membuktikan signifikan

hubungan pengetahuan dengan

frekuensi pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang anak balita digunakan uji chi squre. Berdasarkan hasil pengujian dengan chi squre di dapatkan 50% nilai expected kurang dari 5 (E<5) sehingga dilakukan penggabungan variabel pengetahuan katagori cukup baik dengan kurang baik menjadi tabel 2×2. Kemudian uji dilanjutkan dengan menggunakan uji Fisher’s exact dan didapatkan hasil nilai p = 0,004 di bawah nilai (0,05), artinya H0 di tolak. Interprestasi hasil uji statistik adalah terdapat hubungan bermakna

antara pengetahuan dengan frekuensi pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang pada anak balita di Puskesmas Sungai Jingah.

2) Hubungan Sikap dengan Frekuensi Pemeriksaan Deteksi Dini Tumbuh Kembang pada anak Balita

Tabel Hubungan Sikap ibu balita dengan Frekuensi Pemeriksaan Deteksi Dini Tumbuh Kembang pada anak Balita di Puskesmas Sungai Jingah Tahun 2015

N o

Sikap Frekuensi pemeriksaan Jumlah Kurang Keterangan *: Di gabung dalam uji statistik

Berdasarkan tabel dapat terlihat hubungan sikap terhadap frekuensi pemeriksaan tumbuh kembang pada anak balita. Pada tabel tersebut dapat dilihat ibu anak balita yang memiliki sikaptidak baik sebagian besar 7 orang (70%) dengan frekuensi pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang pada anak balita kurang lengkap. Sikap ibu balita baik sebagian besar 74

orang (85,1%) dengan frekuensi

pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang pada anak balita kurang lengkap dan pada ibu balita sikap sangat baik sebagian besar 2 orang (100%) dengan frekuensi pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang kurang lengkap.

(6)

katagori menjadi sangat baik dengan baik menjadi tabel 2×2. Dan uji dilanjutkan dengan menggunakan uji Fisher’s exact dan didapatkan hasil nilai p = 0,202 di atas nilai (0,05), artinya H0 di terima. Interprestasi hasil uji statistik adalah tidak terdapat hubungan bermakna antara sikap terhadap frekuensi pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang pada anak balita di Puskesmas Sungai Jingah.

PEMBAHASAN

a. Hubungan Pengetahuan terhadap Frekuensi Pemeriksaan Deteksi Dini Tumbuh Kembang pada anak Balita

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Dari hasil pengetahuan tersebut, maka manusia akan melakukan suatu perilaku. Dan perilaku manusia dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu aspek fisik, psikis dan sosial yang secara terinci merupakan refleksi dari berbagai gejola kejiwaan seperti pengetahuan, motivasi, presepsi, sikap dan sebagainya yang ditentukan dan dipengaruhi oleh faktor pengalaman, keyakinan, sarana fisik dan sosial budaya (Wawan dan Dewi, 2010).

Frekuensi adalah keadaan sering

atau kekerapan (Anwar, 2003),

sedangkan pemeriksaan adalah

menyelidiki atau mencari pengetahuan (Anwar, 2003). Jadi, frekuensi pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang adalah kekerapan atau keadaan sering dalam melakukan penyelidikan tumbuh kembang pada anak.

Pada tabel tersebut dapat dilihat ibu balita yang memiliki pengetahuan baik sebagian besar 5 orang (62,5%) dengan frekuensi pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang pada anak balita lengkap, pengetahuan ibu balita cukup baik sebagian besar 13 orang (76,5%)

dengan frekuensi pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang pada anak balita kurang lengkap dan pada ibu balita pengetahuan kurang baik sebagian besar 67 orang (90,5%) dengan frekuensi pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang anak balita kurang lengkap.

Pengetahuan ibu balita baik sebanyak 5 orang (62,5%) dengan frekuensi pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang pada anak balita lengkap. Dikatakan demikian karena ibu dapat mengerti tentang pertumbuhan, perkembangan dan deteksi dini tumbuh kembang pada balita. Sedangkan, pengetahuan ibu balita cukup baik sebanyak 13 orang (76,5%) dengan frekuensi pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang pada anak balita kurang lengkap. Dikatakan demikian karena ibu balita mengerti tentang pertumbuhan, perkembangan dan sebagian pertanyaan tentang deteksi dini tumbuh kembang. Serta, pengetahuan ibu balita kurang baik sebanyak besar 67 orang (90,5%) dengan frekuensi pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang anak balita kurang lengkap. Dikatakan demikian karena ibu balita mengerti tentang pertumbuhan, tetapi ibu balita kurang mengerti sebagian pertanyaan tentang perkembangan dan deteksi dini tumbuh kembang.

Deteksi dini tumbuh kembang adalah langkah antisipasi yang dilaksanakan untuk menemukan kasus penyimpangan tumbuh kembang sejak dini dan mengetahui serta mengenali faktor resiko penyimpangan tersebut.

Hasil analisis statistik dengan uji Fisher’s exact meyatakan ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan frekuensi deteksi dini tumbuh kembang pada balita di Puskesmas Sungai Jingah (p=0,003 < α=0,05).

(7)

Hidayat (2011) tentang Hubungan pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang pada anak balita dengan keaktifan ibu melakukan deteksi tumbuh kembang di wilayah kerja Puskesmas Bebekan Sidoarjo. Bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan tumbuh kembang ibu dengan keaktifan ibu dalam melakukan deteksi tumbuh kembang di wilayah kerja Puskesmas Bebekan Sidoarjo (p=0,000 < α=0,05).

Dengan demikian, pengetahuan sangat berpengaruh dengan frekuensi pemeriksaan deteksi dini tumbuh

kembang. Sehingga, peningkatan

pengetahuan perlu dilakukan dengan memperoleh informasi yang lebih banyak tentang pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang. Hal ini dapat diperoleh dari

media massa atau

penyuluhan-penyuluhan kesehatan.

b. Hubungan Sikap terhadap Frekuensi Pemeriksaan Deteksi Dini Tumbuh Kembang pada anak Balita

Sikap adalah merupakan interaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek (Notoatmojo, 1997 dalam Wawan dan Dewi, 2010).

Frekuensi adalah keadaan sering

atau kekerapan (Anwar, 2003),

sedangkan pemeriksaan adalah

menyelidiki atau mencari pengetahuan (Anwar, 2003). Jadi, frekuensi pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang adalah kekerapan atau keadaan sering dalam melakukan penyelidikan tumbuh kembang pada anak.

Pada tabel tersebut dapat dilihat ibu anak balita yang memiliki sikap sebagian besar sangat baik 1 orang (100%) dengan frekuensi pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang pada anak balita kurang lengkap. Sikap ibu balita

baik sebagian besar 75 orang (85,2%) dengan frekuensi pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang pada anak balita kurang lengkap dan pada ibu balita sikap tidak baik sebagian besar 7 orang (70%) dengan frekuensi pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang kurang lengkap.

Penyebab sebagian ibu balita setuju dengan pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang dikarenakan oleh ibu setuju dengan deteksi dini tumbuh kembang, ini ditunjukkan dengan terdapat jawaban setuju pada pernyataan deteksi dini tumbuh kembang meliputi jadwal, pengobatan, faktor-faktor penyebab , dan tujuan. Penyebab ibu balita tidak setuju dengan pemeriksaan

deteksi dini tumbuh kembang

dikarenakan ibu tidak setuju dengan deteksi dini tumbuh kembang, ini ditunjukkan dengan terdapat jawaban tidak setuju pada pernyataan faktor penyebab, pertumbuhan anak, dan tahapan masa perkembangan. Sedangkan penyebab ibu balita sangat setuju dengan pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang dikarenakan ibu menjawab setuju pada pernyataan deteksi dini tumbuh kembang meliputi jadwal, pengobatan, tujuan, tahapan masa perkembangan dan pemeriksaan detekksi dini tumbuh kembang. Dari hasil analisa uji statistic dengan menggunakan uji Fisher’s exact menyatakan tidak terdapat hubungan bermakna antara sikap dengan frekuensi pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang pada anak balita di Puskesmas Sungai Jingah (p=0,202 > α=0,05).

(8)

sikap dan frekuensi pemeriksaan di tingkatkan sesuai dengan faktor-faktor yang menyebabkannya. Misalnya dengan meningkatkan dukungan keluarga kepada

ibu, agar ibu mau melakukan

pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang.

KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dengan judul Hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan frekuensi pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang pada anak balita di Puskesmas Sungai Jingah tahun 2015 adalah sebagai berikut :

1. Frekuensi pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang pada anak balita yaitu kurang lengkap sebanyak 83 orang (83,83%) dan lengkap sebanyak 16 orang (16,16%).

2. Pengetahuan ibu balita tentang pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang pada anak balita yaitu untuk pengetahuan kurang baik 75 orang (75,75%), pengetahuan cukup baik 16 orang (16,16%) dan pengetahuan baik 8 orang (8,08%).

3. Sikap ibu balita tentang pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang pada balita yaitu untuk sikap setuju sebanyak 88 orang (88,88%), sikap tidak setuju 10 orang (10,10%), sikap sangat setuju 1 orang (1,01%) dan sangat tidak setuju tidak ada.

4. Terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan ibu dengan frekuensi pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang pada anak balita (p=0,004) 5. Tidak terdapat hubungan bermakna

antara sikap dengan frekuensi

pemeriksaan tumbuh kembang pada anak balita (p=0,202)

SARAN

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat disarankan beberapa hal:

1. Bagi masyarakat

Diharapkan adanya kesadaran dalam

upaya meningkatkan frekuensi

pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang pada anak balita dengan melakukan himbauan/ajakan untuk melakukan pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang pada balita 2x dalam setahaun.

2. Bagi tenaga kesehatan

Diharapkan dapat meningkatkan

frekuensi pemeriksaan , pengetahuan dan

sikap ibu dengan memberikan

penyuluhan kepada ibu-ibu balita tentang pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang yang meliputi jadwal, tujuan, kegiatan dan pengobatan. Serta, dapat pula meningkatkan dengan program-program yang berhubungan dengan pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang, seperti brosur, poster, dll. 3. Bagi institusi

Diharapkan kepada institusi Akademi

Kebidanan Bunga Kalimantan

Banjarmasin untuk menambah referensi baru misalnya dengan menambah buku tentang pertumbuhan dan perkembangan serta deteksi perkembangan dan pertumbuhan pada balita. Agar ketika mahasiswa terjun kelapangan, mahasiswa dapat menambah tingkat pengetahuan ibu balita khususnya.

4. Bagi peneliti lain

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Adriana, Dian. (2011). Tumbuh Kembang & Terapi bermain pada Anak. Denpasar: Salemba Medika.

Anwar, Desy. (2003). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia terbaru. Surabaya: Amelia Surabaya.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, Saifuddin M.A. (2009). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya Edisi ke-2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Depkes RI. (2007). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta.

Depkes RI. (2011a). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Tumbuh Kembang. Dikutip dari : <http://citraabadi2010.blogspot.com/2 011/03/> {Diakses 29 April 2015}.

Depkes RI. (2012). Pelayanan Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak. Dikutip dari : <http://www.depkes.go.id/index.php/ > {Di akses 19 April 2015}.

Dewi, Martalia. (2009). Analisis Pelaksanaan Program Stimulasi, Deteksi dan intervensi dini Tumbuh Kembang (sdidtk) Balita dan Anak Prasekolah Di Puskesmas Kota Semarang Tahun 2009. Dikutip dari : <http://eprints.undip.ac.id/16961/1/.pd f> {Diakses 19 April 2015}.

Ellya, ES dkk. (2010). Metodelogi Penelitian untuk Mahasiswa Diploma Kesehatan. Jakarta: Trans Info Media.

Hidayat, AAA. (2007). Metode Penelitian Kebidanan & Teknik Analisa Data. Surabaya: Salemba Medika.

Hidayat, Hilsa. (2011). Hubungan pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang pada anak balita dengan keaktifan ibu melakukan deteksi tumbuh kembang di wilayah kerja Puskesmas Bebekan Sidoarjo. <http//www.stikesyarsis.com/2011/06/ Hubungan pengetahuan dengan.html.> {Diakses 04 Agustus 2015}

Karwati dkk. (2011). Asuhan Kebidanan V (Kebidanan Komunitas). Jakarta: Trans Info Media.

Maryanti, Dwi dkk. (2011). Buku Ajar Neonatus, Bayi & Balita. Jakarta: Trans Info Media.

Muslihatun, Wafi Nur. (2010). Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya.

Nanny, Vivian Lia Dewi. (2010). Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Yogyakarta: Salemba Medika.

Nina, Mariyani. (2011). KTI Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu dalam Pencapaian Tumbuh Kembang Balita 4-5 tahun di TK Hidayah Desa Sei Rotan Kec. Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011.

Dikutip dari:

<http://suksesdantrik.blogspot.com/20 11/04/> {Diakses 19 April 2015}.

Notoadmodjo, Soekidjo. (2007). Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

(10)

Nursalam. (2005). Asuhan Keperawatan bayi dan Anak (Untuk Keperawatan dan kebidanan). Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. (2011). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Rahayu, Sri Dedeh. (2009). Asuhan Keperawatan Anak dan Neonatus. Jakarta: Salemba Medika.

Rochmah, K.M dkk. (2012). Penuntun Belajar Asuhan Neonatus, Bayi & Balita. Jakarta: EGC.

Siddik, Alhudawi Hasbiyah. (2011). Hubungan Pengetahuan dan sikap ibu dengan keaktifan ibu melakukan kunjungan posyandu dalam deteksi tumbuh kembang pada balita di Keluharan Ujung Pandang. <

http://repository.usu.ac.id/> {Diakses 04 Agustus 2015}

Susena, A. Tutu dan Masrurah H. (2009). Kamus Kebidanan. Yogyakarta: Citra Pustaka.

Susetyo, Budi. (2010). Statistik untuk Analisa Data Penelitian. Bandung: Refika Aditama.

Gambar

tabel dibawah ini:
Tabel Hubungan Sikap ibu balita dengan Frekuensi Pemeriksaan Deteksi Dini Tumbuh Kembang pada anak Balita di Puskesmas Sungai Jingah Tahun 2015

Referensi

Dokumen terkait

Kendala utama yang menjadi elemen kunci dalam pengembangan model pengelolaan Danau Sentani adalah: Kurangnya visi dan misi pengelolaan lingkungan (1), Perbedaan

4 Rahayu Minto, Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi (Jakarta, Grasindo 2018) hlm.. berbahasa yang dipergunakan dalam komunikasi secara tidak langsung. Keterampilan menulis

Variabel Loyalitas Konsumen Berdasarkan hasil tanggapan responden terhadap pertanyaan tentang loyalitas konsumen (dimensi akan sering membeli Lyly Bakery, merekomendasikan

Dari hasil analisis data diatas di peroleh hasil adanya pengaruh positif yang signifikan dari variabel Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan dalam

Penelitian terdahulu pertama yang di lakukan oleh (Mohammad Doostar, Maryam Kazemi Iman Abadi, Reza Kazemi Iman Abadi) yang berjudul “Impact of Brand Equity on Purchase

Pertumbuhan mikroorganisme di alam dapat diketahui dengan pengambilan mikroorganisme tersebut di alam yang kemudian ditumbuhkan di dalam suatu medium buatan

Prosedur Operasional Baku (POB) ini menjelaskan cara menyiapkan dan merevisi Pedoman operasional Komite Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran Univeritas Padjadjaran

Untuk memperdalam isim yang dibaca jar (Majrurat Al-Asma) dilakukan penelitian yang bertujuan untuk dapat mendeskripsikan dan menjelaskan isim yang dibaca jar yang ada