• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DALAM UPAYA MENC

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DALAM UPAYA MENC"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DALAM UPAYA MENCIPTAKAN SANTRI TANI YANG MANDIRI

Oleh : Teguh Sarwo Aji, M. Aniar Hari S, Wenny Mamilianti

Staf Pengajar Universitas Yudharta Pasuruan

Pada umumnya kegiatan para santri adalah sekolah, mengaji, sholat berjamaah, sehingga belum diperkenalkan dengan konsep bertani organik untuk bekal hidup secara mandiri di masyarakat setelah mereka keluar dari pondok pesantren. Mengingat sejumlah santri berlatar belakang dari keluarga petani.Pembuatan pupuk organik merupakan salah satu syarat untuk bertanam atau berusahatani secara organik. Tujuan umum yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah agar para santri memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam bercocok tanam organik sebagai bekal hidup secara mandiri di masyarakat sekitar pondok maupun di sekitar tempat tinggalnya kelak. Metode yang akan digunakan untuk merealisasi program ini adalah berbentuk pendidikan dan pelatihan yang diikuti oleh 35 orang santri baik laki-laki maupun perempuan. Metode Pelaksanaannya dengan adanya penyuluhan dan praktek langsung. Dari kegiatan yang dilakukan santri tani bertambah wawasannya dalam becocok tanam khusunya dalam bercocok tanam organic. Selain itu mereka juga telah trampil dalam membuat pupuk organic padat dan cair dari bahan limbah ternak. Pupuk yang dihasilkan bertekstur remah, warnanya gelap dan tidak berbau.

Kata Kunci : pupuk, organic, santri, tani, mandiri

Latar Belakang

Pondok Pesantren Ngalah adalah salah satu dari 4 pondok yang ada di Kecamatan

Purwosari. Pondok Pesantren ini berdiri sejak tahun 1977 dikelola oleh Yayasan Darut

Taqwa yang diasuh sekaligus sebagai pemilik yaitu KH. Soleh Bahrudin. Pondok

Pesantren Ngalah memiliki + 685 santri laki-laki dan 658 santri perempuan, yang

sebagian besar berasal dari Pasuruan. Kegiatan para santri adalah sekolah, mengaji, sholat

berjamaah, Singkatnya para santri belum diperkenalkan dengan konsep bertani organik

untuk bekal hidup secara mandiri di masyarakat setelah mereka keluar dari pondok

pesantren. Mengingat sejumlah santri berlatar belakang dari keluarga petani.

Untuk dapat melakukan kegiatan berusahatani, seseorang perlu memiliki bekal

ketrampilan disamping kemauan yang keras dan modal.Pembuatan pupuk organik

merupakan salah satu syarat untuk bertanam atau berusahatani secara organik. Hal ini

berarti dengan adanya ketrampilan ini akan memberikan bekal kepada para santri untuk

(2)

globalisasi ini tanpa berbekal ketrampilan dalam pnguasaan teknologi dan yang memiliki

nilai jual mustahil seseorang dapat hidup mandiri di tengah-tengah masyarakat.

Tujuan umum yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah agar para santri di

pondok pesantren Ngalah Sengonagung Purwosari Pasuruan memiliki pengetahuan dan

ketrampilan dalam bercocok tanam organik sebagai bekal hidup secara mandiri di

masyarakat sekitar pondok maupun di sekitar tempat tinggalnya kelak. Dua manfaat yang

dapat diperoleh oleh pondok pesantren Ngalah pada umumnya dan para santri pada

khususnya adalah . Dalam jangka pendek diharapkan bahwa para santri di lingkungan

pondok pesantren Ngalah sudah dapat menguasai dan memiliki ketrampilan untuk

membuat pupuk organic. Sedangkan dalam jangka panjang diharapkan bahwa

ketrampilan pembuatan pupuk ini dapat dimanfaatkan oleh santri untuk bekal hidup

secara mandiri di tengah-tengah masyarakat serta dapat mengurangi ketergantungan pada

orang lain.

Metode Kegiatan

Metode yang akan digunakan untuk merealisasi program ini adalah berbentuk

pendidikan dan pelatihan yang diikuti oleh 35 orang santri baik laki-laki maupun

perempuan yang tinggal di pondok pesantren Ngalah Purwosari Pasuruan. Pelaksanaan

kegiatan ini dibagi beberapa tahap :

Tahap pertama adalah materi umum yaitu penyuluhan dan penjelasan materi

pembuatan pupuk organik Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari Jumat mulai pukul 08.00

– 10.00 WIB selama 4 kali pertemuan. Minat peserta pelatihan diarahkan kepada

beberapa kelompok

1. Kelompok teknik pupuk organik padat

2. Kelompok pupuk organik cair

Tahap kedua adalah mengimplementasikan pupuk tersebut pada sawah dan

tegalan yang sudah disiapkan, dilaksanakan setelah santri cukup bisa membuat pupuk

organik. Disini santri diharapkan mampu menerapkan teknik budidaya organik dan

mengetahui pengaruh pupuk organik yang dibuat terhadap tanaman yang ditanam.

Tahap terakhir para santri akan diberikan materi manajemen pengelolaan

usahatani tanaman organik. Disini materi yang diberikan adalah pengelolaan faktor

(3)

Dalam tahap ini diharapkan peserta dapat menjadi petani yang mandiri sekaligus sebagai

usahawan.

Selengkapnya kegiatan proses pendidikan dan pelatihan yang direncanakan dalam

kegiatan ini adalah

Tabel 1 .Jadwal Kegiatan Proses Pendidikan dan Pelatihan

No Waktu Kegiatan Metode

1. Minggu ke 1

a. Pembukaan

b. Materi teknik pembuatan pupuk organik organik ( sayur sawi)

- Peragaan

Sasaran dari program pelatihan ini adalah sebagian santri yang tinggal di Pondok

pesantren Ngalah, yaitu 35 orang. Peserta pelatihan dipilih dari mereka laki-laki dan

perempuan yang sudah menduduki bangku SMA, perguruan tinggi atau yang sudah lulus

sekolah. Perbandingan jumlah peserta laki-laki lebih banyak karena pekerjaan yang

dilakukan ini membutuhkan tenaga selain itu yang biasanya yang melakukan pekerjaan

bercocok tanam adalah laki-laki.

Keterkaitan

Realisasi kegiatan ini nantinya akan sangat terkait dengan program ICP

(Integrated Fruit / Crop Production). Pendekatan inilah yang saat ini berkembang menjadi

konsep pertanian organik (OFS /Organik Farming System). Konsep ini seharusnya

dikembangkan lebih intensif di Indonesia. Petani Indonesia pada umumnya telah terbiasa

dengan teknologi pertanian organik yang dikenal efisien dan sustainable (berkelanjutan).

Sistem Pertanian Organik harus menjadi tanggung jawab dan komitmen kita

bersama (Pemerintah, Perguruan Tinggi, LSM dan masyarakat luas) termasuk pondok

(4)

dipertahankan, baik untuk generasi sekarang maupun generasi yang akan datang.

Pertanian Organik juga menjadi tantangan dan tuntutan globalisasi yang mensyaratkan

produk-produk pertanian harus ramah lingkungan dan bebas residu bahan kimia (eco

labeling).

Rancangan Evaluasi

Evaluasi akan dilakukan baik dalam proses maupun hasil. Evaluasi yang

menyangkut proses akan dilakkukan terhadap penentuan kelompok kegiatan dan jalannya

kegiatan pada masing-masing kelompok. Sedangkan evaluasi menyangkut hasil kegiatan

akan dilakukan terhadap hasil kerja dari masing-masing kelompok, yaitu dengan cara

melihat hasil pupuk yang dihasilkan ( keremahan, warna, kandungan unsure hara)

Evaluasi juga dilakkukan terhadap cara bercocok tanam sekaligus kualitas tanaman ynag

dihasilkan.

Tabel 2. Kriteria hasil evaluasi diberikan rentangan sebagai berikut :

No Rentangan Kriteria

1. 0 % - 19 % Tidak berhasil

2. 20 % - 39 % Kurang berhasil

3. 40 % - 59 % Cukup berhasil

4. 60 % - 79 % Berhasil

5. 80 % - 100 % Sangat berhasil

Hasil Dan Pembahasan Pelaksanaan Kegiatan a. Waktu Kegiatan

Kegiatan Penerapan IPTEK ini dilaksanakan pada bulan Juli 2009 minggu ke 4

sampai bulan Agustus 2009, selama 1 bulan. Kegiatan dilakukan 4 kali pertemuan setiap

hari Jumat. Dilakukan hari Jumat dikarenakan pada hari ini santri pondok libur kegiatan (

hari libur pondok) sehingga tidak menganggu aktivitas santri sehari-hari.

Waktu pelaksanaan ini tidak sesuai rencana, karena berbarengan adanya kegiatan

bulan puasa dimana setiap bulan puasa di Pondok Ngalah banyak kegiatan keagamaan

(5)

semestinya dilakukan 6 kali pertemuan dipadatkan menjadi 4 kali pertemuan dan

waktunya lebih lama yang rencananya setiap pertemuan hanya 2 jam diperpanjang

menjadi 4 jam dari pukul 08.00 – 13.00 WIB ( ada break ISOMA). Dengan 4 kali

pertemuan ini tidak mengurangi materi yang diberikan. Semua materi bisa terlaksana

dengan baik.

b. Tempat Kegiatan

Kegiatan dilaksanakan di dua tempat yaitu pemberian materi di ruang pertemuan

Universitas Yudharta Pasuruan dan praktek di Kebun Percobaan Universitas Yudharta

Pasuruan. Untuk pemberian materi dilaksanakan di ruang pertemuan Universitas

Yudharta Pasuruan. Hal ini dikarenakan untuk memudahkan koordinasi dengan waktu

praktek yang dilaksanakan juga dilingkungan Universitas Yudharta Pasuruan tepatnya di

Kebun Percobaan Universitas Yudharta Pasuruan

c. Peserta Kegiatan

Peserta kegiatan diikuti oleh santri pondok Ngalah baik wanita dan pria sejumlah

35 orang. Hal ini tidak sesuai dengan rencana yaitu 50 santri dikarenakan ijin dari pondok

yang hanya mengirim 35 santri. Namun dengan ini tidak mengurangi tujuan kegiatan

karena teryata peserta yang mengikuti mempunyai kualifikasi yang sesuai kegitan yaitu

santri pondok yang sudah dewasa, kebanyakan latar belakang anak petani dan berdedikasi

tinggi.

Pelaksanaan Kegiatan Pelatihan Persiapan Bahan dan Alat

Persiapan bahan dan alat dilakukan sebelum kegiatan dilaksanakan. Semua bahan

dan alat yang diperlukan dipersiapkan oleh tim dibantu 2 orang satgas dimana mereka

adalah mahasiswa jurusan Agrobisnis Universitas Yudharta Pasuruan. Dalam pelaksanaan

kegiatan ini bahan dan alat yang diperlukan tersedia semua sehingga membantu

kelancaran kegiatan.

Bahan yang diperlukan dalam pelatihan :

1. Pupuk kandang sapi 100 kg

2. Molase atau tetes 10 lt

3. Dedak 100 kg

(6)

5. Benih tanaman sawi dan kangkung

6. benih kedelai

7. urine sapi 100 lt

8. gula pasir

9. Susu

Alat yang diperlukan :

1. Pompa air

2. Alat-alat pertanian (cangkul, sekop, arit, gembor)

3. Tong atau bak

4. Pengaduk

Antusias Peserta

Pelaksanakan kegiatan ini diikuti oleh 35 santri Pondok Ngalah baik laki-laki dan

perempuan. Antusias peserta sangat baik hal ini terlihat dari kesungguhan dalam

menerima materi dari nara sumber. Dan pertanyaan dan diskusi yang baik pada saat sesi

tanya jawab. Hal ini juga ditunjukan dengan kedisiplinan mereka dalam mengikuti materi

dan praktek sampai selesai.

Kegiatan Pemberian Materi

Sesuai dengan jadwal kegiatan proses Pendidikan dan pelatihan pemberian materi

yang berupa penyuluhan adalah materi teknik pembuatan pupuk organik, teknik budidaya

tanaman organik dan manajemen pengelolaan usahatani tanaman organik.

Dalam kegiatan ini peserta diberikan modul atau materi penyuluhan dan menerima

ceramah dari narasumber (sesuai dalam jadwal). Dalam kegiatan ini terdiri dari 30 menit

ceramah dan 30 menit sesi tanya jawab dan diskusi kelompok. Dalam kegiatan ini terlihat

antusiasnya peserta dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dan diskusi yang

dilakukan. Dari hasil kegiatan ini hampir 90 % dari peserta bisa memahami dari semua

materi yang diberikan, dilihat dari post tes yang diberikan dari narasumber, hampir

(7)

Kegiatan Praktek Pembuatan Pupuk Organik dan MOL

Dalam praktek pembuatan pupuk organik ini peserta diberikan kesempatan untuk

mencoba sendiri membuatnya dengan berkelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5 orang

dan mencoba semua materi yang diberikan, mulai dari pembuatan pupuk padat, pupuk

cair, praktek budidaya dan membuat MOL (mikrooranisme) sendiri. Dimana hasil dari

mereka akan dinilai oleh TIM pelaksana.

Dalam kegiatan ini peserta diberikan peragaan pembuatan pupuk organik baik

padat maupun cair. Semua peserta terlibat dalam pembuatan ini dan masing-masing

kelompok diharuskan mencoba sendiri dan mengaplikasikan pada tanaman yang mereka

tanam sendiri serta melakukan perawatan terhadap tanaman tersebut.

Selain pembuatan pupuk organik peserta juga diberikan peragaan pembuatan

MOL ( mikroorganisme ) sendiri dimana diharapkan nantinya dengan pembuatan sendiri

ini tidak tergantung dengan mikroorganime dari toko ( pabrik) yang dijual belikan.

Sehingga bisa menekan biaya dan memanfaatkan sumberdaya yang ada dilingkungan

pondok. Dari kegiatan ini diharapkan peserta nantinya bisa memproduksi sednriri dan

menjualnya. Bahan yang dipakai adalah dari ares atau bonggol pisang dicampur dengan

tetes dan ragi untuk fermentasi.

Keterlibatan Mahasiswa

Dalam kegiatan ini juga melibatkan mahasiswa Jurusan Agrobisnis Fakultas

Pertanian Unversitas Yudharta Pasuruan. Hal ini dengan tujuan melatih mereka dalam

mengelola suatu kegiatan dan juga membantu peserta dalam pemahaman materi dan

praktek. Dimana mahasiswa yang terlibat sudah trampil dalam proses pembuatan pupuk

organik dan manfaatnya. Hal ini dikarenakan materi sudah mereka dapatkan di bangku

kuliah.

Evaluasi Kegiatan Pelaksanaan Secara Menyeluruh

Dari seluruh kegiatan yang dilaksanakan semuanya berhasil dengan baik dengan

melihat beberapa uraian diatas. Peserta sangat antusia mengikuti kegiatan sampai selesai

(8)

mengikuti praktek pembuatan pupuk organik dan mereka telah mencoba membuat sendiri

pupuk tersebut.

Evaluasi Hasil Kegiatan

Pencapaian tujuan dan Manfaat kegiatan

Dari tujuan dan manfaat umum dan khusus dari rencana kegiatan 75% tercapai,

yaitu pemuda tani yang menjadi target dalam kegiatan ini bertambah wawasan mereka

tentang bertani organik dan sudah bisa memuat pupuk organik sendiri beserta pembuatan

migroorganismenya. Dari semua kegiatan yang sudah terlaksana para peserta khususnya

yang pria hampir 100 % bisa menguasai materi dan diharapkan dari mereka ini akan

menerapkannya dalam kehidupannya kelak.

Dari sekian peserta ada hampir 5 orang yang sudah mencoba mengelola usahatani

organik dengan pupk buatannya sendiri. Dalam usahanya ini mereka melibatkan santri

pondok yang lain dan tentunya tidak lepas dari bimbingan pengelola pondok.

Hasil atau produk yang dihasilkan oleh peserta

Hasil produk yang baru terlihat adalah pembuatan pupuk organiknya. Dimana

pupuk yang mereka buat hampir semua berhasil hanya untuk pupuk organik cair masih

terasa kuat sekali bau yang tidak sedap selain itu tidak begitu nyata pengaruhnya setelah

dicobakan pada tanaman ( Kurang berhasil) dan telah diperbaiki lagi oleh mereka dengan

cara mencari permasalahan kegagalannya dan mengulang percobaan tersebut. Dimana

kegagalan disebabkan penutupan tong kurang rapat dan terkena sedikit air hujan selain itu

katalis yang mereka buat kurang sesuai dengan syarat pembuatannya yaitu mereka buat

pada saat pembuatan pupuk oganik sedangkan yang benar adalah dibuat terlebih dahulu +

2 jam sebelumnya. Dengan adanya kegagalan ini menjadikan pengalaman yang

bermanfaat bagi mereka .

Untuk pupuk padat hasil pupuk dari praktek peserta semuanya berhasil dengan

baik. Ini bisa dilihat dari ciri-ciri pupuk bokasi yang dihasilkan yaitu remah, tidak berbau

kotoran ternak, dan saat diaplikasikan pada tanaman kangkung, sawi dan kedelai terlihat

pertumbuhan tanaman tersebut bagus ditandai dengan jumlah daun yang lebih banyak,

(9)

Evaluasi secara menyeluruh

Evaluasi secara menyeluruh semuanya sesuai dengan yang diharapkan. Dari

semua yang diuraikan diatas para peserta ada beberapa yang sudah mulai tergerak untuk

mengusahakan pupuk organik cair dan bertani organik, mengingat dari pihak pondok

memiliki beberapa lahan yang bisa diusahakan dan bisa sebagai percontohan bagi

masyarakat sekitarnya.

Dengan diawali percontohan oleh para santri ini diharapkan bisa mempengaruhi

petani sekitar pondok dan masyarakat yang lebih luas( karena santri ini berasal dari

beberapa daerah di Jawa Timur), artinya bahwa dengan wawasan yang diterima para

santri saat pelatihan bisa ditularkan kepada petani sekitar pondok maupun petani sekitar

tempat tinggal mereka. Hal ini bisa dipahami karena di Kota Pasuruan dan sekitarnya

pengaruh ulama sangat kuat untuk menyebarkan ilmu dan wawasan baru.

Dengan semakin luasnya penerapan pertanian organic membuka peluang bagi

para santri yang ikut pelatihan ini untuk membuka usaha pupuk organic baik itu pupuk

organic cair maupun padat, atau bias juga dengan menggandeng UKM atau kelompok

tani untuk membuka usaha ini ( sebagai suplayer saprodi).

Dengan demikian tujuan dan manfaat dari pelatihan ini diharapkan berhasil dan

bermanfaat bagi santri khususnya dan petani pada umumnya.

Kesimpulan

Dari seluruh kegiatan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pemuda tani

Pondok Pesanteran Ngalah Sengonagung Purwosari Pasuruan yang menjadi peserta

dalam pedidikan dan pelatihan ini bertambah wawasannya dalam becocok tanam

khusunya dalam bercocok tanam organic. Selain itu mereka juga telah trampil dalam

membuat pupuk organic padat dan cair dari bahan limbah ternak. Dimana bahan-bahan

yang diperlukan untuk pembuatannya tersedia di lingkungan pondok tersebut. Dengan

sumberdaya manusia yang bertambah wawasannya dan pengalamanya didukung dengan

sumberdaya alam yang cukup serta kekuatan ulama yang membimbing membuat mereka

termotifasi untu berusahatani organik dan memproduksi pupuk tersebut untuk tujuan

(10)

Daftar Pustaka

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, 2006. Energi dan Daur Ulang Materi. Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian. Malang

Hakim, N. Y.M. Nyakpak, A.M. Lubis, S.G Nugroho, M.A Diha, G.B. Hong, H.H Barlay, 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lapang. P. 320.

Harjadi, S.S. 1993. Pengantar Agronomi. Departement Agronomi Fakultas Pertanian. IPB. P. 185

Muhammad, H, Wanti D dan Lukman H. 1992. Pengaruh Takaran Pupuk Kandang dan Kombinasi Pupuk N,P,K terhadap Produksi Petsai (Brassica Pekinensis Rupr). J. Hort. 2 (3) : 1-5.

Nasution, M.A. 1998. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang dan kalium Terhadap Produksi dan Kualitas Jagung Manis ( Zea mays saccharata) Pada Lahan Kering. Skripsi S-1 Jurusan Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian. Unibraw. Malang.

Sarief. E.S. 1986. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. C.V. Pustaka Buana. Bandung.P.182.

Gambar

Tabel 1 .Jadwal Kegiatan Proses Pendidikan dan Pelatihan
Tabel 2. Kriteria hasil evaluasi diberikan rentangan sebagai berikut :

Referensi

Dokumen terkait

Peran pengelola pasar lelang atas fungsi penyediaan sarana akan mempengaruhi perilaku petani dalam memasarkan cabainya di pasar lelang, hal ini seperti dalam

Pupuk organik adalah bahan organik yang umumnya berasal dari tumbuhan atau hewan, ditambahkan ke dalam tanah secara spesifik sebagai sumber hara, pada umumnya mengandung nitrogen

enelitian ini ngan yang ran IPA Terp ran Problem endekatan SET P kelas VII ya Kegiatan Sisw pembelajaran upakan salah sa k meningkatka materi yang ak ungkan konsep nnya, maka

Adanya pengaruh dari struktur organisasi terhadap sistem informasi akuntansi manajemen didukung oleh hasil penelitian sebelumnya antara lain yang dilakukan oleh

Bakteri Salmonella typhi memiliki protein hemaglutinin adhesin fimbria dan OMP masing-masing dengan berat molekul 36 kDa mampu mengaglutinasi eritrosit mencit, marmot

Untuk kelas kerjasama, MEP FEB UGM menawarkan 4 konsentrasi di atas (Perencanaan dan Pembangunan Daerah/ PPD, Keuangan Daerah/KD, Manajemen Aset dan Penilaian Properti/MAPP,

Berdasarkan hasil pre-test, diperoleh 7 siswa dari kelas XI IPA C yang memiliki skor interaksi sosial rendah, 7 siswa tersebut diberikan perlakuan dengan mengikuti

Nama dan jumlah pembalap yang diperiksa ditetapkan oleh