• Tidak ada hasil yang ditemukan

Spiritualitas Penderitaan Ayub pdf 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Spiritualitas Penderitaan Ayub pdf 1"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1

Mengenal dan menghidupi Sabda Allah

A

YUB

:

M

ELIHAT

A

LLAH DI DALAM PENDERITAAN

1

S

IAPAKAH

A

YUB

?

 Adalah orang asing yang berasal dari Timur – dari Uz – timur laut Yordania? (Ay 1,1). Bisa dilihat juga di Kej 36,28 dan Rat 4,21. Mungkin dari daerah Edom. Yang jelas, dia bukan orang Israel, namun seorang yang jujur, takut akan Allah dan jauh dari kejahatan (ay 1).

 Figur Ayub adalah figur umum orang di setiap zaman, yang hidup dengan dinamika penderitaan, pujian, kebahagiaan, air mata, bahkan dari tangisan orang yang tidak bersalah. Ayub adalah figur dari manusia yang berbicara, yang bertindak dan yang bertengkar dengan Allah. Inilah figur Reactio hominis all’Actio-Dei (reaksi a usia di hadapan Allah yang bertindak).

 Ayub berasal dari kata yahudi Ijjob, berarti dimana ayahku. Dalam fonetik yang mirip, yaitu

oyeb, berarti musuh. = nemico. Keutamaan dasarnya adalah tā we jašar = manusia yang terintagrasi dan jujur.

2

K

ITAB

A

YUB

 Buku ini kerap disebut dengan Nyanyian penderitaan. Manusia yang sungguh mulia dan benar ini, tidak dikenal kecuali oleh dirinya sendiri dan oleh Allah.

 Tema yang mencolok adalah penderitaan, namun sebuah penderitaan yang dihidupi, didalami, dianalisis dan dilihat sebagai sebuah cobaan iman.

 St. Thomas dari Aquino berkomentar: Buku ini mengandaikan bahwa awal ciptaan itu diatur oleh Penyelenggaraan Ilahi. Namun, bertentangan dengan karakter Penyelenggaraan Ilahi yang selalu baik adalah penderitaan orang-orang benar dan kebahagiaan orang-orang tidak benar. Kelompok orang yang terakhir ini bisa dipahami karena belas kasih Allah. Namun, bagaiaman dengan kelompok pertama? Apakah orang benar dicobai tanpa motivasi yang jelas? Nampaknya, ini menggoncangkan ide tentang Allah yang maha baik dan Penyelenggaraan Ilahi yang selalu baik.

 Suara Ayub bukanlah sebuah erangan ratapan sederhana, melainkan sebuah tantangan bagi konsep beriman kuno, sebuah pemikiran teologis dan filsafat kebijaksanaan menuju kehidupan beragama yang lebih autentik serta sebuah kritik pada institusi keagamaan dan sosial yang membelenggu.

 Buku ini ditulis sekitar tahun 400 a.C. Berbagai macam redaksi diolah sekitar seabad hingga bentuk yang definitif sebelum tahun 190 a.C. Sebagai cek, teks Kitab Putra Sirakh 49,9 mengingatkan lagi akan kisah Ayub.

 Teks asli adalah bagian prolog (bab 1 dan 2) dan epilog (42,7-17). Inilah teks awal dan teks dasar dari kisah Ayub.

 Pada prolog, dialog terjadi di dua tempat: di surga dan di atas bumi:

» 1,1-5: Prologo di atas bumi.

» 1,6-12: Prologo di surga.

» 1,13-22: Percobaan Ayub.

» 2,1-6: Situasi dewan surgawi.

» 2,7-10: Penderitaan Ayub.

» 2,11-13: para sahabat Ayub.  Pada epilog

» Allah menghantar Ayub untuk memahami bahwa Dia dan rencana keselamatan-Nya tidak bisa dipahami dalam skema rasional dan logis, serta segala sesuatu, yang bagi manusia adalah misteri, hanya bisa dipahami dan diterangi oleh iman yang terikat pada Logika ilahi yang gratis, bebas, tiada batas dan transcenden.

(2)

2

kontemplasi misteri Rencana Keselamatan Allah yang gratis dan penuh dengan cinta kasih dari Allah yang mencipta dan menebus. Jadi, bukan saja mengenal-Nya karena kata orang, melainkan melihat-Nya dengan mata sendiri (cf Gb 42,5).

 Ada tiga sahabat yang berdialog dengan Ayub:

» Elifaz, sahabat pertama, memegang perang seorang cenayang, seorang nabi.

» Bildad (berît) lebih sebagai ahli hukum – penjamin perjanjian.

» Zofar, orang bijak yang etrus menerus mengarahkan diri pada kebijakan tradisional dan konvensional umat Israel (Taurat!)

 Tema pokok yang mereka ajukan: doktrin retribusi (orang baik mendapat berkat, orang berdosa mendapat kutukan). Di sinilah terdapat jantung dari buku itu, yaitu sebuah perjuangan melawan ide keagamaan yang kaku dan fondamentalistik. Sebuah tema yang tidak mudah karena merembet pada tema: misteri kejahatan, penderitaan manusia, hukum retribusi, persahabatan, transendensi

– kebaikan – kemahakuasaan Allah, dan akhirnya, makna pengharapan serta kepercayaan pada Kehendak Allah.

 Tokoh lain yang muncul adalah Elihu di bab 28 dengan empat diskursusnya (bab 32-33; 34; 35; 36-37). Di sini ada sebuah pedagogi penderitaan. Penderitaan dilihat sebagai sebuah model pendidikan yang ditawarkan Allah kepada orang baik dan benar, sedangkan kepada mereka yang tidak baik dan benar, penderitaan adalah sebuah jalan penyucian diri untuk makin memahami, menyelami dan makin mengenal karya Ilahi. Maka, tawaran dari kitab Ayub adalah tidak tergesa-gesa mencari sebuah jawaban etika atau teodicea, melainkan menyingkap dan mengkontemplasikan Cinta Kasih Allah.

 Bab 38-42, Allah tidak mengungkapkan kepada Ayub alasan dan misteri di balik penderitaannya, namun membantunya untuk memahaminya. Seperti hati manusia yang tidak sanggup memahami semua misteri Penyelenggaraan Ilahi, demikian juga tentang drama misteri penderitaan ini tidak bisa dijelaskan dengan logika akal budi, melainkan dengan iman di dalam Allah dan dalam cinta kasihnya terlebih lagi ketika manusia itu sendiri tidak bisa memahami jalan-jalannya. Justru di sinilah awal perjalanan kita. Sebuah perjalanan yang tidak berhenti pada misteri hal-hal di atas bumi, melainkan yang terus melebar hingga bidang moral dan keagamaan.

 Allah membenarkan bahwa Ayub menderita dengan tidak adil, tapi menegaskan juga bahwa argomentasinya keliru: keadilan manusia saja cukup untuk membaca dan memahami inti dan alasan segala sesuatu / segala peristiwa. Terlalu PD.

 Dari pengalaman Teofania, Ayub memahami: manusia tidak bisa memahami makna akhir dari kehidupannya tanpa jerih payah dan keringat bercucuran. Konsep keadilan retributif manusia tidak bisa membangun dasar pemahaman ini. namun, manusia diciptakan seturut dengan citra Allah (Kej 1,26). Jika dia menerima kehidupan, dia bisa menjadi protagonis kehidupan itu sendiri.

3

R

ENUNGAN TENTANG PENDERITAAN

 Kita sedang merenungkan kisah sengsara Yesus dan Roh Kudus sedang menuntun kita untuk menghidupi misteri penderitaan kita di dalam penderitaan Yesus sendiri. Karena, Sebuah penderitaan yang dimaknai dari penderitaan itu sendiri, tidak membawa keselamatan melainkan frustasi, putus asa dan tiada pengharapan.

 Mari kita melihat natura dari penderitaan dan makna keselamatan di dalamnya.

(3)

3

 Makna penderitaan yang pertama adalah mempersatukan. Lewat penderitaan, ktia diajak untuk mepersatukan diri dengan Yesus Kristus dan tinggal bersama-Nya pada saat Dia menjalani jalan salib-Nya. Dia pun menderita seperti kita dan dengan penderitaan-Nya, Dia menjadi solider dan turut merasakan penderitaan kita juga. Inilah dimensi mistik dari kehidupan katolik. Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Roma menulis demikian: Jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan kristus, yaitu, kika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia (Rm 8,17). Dan kepada Timotius dia menuliskan: Jika kita mati dengan Dia, kita pun akan hidup dengan Dia (2Tim 2,11).

 Makna kedua dari penderitaan adlah impetrativo atau perantara. Seringkali ketika kita berdoa, terasa bahwa doa itu kuat, kaya dan menonjolkan keteguhan iman. Namun, di lain waktu, nampak juga ada partisipasi yang kurang integral dari jati diri kita. Penderitaan bisa meneguhkan doa-doa kita dengan kekuatan pengalaman hidup yang kita miliki. Maka, penderitaan pun bisa menjadi sebuah doa kehidupan yang terbaik di hadapan Allah. Paulus menjelaskannya begini: Sebabkita tahu, bahwa sampai sekarang segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin. Dan bukan hanya bereka saja, tetapi kita yang teah menerima karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalamhati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita. Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan (Rm 8,22-24).

 Makna ketiga dari penderitaan adalah reparasi. Maksudnya, penderitaan itu memberi kesempatan pada kita untuk memperbaiki efek kesalahan dan dosa yang kita lakukan. Setiap dosa menyebabkan kesengsaraan kepada Allah dan sesama. Pekerjaan kita, jerih payah kita dan keringat yang kita keluarkan untuk melakukan hal-hal yang baik merupakan salah satu jalan kecil untuk memperbaiki efek dari kesalahan dan dosa. Dan dengan demikian, kita pun sudah menghidupi dimensi purgatorio (api penyucian) di masa depan, untuk mempersiapkan pertemuan final kita dengan Allah yang maha suci.

 Makna keempat dari penderitaan adalah sebagai korban, yaitu tidak hanya untuk memperbaiki efek dari dosa kita, melainkan juga dari orang lain. Tidak bisa kita menanggung dosa orang lain, melainkan kita bisa menanggung konsekuensi dan efek yang muncul – demi mereka. Dimensi ini amat luas dan memerlukan kerendahan hati serta kesiapsediaan untuk berkorban. Paulus menegaskan begini: Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita karena kamu, dan menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuh-Nya, yaitu jemaat (Kol 1,24).

 Makna kelima dari penderitaan adalah penyucian. Penderitaan mengijinkan kita untuk membebaskan diri dari ikatan-ikatan dan hal-hal yang sekunder dan tidak berguna secara esensial pada kehidupan. Dengan melepaskan diri dari hal-hal ini, banyak orang menemukan dimensi makna lebih dalam dari fungsi barang, benda, hal dan relasi yang ada di sekitar mereka. Dengan demikian, penderitaan membantu orang untuk menangkap makna dan nilai terdalam segala sesuatu.

4

I

N BREVE

,

 Titik pijak untuk sebuah pengalaman mistik adalah keyakinan teguh akan cintakasih tidak bersyarat dari Allah. Allah sudah terlebih dahulu mencintai dan mengampuni kita, sebelum kita tersadar bahwa kita dicintai dan diampuni.

 Kerangka berpikir St. Paulus: Aku hidup di dalam iman akan Yesus yang telah mencintaiku dan memberikan hidupnya bagiku.

(4)

4

 Apakah untungnya berbagi penderitaan dengan Yesus yang menderita? Kemungkinan memberi makna lebih dalam pada penderitaan: setiap waktu adalah berharga. Maka tidak boleh dibuang begitu saja atau dihidupi biasa-biasa saja. Semuanya memiliki makna. Segalanya berahmat, juga saat-saat penderitaan yang sulit sekalipun, tidak akan ada yang sia-sia, jika dipersembahkan kepada Yesus.

 Proses menghidupi penderitaan:

» Menyadari cinta kasi Allah di atas segalanya.

» Sikap lepas bebas sebagai keterbukaan untuk menerima kehendak Allah.

» Menerima sakit dan derita sebagi jalan khusus menuju kepada kekudusan.

» Identifikasi dengan penderitaan Yesus.

» Kegelapan rohani: dimanakah keselamatanku? Pencarian dengan rendah hati dan menerima bahwa keselamatan hanya berasal dari Allah yang maha kasih.

» Berserah diri: Ya Yesusku, Tuhan dan Allahku.

5

R

EFLEKSI

 Bagaimanakah dina ika bati ku u tuk e ghidupi pe deritaa salib pada asa lalu? Apakah harapanku ke depan?

 Dalam setiap penderitaan, bagaimana cara kita untuk melihat maksud dan rencana Tuhan supaya kita berubah?

 Apakah dalam kemalangan, dan penderitaan, Tuhan hadir dan memberikan berkat kepada kita?

6

B

AHAN RENUNGAN

 Ef 6,10-20 Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah. Undangan dari Paulus adalah menemukan di dalam Allah segala kekuatan yang perlu untuk hidup.

 Lk 22,54-62 Petrus mengikuti dari jauh. Ketika Yesus sedang menghadapi penghakiman, Petrus menyangkalnya. Renungkan tatapan mata Yesus kepada Petrus.

 Lk 22,63-71 Jika Engkau adalah Kristus, katakanlah pada kami. Interogasi di Sanhedrin tidak disertai dengan disponibilitas / kesediaan untuk menerima Yesus.

 Mt 27,1-10 Kemudian Yudas menyesal. Setelah penghakiman Yesus dari Sanhedrin, Yudas menyadari kesalahannya dan mencoba untuk menebusnya.

 Rm 8, 35-39 Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan, atau kesesakan,

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pemanfaatan media gambar untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan deskripsi pada siswa kelas II SDN

Diharapkan penelitian ini dapat memperluas ilmu mengenai investasi di pasar modal dan dapat menjadi rujukan penelitian selanjutnya dalam hal variabel makro dan indeks

Hingga generasi muda saat itu yaitu Diter Rot yang tergila-gila dalam menulis catatan hariannya berupa buku seni, juga Joseph Beuys membuat ilustrasi karya

Sehingga dapat disimpulkan bahwa bahan ajar berupa Lembar Kerja Mahasiswa (LKM) matematika berbasis penemuan terbimbing (guided discovery learning) pada materi matriks

Kewajiban Pembayaran Bank Umum yang dijamin oleh Pemerintah meliputi pembayaran kepada Kreditur atau Nasabah Penyimpanan dalam negeri dan luar negeri, baik dalam mata uang

✓ Melalui zoom guru memberi salam, mengecek keadaan peserta didik, dan mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan. ✓ Guru mengajak peserta didik berdoa untuk

Unsur Sapta Pesona yang ketujuh yaitu Kenangan yang didapat setelah berkunjung ke suatu obyek wisata dan untuk para wisatawan yang telah berkunjung ke obyek wisata Candi