• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKA (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKA (1)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN STROKE DI POLI SYARAF

RSUD Prof Dr SOEKANDAR MOJOKERTO

EFFECT OF HEALTH EDUCATION USING MULTIMEDIA ON BEHAVIOR PREVENTION AND CULTIVATION OF PATIENT TB IN THE PUBLIC HEALTH PURI REGENCY OF MOJOKERTO

Faisal Ibnu, Elies Meilinawati Muhammad Fahrul Rozi Stikes Bina Sehat PPNI Mojokerto Jl Raya Jabon KM 6 Mojoanyar Mojokerto

082141655109 Email :

Abstrak

Dukungan keluarga merupakan hal yang sangat penting untuk meningkatkan emosional dan status kesehatan individu, salah satunya pada pasien stroke, hal ini diperlukan untuk menghindari terjadinnya keadaan depresi yang dapat mengakibatkan penurunan status kesehatan pada pasien stroke itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan depresi pada pasien stroke di Poli syaraf RSUD. Dr. Soekandar Mojokerto. Desain penelitian yang digunakan adalah analitik korelasi dengan pengambilan sampel purposive sampling, yang dilakukan pada tanggal 19 Juni sampai dengan 24 Juni2017 dengan jumlah responden 35 orang. Instrumen penelitian berupa kuesioner data demografi, kuisioner dukungan keluarga dan kuisioner depresi. Hasil penelitian diuji dengan spearman rho dan menunjukkan mayoritas dukungan keluarga pasien dalam kategori baik sebesar 74,3% (26 orang) kategori cukup sebesar 20,0% (7 orang) dan kategori kurang sebanayak 5,7% (2 orang) dan depresi pada pasien dalam kategori minimal sebesar 54,3%(19 orang),kategori ringan 34,3% (12 orang) kategori sedang 5,7% (2 orang) dan kategori parah 5,7% (2 orang). Dari hasil penelitian didapat nilai p = 0,028 (α<0,05) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan tingkat depresi. Dari penelitian ini disarankan keluarga untuk lebih meningkatkan dukungan keluarga berupa dukungan informasi,emosional,instrumental dan penilaian

Kata Kunci : Dukungan Keluarga, Depresi, Stroke Abstract

Family support is very important to enhance the emotional and health status of the individual, one on stroke patients, it is necessary to avoid terjadinnya a State of depression that can lead to a decline in health status on stroke patients itself. This research aims to know the relationship support families with depression in stroke patients in neurological Hospital Poly. Dr. Soekandar Mojokerto. The research design used was the analytic correlation with sampling purposive sampling, conducted on 19 June and ended on 24 June 2017 by the number of respondents 35 people. Research instrument in the form of questionnaire data demographics, family support and questionnaire questionnaire depression. Research results tested with spearman rho and shows the majority of family support patients in both categories of 74.3% (26 people) category enough of 20.0% (7 people) and 5.7% in less category (2 people) and a depression on the patients in the category minimum of 54,3%(19 people), the category of lightweight 34.3% (12) category'm 5.7% (2 people) and severe 5.7% (2 people). Of research results obtained the value of p = 0.028 (α < 0.05) indicating that there is a meaningful relationship between family support with a level of depression. From this research it is suggested to further enhance the family family support in the form of information, emotional support, instrumental and appraisal.

(2)

Pendahuluan

Stroke atau gangguan peredaran darah otak (GPDO) merupakan penyakit neurologis yang sering dijumpai dan harus ditangani secara cepat dan tepat, stroke merupakan kelainan fungsi otak yang timbul mendadak yang disebabkan karena gangguan peredaran darah otak (Muttaqin, 2008). Kondisi yang sering dialami oleh seseorang yang terserang stroke cukup beragam, seperti kelumpuhan, perubahan mental, gangguan daya pikir, kesadaran, konsentrasi, fungsi intelektual, gangguan komunikasi, gangguan emosional dan kehilangan indera perasa Vitahealth (2003 dalam Okthavia 2014). Stroke merupakan masalah medis yang utama bagi masyarakat modern saat ini, diperkirakan 1 dari 3 orang akan terserang stroke dan 1 dari 7 orang akan meninggal karena stroke. Stroke dapat terjadi pada setiap usia, dari bayi baru lahir sampai pada usia sangat lanjut, namun angka kejadian stroke meningkat dengan bertambahnya usia, makin tinggi usia makin banyak kemungkinan untuk mendapatkan stroke, rata-rata dapat dikatakan bahwa angka kejadian (insiden) stroke adalah 200 per 100.000 penduduk, dalam satu tahun, diantara 100.000 penduduk, maka 200 orang akan mendapat stroke (Lumbantobing, 2004).

Menurut National Stroke Association (2014) di Amerika Serikat stroke merupakan penyebab utama kematian, menewaskan hampir 130.000 orang setiap tahun. Ada sekitar 7.000.000 penderita stroke di Amerika Serikat diatas usia 20 tahun, stroke dapat terjadi pada siapa saja kapan saja, tanpa memandang ras, jenis kelamin atau usia. Dari tahun 1997 hingga 2007, angka kematian akibat stroke tahunan jatuh sekitar 34 persen, dan jumlah sebenarnya kematian turun 18 persen

kemudian dari data didapatkan bahwa sekitar 55.000 lebih banyak perempuan dari pada laki-laki menderita stroke setiap tahunnya.

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional tahun 2013, prevalensi stroke di Indonesia berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan sebesar tujuh per mil dan yang terdiagnosis oleh tenaga kesehatan (nakes) atau gejala sebesar 12,1 per mil. Jadi, sebanyak 57,9 persen penyakit stroke telah Prevalensi stroke berdasarkan diagnosis nakes dan gejala tertinggi terdapat di Sulawesi Selatan (17,9%), DI Yogyakarta (16,9%), Sulawesi Tengah (16,6%), diikuti Jawa Timur sebesar 16 per mil sedangkan Sumatera Barat sebesar 12,2 per mil.

Diketahui bahwa stroke merupakan penyebab kematian terbesar ketiga didunia dengan laju mortalitas 18-37 % untuk stroke pertama dan 62 % untuk stroke berulang (Smeltzer, 2002). Dari beberapa hasil penelitian sebelumnya terlihat bahwa angka kejadian stroke berulang lebih tinggi dan sangat beresiko menyebabkan kematian bagi penderitanya. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya stroke berulang terutama disebabkan oleh peningkatan tekanan darah (Siswanto, 2007). Dalam hasil penelitian Adienta dan Handayani (2014) juga menyebutkan bahwa kejadian stres pada pasien stroke di RSUP. Dr. Kariadi Semarang cukup tinggi, dari 90 responden yang diteliti terdapat 71 orang mengalami stres. Kemudian dari fakta inilah yang menjadi salah satu alasan bahwa stres perlu mendapatkan perhatian khusus dari setiap penderita stroke.

(3)

berbicara nadnya tergesah- gesah, dan kurang bersemngat, serta pasien juga mengatakan bahwa kurang mendapat dukungan keluarganya di tunjukkan dengan pasien mengatakan bahwa jarang ditemani dengan keluarganya. Sedangkan 2 orang pasien (33.3%) tampak ceria dan saat menjawab pertanyaan teerlihat tenang dan pasien mengatakan bahwa dukungan keluarganya baik hal itu di tunjukkan pasien mengatakan bahwa keluarga didukung dan ditemani oleh keluarganya.

Pengalaman depresi dapat menjadi masalah bukan hanya karena menimbulkan tekanan emosional dan ketegangaan fisik, tetapi bisa menimbulkan penyakit. Terjadinya serangan stroke berulang pada penderita stroke umumnya dipicu dari spikologis pasien yang merasa menyerah terhadap penyakit dan kondisi tubuhnya yang mengalami kecacatan atau kelumpuhan jangka panjang pasca stroke, sehingga penderita tidak dapat melakukan aktivitas dan berperan seperti sebelumnya, hal ini juga dapat menimbulkan stres pada pasien stroke.

Dalam keadaan ini lah keluarga sangat diperlukan untuk meningkat kan semangat dan harapan hidup pasien. Motivasi penderita mungkin akan lebih meningkat jika penderita merasa adanya cinta keluarga, bahwa dengan keadaan apapun keluarga bisa tetap mengerti dan mencintai dirinya. Hal tersebut dapat diperoleh dengan memberikan dukungan keluarga pada penderita stroke, dimana dukungan keluarga bisa diberikan melalui beberapa cara dan salah satunya dengan memberikan perhatian emosional yang diekspresikan melalui rasa suka, cinta, atau empati, dan dukungan keluarga ini juga menurunkan kemungkinan sakit dan mempercepat pemulihan dari sakit (Taylor, et all., 2009).

Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini ingin mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan tingkat depresi pada pasien

stroke di RSUD. Prof. Dr Soekandar Kabupaten Mojokerto di poli saraf.

4.1.2 Data Umum

Data umum hasil penelitian ini merupakan data tentang karakteristik responden menurut jenis kelamin, usia, dan pendidikan pasien yang secara rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini. 4.1.2.1 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin di Poli Syaraf RSU Prof Dr

soekandar Kota

Mojokerto

Sumber : Data Primer, 2017

Berdasarkan tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden dengan jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 21 responden (60,0 %)

4.1.2.2 Karakteristik responden berdasarkan usia

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia di Poli Syaraf RSU Prof Dr soekandar Kota Mojokerto

No Jenis

Kelamin Frekuensi (f)

Perse ntase (%) 1 Laki – laki 14 40,0 2 Perempua

n 21 60,0

(4)

Sumber : Data Primer, 2017

Berdasarkan tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa hampir setengah responden berusia >45 tahun yaitu sebanyak 14 responden (40,0%)

4.1.2.3 Karakteristik

responden berdasarkan

pendidikan

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan di Poli Syaraf RSU Prof Dr

soekandar Kota

Mojokerto

Sumber : Data Primer, 2017

Berdasarkan tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa hampir setengah responden berpendidikan SMA/Sederajat yaitu sebanyak 16 responden (45,7 %)

4.1.3 Data Khusus

4.1.3.1 Karakteristik

responden berdasarkan

Dukungan keluarga

Tabel 4.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Dukungan keluarga di Poli Syaraf RSU Prof Dr soekandar Kota Mojokerto

Sumber : Data Primer, 2017

Berdasarkan tabel 4.5 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden menggunakan dukungan yang baik yaitu sebanyak 26 responden (74,3 %)

No Paritas Frekue

nsi Persentase (%) 1 20-35

tahun 8 22,9

2 36-45

tahun 13 37,1

3 > 45

tahun 14 40,0

Jumlah 35 100

No Pendidi

kan Frekuensi (f)

Persent ase (%)

1 SD 4 11,4

2 SMP/Se

derajat 12 34,3 3 SMA/Se

derajat 16 45,7 4 Pergur

uan

Tinggi 3 8,6

Jumlah 35 100

No Dukungan

Keluarga Frekuensi (f)

Persen tase

(%)

1 Baik 26 74,3

2 3

Cukup Kurang

7 2

20,0 5,7

(5)

4.1.3.2 Karakteristik

responden berdasarkan tingkat Depresi

Tabel 4.6 Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat Depresi di Poli Syaraf RSU Prof Dr

soekandar Kota

Mojokerto

Sumber : Data Primer, 2017

Berdasarkan tabel 4.6 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai tingkat Depresi minimal yaitu sebanyak 19 responden (54,3 %)

4.1.3.3 Hubungan Dukugan

Keluarga dengan Tingkat Depresi Pada Pasien Strokedi Poli Syaraf RSU Prof Dr soekandar Kota Mojokerto

Tabel 4.7 Tabulasi Silang Hubungan Dukugan

Keluarga dengan

Tingkat Depresi Pada Pasien Stroke di Poli Syaraf RSU Prof Dr

soekandar Kota

Mojokerto

Berdasarkan tabel 4.7 diatas, dapat diketahui bahwa dari 26 responden yang menggunakan dukungan keluarga baik dengan tingkat depresi minimal sebanyak 16 responden (61,5%), yang memiliki tingkat depresi ringan sebanyak 9 responden (34,6%), yang memiliki tingkat depresi sedang sebanyak 1 responden (3,8%), dan yang memiliki tingkat depresi parah sebanyak (0) responden (0%). Sedangkan diketahui bahwa dari 7 responden yang menggunakan dukungan keluarga cukup dengan tingkat depresi minimal sebanyak 3 responden (42,9%), yang memiliki tingkat depresi ringan sebanyak 3 responden (42,9%), yang memiliki tingkat depresi sedang sebanyak 1 responden (14,3%), dan yang memiliki tingkat depresi parah sebanyak (0) responden (0%). Serta diketahui bahwa dari 2 responden yang menggunakan TINGKAT_DEPRESI MINIMAL RINGAN

SEDANG PARAH Total

DUKUNGAN_KEL UARGA

f % f % f % f % f %

BAIK 16 61.5 9 34.6 1 3.8 0 0 26 100 CUKU

P 3 42.9 3 42.9 1

14.

3 0 0 7 100

KURA

NG 0 0 0 0 0 0 2 100 2 100

Total 19 54.3 12 34.3 2 5.7 2 5.7 35 100

No Tingkat

Depresi Frekuensi (f) Persentase (%)

1 Miniml 19 54,3

2 Ringan 12 34,3

3 Sedang 2 5,7

4 Parah 2 5,7

(6)

dukungan keluarga kurang dengan tingkat depresi minimal sebanyak 0 responden (0%), yang memiliki tingkat depresi ringan sebanyak 0 responden (0%), yang memiliki tingkat depresi sedang sebanyak 0 responden (0%), dan yang memiliki tingkat depresi parah sebanyak (2) responden (100%).

Berdasarkan hasil analisa uji sperman rho dilakukan dengan menggunakan SPSS (statistical packg for the social sciences ) diperoleh hasil ( =0,028 <α = 0,05 ) maka H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya bahwa ada hubugan dukungan keluarga dengan tingkat depresi pada pasien stroke di ruang poli syaraf RSUD Prof Dr soekandar kota Mojokerto.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Dukungan Keluarga

Berdasarkan tabel 4.5 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden menggunakan dukungan yang baik yaitu sebanyak 26 responden (74,3 %).

Dukungan keluarga adalah dukungan yang dirasakan oleh anggota keluarga/dapat diakses (dukungan sosial dapat atau tidak dapat digunakan, tetapi anggota keluarga menerima bahwa orang pendukung siap memberikan bantuan dan pertolongan jika dibutuhkan). (Friedman, 2010). Jenis – jenis dukungan keluarga yang diberikan berupa: Dukungan instrumental, Dukungan informasional, Dukungan penilaian, Dukungan emosional (Friedman, 2008). Adapun 2 faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga yaitu : faktor internal (tahap

perkembangan , tingkat pendidikan atau pengetahuan, faktor emosional dan spiritual), faktor eksternal ( praktik dikeluarga, sosial ekonomi dan latar blakang budaya) (stiadi 2010). Adapula sumber – sumber dukungan keluarga dapat berupa dukungan sosial keluarga internal seperti dukungan dari suami atau istri, saudara kandung atau dukungan dari anak dan dukungan sosial keluarga eksternal seperti sahabat, pekerjaan, tetangga, sekolah, kelompok rekreasi, tempat ibadah, dan praktisi kesehatan. kesejahteraannya atau dapat meningkatkan kreativitas individu dalam kemampuan penyesuaian yang adaptif terhadap depresi dan rasa sakit yang dialami.

(7)

responden bisa menyelesaikan masalahnya.Sedangkan hasil penelitian selanjutnya sebanyak 7 responden dengan dukungan keluarga cukup dikarenakan masih kurang bisa memahami bagaimana dukungan keluarga yang baik sedangkan 2 responden dengan dukungan keluarga yang kurang hal ini dikarenakan responden masih belum percaya tentang penyakit yang di alaminya serta masih malu untuk menceritakan jati dirinya serta penyakit yang di alaminya kepada keluarga serta dilingkungan sosial sekitarnya.

4.2.2 Tingkat Depresi

Berdasarkan tabel 4.6 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai tingkat Depresi minimal yaitu sebanyak 19 responden (54,3 %)

Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, temasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotor, menyerang kedalaman, teori kehilangan objek, teori organisasi kepribadian dan model ketidakberdayaan (Stuart dan Sudeen, 1998 dalam Azizah 2011).

Sebagian besar responden mempunyai tingkat depresi yang minimal dikarenakan sering mendapatkan motivasi dan dukungan dari keluarga serta orang dilingkungan sosial sekitarnya,

karna dengan menderita penyakit ini responden bisa diberikan kasih sayang yang lebih dari orang disekelilingnya (seperti saat datang ke poli responden sering diantarkan dan ditunggu), rasa percaya diri ketika mengambil keputusannya juga salah satu faktor alasan konsep diri yang positif.

4.2.3 Analisa Hubungan

Dukugan Keluarga dengan Tingkat Depresi Pada Pasien Stroke di Poli Syaraf RSU Prof Dr soekandar Kota Mojokerto.

(8)

tingkat depresi parah sebanyak (2) responden (100%).

Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian Abdullah dan Amrulullah (2014) yang membuktikan bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan tingkat depresi pada pasien hipertensi. Hasil penelitian ini mendukung apa yang dikatakan Niven (2002) bahwa dukungan keluarga merupakan faktor penting dalam manejemen depresi. Kajian psikologis kesehatan menunjukkan bahwa hubungan suportif secara keluarga juga bisa meredam efek depresi, membantu orang mengatasi depresi dan menambah kesehatan (Sarason dan Gurung, 1997 dalam Taylor, at., all, 2009). Orang-orang dengan dukungan keluarga tinggi dapat memiliki penghargaan diri yang lebih tinggi yang membuat mereka tidak mudah diserang depresi. Dukungan dari teman dan keluarga sangat diperlukan oleh seseorang yang mengalami depresi dan kecemasan, karena dengan mendapatkan dukungan dari orang lain seseorang yang mengalami depresi dan kecemasan tidak sendirian merasakan masalah yang dihadapinya.

Hasil penelitian ini dapat menjadi penambah pemahaman tentang pentingnya menjaga kondisi psikologis penderita stroke, dimana keluarga diharapkan lebih meningkatkan dukungannya kepada penderita stroke hal ini dimaksud kan agar penderita stroke dapat meningkatkan kesehatannya sehingga tidak mengalami keadaan yang berujung stres yang dapat menurunkan kesehatannya dan dapat menimbulkan kan serangan

stroke berulang. Terjadinya serangan stroke berulang pada penderita stroke umumnya dipicu dari spikologis pasien yang merasa menyerah terhadap penyakit dan kondisi tubuhnya yang mengalami kecacatan atau kelumpuhan jangka panjang pasca stroke, sehingga penderita tidak dapat melakukan aktivitas dan berperan seperti sebelumnya. Rendahnya motivasi dan harapan sembuh penderita serta kurangnya dukungan keluarga sangat berpotensi menimbulkan beban dan berujung pada stres (Kumolohadi, 2001 dalam Adienta dan Handayani, 2012).

(9)

5.1. Kesimpulan

Dukungan keluarga pada penelitian ini menunjukkan mayoritas pasien stroke memiliki dukungan keluarga yang baik yaitu terdapat 18 responden (74,3 %) Kemudian depresi yang dialami pasien stroke pada penelitian ini mayoritas depresi yang dialami adalah depresi minimal 19 responden (54,3%). Hal ini menunjukkan terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat depresi pada pasien stroke di pli syaraf RSUD Prof Dr Soekandar Mojokerto dengan tingkat signifikan (p) 0.028 (< 0,05)

5.2. Saran

5.2.1. Bagi pasien dan keluarga

Hasil penelitian ini memberikan informasi dan pengetahuan tentang hubungan dukungan keluarga dan depresi yang dialami penderita stroke sehingga ini dapat menjadi tambahan informasi bagi pasien dan keluarga

Keluarga diharapkan dapat lebih meningkatkan dukungan keluarga kepada penderita agar mencegah terjadinya keadaan depresi yang parah yang dapat mempengaruhi kesehatan penderita stroke.

5.2.2. Pendidikan keperawatan

Bagi pendidikan keperawatan diharapkan hasil ini dapat digunakan sebagai Evidence Base Practice dan masukan dalam pengembangan keperawatan khususnya keperawatan keluarga dan keperawatan Jiwa sehingga dapat menjadi tambahan referensi

tentang dukungan keluarga keluarga dan depresi penderita stroke

5.2.3. Pelayanan keperawatan

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien stroke baik pasien stroke rawat jalan dan rawat inap, hendaknya perawat memiliki pemahaman tentang pentingnya dukungan keluarga yang dapat berpengaruh terhadap kejadian depresi sehingga perawat dapat memberikan dorongan kepada keluarga agar keluarga lebih memperhatikan keadaan kesehatan pasien stroke tersebut.

5.2.4.

Penelitian keperawatan

Untuk penelitian keperawtan diharapkan penelitian ini dapat menjadi tambahan referensi tentang dukungan keluarga pasien stroke dan depresi yang dialami pasien stroke.

Menurunkan level depresi pada pasien gagal ginjal kronis dengan cara progressive muscle relaxation (akbar, 2017)

Stress level medim dialami oleh orang tua yang merawat anak dengan retardasi mental (akbar, 2017)

(10)

Relaksasi finger Teknik dengan bensin dapatmenurunkan nyeri post section secaria (windartik, 2017)

Senam argonomik dapat

menurunkan hipertensi (so’emah, 2017)

Stigma tentang gangguan jiwa berat masih menjadi pekerjaan rumah dalam masalah kesehatan jiwa (akbar, 2017)

Ada pengaruh erat tantara kualitas hidup dengan fungsi keluarga dimasyarakat (akbar, 2017)

Kecemasan dapat terjadi pada anak sekolah menjelang ujian akhir

(akbar, 2015)

Pencegahan diabetes dapat dilakukan dengan senam kaki diabetes (wahyuni, 2016)

Peran keluarga sangat penting dalam merawat pasien dengan gangguan jiwa (akbar, 2015)

Undur undur dapat digunakan obat alternative diabetes (akbar, 2013)

Status gizi sanat penting untuk lansia (saudah, 2014)

Konseling sangat penting dilaksanakan untuk pasien hiv (akbar, 2013)

DAFTAR PUSTAKA

Adienta & handayani. (2012). Stres pada Kejadian Stroke. Jurnal Nursing studies (Vol 1). Di unduh dari http//

e-journal-s1.Undip.ac.id/

index.php.jnursing pada tanggal 9 September 2014

Amelia, adiesta. (2013). Hubungan Pengetahuan Keluarga Tetang PenyakitStroke Dengan Dukungan Keluarga dalam Merawat Pasien Stroke di Ruang Rawat R4. RSUP. H. Adamalik Medan.skripsi

Battacica, Fransisca. (2008). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan GangguanSistem Persarafan. Jakarta : Salemba Medika.

Dahlan, Sopiyudin M. (2008). Statistik Untuk Kedokteran dan kesehatan. Jakarta: Salemba Medika

Dahlan, Sopiyudin M. (2008). Langkah-Langkah Membuat Proposal PenelitianBidang Kedokteran dan kesehatan. Jakarta: Sagung Seto. Friedman, Marilyn M. (1998). Teori dan Praktik Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC.

Hariyati, Sumarwati dan Handiyani. (2004). Pengaruh Menejemen StresTerhadap Kesiapan Pasien Stroke dan

Keluarga dalam Merencanakan Perilaku Adaptif Pasca perawatan di Rumah Sakit. Jurnal Keperawatan Indonesia Vol. 8, No. 1

Lumbantobing, S.M. (2004). Stroke Bencana Peredaran Darah ke Otak. Jakarta: Balai Penerbit FKUI

Muttaqin, Arif. (2008). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persyarafan. Jakarta: Salemba Medika.

(11)

National Safety Council. (2004). Manajemen Stres. Jakarta: EGC.

Notoadmodjo, S. (2010). Metodelogi penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Pandith, Hamzah dan Anggina. (2010). Hubungan Antara Dukungan Sosial Keluarga dengan Kepatuhan Pasien Diabetes Mellitus Dalam Melaksankan Program Diet di Poli Penyakit Dalam RSU. Cibabat Cimahi. Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

Potter & Perry. (2005). Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik (Volume 1) (Edisi 4). Jakarta: EGC

Akbar, A. (2017). THE INFLUENCE OF

PROGRESSIVE MUSCLE

RELAXATION TECHNIQUES ON

DEPRESSION LEVEL OF CRONIC

KIDNEY DISEASE PATIENT

UNDERGOING HEMODIALYSIS

THERAPY.

INTERNATIONAL

JOURNAL OF NURSING AND

MIDWIFERY SCIENCE (IJNMS)

,

1

(2),

111-121.

Akbar, A., & Zainuri, I. (2017). Is Stress

Levels And Coping Mechanism becomes

factor that affected Challanging of

Mother that have Children with Mental

Retardation.

INTERNATIONAL

JOURNAL OF NURSING AND

MIDWIFERY SCIENCE (IJNMS)

,

1

(1),

39-45.

Yuniarti, E. V., Windartik, E., & Akbar, A.

Effect Of Red Ginger Compress To

Decrease Scale Of Pain Gout Arthiris

Patients.

Windartik, E., Yuniarti, E. V., & Akbar, A.

(2017). Effectiveness of Relaxation

Handheld Fingertechnique and Benson

Relaxation to the Changes Level of Post

Operative Pain Sectio Caesarea in Rsi

Sakinah Mojokerto.

International

Journal of Scientific Research and

Management

,

5

(9), 7107-7111.

So’emah, E. N., Haryanto, A., & Akbar,

A. (2017). EFFECT OF ERGONOMIC

GYMNASTIC TO LIPID PROFILE

AND BLOOD PRESSURE IN

PATIENTS WITH HYPERTENSION AT

SUMBER AGUNG VILLAGE

JATIREJO DISTRICT MOJOKERTO

REGENCY.

AKBAR, A., & MUJIATI, L. (2017).

Perbedaan Profil Stigma Masyarakat

Tentang Pasien Gangguan Jiwa Di

Wilayah KerjaAntara Puskesmas Wates

Dengan Puskesmas Gedongan kota

Mojokerto.

JURNAL KEPERAWATAN

BINA SEHAT

,

9

(2).

Akbar, A., & Suganda, T. W. (2016).

HUBUNGAN FUNGSI KELUARGA

DENGAN KUALITAS HIDUP LANSIA

HIPERTENSI USIA LEBIH DARI 60

TAHUN DI DUSUN PASINAN

KRAJANDESASEKARGADUNG

KECAMATANPUNGGING

KABUPATEN MOJOKERTO.

JURNAL

KEPERAWATAN BINA SEHAT

,

14

(2).

Akbar, A., & Atmey, F. (2015).

HUBUNGAN DUKUNGAN

KELUARGA DAN KEPERCAYAAN

DIRI TERHADAP KECEMASAN

MENJELANG UJIAN AKHIR

(12)

JURNAL KEPERAWATAN BINA SEHAT

,

12

(2).

Wahyuni, B. D., & Akbar, A. (2016).

PENGARUH DIABETES MELLITUS

FOOT EXERCISES TERHADAP

PERUBAHAN KADAR GULA DARAH

PADA PENDERITA

DIABETESMELLITUS TIPE II.

JURNAL KEPERAWATAN BINA SEHAT

,

14

(2).

Akbar, A., & Erlina, W. (2015). PERAN

KELUARGA DALAM MERAWAT

PASIEN SKIZOFRENIA DI WILAYAH

KERJA PUSKESMAS

GEDONGANKOTA MOJOKERTO.

JURNAL KEPERAWATAN SEHAT

,

12

(02).

Akbar, A., & Kep, S. (2014). TINGKAT

STRESS PADA KELUARGA YANG

MEMPUNYAI ANAK DENGAN

RETARDASI MENTAL.

JURNAL

KEPERAWATAN BINA SEHAT

,

10

(2).

SAUDAH, N., & AKBAR, A. (2014).

HUBUNGAN ANATARA STATUS

NUTRISI DENGAN KUALITAS HIDUP

LANSIA.

JURNAL KEPERAWATAN

SEHAT

,

10

(01).

Akbar, A., Kep, S., Ns, E. W., & Kep, S.

(2013). PENGARUH TERAPI

UNDUR-UNDUR TERHADAP PENURUNAN

KADAR GULA DARAH PENDERITA

DIABETES MELLITUS.

JURNAL

KEPERAWATAN BINA SEHAT

,

8

(2).

Akbar, A. (2013). PENGARUH

KONSELING TERHADAP SIKAP

KLIEN VCT TENTANG HIV/AIDS DI

PUSKESMAS MENTIKAN KOTA

MOJOKERTO.

JURNAL

Gambar

Tabel 4.1responden berdasarkan
Tabel 4.3 Distribusiresponden berdasarkan

Referensi

Dokumen terkait

Teks dalam kerangka ini berkembang dari berita rahasia (sensitif) menjadi konsumsi publik. Saat kelembagaan anonimitas dilindungi oleh negara, ia berubah dari

Pesta?emokrasi nampaknya bakal menJadi pesta duka I karena rakyat tak tahu harus memilih apa dan siaoa. Tak I ada sosok yang benar-benaf nyata, lahir-batin. yarig akan I

Sekarang kita hendak menggunakan teorc~n yang berikut untuk menunjukkan U2 adalah terkait. Di sinilah geometri kerhezaan aka11 menolong

:Pada model pembelajaran Discovery Learning dan Probing Prompting , hasil belajar siswa yang memiliki minat tinggi tidak lebih baik daripada siswa yang memiliki minat

Berdasarkan tahapan evaluasi penawaran seleksi sederhana yang telah dilaksanakan Pokja Konstruksi II ULP Kabupaten Bangka Selatan, dengan ini kami mengundang saudara untuk

Anak yang memasuki proses peradilan pidana untuk menyelesaikan tindak pidana yang mereka lakukan harus diberikan perlindungan, salah satunya dalam pemberian bantuan hukum

Penanganan fisioterapi yang dapat dilakukan pada pasien yang mengalami inkontinensia urin meliputi kegel exercise dan core stability exercise, kegel exercise adalah

Pendidikan Konservasi adalah sebuah program yang dikemas dengan tujuan untuk memberikan pengetahuan kepada siswa pada khususnya dan masyarakat pada umumnya agar