• Tidak ada hasil yang ditemukan

BE GCG Annisa Nurlestari Hapzi Ali GOOD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BE GCG Annisa Nurlestari Hapzi Ali GOOD"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

GOOD CORPORATE GOVERNANCE YANG EFEKTIF DENGAN KEADAAN INDONESIA

Konsep Good Corporate Governance

Dalam konsep corporate governance dikenal dua framework pengelolaan korporasi, yaitu one tier system dan two tier system. One tier system merupakan konsep pengelolaan yang umumnya digunakan oleh Anglo Saxon Countries seperti UK, US dan Canada. Pada konsep ini fungsi pengelolaan dan pengawasan dijadikan satu wadah/board. Sementara konsep Two Tier System banyak digunakan di negara Eropa daratan seperti Jerman, Belanda dan Finlandia dimana fungsi pengelolaannya dipisahkan dengan fungsi pengawasan dalam dua wadah/board yang berbeda.

Dalam perkembangannya konsep two tier system lebih banyak digunakan dalam praktek bisnis disebabkan keunggulannya dalam mengakomodasi konflik kepentingan antara pemilik modal dan manajemen. Begitu juga dengan Indonesia. Dasar hukum yang mengatur tentang korporasi di Indonesia (biasa disebut Perseroan Terbatas atau ‘PT’) adalah UU No. 40 tahun 2007. Perseroan Terbatas di Indonesia kemudian diwajibkan memiliki 3 organ, yaitu Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Direksi dan Dewan Komisaris. RUPS merupakan organ tertinggi yang memiliki wewenang yang tidak dimiliki oleh organ lainnya. Direksi merupakan organ Perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan. Sementara Dewan Komisaris merupakan organ Perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan/atau khusus serta memberi nasihat kepada Direksi.

Perbedaan Board of Director, Board Committees, Board Power, dan Board Composition

(2)

disebut board of directors atau board of managers, board of regents, dan board of trustees.

Di negara-negara Eropa dan Asia, biasanya ada dua dewan; dewan eksekutif, yang bertugas menjalankan kegiatan bisnis sehari-hari, dan dewan pengawas yang bertugas mengawasi dewan eksekutif. Dewan pengawas, biasanya dipilih oleh pemegang saham atau pemilik perusahaan.

Di Indonesia, istilah dewan direksi memiliki makna yang berbeda dari board of directors tergantung dari istilah yang digunakan. Umumnya, di Indonesia dewan direksi adalah dewan eksekutif, sedangkan di negara barat, board of directors adalah dewan pengawas. Sebagai contoh, di OCDBC NISP Bank misalnya, dewan pengawas dinamakan dewan komisaris, sedangkan dewan eksekutif dinamakan dewan direksi. Namun, Pertamina menggunakan istilah board of commissioners (sebagai pengawas) dan board of directors (sebagai eksekutif).

Di beberapa perusahaan di Amerika Serikat yang memiliki satu dewan saja, biasanya tugas dan tanggung jawab kedua dewan tersebut dijadikan satu dalam dewan direksi, yang beranggotakan direksi dalam (di Indonesia dinamakan komisaris) dan direksi luar (di Indonesia dinamakan komisaris independen).

(3)

Di Indonesia yang menggunakan dual board system sehingga terdapat pembagian divisi dewan menjadi dua bagian yaitu yang pertama Supervisory board (Dewan Komisaris) yang bertindak sebagai agen dari pemegang saham serta memiliki tanggung jawab untuk menunjuk, mengawasi dan member masukan anggota dewan manajemen dan juga mengembangkan strategi perusahaan yang mendasar. Kedua adalah Management board yang bertanggung jawab terhadap menjalankan fungsi harian manajemen bisnis, divisi atau melakukan fungsi control di Indonesia Management board sering juga disebut dengan Dewan Direksi. Board Committees Board of committees mulai berkembang sejak beberapa tahun terakhir dan saat ini terus mengalami peningkatan. Terdapat dua jenis umum dari Board of committees , tipe yang pertama adalah Management Support atau Operating Committee yang bertugas untuk memberikan masukan kepada manajemen mengenai keputusan. Tipe yang kedua adalah komite sebagai monitoring yang bertugas untuk melindungi kepentingan pemegang saham dengan menyediakan tujuan, tinjauan independen urusan perusahaan, khususnya yang berkaitan dengan legalitas, integritas, dan kualitas etis dari kegiatan perusahaan. Sebagai Board of committees memiliki tanggung jawab komite, antara lain : 1. Meninjau dan menyetujui strategi dan kebijakan Grup dan pendekatan untuk digunakan dalam Ulasan Kompensasi tahunan Grup remunerasi; 2. Memastikan bahwa dukungan kinerja terkait pengaturan kompensasi strategi bisnis dan memberikan keseimbangan menantang yang sesuai antara risiko dan imbalan; 3. Mempertimbangkan undang-undang, peraturan, pedoman dan rekomendasi yang berkaitan dengan remunerasi dan tata kelola perusahaan; 4. Pemantauan tingkat dan struktur remunerasi untuk manajemen senior, termasuk kinerja individu terhadap tujuan dan merekomendasikan remunerasi masing- masing anggota Dewan eksekutif, dan 5. Menyediakan laporan tahunan kepada Dewan dan pemegang saham dari kebijakan remunerasi Perseroan.

(4)
(5)

Di Indonesia walaupun masing-masing jenis perusahaan memiliki Board of Director, Board Committes, Board Power dan Board Composition yang berbeda-beda tetapi menurut saya di Indonesia yang terpenting adalah kejujuran dari setiap anggota board karena sistem kepengurusan yang baik tidak akan memberi dampak yang baik jika tidak ada kejujuran dari setiap anggota. Sistem kepengurusan di Indonesia saat ini masih ada yang belum menerapkan kejujuran di masing- masing board sehingga banyak kasus perusahaan yang melibatkan anggota board , keadaan seperti ini harus segera diperbaiki agar dapat mewujudkan perusahaan yang berkembang dengan menerapkan prinsip GCG yaitu Transparansi, Kemandirian, Akuntabilitas, Pertanggung Jawaban, Kewajaran dan Kesetaraan.

Good Corporate Governance di Indonesia

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso (2016) mengatakan bahwa penerapan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance/GCG) di Indonesia relatif tertinggal dibanding negara-negara tetangga. Hal itu dapat dilihat dari hasil bahwa Indonesia hanya menempatkan dua emiten sebagai ASEANs Top 50 Issuers with The Best GCG dalam ASEAN Corporate Governance Awards 2015 yang diselenggarakan ASEAN Capital Markets Forum (ACMF) di Filipina. Sedangkan Thailand mampu menempatkan 23 emiten, Filipina 11 emiten, Singapura 8 emiten, dan Malaysia 6 emiten.

(6)

Dengan adanya standar internasional, Indonesia sudah memiliki pedoman untuk dapat menerapkan GCG. Ditambah dengan segala aturan pemerintah Indonesia sendiri yang dapat memudahkan para pelaksana bisnis agar dapat melaksanakan GCG di dalam perusahaannya. Salah satu yang berperan penting dalam penerapan GCG di Indonesia adalah Di dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas(UU PT). Secara implisit, kita dapat melihat adanya prinsip-prinsip GCG yang tertuang didalam UU PT ini, yaitu prinsip TARIF (transparency, accountability, responsibility, independency, and fairness). Prinsip-prinsip tersebut memilik nilai yang sama dengan prinsip GCG yang dibuat oleh G20 Finance Ministers and Central Bank Governors saat melakukan pertemuan bersama dengan Organisation for Economic Co-operation and Development (G20/OECD), yaitu sebagai berikut:

1. Perlindungan hak-hak pemegang saham dan peran kunci kepemilikan (the rights of shareholders and key ownership functions);

2. Persamaan perlakuan terhadap seluruh pemegang saham (the equitable treatment of shareholders);

3. Insentif yang masuk akal untuk mendukung iklim investasi (sound incentives throughout the investment chain);

4. Peranan pemangku kepentingan yang terkait dengan perseroan dalam tata kelola perusahaan (the role of stakeholders in corporate governance);

5. Keterbukaan dan transparansi (disclosure and transparency); dan

6. Tanggung jawab pengurus perseroan (the responsibilities of the board).

(7)

tinggi. Salah satu peraturan OJK adalah Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 73/POJK.05/2016 Tahun 2016 tentang Tata Kelola Perusahaan yang Baik Bagi Perusahaan Perasuransian (“POJK 73/2016”). Dalam Pasal 1 angka 25 POJK 73/2016 diberikan pengertian GCG bagi perusahaan perasuransian sebagai berikut:

Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Perasuransian yang selanjutnya disebut Tata Kelola Perusahaan Yang Baik adalah struktur dan proses yang digunakan dan diterapkan organ Perusahaan Perasuransian untuk meningkatkan pencapaian sasaran hasil usaha dan mengoptimalkan nilai Perusahaan Perasuransian bagi seluruh pemangku kepentingan khususnya pemegang polis, tertanggung, peserta, dan/atau pihak yang berhak memperoleh manfaat secara akuntabel dan berlandaskan peraturan perundang-undangan serta nilai-nilai etika.

Dari pengertian GCG yang digunakan oleh OJK di atas dapat kita lihat bahwa pengertian tersebut menitikberatkan pada struktur perseroan, yakni pembagian tugas, kewenangan dan tanggung jawab masing-masing pemangku kepentingan. Pengertian GCG yang digunakan oleh OJK selaras dengan yang digunakan oleh IFC (International Finance Corporation), dimana pengertian GCG adalah “the structures and processes for the direction and control of companies”. Berdasarkan pengertian tersebut, pada intinya tata kelola perusahaan membahas mengenai bagaimana cara suatu perusahaan diarahkan dan dikelola agar seluruh kepentingan pemangku kepentingan (stakeholders) diakomodasi secara baik. Maka dari itu, perusahaan harus dikelola dengan seimbang dan baik, sehingga timbul istilah Good Corporate Governance (GCG).

(8)

Daftar Pustaka

Antaranews. 2017. Wimboh: Penerapan GCG di Indonesia Relatif

Tertinggal. Diambil

dari : http://www.antaranews.com/berita/653621/wimboh-penerapan-gcg-di-indonesia-relatif-tertinggal (21 September 2017 jam 10:20)

Board IBP. 2014. Apa Itu Komisaris dan Direktur. Diambil dari: http://board.ibp.co.id/2014/02/apa-itu-komisaris-dan-direktur.html. (21 September 2017)

Hukumonline. 2017. Penerapan Good Corporate Governance Sebagai

Budaya Perusahaan. Diambil

dari:

http://www.hukumonline.com/klinik/detail/cl6890/penerapan-igood-corporate-governance-i-sebagai-budaya-perusahaan (21Septemb er 2017 jam 11:00)

Kompasiana. 2014. Menyoal Istilah ‘Board of Director’ di Indonesia. Diambil dari: http://www.kompasiana.com/kurniawannova/menyoal-istilah-board-of-director-di-indonesia_54f791dda33311a3738b4784. (21September 2017.

Kontan. 2017. Penerapan GCG di Perusahaan Masih Rendah. Diambil dari: http://nasional.kontan.co.id/news/pentingnya-penerapan-gcg-pada-perusahaan. (21 September 2017 jam 10:00)

Referensi

Dokumen terkait

Setelah dilakukan pengujian maka dapat disimpulkan bahwa, dibutuhkan Google Maps API , Google Fusion API dan juga Leaflet untuk membuat WebGIS penyuluh

Menjadi bagian tim verifikator dan penelaahan Whistle Blowing System (WBS) pengadaan barang dan jasa.. Pada tahun 2013 dilakukan penilaian sebanyak 9 Unit Kerja, sedangkan

Dengan mengucapkan Alhamdulillahirobbil’alamin atas segala nikmat yang telah dianugrahkan Allah SWT, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul

Atas partisipasinya sebagai peserta dalam Peuataran Lokakarya Nasional Pengelolaan dan Penyuntingan Juma] Ilmiall yang diselenggarakan oleh Universitas Negeri Malang.. di Klub

Tujuan dari penelitian ini (1) Untuk mendeskripsikan kemampuan guru merencanakan pelaksanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial menggunakan tipe Pembagian Prestasi

Untuk fungsi yang dapat diubah dalam bentuk eksplisit, turunan fungsi dapat dicari dengan cara seperti yang sudah kita pelajari di atas.. Untuk mencari turunan fungsi

[r]

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh dosis optimum dari pemberian bokashi Titonia (Titonia diversifolia) terhadap serapan P dan produksi Bawang Merah (Allium