Mitos Burung Wiwik/Kedasih.
Suara burung Wiwik/Kedasih yang merintih dan mendayu-dayu sering dikaitkan dengan kabar buruk atau kabar maut. Orang Jawa, Sunda dan Betawi bilang akan ada kabar buruk atau akan ada orang meninggal bila mendengar suara burung ini. Ada seorang teman saya pernah mengatakan, kalau kita menangkap burung ini dan menyembelihnya, maka akan terlihat jeroan tubuh burung ini hanya kapas putih saja!
Kicauan burung wiwik sebenarnya tidak perlu terlalu ditakuti karena suaranya tergantung pada suasana hatinya sendiri. Pada musim hujan, suaranya jadi murung. Nada suaranya rendah atau menurun, seperti orang kecewa: pi-u-wit, pi-u-wit. Sementara pada saat suasana cerah dan ketersediaan pakan melimpah, burung ini sangat girang sehingga nada suaranya pun ikut riang: ti-ti-tuit, tii-ti-tuit, tii-ti-tuit. Nyanyian hati yang berbunga-bunga ini diteriakkan berulang kali sampai membuat gemas pendengarnya.
Nah, suara yang ditakuti manusia sebenarnya terjadi karena suasana hati wiwik yang sedang mendung seperti cuaca saat itu. Kicauannya memang jadi terdengar menyedihkan: hiii-tii-ti-ti, tir-ri-ri-ri-ri, hiii-hiii-tii-ti-ti, tir-ri-ri-ri-ri, berulang dua sampai tiga kali. Bunyi sedih itu pula yang oleh orang Jawa dijadikan pertanda akan ada orang meninggal."Apakah ada hubungan antara hati burung yang sedih dengan ajal, atau cuaca yang mendung dengan orang meninggal? Sampai saat ini tak ada yang pernah menguji dan membuktikannya secara ilmiah. Artinya, ramalan burung wiwik belum bisa disebut akurat dan berlaku universal".
▸ Baca selengkapnya: mitos burung elang
(2)